BAB 1 PENDAHULUAN. Semua orang mengenal logam emas, tetapi tidak tahu dari mana emas berasal.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. industri adalah baja tahan karat (stainless steel). Bila kita lihat di sekeliling kita

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN 50 KOTA DAN SIJUNJUNG, PROVINSI SUMATERA BARAT

16 - Peringkat 8 penghasil gas alam terbesar dunia sebesar 7,2 trillion cubic feet. 3. Potensi Emas Indonesia - Cadangan emas Indonesia berkisar 2,3 %

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Repub

Bab II. Kriteria Geologi dalam Eksplorasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Batubara merupakan bahan galian yang strategis dan salah satu bahan baku energi

BAB I PENDAHULUAN. pada prosesnya itu sendiri membutuhkan berbagai macam media pendukung agar

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hasil survei tahun 2009 yang dilakukan oleh International Finance Corporation

JENIS DAN TIPE ENDAPAN BAHAN GALIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SMP kelas 7 - KIMIA BAB 2. UNSUR, SENYAWA, DAN CAMPURAN LATIHAN SOAL

Tentang Pemurnian dan Pengolahan Mineral di Dalam Negeri

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari pulau yang berukuran besar hingga pulau-pulau kecil yang sangat banyak

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1980 Tentang : Penggolongan Bahan-bahan Galian

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BIJIH BESI OLEH : YUAN JAYA PRATAMA ( ) KEOMPOK : IV (EMPAT) GENESA BIJIH BESI

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN. PT Antam (Persero) Tbk merupakan perusahaan pertambangan yang

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

V E R S I P U B L I K

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL LOGAM BESI GUBERNUR JAWA BARAT

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. investor saham. Mengacu data statistik dari hingga 20 Desember 2013, year to

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1980 TENTANG PENGGOLONGAN BAHAN-BAHAN GALIAN. Presiden Republik Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber

BARANG TAMBANG INDONESIA II. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi

WILAYAH PERTAMBANGAN DALAM TATA RUANG NASIONAL. Oleh : Bambang Pardiarto Kelompok Program Penelitian Mineral, Pusat Sumberdaya Geologi, Badan Geologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertambahan penduduk telah meningkatkan kebutuhan terhadap sandang,

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu. sehingga tercipta alat-alat canggih dan efisien sebagai alat bantu dalam

BAB I PENDAHULUAN. Penemuan logam memberikan manfaat yang sangat besar bagi. kehidupan manusia. Dengan ditemukannya logam, manusia dapat

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

n.a n.a

MATERIAL TEKNIK LOGAM

BAB I PENDAHULUAN. udara, air dan tanah berupa kegiatan industri dan pertambangan.

BAB I PENDAHULUAN. Harga bahan bakar minyak memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN

LOGAM BUKAN BESI (NONOFERROUS)

BAB I PENDAHULUAN. Tugas dari seorang manajer adalah mengambil keputusan secara tepat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam dan

MODUL 10 DI KLAT PRODUKTI F MULOK I I BAHAN KERJA

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, maka setiap individu melakukan

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 19 TAHUN 2006 TENTANG : PENGELOLAAN PASIR BESI GUBERNUR JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki 17,504 pulau dengan luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan kualitas lingkungan dan derajat kesehatan masyarakat disebabkan

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Proses ini berlangsung selama jutaan tahun dimulai ketika batuan ultramafik

EVALUASI SUMBER DAYA DAN CADANGAN BAHAN GALIAN UNTUK PERTAMBANGAN SEKALA KECIL DI KABUPATEN BIMA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Bedah Permen ESDM No. 7 Tahun Tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki. ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 angka 10 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang

V E R S I P U B L I K

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2016

KEBIJAKAN UMUM SEKTOR PERTAMBANGAN

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.

BAB I PENDAHULUAN. Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Sewon dibangun pada awal

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pertambangan dapat diidentifikasi sebagai setiap kegiatan yang dilakukan

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2015

Pertambangan adalah salah satu jenis kegiatan yang melakukan ekstraksi mineral dan bahan tambang lainnya dari dalam bumi.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DOMPU NOMOR 06 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DOMPU,

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat - Natrium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. hasil produksi dari industri garmen,seperti celana, kemeja, jaket dan sweater.

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

Pengertian. Istilah bahasa inggris ; Mining law.

