MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BERKELANJUTAN DI INDONESIA Keynote Speech oleh: Dr. (HC) Ir. Djoko Kirmanto, Dipl. HE. Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Disampaikan dalam: The Second International Conference on Sustainable Infrastructure and Built Environment 2013 Aula Barat Institut Teknologi Bandung Bandung, 19 November 2013
Yang terhormat, Rektor Institut Teknologi Bandung, Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB, Para Pembicara dan Praktisi Pembangunan Infrastruktur, Bapak, Ibu, dan Hadirin Sekalian. Assalamu alaikum Wr. Wb., Salam sejahtera bagi kita semua Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-nya, kita semua dapat menghadiri The Second International Conference on Sustainable Infrastructure and Built Environment pada hari ini. Kami mengapresiasi Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB yang telah menyelenggarakan acara yang penting ini, sebagai forum diskusi dalam membangun infrastruktur berkelanjutan di Indonesia. 1
Pada kesempatan ini, perkenankan saya menyampaikan peran dan arahan kebijakan Kementerian Pekerjaan Umum dalam pengembangan infrastruktur berkelanjutan di Indonesia. Kita semua sepakat bahwa infrastruktur berkelanjutan berarti mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus mempertahankan kelestarian lingkungan dan kualitas permukiman, serta meningkatkan modal sosial masyarakat, tanpa mempengaruhi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya melalui pembangunan infrastruktur yang handal. Jika kita berbicara tentang pembangunan berkelanjutan, ada 3 (tiga) aspek yang perlu diperhatikan, yaitu aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Berbagai isu dan tantangan perlu diantisipasi dalam memenuhi tujuan pembangunan dari ketiga dimensi tersebut secara berkesinambungan. Saat ini, lebih dari 1 miliar penduduk dunia hidup dalam kemiskinan ekstrim, 2
sementara ketimpangan pendapatan di dalam negara dan di antara negara terus meningkat. Di samping itu, pola konsumsi yang berlebihan dan keterbatasan produksi, telah mengakibatkan biaya ekonomi dan sosial yang tinggi, serta dapat merusak ekosistem bumi. Untuk mencapai pembangunan berkelanjutan diperlukan tindakan global dan solusi lokal untuk menunjang kemajuan ekonomi dan sosial, serta menjaga kelestarian lingkungan. Kita harus menyadari bahwa ruang yang kita nikmati saat ini bukan sesuatu yang kita warisi dari nenek moyang kita, tetapi merupakan ruang yang kita pinjam dari anak-cucu kita. Dalam pembangunan berkelanjutan, peran infrastruktur sangat penting karena berdampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi, kehidupan sosial, dan juga perlindungan lingkungan. Semua negara harus mempunyai sistem yang lebih efisien dan lebih handal di bidang transportasi, air minum, dan sanitasi untuk 3
mensejahterakan dan meningkatkan kualitas hidup warganya. Oleh karena itu, seminar ini merupakan momen yang baik untuk meningkatkan pemahaman kita dalam mewujudkan pembangunan infrastruktur berkelanjutan. Bapak, Ibu Sekalian, Sebagaimana kita ketahui bersama, Indonesia merupakan negara dengan populasi tertinggi ke-empat di dunia, dengan jumlah penduduk sebesar 244 juta jiwa pada tahun 2012. Saat ini, separuh penduduk Indonesia telah tinggal di kawasan perkotaan. Mengingat laju urbanisasi yang cukup tinggi, diperkirakan penduduk di perkotaan akan mencapai 68% pada tahun 2025. Kondisi ini membutuhkan kecukupan pasokan pangan, air, dan energi untuk mendukung kegiatan sosial ekonomi di perkotaan. 4
Saat ini kita boleh berbangga bahwa kondisi ekonomi Indonesia semakin baik dari waktu ke waktu. Pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif tinggi dan stabil dalam lima tahun terakhir, yaitu 5% sampai 6%. Apabila tingkat pertumbuhan ini dapat dipertahankan, maka kita bisa menjadi salah satu negara maju di masa mendatang. Pendapatan per kapita juga telah menunjukkan trend peningkatan positif, yang sejalan dengan penurunan tingkat kemiskinan. Meskipun demikan, perlu diketahui bahwa investasi infrastruktur di Indonesia masih belum cukup memadai. Data Bappenas menunjukkan bahwa proporsi investasi pembiayaan pembangunan infrastruktur yang bersumber dari APBN, APBD, BUMN, dan Swasta masih sebesar 4,72% dari total Produk Domestik Bruto (PDB). Nilai ini lebih kecil dari investasi infrastruktur Cina yang mencapai 9% - 11% dari PDB, atau India yang proporsi pendanaan infrastrukturnya mencapai 7%. 5
Peningkatan investasi infrastruktur perlu menjadi perhatian kita bersama agar proporsi tersebut bertambah setiap tahunnya sehingga menjadi lebih proporsional dan berdaya saing. Hadirin yang saya hormati, Infrastruktur yang handal mempunyai peran kunci dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menunjang pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kualitas lingkungan. Pembangunan infrastruktur pekerjaan umum mempunyai dampak ganda untuk berkontribusi dalam meningkatkan produktivitas kegiatan pertanian, industri, transportasi, dan perikanan. Dengan kata lain, pembangunan infrastruktur memiliki efek yang tinggi sehingga dapat memperluas lapangan pekerjaan. Infrastruktur juga berperan dalam meningkatkan kualitas lingkungan melalui mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, 6
