Heri Hartanto - Hukum Acara Peradilan Agama FH-UNS

dokumen-dokumen yang mirip
REPLIK DIAJUKAN OLEH PENGGUGAT DITUJUKAN PD MAJELIS HAKIM TIDAK PERLU DITULIS RINCIAN

D I S Q U A L I F I C A T O I R

JENIS SITA. Sita Jaminan thdp barang milik Debitur/Tergugat (Conservatoir Beslag) Sita Jaminan thdp barang bergerak milik Penggugat :

ALAT BUKTI DALAM PERKARA PERDATA. OLEH : Dr. H. Gunarto,SH,SE,Akt,M.Hum

a. Hukum pembuktian bagian hukum acara perdata, diatur dalam:

SITA. Hukum Acara Perdata - FH UNS

BAB II TINJAUAN HUKUM TENTANG ALAT BUKTI SURAT ELEKTORNIK. ( )

HAKIM SALAH MEMBAGI BEBAN BUKTI GAGAL MENDAPATKAN KEADILAN ( H. Sarwohadi, S.H.,M.H., Hakim Tinggi PTA Mataram )

HUKUM ACARA PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

BAB IV. Putusan Pengadilan Agama Malang No.0758/Pdt.G/2013 Tentang Perkara. HIR, Rbg, dan KUH Perdata atau BW. Pasal 54 Undang-undang Nomor 7

HUKUM ACARA PERDATA (HAPerd)

KESIMPULAN. saja Kesimpulan dapat membantu hakim dalam menjatuhkan Putusan

Pada prinsipnya asas pada Hukum Acara Perdata juga berlaku di PA Asas Wajib Mendamaikan Asas Persidangan Terbuka Untuk Umum, kec.

BAB IV. ANALISIS HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA TERHADAP PENETAPAN PENGADILAN AGAMA BUKITTINGGI NOMOR:83/Pdt.P/2012/PA.Bkt

MEDIASI. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan

BAB IV ANALISIS STUDI KASUS PUTUSAN HAKIM

II. PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA

PEMERIKSAAN PERKARA DALAM PERSIDANGAN

PUTUSAN Nomor: 284/Pdt.G/2011/PA.Pkc. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M E L A W A N

BAB II HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA TENTANG PEMBUKTIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon (Suami) atau kuasanya :

PEMBAHASAN JAWABAN GUGATAN BALIK (REKONVENSI) JALANNYA PERSIDANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kerangka Teori atau Konseptual

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA

Syarat DEBITOR Pailit (Psl 2 (1) UU 37/2004)

PROSES SIDANG PERDATA DI PENGADILAN NEGERI PUTUSSIBAU

HUKUM ACARA PERDATA BAB I PENDAHULUAN


LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya dan dalam rangka mendalami secara perbandingan (comparative law study)

Seorang pria yang telah 18 tahun dan wanita yang telah 15 tahun boleh

Latihan Soal Ujian Advokat Perdata

Bayyinah, yang artinya satu yang menjelaskan. Secara terminologis

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAHAN KULIAH KD 3 HUKUM ACARA PERDATA. Hukum Acara Perdata, FH UNS

BAB IV ANALISIS DATA. 1. profil pengadilan agama malang. No. 1, Kelurahan Polowijen, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembuktian merupakan salah satu proses yang sangat penting dalam

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PELAKSANAAN SITA JAMINAN ATAS HARTA PERKAWINAN DALAM PERKARA PERCERAIAN VERAWATY KOJUNGAN / D

Informasi Elektronik Sebagai Bukti dalam Perkara Pidana

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KUMULASI GUGATAN. Secara istilah, kumulasi adalah penyatuan; timbunan; dan akumulasi

Makalah Rakernas MA RI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

DERDEN VERZET (Oleh : Drs. H. M. Yamin Awie, SH. MH. 1 )

