PENGARUH BLOCK SHARE HOLDER DAN KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP KECENDERUNGAN PERUSAHAAN MELAKUKAN INCOME INCREASING DISCRETIONARY ACCRUALS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. dalam penelitian ini adalah good corporate governance yang terdiri dari

ABSTRAK. Kata kunci: kepemilikan institusional, komposisi dewan komisaris, kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan, leverage, manajemen laba

EFEKTIVITAS PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN

Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan

Pengaruh Tata Kelola Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Perusahaan yang Mengalami Kesulitan Keuangan (Financial Distress)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENGARUH DARI MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh manajemen adalah dengan melakukan pengaturan laba.

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode Peneliti

BAB 3 METODE PENELITIAN. penyajian data, uji statistik dan operasionalisasi variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia, berupa laporan

ANALISIS PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, KUALITAS AUDITOR, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan Manufaktur periode tahun yang terdapat di Bursa Efek

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam penelitian ini, manajemen laba diukur dengan pendekatan akrual dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tahun yang digunakan yaitu pada tahun , yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN

OLEH HENNY ANGGRAINI SIPAYUNG

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang IPO pada tahun

BAB III METODE PENELITIAN. tedaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Semua data dapat diperoleh dari situs resmi

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun Sampel. purposive sampling dengan beberapa kriteria.

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

Bab 3 Metode Penelitian 3.1 Populasi dan Sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Data Kuantitatif adalah data dalam bentuk angka angka atau data

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK. Kata Kunci: Kualitas Audit, Leverage, Komite Audit, Ukuran Perusahaan, Manajemen Laba. viii. Universitas Kristen Maranatha

ISNI WIYATMI B

Analisa Pengaruh Leverage dan Harga Saham Terhadap Earning Management Industri Otomotif Di Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang pada tahun 2007-

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi di berbagai negara. Krisis ekonomi global mulai

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGARUH UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK, KEPEMILIKAN, LABA RUGI, PROFITABILITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP AUDIT REPORT LAG

BAB I PENDAHULUAN. (manajer). Proksi Discretionary Accrual (DA) merupakan salah satu cara untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak pengelola dan konsumennya. Fact Book Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam laporan tahunan harus disertai pengungkapan yang penuh

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, DIVIDEN, AND FAKTOR NON KEUANGAN TERHADAP AGENCY COST

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dibatasi pada manajemen laba, kepemilikan institusional,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini meneliti tentang Corporate Governance, Kualitas Laba,

KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan pada variabel Profitabilitas,

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dapat mendapatkan hasil yang akurat. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Arus Kas, Laba Akuntansi dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Properti dan Real Estate

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Informasi tersebut berisikan mengenai

BAB III METODE PENELITIAN. melalui pengujian hipotesis. Peneliti menganalisis pengaruhpraktek corporate

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, FREE CASH FLOW, DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

BAB I PENDAHULUAN. melihat kinerja perusahaan dari tahun ke tahun. Nilai perusahaan yang tinggi

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

ABSTRACT. influenced by the proportion of independent board and audit committee size.

BAB I PENDAHULUAN. Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah

NIKI TIVITASARI B

PENGARUH MANIPULASI AKTIVITAS RIIL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA. Eka Hariyani

BAB I PENDAHULUAN. sebab terjadinya asimetri informasi (ketidakseimbangan penguasaan informasi)

BAB I PENDAHULUAN. disebut agency conflict disebabkan pihak-pihak yang terkait yaitu prinsipal

Lanny Wijaya Stefanus Ariyanto Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta (021)

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. baik jika laba tersebut menjadi indikator yang baik untuk laba masa mendatang,

BAB I PENDAHULUAN. kinerja suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi. Menurut IAI (2011) tujuan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini menguji pengaruh mekanisme corporate governance serta ukuran

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Objek dari penelitian dalam skripsi ini adalah seluruh perusahaan go public yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan pada perusahaan mengenai praktik earnings management yang

Prosiding Akuntansi ISSN:

Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, dan Kepemilikan Institusional terhadap Manajemen Laba

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. sebagai dasar pengambilan keputusan investasi. Selain itu, laba juga. dilakukan adalah manajemen laba.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan mekanisme yang di dalamnya terdiri dari berbagai partisipan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen laba, karena perusahaan besar harus memenuhi ekspektasi dari

SKRIPSI OLEH : IAN PRATAMA LIMBONG

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi disebut juga aktivitas jasa yang mempunyai fungsi untuk

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DI INDUSTRI PERBANKAN PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk memperoleh laba semaksimal

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dibatasi pada pengaruh tax avoidance, corporate governance yang

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di BEI selama tahun Sedangkan sampelnya adalah dengan

A. Jenis, Lokasi dan Waktu penelitian

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, STRUKTUR KEPEMILIKAN, DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF TEORI AGENSI DAN TEORI SIGNALING

BAB I PENDAHULUAN. eksternal seperti : investor, kreditor, pelanggan, karyawan, dan. laporan keuangan merupakan catatan ringkas yang berisi informasi

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN PRAKTEK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PERUSAHAAN

BAB V PENUTUP. Penelitian ini meneliti mengenai pengaruh pergantian dewan komisaris,

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,

BAB I PENDAHULUAN. adalah laporan keuangan. Laporan keuangan selain merupakan media

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan data-data

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Transkripsi:

JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI ISSN: 1410-9875 Vol. 15, No. 1, Juni 2013 Hlm. 29-36 http: //www.tsm.ac.id/jba PENGARUH BLOCK SHARE HOLDER DAN KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP KECENDERUNGAN PERUSAHAAN MELAKUKAN INCOME INCREASING DISCRETIONARY ACCRUALS ARYA PRADIPTA STIE Trisakti arya@stietrisakti.ac.id Abstract: This study aims to investigate the influence of block shareholders and independent commissioner on the increasing trend of companies doing income discretionary accruals. Control variables used in this study is a model of firm size and the ratio of debt to equity. The control variables used in the model of this study because the results of several studies always show the effect of firm size and the ratio of debt to equity in income increasing accruals discretionary. The statistical method used in this study is regression logistics. Data were taken from companies listed on the Indonesia stock exchange. The sampling technique used was purposive sampling. The results showed there was no effect of block shareholders and independent commissioner on the increasing trend of companies doing income discretionary accruals. Keywords: Block shareholders, independent commissioner, income discretionary accruals and earnings management. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemegang saham dan komisaris independen pada tren meningkatnya laba perusahaan yang melakukan akrual diskresioner. Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan dan rasio hutang terhadap ekuitas. Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini karena hasil beberapa penelitian terdahulu selalu menunjukkan pengaruh ukuran perusahaan dan rasio hutang terhadap ekuitas meningkatkan laba akrual diskresioner. Metode statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah logistik regession. Data diambil dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metoda pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh pemegang saham dan komisaris independen pada tren meningkatnya laba perusahaan yang melakukan akrual diskresioner. Kata kunci: Pemegang saham, komisaris indeoenden, laba akrual diskresioner dan manajemen laba 29

