PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP ORANG PRIBADI SEDERHANA (FORMULIR 1770 S DAN LAMPIRANNYA) (Sesuai PER-34/PJ./2009 dan PER-66/PJ.

dokumen-dokumen yang mirip
SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SOSIALISASI. SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi Tahun Pajak 2017

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PPH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI. YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI. YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI 2 0 6

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI 6

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI 2 0

SURAT SETORAN PAJAK PETUNJUK PENGISIAN SSP. 25 April STIE Widya Praja Tanah Grogot

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-26/PJ/2013 TENTANG

DATA IDENTITAS WAJIB PAJAK DATA IDENTITAS WAJIB PAJAK

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak. SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi. Tahun Pajak 2014 PJ.091/KUP/S/006/

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Badan dan Orang Pribadi

Penghasilan Lainnya Bulan... Tahun... Biaya (Rp) Jumlah Bruto (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) (6)

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak. Sosialisasi. SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi. Tahun Pajak 2014 PJ.091/KUP/S/009/

SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI 2

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

LAMPIRAN - I. SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-32/PJ/2009 TANGGAL : 25 MEI 2009

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI SEDERHANA (FORMULIR 1770 S) PETUNJUK UMUM

a. Peredaran kegiatan usaha dan/atau penerimaan bruto dari pekerjaan bebas harus dicatat secara teratur dan kronologis menurut urutan waktu.

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP

Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Badan dan Orang Pribadi

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-32/PJ/2009 TENTANG

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR SURAT PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI SEDERHANA

Anda galau dalam mengisi SPT Tahunan?

Penghitungan PPh Akhir Tahun

PETUNJUK PENGISIAN DAN PELAPORAN SPT DENGAN E-FILLING

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-01/PJ/2015 TENTANG

Kelompok 3. Karina Elminingtias Ni Putu Ayu A.W M. Syaiful Mizan

LEMBAR INFORMASI AMPLOP SPT TAHUNAN YANG DISAMPAIKAN MELALUI POS ATAU PERUSAHAAN JASA EKSPEDISI ATAU JASA KURIR

TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SPT TAHUNAN/

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pajak Pratama Bandung Kares di bagian Seksi Pelayanan, dalam

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR I.1 SPT MASA PAJAK PENGHASILAN FINAL PASAL 4 AYAT (2) (F )

SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN 1771

Anda galau dalam mengisi SPT Tahunan?

Penghasilan dari usaha di luar profesi dokter *) Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan

Mobil Pajak Keliling / Pojok Pajak

1. Pembayaran dalam tahun berjalan: a. Pembayaran angsuran PPh Pasal 25 b. Pemotongan/Pemungutan oleh pihak lain c. Pembayaran PPh yang bersifat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pajak. Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif

SPT TAHUNAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA "X" PADA

PAJAK PAJAK DEPARTEMEN IKK - IPB

III/$ 2 0 A A KREDIT PAJAK DALAM NEGERI N P W P : NAMA WAJIB PAJAK : PERIODE PEMBUKUAN : s.d.

OLEH: Yulazri M.Ak. CPA

PELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Kategori Wajib Pajak PP Nomor 46 Tahun 2013

BAB II URAIAN TEORITIS

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA PAJAK PENGHASILAN FINAL PASAL 4 AYAT (2)

YANG DIISI TERLEBIH DAHULU ADALAH FORMULIR LAMPIRAN, BUKAN INDUKNYA

PETUNJUK PENGISIAN DAN PELAPORAN SPT DENGAN E-FILLING. (Untuk penghasilan bruto lebih dari 60 juta rupiah)

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991

PAJAK PENGHASILAN. Pembagian Subjek Pajak. Subjek Pajak Dalam Negeri Subjek Pajak Luar Negeri SIAPA SUBJEK PAJAK?

