Interpretasi dan Aspek Legalitas Hasil. Pemeriksaan Laboratorium pada HIV/AIDS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kasus infeksi human immunodeficiency virus (HIV) dan

PEMERIKSAAN LABORATORIUM INFEKSI HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS PADA BAYI DAN ANAK

STRATEGI PEMERIKSAAN LABORATORIUM ANTIHIV WORO UMI RATIH Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang. disebabkan oleh Salmonella typhi yang masih dijumpai secara luas di

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular. langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium

BAB I Infeksi dengue adalah suatu infeksi arbovirus yang ditularkan melalui

Indonesia dalam rangka percepatan Millenium Development Goals (MDGs) mentargetkan penemuan kasus baru TB BTA positif atau Case Detection Rate (CDR)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Cheaper HIV viral load in-house assay and simplified HIV Test Algorithm

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi, yang juga dikenal sebagai communicable disease atau transmissible

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pada tahun 2002 dan peringkat ke 5 di seluruh dunia (Fauci et al., 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan parasit Plasmodium yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit akibat infeksi protozoa genus Plasmodium yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesehatan baik di negara maju maupun negara berkembang. Anemia juga masih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Point of Care Testing pada Penatalaksanaan HIV

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia tersebut menjadi melemah. Pertahanan tubuh yang menurun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit infeksi dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

BAB I PENDAHULUAN. masih menjadi masalah kesehatan global bagi masyarakat dunia. Angka kejadian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hepatitis adalah penyakit peradangan hati yang. paling sering disebabkan oleh infeksi virus.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi saluran napas disusul oleh infeksi saluran cerna. 1. Menurut World Health Organization (WHO) 2014, demam tifoid

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

ABSTRAK KORELASI ANTARA TOTAL LYMPHOCYTE COUNT DAN JUMLAH CD4 PADA PASIEN HIV/AIDS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peningkatan angka kejadian, tidak hanya terjadi di Indonesia juga di berbagai

Meyakinkan Diagnosis Infeksi HIV

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Acquired Imuno Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan syndrome atau

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian

ABSTRAK. STUDI TATALAKSANA SKRINING HIV di PMI KOTA BANDUNG TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus di kalangan masyarakat. Menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hepatitis karena infeksi virus merupakan penyakit. sistemik yang menyerang hepar. Penyebab paling banyak

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Pembimbing II : Penny S M., dr., Sp.PK., M.Kes

CLINICAL PATHOLOGY DEPARTMENT MEDICAL FACULTY USU / RSUP H.ADAM MALIK MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella typhi (S.typhi), bersifat endemis, dan masih

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hepatitis merupakan penyakit inflamasi dan nekrosis dari sel-sel hati yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan kesejahteraan sosial ekonomi pada masyarakat. World Health Organization (WHO) pada berbagai negara terjadi

I. PENDAHULUAN. Demam tifoid merupakan masalah kesehatan yang penting di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus(HIV) dan penyakitacquired Immuno

BAB I PENDAHULUAN. Immunodeficiency Syndrome) merupakan salah satu penyakit infeksi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. pada awalnya mungkin menimbulkan sedikit gejala, sementara komplikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil pembangunan kesehatan saat ini adalah derajat kesehatan masyarakat semakin meningkat secara bermakna, namun

BAB I PENDAHULUAN. I.A. Latar Belakang. Hepatitis B merupakan penyakit infeksi menular. berbahaya yang disebabkan oleh virus hepatitis B (VHB).