Jurnal Bisnis Dan Akuntansi Juni PENDAHULUAN Bowen et al. (1987) dalam Subramanyam (1996) menyatakan bahwa secara rata-rata akrual memiliki peningkatan kandungan infor-masi yang lebih baik daripada cash flows. Dechow (1994) dalam Subramanyam (1996) lebih lanjut menambahkan bahwa laba yang mengandung nilai akrual merupakan alat pengukur kinerja perusahaan yang lebih baik bila dibandingkan dengan cash flows. Berdasarkan pendapat Bowen et al. (1987) serta Dechow (1994) dalam Subramanyam (1996) maka Subramanyam (1996) menyimpulkan bahwa sampai saat ini laba yang mengandung nilai akrual dipandang sebagai suatu alat pengukuran kinerja yang lebih baik bila dibandingkan dengan cash flows, karena laba yang mengandung nilai akrual mengatasi kendala waktu dan masalah mismatch yang selalu timbul dalam penghitungan cash flows jangka pendek. Pada satu sisi laba yang megandung akrual merupakan suatu alat pengukuran kinerja yang lebih baik dibandingkan cash flow, tetapi di sisi lain penggunaan akrual yang didalamnya terdapat discretionary akrual dapat mengundang manajer untuk melakukan tindakan opportunistik. Guay et al. (1996) dalam Louis dan Robinson (2004) menunjukan bahwa secara analitis hubungan positif antara return saham dan discretionary akrual (unexpected accrual) adalah konsisten dengan hipotesis tingkah laku opportunistik dari manajemen dan signaling haypothesis. Sehubungan dengan penggunaan discretionary akrual yang berkaitan tingkah laku opportunistik dari manajemen, Subramanyam (1996) menyatakan bahwa akuntansi akrual sering dimanfaat oleh manajemen untuk melakukan tindakan opportunistic earning management (manajemen laba). Menurut Healy dan Wahlen (1998) dalam Midiastuty dan Mahfoedz (2003), manajemen laba terjadi ketika manajemen menggunakan keputusan tertentu dalam laporan keuangan dan transaksi untuk mengubah laporan keuangan sebagai dasar kinerja perusahaan dengan tujuan menyesatkan pemilik atau pemegang saham (share holders), atau untuk mempengaruhi hasil kontraktual yang didasarkan pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan. Xie et al. (2001) selanjutnya menyatakan bahwa di bawah aturan General Accepted Accounting Principles (GAAP) perusahaan menggunakan akuntansi akrual, dimana perusahaan mencatat transaksi yang dilakukannya dan/atau kejadian lain ke dalam pembukuan perusahaan pada saat timbulnya kejadian tersebut dibandingkan dengan pada saat diterimanya atau dibayarnya uang, sifat dari akuntansi akrual ini menyebabkan manajemen mempunyai kesempatan yang luas untuk melakukan diskresi (kebijakan) dalam menentukan laba aktual yang dilaporkan perusahaan dalam setiap periode. Banyak peneliti melakukan penelitian untuk meneliti mengenai tindakan opportunistik manajemen yang dilakukan dengan menggunakan discretionary accruals (earnings management). Salah satu bidang yang biasanya diteliti oleh peneliti sehubungan tingkah laku opportunistik dari manajemen dengan mempergunakan discretionary accrual (earning management) adalah pengaruh karakteristik dari corporate governance terhadap earning management. Tujuan dari penelitian yang meneliti pengaruh karakteristik corporate governance terhadap earning management pada umumnya ingin mengetahui karakteristik corporate governance manakah yang dapat mengurangi terjadinya earning management. Davidson et al. (2005) merupakan sekelompok peneliti yang melakukan penelitian mengenai peranan struktur governance internal perusahaan dalam rangka membatasi earning management. Pada penelitian yang dilakukan Davidson et al. (2005) dihipotesiskan bahwa praktik earning management secara sistematis berhubungan dengan kekuatan dari mekanisme corporate governance internal perusahaan, termasuk audit komite, fungsi dari internal audit, dan pemilihan eksternal auditor perusahaan. Sample yang digunakan pada penelitian ini adalah sample Australia yang telah 30

