PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA


Bab V Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Sistem air terdiri dari laut, air permukaan maupun air tanah. Air merupakan hal

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP

Hasil uji laboratorium: Pencemaran Limbah di Karangjompo, Tirto, Kabupaten Pekalongan Oleh: Amat Zuhri

PENGARUH LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI PAAL 4 KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM

METODOLOGI PENELITIAN. pengambilan sampel pada masing-masing 3 lokasi sampel yang berbeda

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

BAB I PENDAHULUAN. tambah kecuali sekedar mempermudah sistem pembuangan. adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (ouput).

TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA

Lampiran 1 Hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi zat pada WTH 1-4 jam dengan suplai udara 30 liter/menit

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel. Daftar Gambar

ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Kata Kunci : Kualitas Air, Beban pencemaran, Danau Limboto

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Keteguhan, yang

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh

Tabel 1. Perkembangan Kualitas Air Danau Toba ( ) Kelas I Kelas II Cemar Ringan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

: Baku mutu air kelas I menurut Peraturan Pemerintah RI no. 82 tahun 2001 (hanya untuk Stasiun 1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR ABSTRACT INTISARI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta lokasi pengamatan dan pengambilan sampel di Waduk Cirata

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,

ANALISA PENCEMARAN LIMBAH ORGANIK TERHADAP PENENTUAN TATA RUANG BUDIDAYA IKAN KERAMBA JARING APUNG DI PERAIRAN TELUK AMBON

SNI butir A Air Minum Dalam Kemasan Bau, rasa SNI butir dari 12

Pengaruh Aktifitas Warga di Sempadan Sungai terhadap Kualitas Air Sungai Winongo

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENENTUAN STATUS PENCEMARAN KUALITAS AIR DENGAN METODE STORET DAN INDEKS PENCEMARAN (Studi Kasus: Sungai Indragiri Ruas Kuantan Tengah)

Lampiran 1. Diagram alir instalasi pengolahan air Dekeng

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Kota Timur merupakan kecamatan yang terdiri dari enam kelurahan.

PENENTUAN KUALITAS AIR

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Lokasi Studi.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton. Ima Yudha Perwira, SPi, Mp

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERSYARATAN PENGAMBILAN. Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/330/KPTS/013/2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

GUBERNUR JAWA TIMUR, 4. Peraturan Pemerintah Nomor 93 Tahun 1999 tentang Perusahaan Umum Jasa Tirta I ;

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

Teknik Lingkungan KULIAH 9. Sumber-sumber Air Limbah

Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit

TARIF LINGKUP AKREDITASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources), seperti: limbah industri,

Prestasi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2011 ISSN

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. Air merupakan komponen lingkungan hidup yang kondisinya

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

ph TSS mg/l 100 Sulfida mg/l 1 Amonia mg/l 5 Klor bebas mg/l 1 BOD mg/l 100 COD mg/l 200 Minyak lemak mg/l 15

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

Peraturan Pemerintah RI No. 20 tahun 1990, tanggal 5 Juni 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air

ANALISIS BOD dan COD DI SUNGAI SROYO SEBAGAI DAMPAK INDUSTRI DI KECAMATAN JATEN

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mil laut dengan negara tetangga Singapura. Posisi yang strategis ini menempatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

PEMODELAN PREDIKSI ALIRAN POLUTAN KALI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Y. Heryanto, A. Muda, A. Bestari, I. Hermawan/MITL Vol. 1 No. 1 Tahun 2016:

BAB III. PENCEMARAN AIR A. PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti untuk mandi, mencuci,

Transkripsi:

PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015 A. PEMANTAUAN KUALITAS AIR DANAU LIMBOTO Pemantauan kualitas air ditujukan untuk mengetahui pengaruh kegiatan yang dilaksanakan pada danau/sungai apakah kegiatan dimaksud dapat meningkatkan kualitas air atau sebaliknya. Pengukuran kualitas air dapat dilakukan melalui pengamatan langsung dan pengambilan sampel air danau untuk pengujian laboratorium. Parameter yang diamati meliputi fisik, kimia dan mikrobiologi. Parameter fisik meliputi: Suhu, Kekeruhan/kecerahan, Total Suspended Solid (TSS), Total Disolved Solid (TDS), turbidity, Daya Hantar Listrik (DHL). TSS menyatakan besar kecilnya tingkat pencemaran suatu perairan. Padatan tersuspensi bisa berupa mineral atau bahan organik yang berasal dari erosi tanah, industri, pembuangan kotoran/sampah, yang dapat ditemukan di permukaan air. TDS merupakan bahan bahan-bahan terlarut dan koloid yang berupa senyawa-senyawa kimia dan bahan-bahan lain, yang tidak tersaring dengan kertas saring diameter 0,45 µm. TSS tertahan pada diameter pori 0,45 µm. DHL merupakan gambaran numerik dari kemampuan air untuk meneruskan aliran listrik. Semakin tinggi garam-garam terlarut yang terionisasi akan semakin tinggi nilai DHLnya. Kekeruhan dapat disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik organic maupun an organic. Parameter kimia diantaranya meliputi: ph, BOD, COD, DO, nitrat, nitrit, amoniak, sulfat, kalsium, klorida, sianida, klorin bebas, sulfide, minyak/lemak, phenol, detergen (MBAS), total fosfat sebagai P, besi terlarut, timbal, tembaga, cadmium, krom, nikel, seng, selenium, mangan, kobalt, total P, N total, clhorofil a. ph menunjukkan kadar asam atau basa suatu larutan. Nilai ph sangat mempengaruhi proses biokimiawi perairan. Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air pada zat organic yang secara alamiah dapat dioksidasi melalui proses mikrobiologi dan

mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut di dalam air. Kebutuhan oksigen kimia atau Chemical Oxygen Demand (COD) menggambarkan jumlah total oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik secara kimiawi, baik yang dapat didegradasi secara biologis (biodegradable) maupun yang sukar didegradasi secara biologis (non biodegradable) menjadi CO 2 dan H 2 O. Nilai COD dianggap paling baik dalam menggambarkan keberadaan bahan organik. Keberadaan bahan organik pada badan perairan dapat berasal dari alam, aktivitas rumah tangga, dan aktivitas kegiatan perekonomian. BOD adalah ukuran kandungan bahan organic dalam air. Pengukuran BOD dilakukan untuk mengetahui jumlah oksigen yang diperlukan oleh bakteri untuk menguraikan atau mengoksidasi yang terlarut dalam air. Parameter BOD secara umum banyak dipakai untuk menentukan tingkat pencemaran air buangan. Penentuan BOD sangat penting untuk menelusuri aliran pencemaran dari tingkat hulu ke muara. Sesungguhnya penentuan BOD merupakan suatu prosedur bioassay yang menyangkut pengukuran banyaknya oksigen yang digunakan oleh organisme selama organisme tersebut menguraikan bahan organik yang ada dalam suatu perairan, pada kondisi yang hampir sama dengan kondisi yang ada di alam. Tanpa DO (oksigen terlarut), banyak mikroorganisme dalam air tidak dapat hidup karena oksigen terlarut digunakan untuk proses degradasi senyawa organic dalam air. Nitrogen dapat ditemui di setiap badan air dalam bermacam-macam bentuk. NH3 jika terlalu banyak menunjukkan adanya pencemaran. Nitrit jika kadarnya melebihi ambang batas membahayakan kesehatan karena dapat bereaksi dengan hemoglobin darah, hingga darah tidak dapat mengangkut oksigen. Senyawa fosfor dihasilkan dari degradasi senyawa asam nukleat, fosfolipida, fosfat organic dan senyawa fosfat yang berasal dari detergen. Krom merupakan logam kristalin yang putih, keberadaannya menunjukkan adanya pencemaran dari limbah industri karena logam ini tidak ada di air yang ada di alam. Nilai yang diperoleh dari pengujian kualitas air tersebut dapat menunjukan kualitas air yang diuji. Kualitas air ini mengacu kepada Peraturan Pemerintah

Nomor 82 tahun 2001. Klasifikasi menurut PP Nomor 82 ini ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas, yaitu: Kelas 1 (satu), air yang peruntukannya dapat digunakan sebagai air minum dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; Kelas 2 (dua), air yang peruntukannya dapat digunakan untuk sarana/pra sarana rekreasi air, budidaya ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertamanan dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; Kelas 3 (tiga), air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertamanan dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; Kelas 4 (empat), air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertamanan dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Pemantauan kualitas air Danau Limboto dilaksanakan oleh Tim dari BPDAS Bone Bolango, Tim Laboratorium dari Water Laboratory Nusantara (WLN) Manado dan didampingi Tim dari Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah (BLHRD) Provinsi Gorontalo. Titik pengambilan sampel sebanyak 10 titik sampel, sebagaimana tabel 1 berikut: Tabel 1. Nama dan Lokasi titik sampling pemantauan kualitas air Kode Penjelasan TITIK KOORDINAT (GPS) Titik Lokasi Titik SIN ** E** Sampling Sampling Derajat Menit Detik Derajat Menit Detik Titik 1 Danau dekat Pemukiman 00 34 08,08 122 59 28,95 Desa Iluta Titik 2 Danau dekat Pemukiman 00 34 16,8 122 58 47,9 Desa Barakati Titik 3 Danau dekat 00 34 25,8 122 58 10,3 Pemukiman

