BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa. perusahaan akan berdampak terhadap nilai pasar perusahaan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu pencerminan dari suatu kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. (investor) dengan pihak yang memerlukan dana (issuer). Adanya pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan untuk mengukur kinerja manajemen adalah laba. Statement of financial Accounting Concept (SFAC) Nomor 1 bahwa informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki modal penting dalam kehidupan ekonomi, sejalan

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PERATAAN LABA (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. karena laporan keuangan memperlihatkan kondisi perusahaan pada tahun bersangkutan. Laporan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perkembangan zaman yang semakin pesat telah banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kinerja perusahaan dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN,PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP TINDAKAN PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan yang merupakan salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maupun eksternal investor, kreditur dan pemerintah (Olivia, 2007

BAB I PENDAHULUAN. yang efisien dapat mendukung perkembangan ekonomi, karena adanya alokasi

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa, dagang

BAB I PENDAHULUAN. individu, sosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laba rugi,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. karena baik buruknya kinerja perusahaan akan berdampak terhadap nilai pasar

BAB I PENDAHULUAN. Perataan laba adalah cara yang digunakan manajemen untuk mengurangi

BAB 1 PENDAHULUAN. optimal bagi perusahaan. Kinerja manajemen dapat tercermin dalam laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menurut PSAK No. 1 (2009 : par 07) laporan keuangan merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. terdapat beberapa kasus praktik income smoothing (perataan laba) yang pernah terjadi,

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menampilkan citra perusahaan yang baik agar bisa menarik minat investor

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kerja manajemen untuk mendapatkan hasil yang optimal bagi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi sebagai bentuk pertanggungjawaban atas wewenang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suwito dan Herawaty (2005) pasar modal memiliki peranan penting dalam

PERBEDAAN REAKSI PASAR ANTARA PERUSAHAAN PERATA LABA DAN BUKAN PERATA LABA PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal perusahaan. 1 Laporan keuangan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus

ABSTRAK. Kata Kunci: Ukuran Perusahaan, Dividen Payout Ratio, Financial Leverage, Profitabilitas, Tipe Industri Dan Perataan Laba.

BAB I PENDAHULUAN. yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa perusahaan akan. minat investor untuk menanam atau menarik investasinya dari sebuah

BAB I PENDAHULUAN. masa lalu dan kondisi perusahaan untuk masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. terhadap harga belinya (Handoko, 2002). Manajer sebagai agent pengelola. mengurangi unsur ketidakpastian dalam investasi.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. Laporan keuangan mengandung informasi informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan keagenan antara pemilik perusahaan (principal) dan manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


BAB I PENDAHULUAN UKDW. kuat bagi manajemen perusahaan untuk menampilkan kinerja terbaik

terbaik untukbersaing dengan perusahaan lain. Hal ini dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I tahun 2015 tumbuh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada era globalisasi saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan data-data

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu pencerminan dari suatu kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul ketika. terjadi karena adanya asimetri informmasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Leverage, Dividend Payout Ratio dan Net Profit Margin terhadap Perataan. Laba membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup pesat. Sejak adanya paket-paket kebijakan yang. dikeluarkan pemerintah dan adanya UU No. 10 Tahun 1998 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya dunia perekonomian di Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perusahaan yang membutuhkan dana dapat memenuhinya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya akuntansi keuangan dan laporan keuangan

PENGARUH PERATAAN LABA TERHADAP REAKSI PASAR DAN RESIKO INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat persaingan di dalam dunia bisnis memaksa. perusahaan untuk mempunyai keunggulan kompetitive untuk terus

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DAN KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI

BAB V SARAN DAN KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi suatu bangsa diiringi dengan peningkatan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. Efek Jakarta. Pasar modal merupakan suatu pasar yang didalamnya terdapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kegiatan yang dilakukan manajer dalam pengelolaan keuangan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan dan menjalankan perusahaan, sehingga perusahaan. membutuhkan laporan keuangan sebagai pegangan untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan kinerja perusahaannya. Baik buruknya kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil dari kegiatan operasional perusahaan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO)

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan dan sangat penting bagi pihak internal maupun pihak eksternal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah untuk mendapatkan dana dari masyarakat yang dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB I PENDAHULUAN. Namun, selain itu manajer juga bertanggung jawab menyajikan laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang akan datang. Oleh sebab itu, informasi yang disajikan harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya. Dengan mendapatkan laba yang terus meningkat perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. baik. Kinerja perusahaan tersebut dapat dinilai melalui laporan keuangan yang dibuat oleh UKDW

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang bermanfaat bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. rangka menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat dan untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dari perusahaan yang dipimpinnya. Hal ini disebabkan karena baik buruknya

BAB I PENDAHULUAN. optimal bagi perusahaan. Kinerja manajemen dapat tercermin dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Informasi tentang laba (earnings) mempunyai peran sangat

BAB I PENDAHULUAN. Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan atau aktifitas perusahaan kepada pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan ekonomi (Harahap, 2011: 70).