konservasi daerah aliran sungai, pengembangan konstruksi hijau, dan peningkatan kualitas lingkungan permukiman. Dalam membangun infrastruktur yang handal, Indonesia dihadapkan dengan beberapa tantangan dan isu strategis, yang perlu diantisipasi oleh seluruh pemangku kepentingan. Isu pertama terkait dengan disparitas infrastruktur antara wilayah barat dan timur Indonesia, antara Pulau Jawa dan pulau lain di luar Jawa, serta antara perkotaan dan perdesaan. Pembangunan infrastruktur yang tidak seimbang ini menyebabkan tingkat kesejahteraan yang tidak merata antar daerah. Isu lainnya berkaitan kebijakan desentralisasi yang dimulai sejak tahun 1999, yaitu pemerintah pusat melimpahkan sebagian kewenangannya kepada pemerintah daerah. Kebijakan ini mempengaruhi proses 7
pengambilan keputusan dan sistem administrasi pemerintahan, termasuk dalam pembangunan infrastruktur. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, dan Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, telah memberikan tanggung jawab lebih kepada Pemerintah Daerah dalam berbagai bidang pembangunan, kecuali dalam 6 (enam) urusan yaitu: politik luar negeri, pertahanan, keamanan, moneter dan fiskal nasional, yustisi, serta agama. Akan tetapi, secara umum desentralisasi kewenangan ini belum diikuti secara efektif dengan peningkatan kapasitas fiskal pemerintah daerah, sehingga menimbulkan berbagai permasalahan dalam pembangunan termasuk di bidang infrastruktur. Minimnya pendanaan pemerintah daerah untuk investasi, operasi dan pemeliharaan infrastruktur menyebabkan rendahnya kualitas infrastruktur yang terbangun sehingga belum memenuhi standar pelayanan minimal (SPM). 8
Isu lainnya terkait dengan perubahan iklim yang disebabkan emisi gas rumah kaca. Fenomena perubahan iklim ini telah menaikkan permukaan air laut dan mengubah daur hidrologis, yang meningkatkan intensitas bencana klimatologis. Inter-Governmental Panel of Climate Change (IPCC) memperkirakan kenaikan permukaan laut hingga 29 cm pada tahun 2030. Kondisi ini dapat membahayakan eksistensi pulau-pulau kecil di Indonesia, termasuk 92 pulau terluar yang menentukan batas teritori Indonesia. Pada bidang pertanian, kita dihadapkan pada persoalan tingginya alih fungsi lahan. Di Pulau Jawa dan Bali, diperkirakan terdapat 3.600 hektar lahan pertanian dari 3,5 juta hektar lahan yang merepresentasikan 41% dari total lahan pertanian di Indonesia yang berubah fungsi setiap tahunnya. 9
Terkait dengan masalah keberlanjutan lingkungan, studi yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum pada tahun 2011 menunjukkan bahwa Pulau Jawa dan Bali mengalami defisit Telapak Ekologis, jika dibandingkan dengan bio kapasitas lingkungannya. Hal ini menunjukkan bahwa kedua pulau tersebut kekurangan lahan produktif dan sumber daya alam yang dibutuhkan untuk mendukung pola konsumsi penduduknya. Di samping itu, Indonesia juga menghasilkan gas rumah kaca yang mengubah komposisi atmosfir sehingga menyebabkan pemanasan global. Kerusakan hutan yang cukup tinggi telah menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara emitor gas rumah kaca di dunia. Terkait dengan perubahan iklim, Indonesia menghasilkan emisi gas rumah kaca sebesar 2,33%, sedangkan Amerika Serikat menghasilkan 16,26% emisi. Hal ini berarti emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh Amerika Serikat adalah hampir delapan kali Indonesia, dengan 10
perbandingan populasi Indonesia di tingkat global sebesar 3,51% dan Amerika Serikat sebesar 4,54%. Dalam hal ini diperlukan kepedulian semua pihak untuk berupaya secara berkesinambungan mengurangi emisi gas rumah kaca. Bapak, Ibu, dan Hadirin yang berbahagia, Dalam mendorong pembangunan infrastruktur berkelanjutan di tanah air, Pemerintah Indonesia telah menyusun perangkat peraturan perundang-undangan sebagai dasar kebijakan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum. Peraturan-peraturan tersebut antara lain meliputi UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, UU No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, UU No. 38 tahun 2004 tentang Jalan, UU No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Persampahan, UU No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, UU No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, serta Peraturan Menteri PU No. 11 tahun 2012 tentang Rencana Aksi Nasional Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim. 11