2013 Arya Pradipta publik. Hasil penelitian menyatakan bahwa sebagian besar dari non Eksekutive Director dari board dan audit komite menunjukkan/ditemukan berpengaruh terhadap lower likelihood dari earnings management diukur dari tingkat discretionary accruals. Pembentukan divisi audit intern secara sukarela dan pemilihan dari akuntan publik tidak berkaitan dengan pengurangan tingkat discretionary accruals. Penelitian mengenai pengaruh dari karakteristik corporate governance terhadap earning management juga dilakukan oleh peneliti Indonesia dengan menggunakan sampel perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia. Sebagai contoh adalah Darmawati (2003). Darmawati (2003) melakukan penelitian mengenai pengaruh karakteristik corporate governance terhadap earnings management. Karakteristik corporate governance yang digunakan Darmawati (2003) antara lain (1) Komitmen perseroan terhadap corporate governance, (2) Pelaksanaan RUPS dan (3) Pemegang Saham Besar (Block Share Holder) yang diproksi oleh institusional share holder. Darmawati (2003) menggunakan discretionary accrual yang diukur dengan menggunakan nilai absolut discretionary accrual sebagai proksi earnings management. Nilai absolut digunakan karena yang menjadi perhatian adalah besaran dari pengelolaan laba (earnings management) bukan arahnya. Darmawati (2003) menemukan bahwa seluruh karakteristik dari corporate governance tidak berpengaruh terhadap earnings management. Contoh lain dari peneliti yang melakukan penelitian mengenai pengaruh karakteristik corporate governance terhadap earning management adalah Siregar dan Sidharta (2006). Variabel karakteristik corporate governance yang digunakan Siregar dan Sidharta (2006) antara lain adalah (1) Dummy kepemilikan keluarga bernilai 1 jika kepemilikan keluarga pada perusahaan tinggi (proporsi kepemilikan keluarga > 50%), bukan perusahaan konglomerasi dan 0 jika sebaliknya, (2) Proporsi kepemilikan investor institusional dan (3) proporsi dewan komisaris independen. Siregar dan Sidharta (2006) menemukan bahwa rata-rata pengelolaan laba lebih tinggi diperusahaan dengan kepemilikan keluarga tinggi dan bukan perusahaan konglomerasi dibandingkan perusahaan lain. Sedangkan variabel karakteristik corporate governance yang lain tidak berpengaruh terhadap earnings management. Berbeda dengan Darmawati (2003) serta Siregar dan Sidharta (2006), peneliti pada penelitian ini tidak menggunakan absolute discretionary accrual sebagai variabel dependen. Di penelitian ini peneliti menggunakan arah discretionary accruals sebagai variabel dependen. Discretionary accrual yang bertanda positif menunjukkan manajemen melakukan income increasing discretionary accrual. Sedangkan discretionary accrual yang bertanda negatif menunjukkan manajemen melakukan income decreasing discretionary accrual. Perbedaan lain antara penelitian ini dengan penelitian Darmawati (2003) serta Siregar dan Sidharta adalah pada penelitian ini peneliti tidak menggunakan institusional share holder sebagai karakteristik corporate governance, peneliti menggunakan jumlah pemegang saham besar (block share holder) sebagai karakteristik corporate governance seperti yang dilakukan oleh Larker et al. (2005). Tujuan peneliti pada penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh dari karakteristik corporate governance, yaitu block share holder dan komisaris independen terhadap probabilitas kemungkinan terjadinya income increasing discretionary accruals. Teknik ekonometrik regresi logistic digunakan peneliti untuk meneliti mengenai pengaruh dari karakteristik corporate governance terhadap kecenderungan/probilitas terjadinya income increasing discretionary accrual. Variabel dependen pada penelitian ini adalah dummy variabel, bernilai 1 jika discretionary accruals tersebut bertanda positif (income increasing discretionary accruals) dan nilai 0 jika discretionary accrual tersebut bertanda negatif (income decrasing discretionary accruals). 31

