Pengertian. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Kelebihan PPN 30/04/2011

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

BAB II LANDASAN TEORI

SANDINGAN UU PAJAK PERTAMBAHAN NILAI TAHUN 2000 DAN TAHUN 2009

OLEH: Yulazri SE. M.Ak. Akt. CPA

BAB II LANDASAN TEORI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi atau pengertian pajak menurut Rochmat Soemitro (1990:5),

Pajak. Definisi Pajak Pembagian Jenis Pajak Menurut Sifat Menurut Sasaran Menurut Pengelola

Perpajakan 2 PPN & PPnBM

BAB II LANDASAN TEORI. pajak berdasarkan Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yaitu sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI. yang berbeda tentang definisi dari pajak itu sendiri. Soemitro dalam bukunya Dasardasar

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGANTAR. Dasar Hukum : UU Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU Nomor 42 Tahun Presented by M.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI

PERTEMUAN 12 By Ely Suhayati SE MSi Ak. PPN DAN PPnBM

BAB II LANDASAN TEORI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2009 TENTANG

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN BARANG MEWAH PPN dan PPnBM

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORITIS. (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya

Subject 3. Nyoman Darmayasa Bali State Polytechnic Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa & Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.

Buku Panduan Perpajakan Bendahara Pemerintah BAB VI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)

Subject 3. Nyoman Darmayasa Bali State Polytechnic Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa & Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG

PERSANDINGAN UNDANG-UNDANG PPN DAN PPnBM UU NO 8 TAHUN 1983 stdtd UU NO 18 TAHUN 2000 & UU NO 42 TAHUN 2009

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. negara berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan) yang langsung dapat

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 14/PJ/2010 TENTANG

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) Amanita Novi Yushita, M.Si

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. P.J.A. Adriani, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

BAB II TEORI PERPAJAKAN, PAJAK PERTAMBAHAN NILAI, PENGADILAN PAJAK DAN BANDING PAJAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pajak Pertambahan Nilai (PPN) penerimaan negara, dan mendorong produk ekspor.

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 75/PMK.03/2010 TENTANG NILAI LAIN SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bab 10. Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

BAB II LANDASAN TEORI. dapat dipaksakan kepada mereka yang melanggarnya.

BAB 2 LANDASAN TEORI. undang-undang oleh pemerintah, yang sebagian dipakai untuk menyediakan barang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Subject 3. Nyoman Darmayasa Bali State Polytechnic Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa & Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.

BAB II LANDASAN TEORI

Subject 3. Nyoman Darmayasa Bali State Polytechnic Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa & Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.

Oleh : I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., Ak. BKP. Politeknik Negeri Bali

BAB II TELAAH PUSTAKA. pengertian yang sama. Beberapa pengertian pajak yang dikemukakan oleh

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian, Tujuan dan Manfaat Pajak Pertambahan Nilai. yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak

BAB II KRITERIA BARANG YANG BISA DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2009

PENERAPAN PENGHITUNGAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) PADA PT BUMI SARANA BETON MAX MILIAN MAUWA POLITEKNIK NEGERI AMBON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pajak ialah iuran kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN BARANG MEWAH UNDANG-UNDANG NO. 42 TAHUN 2009

Objek Pajak. Objek PPN: Pasal 4 ayat 1. Objek PPN Pasal 16 C: Kegiatan Membangun Sendiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebelum kita mengetahui pengertian with holding system kita harus

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2000 TENTANG JENIS BARANG DAN JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2000 TENTANG JENIS BARANG DAN JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1) Menurut Rochmat Soemitro pajak adalah iuran rakyat kepada kas

BAB II LANDASAN TEORI. dikemukakan para ahli sebagai berikut: a. Prof. Dr. Rochmat Soemitro SH (2002:1)

BAB II LANDASAN TEORI. memperoleh atau mendapatkan dana dari masyarakat. Dana tersebut digunakan untuk

BAB II LANDASAN TEORI

2012, No.4 2 telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 143 Tahun 2000 tentang Pel

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Pjk Elearning-Modul #10

Objek Pajak. Objek PPN: Pasal 4 ayat penyerahan BKP di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143 TAHUN 2000 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang undang yang dapat dipaksakan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2000 TENTANG JENIS BARANG DAN JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

Lampiran I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 180/PJ./2007 TANGGAL : 28 Desember 2007

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PETUNJUK PENGISIAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ).