Kode Penjelasan TITIK KOORDINAT (GPS) Titik Lokasi Titik SIN ** E** Sampling Sampling Derajat Menit Detik Derajat Menit Detik Bagian tengah Danau yang Titik 4 banyak 00 34 39,4 122 59 04,86 ditumbuhi eceng gondok yang Titik 5 berdekatan 00 35 05,9 122 59 16,3 dengan Outlet Sungai Alopohu Titik 6 yang dipenuhi Karamba Jaring 00 35 11 122 58 40 Apung Titik 7 dekat lokasi wisata Pentadio 00 35 30,8 122 59 27 Resort Bagian Outlet Titik 8 Danau Limboto 00 35 87,11 122 49 48,3 yaitu Tapodu dekat Titik 9 pendaratan 00 34 40,1 122 59 51,17 Presiden Sukarno Titik 10 Danau dekat 00 33 57,8 122 00 13,22 Pemukiman Sumber: BP DAS Bone Bolango,2015 Adapun peta lokasi pengambilan sampel (titik-titik sampel) pemantauan kualitas air danau Limboto sebagaimana gambar di bawah:

7 6 5 8 3 4 9 2 1 10 Gambar Peta Lokasi Sampling Air Danau Limboto, 2015 Hasil Pemantauan Kualitas Air Danau Limboto sebagaimana tabel berikut: Tabel 2. Data Hasil Pemantauan Total Suspended Solid, Total Suspended Solid, Alkalinity, Kekeruhan dan Temperatur Kualitas Air Danau Limboto titik pemantauan 1-10, tahun 2015 Lokasi Jenis Paramater Fisika Sampling TDS TSS Alkalinity Kekeruhan Suhu Titik 1 451 131 6 284 26,5 Titik 2 435 125 <1 179 26,5 Titik 3 437 345 <1 405 26,5 Titik 4 500 88 <1 166 27 Titik 5 431 112 10 206 27,5 Titik 6 433 169 <1 264 28 Titik 7 433 181 5 234 28,5 Titik 8 438 190 28 182 28,6 Titik 9 441 73 12 158 28,7

Lokasi Jenis Paramater Fisika Sampling TDS TSS Alkalinity Kekeruhan Suhu Titik 10 445 98 5 166 28,7 Baku Mutu 1000 50 - - Deviasi 3 Sumber: Hasil Analisis Laboratorium WLN Manado, 2015 Tabel 3. Data Hasil Pemantauan ph, Clorida, Ammonia, Nitrate, dan Nitrit Kualitas Air Danau Limboto titik pemantauan 1-10, Tahun 2015 Jenis Paramater Kimia Lokasi Sampling ph Clorida Ammonia Nitrate Nitrit Titik 1 7,68 52,3 <0,02 0,198 Titik 2 7,84 49,4 <0,02 0,195 Titik 3 7,5 50,3 <0,02 0,211 Titik 4 7,65 59,2 <0,02 0,166 Titik 5 7,65 50,1 <0,02 0,166 Titik 6 7,8 50,1 <0,02 0,226 Titik 7 7,84 48,6 <0,02 0,211 Titik 8 7,6 50,4 <0,02 0,174 Titik 9 8,4 49,2 <0,02 0,147 Titik 10 8,25 46,3 <0,02 0,032 Baku Mutu 6-9 - - 10 0,06 Sumber: Hasil Analisis Laboratorium WLN Manado, 2015 Tabel 4. Data Hasil Pemantauan P-PO4, Total Nitrogen, Timbal, Merkury dan BOD Kualitas Air Danau Limboto titik pemantauan 1-10, Tahun 2015 Jenis Paramater Kimia Lokasi Sampling P-PO4 T.Nitrogen Timbal Merkury BOD Titik 1 0,212 4 <0,00005 10 Titik 2 0,468 3 <0,00005 9 Titik 3 1,16 6 <0,00005 11 Titik 4 0,938 4 <0,00005 11 Titik 5 0,235 4 <0,00005 11 Titik 6 0,419 5 <0,00005 12 Titik 7 0,258 3 <0,00005 7 Titik 8 0,155 3 <0,00005 6 Titik 9 0,301 3 <0,00005 4 Titik 10 0,512 4 <0,00005 4 Baku Mutu 0,2-0,03 0,002 6 Sumber: Hasil Analisis Laboratorium WLN Manado, 2015