Jurnal Bisnis Dan Akuntansi Juni Karakteristik Corporate Governance Lerker et al. (2005) mendefinisikan corporate governance sebagai sekumpulan mekanisme monitoring yang mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh manajer dimana pada entitas bisnis tersebut terdapat pemisahan antara kepemilikan dan kontrol. Selanjutnya Larker et al. (2005) menyatakan bahwa pengukuran corporate governance terdiri dari 14 faktor karakteristik dengan 39 indikator individu governance. Sebagian contoh dari ke 14 faktor dan 39 karakteristik individu governance yang dimaksudkan oleh Lerker et al. (2005) dan merupakan hasil Confirmatory Principal Analysis adalah dewan komisaris (dengan indikator jumlah dewan komisaris, rasio jumlah dewan komisaris dengan total direksi dan jumlah komisaris independen), adanya Institutional Shareholder (dengan indikator prosentase jumlah institusional shareholder dan besarnya saham yang dimiliki institusional share holder), adanya block share holder (dengan indikator jumlah block share holder dan jumlah prosentase saham yang dimiliki oleh block share holder), dan hutang (dengan indikator rasio hutang dengan modal dan besarnya hutang yang dimiliki perusahaan). Midiastuty dan Machfoedz (2003) menyatakan bahwa mekanisme corporate governance meliputi mekanisme internal dan mekanisme eksternal. Mekanisme internal dari corporate governance antara lain adalah (1) struktur dewan direksi, (2) kepemilikan manajerial dan (3) kompensasi eksekutif. Adapun mekanisme eksternal dari mekanisme corporate governance adalah (1) mekanisme pasar yang mengontrol perusahaan, (2) kepemilikan institusi (institutional ownership) dan (3) Tingkat pendanaan dengan hutang (debt financing). Dalam penelitiannya mengenai indikasi corporate governance di Taiwan, Yin dan Wiodtke (2004) mengemukakan bahwa salah satu karakteristik corporate board di Taiwan adalah corporate board tersebut terdiri dari dua organisasi yang terpisah, yaitu (a) board of supervisor dan (2) board of director. Sehingga dalam pembentukan mekanisme corporate governance penelitiannya Yin dan Wiodtke (2004) menggunakan jumlah dewan direksi dan jumlah dewan supervisor/komisaris. Karakteristik Corporate Governance dan Earning Management Davidson et al. (2005) melakukan penelitian mengenai peranan struktur governance internal perusahaan dalam rangka membatasi earnings management. Pada penelitian ini dihipotesiskan bahwa praktik earnings management secara sistematis berhubungan dengan kekuatan mekanisme corporate governance internal perusahaan, termasuk audit komite, fungsi dari internal audit dan pemilihan eksternal auditor perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Davidson et al. (2005) menggunakan sample cross section sebanyak 434 perusahaan Australia yang telah publik, dengan tahun fiskal yang berakhir pada tahun 2000. Hasil penelitian menyatakan bahwa sebagian besar dari non Eksekutive Director dari board dan audit komite berpengaruh terhadap lower likelihood earnings management yang diukur tingkat discretionary accruals. Pembentukan divisi audit intern secara sukarela dan pemilihan dari akuntan publik tidak berkaitan dengan pengurangan tingkat discretionary accruals. Hasil penelitian tambahan Davidson et al. (2005), dengan menggunakan peningkatan kecil dari pendapatan sebagai pengukuran dari earnings management, juga menemukan hubungan yang negatif antara ukuran tersebut dan keberadaan audit komite. Midiastuty dan Machfoedz (2003) melakukan penelitian mengenai mekanisme corporate governance dan indikasi manajemen laba. Dengan menggunakan teknik statistik ordinary least square, hasil penelitian menyatakan bahwa saham yang dimiliki oleh manajer, saham yang dimiliki oleh institusional mempunyai pengaruh yang positif terhadap manajemen laba. Sedangkan jumlah direksi memiliki pengaruh yang negatif terhadap manajemen laba. Selanjutnya, peneliti menyatakan bahwa secara 32