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Selatan dan 900/ /tahun di Asia (Soedarmo, et al., 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) merupakan agenda serius untuk

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Virus Epstein-Barr (EBV) adalah virus yang. menginfeksi lebih dari 90% populasi di dunia, baik yang

BAB I. PENDAHULUAN. infeksi Human Immunodificiency Virus (HIV). HIV adalah suatu retrovirus yang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi yang terjadi saat kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2009, maka diperlukan adanya fasilitas pelayanan kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung telah menjadi salah satu penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asma masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di. dunia dan merupakan penyakit kronis pada sistem

BAB I PENDAHULUAN. Hepatitis B (VHB). Termasuk famili Hepadnavirus ditemukan pada cairan tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang

ABSTRAK. GAMBARAN IgM, IgG, DAN NS-1 SEBAGAI PENANDA SEROLOGIS DIAGNOSIS INFEKSI VIRUS DENGUE DI RS IMMANUEL BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang Permasalahan. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen P2PL) Kementerian Kesehatan RI (4),

BAB I PENDAHULUAN. sedentary lifestyles. Sedentary lifestyles menyebabkan banyak bermunculan

BAB I PENDAHULUAN I.A. LATAR BELAKANG MASALAH. Infeksi virus hepatitis B (VHB) merupakan salah. satu masalah kesehatan utama dengan tingkat morbiditas


ARTIKEL PENELITIAN Akurasi Deteksi Mycobacterium tuberculosis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HIPERTENSI ARTERI PULMONAL IDIOPATIK

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Kemenkes, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Gambaran Ankle-Brachial Index (ABI) Penderita Diabetes mellitus (DM) Tipe 2 Di Komunitas Senam Rumah Sakit Immanuel Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

GIRI TRICAHYONO K

BAB I PENDAHULUAN. bertekat memenuhi komitmen pencapaian target MDGs ( Millenium. anak (Laporan Pencapain Perkembangan Indonesia MDGs, 2007).

PARADIGMA BARU KARDIOMIOPATI PERIPARTUM

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien.

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah sindroma yang bercirikan defisit neurologis onset akut yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh Salmonella typhi yang masih dijumpai secara luas di berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. timbul yang disertai rasa gatal pada kulit. Kelainan ini terutama terjadi pada masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Millenium Development Goals (MDGs) merupakan suatu program yang

BAB I PENDAHULUAN. yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi

Transkripsi:

nterpretasi dan Aspek Legalitas Hasil Pemeriksaan Laboratorium pada HV/ADS Diajukan oleh: Agnes R ndrati Dept. Patologi Klinik, RS Hasan Sadikin/ FK Universitas Padjadjaran Bandung Pada Acara: Simposium sehari: Laboratory Update in nfectious Disease Treatment as Millenium Development Goals (MDGs) Achievement Challenge Bandung 2015

nterpretasi dan Aspek Legalitas Hasil Pemeriksaan Laboratorium pada HV/ADS Agnes R. ndrati Divisi munologi, Dept. Patologi Klinik RS Hasan Sadikin/ FK UNPAD Bandung nfeksi Human mmunodeficiency Virus (HV) merupakan krisis kesehatan terbesar yang dihadapi dunia saat ini. UNADS melaporkan bahwa sampai tahun 2008, pandemihv/ads telah menyebabkan kematian 25 juta orang dan 30 juta orang hidup dengan HV/ADS. Tanpa penatalaksanaan yang baik, 3juta orang akan meninggal tiap tahunnya. Sekitar 6,7 juta orang yang membutuhkan terapi antiretrovirus dan sebagian besar diantaranya tinggal di negaranegara Asia dan Afrika. Diagnosis infeksi HV merupakan awal untuk penatalaksanaan pasien HV dan diagnosis HV seringkali ditegakkan berdasarkan deteksi antibodi terhadap HV. Dalam menentukan kriteria pengobatan ARV selain klinis, laboratorium memegang peranan penting bukan saja sebagai penegakkan diagnosis tapi juga sebagai pemantau perjalanan penyakit. Pemeriksaan anti-hv digunakan untuk menegakkan diagnosis, menentukan angka kesakitan infeksi HV/ADS melalui surveilans, mengamankan darah transfusi dan transplantasi jaringan. Pemeriksaan HV didasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik ndonesia no 241/Menkes/SK/V/2006: Standar Pelayanan Laboratorium Kesehatan Pemeriksa HV dan O. Bahan pemeriksaan dapat berupa serum, plasma atau darah lengkap ( whole blood), Dry Blood Spot (DBS) sesuai dengan petunjuk dari reagensia yang dipakai.reagensia yang dipilih untuk dipakai pada pemeriksaan didasarkan pada sensitivitas dan spesifisitas tiap jenis reagensia. Semua reagensia yang dipakai harus sudah terdaftar pada Departemen Kesehatan Republik ndonesia dan mengacu pada buku Hasil Evaluasi Reagensia HV di ndonesia oleh Departemen Kesehatan.