Dibuat Oleh A F I Y A T I NIM Dosen DR. Ir Iwan Krisnadi MBA

SISTIM HUKUM INDONESIA POKOK BAHASAN

UNDANG-UNDANG Nomor: 7 TAHUN 1989 Tentang PERADILAN AGAMA Tanggal: 29 DESEMBER 1989 (JAKARTA) LN 1989/49; TLN NO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. telah mengakibatkan semakin beragamnya pula aneka jasa-jasa (features) fasilitas

PENUNJUK UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Perkara Tingkat Pertama Cerai Gugat. Langkah-langkah yang harus dilakukan Penggugat (Istri) atau kuasanya :

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUKUM ACARA PERDATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TINJAUAN YURIDIS TENTANG SYARAT DAN PENERAPAN PENGGUNAAN PERSANGKAAN SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PERKARA PERDATA BOBY PRASETYA / D.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

BAB VII PERADILAN PAJAK

TINJAUAN YURIDIS TENTANG SYARAT DAN PENERAPAN PENGGUNAAN PERSANGKAAN SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PERKARA PERDATA BOBY PRASETYA / D

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN

PENGADILAN PAJAK UU. NOMOR 14 TAHUN 2002

P U T U S A N Nomor : 0432/Pdt.G/2012/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 1734/Pdt.G/2014/PA.Pas

SEKITAR PENYITAAN. Oleh A. Agus Bahauddin

Cyber Law Pertama: UU Informasi dan Transaksi Elektronik

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Pelaksanaan Persidangan Perkara Gugatan Cerai Gugat

PUTUSAN Nomor 1125/Pdt.G/2015/PA. Pas

BAB V PEMBAHASAN. penelitian, maka dalam bab ini akan membahas satu persatu fokus penelitian yang

KEJURUSITAAN PENGADILAN

PUTUSAN Nomor: 0830/Pdt.G/2015/PA. Pas

P U T U S A N Nomor: 0718/Pdt.G/2014/PA. Pas

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PUTUSAN Nomor 0050/Pdt.G/2015/PA. Pas

Mengenal Sistem Peradilan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Hukum Kontrak Elektronik

P U T U S A N Nomor 1342/Pdt.G/2015/PA. Pas

PUTUSAN Nomor 1278/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

PUTUSAN Nomor 0718/Pdt.G/2015/PA. Pas

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah mempunyai peran paling pokok dalam setiap perbuatan-perbuatan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

P U T U S A N Nomor 0560/Pdt.G/2012/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

HUKUM ACARA PERDATA MATERI UAS

PUTUSAN Nomor : 0846/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1975 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Pelaksanaan Persidangan Perkara Gugatan Cerai Talak

BAB IV UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. A. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERAMPASAN ASET TINDAK PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Para ahli Teknologi Informasi pada tahun 1990-an, antara lain Kyoto Ziunkey,

BAB I PENDAHULUAN. atau tanpa memasang alat atau perangkat tambahan pada jaringan

P U T U S A N Nomor xxx/pdt.g/2011/pa.prg.

P U T U S A N Nomor : 0198/Pdt.G/2010/PA.Spn.

BAB IV. ANALISIS TERHADAP PUTUSAN NO. 0688/Pdt.G/2011/PA.Tbn TENTANG PENCABUTAN GUGATAN TANPA PERSETUJUAN TERGUGAT DALAM PERKARA CERAI GUGAT

- Bahwa penggugat adalah istri sah tergugat, telah melangsungkan pernikahan di. P U T U S A N Nomor: 622 / Pdt.G/2011/PA Prg.

P U T U S A N Nomor: 0108/Pdt.G/2010/PA.Spn.

