BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Struktur Organisasi BLHD Provinsi Sulawesi Selatan

dokumen-dokumen yang mirip
C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

H. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP WALIKOTA MADIUN,

BERITA DAERAH KOTA DEPOK

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 3 0.? TJLHUN 200o

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI

PERJANJIAN KINERJA EKS-III PERJANJIAN KINERJA SEKRETARIAT - BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PERIODE 2016 TAHUN ANGGARAN 2016

Bupati Cirebon PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 66 TAHUN 2008

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG

PROFIL KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANGKA TENGAH

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUKAMARA

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAKIP LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BLHD PROVINSI SULSEL TAHUN 2014 BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

I Pendahuluan 1.1. Tupoksi dan Struktur Organisasi a. Kepala Badan b. Sekretariat Bidang Tata Lingkungan

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG

Paragraf 2 Kepala Sub Bagian Keuangan

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. Urusan kewenangan pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 113 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 34 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATAKERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOSOBO

BAB III TUGAS POKOK DINAS Pasal 5 Dinas mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan urusan pemerintahan bidang lingkungan hidup yang menjadi

BUPATI BANGKA Jalan A. Yani (Jalur Dua) Sungailiat Bangka Telp. : (0717) Faximile : (0717) 92534

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi BLHD Provinsi Sulawesi Selatan.

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Ringkas Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Provinsi

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 28 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 54 TAHUN 2008 WALIKOTA BOGOR,

PERUBAHAN RENCANA KERJA

GAMBARAN UMUM DINAS LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Terselenggaranya kepemerintahan yang baik. merupakan prasyarat bagi setiap pemerintah untuk mewujudkan aspirasi

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN TAHUN 2012 BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) PEMERINTAH DAERAH DIY BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH)

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2011

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 62 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP

10 sungai dan 2 danau

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) KOTA YOGYAKARTA. Sebelum di bentuknya Badan Lingkungan Hidup, Instansi ini pernah

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERMUKIMAN, TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP BUPATI TASIKMALAYA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

BUPATI MANDAILING NATAL

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 63 TAHUN 2001 TENTANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 61 TAHUN 2016

LAPORAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN (LKPj) BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP WALIKOTA SURAKARTA,

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR,

BUPATI KUTAI KARTANEGARA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN TAHUN 2011 BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PAREPAREIKOTA PAREPARE

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

PROFIL BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (BPLH)

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU

Ikhtisar Eksekutif TUJUAN PEMBANGUNAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum Maksud dan Tujuan...

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG URUSAN PEMERINTAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP YANG DAPAT DIDEKONSENTRASIKAN

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Struktur Organisasi BLHD Provinsi Sulawesi Selatan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis dan Lembaga lain Provinsi Sulawesi Selatan yang ditinjaklanjuti Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 34 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Jabatan Struktural pada Badan lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dimana Badan Lingkungan Hidup Daerah merupakan unsur pendukung Gubernur, dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah, mempunyai tugas pokok menyelenggarakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang lingkungan hidup berdasarkan asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan. Dalam menyelenggarakan tugas pokok Badan Lingkungan Hidup Daerah mempunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis lingkungan hidup daerah meliputi standarisasi dan pemulihan kualitas lingkungan, ekonomi, sumber daya dan teknologi lingkungan, konservasi sumber daya alam dan pengendalian pencemaran, pengawasan dan penegakan hukum lingkungan; b. Pengorganisasian penyusun perencanaan lingkungan hidup daerah meliputi standarisasi dan pemulihan kualitas lingkungan, ekonomi, sumberdaya, dan teknologi lingkungan, konservasi sumberdaya alam dan pengendalian pencemaran, pengawasan dan penegakan hukum lingkungan; c. Pembinaan dan penyelenggaraan tugas dibidang lingkungan hidup daerah meliputi standarisasi dan pemulihan kualitas lingkungan, ekonomi, sumber daya dan teknologi lingkungan, konservasi sumberdaya alam dan pengendalian pencemaran, pengawasan dan penegakan hukum lingkungan; d. Penyelenggaraan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya. Susunan Organisasi Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebagai berikut : a. Kepala Badan; LAKIP BLHD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2015 1