UNADS dan WHO merekomendasikan pemeriksaan strategi tiga, untuk memaksimalkan akurasi serta mengurangi biaya yang dibutuhkan. Strategi pemeriksaan yang harus digunakan tergantung dari tujuan pemeriksaan serta prevalensi infeksi HV pada populasi tempat dilaksanakannya pemeriksaan, seperti terlihat pada tabel A dan gambar 1. Tabel A. Rekomendasi UNADS dan WHO untuk strategi pemeriksaan HV berdasarkan tujuan pemeriksaan dan prevalensi infeksi HV pada populasi Tabel A. Strategi pemeriksaan berdasarkan prevalensi dan tujuan pemeriksaan Tujuan Pemeriksaan Prevalensi Strategi pemeriksaan Penapisan darah dan produk darah Semua prevalensi Surveilans >10 <10 Diagnosis: Dengan gejala klinis >30 <30 Tanpa gejala klinis >10 <10

Gambar 1. Alur strategi pemeriksan Hasil pemeriksaan laboratorium untuk tes HV harus diinterpretasi dengan hati-hati. Hasil pemeriksaan dapat positif, negatif atau indeterminat. Periode jendela pada awal infeksi HV dimana belum terjadi pembentukan antibodi dapat menghasilkan hasil negatif palsu. Sementara hasil positif palsu dapat disebabkan beberapa keadaan seperti infeksi virus lain maupun penyakit otoimun. Sementara hasil indeterminate dapat disebabkan titer pada kadar rendah seperti pada awal serokonversi, ADS tahap lanjut ataupun antibodi lain yang bereaksi silang dengan antigen HV. Pemeriksaan anti-hv harus disertai dengan adanya informed consent tertulis dari orang yang diperiksa atau bila tidak memungkinkan mendapatkannya dari yang bersangkutan karena penderita di bawah umur dewasa atau tidak sadar, maka dapat dimintakan dari keluarga terdekatnya. Sebelumnya didahului dengan konseling pra-uji/tes dan sesudah pemeriksaan diberikan konseling pasca-uji/tes.

Acuan Pustaka 1. Mahajan VS, Pace CA, Jarolim P. nterpretation of HV Serologic Testing Results. Clinical Chemistry. 2010;5(10):1523-6. 2. HV ASSAYS: OPERATONAL CHARACTERSTCS (PHASE 1) WHO Library Cataloguing -in- Publication Data World Health Organization. HV Assays: Operational Characteristics Report 14 / Simple/Rapid tests. World Health Organization, 2004. 3. Owen SM, Yang C, Spira T, Ou CY, Pau CP, Parekh BS dkk. Alternative Algorithms for Human mmunodeficiency Virus nfection Diagnosis Using Tests That Are Licensed in the United States. Journal of Clinical Microbiology. 2008;46(5):1588 95. 4. Plate DK. Evaluation and mplementation of Rapid HV Tests: The Experience in 11 African Countries, ADS research and Human Retroviruses. 2007;2(12):1491 8. 5. Departemen Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik, Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik. Hasil Evaluasi Reagensia HV di ndonesia. Jakarta. 2006. 6. World Health Organization. Rapid HV Tests: Guidelines for Use in HV Testing and Counselling Services in Resource-constrained Settings. France. 2004. 7. Wright RJ, Stringer JS. Rapid Testing Strategies for HV-1 Serodiagnosis in High-Prevalence African Settings. American Journal of Preventive Medicine. 2004;27(1):42 8. 8. Guidelines for using HV testing technologies in surveillance: selection, evaluation and implementation 2009 update. World Health Organization, UNADS, Centers for Disease Control (U.S. ). 2009.