PENDEKATANSISTEM UPAH TENAGA KERJA PROYEK. Oleh

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA BIAYA PROYEK KONSTRUKSI DITINJAU DARI UPAH DAN HARGA BAHAN. Isnarno. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Bagi buruh/pekerja yang terpenting adalah upah riil (banyaknya barang

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERHITUNGAN RAB PRODUKTIVITAS DASAR-DASAR PERHITUNGAN

Anggaran dan Borongan ( Rencana Anggaran Biaya Bangunan ), 1990

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. materi tersebut disampaikan secara berurutan, sebagai berikut.

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI D.I. YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2015 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,07 PERSEN

Dhani Mardhika, S.T., Ir. Endang Larasati Suryaningrum, M.T.

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2011

BAB II LANDASAN TEORI. pekerjaan, baik pekerjaan yang dilelangkan ataupun yang dikerjakan sendiri

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL. Konsep. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN DENGAN METODE BOW, SNI, DAN LAPANGAN (Pekerjaan Beton Bertulang Pada Pembangunan Rumah Tinggal Perum Bugel, Jepara)

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI D.I. YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2016 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,81 PERSEN

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL. Konsep. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang memerlukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA AGUSTUS 2015 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,07 PERSEN

Revisi SNI Daftar isi

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013

WALIKOTA PROBOLINGGO

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Kabupaten Batubara yang terletak pada kawasan hasil pemekaran

BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN BUPATI LOMBOK TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dewasa ini industri konstruksi di Indonesia berkembang begitu pesat

BERITA RESMI STATISTIK

ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN DENGAN METODE SNI

BAB IV GAMBARAN UMUM. Secara geografis Provinsi Jawa Tengah terletak antara 5 40 dan 8 30

PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG KETENAGAKERJAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1954 TENTANG PEKERJA PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proyek adalah suatu urutan kegiatan dan peristiwa yang dirancang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara yang sedang giat-giatnya. membangun untuk meningkatkan pembangunan disegala sektor dengan tujuan

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL. Konsep. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan

I. PENDAHULUAN. Di era otonomi daerah Indonesia saat ini, telah ditekankan pemberian kewenangan

ANALISA PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA AKTUAL PADA PEKERJAAN BETON MENURUT SNI 7394:2008 DENGAN ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN (AHSP) 2012

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan Persetujuan: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA; MEMUTUSKAN:

BAB I PENDAHULUAN. Kesempatan kerja merupakan salah satu indikator pembangunan ekonomi.

Kode Etik Pemasok. Pendahuluan

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL. Konsep. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK )

PEMBUATAN BATA RINGAN MENGGUNAKAN LIMBAH PENGGERGAJIAN BATU ANDESIT ABSTRAK

ANALISIS TEMPAT KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Studi perbandingan tingkat..., Firmansyah, FT UI, 2008

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.102 /MEN/VI/2004 TENTANG WAKTU KERJA LEMBUR DAN UPAH KERJA LEMBUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN

ESTIMASI BIAYA PROYEK ESTIMASI BIAYA PROYEK RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

Makalah Kewirausahaan. Ketegasan dalam Aspek Produksi. Disusun oleh: Ambar Dwi Wuladari. Irfan Priabodo

TINJAUAN PUSTAKA. Peran menurut Soerjono Soekanto (1982 : 60) adalah suatu sistem kaidah kaidah yang berisikan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

K29 KERJA PAKSA ATAU WAJIB KERJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pengupahan BAB Peraturan tentang Upah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gane, V (2004) dalam tulisannya Parametrik Design a Paradigm

Nilai Tukar Petani Kabupaten Magelang Tahun 2013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Indonesia sebagai

BAB IX ASURANSI ANEKA

BAB I PENDAHULUAN. bergiat dalam melakukan pembangunan di segala bidang. Pembangunan dilakukan di bidang

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2010 TENTANG PEKERJA RUMAH TANGGA

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini membahas mengenai rencana pengembangan bisnis

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI DIY PADA AGUSTUS 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,97 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TAHUN 2008 SEBESAR 5,02 PERSEN

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. apabila negara dapat memberi peluang bagi seluruh masyarakat untuk

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2013

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 15 TAHUN TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI D.I. YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2014 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,16 PERSEN

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGKATAN KERJA PARTISIPASI ANGKATAN KERJA, PENGANGGURAN DAN KESEMPATAN KERJA

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN Jumlah penduduk wajib KTP Orang

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perencanaan proyek. Besarnya nilai upah dari pekerja ditentukan

-2-1. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/bu

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat terdapat kelompok sosial, ada sekelompok orang orang

I. PENDAHULUAN. keberadaan pekerja anak telah memberikan kontribusi dalam perekonomian.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DI DESA BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki suatu keahlian atau kecakapan khusus.