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan untuk menampilkan performa terbaik dari perusahaan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak penyedia dana (investor) dan penerima dana (perusahaan). Sejalan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen yang ada didalam suatu perusahaan dituntut untuk dapat

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I : PENDAHULUAN... 1

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. bank dalam mengelola dana (capability), integritas, dan kredibilitas manajemen

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam melakukan kebijaakn

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu perusahaan, oleh karena itu laporan keuangan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. iklim investasi. Emiten ramai-ramai mengalihkan portofolionya ke saham

PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu media komunikasi yang biasa. digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan dalam dunia usaha atau bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk menampilkan performa terbaik bagi perusahaan yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa perusahaan akan berdampak terhadap nilai pasar perusahaan dan mempengaruhi minat investor untuk menanam atau menarik investasinya dari sebuah perusahaan. Hal ini mempengaruhi ketersediaan dan besarnya dana yang bisa dimanfaatkan perusahaan, serta tinggi rendahnya Cost Of Capital (COC) yang harus ditanggungnya. Selain itu, manajemen juga bertanggung jawab untuk menyediakan laporan keuangan kepada semua pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan merupakan cerminan suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan keuangan terdapat informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pihak-pihak tersebut antara lain pihak internal seperti manajemen perusahaan dan karyawan perusahaan, dan pihak eksternal seperti pemegang saham, kreditor, investor, pemerintah, pemasok, konsumen dan masyarakat umum lainnya. Pihak manajemen mempunyai kewajiban untuk menyusun laporan keuangan dalam hal pertanggung jawaban atas aktiva yang secara langsung mereka kelola. Berdasarkan laporan keuangan tersebut, investor 1

2 dan kreditor dapat mengambil keputusan-keputusan ekonomi dengan mengetahui informasi laba suatu perusahaan. Informasi laba bertujuan untuk menilai kinerja manajemen, meramalkan laba, dan menaksir risiko dalam berinvestasi. Informasi laba memiliki pengaruh yang sangat besar bagi para penggunanya dalam mengambil suatu keputusan, sehingga perhatian investor sering terpusat pada informasi laba perusahaan. Diantara pihak internal dan eksternal terdapat pertentangan kepentingan yang dapat mendorong timbulnya konflik yang merugikan bagi pihak-pihak yang bertentangan tersebut. Pertentangan yang terjadi diantara pihak-pihak tersebut antara lain manajemen berkeinginan meningkatkan kesejahteraanya, sedangkan pemegang saham berkeinginan meningkatkan kekayaannya, manajemen berkeinginan memperoleh kredit sebesar mungkin dengan bunga rendah, sedangkan kreditor hanya ingin memberi kredit sesuai dengan kemampuan perusahaan, dan manajemen berkeinginan membayar pajak sekecil mungkin, sedangkan pemerintah ingin memungut pajak setinggi mungkin. Untuk mengatasi konflik yang terjadi antara pihak internal dan pihak eksternal, manajemen cenderung melakukan disfunctional behavior (perilaku tidak semestinya), yaitu salah satunya dengan melakukan perataan laba (income smoothing). Praktik perataan laba telah dikenal sebagai praktik yang logis dan rasional. perataan laba dilakukan oleh para manajer untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan dan meningkatkan kemampuan investor untuk meramalkan arus kas dimasa mendatang. Praktik perataan laba meliputi usaha untuk memperkeciljumlah laba yang dilaporkan jika