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN RIAU MARET 2011

BAB I PENDAHULUAN. pertambangan antara lain, Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. bumi, air, dan kekayaan yang terkandung di dalamnya di kuasai oleh negara

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

BESI COR. 4.1 Struktur besi cor

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1964 TENTANG PENGGOLONGAN BAHAN-BAHAN GALIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semua orang mengenal logam emas, tetapi tidak tahu dari mana emas berasal. Militer membawa senjata, tetapi mereka tidak mengerti betapa sulitnya membuat logam sehingga dapat tahan panas. Orang membuat kerangka mobil, mereka tidak tahu dari mana bahan baku kerangka mobil ditemukan dan bagaimana cara mengolahnya. Menurut Sukandarrumidi (2007, p1) pada awalnya orang mengenal logam sebagai barang perhiasan misalnya emas, yang konon didapatkan di alam sebagai emas murni, logam sebagai alat berburu atau senjata. Manusia paleolitik yang hidup 70.000 hingga 100.000 tahun sebelum Masehi baru mengenal 13 jenis mineral, tetapi saat itu mereka belum mengenal logam. Manusia neolitik yang lebih maju dan mulai mengenal logam antara lain emas dan tembaga. Logam emas dikenal oleh manusia lebih dahulu dibandingkan logam tembaga. Banyak para filosof mendapatkan berbagai macam logam, kemudian mereka mengamati dan akhirnya membuat satu teori. Teori kuno yang berhasil dirangkum oleh Van Cotta (1859) mengemukakan 3 prinsip utama, yang menjelaskan terjadinya bijih di alam antara lain: Teori disensionis yang mengatakan bahwa endapan bijih berasal dari air permukaan yang meresap kedalam bumi kemudian dipanaskan oleh panas alami, mengakibatkan logam-logam yang terdapat pada batuan larut dan masuk kedalam celah-celah batuan 1

2 Teori sensionis mengatakan bahwa endapan bijih berasal dari cairan yang ada hubungannya dengan kegiatan magma yang naik ke atas, kemudian mengendapkan bijih-bijih pada dinding celah-celah Teori pemisahan sekresi lateral, yang mengatakan bahwa bijih terbentuk karena adanya sekresi yang berjalan secara mendatar Teori baru terus bermunculan seperti yang dikemukakan oleh Kemp (1901), Lindgren (1901), Vogt dan Scheiderhon. Yang tersebut terakhir ini telah memberikan konsep dasar mengenai proses terbentuknya bijih, yaitu selalu berkaitan dengan batuan. Proses-proses tersebut melibatkan pemisahan bijih atau injeksi gas-gas dan uap bermineral. Deposit mineral baik yang mengandung logam atau tidak adalah hasil konsentrasi satu atau lebih unsur-unsur yang berguna. Pada umumnya unsur-unsur tersebut tersebar dengan konsentrasi yang sedikit di kulit bumi. Dan lebih dari 104 unsur kimia yang dikenal manusia, hanya 8 unsur saja yang umum dijumpai dan terikat mineral di kulit bumi, yaitu Mn, O, Si, Al, Fe, Ce, Na, K, Mg. Unsur-unsur tersebut terdapat lebih dari 1% dan keseluruhannya mencapai lebih dari 99,5% dalam kulit bumi bagian atas. Lebih dari 92 unsur lainnya terdapat dalam sisa 0,5%, didalamnya termasuk unsur-unsur yang diperlukan oleh manusia seperti Au, Ag, Cu, Zn Sn, Ni, dan lain-lainnya. Lebih dari 16.000 mineral yang dikenal orang, kira-kira hanya 50 mineral merupakan pembentuk batuan utama, dan kurang lebih 200 mineral yang dapat digolongkan sebagai mineral yang mempunyai arti ekonomi. Karena adanya alasan diatas tersebutlah manusia melakukan pertambangan di berbagai sektor yang diduga mengandung batuan mineral yang dibutuhkan untuk kehidupan manusia. Secara Umum pertambangan adalah suatu kegiatan pengambilan endapan bahan galian berharga dan bernilai ekonomis dari dalam kulit bumi, baik secara mekanis maupun manual, pada permukaan bumi, di bawah permukaan bumi dan di bawah permukaan air (Sukandarrumidi, 2007, p3). Hasil kegiatan ini antara lain, mineral logam mulia (emas, perak,