b. Sekretariat; mempunyai tugas pokok mengkoordinasi kegiatan, memberikan pelayanan teknis dan administrasi umum dan kepegawaian, keuangan serta penyusunan program. Sekretariat membawahi : 1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 2) Sub Bagian Keuangan 3) Sub Bagian Program c. Bidang Standarisasi dan Pemulihan Kualitas Lingkungan; mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkungan hidup dibidang standarisasi dan pemulihan kualitas lingkungan. Bidang Standarisasi dan Pemulihan Kualitas Lingkungan membawahi : 1) Sub Bidang Standarisasi Lingkungan 2) Sub Bidang Pemulihan Kualitas Lingkungan d. Bidang Ekonomi, Sumber Daya dan Teknologi Lingkungan; mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas badan dibidang Pengembangan Sumber Daya Ekonomi dan Teknologi Lingkungan. Bidang Ekonomi, Sumber Daya dan Teknologi Lingkungan membawahi : 1) Sub Bidang Sumber Daya Lingkungan 2) Sub Bidang Ekonomi dan Teknologi Lingkungan e. Bidang Konservasi Sumber Daya Alam dan Pengendalian Pencemaran; mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan di Bidang Konservasi Sumber Daya Alam dan Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan. Bidang Konservasi Sumber Daya Alam dan Pengendalian Pencemaran membawahi : 1) Sub Bidang Konservasi Sumber Daya Alam 2) Sub Bidang Pengendalian Pencemaran f. Bidang Pengawasan dan Penegakan Hukum Lingkungan; mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan dibidang Pengawasan dan Penegakan Hukum Lingkungan. Bidang Pengawasan dan Penegakan Hukum Lingkungan membawahi : 1) Sub Bidang Pengawasan dan Pemantauan Lingkungan 2) Sub Bidang Penegakan Hukum Lingkungan g. Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Laboratorium Lingkungan Hidup. LAKIP BLHD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2015 2

UPTB Laboratorium Lingkungan Hidup dibentuk untuk melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang Badan, yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa daerah kabupaten/kota. UPTB Laboratorium Lingkungan membawahi : 1. Seksi Administrasi Laboratorium LH 2. Seksi Pelayanan dan Pengujian Laboratorium LH 3. Seksi Tata Usaha h. Kelompok Jabatan Fungsional Saat ini di BLHD Provinsi Sulawesi Selatan telah terdapat jabatan fungsional khusus yaitu Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah (PPLHD). Pada jabatan ini terdapat 5 (lima) personil dengan keahlian khusus dalam pengawasan lingkungan. Adapun ketentuan yang digunakan dalam pembentukan kelompok jabatan fungsional ini adalah sebagai berikut : - Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 39 Tahun 2011 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Lingkungan Hidup dan Angka Kreditnya. - Peraturan Bersama Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor : 09 Tahun 2012 Nomor : 06 Tahun 2012 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 39 Tahun 2011 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Lingkungan Hidup dan Angka Kreditnya. LAKIP BLHD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2015 3

KEPALA BADAN Ir. Andi Hasbi Nur, MTP KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT Ir. Faisal, M.Si SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN Jumanto, SE SUB BAGIAN KEUANGAN Dra. Hj.Marwanty Saharuddin SUB BAGIAN PROGRAM Muhammad Ridwan, SE, MSi BIDANG STANDARISASI DAN PEMULIHAN KUALITAS LINGKUNGAN Drs. H. Abd. Muis, M.Si BIDANG EKONOMI, SUMBERDAYA, DAN TEKNOLOGI LINGKUNGAN H.Muhammad Nuhrahim,SH BIDANG KONSERVASI SUMBERDAYA ALAM DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN Drs. H. Anwar Latief, M.Pd BIDANG PENGAWASAN DAN PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN Ir. Andi Sarrafah, M.Si SUB BIDANG STANDARISASI LINGKUNGAN Maidahwati, Shut, M.Si SUB BIDANG SUMBERDAYA LINGKUNGAN Sumarni S, S.Pi, M.Si SUB BIDANG KONSERVASI Darmayanti, S.Hut, M.Si SUB BIDANG PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN M. Nur Salam, SH, M.Si SUB BIDANG PEMULIHAN KUALITAS LINGKUNGAN Andi Astetika, BA SUB BIDANG EKONOMI DAN TEKNOLOGI LINGKUNGAN Dra. Rosmiati Bangun SUB BIDANG PENGENDALIAN PENCEMARAN Agus Dina, ST, M.Si SUB BIDANG PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN M. Aswar, SH,M.Si UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) LABORATORIUM LH Naskah Filailah.,M.Si SEKSI ADMINISTRASI SEKSI PELAYANAN & PENGUJIAN SEKSI TATA USAHA LAKIP BLHD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2015 4 Arista Asrib.,S.IP Rosmah, SST Sri Bulan, SE