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi pajak berdasarkan undang-undang dan dari berbagai pakar pajak

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS

C. PKP Rekanan PKP Rekanan adalah PKP yang melakukan penyerahan BKP dan atau JKP kepada Bendaharawan Pemerintah atau KPKN

EVALUASI PELAKSANAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT REK DI TAHUN PAJAK 2011

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Umum Pajak Definisi Pajak

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

BAB II LANDASAN TEORI. tentang pajak yang dikemukakan oleh para ahli di bidang perpajakan menurut Prof. Dr.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)

Subject 4. Nyoman Darmayasa Bali State Polytechnic Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa & Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.

BAB I I. LANDASAN TEORl

ASPEK PAJAK DALAM PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM OLEH INSTANSI PEMERINTAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang satu sama lain pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu

Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak

BAB II TELAAH PUSTAKA

PPN DAN PPn BM PENGUSAHA KENA PAJAK, DPP & TARIF, TEMPAT PAJAK TERUTANG, DAN FAKTUR PAJAK, NOTA RETUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada umumnya pajak merupakan pungutan wajib oleh negara kepada

Transkripsi:

Pajak Pertambahan Nilai (PPn) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai dari barang atau jasa dalam peredarannya dari produsen ke konsumen Mekanismepemungutan, penyetoran, dan pelaporanppn ada pada pihak pedagangatauprodusen sehingga muncul istilah Pengusaha KenaPajak yang disingkat PKP Undang-undang yang mengatur tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) adalah undangundang nomor 42 tahun 2009 PPN adalah Pajak yang dikenakan atas : Penyerahan barang kena pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha Impor barang kena pajak Penyerahan jasa kena pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha Pemanfaatan barang kena pajak tidak berwujud dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean Pemanfaatan jasa kena pajak dari luar daerah pabean didalam darah pabean atau Ekspor barang kena pajak oleh pengusaha kena pajak Ekspor jasa kena pajak oleh pengusaha kena pajak Kelebihan PPN Menghilangkan pajak berganda Menggunakan tarif tunggal sehingga memudahkan pelaksanaannya Netral dalam persaingan dalam negeri Netral dalam perdagangan internasional Netral dalam pola konsumsi Dapat mendorong ekspor Pengertian Barang Kena Pajak (BKP) adalah barang berwujud yang menurut sifat atau hukumnnya dapat berupa barang bergerak atau barang tidak bergerak, dan barang tidak berwujud yang dikenakan pajak berdasarkan undang-undang PPN. Pengecualian BKP: a. Barang hasil pertambangan, penggalian dan pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya seperti : Minyak mentah Gas bumi Panas bumi Pasir dan kerikil Batu bara yang belum diproses menjadi briket batu bara Biji besi, biji timah, biji nikel, biji bauksit, biji tembaga, biji emas, dan biji perak. 1

b. Barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak seperti ; Beras Gabah Jagung Sagu Kedelai Garam baik yang beryodium maupun yan tidak beryodium c. Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung dan sejenisnya meliputi makanan dan minuman baik yang dikonsumsi di tempat maupun tidak, tidak termasuk makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha jasa boga dan catering d. Uang, emas batangan, dan surat-surat berharga (saham, obligasi, dan lainnya) Penyerahan BKP Penyerahan hak atas BKP karena suatu perjanjian. Pengalihan BKP oleh karena suatu perjanjian sewa beli dan perjanjian leasing Penyerahan BKP kepada pedagang perantara atau melalui jalur lelang Pemakaian sendiri dan atau pemberian Cuma-Cuma atas BKP Persediaan BKP dan aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada pembubaran perusahaan sepanjang PPN atas perolehan aktiva tersebut menurut ketentuan dapat dikreditkan Penyerahan BKP dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan penyerahan BKP antar cabang Penyerahan BKP secara konsinyasi Lanjutan... Penyerahan BKP kepada makelar Penyerahan BKP untuk jaminan utang piutang Penyerahan BKP dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan penyerahan BKP antar cabang dalam hal Pengusaha Kena Pajak memperoleh ijin pemusatan tempat pajak terutang Pengertian Jasa Kena Pajak (JKP) adalah setiap kegiatan pelayanan berdasarkan suatu perikatan hukum yang menyebabkan suatu barang atau fasilitas atau kemudaan atau hak tersedia untuk dipakai, termasuk jasa yang dilakukan untuk menghasilkan barang karena pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pesanan yang dikenakan pajak berdasarkan undang-undang PPN 1984 Pengecualian JKP Jasa di bidang pelayanan kesehatan medik Jasa di bidang pelayanan sosial Jasa di bidang pengiriman surat menggunakan perangko Jasa di bidang perbankan,asuransi, dan sewa hak opsi Jasa di bidang keagamaan Jasa di bidang pendidikan Jasa di bidang kesenian Jasa di bidang penyiaran dan bukan bersifat iklan Jasa di bidang angkutan umum di darat dan di air Jasa di bidang tenaga kerja Jasa di bidang perhotelan Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan secara umum Pengertian Pengusaha adalah orang pribadi atau badan yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaanya mebhasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujug dari luar wilayah Pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa daru luar wilayah pabean. Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha sebagaimana yang telah dijelaskan pada poin a yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenakan pajak berdasarkan undangundang PPN 1984, tidak termasuk pengusaha kecil yang batasanya ditetapkan dengan keputusan menteri keuangan, kecuali pengusaha kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai PKP 2

