BAB I PENDAHULUAN. yang memeluk suatu ajaran atau agama tersebut. Manusia terikat dengan

dokumen-dokumen yang mirip
Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. pada satu objek tertentu agar pikiran dapat lebih fokus. Dalam bahasa Pāli

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Budaya lokal menjadi media komunikasi di suatu daerah yang dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemajuan komunikasi dan pola pikir pada zaman sekarang ini

BAB IV MAKNA SELIBAT DAN IMPLIKASINYA DALAM KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN PARA BIKKHU/BIKKHUNI DI BANDAR LAMPUNG

Kompetensi Dasar: - Menumbuhkan kesadaran luhur dalam melaksanakan peringatan hari raya

Dharmayatra tempat suci Buddha

BAB I PENDAHULUAN. perasaan untuk menanggapi bahwa terdapat kekuatan lain yang maha besar

DALAM AGAMA BUDDHA AGAMA DIKENAL DENGAN:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman, banyak perusahaan, organisasi

BAB I PENDAHULUAN. sosial (social communication), proses komunikasi yang terjadi dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

28. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SD

D. ucapan benar E. usaha benar

KUMPULAN 50 TANYA JAWAB (10) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 29 November 2004 s.d. tanggal 17 Januari 2005

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia, mitos dan ritual saling berkaitan. Penghadiran kembali pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Mengapa berdana? Pariyatti Sāsana hp ; pin. Friday, April 12, 13

BAB I PENDAHULUAN. Budaya berkenaan dengan cara manusia hidup. Manusia belajar berpikir,

BAB IV MAKNA ARUH MENURUT DAYAK PITAP. landasan untuk masuk dalam bagian pembahasan yang disajikan dalam Bab IV.

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA

Agama Buddha Masa Kini : Antara Harmoni dan Konflik oleh : Putu Finsen Darmayana STABN Sriwijaya

Dhamma Inside. Kematian Yang Indah. Orang-orang. Akhir dari Keragu-raguan. Vol September 2015

BAB I PENDAHULUAN. dalam lagi bahasa tercakup dalam kebudayaan. Bahasa menggambarkan cara berfikir

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Dasar (SD)

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. hari suci tersebut seperti yang dikemukakan Oka (2009:171), yaitu. Hal ini didukung oleh penjelasan Ghazali (2011:63) bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. dimana arsitektur itu berada (Rapoport, 1969). Rapoport membagi arsitektur menjadi

I. PENDAHULUAN. Budaya pada dasarnya merupakan cara hidup yang berkembang, dimiliki dan

B A B V P E N U T U P. Fakta-fakta dan analisis dalam tulisan ini, menuntun pada kesimpulan

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERESMIAN VIHARA MAHANAMA DUSUN SEMANDING DESA CANDIGARON

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki pasangan akan selalu saling melengkapi satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN. Kebahagiaan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan. dimana kebahagiaan memiliki hubungan yang dekat dengan kesehatan

Dāna-4. Berdana Kepada Bhikkhu Leher Kuning? Pariyatti Sāsana hp ; pin. Friday, April 12, 13

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB IV ANALISIS DATA

Meditasi Mettā (Meditasi Cinta Kasih)

Kebahagiaan Berdana. Diposkan pada 02 Desember 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

LEMBAR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN SMA EHIPASSIKO SCHOOL BSD

sebagai penjembatan dalam berinteraksi dan berfungsi untuk

Bodhipakkhiyā Dhammā (2)

Dhamma Inside. Bersikap Ramah. Standar. Berada di luar Kata-kata : Alamilah Sendiri. Vol Oktober 2015

KUMPULAN 50 TANYA JAWAB (6) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 11 Mei 2004 s.d. tanggal 30 Juni 2004

KEPUTUSAN SIDANG MAHASANGHASABHA (PERSAMUHAN AGUNG) TAHUN 2007 SANGHA THERAVADA INDONESIA. Nomor : 01/PA/VII/2007

KEPUTUSAN MAHA SANGHA SABHA (PASAMUAN AGUNG) TAHUN 2002 SANGHA THERAVADA INDONESIA. Nomor : 02/PA/VII/2002

o Di dalam tradisi Theravāda, pāramī bukanlah untuk Buddha saja, tetapi sebagai prak/k yang juga harus dipenuhi oleh Paccekabuddha dan sāvakā.