1.2 Kepegawaian Pegawai Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulsel terhitung sampai dengan 31 Desember 2015 berjumlah 84 Orang, dengan rincian 27 pegawai lakilaki dan 57 pegawai perempuan. Apabila dibandingkan dengan jumlah pegawai BLHD Provinsi Sulsel pada tahun 2013 mengalami peningkatan dari jumlah yang pada saat itu berjumlah 77 orang. Hal ini karena pada tahun 2014 BLHD Provinsi Sulsel menerima sejumlah pegawai pindahan dari SKPD lain dan pegawai Pemerintah Kabupaten. Adapun jumlah pegawai BLHD Provinsi Sulsel untuk setiap bagian adalah sebagai berikut : No Uraian Tahun 2014 Tahun 2015 1 Sekretariat 28 Orang 29 Orang 2 Bidang Standarisasi dan 8 Orang 8 Orang Pemulihan Kualitas Lingkungan 3 Bidang Ekonomi Sumberdaya 9 Orang 9 Orang dan Teknologi Lingkungan 4 Bidang Konservasi 7 Orang 10 Orang Sumberdaya Alam dan Pengendalian Pencemaran 5 Bidang Pengawasan dan 11 Orang 9 Orang Penegakan Hukum 6 Unit Pelaksana Teknis Badan 16 Orang 19 Orang Laboratorium LH 7 Fungsional Pengawas 5 Orang 5 Orang Lingkungan Hidup Jumlah 84 Orang 89 Orang Adapun jumlah pegawai BLHD Provinsi Sulsel dilihat dari pendidikannya, sebagai berikut : No Uraian Tahun 2014 Tahun 2015 1 Pendidikan (S3) 1 Orang - Orang 2 Pendidikan Pasca Sarjana 16 Orang 18 Orang (S2) 3 Pendidikan Sarjana (S1) 47 Orang 50 Orang 4 Pendidikan Sarjana Muda (D3) 2 Orang 3 Orang 5 Pendidikan SLTA 17 Orang 17 Orang 6 Pendidikan SLTP - Orang 1 Orang 7 Pendidikan SD 1 Orang 1 Orang Jumlah 84 Orang 89 Orang LAKIP BLHD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2015 5

Berdasarkan pada tabel diatas, nampak bahwa kualifikasi pendidikan pegawai di BLHD Provinsi Sulsel adalah Sarjana (S1), sehingga dari sisi pendidikan sudah cukup memadai untuk melaksanakan kegiatan pengelolaan lingkungan hidup. Akan tetapi sarjana yang ada tersebut pada umumnya tidak spesifik ilmu lingkungan, basic sains atau teknis. Untuk itu terus dilakukan peningkatan kapasitas SDM yang ada dengan mengikut sertakan sejumlah pegawai dalam diklat-diklat teknis lingkungan seperti kursus AMDAL, Audit Lingkungan, Pengendalian Pencemaran Air, Pengendalian Pencemaran Udara, Pengelolaan Limbah B3, PPNS, dan PPLH. Selain itu juga telah diikutkan pegawai BLHD dalam diklat-diklat khusus yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan di BLHD Provinsi Sulawesi Selatan seperti Diklat Pengelolaan Barang, Diklat Pengadaan Barang dan Jasa, Diklat Protokoler dan kehumasan, Diklat Pengelolaan Keuangan, Pelatihan Implementasi ISO 9001 dan ISO 17025:2008 untuk seluruh personil di UPTB Laboratorium Lingkungan Hidup. Sementara berdasarkan kualifikasi pendidikan tersebut, pegawai yang menduduki jabatan sebagai Kepala Instansi, Sekretaris, Kepala Bidang/Ka Subbidang, Ka Subbagian, rata-rata memiliki pendidikan S1 dan S2. Kondisi tersebut dilihat dari kualitasnya sudah cukup memadai. Jumlah pengawai BLHD Provinsi Sulsel sampai dengan 31 Desember 2015 dilihat dari pangkat dan golongannya, sebagai berikut : No Golongan / Ruang Tahun 2014 Tahun 2015 1 Pembina Utama Muda, IV/c 1 Orang 1 Orang 2 Pembina Tk.I, IV/b 4 Orang 5 Orang 3 Pembina, IV/a 5 Orang 4 Orang 4 Penata Tk. I, III/d 17 Orang 20 Orang 5 Penata, III/c 12 Orang 10 Orang 6 Penata Muda Tk.I, III/b 16 Orang 26 Orang 7 Penata Muda, III/a 11 Orang 5 Orang 8 Pengatur Tk.I, II/d 2 Orang 2 Orang 9 Pengatur, II/c 1 Orang 1 Orang 10 Pengatur Muda Tk.I, II/b 12 Orang 10 Orang 11 Pengatur Muda, II/a 1 Orang 1 Orang 12 Juru Muda I/a 1 Orang 1 Orang LAKIP BLHD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2015 6