RINGKASAN Bagi umat Islam yang mentaati dan melaksanakan ketentuan pembagian warisan sesuai dengan yang diperintahkan oleh Allah swt.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

PUTUSAN Nomor 1387/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

PUTUSAN Nomor : 0205/Pdt.G/2013/PA.Pkp DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor : 0240/Pdt.G/2014/PA.PKP DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Materi Tutorial Mata ujian 102 Hukum dan Asuransi CHAPTER 3. DALUWARSA

Transkripsi:

INTERVENSI Masuknya pihak ke-3 dalam perkara yang sedang diperiksa di Pengadilan. Ada 3 jenis Intervensi : Tussenkomst (menengahi) Voeging (menyertai) Vrijwaring (ditarik sbg penjamin)

Bentuk Intervensi Inisitatif dari Untuk Kepentingan Cara Tussenkomst Intervenient Diri sendiri Mengajukan gugatan intervensi kepada hakim Voeging Intervenient Salah satu, Penggugat atau Tergugat Mengajukan gugatan intervensi kepada hakim Vrijwaring Tergugat Tergugat Tergugat memohon kepada Hakim agar Pihak ke-3 dimasukan sebagai penjamin yang ikut bertanggungjawab

REPLIK - DUPLIK REPLIK : diajukan oleh Penggugat setelah Tergugat mengajukan Jawaban, untuk menanggapi jawaban tsb. DUPLIK : diajukan oleh Tergugat untuk menanggapi REPLIK yang diajukan oleh Penggugat.

PROVISI Putusan sementara yang berisi tindakan sementara menunggu sampai Putusan akhir mengenai pokok perkara dijatuhkan. Putusan provisi tidak boleh mengenai pokok perkara, namun hanya terbatas mengenai tindakan sementara berupa larangan melanjutkan suatu kegiatan atau bahkan perintah untuk melakukan sesuatu

Provisi dlm Perkara Perceraian Pasal 24 PP No. 9/1975 Jo. Pasal 77 dan 78 UU No. 7/1989 1. Selama berlangsung gugatan perceraian, atas permohonan Penggugat atau Tergugat atau berdasarkan bahaya yg mungkin ditimbulkan, Pengadilan dapat mengijinkan suami-istri tidak tinggal dalam 1 rumah

Lanjutan Provisi 2. Atas permohonan Penggugat, Pengadilan dapat : a. Menentukan nafkah yg ditanggung suami b. Menentukan hal-hal yg perlu untuk menjamin pemeliharaan dan pendidikan anak c. Menentukan hal-hal yg perlu untuk menjamin terpeliharanya barang-barang yg menjadi harta bersama suami-istri atau barang=barang yg menjadi hak istri.

SITA (BESLAG) Tindakan hukum oleh Hakim yg bersifat eksepsional atas permohonan salah satu pihak yg bersengketa, untuk mengamankan barang-barang sengketa atau barang jaminan dipenuhinya tuntutan hak, dari kemungkinan dipindahtangankan, dibebani suatu jaminan utang, dirusak atau dimusnahkan oleh pihak yg menguasai barang tsb, untuk menjamin pelaksanaan Putusan Hakim.

JENIS SITA CONSERVATOIR BESLAG REVINDICATOIR BESLAG MARITAL BESLAG

CONSERVATOIR BESLAG (CB)/ SITA JAMINAN Penyitaan terhadap benda tetap atau benda bergerak milik Tergugat CIRI : - benda tetap atau benda bergerak - milik tergugat, atau - benda tetap milik Penggugat

Tujuan CB Untuk menjamin pembayaran Menyita harta Tergugat sebelum Putusan Harta Tergugat tidak dialihkan / dibebani jaminan hutang

Lanjutan.. Pembayaran ganti rugi tuntutan dapat berupa penggantian biaya, bunga, keuntungan yang mungkin diperoleh (perkara wanprestasi 1243 KUH Perdata) Penggantian kerugian dalam bentuk materiil dan immaterial (perkara Perbuatan Melanggar Hukum/PMH - Pasal 1365 KUH Perdata)

Lanjutan.. Menjamin diserahkannya objek sengketa

REVINDICATOIR BESLAG Penyitaan terhadap benda bergerak milik Penggugat yang ada pada pihak lain (Tergugat) dengan tujuan agar benda tersebut kembali kepada Penggugat Pasal 226 HIR

CIRI : Benda Bergerak Milik Penggugat Dikuasai oleh Tergugat tanpa alasan hukum yang sah Penggugat dapat meyebutkan ciri benda tersebut secara jelas.