2013 Arya Pradipta umum mekanisme corporate governance dapat dilakukan oleh kepemilikan saham oleh manajer serta kepemilikan saham oleh institusional, dengan demikian dapat pula dinyatakan bahwa kepemilikan saham oleh manajer dan kepemilikan saham oleh institusi dapat mengurangi agency problem. Darmawati (2003) melakukan penelitian mengenai pengaruh dari karakteristik corporate governance terhadap earnings management. Variabel karakteristik corporate governance yang digunakan oleh Darmawati (2003) adalah (1) Komitmen perseroan terhadap corporate governance, (2) Pelaksanaan RUPS, (3) Kualitas dewan komisaris, (4) Kualitas dewan direksi, (5) Hubungan dengan stake holder, (6) Transparansi dan akuntabilitas, dan (7) Prosentase kepemilikan saham oleh investor institusional. Darmawati (2003) menggunakan ukuran perusahaan dan rasio hutang terhadap modal sebagai variabel kontrol. Variabel dependen pada penelitian Darmawati (2003) adalah discretionary accruals. Discretionary accruals diukur dengan menggunakan nilai absolut discretionary accruals sebagai proxy dari earnings management. Nilai absolut digunakan karena yang menjadi perhatian adalah besaran dari pengelolaan laba (earnings management) bukan arahnya. Darmawati (2003) mengambil data hasil survei Indonesian Institute of Corporate Governance (IICG). Darmawati (2003) menemukan bahwa seluruh karakteristik corporate governance tidak berpengaruh terhadap earnings management. Siregar dan Sidharta (2006) melakukan penelitian mengenai pengaruh karakteristik corporate governance terhadap earnings management (discretionary accruals). Karakteristik corporate governance yang digunakan Siregar dan Sidharta (2006) adalah (1) Dummy kepemilikan keluarga bernilai 1 jika kepemilikan keluarga pada perusahaan tinggi (proporsi kepemilikan keluarga > 50%), bukan perusahaan konglomerasi dan 0 jika sebaliknya, (2) Proporsi kepemilikan investor institusional, (3) Dummy auditor bernilai 1 jika perusahaan diaudit oleh KAP big Four dan 0 jika sebaliknya, (4) Proporsi dewan komisaris independen, (5) dummy audit komite bernilai 1 jika perusahaan memiliki komite audit yang sesuai dengan peraturan BEI dan 0 jika sebaliknya, (6) Rasio total hutang terhadap total aktiva dan (7) Logaritma natural dari kapitalisasi pasar. Adapun rasio hutang terhadap modal dan pertumbuhan penjualan digunakan sebagai variabel kontrol. Siregar dan Sidharta (2006) menggunakan variabel dependen yang serupa dengan yang digunakan oleh Darmawati (2003) yaitu, discretionary accrual sebagai proksi earnings management. Discretionary accruals diukur dengan menggunakan nilai absolut discretionary accrual. Nilai absolut digunakan karena yang menjadi perhatian adalah besaran pengelolaan laba (earnings management) bukan arahnya. Siregar dan Sidharta (2006) menemukan bahwa rata-rata pengelolaan laba lebih tinggi diperusahaan dengan kepemilikan keluarga tinggi dan bukan perusahaan konglomerasi dibandingkan perusahaan lain. Sedangkan karakteristik corporate governance yang lain tidak berpengaruh terhadap earnings management. Berdasarkan kerangka teoritis maka hipotesis yang dibentuk dalam penelitian ini adalah: H1 Block share holder menurunkan probabilitas kemungkinan terjadinya income increasing discretionary accruals H2 Komisaris independen menurunkan probabilitas kemungkinan terjadinya income increasing discretionary accruals. METODA PENELITIAN Berdasarkan kriteria pemilihan sampel penelitian yaitu (1) perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai periode 2003, masih terdaftar sampai dengan periode 2005 dan laporan keuangan perusahaan tersebut tersedia lengkap mulai dari tahun 2003 sampai 2005, serta tidak termasuk sektor industri keuangan, real estate dan telekomunikasi (2) perusahaan menggunakan mata uang rupiah 33