MINGGU PERTAMA KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21. JUMLAH PENERIMA PENGHASILAN (Orang)

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pajak Menurut Undang Undang Pasal 1 angka 1 Ketentuan Umum

Peraturan pelaksanaan Pasal 21 ayat (5) Penghasilan yang Dibebankan Kepada Keuangan Negara atau Keuangan Daerah Peraturan Pemerintah

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Amir Hidayatulloh, S.E., M.Sc Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ahmad Dahlan

ATURAN UMUM PENENTUAN PAJAK TERUTANG

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

NOMOR :. TANGGAL : MULAI TAHUN PAJAK :

PENUNJUKAN BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PAJAK NEGARA BAB I

NPWP dan Pengukuhan PKP

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

Sistem/Cara Pemungutan Pajak ada 3, yaitu:

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PETUNJUK UMUM

SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG

LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE-6/PJ/2010 TANGGAL : 25 JANUARI 2010

PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TABEL KODE AKUN PAJAK DAN KODE JENIS SETORAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

Y. PEMBERITAHUAN PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PPh WP ORANG PRIBADI FORMULIR TAHUN PAJAK

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BAB II LANDASAN TEORI PAJAK PENGHASILAN. II.1.1. Pengertian dan Pelaksanaan Pajak Penghasilan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Nomor Pokok Waib Pajak (NPWP) Nomor Pokok Wajib Pajak terdiri dari 15 digit, yaitu:

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Pengertian dan Fungsi Pajak Penghasilan. 1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

PAJAK PENGHASILAN PASAL 21. JUMLAH PENERIMA PENGHASILAN (Orang) 8. JUMLAH (6 + 7) 8

Transkripsi:

PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP ORANG PRIBADI SEDERHANA (FORMULIR 1770 S DAN LAMPIRANNYA) (Sesuai PER-34/PJ./2009 dan PER-66/PJ./2009) Tahun Pajak : 2009 Formulir 1770 S ini merupakan formulir SPT Tahunan Pajak Penghasilan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai penghasilan : dari satu atau lebih pemberi kerja ; dari dalam negeri lainnya ; dan/atau yang dikenakan PPh Final dan/atau Bersifat Final. Note : termasuk istri dan anak/anak angkat yang belum dewasa yang menjadi tanggungan Wajib Pajak menerima atau memperoleh penghasilan yang telah dikenakan pajak penghasilan tersendiri. Formulir 1770 S terdiri dari 3 halaman yakni : 1. Halaman Induk (1770 S) 2. Lampiran I (1770 S I) yang berisi Penghasilan Neto Dalam Negeri Lainnya, Penghasilan Yang Tidak Termasuk Objek Pajak, dan Daftar Pemotongan/Pemungutan PPh Oleh Pihak Lain. 3. Lampiran II (1770 S II) yang berisi Penghasilan Yang Dikenakan PPh Final, Harta Pada Akhir Tahun, Kewajiban/Utang Pada Akhir Tahun dan Daftar Susunan Anggota Keluarga. Untuk memudahkan dalam pengisian, bisa dimulai dari Lampiran II, kemudian Lampiran I dan terakhir SPT Induk 1770-S. LAMPIRAN II o Tahun Pajak : diisi tahun pajak 2009. o NPWP : Diisi sesuai dengan NPWP yang tercantum pada Kartu NPWP. o NAMA WAJIB PAJAK : diisi sesuai dengan nama Wajib Pajak yang tercantum pada Kartu NPWP. A. PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPH FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL Isi kolom Dasar Pengenaan Pajak/Penghasilan Bruto dengan angka Bruto (sebelum dipotong pajak) dan PPh Yang Terhutang sesuai dengan jumlah pajak yang terhutang. Jika penghasilan pada bagian ini tidak ada, maka dikosongkan saja. 1. Bunga Deposito, Tabungan, Diskonto SBI, Surat Berharga : kolom 3 diisi dengan jumlah bruto pendapatan bunga yang kita peroleh dan kolom 4 diisi dengan PPh yang dipotong oleh Bank. 2. Bunga/Diskonto Obligasi Yang Dilaporkan Perdagangannya Di Bursa Efek : diisi sesuai dengan penghasilan bunga/diskonto yang diperoleh dan PPh yang dipotong. 3. Penjualan Saham DiBursa Efek : diisi sesuai dengan penghasilan yang diperoleh dari penjualan saham dan PPh yang dipotong. 4. Hadiah Undian : diisi dengan nilai hadiah undian yang diperoleh dan PPh yang harus disetorkan (jika pemenang hadiah undian yang menanggung pajak). PR-APF-DKA-BCAKP. 1 2010