3 laba aktual lebih besar dari laba normal, dan untuk memperbesar laba yang dilaporkan jika laba lebih kecil dari laba normal. Tindakan perataan laba merupakan suatu fenomena yang umum dan banyak dilakukan di berbagai perusahaan. Namun demikian, tindakan tersebut menyebabkan pengungkapan informasi mengenai penghasilan bersih atau laba menjadi menyesatkan, sehingga mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan khususnya pihak eksternal. Perataan laba lebih bersifat menutupi informasi yang sebenarnya harus diungkapkan, sehingga informasi yang disajikan tidak mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi. Adanya perataan laba sebenarnya memperlihatkan bahwa manajer berusaha untuk menyembunyikan informasi ekonomi perusahaan kepada pihak eksternal. Akibatnya, investor mungkin tidak memperoleh informasi laba yang akurat dan memadai untuk mengevaluasi hasil dengan risiko dari portofolio mereka.. Dalam melakukan pertimbangan berinvestasi, perhatian investor sering terpusat pada informasi laba yang dihasilkan oleh perusahaan tanpa memperhatikan prosedur yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut Hal inilah yang mendorong manajemen untuk melakukan dysfunctional behaviour (perilaku tidak semestinya) untuk meningkatkan kinerja manajemen perusahaan. Tindakan dysfunctional behaviour yang dilakukan oleh pihak manajemen tersebut berkaitan dengan teori keagenan (agency theory) yang menyatakan adanya perbedaan kepentingan antara manajemen (agen) dan pemegang saham (principal). Pihak manajemen selaku pengurus

4 perusahaan juga memiliki informasi perusahaan yang lebih banyak dibanding dengan pemilik perusahaaan. Hal ini dimanfaatkan oleh manajemen perusahaan untuk melakukan manipulasi laba atau pengelolaan laba (earning management). Salah satu bentuk pengelolaan laba yang dilakukan manajemen perusahaan adalah praktik perataan laba. Adanya fenomena perataan laba dapat menyebabkan pengungkapan laba yang menyesatkan, sehingga akan mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan, khususnya pihak eksternal. Praktik perataan laba dapat mengakibatkan kerugian bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan karena perataan laba dapat menyebabkan pengungkapan laporan keuangan menjadi tidak mencerminkan kondisi perusahaan yang sebenarnya yang seharusnya perlu diketahui oleh pemakai laporan keuangan, sehingga pemakai laporan keuangan tidak dapat melakukan pengambilan keputusan yang tepat. Praktik perataan laba merupakan suatu fenomena yang sudah tidak asing lagi bagi setiap perusahaan, akan tetapi praktik perataan laba sulit untuk dideteksi dan dapat menyebabkan informasi yang menyesatkan bagi para pengguna informasi tersebut. Apabila para pengguna informasi tersebut tidak menyadari akan adanya praktik perataan laba di dalam laporan keuanagan setiap perusahaan, maka dapat menyebabkan kesalahan dalam pengambilan keputusan. Di lain sisi bagi pihak manajemen, praktik perataan laba juga dapat menimbulkan kerugian apabila pihak eksternal mengetahui bahwa informasi yang disajikan dengan tidak semestinya, yaitu harga saham

5 perusahaan yang tadinya bisa diperkirakan overvalued menjadi undervalued. Terdapat indikasi tindakan perataan laba dan laba operasi merupakan sasaran umum yang digunakan untuk melakukan perataan laba. Tindakan perataan laba cenderung dilakukan oleh perusahaan yang profitabilitasnya rendah, dan perusahaan dalam industri yang beresiko. Fenomena perataan laba di Indonesia terjadi di beberapa perusahaan yang ada di Bursa Efek Indonesia seperti Perusahaan Agriculture, Forestry and Fishing, Perusahaan Animal Feed and Husbandry, Perusahaan Mining and Mining Services, PerusahaanWhole Sale and Retail Trade ( kedua perusahaan ini masuk sub sector manufaktur) dan Perusahaan Banking. Pada table dibawah ini rincian data dari semua perusahaan yang perataan laba. Sumber data diambil di tahun 2013 : Tabel 1.1. Fenemona Perataan Laba No Nama Perusahaan Jenis Perusahaan 1 PP London Sumatra Indonesia Tbk Perusahaan Agriculture, Forestry and Fishing 2 Multibreeder adirama indonesia Tbk PerusahaanAnimal Feed and Husbandry 3 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Perusahaan Mining and Mining Services 4 Adhi Karya (Persero) Tbk Perusahaan Constructions 5 Ramayana Lestari Sentosa Tbk PerusahaanWhole Sale and Retail Trade 6 Bank Mandiri (Persero) Tbk Perusahaan Banking 7 Kresna Graha Sekurindo Tbk Perusahaan Securities Sumber : http://ayubbayu.files.wordpress.com/2011/02/akm3.pdf, tanggal 20 Maret 2012 Dari table diatas, bisa diidentifikasi bahwa perataan laba yang dilakukan perusahaan bisa memberikan nilai kebaikan dan keburukan, tetapi lebih banyak sisi kebaikannya bagi perusahaan, banyak alasanya kenapa