MARITAL BESLAG / SITA MARITAL /SITA HARTA BERSAMA Harta bersama (Pasal 35 (1) UU 1 tahun 1974 tentang Perkawinan) : Harta yang diperoleh suami istri selama masa perkawinan berlangsung Terhadap harta bersama suami istri dapat bertindak atas persetujuan bersama Catatan : Suami istri tidak membuat perjanjian nikah yg berisi pemisahan harta sebelum melangsungkan pernikahan

Harta Pribadi/Bawaan (Pasal 35 (2) UU Perkawinan) : Harta yang diperoleh suami atau istri pada saat sebelum menikah Harta yang diperoleh suami atau istri sebagai hadiah, hibah, wasiat, warisan selama perkawinan berlangsung Harta pribadi masing-masing suami atau istri mempunyai hak penuh untuk melakukan perbuatan hokum atasnya.

MANFAAT MARITAL BESLAG tidak menghalangi Suami/Istri memanfaatkan barang Pemanfaatan barang tidak boleh mengurangi pemenuhan kesejahteraan keluarga spt: pendidikan anak, nafkah anak atau tdk boleh mengusir salah satu pihak dari kediaman semula Pemanfaatan yg memberikan hasil, berkewajiban membagi hasil tsb kepada pihak lain

ALASAN PENGAJUAN SITA Menjamin Pelaksanaan isi Putusan/agar gugatan tidak illusoir Tergugat dikhawatirkan akan memindah tangankan, menghilangkan, membebankan dgn jaminan utang barang-barang sengketa/hartanya Terdapat tanda-tanda yg mendasari kekhawatiran itu

BENDA YANG DAPAT DISITA Pasal 197 (1) HIR Hanya sebatas benda tertentu jika perkara hanya sebatas pada sengketa kepemilikan benda tertentu Seluruh harta Tergugat sampai mencukupi seluruh tagihan jika perkara utang-piutang atau tuntutan ganti rugi Didahulukan menyita benda bergerak

Waktu pengajuan permohonan sita Diajukan pada saat belum dijatuhkan putusan pada Pengadilan Tingkat Pertama (pengadilan Negeri) Diajukan selama Putusan belum dieksekusi (Pasal 227 (1) HIR

TIDAK SEMUA BARANG DAPAT DISITA Yang tidak dapat disita Pasal 197 (8) HIR Hewan Perkakas yang sungguh-sungguh digunakan sebagai alat pencari nafkah sehari-hari

Penjelasan alat pencari nafkah.. Digunakan langsung oleh seseorang dengan kekuatan tenaga fisik untuk mencari nafkah sehari-hari, seperti cangkul, parang termasuk pakaian yang digunakan sehari-hari Alat yang digunakan oleh seorang ahli atau profesi seperti gergaji bagi seorang tukang, pahat bagi pematung. Jika hewan atau barang tersebut benar-benar digunakan sebagai alat pencari nafkah dilarang untuk disita. Tetapi jika barang atau berfungsi sebagai sarana jasa atau produksi, dapat disita.

PEMBUKTIAN Definisi : Memberikan kepastian kepada HAKIM tentang kebenaran peristiwa yang menjadi dasar gugatan/dasar bantahan dengan alat-alat bukti yang ada.