Jumlah 77 89 Bab I Pendahuluan Jumlah pejabat berdasarkan eselonisasi dan jabatan fungsional BLHD Provinsi Sulawesi Selatan sebagai berikut : No Uraian Tahun 2014 Tahun 2015 1 Eselon II 1 Orang 1 Orang 2 Eselon III 5 Orang 5 Orang 3 Eselon IV 14 Orang 14 Orang 4 Jabatan Fungsional Umum 56 Orang 63 Orang 5 Jabatan Fungsional Pengawas 5 Orang 5 Orang Lingkungan Hidup Jumlah 84 Orang 89 Orang Berdasarkan jumlah formasi jabatan, BLHD Provinsi Sulsel memiliki 21 Jabatan Struktural, dan formasi jabatan tersebut sampai dengan 31 Desember 2015 terdapat jabatan struktural eselon III yang tidak terisi yaitu Kepala UPTB Laboratorium Lingkungan Hidup. Hal ini dikarenakan pejabat yang mengisi posisi tersebut beralih ke Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian pada Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan. 1.3 Tugas Pokok dan Fungsi Susunan organisasi serta uraian tugas pokok dan fungsi BLHD Provinsi Sulawesi Selatan menurut Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 6 Tahun 2011. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan sesuai Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 34 Tahun 2008. Tugas pokok Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan adalah membantu Gubernur Sulawesi Selatan dalam melakukan penyusunan dan melaksanakan kebijakan dibidang pengelolaan lingkungan hidup. Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut diatas, Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan mempunyai fungsi : 1. Perumusan kebijakan teknis lingkungan hidup daerah meliputi Bidang standarisasi dan pemulihan kualitas lingkungan, Bidang ekonomi sumberdaya dan teknologi lingkungan, bidang konservasi sumber daya alam dan perencanaan dan bidang pengawasan dan penegakan hukum lingkungan dan Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Lingkungan Hidup. LAKIP BLHD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2015 7

2. Pengkoordinasian penyusunan rencana pengelolaan lingkungan hidup daerah meliputi Bidang standarisasi dan pemulihan kualitas lingkungan, Bidang ekonomi sumberdaya dan teknologi lingkungan, bidang konservasi sumberdaya alam dan perencanaan dan bidang pengawasan dan penegakan hukum lingkungan dan Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Lingkungan Hidup. 3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang lingkungan hidup daerah meliputi Bidang standarisasi dan pemulihan kualitas lingkungan, Bidang ekonomi sumberdaya dan teknologi lingkungan, bidang konservasi sumbedaya alam dan perencanaan dan bidang pengawasan dan penegakan hukum lingkungan dan Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Lingkungan Hidup. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, maka kewenangan Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan sebagai berikut : 1. Kewenangan Pemerintah Daerah di Bidang Lingkungan Hidup terdiri atas Sub Bidang : a. Pengendalian Dampak Lingkungan b. Konservasi Sumber Daya Alam (SDA) 2. Sub Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan, meliputi : a. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), terdiri atas : 1) Pengawasan pelaksanaan pengelolaan limbah B3 skala provinsi 2) Izin pengumpulan limbah B3 skala provinsi (sumber limbah lintas kab./kota) kecuali minyak pelumas/oli bekas 3) Pengawasan pelaksanaan pemulihan akibat pencemaran limbah B3 pada skala propinsi 4) Rekomendasi izin pengumpulan limbah B3 skala nasional 5) Pengawasan pelaksanaan sistem tanggap darurat skala provinsi 6) Pengawasan penanggulangan kecelakaan pengelolaan limbah B3 skala provinsi b. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), terdiri atas : 1) Penilaian AMDAL bagi jenis usaha dan/atau kegiatan yang mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup di provinsi, LAKIP BLHD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2015 8

