PANANGGULANGAN KEJAHATAN MAYANTARA (CYBER CRIME) DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA (STUDI DI DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL KEPOLISIAN DAERAH SUMATERA UTARA) Diajukan Oleh : Nama : Gabe Ferdinal Hutagalung Nim : 070200073 Jurusan/Dept : Hukum Pidana Dosen Pembimbing I : EDI YUNARA, SH. M.Hum Dosen Pembimbing II : ALWAN, SH. M.Hum Disetujui Oleh: KETUA DEPARTEMEN HUKUM PIDANA (Dr. M. HAMDAN, SH. M.Hum) NIP: 195703261986011001
PANANGGULANGAN KEJAHATAN MAYANTARA (CYBER CRIME) DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA (STUDI DI DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL KEPOLISIAN DAERAH SUMATERA UTARA) SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat- Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Oleh Gabe Ferdinal Hutagalung Nim: 070200073 Departemen : Hukum Pidana Disetujui Oleh : Ketua Departemen Hukum Pidana (Dr. M. Hamdan, SH.,M.Hum.) NIP: 195703261986011001 Dosen Pembimbing I DosenPembimbing II (Edi Yunara, SH., M.Hum) (Alwan, SH., M.Hum) NIP : 19601222198603100 NIP:196005201998021001 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011
DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Abstraks... v Bab I Pendahuluan... A. Latar Belakang B. Perumusan Masalah... 6 C. Tujuan Dan Manfaat Penulisan... 6 D. Keaslian Penulisan... 7 E. Tinjauan Kepustakaan... 8 1. Pengertian Kejahatan... 9 2. Pengertian Penanggulangan 2 3. Pengertian Hukum Pidana 2 4. Pengertian Kejahatan Mayantara (Cyber Crime) 8 F. Metode Penelitian 20 G. Sistematika Penulisan 23 Bab II Ruang Lingkup Dan Eksistensi Kejahatan Mayantara (Cyber Crime) 25 A. Perkembangan Kejahatan Mayantara (Cyber Crime) 25 B. Kejahatan Mayantara (Cyber Crime) Sebagai
Kejahatan Transnasional 34 C. Jenis Jenis Kejahatan Mayantara (Cyber Crime) 37 Bab III Kejahatan Dunia Maya Menurut Perspektif Hukum Pidana Dalam Perundang Undangan Di Indonesia 51 A. Kejahatan Mayantara (Cyber Crime) Dalam Kitab Undang Undang Hukum Pidana. 51 B. Kejahatan Mayantara (Cyber Crime) Diluar Kitab Undang Undang Hukum Pidana. 54 1. Kejahatan Mayantara (Cyber Crime) Dalam Undang Undang No No 36 tahun 1999 Tentang Telekomunikasi... 5 4 2. Kejahatan Mayantara (Cyber Crime) Dalam Undang Undang No 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 58 3. Kejahatan Mayantara (Cyber Crime) Dalam Undang Undang No 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi 60 4. Kejahatan Mayantara (Cyber Crime) Dalam Undang- Undang No 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronika 64 C. Kejahatan Mayantara (Cyber Crime) Dalam Rancangan Undang Undang Di Indonesia. 73 1. Kejahatan Mayantara (Cyber Crime) Dalam Rancangan Kitab
Undang Undang Hukum Pidana Konsep 2008... 7 3 Bab IV Penanggulangan Kejahatan Mayantara (Cyber Crime) Dalam Perspektif Hukum Pidana. 79 A. Kebijakan Kriminalisasi Kejahatan Mayantara (Cyber Crime).... 79 1. Harmonisasi/Materi Subtansi Tindak Pidana Eksternal... 8 8 2. Harmonisasi/Materi Subtansi Tindak Pidana Internal... 9 4 3. Subjek Hukum Kejahatan Mayantara 99 4. Kualifikasi Tindak Pidana 01 5. Perumusan Sanksi Pidana 02 6. Aturan Pemidanaan 04 B. Kebijakan Penegakan Hukum Oleh Aparat Penegak Hukum (Kepolisian Daerah Sumatera Utara) Dalam Penanggulangan Kejahatan Mayantara (Cyber Crime) 107 1. Aspek Aparatur Penegak Hukum 10
2. Sarana Dan Fasilitas Penenggulangan Kejahatan Mayantara (Cyber Crime) 122 C. Pembuktian Dalam Penegakan Hukum Kejahatan Mayantara (Cyber Crime) 129 D. Yurisdiksi Hukum Pidana Dalam Penanggulangan Kejahatan Mayantara (Cyber Crime) 143 Bab V Penutup 156 A. Kesimpulan 156 B. Saran 160 Daftar Pustaka Lampiran Lampiran