ASAS-ASAS DALAM PEMBUKTIAN AUDI ET ALTERAM PARTEM UNNUS TESTIS NULLUS TESTIS TESTIMONIUM DE AUDITU ACTORI INCUMBIT PROBATIO (163 HIR) NEGATIVA NON SUNT PROBANDA IUS CURIA NOVIT

APA YANG HARUS DIBUKTIKAN Yang harus dibuktikan adalah PERISTIWANYA, bukan hukumnya. Pokok sengketa, yi : semua yg didalilkan dalam gugatan, dan yang dibantah dlm jawaban Berupa peristiwa, hak atau hubungan hukum

Hal-hal yang TIDAK perlu dibuktikan Hal-hal yang diakui oleh Tergugat Hal-hal yang tidak dibantah oleh Tergugat Hal-hal yang diketahui Hakim di dlm persidangan Fakta NOTOIR (Notoir feiten) : pengetahuan umum

Beban Pembuktian Pasal 163 HIR, 1865 BW : Barang siapa yang mengaku mempunyai hak, atau menyebut suatu kejadian untuk meneguhkan haknya itu, atau untuk membantah hak orang lain, maka orang itu harus membuktikan adanya hak itu atau adanya kejadian itu.

KEKUATAN PEMBUKTIAN A. Bukti Mengikat dan Menentukan B. Bukti Sempurna C. D. Bukti Bebas Bukti Permulaan E. Bukti Bukan Bukti

A. Mengikat dan Menetukan Meskipun hanya 1 alat bukti, sudah cukup bagi Hakim untuk memutus perkara berdasarkan bukti itu, tanpa alat bukti lain Hakim terikat dgn bukti itu, shg tdk dpt memutus lain dari yg alat bukti tsb Tidak dpt dilumpuhkan dgn alat bukti lain.

Contoh alat bukti Mengikat dan Menetukan Sumpah Decisoir (156 HIR / 183 R.Bg) Pengakuan (174 HIR / 311 R.Bg)

B. Bukti Sempurna Meskipun hanya ada 1 alat bukti, sudah cukup bagi Hakim untuk memutus perkara dgn dasar alat bukti tsb Hakim terikat dgn bukti tsb, kecuali jika dibuktikan sebaliknya Bukti tsb dapat dilumpuhkan dgn bukti lawan Contoh : Akta Otentik (165 HIR / 285 R.Bg)

C. Bukti Bebas Hakim bebas untuk menilai sesuai dgn pertimbangannya Hakim tdk terikat dgn bukti tsb Hakim bebas untuk menilai alat bukti tsb Hakim dapat mengenyampingkan alat bukti ini dgn pertimbangan2 tertentu Dapat dilumpuhkan dgn bukti lawan

Contoh Bukti Bebas Saksi yg disumpah (172 HIR / 307 R.Bg) Saksi Ahli (154 HIR / 181 R.Bg) Pengakuan di luar sidang (175 HIR / 312 R.Bg)

D. Bukti Permulaan Meskipun alat bukti itu sah, tp belum mencukupi syarat formil sebagai alat bukti yg cukup Bukti ini masih perlu ditambah dgn alat bukti lain Haki bebas dan tidak terikat dgn alat bukti ini Bukti ini dapat dilumpuhkan dgn alat bukti lawan Contoh : Saksi tp hanya 1 orang (136 HIR/306 R.Bg) perlu ditambah alat bukti lain Akta dibawah tangan yg dibantah isi dan TTD nya oleh lawan (165 HIR / 289 R.Bg)

E. Bukti Bukan Bukti Tidak memenuhi syarat formal sbg bukti Tidak mempunyai kekuatan pembuktian Contoh : Saksi yg tidak disumpah (145 (4) HIR / 172 R.Bg) Saksi yg belum cukup umur (dibawah 15 tahun) Kesaksian tidak lansung (testimonium de auditu) (717 HIR / 308 R.Bg)

Yang harus membuktikan adalah para Pihak (Penggugat dan Tergugat) Permasalahan : Apa yg harus dibuktikan oleh Penggugat? Apa yg harus dibutikan oleh Tergugat?

Alat bukti Pasal 164 HIR Surat/tulisan Saksi Pengakuan Persangkaan Sumpah Alat bukti Lain : Pemeriksaan Setempat (90 RO) Keterangan Ahli (154 HIR)

1. ALAT BUKTI SURAT Bukti Surat/Tulis : adalah segala sesuatu yg memuat tanda baca yg dimaksud untuk mencurahkan isi hati atau menyampaikan buah pikiran seseorang dan digunakan sebagai pembuktian.