3 platina), Mineral bukan besi (tembaga, timah, alumunium), mineral logam besi dan campurannya (besi, mangan, nikel,khrom, molibdenum, wolfram, vanadium, kobalt, titanium), dan mineral logam lainnya (air raksa, arsen, bismuth, kadhanium, magnesium, uranium, radium, columbium). Dalam skripsi ini kita akan memfokuskan kepada Mangaan dan kegunaanya secara umum. Mangaan sebagai sumber bahan baku industri telah membuktikan perannya secara vital dalam pengembangan kegiatan industri selama beberapa abad terakhir ini. Dewasa ini pemerintah tengah meningkatkan pemanfaatan mangan untuk keperluan domestik pada sektor industri maupun untuk keperluan ekspor. Prospek market mangan sangat bergantung pada industri baja dunia. Saat ini 90 persen produksi mangan masih dikonsumsi industri baja. China menjadi konsumen terbesar sementara. Mangaan merupakan salah satu produk pertambangan dengan kegunaan luar biasa. Komoditi yang termasuk dalam kelompok dua belas mineral di kulit bumi menjadi bahan baku yang tidak tergantikan di industri baja dunia. Ferro Mangan dan Silicon Mangan merupakan dua bentuk mangan yang banyak digunakan industri baja. Berdasarkan data Roskill Metal (www.roskill.com/reports/steel-alloys/manganese), produksi baja dunia dalam beberapa tahun ini terus meningkat. Pada 2008, Permintaan baja dunia bertumbuh mendekati 7 persen. Sementara pada 2015 diperkirakan permintaan baja meningkat 4 sampai 5 persen dari yang sekarang. Sementara berdasarkan data International Iron dan Steel Institute produksi baja dari 67 negara mengalami pertumbuhan 10,2 persen dari tahun 2006. Permintaan baja dunia yang menunjukan performa terbaiknya dipicu akselerasi pertumbuhan ekonomi dari beberapa negara. Pertumbuhan yang demikian pesat terjadi pada beberapa sektor industri yang berbahan baku baja seperti industri automotif. Selain itu pembangunan infrastruktur yang giat dilakukan beberapa negara juga memicu permintaan baja dunia meningkat.

4 Peningkatan permintaan baja tersebut turut mengerakan permintaan mangaan. Konsumsi mangaan pada 2007 mengalami peningkatan secara luar biasa yakni mencapai kurang lebih 80 persen lebih besar dibanding 2006. Dan jenis campuran Silicon Mangan merupakan jenis campuran mangan dengan pertumbuhan permintaan yang paling cepat dan besar. Asia Pasifik merupakan negara dengan pertumbuhan terbesar dan tercepat sebagai pengkonsumsi ferro-mangan dan silicon mangan. GIAs sebuah lembaga penelitian komoditi dalam laporan hasil penelitian dengan judul "Manganese: A Global Strategic Business Report" dipastikan bahwa beberapa negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Kanada, Prancis, Italia dan beberapa negara lain akan menjadikan Asia Pasifik sebagai pasar potensial. Berdasarkan laporan International Manganese Institute prospek permintaan mangaan dalam beberapa tahun ke depan terus mengalami pertumbuhan. Karena data diatas maka peneliti akan mencoba untuk meneliti seberapa besarkah efek pertumbuhan Mangan dunia terhadap penjualan Mangan serta prospek dalam kelayakan bisnis eksplorasi terhadap perusahaan lokal. Dengan dilakukannya penelitian melalui PT.Tiara Utfar Mandiri maka peneliti mencoba untuk melihat bagaimanakah proyek eksplorasi mineral Mangaan yang sesuai dengan permintaan pembeli sehingga layak untuk dilakukan penambangan/ekploitasi mineral Mangaan. PT.Tiara Uftar Mandiri adalah perusahaan Perseroan Terbatas yang bergerak dalam industri pertambangan mineral yang sah dalam hukum. Sejak tahun 2006 PT.Tiara Utfar Mandiri memfokuskan dalam menambang mineral Manganese, dan memegang kuasa pertambangan eksplorasi bahan galian golongan B (Mangaan) dan kuasa ekspolitasi di wilayah kecamatan Insana Fafinisu Kabupaten Timor Tengah Utara. Kawasan disekitar Kabupaten Timor Tengah Utara adalah merupakan kawasan yang mempunyai sumber daya alam beragam terutama Mangaan yang terdapat di formasi-formasi batuan yang umummnya tersusun atas bantuan gamping. Eksplorasi secara sistematis dan benar akan memberikan