Jurnal Bisnis Dan Akuntansi Juni dalam pelaporan di laporan keuangannya, memiliki data mengenai jumlah komisaris independen, memiliki data mengenai jumlah pemegang saham besar (block share holder) dan perusahaan memiliki nilai rasio hutang terhadap modal yang positif, maka perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian adalah sebanyak 203 perusahaan. Adapun uraian rincian sampel penelitian sebagai berikut: Tabel 1 Uraian Rincian Sampel Penelitian No Keterangan Jumlah Perusahaan 1 Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2003 sampai dengan 2005. 339 Perusahaan 2 Perusahaan sektor industri real estate, keuangan dan telekomunikasi. (109 Perusahaan) 3 Perusahaan dengan laporan keuangan tidak lengkap. (12 Perusahaan) 4 Perusahaan yang tidak memilik data komisaris independent. (1 Perusahaan) 5 Perusahaan yang menggunakan mata uang asing dalam pelaporan keuangannya 6 Perusahaan yang tidak memliki data lengkap untuk penghitungan discretionary Accruals Perusahaan yang memenuhi kriteria untuk menjadi sampel penelitian (9 Perusahaan) (5 Perusahaan) 203 Perusahaan Pengukuran variabel dalam penelitian ini disajikan pada tabel 2 berikut : Tabel 2 Pengukuran Variabel Nama Variabel Notasi Pengukuran Block Share Holder Block Jumlah block share holder (pemegang saham terbesar) pada perusahaan yang dijadikan sampel Komisaris Independen KI Jumlah komisaris independen yang berada pada perusahaan yang dijadikan sampel Ukuran Perusahaan LnSize Nilai kapitalisasi pasar dari perusahaan-perusahaan sampel yang dihitung dengan mengkalikan jumlah saham dengan harga saham. Nilai kapitalisasi saham tersebut selanjutnya di-logaritma naturalkan Rasio hutang dengan modal perusahaan DTE Nilai dari rasio total hutang dibagi dengan modal perusahaan 34

2013 Arya Pradipta Variabel dependen dari penelitian adalah variabel kategorik, bernilai 1 jika discretionary accruals perusahaan merupakan income increasing discretionary accrual (discretionary accrual bertanda positif ) dan nilai 0 diberikan pada perusahaan yang nilai discretionary accrualnya adalah income decreasing discretionary accruals (discretionary accruals bertanda negatif). Nilai discretionary accruals dihitung dengan menggunakan rumus Kasznik (1999) (Siregar dan Sidharta 2006) sebagai berikut: TAC = Laba Bersih (net income) Arus Kas Operasi (CFO) (1) Nilai Total Accruals yang diestimasi dengan persamaan regressi OLS TAC it/ta t-1= a 1(1/TA t-1) + a 2( REV it- REC it)/ta t1) + a 3(PPET it/ta t1) + a 4 CFO it + ε t (2) Dengan menggunakan koefisen regresi di atas (a1, a2, a3) nilai non discretionary accruals (NDTAC) dapat dihitung dengan rumus: NDTAC it = â 1(1/TA t-1) + â 2{( REVi t- RECi t)/ta t-1} + â 3(PPEt/TA t-1) + â 4 CFO it (3) Selanjutnya DAC dapat dihitung sebagai berikut: DACit = TACit/TAt-1 - NDTACit (4) Keterangan TAC Total Accrual, DTAC Discrettionary accrual, TA Total Asset periode t-1, REVit Perubahan pendapatan perusahaan i dalam periode t, RECit Perubahan piutang bersih perusahaan i dalam periode t, PPEit Property, Plant and Equipment perusahaan i periode t, CFOit Perubahaqn arus kas opreasi perusahaan I periode t. Berdasarkan kerangka teoritis, gambar model penelitian dan rumusan hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian maka model statistik penelitian yang akan digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis penelitian adalah: DDAC = α + β 1Block + β 2KI + β 3LnSize + β 4DTE + e Keterangan DDAC adalah Discretionary accruals, variabel kategorik, perusahaan-perusahaan yang discretionary accruals-nya positif (income increasing discretionary accruals) diberi angka 1 dan perusahaan-perusahaan yang discretionary accruals-nya negatif (income decreasing discrettionary accruals) diberi angka 0; Block adalah block share holder, jumlah pemegang saham terbesar yang ada diperusahaan; KI adalah Komisaris independen, jumlah komisaris independen yang ada di perusahaan; LnSize adalah ukuran perusahaan; DTE adalah rasio jumlah hutang perusahaan dibagi dengan total asset perusahaan. HASIL PENELITIAN Peneliti menyajikan statistika dektiptif data penelitin pada tabel 3 berikut: Tabel 3 Statistika Deskriptif Variabel N Min. Maks. Rerata Deviasi Standar DDAC 203 0 1 0,48 0,501 Block 203 1 13 3,47 2,237 KI 203 1 5 1,53 0,734 LNSIZE 203 8,4822 17,5362 12,4954 1,9070 DTE 203-21,36 496,76 6,4087 40,4372 35