BUKTI SURAT/TULIS Dibagi menjadi 2 : Akta otentik ambtelijk partij dibawah tangan Bukan akta

AKTA AKTA : Surat sebagai alat bukti yang diberi tanda tangan, yg memuat peristiwa yg menjadi dasar suatu hak atau perikatan. BUKAN AKTA : tidak ada tanda tangan, cth: karcis, buku register, catatan

AKTA OTENTIK : akta yang dibuat dlm bentuk yg ditentukan perat per-uu-an oleh/ dihadapan pejabat umum yg berwenang. Akta ambtelijk : akta pejabat publik Akta partij : akta notaris Akta dibawah tangan : akta yg dibuat oleh para pihak sendiri.

KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA AKTA OTENTIK : kekuatan pembuktiannya lengkap dan sempurna. AKTA DIBAWAH TANGAN : kekuatan pembuktiannya tergantung diakui atau tidaknya akta tersebut. Jika diakui kekuatan pembuktiannya sama dengan akta otentik. Jika isi dan ttd nya tidak diakui oleh pihak lawan, maka kedudukanya sbg bukti permulaan.

2. BUKTI SAKSI Kesaksian : kepastian yang diberikan kepada Hakim di persidangan ttg peristiwa yg disengketakan dgn jalan pemberitahuan scr lisan dan pribadi oleh orang yang bersangkutan, bukan salah satu pihak yg berperkara.

SAKSI MENJADI BUKTI JIKA : Saksi melihat, mendengar atau mengalami sendiri peristiwa yg dipersaksikan. Tidak berupa kesimpulan/pendapat dari saksi Dapat menjelaskan sumber kesaksiannya Tidak Testimonium de auditu Tidak Unnus testis nullus testis Mengucapkan sumpah

SYARAT SAKSI : Dewasa Tidak ada hubungan keluarga Tidak ada hubungan kerja

Kekuatan Pembuktian Saksi BUKTI BEBAS

3. BUKTI PERSANGKAAN Persangkaan merupakan bukti sementara, dan bersifat alat bukti tidak langsung, bukan alat bukti yg berdiri sendiri. Cth. Membuktikan ketidak hadiran seseorang pd suatu waktu di tempat ttt, dgn membuktikan kehadirannya pd waktu yg sama di tempat lain

Kesimpulan yang ditarik oleh Hakim atau UU ditarik dari suatu peristiwa yang terang dan nyata kearah peristiwa lain yang belum terang keadaannya.

PERSANGKAAN dibedakan menjadi: 1. Persangkaan berdasarkan kenyataan 2. Persangkaan berdasarkan hukum

Persangkaan berdasarkan kenyataan Hakim yg berwenang memutuskan kemungkinan kenyataan tsb

Persangkaan Berdasarkan Hukum Perbuatan-perbuatan yg oleh UU dinyatakan batal, karena dari sifat dan keadaannya dapat diduga dilakukan untuk menghindari ketentuan UU.

4. Pengakuan Pengakuan dapat diberikan di dlm maupun diluar persidangan Tertulis maupun lisan Membenarkan seluruh maupun sebagian

Pengakuan Murni Pengakuan yg sederhana & sesuai dengan tuntutan lawan Cth : Penggugat menyatakan tergugat membeli rumah dr penggugat dgn harga 5 juta, tergugat dlm jawabannya mengakui membeli rumah dr penggugat dgn harga 5 juta

Pengakuan dengan kualifikasi Pengakuan disertai dengan sangkalan terhadap sebagian tuntutan Cth :Penggugat menyatakan tergugat membeli rumah dr penggugat dgn harga 5 juta, tergugat dlm jawabannya mengakui membeli rumah dr penggugat, tetapi harganya 3 juta, bukan 5 juta.

Pengakuan dengan clausula Pengakuan yg disertai dgn keterangan tambahan yg bersifat membebaskan Cth : Penggugat menyatakan tergugat membeli rumah dr penggugat dgn harga 5 juta, tergugat dlm jawabannya mengakui membeli rumah dr penggugat, tetapi telah dibayar lunas.