sesuai dengan standar, norma,dan prosedur yang ditetapkan oleh pemerintah. 2) Pembinaan dan pengawasan terhadap penilaian AMDAL di kabupaten/kota 3) Pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaaan dan pemantauan lingkungan hidup bagi jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi AMDAL dalam wilayah propinsi dalam rangka uji petik 4) Pengawasan terhadap pelaksanaan pemberian rekomendasi UKL/UPL yang dilakukan oleh kabupaten/kota dalam wilayah propinsi 5) Pembinaan terhadap pelaksanaan pengawasan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang dilakukan oleh kabupaten/kota bagi jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi AMDAL dan UKL/UPL dalam wilayah provinsi. 6) Pembinaan terhadap pelaksanaan pemberian rekomendasi UKL/UPL yang dilakukan oleh kabupaten/kota dalam wilayah provinsi. c. Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, terdiri atas: 1) Koordinasi pengelolaan kualitas air skala provinsi. 2) Penetapan kelas air pada sumber air skala provinsi. 3) Koordinasi pemantauan kualitas air pada sumber air skala provinsi. 4) Penetapan pengendalian pencemaran air pada sumber skala provinsi. 5) Pengawasan pelaksanaan pengendalian pencemaran air skala provinsi. 6) Penetapan baku mutu air lebih ketat dan/atau penambahan parameter dari kriteria mutu air skala provinsi. 7) Penerapan paksaan pemerintahan atau uang paksa terhadap pelaksanaan penanggulangan pencemaran air skala provinsi pada keadaan darurat dan/atau keadaan yang tidak terduga lainnya skala provinsi. 8) Pengaturan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air skala provinsi. 9) Penetapan baku mutu air limbah untuk berbagai kegiatan sama atau lebih ketat dari pemerintah. LAKIP BLHD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2015 9

10) Pembinaan, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan pemberian izin pembuangan limbah cair lintas kabupaten/kota. d. Pengelolaan Kualitas Udara dan Pengendalian Pencemaran Udara, terdiri atas : 1) Penetapan baku mutu udara ambien daerah lebih ketat atau sama dengan baku mutu udara ambien nasional. 2) Penetapan status mutu udara ambien daerah. 3) Penetapan baku mutu emisi udara sumber tidak bergerak, ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor lama dan penetapan baku tingkat kebisingan dan getaran sumber tidak bergerak dan tingkat kebisingan kendaraan bermotor lama skala provinsi. 4) Pelaksanaan koordinasi operasional pengendalian pencemaran udara skala provinsi. 5) Koordinasi dan pelaksanaan pemantauan kualitas udara skala provinsi. 6) Pembinaan dan pengawasan baku mutu emisi udara sumber tidak bergerak, ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor lama dan penetapan baku tingkat kebisingan dan getaran sumber tidak bergerak dan baku tingkat kebisingan kendaraan bermotor lama skala provinsi. 7) Pengawasan terhadap penaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara skala provinsi. 8) Pemantauan kualitas udara dalam ruangan. e. Pengendalian Pencemaran dan/atau Kerusakan Pesisir dan Laut terdiri atas : 1) Penetapan baku mutu air laut skala provinsi. 2) Penetapan kriteria baku kerusakan lingkungan pesisir dan laut skala provinsi. 3) Penetapan lokasi dalam pengelolaan konservasi laut skala provinsi. 4) Pengawasan terhadap kegiatan pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan oleh kabupaten/kota. 5) Pemantauan kualitas lingkungan wilayah pesisir dan laut skala provinsi LAKIP BLHD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2015 10