Pasal 88 s.d pasal 98 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

Perbandingan Antara Biaya Nyata Dengan Biaya Teliti Pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus : Proyek Gedung Indomaret Sam Ratulangi, Manado)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 1960 TENTANG PENYELENGGARAAN SENSUS PENDUDUK 1961 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA

Transkripsi:

Cakrawala Pendidikan Nomor 1, Tahun Xl, Februari 1992 25 PENDEKATANSISTEM UPAH TENAGA KERJA PROYEK Abstrak Oleh Dada Haryadi Pe;rkembangan teknologi secara glol?al dan pe~kembangan pembangunan fisik yang semakin lama semakin kompleks dan. besar, menunjuk,kari pulaperkembangan atau perbaikan upah tenagakerja proyek di bidang' jasa konstroksi. pe'merintah sendiri melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.Kep 6461Men1199Q, No.Kep-273IMen/1991 dan No.Kep-81/Menl 1991, telah berusaha untuk, mening~atkan upah.minim.un tenaga kerja di daerah-daerah termasuk..daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta. ' Pend~katan sistem upah tenaga -kej;'ja dengan ' standar hariorang atau stand~r jam orang dipengaruhi oleh l~manya kerja~ lokasi pekerjaan, adanya' pe.rsaingan tenaga kerja, adanya kepadatan penduduk, tenaga. plnjaman, dan tenaga impor, disarhpi~g pengaruh yang hiin.yang perlu dipertimbangkan berhubung adanya jenis pekerjaan 'k9usus. Ternyata bahwa. pendekat.an sistem upah tenaga. kerja proyek dengan menggunakan standar hari orang atau jam orang lebih baik. dibanding. upah tenagakerja proyek dengan sistem ~onven sianal yang selaina ini dilakukan. Pendahuluan Perkembangan teknologi dan industrikonstruksi dewasa In1 berkembang dengan amat pesat. Banyak hal-hal baru dan metode pelaksana.a,n yang harus disempurnakan dan diterapkari di bidang pembangunan, khususnya di bidang proyek konstruksi. Di. lapangan disadari pula.bahwa pekerjaan-pekerjaan proyek sering kali masih mengalami keterlambatan, 'biaya ekonominya tinggi, tidak efisien, kemacetan, dan lain-lain. Sebab-sebabnya.cukup banyak,. antara lain para pelaksana bangunan atau para kontraktor kurang bahkan sarna seka,li tidak memperhatikan aspek kesejahteraan para pekerjanya dalam hal ini adalah mengenai upah para pekerjanya. Dari segi pertumbuhan penduduk juga selalu mengalami pertumbuhan a.tau kenaikan.. Dan diperkirakan pada tahun' 1993' akan mencapai sekitar 192,9 juta jiwa. Darijumlah' tersebtitdiperkirakan terdapat 122,7'juta orang atau sekitar