Pengakuan tidak boleh dipisah-pisahkan (onsplitsbare aveu) Pengakuan harus diterima bulat Hakim tidak boleh memisah-misahkan pengakuan itu dan menerima sebagian dari pengakuan sehingga tidak perlu lagi dibuktikan dan menolak sebagian lainnya yang masih perlu dibuktikan lebih lanjut.

Kekuatan Pembuktian Pengakuan Pengakuan di dalam Persidangan SEMPURNA dan MENENTUKAN

5. Bukti Sumpah Sumpah dibagi menjadi 2 : Sumpah Supletoir Sumpah Decisoir

Sumpah Supletoir/Pelengkap Ada bukti permulaan/alat bukti lain Diperintahkan oleh hakim Tidak dapat dikembalikan oleh lawan Kekuatan pembuktiannya SEMPURNA

sumpah Decisoir Sama sekali tidak ada bukti lain Dibebankan oleh salah 1 pihak kepada pihak lawan Dapat dikembalikan Kekuatan pembuktiannya MENENTUKAN

6. Pemeriksaan Setempat Pada prinsipnya pemeriksaan persidangan dilakukan di gedung Pengadilan Untuk memeriksa benda tetap tidak mungkin dilaksanakan di gedung Pengadilan Untuk mendapatkan kepastian, hakim dapat melakukan pemeriksaan setempat di tempat benda tetap berada (Pasal 90 RO)

Dapat diajukan oleh para pihak atau oleh Hakim Untuk memeriksa kejelasan dan kepastian objek sengketa (letak, batas-batas, luas) Kekuatan pembuktian bebas

7. Bukti Saksi Ahli Hakim menggunakan keterangan ahli agar memperoleh keterangan yg lebih mendalam ttg sesuatu yg hanya dimiliki oleh seorang ahli tertentu Dasar hukum 154 HIR/181 RBg/215 RV. Hakim atau para pihak dapat mengajukan saksi ahli

Kedudukannya dapat digantikan oleh ahli yang sama Saksi ahli memberikan pendapat/kesimpulan Kekuatan Pembuktian bebas

Pasal 1 angka 1 UU ITE Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

Pasal 1 angka 4 UU ITE Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang memiliki makan atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

Pasal 5 UU ITE (1) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah. (2) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan perluasan dari alat bukti yang sah sesuai dengan Hukum Acara yang berlaku di Indonesia. (3) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dinyatakan sah apabila menggunakan Sistem Elektronik sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini. (4) Ketentuan mengenai Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku untuk: a. surat yang menurut Undang-Undang harus dibuat dalam bentuk tertulis; b. surat beserta dokumennya yang menurut Undang-Undang harus dibuat dalam bentuk akta notaril atau akta yang dibuat oleh pejabat pembuat akta.

Cerai alasan menuduh zina Dengan 4 orang saksi Apabila tdk ada 4 saksi dan Tergugat menyangkalnya, Penggugat wajib mengucapkan sumpah lian Tergugat juga diberi kesempatan untuk mengucap sumpah

Cerai Alasan Tergugat dipidana Dengan bukti surat, berupa salinan putusan asli PN yg memutus hukuman 5 tahun/lebih

Cerai karena alasan Tergugat cacat badan Pengakuan Tergugat di persidangan Saksi Hakim memerintahkan kepada Termohon/Tergugat memeriksakan ke dokter. Apabila Tergugat/Termohon menolak memeriksakan diri ke dokter, maka Tergugat/termohon dikalahkan.

Cerai Alasan syiqoq Dengan saksi yg mengungkapkan bentuk pertengkaran beserta penyebab pertengkaran itu Hakim harus mendengarkan saksi dari pihak keluarga suami/istri yg bersengketa Hakim dapat mengangkat seorang/lebih hakam dari pihak keluarga suami/istri.