6) Pengaturan pengendalian pencemaran dan kerusakan wilayah pesisir dan laut skala provinsi. 7) Penegakan hukum terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh daerah provinsi atau yang dilimpahkan kewenangannya oleh pemerintah. f. Pengendalian Pencemaran dan/atau Kerusakan Tanah akibat Kebakaran Hutan dan/atau Lahan, terdiri atas : 1) Penetapan kriteria teknis baku kerusakan lingkungan hidup skala provinsi yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan/atau lahan. 2) Pengkoordinasian penanggulangan kebakaran hutan dan/atau lahan skala provinsi. 3) Pengawasan atas pengendalian kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan hidup yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan/atau lahan yang berdampak atau diperkirakan dapat berdampak skala propinsi. 4) Pengendalian kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan hidup yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan/atau lahan yang berdampak skala propinsi. g. Pengendalian Pencemaran dan/atau Kerusakan Tanah Untuk Kegiatan Produksi Biomassa, terdiri atas : 1) Penetapan kriteria propinsi baku kerusakan lahan dan/atau tanah propinsi untuk kegiatan pertanian, perkebunan dan hutan tanaman berdasarkan kriteria baku kerusakan tanah nasional. 2) Pengawasan atas pengendalian kerusakan lahan dan/atau tanah akibat kegiatan yang berdampak atau diperkirakan dapat berdampak skala propinsi. 3) Pengaturan pengendalian kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa skala propinsi. h. Penanggulangan pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat bencana, terdiri atas : 1) Penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan akibat bencana skala propinsi 2) Penetapan kawasan yang beresiko rawan bencana. i. Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Standar Kompetensi Personil Bidang Lingkungan Hidup, meliputi pembinaan dan pengawasan LAKIP BLHD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2015 11

penerapan SNI dan standar kompetensi personil bidang pengelolaan lingkungan hidup pada skala propinsi. j. Pengembangan Perangkat Ekonomi Lingkungan, terdiri atas : 1) Penetapan peraturan daerah di bidang penerapan instrumen ekonomi yang bersifat lintas kabupaten/kota dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan. 2) Pembinaan dan pengawasan penerapan instrumen ekonomi yang bersifat lintas kabupaten/kota dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan. k. Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan Ekolabel, Produksi Bersih, dan Teknologi Berwawasan Lingkungan, meliputi pembinaan dan pengawasan penerapan sistem manajemen lingkungan, ekolabel, produksi bersih, dan teknologi berwawasan lingkungan yang mendukung pola produksi dan konsumsi berkelanjutan pada skala propinsi. l. Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT), terdiri atas : 1) Penyelenggaraan diklat di bidang lingkungan hidup sesuai permasalahan lingkungan hidup skala propinsi. 2) Penetapan kurikulum/materi ajar tambahan di bidang lingkungan hidup sesuai dengan karakteristik dan permasalahan propinsi. m. Pelayanan Bidang Lingkungan Hidup, meliputi penyelenggaraan pelayanan di bidang pengendalian lingkungan hidup skala propinsi. n. Penegakan Hukum Lingkungan Hidup, meliputi penegakan hukum lingkungan skala propinsi. o. Perjanjian Internasional di Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan, terdiri atas : 1) Pelaksanaan dan pemantauan penataan atas perjanjian internasional di bidang pengendalian dampak lingkungan skala propinsi. 2) Pemantauan pengendalian pelaksanaan konvensi dan protokol skala propinsi. p. Perubahan Iklim dan Perlindungan Atmosfir, terdiri atas : 1) Penetapan kebijakan pelaksanaan pengendalian dampak perubahan iklim skala propinsi. 2) Penetapan kebijakan perlindungan lapisan ozon dan pemantauan skala propinsi. LAKIP BLHD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2015 12

3) Pemantauan dampak deposisi asam skala propinsi. q. Laboratorium Lingkungan, terdiri atas : 1) Penunjukan laboratorium lingkungan yang telah diakreditasi/rekomendasi untuk melakukan analisis lingkungan. 2) Pembinaan laboratorium lingkungan. 3. Sub Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (SDA) meliputi Keanekaragaman Hayati, terdiri atas : a. Koordinasi dalam perencanaan konservasi keanekaragaman hayati skala propinsi. b. Penetapan dan pelaksanaan kebijakan konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati skala propinsi. c. Penetapan dan pelaksanaan pengendalian kemerosotan keanekaragaman hayati skala propinsi. d. Pemantauan dan pengawasan pelaksanaan konservasi keanekaragaman hayati skala propinsi. e. Penyelesaian konflik dalam pemanfaatan keanekaragaman hayati skala propinsi. f. Pengembangan manajemen sistem informasi dan pengelolaan data base keanekaragaman hayati skala propinsi. 1.4 Visi dan Misi BLHD Provinsi Sulsel 2013-2018 Dalam rangka mewujudkan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di Sulawesi Selatan sebagaimana amanah Pasal 3 Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan selaras dengan tujuan, sasaran, dan kebijakan pembangunan lingkungan hidup pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018, maka visi Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut. Sulawesi Selatan Sebagai Pilar Nasional dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahun 2018 Visi BLHD Provinsi Sulawesi Selatan ini merupakan penjabaran dari visi RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018, yakni Sulawesi Selatan sebagai Pilar Utama Pembangunan Nasional dan Simpul Jejaring Akselerasi LAKIP BLHD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2015 13