5. Pesangon, Tunjangan Hari Tua dan Tebusan Pensiun Yang Dibayarkan Sekaligus : diisi dengan penghasilan bruto yang diterima dan pajak yang dipotong oleh pemberi kerja/dana pensiun. 6. Honorarium atas Beban APBN/APBD : diisi jika ada. 7. Pengalihan Hak Atas Tanah Dan/Atau Bangunan : diisi dengan jumlah penghasilan bruto yang diterima pada saat pengalihan/penjualan tanah dan atau bangunan, dan isi jumlah PPh yang terhutang (disetorkan sendiri/dipotong). 8. Sewa Atas Tanah dan/atau Bangunan : diisi dengan jumlah penghasilan bruto yang diterima pada saat menyewakan tanah dan/atau bangunan, dan isi jumlah PPh yang terhutang. 9. Bangunan Yang Diterima Dalam Rangka Bangun Guna Serah : diisi jika ada. 10. Bunga Simpanan Yang Dibayarkan Oleh Koperasi Kepada Anggota Koperasi : kolom 3 diisi dengan jumlah bruto pendapatan bunga yang kita peroleh dan kolom 4 diisi dengan PPh yang dipotong oleh Koperasi. 11. Penghasilan Dari Transaksi Derivatif : diisi sesuai dengan penghasilan yang diterima dan pajak yang dipotong (jika ada). 12. Dividen : Jika selama ini penghasilan berupa dividen dipotong PPh Pasal 23, maka sejak tahun 2009, penghasilan dividen yang diterima oleh orang pribadi dikenakan pemotongan PPh Final sebesar 10% (sepuluh persen). Isi poin ini sesuai dengan penghasilan bruto yang seharusnya diterima dan jumlah pajak yang telah dipotong oleh pemberi deviden. Contoh : jika memperoleh dividen (netto) sebesar Rp. 900.000,- maka penghasilan bruto dividen adalah (Rp. 900.000 / (1 10%)) = (Rp. 900.000 / 0.9) = Rp. 1.000.000,- 13. Penghasilan Istri Dari Satu Pemberi Kerja : diisi dengan jumlah penghasilan bruto yang diterima istri dari satu pemberi kerja (diambil dari form 1721-A1 istri pada angka 9) dan jumlah pajak yang dipotong (diambil dari form 1721-A1 istri pada angka 22). Diisi dengan jumlah penghasilan dan PPh terutang jika ada penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak sendiri, istri, anak/anak angkat yang belum dewasa dalam tahun pajak bersangkutan yang pajaknya dibayar sendiri atau /dipotong/dipungut oleh pihak lain dan bersifat final, kecuali penghasilan dari : o Istri yang telah hidup berpisah; o Istri yang melakukan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan, harus dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh isteri sendiri Untuk yang dikenakan pajak bersifat final : a. Penghasilan yang diterima atau diperoleh istri dalam tahun pajak yang semata-mata berasal dari satu pemberi kerja yang telah dipotong PPh Pasal 21 dan pekerjaan tersebut tidak ada hubungannya dengan usaha atau pekerjaan bebas suami atau anggota keluarga lainnya b. Penghasilan anak dari pekerjaan adalah penghasilan yang diterima atau diperoleh anak/anak angkat yang belum dewasa, sepanjang penghasilannya berasal dari pekerjaan yang tidak ada hubungannya dengan usaha atau kegiatan dari orang yang mempunyai hubungan istimewa dengan anak tersebut. Yang dimaksud dengan hubungan istimewa adalah apabila terdapat hubungan keluarga sedarah maupun semenda dalam garis keturunan lurus dan/atau ke samping satu derajat. 14. Penghasilan Lain Yang Dikenakan Pajak Final dan/atau Bersifat Final : diisi sesuai dengan penghasilan yang diterima dan pajak yang dipotong (jika ada). B. DAFTAR HARTA PADA AKHIR TAHUN Formulir ini digunakan untuk melaporkan setiap harta pada akhir tahun pajak yang dimiliki Wajib Pajak sendiri, istri, anak/anak angkat yang belum dewasa, kecuali harta yang dimiliki oleh : PR-APF-DKA-BCAKP. 2 2010

