Akhlak Baik, Kejayaan Diraih. Written by Rahman Hidayat Sunday, 11 September 2011 00:00



dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

STUDI KOMPARASI IMPLEMENTASI DUA MODEL RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI SEKOTA SALATIGA TAHUN 2012 SKRIPSI

KARAKTER PESERTA DIDIK DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR ISI PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini berisi tiga sub bab, sub bab pertama pendidikan pesantren. Sub

HUBUNGAN KETAATAN BERIBADAH DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA DI MTs SATU ATAP AL-MINA NGAWINAN JETIS BANDUNGAN SKRIPSI

PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP ETOS KERJA KARYAWAN BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG KEDIRI

BAB IV PENDAPAT AHMAD NURCHOLISH TENTANG PERNIKAHAN BEDA AGAMA DALAM MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH

KATA PENGANTAR. Al-birru manittaqa. Yogyakarta, 16 November Dzulhijjah 1432

PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS AUTISTIK DI SEKOLAH INKLUSI SDN SUMBERSARI 1 MALANG SKRIPSI

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

METODE BIMBINGAN ISLAM BAGI LANJUT USIA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS IBADAH DI RUMAH PERLINDUNGAN LANJUT USIA JELAMBAR

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KARAKTER TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK PESERTA DIDIK. DI MTsN SUMBERAGUNG BANTUL YOGYAKARTA SKRIPSI

Hak Cipta 2014 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Dilindungi Undang-Undang

MATERI AJAR MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM NOVEL MAHLIGAI PERKAWINAN KARYA ANNI IWASAKI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MATERI SIFAT MUSTAHIL ALLAH

PERCAYA DIRI, KEINGINTAHUAN, DAN BERJIWA WIRAUSAHA: TIGA KARAKTER PENTING BAGI PESERTA DIDIK

PROSEDUR MASUK ISLAM DI MASJID NASIONAL AL-AKBAR SURABAYA

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Tingkat Pendidikan Orang Tua. terlebih dahulu akan dijelaskan tentang apa pengertian dari pendidikan.

SKRIPS. Oleh : AMIRUL HIKAM_ NIM : G FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PENGERTIAN DAN LANDASAN KODE ETIK PESERTA DIDIK. Kode etik (ethical cade), adalah norma-norma yang mengatur tingkah

UPAYA MENGEMBANGKAN KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI DI MIM MACANMATI PANGGANG GUNUNGKIDUL

2. Sifat Mustahil. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 115

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 64 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR ISI PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

SKRIPSI PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN DORONGAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI SMUN I SUTOJAYAN BLITAR

Pemberdayaan Masyarakat

Pedoman Penyusunan Code of Conduct (Tata Etika dan Perilaku Usaha) bagi Pelaku UKM

BAB I PENDAHULUAN. problematika tersendiri yang akan dihadapi setiap manusia. Setiap orang. itu sendiri dan juga lingkungan dia hidup.

Transkripsi:

Sepintas kaitan antara kebersihan, akhlak dan peradaban tidak begitu erat.namun bila dikaji, kenyataan menunjukkan sebaliknya. Hubungan antara akhlak, kebersihan dan kebersihan sangat dekat. Keduanya bersebab akibat.sebab akhlak yang baik, kebersihan terwujud. Sedang kebersihan adalah cermin peradaban. Kebersihan adalah dampak dari akhlak. Demikian tegas Ketua Yayasan Prof. Dr. Kadirun Yahya (YPDKY), H. Sayyidi Syaikh Abdul Khalik Fajduani, SH saat acara Pelantikan Panitia Peradaban Bersih (Pandabsih) beberapa waktu lalu. Akhlak secara sederhana dapat dipahami sebagai serangkaian perilaku yang membentuk karakter insan. Akhlak dari sekelompok insan inilah yang membentuksebuah peradaban. Peradaban yang unggul didasari oleh akhlak baik. Perilaku atau kebiasaan yang melekat pada seseorang terjadi karena perbuatan yang dilakukan secara terus menerus. Tindakan-tindakan itu di antaranya dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut.sementara nilai yang dianut bergantung pada rujukan atau pedoman hidup yang dijunjung. Sebagai muslim,pedoman hidup mutlak yang menjadi sumber dari seluruh nilai-nilai adalah Al Qur an dan Al Hadits. Dalam Al Qur an dan Al Hadits, nilai-nilai tersebut berwujud berbagai perintah dan larangan. Hal itu disampaikan secara tegas dan gamblang, lengkap dengan hikmah serta reward dan punishment yang bakal diperoleh jika perintah ditaati atau dilanggar. Susah Bang! Sedangkan akhlak kita saja belum baik! begitu cetus Bang Mori kepada Bang Ajoull dalam dialog film pendek sosialisasi Program AKSI atau Akhlak Bersih ini. Cetusan tersebut seolah mewakili sikap pesimis yang umum ditemui ketika bicara soal memperbaiki akhlak. Satu sisi sadar bahwa diri sendiri belum berakhlak baik,namun belum tampak komitmen untuk mengubahnya. Dan di sisi lain, tercetus nada kemustahilan mengajak orang lain untuk 1 / 4