6 perataan laba dilakukan perusahaan karena bisa sebagai rekayasa untuk mengurangi laba dan menaikkan biaya pada periode berjalan yang dapat mengurangi hutang pajak. Dengan perataan laba dapat meningkatkan kepercayaan investor karena kestabilan penghasilan dan kebijakan deviden sesuai dengan keinginan, mempererat hubungan antara manajer dan karyawan karena dapat menghindari perintah kenaikan upah atau gaji oleh karyawan serta memiliki dampak psikologis pada perekonomian. Juga perataan laba untuk memperbaiki citra perusahaan dimata pihak eksternal dan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki resiko yang rendah. Disamping itu, memberikan informasi yang relevan dalam melakukan prediksi terhadap laba pada masa mendatang, meningkatkan kepuasan relasi bisnis, meningkatkan persepsi pihak eksternal terhadap kemampuan manajemen, dan meningkatkan kompensasi bagi pihak manajemen. Perusahaan yang memiliki nilai pasar yang tinggi akan cenderung melakukan perataan laba (Aji dan Mita, 2010). Perusahaan yang memiliki nilai pasar yang tinggi akan cenderung untuk melakukan perataan laba, hal tersebut dikarenakan suatu perusahaan akan cenderung menjaga konsistensi labanya agar nilai pasar perusahaannya tetap tinggi sehingga dapat lebih menarik arus sumber daya kedalam perusahaannya. Laba juga sering dikatakan sebagai ukuran kemampuan perusahaan dalam membayar dividen. Kebijakan dividen memiliki pengaruh terhadap perilaku perataan laba, karena kebijakan dividen akan mempunyai implikasi yang signifikan pada pengambilan keputusan investor maupun investasi potensial dalam pembelian saham perusahaan. Pihak Investor menyukai tingkat dividen yang

7 tinggi dan investor juga merupakan pihak yang menolak risiko. Padahal perusahaan yang menerapkan tingkat dividen yang tinggi juga akan memiliki risiko yang tinggi apabila terjadi fluktuasi laba yang besar. Tuntutan untuk dapat membagikan dividen yang besar dengan risiko yang kecil membuat pihak manajemen cenderung untuk melakukan perataan laba. Praktik perataan laba ini diduga dapat dicegah dengan adanya auditor independen yang memeriksa laporan keuangan. Dengan auditor independen dapat menjadi pelindung terhadap kecurangan akuntansi seperti praktik perataan laba. Penelitian mengenai perataan laba ini telah banyak dilakukan, namun dari berbagai penelitian tersebut terdapat ketidak konsistenan hasil antar penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perataan laba. Atas dasar tidak konsistennya hasil temuan beberapa peniliti sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian kembali mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba dengan rumusan masalah yaitu apakah nilai perusahaan, kebijakan dividen, dan reputasi auditor berpengaruh terhadap perataan laba. Penelitian ini diharapkan dapat memperjelas penerapan teori akuntansi dan teori keagenan dalam kaitannya dengan praktik perataan laba pada perusahaan. Disamping itu penelitian ini juga diharapkan dapat memperluas pengetahuan mengenai pengaruh nilai perusahaan, kebijakan dividen dan reputasi auditor terhadap praktik perataan laba. Bagi pengguna laporan keuangan dan calon investor hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti mengenai pengaruh nilai perusahaan, kebijakan dividen dan reputasi auditor terhadap perataan laba, sehingga

8 diharapkan dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam melakukan investasi. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut : 1. Penelitian terdahulu menggunakan periode 2009 2011 dengan perusahaan manufaktur, sedangkan pada penelitian ini peneliti mengambil perusahaan sector manufaktur juga dengan masa periode penelitian yaitu periode 2010-2014. 2. Variabel penelitian terdahulu ada ada 5 yaitu, nilai perusahaan, kebijakan dividen dan reputasi auditor terhadap perataan laba tetapi dalam penelitian ini peneliti mengulang kembali tetapi mengurangin 1 variabel yaitu Reputasi auditor, karena menurut beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa Reputasi auditor Reputasi auditor tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap praktik perataan laba (income smoothing). Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni Luh Putu Arik Prabayanti (2009), Penelitian ini menggunakan data sekunder perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu berupa laporan keuangan perusahaan. Data tersebut diperoleh dari ICMD dan www.idx.co.id.periodisasi pelaporan mencakup tahun 2004 2008, dimana Financial leverage tidak berpengaruh negatif terhadap praktik perataan laba. Berdasarkan uraian diatas maka penulis merasa tertarik melakukan penelitian kembali dengan judul Pengaruh Nilai Perusahaan Dan