Kewajiban PKP: a. Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan menjadi PKP b. Memungut PPN dan PPnBm yang terutang c. Membuat faktur pajak atas setiap penyerahan kena pajak d. Membuat nota retur dalam hal terdapat pengambilan BKP e. Melakukan pencatatan atau pembukuan mengenai kegiatan usahanya f. Menyetor PPN dan PPnBM yang terutang g. Menyampaikan surat Pemberitahuan Masa PPN Subyek PPN Pengusaha Kena Pajak (PKP) Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai PKP Orang pribadi atau badan yang memanfaatkan BKP tidak berwujud dan atau JKP dari luar Daerah Pabean Orang pribadi atau badan yang melakukan pembangunan rumahnya sendiri dengan persyaratan tertentu Pemungut Pajak yang ditunjuk oleh pemerintah OBJEK PAJAK PERTAMBAHAN NILAI Penyerahan BKP di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak Impor BKP Penyerahan JKP yang dilakukan di dalam Daerah Pabean oleh Pengusaha Kena Pajak Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean Pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean di dalam daerah Pabean Ekspor BKP oleh Pengusaha Kena Pajak Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang hasilnya digunakan sendiri atau digunakan pihak lain Penyerahan aktiva oleh Pengusaha Kena Pajak yang menurut tujuan semula aktiva tersebut tidak untuk diperjualbelikan, sepanjang PPN yang dibayar pada saat perolehannya dapat dikreditkan Dasar Pengenaan Pajak (DPP) adalah jumlah tertentu sebagai dasar untuk menghitung PPN. Dasar Pengenaan Pajak terdiri atas harga jual, nilai penggantian, nilai ekspor, nilai impor, dan nilai lain. 1. Harga jual adalah nilai berupa uang termasuk semua biaya yg diminta atau seharusnya diminta oleh pengusaha karena penyerahan BKP, tidak termasuk PPN yg dipungut berdasarkan undang-undang PPN dan potongan harga yg dicantumkan dalam faktur pajak. Harga jual merupakan DPP untuk penyerahan BKP. 2. Penggantian adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yg diminta atau seharusnya diminta oleh pemberi kerja karena penyerahan JKP, tidak termasuk PPN dan potongan harga yg dicantumkan dalam faktur pajak. Nilai penggantian merupakan taksiran biaya untuk mengganti biaya yg dikeluarkan guna mendapatkan profesi, keterampilan, dan pengalaman yg memberikan kegiatan pelayanan dalam arti jasa tersebut. 3