BAB I PENDAHULUAN. nasional di Indonesia, harus didahului dengan pengetahuan tentang latar

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

KUMPULAN 50 TANYA JAWAB (16) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 24 September 2005 s.d.

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Bukti eksistensi warga muslim Tionghoa di kota Bandung yaitu kita dapat

BAB I PENDAHULUAN. muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual). akan terselenggara dengan baik melalui komunikasi interpersonal.

ASSIGNMENT AGAMA BUDDHA IBADAT & AMALAN

22. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Dhammacakka Pavattana Sutta!

BAB V PENUTUP. boros dan berlebihan. Konsumsi dalam masyarakat konsumerisme tidak lagi

Mengapa bhikkhu harus dipotong rambutnya? Mengapa bhikkhu itu tidak boleh beristeri? Mengapa anak perempuan tidak boleh dekat bhikkhu?

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa

Sutta Nipata menyebut keempat faktor sebagai berikut: Lebih lanjut, murid para

METODOLOGI PENELITIAN

BAB VII PEN UTUP. Dalam penelitian ini, berdasarkan data serta analisa di bab IV dan V, dapat

E. Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari orang Jawa. Keyakinan adanya tuhan, dewa-dewa, utusan, malaikat, setan,

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN. tentang pernikahan menyatakan bahwa pernikahan adalah: berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. (UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pattidana berasal dari dua kata yaitu patti jasa, dan dana pelimpahan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PERGESERAN POLA PIKIR REMAJA TENTANG KONSEP PANDANGAN HIDUP DAN UPAYA MENJADIKAN PANCASILA SEBAGAI SEMANGAT HIDUP REMAJA.

LEMBAR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA EHIPASSIKO SCHOOL BSD T. P. 2016/2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DATA

KUMPULAN 50 TANYA JAWAB (8) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 21 Agustus 2004 s.d. tanggal 09 Oktober 2004

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia sejak zaman kerajaan-kerajaan, teristimewa pada masa

KUMPULAN 50 TANYA JAWAB (11) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 18 Januari 2005 s.d. tanggal 07 Maret 2005

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wilda Akmalia Fithriani, 2013

Pembabaran Dhamma yang Tidak Lengkap (Incomplete Teachings)

BAB IV ANALISIS DATA. pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah. disajikan dalam Bab III didapatkan, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah suatu negara kepulauan yang kaya akan kebudayaan dimana

UKDW BAB I PENDAHULUAN

KUMPULAN 50 TANYA JAWAB (15) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 05 Agustus 2005 s.d. tanggal 23 September 2005

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman yang telah dialaminya sendiri atau pengalaman yang dialami oleh orang

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan suatu institusi sosial yang diakui disetiap kebudayaan

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENGARAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tradisi merupakan salah satu alat untuk mempersatukan antar masyarakat, dan

Bab I Pendahuluan. Dorongan beragama bagi manusia merupakan tuntutan yang tidak dapat dihindari.