berubah jika diri sendiri belum baik. Ibarat telur dan ayam, mana duluan? Perbaiki diri dulu baru ajak orang lain baik? Ataukah secara terus-menerus benahi akhlak sendiri? Kemudian dengan menjadikan diri sendiri sebagai contoh kita berharap orang-orang di sekitar kita turut berubah menjadi baik akhlaknya. Pemikiran ini sejalan dengan penggalan puisi yang selalu dibaca ketika penutupan Pelatihan Sumber Daya Manusia Sufi Thinking. Puisi berjudul Hasrat untuk Berubah yang ditemukan di nisan pemakaman gereja Westminster Abbey, London, Inggris berisi impian untuk mengubah dunia. Namun seiring perjalanan waktu, ketika kearifan sang jasad bertambah ia menyadari bahwa: Andaikan pertama-tama yang ku ubah adalah diriku. Maka dengan menjadikan diriku sebagai panutan,mungkin aku bisa mengubah keluargaku. Lalu berkat inspirasi dan dorongan mereka bisa jadi akupun mampu memperbaiki negeriku. Kemudian siapa tahu, aku bahkan bisa mengubah dunia!" Sebab-sebab Kemuliaan Dalam berbagai kesempatan, Ketua YPDKY, berpesan, gantilah kepala.maksudnya perubahan harus dimulai dengan mengganti cara berpikir. Beliau mengibaratkan, kalau orang gemuk mau kurus, ia harus mengganti cara berpikirnya dengan cara berpikir orang yang badannya kurus. Kalau cara berpikir tidak diubah berbagai upaya yang dilakukan tidak akan membawa hasil. Mengingat cara berpikir sangat dipengaruhi oleh paradigma atau pedoman yang dianut, maka pemahaman terhadap Al Qur an dan Hadits menjadi mutlak. Dalam Al Qur an Surat Al Anbiyaa ayat 10 Allah SWT berfirman, Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya? 2 / 4