istri yang telah hidup berpisah atau istri yang melakukan perjanjian pisah harta dan penghasilan yang harus dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh istri o Jenis Harta : diisi sesuai jenis harta yang dimiliki yang mempunyai nilai signifikan seperti rumah, tanah, mobil, dsb. o Tahun Perolehan : diisi dengan tahun diperolehnya harta tersebut. o Harga Perolehan : diisi dengan harga perolehan harta tersebut, jika tabungan atau deposito diisi dengan saldo per 31 Desember 2009. o Keterangan : diisi dengan Nomor Objek Pajak (NOP) untuk rumah/tanah, Nomor BPKB untuk mobil, dst. Jika tidak ada, maka dikosongkan saja. C. DAFTAR KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN Formulir ini digunakan untuk melaporkan setiap harta pada akhir tahun pajak yang dimiliki Wajib Pajak sendiri, istri, anak/anak angkat yang belum dewasa, kecuali harta yang dimiliki oleh : istri yang telah hidup berpisah atau istri yang melakukan perjanjian pisah harta dan penghasilan yang harus dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh istri. o Nama Pemberi Pinjaman : diisi dengan nama pemberi pinjaman. Contoh untuk UMGR atau UMGK maka diisi dengan nama perusahaan PT Bank Central Asia Tbk o Alamat Pemberi Pinjaman : diisi dengan alamat pemberi pinjaman. Contoh untuk alamat BCA KP adalah Jl. M. H. Thamrin No. 1 Jakarta Pusat o Tahun Peminjaman : diisi dengan tahun pertama kali kita meminjam. Contoh : jika mengajukan UMGR/UMGK pada tahun 2005, maka diisi tahun 2005. o Jumlah : diisi dengan saldo pinjaman per posisi 31 Desember 2009. Saldo pinjaman untuk karyawan dapat dilihat di MSS/ESS Jika pinjaman per posisi 31 Desember 2009 sudah lunas, maka tidak perlu dicantumkan, demikian juga dengan pinjaman yang baru diperoleh pada tahun 2010. D. DAFTAR KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN Formulir ini digunakan untuk melaporkan susunan keluarga baik yang menjadi tanggungan penuh Wajib Pajak tersebut maupun yang tidak. Jumlah tanggungan maksimal adalah 3 (tiga) orang. o Nama : diisi dengan nama anggota keluarga (istri, anak, orang tua, mertua) yang terdaftar dalam kartu keluarga. o Tanggal Lahir : diisi dengan tanggal lahir anggota keluarga tersebut. o Hubungan Keluarga : diisi dengan hubungan anggota keluarga dengan Wajib Pajak, misal : istri, anak, orang tua, mertua, anak angkat, dst. o Pekerjaan : diisi dengan pekerjaan anggota keluarga tersebut, misal : Ibu Rumah Tangga, Pelajar, dsb. LAMPIRAN 1 A. PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA Digunakan untuk melaporkan besarnya penghasilan neto dalam negeri lainnya seperti bunga, dividen, royalti, sewa, penghargaan dan hadiah, keuntungan dari penjualan/pengalihan harta dan penghasilan lainnya yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak sendiri, istri, anak/anak angkat yang belum dewasa dalam tahun pajak yang bersangkutan. Penghasilan tersebut TIDAK TERMASUK penghasilan yang telah dikenakan PPh final dan/atau PPh bersifat final (yang telah dimasukkan ke Lampiran-2) serta penghasilan yang tidak termasuk obyek pajak. PR-APF-DKA-BCAKP. 3 2010