Berdasarkan peraturan perundang-undangan tersebut, Kementerian PU mengutamakan pembangunan dengan pendekatan Pro Poor, Pro Growth, Pro Job, dan Pro Green. Dengan pendekatan ini, pembangunan infrastruktur diharapkan dapat memicu pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan peningkatan kualitas lingkungan permukiman secara berkelanjutan. Untuk itu, Kementerian PU telah menyelenggarakan berbagai program dengan tujuan untuk mengurangi kemiskinan dan memperluas lapangan pekerjaan; untuk memperkecil ketimpangan regional dan mendukung kawasan perbatasan dan pulau terpencil melalui penyediaan infrastruktur dasar berbasis komunitas; untuk menjaga ketahanan pangan dan meningkatkan distribusi barang dan jasa; serta untuk meningkatkan investasi infrastruktur dengan mengembangkan Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) serta pencapaian target MDGs. 12
Salah satu program yang telah dilaksanakan adalah pembangunan sistem jalan nasional yang handal, terpadu, dan berkelanjutan. Sistem jalan nasional ini sangat penting dalam mendukung aktivitas ekonomi, terutama untuk meningkatkan konektivitas bagi distribusi barang dan jasa. Kementerian PU juga telah mulai mengembangkan konsep Green Road, sebagai upaya mengurangi dampak konstruksi jalan terhadap lingkungan. Kementerian PU juga menerapkan pengelolaan sumber daya air terpadu (integrated water resource management), yaitu air baku dikelola terpadu dengan memperhatikan aspek lingkungan di dalam mengoptimasi pemanfaatan air untuk peningkatan produktivitas dan kesejahteraan publik. 13
Bapak, Ibu, Hadirin yang Saya Hormati, Dalam menjaga kualitas lingkungan permukiman, Kementerian PU juga memadukan teknologi tinggi dengan teknologi konvensional untuk meningkatkan cakupan pelayanan air minum dan sanitasi. Selain pengolahan air baku menjadi air minum secara konvensional, juga mulai dikembangkan teknologi penyulingan air laut melalui proses reverse osmosis, seperti di Pulau Madura dan Tanjung Pinang. Selain itu, teknologi membrane bioreactor juga telah diterapkan untuk meningkatkan kualitas efluen hasil olahan air limbah perkotaan. Kementerian PU juga telah memprakarsai Program Kota Hijau dan Infrastruktur Hijau. Program ini mendorong aksi lokal untuk memperluas ruang terbuka hijau dan menghemat pemanfaatan energi dan air bersih. 14
Sampai saat ini, Program Kota Hijau telah dilaksanakan di 112 kota/kabupaten di tanah air, disertai dengan penyediaan prasarana RTH di 487 lokasi. Melalui program ini, diharapkan terjadi perluasan ruang terbuka hijau sehingga mencapai 30% dari luas wilayah kota, sesuai amanat undang-undang. Konstruksi bangunan gedung hijau yang mempertimbangkan perspektif lingkungan juga telah diterapkan sebagai paradigma baru. Sebagai contoh, bangunan gedung kantor Kementerian PU yang baru saja dibangun dapat mengurangi penggunaan air sebesar 28% dan menghemat konsumsi listrik sebesar 61%. Gedung ini juga telah mendapatkan penghargaan dari Green Building Council Indonesia dengan sertifikat tingkat platinum. Ke depan, persiapan Green Building tentunya akan semakin ditingkatkan. 15
Untuk meningkatkan keberlanjutan dan efektivitas pembangunan infrastruktur pemukiman di tanah air, mulai tahun ini Kementerian PU juga sedang mengembangkan program Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Berkelanjutan di 174 kabupaten/kota strategis nasional. Pada kabupaten/kota strategis nasional tersebut, akan dibangun keterpaduan prasarana air minum dan sanitasi, infrastruktur permukiman, serta penataan bangunan dan lingkungan, berdasarkan arahan rencana tata ruang wilayah. Bapak, Ibu, dan Hadirin sekalian, Dengan memperhatikan isu strategis yang ada serta pengalaman dalam pembangunan infrastruktur, maka seluruh pemangku kepentingan harus dapat bekerjasama dalam pembangunan infrastruktur. 16
Pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, serta masyarakat bertanggung jawab secara kolektif dalam membangun, mengoperasikan dan memelihara infrastruktur agar berkelanjutan. Kita, sesuai dengan peran, kewenangan, dan tanggung jawab masing-masing, selain dengan bersinergi, perlu melakukan aksi nyata baik pada skala lokal di lingkungan sekitar kita, skala kawasan, skala perkotaan, dan bahkan pada skala regional. Berbagai kegiatan pembangunan yang dilakukan sudah semestinya senantiasa menerapkan prinsip-prinsip keterpaduan pembangunan berkelanjutan, dengan mengarusutamakan pelestarian atau perlindungan lingkungan, sembari meningkatkan produktivitas ekonomi dan nilai tambah sosial. 17
Akhir kata, saya berharap pada Konferensi ini dapat tercipta dialog dan diskusi yang produktif untuk mendorong pembangunan infrastruktur berkelanjutan secara nasional dan global. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-nya bagi kita semua untuk membangun keberlanjutan tanah air yang kita cintai ini. Terima Kasih, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto 18