Ayat tersebut menyatakan bahwa seluruh cara, metode, dan teknis untuk mencapai derajat kemuliaan sebagai manusia tercantum dalam Al Qur an. Derajat kemuliaan sebagai khalifatul fil ardh hanya dapat dicapai dengan melaksanakan Islam Kaffah. Islam Kaffah dapat diamalkan bila tiga pilar Islam; Fikih, Akidah dan Akhlak dipahami secara utuh. Fikih dilaksanakan dengan menaati dan menjalankan ketentuan Syariat Islam. Akidah diteguhkan dengan menjadi pribadi shaleh, yang diantaranya dengan mengintensifkan Dzikrullah melalui metode Thariqatullah. Sedangkan, akhlakul karimah adalah buah dari keduanya, taat syariat dan akidah yang kuat. Namun demikian, akhlak harus diperjuangkan dan dibentuk terus menerus sepanjang hayat. Untuk memudahkan memahami sebab-sebab kemuliaan tersebut, Ketua YPDKY meluncurkan 7 Nilai Dasar Yayasan sebagai panduan akhlak bagi seluruh jamaah di bawah naungan. Tidak hanya di lingkungan jamaah, 7 Nilai Dasar Yayasan, dengan izin Ketua YPDKY, juga diterapkan oleh beberapa jamaah yang wirausahawan di perusahaannya. Menurut Drs. H. Tugirin Yusuf, MM, pengusaha di bidang microfinance, saat Talkshow Leadership Training (28/6) omzet usahanya meningkat hingga 300 persen sejak menerapkan 7 Nilai Dasar Yayasan sebagai nilai-nilai prinsip perusahaan. Suasana kerja pun berubah kondusif dan nyaman. Tidak lagi kaku, tegang dan formal. Fenomena serupa diakui pula oleh beberapa pebisnis lainnya. Sebagai pondasi, 7 Nilai Dasar perlu dijabarkan menjadi sebuah Code of Conduct (CoC) atau pedoman perilaku. Hal ini diterapkan pada Panitia Peradaban Bersih (Pandabsih). Tiap divisi didorong untuk menyusun sendiri pedoman mereka dalam berperilaku. Maka tersusun 9 buah CoC sesuai kebutuhan dan kesepakatan anggota divisi masing-masing, sebagai panduan teknis dalam berperilaku. Dengan komitmen kuat, CoC efektif mengubah perilaku. Contohnya, dalam mengubah kebiasaan tak tepat waktu. Rapat-rapat yang sebelumnya kerap telat,menjadi makin tepat waktu. Hargai Orang Baik Dalam penjelasan saat Leadership Training, Ketua YPDKY menyatakan bahwa kita harus menghargai orang-orang yang tepat waktu. Menurut beliau, menoleransi orang-orang yang datang terlambat berarti tidak menghargai mereka yang hadir tepat waktu. Dalam pengertian lain, kita telah bertindak dzalim terhadap orang-orang baik tersebut. Menurut beliau, persahabatan hanya akan terjalin di antara orang-orang yang baik akhlaknya. Persahabatan akan membentuk tim yang kuat. Tim yang kuat adalah winner, pemenang. Sebagai pemenang ia tak akan terkalahkan. Sejarah telah membuktikan kejayaan kaum muslimin di era Rasulullah SAW dan Khulafaurrasyidin. Dalam tempo singkat dua imperium 3 / 4

besar, Persia dan Romawi berhasil ditaklukkan. Peradaban Persia dan Romawi terkalahkan oleh Peradaban Islam yang lebih unggul. Lalu mengapa peradaban yang gilang-gemilang itu kini redup? Mengingat kembali firman Allah dalam Surat Al Anbiyaa ayat 10, hal ini dikarenakan sebab-sebab kemuliaan belum lagi dipahami dan diamalkan. Sebab-sebab itu adalah pemahaman Islam yang belum utuh dan akhlakul karimah yang belum terwujud. Oleh karenanya derajat umat muslim sebagai khalifatullah fil ardh agar menjadi masyarakat madani yang rahmatan lil alamin harus terus diperjuangkan sehingga kejayaan sebagai bangsa yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur dapat diraih. Insya Allah. Kisah Kera ke Seratus Pada tahun 1952 sekelompok ilmuwan meneliti kawanan kera yang hidup di pantai Pulau Koshima Jepang. Ilmuwan Jepang menemukan seekor kera usia 18 bulan, kemudian diberi nama Imo, mencuci lebih dulu ubi jalar yang akan dimakannya. Pertama-tama dengan air sungai. Lalu ia menemukan, ubi jalar lebih enak kalau dicuci dengan air laut. Lambat laun, kera-kera muda lainnya mengikuti langkah Imo. Ketika tiba pada kera ke seratus, ilmuwan mendapati kawanan kera lain juga melakukan hal yang sama. Anehnya, kawanan kera itu hidup jauh di pulau lain dan tak pernah berhubungan dengan kelompok kera di Pulau Koshima. Moral cerita di atas adalah lakukan perubahan perilaku maka alam semesta akan mendukung. Atau dikenal dengan istilah mestakung, dimana alam semesta beserta izin dan ridha Allah SWT. Walau dalam prakteknya, perubahan kerap kali menghadapi bermacam tantangan, dengan pertama-tama mengubah sikap menjadi optimis, tidak mudah surut dan selalu bersyukur dalam berbagai kondisi,perubahan dapat berjalan berkesinambungan.(rhay) 4 / 4