Contoh jenis penghasilan yang diisikan dalam formulir ini adalah bunga selain bunga deposito/tabungan (yang telah dikenakan PPh Final), Sewa selain Sewa Tanah dan/atau Bangunan, dst. Jika tidak ada, maka dikosongkan. Jumlah penghasilan dalam negeri lainnya yang ada di formulir ini dipindahkan ke SPT Induk (1770 S) Bagian A angka 2 B. PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PPh Diisi dengan jumlah penghasilan yang diterima/diperoleh jika ada penghasilan yang tidak termasuk objek pajak yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak sendiri, istri, anak/anak angkat yang belum dewasa dalam tahun pajak yang bersangkutan. Penghasilan dari: o Istri yang telah hidup berpisah; o Istri yang melakukan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan. harus dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh isteri sendiri. Contoh penghasilan yang diisikan ke formulir ini adalah : Bantuan/Sumbangan/Hibah, Warisan, Bagian Laba Anggota Perseroan Komanditer Yang Tidak Terbagi Atas Saham/Persekutuan /Perkumpulan/Firma/Kongsi, Klain Asuransi Kesehatan, Beasiswa Dalam Negeri, dll. C. DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN DAN PPh YANG DITANGGUNG PEMERINTAH Bagian ini merupakan rincian angsuran PPh berupa pemotongan/pemungutan oleh pihak lain dan PPh yang ditanggung Pemerintah yang diperhitungkan sebagai kredit pajak. o Nama Pemotong/Pemungut Pajak : diisi dengan nama pemotong pajak, misal : PT Ban Central Asia Tbk. o NPWP Pemotong/Pemungut Pajak : diisi dengan NPWP pemotong pajak, misal NPWP BCA KP adalah 01.308.449.6.091.000 o Bukti Pemotongan/Pemungutan : kolom 4 diisi dengan nomor bukti pemotongan (pada form 1721-A1 adalah yang paling atas) dan tanggal bukti pemotongan (pada form 1721-A1 adalah diatasnya tanda tangan) o Jenis Pajak : diisi dengan PPh Pasal 21 (1721-A1), sedangkan PPh Pasal 4 Ayat 2 (untuk Dividen yang diterima orang pribadi, Uang Pesangon yang dibayar sekaligus, Sewa Tanah dan/atau Bangunan, dll) TIDAK PERLU dicantumkan dalam formulir ini. Jumlah PPh yang dipotong pada formulir ini dipindahkan ke SPT Induk (1770-S) Bagian D Angka 12 SPT TAHUNAN (INDUK 1770 S) Tahun Pajak : diisi dengan tahun pajak 2009. SPT Pembetulan ke-... : di isi dengan 0 (nol). Jika dikemudian hari melakukan pembetulan, maka diisi dengan 1 (satu), dst. IDENTITAS WAJIB PAJAK NPWP : Diisi sesuai dengan NPWP yang tercantum pada Kartu NPWP. NAMA WAJIB PAJAK : diisi sesuai dengan nama Wajib Pajak yang tercantum pada Kartu NPWP. PR-APF-DKA-BCAKP. 4 2010