Axis Title Tabel 5. Data Hasil Pemantauan COD, DO, Surfactan, E.Coli dan Total Coliform Kualitas Air Danau Limboto titik pemantauan 1-10, Tahun 2015 Jenis Paramater Kimia dan Mikrobilogi Lokasi Surfactan Total COD DO E.Coli Sampling (MBAS) Coliform Titik 1 54 7,03 <0,01 50 >24200 Titik 2 57 6,58 <0,01 290 >24200 Titik 3 61 5,8 <0,01 200 >24200 Titik 4 43 6,64 <0,01 340 5500 Titik 5 49 7 <0,01 100 15500 Titik 6 44 5,94 <0,01 90 >24200 Titik 7 40 6,37 <0,01 20 >24200 Titik 8 47 7,02 <0,01 30 >24200 Titik 9 39 6,97 <0,01 80 >24200 Titik 10 53 6,94 <0,01 170 13000 Baku Mutu 25 4 200 1000 5000 Sumber: Hasil Analisis Laboratorium WLN Manado, 2015 Berikut adalah grafik BOD Danau Limboto. BOD 12 10 8 6 4 2 0 Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5 Titik 6 Titik 7 Titik 8 Titik 9 Titik BM 10 BOD (mg/l) BOD 10 9 11 11 11 12 7 6 4 4 3 Grafik hasil pemantauan parameter Biological Oxygen Demand (BOD5) Air Danau Limboto pada pemantauan titik 1-10 Kadar BOD5 pada umumnya sudah melebihi baku mutu yang dipersyaratkan yaitu 3 mg/l dan titik pantau 4,5, dan 6 menunjukkan nilai BOD5 tertinggi. Hal ini disebabkan karena Danau Limboto dijadikan sebagai tempat pembuangan air

limbah rumah tangga dan sampah serta dijadikan sebagai tempat pembuangan tinja masyarakat. Berikut adalah grafik COD Danau Limboto: 70 60 50 40 30 20 10 0 COD Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5 Titik 6 Titik 7 Titik 8 Titik 9 COD 10 Titik BM (mg/l) COD 54 57 61 43 49 44 40 47 39 53 25 Grafik hasil pemantauan parameter Chemical Oxygen Demand (COD) Air Danau Limboto pada pemantauan titik 1-10 Berdasarkan hasil pemantauan dan analisis laboratorium menunjukkan bahwa Nilai COD terdeteksi disemua titik pemantauan berkisar antara 39-54 mg/l. Kadar COD pada semua titik pemantauan berada diatas baku mutu yang dipersyaratkan. Keberadaan nilai konsentrasi COD yang cukup tinggi diindikasikan karena adanya penumpukan bahan organik yang berasal dari kegiatan KJA yang pada diwilayah Danau Limboto. B. REHABILITASI DTA DANAU LIMBOTO Kegiatan ini dilaksanakan oleh BPDAS Bone Bolango dalam rangka memulihkan fungsi danau Limboto. Kegiatan yang dilaksanakan berupa pembuatan model budidaya bambu seluas 20 ha (atau 20 km) yang ditanam sepanjang aliran DAS Alupohu yang merupakan inlet danau Limboto (sebagai DTA Danau Limboto), tepatnya seluas 10 ha di desa Tabongo Timur dan 10 ha di desa Upomela Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo Ds Upomela, Kec

Bongomeme Kab Gorontalo (00 35'27.4" - 122 51'56.7" dan 00 35'29.0" - 122 51'28.7"). DTA (daerah tangkapan air) danau: adalah suatu wilayah daratan yang menampung dan menyimpan air dari curah hujan dan mengalirkannya ke danau secara langsung atau melalui sungai yang bermuara ke danau. Berikut adalah hasil tanaman bambu yang diambil pada tanggal 12 November 2015 (baru dilaksanakan penanaman) Tanaman Bambu di sempadan sungai pada Sub Das Alopohu