5 informasi yang baik kepada investor yang akan menginvestasi untuk mengeksploitasi mangan tersebut dengan baik. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah mendorong kegiatan di sektor Pertambangan, seperti pertambangan potensi Mangaan (MN) di daerah tersebut. Mangaan (Mn) merupakan salah satu bahan galian yang termasuk bahan galian mineral logam menurut Undang-Undang nomor 4 Tahun 2009 tentang pertambangan Mineral dan Batubara, sehingga pemanfaatanya diatur oleh Negara untuk kemakmuran rakyat. Secara umum dapat dikatakan bahwa sampai dengan tahun 2008 mineral Mangaan merupakan suatu potensi potensi alam yang belum dieksploitasi dan dimanfaatkan secara ekonomis bagi peningkatan pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten TTU. Rencana usaha pertambangan Mangan di desa Benus, Kecamatan Naibenu, Desa Fatumtas dan Humusu Sainiup, Kecamatan Insana Utara, Kabupaten TTU, Provinsi NTT dilakukan oleh PT.Tiara Uftar Mandiri di atas lahan seluas 1.900 ha. Dari areal tambang tersebut, batuan mangan akan di tampung di lokasi stockyard untuk proses penyortiran dan selanjutnya di angkut ke gudang penampungan sementara untuk pengepakan sebelum dikirim keluar Provinsi NTT melalui pelabuhan laut Wini, TTU. Sedangkan kegiatan pencucian/pemurnian dan pengepakan akan dilakukan di Tanjung Priuk Jakarta.Kegiatan pertambangan mineral Mangan di Kabupaten TTU mulai ramai dilaksanakan selama dua tahun terakhir ini sebagai akibat dari permintaan konsumsi Mangan dunia dan telah disadari oleh masyarakat sebagai suatu potensi alam yang cukup menjanjikan karena memiliki manfaat ekonomis yang cukup tinggi bagi kontribusi tingkat pendapatan masyarakat sehingga sebagai konsekuensinya bertumbuhlah kelompok-kelompok pertambangan rakyat dan masuknya para pemilik modal untuk menambang mineral logam Mangan tersebut. Peluang pertambangan Mangan nampaknya mulai menggeser usaha pertanian tradisional ke upaya pertambangan nasional.

6 Karena izin pertambangan yang sudah lengkap yang dipegang oleh PT.Tiara Utfar Mandiri maka dalam karya ilmiah ini kami akan meneliti kelayakan proyek pembukaan lahan tambang batuan Mangan seluas 1304 Ha melalui analisis Studi Kelayakan Bisnis dengan proyeksi arus kas dalam perusahaan dengan menggunakan penganggaran modal. Dalam penelitian ini akan dilakukan evaluasi mengenai kebutuhan budgeting apa saja yang dibutuhkan dalam melakukan proyek pembukaan lahan tambang di Kupang dan juga proyeksi pendapatan di tahun-tahun yang akan datang berdasarkan data historis yang ada. Hasil yang didapat dari hasil penelitian ini merupakan sebuah laporan evaluasi apakah proyek eksplorasi pada PT.Tiara Utfar Mandiri di Kupang akan dapat memberikan keuntungan yang dapat diterima oleh pihak manajemen dari PT.Tiara Utfar Mandiri atau tidak. Jika perhitungan biaya investasi, pendapatan dan biaya operasional yang ada dapat memberikan tingkat pengembalian yang dapat diterima maka proyek eksplorasi mungkin dijalankan. Lalu penulis akan menentukan proyeksi produksi yang sesuai dengan permintaan Mangan yang dikehendaki oleh calon pembeli dengan metode forecasting. Dengan adanya peramalan perusahaan akan dapat memprediksikan secara rinci berapa banyak produksi mineral yang harus diproduksi oleh perusahaan. Dan dengan begitu peneliti akan melanjutkan melalui metode Statistical Process Control dan melihat seberapa besar kah rentang kadar Mangan yang diehendaki oleh calon pembeli. Kualitas bagi perusahaan adalah faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peningkatan posisi bersaing. Suatu industri tidak akan eksis apabila produk yang dibuat tidak sesuai dengan keinginan konsumen, sehingga diperlukan suatu strategi yang mampu menjaga kestabilan proses agar variasi proses dapat dikendalikan dengan tujuan untuk dapat meminimasi produk cacat. Ada keuntungan besar dari program pengendalian kualitas yang efektif yaitu perusahaan akan mendapatkan kenaikan keuntungan yang dengan efektif menggunakan kualitas sebagai strategi bisnisnya Dengan hasil penelitian tersebut pada akhirnya kita dapat simpulkan layak tidaknya perusahaan dalam melakukan proyek eksplorasi Mangan di daerah Kupang,NTT.