9 Kebijakan Terhadap Perataan Laba Pada Perusahaan Sektor Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 1.2. Identifikasi dan Pembatasan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah Berdasarkan pada latar belakang diatas, penelitian ini ingin menguji kembali Pengaruh Nilai Perusahaan dan Kebijakan terhadap Perataan Laba pada perusahaan Sektor Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun masalah penelitian ini selanjutnya dapat peneliti indentifikasi permasalahan kedalam pernyataan sebagai berikut : a. Masih ada perusahaan yang melakukan perataan laba b. Konflik internal dan eksternal, manajemen cenderung melakukan perataan laba (income smoothing) sebagai solusinya. c. Faktor nilai perusahaan memberikan pengaruh terhadap perataan laba d. Kebijakan dividen berhubungan dengan penggunaan aktiva perusahaan dalam penjualan saham. e. Ukuran perusahaan dinilai dari besarnya aktiva perusahaan f. Price book value indikator nilai perusahaaan yang paling baik pengaruh terhadap perataan laba g. Adanya kecenderungan bonus plan dan dividend payout ratio berpengaruh positif pada peluang terjadinya praktik perataan laba,

10 1.2.2. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah serta mengingat luasnya pembahasaan materi yang ada dan untuk menghindari penyimpangan dalam pembahasan yang akan ditulis, maka dalam skripsi ini penulis hanya membatasi permasalahan pada faktor-faktor yang mempengaruhi perataan laba (income smoothing) : a. Nilai perusahan dengan indikator proksi penelitian price book value b. Kebijakan Dividen dengan indikator proksi Dividen Payout Ratio (DPR) c. Indikasi Perataan laba perusahaan dilihat dari Index Eckel d. Perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan masa periode tahun 2010 sampai 2014 1.2.3. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah di atas maka penulis merumuskan masalah yang akan diteliti yaitu: a. Apakah terdapat pengaruh nilai perusahaan dan kebijakan dividen secara bersama-sama terhadap perataan laba pada perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 sampai 2014? b. Apakah terdapat pengaruh nilai perusahaan terhadap perataan laba pada perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 sampai 2014?

11 c. Apakah terdapat pengaruh kebijakan dividen terhadap perataan laba pada perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 sampai 2014? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: a. Untuk mengetahui apakah nilai perusahaan dan kebijakan dividen memberikan pengaruh secara bersama-sama terhadap Perataaan Laba pada perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 sampai 2014. b. Untuk mengetahui apakah nilai perusahaan berpengaruh terhadap Perataan Laba pada perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 sampai 2014. c. Untuk mengetahui apakah kebijakan dividen berpengaruh terhadap Perataan Laba pada perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 sampai 2014. 1.3.2. Manfaat Penelitian Secara umum manfaat dari penulisan skripsi ini dijabarkan sebagai berikut : 1. Bagi manajemen perusahaan dan pengguna laporan keuangan Sebagai pertimbangan bagi manajemen perusahaan untuk tidak melakukan perataan laba dengan sengaja sehingga tidak merugikan pihak - pihak yang berkepentingan dengan informasi laba. Dan sebagai

12 bahan pertimbangan bagi pengguna laporan keuangan dalam menilai kinerja perusahaan sehubungan dengan adanya tindakan perataan laba yang saat ini sudah menjadi fenomena umum. 2. Bagi Investor Mengetahui standar keunggulan dari perusahaan bagi manajemen perusahaan dan pengguna laporan keuangan Sebagai pertimbangan bagi manajemen perusahaan untuk tidak melakukan perataan laba dengan sengaja sehingga tidak merugikan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi laba. Dan sebagai bahan pertimbangan bagi pengguna laporan keuangan dalam menilai kinerja perusahaan sehubungan dengan adanya tindakan perataan laba yang saat ini sudah menjadi fenomena umum. 3. Bagi peneliti selanjutnya dan pengembangan ilmu Menambah referensi yang dijadikan sebagai rekomendasi penelitian untuk para peneliti selanjutnya agar menjadi lebih baik, serta memberikan tambahan manfaat ilmu pengetahuan sesuai dengan topik yang penulis buat. 4. Bagi penulis Untuk memperluas wawasan berfikir penulis mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan praktik parataan laba yang dilakukan oleh perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).