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Vihara terbuka untuk bhikkhu dan bhikkhuni (maechee atau anagarini), dan juga umat awam pria dan umat awam wanita.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. satu budaya penting bagi masyarakat Islam Jawa, baik yang masih berdomisili di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agama memiliki pengaruh besar terhadap tindakan dan prilaku manusia yang memeluk suatu ajaran atau agama tersebut. Manusia terikat dengan aturan-aturan dan ideologi dari agama tertentu. Agama sudah masuk kedalam kehidupan manusia sejak mereka di lahirkan dengan melalui ritual-ritual keagamaan. Menurut Mulyana (2010: 27) Komunikasi Ritual, yang biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang di sebut para antropolog sebagai rites of passage, yang mana pengikutnya mendapatkan pengalaman transendental untuk menuju tingkat selanjutnya. Dalam pelaksanaannya setiap Agama memiliki ciri-ciri khusus dalam menjalankan ritual keagamaannya dan memiliki pengaruh besar terhadap setiap individu pengikutnya. Menurut Tucker & Grim (2003: 25) Masingmasing tradisi religius asli ditanamkan pada tempat konkret yang menyimbolkan suatu cara pemahaman, gaya berpikir, cara hidup, dan sikap, serta pandangan dunia. Salah satunya Agama Buddha adalah yang memiliki aturan dan ideologi yang erat hubungannya dengan kehidupan manusia. Karakteristik yang di miliki oleh Agama Buddha sendiri mempunyai sifat implementatif, karena semua ajaran yang di babarkan oleh Sang Buddha 1

melalui proses pencarian Ilmu Pengetahuan untuk mencapai tingkatat pencerahan atau Nibbana. Bhikkhu adalah seorang yang mengikuti ajaran Buddha dengan menggunakan atribut, aturan, dan simbol agama Buddha dalam setiap prilaku komunikasinya. Menurut Mulyana (2010:92) Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Lambang merliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku non-verbal, dan objek yang maknanya disepakati bersama. Cara pandang manusia mengenai dunia atau World view menggambarkan tindakan manusia dalam menghadapi dunia di luar dirinya. World view dipengaruhi oleh kebudayaan yang membentuk diri atau individu dalam memandang realitas dunia yang ada. Menurut Mulyana (2006: 28) pandangan dunia yang berisikan orientasi suatu budaya akan Tuhan, alam, kemanusiaan, maupun orang tua. Pandangan akan dunia membantu seseorang mengetahui tingkatannya pada alam semesta. World view pada Komunitas Bhikkhu Theravada akan mempengaruhi bagaimana kelompok tersebut merefleksikan diri dan berkomunikasi antar komunitasnya. Cara memandang realitas kehidupan yang digunakan Bhikkhu berdasarkan pemaparan-pemaparan Sang Buddha akan realitas kehidupan dan konsep ketidak kekalan. Refleksi World view tersebut terlihat pada bagaimana Bhikkhu dan pengikut Buddha menjalani hidup untuk mencapai pembebasan dari penderitaan kehidupan manusia. Dengan melakukan Sila dan mengikuti Delapan Jalan Kebenaran. Menurut Rahsid (1997: 8) Sila pertama kali diajarkan oleh Sang Buddha kepada lima pertapa yang bernama Assajji, 2

Vappa, Bhadiya, Kondanna, dan Mahanama sewaktu menjabarkan Empat Kesunyataan Mulia yang kemudian disebut Dhammacakkapavattana Sutta yang berisikan Delapan Jalan Kebenaran tersebut yakni: Pengertian Benar, Pikiran Benar, Ucapan Benar, Perbuatan Benar, Mata Pencahariaan Benar, Usaha Benar, Perhatian Benar, dan Konsentrasi Benar. Dengan pendekatan Interpersonal dan Interaksi Simbolik yang dilakukan guru dan siswa. Sang Buddha mewariskan Ajarannya pada siswa-siswanya yang saat ini disebut para Bhikkhu (Pali) atau Bhante (Sansekerta). Disebutkan dalam Discourse on the Root of Existence (hal 40-46) : Manusia biasa yang tidak belajar (assutava puthujjana) adalah manusia biasa, yag tidak memiliki pencapaian spiritual maupun pembelajaran di dalam Dhamma para mulia. Dia membiarkan dirinya dikuasai berbagai macam kekotoran batin dan pandangan-pandangan salah. Seorang memutuskan untuk meninggalkan kehidupan duniawi dan kemewahan, merupakan tindakan yang bertolak belakang dengan konsep hidup ideal pada umumnya. Namun seorang Bhikkhu diharapkan menghindari harta atau benda-benda mewah. Salah satu aturan / sila seorang Bhikkhu sehendaknya menghindari menggunakan tempat tidur dan tempat duduk yang tinggi dan mewah (Uccasayana mahasayana veramani). Ajaran Buddha sampai saat ini terus berkembang, sejak 2557 SM ajaran ini pertama kali dibabarkan. Saat ini di Indonesia Agama Buddha terdapat tiga aliran atau sekte besar yakni: Theravada, Mahayana, dan Vajrayana. Aliran Theravada mempromosikan konsep Vibhajjavada (Pali), yang secara harfiah berarti Pengajaran Analisis. Doktrin ini mengatakan bahwa wawasan harus datang dari pengalaman, penerapan pengetahuan, dan penalaran kritis siswa. Namun, kitab suci dari tradisi Theravada juga menekankan perhatian terhadap 3