7 Kajian studi kelayakan bisnis perlu dilakukan PT.Tiara Utfar Mandiri untuk menghindari kerugian besar dalam segala aspek, karena dalam studi kelayakan bisnis, aspekaspek yang sangat mempengaruhi suatu bisnis layak atau tidak dilihat dari aspek pasar, aspek internal perusahaan, aspek lingkungan, dan aspek keuangan. Ruang lingkup dalam studi kelayakan bisnis ini dibatasi dengan merencanakan kegiatan pembukaan lahan mineral. Yang menjadi acuan dasar adalah nilai ekonomis kelayakan bisnis, beberapa hal yang bersifat teknis mengenai tambang mangaan akan dijelaskan secara sederhana dan seperlunya. Berdasarkan latar belakang diatas penulis akan melakukan penelitian dengan judul Studi Kelayakan Bisnis Pembukaan Tambang Mineral Mangaan (Mn) Pada PT.Tiara Utfar Mandiri Di Nusa Tenggara Timur

8 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, dapat diambil suatu perumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana perkembangan harga dan permintaan Mangaan dunia. 2. Bagaimana kondisi aspek internal perusahaan meliputi Manajemen dan SDM, Operasional, Hukum, Ekonomi dan sosial, AMDAL, Pemasaran, Keuangan. 3. Seberapa besar estimasi biaya pra investasi, kebutuhan investasi, biaya operasional dan biaya-biaya lain yang yang menentukan arus kas ekspansi proyek penambangan Mangaan dan evaluasi kelayakannya pada PT.Tiara Uftar Mandiri. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Analisis perkembangan harga dan permintaan Mangaan dunia. 2. Analisis aspek internal perusahaan meliputi Manajemen dan SDM, Operasional, Hukum, Ekonomi dan sosial, AMDAL, Pemasaran, Keuangan. 3. Menyusun estimasi arus kas ekspansi proyek penambangan Mangaan dan evaluasi kelayakannya pada PT.Tiara Uftar Mandiri.

9 1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan memberi manfaat baik secara langsung dan tidak langsung bagi 1. Penulis: Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis dan pengetahuan penulis mengenai kelayakan proyek eksplorasi pada usaha pertambangan industri mineral Mangaan. Penelitian dapat diggunakan sebagai bahan perbandingan sampai sejauh mana teori-teori yang didapat selama perkuliahan dapat diterapkan dalam dunia nyata. Merupakan latihan bagi penulis untuk mendefinisikan masalah, menganalisa situasi serta mengadakan penyelidikan dan penelitian yang bersifat formal. 2. Perusahaan : PT.TIARA UFTAR MANDIRI akan mendapatkan pengetahuan yang cukup komperhensif tentang kajian ilmu studi kelayakan bisnis. PT.TIARA UFTAR MANDIRI akan dapat menggunakan laporan studi kelayakan bisnis sebagai bahan referensi untuk melanjutkan pengembangan bisnis lainnya. PT.TIARA UFTAR MANDIRI akan dapat mempelajari aspek-aspek studi kelayakan bisnis tidak hanya untuk pembukaan bisnis baru, tapi bisa juga untuk mengevaluasi kondisi perusahaan sekarang. PT.TIARA UFTAR MANDIRI akan dapat memutuskan sendiri dari pihak manajemen mereka untuk melanjutkan rencana pengembangan pembukaan tambang mineral Mangaan setelah mengkaji ulang hasil laporan aspek-aspek studi kelayakan bisnis yang telah penulis teliti.

10 3. Bagi pihak lain : Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam dalam menambah pengetahuan bagi pihak-pihak yang tertarik di bidang ini. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan referensi yang kelak bermanfaat bagi penelitian-penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk Mahasiswa/I Binus University dalam menjalankan tugas akhir yang berhubungan dengan penelitian ini.