3. Nilai Impor adalah nilai berupa uang yg menjadi dasar penghitungan bea masuk ditambah pungutan lainnya yg dikenakan pajak berdasarkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan Pabean untuk impor BKP, tidak termasuk PPN yang dipungut berdasarkan undang-undang PPN. Nilai Impor = CIF + Bea Masuk + Pungutan Lain yg sah 4. Nilai Ekspor adalah nilai berupa uang termasuk semua biaya ygg diminta atau seharusnya diminta oleh eksportir. Berapapun nilai ekspor yg tercantum dalam dokumen ekspor, tidak ada perhitungan PPN karena tarif PPN untuk barang ekspor adalah 0%. 5. Nilai lain adalah nilai yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang dipakai sebagai dasar untuk menghitung pajak yang terutang. Nilai lain tersebut diatur oleh Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 642/KMK.04/1994 tanggal 29 Desember 1994 : Untuk pemakaian sendiri/ pemberian cuma-cuma BKP dan/atau JKP adalah harga jual atau penggantian, tidak termasuk laba kotor Untuk penyerahan media rekaman suara atau gambar adalah perkiraan harga jual ratarata; Untuk penyerahan film cerita adalah perkiraan hasil rata-rata per judul film; Untuk persedian BKP yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan adalah harga pasar wajar; Untuk aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjual belikan yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan adalah harga pasar wajar; Untuk penyerahan jasa biro perjalanan/ parawisata adalah 10% (sepuluh persen) dari jumlah tagihan atau jumlah yang seharusnya ditagih; Untuk jasa pengiriman paket adalah 10% (sepuluh persen) dari jumlah tagihan atau jumlah yang seharusnya ditagih. Untuk PKP Pedagang Eceran (PE) : PPN yang terutang adalah sebesar 10% (sepuluh persen) x harga jual BKP. PPN yang harus dibayar adalah sebesar : 10%x20%x jumlah seluruh barang dagangan. Jasa anjak piutang adalah 5% dari seluruh jumlah imbalan yang diterima berupa service charge, provisi, dan diskon. Tarif PPN yang berlaku pada saat ini adalah 10%. Sedangkan tarif PPN atas ekspor BKP adalah 0%. Pengenaan tarif 0% bukan berarti pembebasan dari pengenaan PPN, tetapi pajak masukan yang telah dibayar dari barang yang diekspor dapat dikreditkan. Berdasarkan pertimbangan perkembangan ekonomi dan atau peningkatan kebutuhan dana untuk pembangunan, dengan PP tarif PPN dapat diubah serendah-rendahnya 5% dan setinggi-tingginya 15% dengan tetap memakai prinsip tarif tunggal. Pada saat membeli atau memperoleh BKP/JKP, akan dipungut PPN oleh PKP penjual Pada saat menjual atau menyerahkan BKP/JKP kepada pihak lain, wajib memungut PPN Apabila dalam suatu masa pajak (jangka waktu yang lamanya sama dengan satu bulan takwim) jumlah pajak keluaran lebih besar daripada jumlah pajak masukan, selisihnya harus disetorkan ke kas Negara. Apabila dalam suatu masa pajak jumlah pajak keluaran lebih kecil daripada pajak masukan, selisihnya dapat direstitusi (diminta kembali) atau dikompensasikan ke masa pajak berikutnya. Pelaporan penghitungan PPN dilakukan setiap masa pajak dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN). Pajak terutang pada saat: 1.Penyerahan BKP atau JKP; 2.Impor BKP; 3.Pemanfaatan BKP tidak berwujud dan ILlar Daerah Pabean di dalam daerah Pabean; 4.Pemanfantan JKP dan luar Daerah Pabean di dalarn Daerah Pabean; 5.Ekspor BKP; 6.Pembayaran. dalarn hal pembayaran diterima sebelum penyerahan BKP atau sebelum pemanfaatan BKP tidak berwujud atau JKP dan luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean. 4

Untuk Penyerahan BKP/JKP: a.tempat tinggal. b.tempat kedudukan. c.tempat kegiatan usaha Untuk impor, ditempat BKP dimasukan ke dalam Daerah Pabean Untuk pemanfaatan BKP tidak berwujud dan atau JKP dan luar Daerah Pabean, di tempat orang pribadi atau badan tersebut terdaftar sebagai Wajib Pajak Untuk kegiatan membangun sendiri oleh PKP yang dilakukan tidak dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya atau oleh bukan PKP, di tempat bangunan tersebut didirikan Tempat lain yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Tata cara pemungutan, penyetoran, dan pelaporan Pajak Petambahan Nilai (PPN) oleh pemungut pajak ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 563/KMK.03/2003. Dalam keputusan tersebut yang dimaksud dengan Pemungut PPN adalah Bendaharawan Pemerintah serta Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN). Bendaharawan Pemerintah adalah bendaharawan atau pejabat yang melakukan pembayaran yang dananya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang terdiri atas Bendaharawan Pemerintah Pusat dan Bendaharawan Pemerintah Daerah, baik Provinsi, Kabupaten atau Kota. PPN merupakan pajak yg dikenakan atas pertambahan nilai barang dan jasa yg dihasilkan oleh PKP (Pengusaha Kena Pajak). PPN = Tarif x Dasar Pengenaan Pajak (DPP) Surat Pemberitahuan Masa merupakan laporan bulanan yang dapat disampaikan oleh Pengusaha Kena Pajak, mengenai perhitungan Pajak Masukan berdasarkan realisasi pembelian BKP atau realisasi penerimaan JKP Pajak Keluaran berdasarkan realisasi pengeluaran BKP / JKP Penyetoran Pajak atau kompensasi Bagi Pengusaha kena pajak penyampaian SPT : PKP wajib melaporkan perhitungan pajak tersebut kepada kantor pelayanan pajak Dilakukan paling lambat tanggal 20 setelah akhir masa pajak Menggunakan formulir SPT masa Keterangan dan dokumen yang dicantumkan dan atau melampirkan pada SPT masa ditetapkan oleh menteri keuangan SPT dianggap tidak dimasukkan jika tidak atau tidak sepenuhnya melaksanakan ketentuan UU PPn 1984 Perhatikan juga Ketentuan umum dan tata cara perpajakan Pajak keluaran PPN (keluaran) merupakan PPN terutang yang wajib dipungut oleh PKP yang melakukan penyerahan BKP, penyerahan JKP, atau ekspor BKP Pajak keluaran = tarif (10%) x dasar pengenaan pajak (DPP) Pajak masukan Pajak (PPN) masukan adalah PPN yang dibayar oleh PKP karena perolehan BKP dan / atau penerimaan JKP dan / atau pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean dan / atau impor BKP Pajak masukan = tarif (10%) x dasar pengenaan pajak 5