nasihat orang bijak, mengingat nasihat tersebut dan evaluasi terhadap pengalaman yang dimiliki seseorang menjadi dua uji yang dengannya amalanamalan harus dinilai. Dengan menjaga etos dan ideologi ajaran Buddha tanpa merubah dan mengganti aturan-aturan Buddha. Para Bhikkhu Theravada dalam menjalani kehidupan pertapanya melatih diri dengan aturan-aturan dan norma-norma yang sudah dilakukan secara turun-temurun. Dengan melepaskan segala bentuk ke-duniawian sebagai manusia biasa. Para Bhikkhu memeliki tujuan untuk melepaskan diri dari penderitaan dan mengajarkan ilmu yang dimilikinya, kepada setiap orang yang membutuhkan. Dalam membagi pengetahuaanya para Bhikkhu tidak membatasi golongan, ras ataupun agama tertentu. Peraturan atau sila yang harus dijalani oleh Bhikkhu Theravada adalah Patimokha Sila yang terdiri dari 227 sila untuk Bhikkhu dan 311 sila untuk Bhikkhuni. Menurut Rashid (1997: 3) dalam agama Buddha, sila merupakan dasar utama dalam pelaksanaan ajaran agama, mencakup semua perilaku dan sifat-sifat baik yang termasuk dalam ajaran moral dan etika agama Buddha. Sila dalam pengertian yang luas pandanannya adalah etika dan dalam pengertian yang sempit padanannya adalah moral. Dalam menjalani kehidupan sosialnya, para Bhikkhu bertempat tinggal di vihara (tempat ibadah umat buddha) dengan kegiatan sehari-hari meditasi dan berdoa untuk mencari ketengangan batin. Hidup Bhikkhu tergantung oleh umat yang memberikan dana makanan. Dalam aturan Bhikkhu, tidak diperbolehkan mencari makanan melalui bekerja ataupun meminta-minta. Dana makanan diberikan tulus dari umat untuk menyambung hidup para Bhikkhu. Dengan 4

menggunakan aturan dan ritual yang sudah ditetapkan Bhikkhu dan umat menjalin interaksi simbolis yang harmonis. Namun dewasa ini, banyak orang yang mengejar ilmu pengetahuan untuk mendapatkan harta dan kemudahan hidup dalam berkeluarga. Adalah sangat manusiawi untuk menjalani hidup layaknya orang pada umumnya. Namun manusia awam melupakan nilai-nilai moral dan mengutamakan nafsu keinginan untuk mendapatkan harta lebih dan ketidak puasan akan keadaan adalah pemicu konflik kepentingan dan perebutan kekuasaan yang menyebabkan kehidupan manusia semakin hari kian memburuk, terperangkap di dalam ketamakan, kebencian, dan khayalan. Untuk keluar dari kemeruh kehidupan para Bhikkhu memilih jalan untuk menjadi pertapa menggunakan segala peraturan dan atribut agama Buddha. Agar dapat menjalani hidup suci dan terlepas dari segala faktor kesengsaraan. Menggunakan pengetahuan yang didapat dari meditasi dan perenungan untuk diajarkan kepada umat yang menyokong kehidupan Bhikkhu. Peneliti Tertarik untuk mengetahui bagaimanakah pemaknaan dari Bhikkhu sendiri mengenai makna simbol-simbol Agama Buddha, khususnya Theravada yang masih menggunakan ajaran asli dari Sang Buddha. Meninjau bagaimana tindakan dan kegiatan komunikasi simbolik yang dilakukan dalam komunitas Bhikkhu Theravada? Dari hal inilah yang mendorong peneliti melakukan penelitian ini. Untuk membahas masalah tersebut, Penulis mencoba memaparkannya dalam bentuk skripsi yang berjudul MAKNA SIMBOLIK TRADISI BHIKKHU THERAVADA 5