Kesejahteraan. Pengertian dari visi BLHD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018 tersebut adalah bahwa Sulawesi Selatan berposisi sebagai provinsi yang terdepan dalam perlindungan fungsi lingkungan hidup dan penanganan dampak lingkungan hidup. Posisi terdepan dalam perlindungan fungsi lingkungan hidup serta penanganan dampak lingkungan hidup tersebut harus ditopang dengan kapasitas pengelolaan hidup pada seluruh pemangku kepentingan dan tegaknya hukum lingkungan hidup. Pokok Visi dari BLHD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018 terletak pada empat poin penting, yakni : (1) terlindunginya fungsi lingkungan hidup; (2) tertanganinya dampak lingkungan hidup; (3) tercukupinya kapasitas pengelolaan lingkungan hidup pada seluruh pemangku kepentingan; dan (4) tegaknya hukum lingkungan hidup dalam pengelolaan lingkungan hidup. Agar visi tersebut dapat diwujudkan, maka dirumuskan misi Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018 sebagai komitmen pada stakeholder utama dan/atau apa yang ingin diwujudkan oleh visi, adalah sebagai berikut. 1. Meningkatkan penanganan dampak lingkungan hidup dari pembangunan dan aktivitas sehari-hari masyarakat; 2. Meningkatkan perlindungan dan konservasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup; 3. Meningkatkan kapasitas pemangku kepentingan dalam pengelolaan lingkungan hidup; 4. Meningkatkan penegakan hukum dan regulasi lingkungan hidup. 1.5 Tujuan dan Sasaran Tujuan dari BLHD dimaksudkan sebagai pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi BLHD, melaksanakan misi BLHD, memecahkan permasalahan yang dihadapi BLHD, dan menangani isu strategis daerah yang ada. Tujuan harus bersifat realistis dan dapat dicapai. Adapun tujuan LAKIP BLHD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2015 14

jangka menengah Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut. 1. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup di Sulsel; 2. Meningkatkan daya dukung dan mempertahankan daya tampung lingkungan hidup; 3. Meningkatkan kapasitas manajemen, sumberdaya manusia, kelembagaan dan peranserta pemangku kepentingan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; 4. Meningkatkan pembinaan, pengawasan dan penegakan hukum lingkungan dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, dan rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan. Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan, dengan demikian, sebuah tujuan dapat terjabarkan ke dalam lebih dari satu sasaran. Adapun Sasaran jangka menengah Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut. 1. Meningkatnya kualitas air 2. Meningkatnya kualitas udara 3. Meningkatnya Ketaatan Pemrakarsa Usaha dan Kegiatan terhadap pengelolaan LH 4. Meningkatnya tutupan lahan bervegetasi 5. Meningkatnya upaya rehabilitasi kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil 6. Meningkatnya upaya perlindungan Kawasan Berfungsi Konservasi 7. Meningkatnya upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim 8. Meningkatnya jumlah sekolah peduli lingkungan 9. Meningkatnya kapasitas penyebaran informasi LH 10. Meningkatnya kapasitas laboratorium LH 11. Meningkatnya peran serta pemerintah daerah dalam upaya perlindungan dan pengelolaan LH 12. Meningkatnya Kapasitas dan Kinerja BLHD 13. Meningkatnya kinerja BLHD dalam Perencanaan dan Evaluasi 14. Meningkatnya profesionalitas aparatur BLHD LAKIP BLHD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2015 15