Jurnal Bisnis Dan Akuntansi Juni Berdasarkan statistika deskriptif yang disajikan pada tabel 3 terlihat bahwa Jumlah data penelitian adalah 203 pengamatan. Adapun nilai rata-rata untuk block share holder (BLOCK) sebesar 3,47 dan komisaris independen (KI) sebesar 1,53. Deviasi standar block share holder sebesar 2,237 dan komisaris independen sebesar 0,734. Pengukuran discretionary accrual (DDAC) sebagai proksi earnings management adalah bernilai 1 dan 0, nilai 1 adalah income increasing discretionary accrual dan nilai 0 adalah income decreasing discretionary accruals. Hasil pengujian hipotesis terlihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4 Variabel in Equation Variabel B Wald Sig. Konstanta -3,349 9,964 0,002 Block 0,032 0,240 0,624 KI -0,263 1,378 0,240 LNSIZE 0,287 10,094 0,001 DTE -0,001 0,056 0,813 Untuk menolak dan menerima hipotesis penelitian maka angka yang digunakan dari tabel 4 variabel in equation adalah angka sig dari uji Wald Berdasarkan nilai sig dari uji Wald terlihat bahwa block share holder memiliki angka signifikan uji Wald sebesar 0,624 melebihi nilai signifikansi 0,05. Nilai sig uji Wald komisaris independen sebesar 0,240 melebihi nilai signifikansi 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa block share holder dan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap kecenderungan perusahaan melakukan income increasing discretionary accruals. PENUTUP Berdasarkan pembahasan yang dilakukan maka simpulan penelitian sebagai berikut block share holder dan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap kecenderungan perusahaan melakukan income increasing discretionary accruals. Keterbatasan penelitian ini hanya menggunakan dua variabel independen sebagai proksi karakteristik corporate governance. Perlu penambahan variabel untuk memproksikan karakteristik corporate governance agar model penelitian menjadi lebih baik. REFERENSI: Darmawati, Deni. 2003. Corporate Governance Suatu Studi Empiris, Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 5, No.1, April, hlm. 47-68. Davidson, Ryan, Goodwin-Stewart, Jeny, Kent, Pamela. 2005. Internal Governance Structure and Earmings Management, Journal Accounting and Finance, Vol. 45, July. Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang: Universitas Diponegoro. Larcker, F. David et al. 2005. How Important Is Corporate Governance?, The Wharton School University of Pennsylvania Philadelphia, May 16. Louis, Hennock dan Dahlia Robinson. 2005. Do Managers Credibly Use Accruals To Signal Private Information, Journal of Accounting And Economics, Vol. 39, hlm. 361-380. Midiastuty, P, Puspa dan Mas ud Machfoedz. 2003. Analisis Hubungan Mekanisme Corporate Governance dan Indikasi manajemen Laba, Prosiding Simposium Nasional Akuntansi VI, hlm. 176 186, Surabaya. Siregar, Sylvia Veronica N.P. dan Sidharta Utama. 2006. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance Terhadap Pengelolaan Laba (earnings management), Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 9, No. 3, September, hlm. 307-326. Subramanyam, K.R. 1996. The Pricing Of Discretionary Accruals, Journal of Accounting and Economics, Vol. 22, hlm. 249-281. Xie, Biao et al. 2001. Earnings Management and Corporate Governance The Roles of The Board and The Audit Comitte, Southhern Illinois University Carbondale, July 5. 36