PEKERJAAN : diisi sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh Wajib Pajak secara lengkap, sebagai contoh : KARYAWAN SWASTA. KLU : diisi sesuai data yang ada dalam Surat Keterangan Terdaftar (KEP 34/PJ./2003) untuk karyawan swasta di isi dengan angka 95004 NO. TELEPON dan NO. FAKS : diisi sesuai dengan nomor telepon dan nomor fax yang ada PERUBAHAN DATA : Beri tanda X pada kotak yang sesuai. Apabila ada perubahan data agar melampirkan perubahan data yang terbaru dalam lampiran tersendiri. Apabila tidak ada, maka tanda X pada kotak Tidak Ada. A. PENGHASILAN NETO 1. Penghasilan Neto Dalam Negeri Sehubungan Dengan Pekerjaan Diisi dengan penghasilan neto yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, yang dapat dilihat dari Formulir 1721-A1 (karyawan swasta) angka 14 atau 1721-A2 (PNS, anggota TNI/Polri, pejabat negara dan pensiunan), atau bukti potong PPh Pasal 21 lainnya (untuk karyawan tidak tetap, upah tenaga lepas, bukan pegawai, dll). Fotokopi formulir 1721-A1 harus dilampirkan. 2. Penghasilan Neto Dalam Negeri Lainnya. Diisi dengan penghasilan sebagaimana yang dicantumkan dalam Lampiran I Jumlah Bagian A 3. Penghasilan Neto Luar Negeri Diisi dengan penghasilan yang diperoleh dari luar negeri (jika ada). 4. Jumlah Penghasilan Neto Diisi dengan jumlah total penghasilan yang diperoleh (penjumlahan angka 1 + angka 2 + angka 3) 5. Zakat/Sumbangan Keagamaan Yang Sifatnya Wajib Diisi dengan jumlah zakat atas penghasilan yang nyata-nyata dibayarkan oleh Wajib Pajak OP pemeluk agama Islam kepada badan amil Zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah sesuai dengan bukti setoran yang sah. Besarnya zakat atas penghasilan yang boleh dikurangkan maksimal 2,5% dari Penghasilan Neto 6. Jumlah Penghasilan Neto setelah Pengurangan Zakat/Sumbangan Keagamaan. Diisi dengan jumlah hasil pengurangan angka 5 terhadap angka 4 B. PENGHASILAN KENA PAJAK 7. Penghasilan Tidak Kena Pajak Diisi dengan penghasilan tidak kena pajak yang besarnya sebagai berikut : Rp. 15.840.000,- untuk diri Wajib Pajak Orang Pribadi; Rp. 1.320.000,- tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin; Rp. 15.840.000,- tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami, yaitu dalam hal isteri : o bukan karyawati, tetapi mempunyai penghasilan dari usaha/pekerjaan bebas yang tidak ada hubungannya dengan usaha/pekerjaan bebas suami, anak/anak angkat yang belum dewasa. o bekerja sebagai karyawati pada pemberi kerja yang bukan sebagai Pemotong Pajak walaupun tidak mempunyai penghasilan dari usaha/pekerjaan bebas. o bekerja sebagai karyawati pada lebih dari 1 (satu) pemberi kerja. Rp. 1.320.000,- tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak tiga orang untuk setiap keluarga. Catatan: Beri tanda X pada kotak status yang sesuai, yaitu : TK/... adalah tidak kawin, ditambah dengan banyaknya tanggungan yang mendapat pengurangan PTKP. PR-APF-DKA-BCAKP. 5 2010

K/... adalah kawin ditambah dengan banyaknya tanggungan yang mendapat pengurangan PTKP. K/I/... adalah kawin, istri mempunyai penghasilan sesuai dengan ketentuan ditambah banyaknya tanggungan yang mendapat pengurangan PTKP PH adalah Wajib Pajak kawin yang pisah harta dan penghasilan. HB/... adalah Wajib Pajak kawin yang telah hidup berpisah ditambah dengan banyaknya tanggungan yang mendapat pengurangan PTKP PTKP bagi Wajib Pajak masing-masing suami istri yang telah hidup berpisah untuk diri masing-masing Wajib Pajak diperlakukan seperti Wajib Pajak Tidak Kawin, sedangkan tanggungan sesuai dengan kenyataan sebenarnya yang diperkenankan. 8. Penghasilan Kena Pajak Diisi dengan hasil pengurangan pada angka 6 dengan angka 7. c. PPh TERUTANG 9. PPh Terutang Diisi dengan hasil penerapan tarif Pasal 17 UU PPh atas Penghasilan Kena Pajak yang tercantum pada angka 5. Tarif PPh adalah sebagai berikut : Lapisan Penghasilan Kena Pajak - sampai dengan Rp 50.000.000,00 - di atas Rp 50.000.000 s.d Rp 250.000.000 - di atas Rp 250.000.000 s.d Rp 500.000.000 - di atas Rp 500.000.000 Tarif Pajak 5% 15% 25% 30% Catatan : Dalam penerapan tarif pajak, jumlah Penghasilan Kena Pajak (PKP) dibulatkan ke bawah dalam ribuan rupiah penuh. Contoh : PKP sebesar Rp. 191.250.650,- dibulatkan ke bawah dalam ribuan penuh menjadi Rp. 191.250.000,- 10. Pengembalian/Pengurangan PPh Pasal 24 Yang Telah Dikreditkan Diisi dengan jumlah pengembalian atau pengurangan PPh Pasal 24 yang telah dikreditkan (jika ada). 11. Jumlah PPh Terhutang Diisi dengan jumlah PPh yang terhutang. D. KREDIT PAJAK 12. PPh yang Dipotong/Dipungut Oleh Pihak Lain/ Ditanggung Pemerintah. Diisi dengan PPh yang sudah dipotong/dipungut oleh pihak lain dan PPh yang ditanggung Pemerintah yang diperhitungkan sebagai kredit pajak, sesuai dengan jumlah pada Formulir 1721- A1 (karyawan swasta) atau 1721-A2 (PNS, anggota TNI/Polri, pejabat negara dan pensiunan), atau bukti potong PPh Pasal 21. Angka yang diisikan dalam field ini adalah sebagaimana yang dicantumkan dalam Lampiran I Jumlah Bagian C kolom 7 13. a. PPh Yang Harus Dibayar Sendiri b. PPh Yang Lebih Dipotong/Dipungut Diisi dengan hasil pengurangan angka 12 terhadap angka 11. Jika angka 11 sama dengan angka 12 maka tulis 0 (nol) atau NIHIL. 14. PPh Yang Dibayar Sendiri a. PPh Pasal 25 b. STP PPh Pasal 25 (Hanya Pokok Pajak) c. Fiskal Luar Negeri PR-APF-DKA-BCAKP. 6 2010