Penelitian ini menggunakan Teori Interaksi Simbolik untuk menjelaskan fenomena interaksi dan berbagai simbol yang digunakan komunitas bhikkhu dalam berinteraksi sehari-hari baik pada umat maupun kalangan komunitas itu sendiri. Dengan paradigma kontruktivis penelitian ini menelaah rangkaian simbol dan makna yang dibangun oleh komunitas dalam menciptakan realitas dunia komunitas tersebut dan dengan Metode penelitian Etnografi menurut Kuswarno (2011: 32) Etnografi bermakna membangun suatu pengertian yang sistemik mengenai semua kebudayaan manusia dan prespektif orang yang telah mempelajari kebudayaan itu. Pada penelitian ini peneliti menggunakan Etnografi komunikasi yang mana khusus meneliti aspek komunikasi komunitas dengan membaur dan merefleksikan segala aktivitas komunikasi komunitas bhikkhu theravada. 1.2 Batasan Masalah Untuk menjelaskan masalah yang akan diteliti dan detail pembahasan maka penulis membatasi masalah pada beberapa hal, yakni : 1. Obyek yang diteliti adalah simbol dan artefak yang digunakan oleh komunitas Bhikkhu Theravada seperti : penampilan, pakaian, aturanaturan, bahasa, dan ritual yang dilakukan oleh Bhikkhu Theravada 2. Peneliti memfokuskan pembahasan penelitian pada makna situasi komunikasi, peristiwa komunikasi dan tindak komunikasi dalam kegiatan Meditasi, upacara kebaktian, dan kegiatan sehari-hari Bhikkhu Theravada. 6

1.3 Perumusan Masalah Berkaitan dengan latar belakang masalah di atas, maka dapat penulis rumuskan permasalahannya sebagai berikut : 1. Apa saja peristiwa komunikasi pada ritual-ritual keagamaan Bhikkhu Theravada? 2. Apa saja situasi komunikasi pada ritual-ritual keagamaan Bhikkhu Theravada? 3. Bagaimana tindakan komunikasi pada ritual-ritual keagamaan Bhikkhu Theravada? 4. Bagaimana pola komunikasi komunikasi pada ritual-ritual keagamaan Bhikkhu Theravada? 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui peristiwa komunikasi pada ritual-ritual keagamaan Bhikkhu Theravada. 2. Untuk mengetahui Situasi komunikasi pada ritual-ritual keagamaan Bhikkhu Theravada. 3. Untuk mengetahui tindakan komunikasi pada ritual-ritual keagamaan Bhikkhu Theravada. 4. Pola komunikasi pada ritual-ritual keagamaan Bhikkhu Theravada. 7

1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Kegunaan Akademis Penelitian ini dapat memperkaya kasanah Ilmu Pengetahuan, khususnya Fakultas Ilmu Komunikasi yang berkaitan dengan makna simbolik dalam suatu komunitas atau kelompok dalam kajian etnografi komunikasi. 1.5.2 Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan praktik akan Agama Buddha. Dengan paparan-paparan penelitian yang ada diharapkan dapat memberikan inspirasi dan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai Agama Buddha khususnya Komunitas Bhikkhu Teravada. Selain itu, penulis berharap dengan penelitian ini dapat mengurangi adanya miss understanding akan presepsi-presepsi yang salah akan si mbol-simbol Agama Buddha. 8