ABSTRAKSI EDI YUNARA* ALWAN** GABE FERDINAL HUTAGALUNG*** Globalisasi teknologi informasi yang telah mengubah dunia ke era cyber dengan sarana internet yang menghadirkan cyberspace dengan realitas virtualnya menawarkan kepada manusia berbagai harapan dan kemudahan. Akan tetapi di balik itu, timbul persoalan berupa kejahatan yang dinamakan cyber crime, kejahatan ini tidak mengenal batas wilayah (borderless) serta waktu kejadian karena korban dan pelaku sering berada di negara yang berbeda. Cyber crime dapat dilakukan melalui sistem jaringan komputernya itu sendiri yang menjadi sasaran dan komputer itu sendiri yang menjadi sarana untuk melakukan kejahatan. Perkembangan teknologi informasi yang demikian pesatnya haruslah diantisipasi dengan hukum yang mengaturnya. Dampak negatif tersebut harus diantisipasi dan ditanggulangi dengan hukum yang terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Produk hukum yang berkaitan dengan ruang siber (cyber space) atau mayantara ini dibutuhkan untuk memberikan keamanan dan kepastian hukum dalam pemanfaatan teknologi informasi, media, dan komunikasi agar dapat berkembang secara optimal. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut untuk melakukan penelitian terhadap Kebijakan Penanggulangan Kejahatan Mayantara
Dalam Perspektif Hukum Pidana maka dalam skripsi ini dibatasi dalam 3 (tiga) permasalahan yaitu: Bagaimanakah ruang lingkup dan eksistensi kejahatan dunia maya (cyber crime)? Bagaimanakah kejahatan dunia maya (cyber crime) menurut perspektif hukum pidana dalam perundang undangan di Indonesia? Bagaimana penanggulangan kejahatan dunia maya (cyber crime) dalam perspektif hukum pidana? Permasalahan-permasalahan tersebut bertujuan untuk mengetahui dan memahami kebijakan formulasi atau kriminalisasi hukum pidana terhadap kejahatan mayantara. Mengetahui kebijakan aplikatif yang dilakukan oleh aparat penegak hukum dalam upaya penanggulangan kejahatan mayantara, serta menggambarkan dan menganalisa kebijakan formulasi dan kebijakan aplikatif hukum pidana dalam menanggulangi tindak pidana mayantara. Kajian penelitian ini bersifat yuridis normatif sebagai pendekatan utama, mengingat pembahasan didasarkan pada peraturan perundangundangan dan prinsip hukum yang berlaku dalam masalah kejahatan mayantara. Pendekatan yuridis dimasudkan untuk melakukan pengkajian terhadap bidang hukum, khususnya hukum pidana. Pendekatan yuridis komparatif juga dilakukan untuk melakukan perbandingan dengan negaranegara yang sudah mempunyai peraturan perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan konsepsi (conceptual approach) tentang tindak pidana teknologi informasi. Sifat dari penelitian ini adalah deskriptif analitis
yang menggunakan data sekunder sebagai data utama dengan menggunakan teknik penelitian kualitatif. Hasil analisa yang dapat dijadikan sebagai kesimpulan dalam tulisan ini terhadap kebijakan formulasi hukum pidana terhadap kejahatan mayantara saat ini adalah, sebelum disahkannya UU ITE terdapat beberapa ketentuan perundang-undangan yang berhubungan dengan penanggulangan kejahatan mayantara, tetapi kebijakan formulasinya berbeda-beda terutama dalam hal kebijakan kriminalisasi-nya belum mengatur secara tegas dan jelas terhadap tindak pidana teknologi informasi, kebijakan formulasi dalam UU ITE masih membutuhkan harmonisasi/sinkronisasi baik secara internal maupun secara eksternal terutama dengan instrumen hukum internasional terkait dengan teknologi informasi. Upaya penegakan hukum tidak hanya terbatas terhadap peningkatan kemampuan, sarana dan prasarana aparat penegak hukum tetapi juga diiringi kesadaran hukum masyarakat yang didukung dengan kerjasama dengan penyedia layanan internet. Dalam hal kebijakan formulasi tindak pidana teknologi informasi pada masa yang akan datang hendaknya berada dalam sistem hukum pidana yang berlaku saat ini, hal ini juga harus didukung dengan meningkatkan komitmen strategi/prioritas nasional terutama aparat penegak hukum dalam penanggulangan kejahatan mayantara (cyber crime).
* Dosen Pembimbing Satu Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. ** Dosen Pembimbing Dua Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. *** Mahasiwa Fakultas Hukum.