Diisi dengan jumlah pembayaran PPh yang dibayar sendiri seperti PPh Pasal 25 (Angsuran PPh Bulanan), STP PPh Pasal 25 (hanya pokok saja), dan uang Fiskal Luar Negeri yang dilakukan sendiri oleh Wajib Pajak, isteri, anak/anak angkat yang belum dewasa, yang menjadi tanggungan sepenuhnya dalam Tahun Pajak yang bersangkutan. Jika tidak ada, maka ketik 0 (nol). 15. Jumlah Kredit Pajak Diisi dengan hasil penjumlahan angka 14a, 14b dan 14c. Jika tidak ada, maka ketik 0 (nol). E. PPh KURANG /(LEBIH) DIBAYAR 16. a. PPh Yang Kurang Dibayar (PPh pasal 29) b. PPh Yang Lebih Dibayar (PPh Pasal 28 A) Diisi dengan hasil penjumlahan angka 13 dengan jumlah pada angka 15. Beri tanda silang (X) pada kotak yang sesuai. Dalam hal jumlah PPh Terutang sama dengan jumlah Kredit Pajak (PPh dipotong + PPh dibayar sendiri), maka cantumkan kata NIHIL. Apabila terdapat jumlah pajak yang lebih dibayar, maka ditulis dalam tanda kurung. Apabila terdapat jumlah pajak yang kurang dibayar, jumlah tersebut harus dibayar lunas selambat-lambatnya tanggal 31 bulan ketiga setelah akhir Tahun Pajak/Tahun Buku atau sebelum Surat Pemberitahuan Tahunan disampaikan. PERMOHONAN Hanya diisi apabila terdapat jumlah PPh yang lebih bayar (angka 16b). Wajib Pajak harus memberi tanda silang (X) dalam kotak yang tersedia. Apabila kelebihan bayar berasal dari PPh yang ditanggung Pemerintah, maka bagian ini tidak diisi. F. ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA Diisi jika terdapat angsuran PPh Pasal 25 Tahun Pajak Berikutnya, beri tanda silang (X) dalam kotak yang tersedia untuk dasar perhitungannya. Jika tidak ada, maka dikosongkan saja. G. LAMPIRAN Diisi dengan lampiran selain formulir 1770 S, yaitu : a. Fotokopi formulir 1721-A1 atau 1721-A2 atau bukti potong PPh Pasal 21 b. Surat Setoran Pajak Lembar ke-3 PPh Pasal 29 c. Surat Kuasa (bila dikuasakan) d. Perhitungan PPh Terutang bagi Wajib Pajak Kawin Pisah Harta dan/atau Mempunyai NPWP Sendiri. e.... Poin e diisi jika ada lampiran lainnya, jika tidak ada maka dikosongkan saja. H. PERNYATAAN Pernyataan ini dibuat sehubungan dengan jaminan akan kebenaran dan kelengkapan pengisian SPT Tahunan PPh. Apabila SPT Tahunan PPh ternyata diisi dengan tidak benar dan atau tidak lengkap, Wajib Pajak akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Sehubungan dengan itu, Wajib Pajak atau kuasanya wajib menandatangani, membubuhkan nama lengkap dan NPWP (Wajib Pajak atau kuasanya) serta mencantumkan tempat, tanggal, bulan dan tahun diisinya SPT pada tempat yang tersedia. Beri tanda silang (X) dalam kotak yang sesuai. PR-APF-DKA-BCAKP. 7 2010

PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP ORANG PRIBADI SANGAT SEDERHANA (FORMULIR 1770 SS DAN LAMPIRANNYA) (Sesuai PER-34/PJ./2009 dan PER-66/PJ./2009) Tahun Pajak : 2009 Formulir 1770 S ini merupakan formulir SPT Tahunan Pajak Penghasilan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang memperoleh penghasilan : o hanya dari satu pemberi kerja dengan jumlah penghasilan bruto dari pekerjaan tidak lebih dari Rp. 60.000.000,- (Enam Puluh Juta Rupiah) o tidak mempunyai penghasilan lain kecuali penghasilan bunga bank dan/atau bunga koperasi. Formulir 1770 S hanya terdiri dari 1 halaman saja, sehingga pengisiannya pun sederhana dan mudah. Jangan lupa, lampirkan formulir 1721-A1 atau 1721-A2 ketika melaporkan SPT 1770-SS ini ke KPP. Tahun Pajak : diisi dengan tahun pajak 2009. SPT Pembetulan ke-... : di isi dengan 0 (nol). Jika dikemudian hari melakukan pembetulan, maka diisi dengan 1 (satu), dst. IDENTITAS WAJIB PAJAK NPWP : Diisi sesuai dengan NPWP yang tercantum pada Kartu NPWP. NAMA WAJIB PAJAK : diisi sesuai dengan nama Wajib Pajak yang tercantum pada Kartu NPWP. PEKERJAAN : diisi sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh Wajib Pajak secara lengkap, sebagai contoh : KARYAWAN SWASTA. KLU : diisi sesuai data yang ada dalam Surat Keterangan Terdaftar (KEP 34/PJ./2003) untuk karyawan swasta di isi dengan angka 95004 NO. TELEPON dan NO. FAKS : diisi sesuai dengan nomor telepon dan nomor fax yang ada PERUBAHAN DATA : Beri tanda X pada kotak yang sesuai. Apabila ada perubahan data agar melampirkan perubahan data yang terbaru dalam lampiran tersendiri. Apabila tidak ada, maka tanda X pada kotak Tidak Ada. JUMLAH HARTA DAN UTANG JUMLAH KESELURUHAN HARTA YANG DIMILIKI PADA AKHIR TAHUN : diisi dengan jumlah total harta yang dimiliki per posisi 31 Desember 2009. JUMLAH KESELURUHAN KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN : diisi dengan jumlah total utang yang masih outstanding (bersaldo) per posisi 31 Desember 2009. PERNYATAAN Pernyataan ini dibuat sehubungan dengan jaminan akan kebenaran dalam pengisian SPT Tahunan PPh. Apabila SPT Tahunan PPh ternyata diisi dengan tidak benar dan atau tidak lengkap, Wajib Pajak akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Isi tanggal pada kotak yang tersedia dan tanda tangani. Form SPT yang sudah diisi dengan lengkap & benar dan sudah di tanda tangani, dapat dikirimkan : o secara langsung ke Kantor Pelayanan Pajak sesuai alamat domisili (KTP), atau o dikirimkan melalui Kantor Pos (Tercatat/ Kilat Khusus) dan simpan bukti pengirimannya. atau o melalui Stand Khusus yang dibuka oleh KPP di Pusat-Pusat Perbelanjaan atau Kantor-Kantor. PR-APF-DKA-BCAKP. 8 2010