Contoh: Pengusaha Kena pajak X dalam suatu masa pajak menghasilkan BKP dengan harga jual Rp 15.000.000 Pada bulan yg sama, dilakukan pembelian bahan baku dan bahan penolong untuk proses produksi senilai Rp. 11.000.000. Atas kegiatan trsbut PT. X memperoleh nilai tambah sebesar Rp. 15 juta Rp. 11 juta = Rp. 4 juta. PPN yang harus disetor oleh PKP X pada masa tersebut adalah 10% x Rp. 4 juta = Rp. 400.000 Contoh: 1. Pengusaha Kena Pajak A menjual tunai BKP Kepada Pengusaha Kena Pajak B dengan Harga Jual Rp 25.000.000,00. PPN yang terutang: 10% x Rp 25.000.000,00 = Rp 2.500.000,00. PPN sebesar Rp 2.500.000,00 tersebut merupakan Pajak Keluaran, yang dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak A. Sedangkan bagi Pengusaha Kena Pajak B, PPN tersebut merupakan Pajak Masukan. 2.Seseorang mengimpor BKP dan luar Daerah Pabean dengan NiIai Impor Rp 15.000.000,00. PPN yang dipungut rnelalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai = 10% x Rp 15.000.000,00 = Rp 1.500.000,00 1.500.000 merupakan pajak masukan yang dibayar oleh PKP C 3. Fitria adalah seorang pengusaha, dia menyerahkan barang senilai 4.800.000 kepada yayasan cinta bunda sebagai bantuan Cuma-Cuma. Nilai barang tersebut sudah termasuk laba kotor 20%. Hitunglah PPH yang terutang atas penyerahan barang tersebut! Jawab : Harga jual 4.800.000 Laba kotor : 20/120 x 4.800.000 800.000 (-) Dasar pengenaan pajak 4.000.000 PPN yang terutang = 10% x 4.000.000= 400.000 PPN sebesar 400.000 tersebut merupakan pajak keluaran bagi Fitria. 4. PT. Hero merupakan Pengusaha Kena Pajak. Dalam tahun 2009 diperkenankan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Netto dalam menghitung PPh terutang. Selama Bulan Juli 2009 menyerahkan JKP dengan nilai peredaran brruto sebesar Rp.52.000.000. Pada bulan juli tahun 2009 PT Hero membayar PPN sebesar Rp.5.200.000. Pajak Masukan yang dapay dikreditkan dihitung sebagai berikut : Pajak Keluaran : 10% x Rp.5.200.000 Rp.5.200.000 Pajak Masukan yang boleh dikreditkan 40% x Rp.4.000.000 Rp.1.600.000 (-) Pajak yang kurang disetor untuk Juli 2009 Rp.3.600.000 5. Pengusaha kena pajak D membeli BKP sebagai bahan bakku proses produksi senilai Rp. 10 juta. PPN yang terutang oleh PKP D pada saat membeli barang 10% x Rp. 10 juta = Rp. 1 jt PPN sebesar Rp. 1 juta merupakan pajak masukan yg dibayar oleh PKP D. 6. Pengusaha Kena Pajak E menyerahkan BKP ke luar daerah pabean (ekspor) dengan nilai Rp 90 juta. PPN yang terutang oleh PKP E pada saat mengeskpor barang: 0% x Rp. 90 jt = Rp.0 PPN sebesar Rp. 0 merupakan pajak keluaran bagi PKP E 7. Pengusaha Kena Pajak G menggunakan BKP hasil produksinya untuk kepentingan perusahaan sendiri senilai Rp. 26 juta. Nilai barang yg digunakan sendiri tersebut termasuk laba kotor 30%. PPN yang terutang atas penyerahan tersebut adalah: Harga Jual Rp. 26 juta laba Kotor: 30/130 x Rp. 26 juta Rp. 6 juta Dasar Pengenaan Pajak Rp. 20 juta PPN yg terutang 10% x Rp. 20 jt = Rp. 2 juta PPN sebesar 2 juta tersebut merupakan pajak keluaran bagi PKP G 6