15. Meningkatkan pembinaan, pengawasan dan penerapan sanksi administratif, perdata, dan pidana bagi pelaku perusakan dan pencemaran lingkungan hidup 16. Meningkatkan kesadaran para pemangku kepentingan terhadap pelaksanaan peraturan-peraturan dibidang lingkungan hidup. 1.6 Isu-Isu Strategis dan Permasalahannya Dalam jangka waktu pelaksanaan Renstra BLHD Provinsi Sulawesi Selatan ini yaitu dari tahun 2013-2018 diperkirakan akan dihadapi beberapa isu-isu stategis antara lain : a. Isu kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan hidup, dengan permasalahan : (1) tingginya kerusakan sumberdaya alam pada ekosistem hutan, sungai, permukiman, dan pesisir. b. Isu pencemaran lingkungan, dengan permasalahan : (1) meningkatnya beban pencemaran berbasis DAS; (2)meningkatnya emisi ke udara ambient. c. Isu kapasitas pemangku kepentingan dalam pengelolaan lingkungan hidup, dengan permasalahan rendahnya kompetensi dan sinergi antar stakeholder dalam pengelolaan lingkungan hidup. d. Isu penegakan hukum dan regulasi lingkungan hidup, dengan permasalahan masih banyaknya pengaturan hukum dan regulasi pengelolaan lingkungan hidup yang belum konsisten teraplikasikan. Selain isu-isu strategis tersebut diatas, dalam pengelolaan lingkungan hidup juga terdapat isu-isu spesifik yang terkait kelembagaan, antara lain : a. Lemahnya penegakkan hukum bidang lingkungan, terhadap para pelaku pengrusakan lingkungan. b. Lemahnya kapasitas kelembagaan dan rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan pengelolaan lingkungan hidup. c. Kurangnya keterpaduan pengelolaan lingkungan hidup lintas sektor. d. Terbatasnya infrastruktur dan sistem informasi lingkungan hidup. LAKIP BLHD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2015 16

Dalam penyelenggaraan Tugas dan Fungsi BLHD, juga dihadapkan pada persoalan koordinasi dan sinergi program yang ada di BLHD Provinsi Sulsel dengan BLH Kabupaten/Kota. Secara umum untuk beberapa kegiatan dan program tidak mengalami kendala yang berarti dalam koordinasi dan sinergitasnya dikarenakan program atau kegiatan tersebut juga dilaksanakan oleh BLH Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya. Namun pada beberapa program atau kegiatan juga kadang mengalami kendala dalam koordinasi dan sinergitasnya dikarenakan program atau kegiatan tersebut dilaksanakan hanya pada tingkat provinsi dan tidak dilaksanakan atau dianggarkan oleh BLH Kabupaten/Kota. Permasalahan lain yang dapat menghambat dalam koordinasi dan sinergi program adalah adanya perbedaan nomenklatur dan tupoksi bidang-bidang dalam kelembagaan di BLHD Provinsi dengan Kabupaten/Kota. Untuk itu kedepannya diharapkan nomenklatur dan tupoksi dalam kelembagaan dapat disamakan. Bentuk kelembagaan pengelolaan lingkungan hidup yang bersifat badan, juga kadang menjadi kendala dalam pemenuhan usulan kegiatan dari Kab/Kota yang umumnya bersifat fisik, pengadaan, atau pembangunan sarana dan prasarana. Sementara untuk koordinasi dan sinergitas program BLHD Provinsi Sulsel dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam pencapaian kinerja pembangunan juga sudah dapat berjalan dengan baik melalui alokasi anggaran Dekonsentrasi pada beberapa program pengendalian pencemaran dan kerusakan. Pelaksanaan kegiatan Dana Dekonsentrasi yang dilaksanakan oleh BLHD Provinsi Sulsel diharapkan dapat meningkatkan upaya pengendalian pencemaran dan kerusakan di Sulsel sebagaimana yang menjadi arah kebijakan RPJMD Sulsel Tahun 2013-2108 dan Renstra BLHD Provinsi Sulsel Tahun 2013-2108. Meskipun demikian, disadari jangkauan kegiatan yang dapat dialokasikan melalui dana Dekon hanyak fokus pada kegiatan nonfisik, sementara kebutuhan didaerah umumnya bersifat fisik. Sehubungan dengan itu diperlukan juga alokasi dana DAU untuk pembangunan dan penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan lingkungan yang sangat dibutuhkan didaerah. 1.7 Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup melalui Program Perioritas. Dalam urusan lingkungan hidup, pemerintah provinsi Sulawesi Selatan melalui Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan terus mengupayakan pelaksanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup LAKIP BLHD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2015 17

sebagaimana amanah Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Sehubungan dengan upaya tersebut BLHD Provinsi Sulawesi Selatan melaksanakan 4 program perioritas yaitu Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, Program Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan Program Penaatan Hukum Lingkungan. Masing-masing program tersebut diarahkan untuk mewujukan peningkatan penanganan dampak lingkungan hidup dari pembangunan dan aktifitas sehari-hari, peningkatan perlindungan dan konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup, peningkatan kapasitas pemangku kepentingan dalam pengelolaan lingkungan hidup, dan peningkatan penegakan hukum dan regulasi lingkungan hidup. LAKIP BLHD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2015 18