26 Cakrawala Pendidikan Nomer 1, Tahun Xl, Februari 195 63,6 % adalah go;nerasi. yang sangat potensial untukbekerja. Dengan meningkatnya~'junflah,penduduk, akan menuntut pula peningkatan p~ridapatan"par?!. pekerja, dengan kata l'dn menuntut peningkatan pertum;bohan ekonomi pekerja (Jurnal Situasi Aktual, Deppen RI;.199,1/f9'l2: 5-13). Di lain 'pihak bukuanalisis BOW atau Burgerlijke Open bare Werken yang selama' ini masih dipakai oleh para kontraktor bangunan, yang di' dalamnya menyangkut masalah upah pekerjasudah sahgat ketinggalan zaman dan sulit untuk dipertahankan lagi. Hal ini ct"isebabkan sudah lama tidak diadakan pembinaan sehingga tidak bisa mengikuti sistem dan metode pelaksanaan baru yang lazim dipakai pada waktu sekarang sebagai. akibat perkembangan ilmu dan teknologi tersebut. Bila dicermati secara seksama permasalahan-permasalahan yang terdapat di dalam buku BOW tersebut adalah sebagai berikut:..' '1. Adanya' sistem upah l<;erjayang dipecah-pecah dalam upah p.ekerja,mandor,. tukang, ; kepala tukang, dan sebagainya, 'mengakibatk?!n.'perbedaan upah kerja tersebut secara sebeharnya... 2. Adanya jenis-jenis pekerj;'an baru yang belum terc'antum, misalnya jenis pekerjaan beton pratekan mengakibatkah sulitnya perhitungan bia'ya jeriis.p.ekerjaan tersebut. 3. Adanya satuan-satuan.dalam buku BOW yang sel<;arang tidak lazim dipal<;ai,.misalnya satuap Portland Cement dalam tong sudah tidaksesuaidagi dengan kenyataan di pasaran.. 4. Untuk pembangunah..proyek-proyek 'yang berskala-oesar dengansiste;m yang modern.yang menggu.nakan peralatan berat belum" disebut_sebut sehingga menyulitkan perhitungan biaya proyek secara keseluruhan. Bertitik tolak darihal-hal tersebut itulah sekarang para perencana,direksi dah para kontraktor sudah tidak lagi mengikuti secara patuh buku'analisis BOW tersebut,s;'hingga. untuk jenis pekerjaan baru 'mereka menghitung dengan caranya sendiri-sendiri, seh'ingga tidak terdapat suatu keseragaman. Berangkat dad latar belakang ihilah maka pembahasan mengenai pendekatan sistem 'upah tenaga kerja proyek ad"lah sangat penting dan menarik 'untuk.dibahas.

Pendekatan Sistem Upah Tenaga Kerja' Proyek 27 Adadua hal yang menyangkut perhitungan' harga satuan tiap jenis pekerjaan dari suatu bangunan, yaitu yang menyangkut harga bahan dan upah pekerja. Yang menyangkut masalah bahan dalam hal ini adalah bahan bangunan tidak dibahas, dan hanya masalah upah pekerja proyek saja yang akan dibahas., Pembahasan Pengectian Pengupahan Istilah pengupahan meliputi upah atau gaji biasa, pokok atau minimum dan pendapatan-pendapatan tambahan yang,harus dibayar secara langsung atau tidak; maupun secara tunai atau dengan barang oleh majikan, kepada buruh atau pekerja berhubung dengan pekerjaannya:. Dengan istilah pengupahan yapg sama bagi pekerja laki-iaki dan wanita untuk pekerjaan yangsama nilainya, nilai pengupahan yang diadakan taripa diskriminasi, berdasarkan jenis kelamin (Departemen tenag'l, Kerja, 1962: 216). ' Di negara kita azas pengupahan yang sama untuk pekerjaan yang sama telah dijamin o,leh pasal 28 perundangundangan ketenagakerjaan melalui Keputtlsan Menteri Tenaga Kerja: no. Kep-8011991, yang bunyinya aptara lain bahwa setiap orang yang melakukan pekerjaan yang sama dalam halhal yang sama, berhak atas pengupahan yang sama. Pemerintah sendiri telah berusaha untuk meningkatkan upah minimum di berbagai d'l,erah eli Indonesia. Sepertipada Keputusan Menteri Tenaga Kerja no.kep-81/1991 tentang Peningkatan Upah Minimum Regional Daerah' Jawa,Tengah' dan Yogyakarta tentunya bahwa besarnya upah minimum dengan standar waktu,kerja 7 jam sehari dan 40 jam seminggu, di' Daerah Jawa l'engah dan Yogyakarta ditingkatkan,dari,rp 780,00 per hari menjadi, Rp 1.600,00 per hari.' Upah minimun' tersebut adalah upah pokok ditambah tunjangan tetap dengan ketentuan" upah pokok serendah-rendahnya 75 % dari upah minimum (Kep. Menteri Tenaga Kerja, 1991/1992: R-7). Upah tenaga kerja tersebu;t diperuntukkan pada sektor di luar sektor jasa konstruksi, misalnya di sektor makanan dan minuman, sektor pabrik roie, dan lain-lain yang sejenis. Sedang untuk sektor.~:.

28 Cakrawala Pendidlkan Nomor 1, Tahun Xl, Februari 1~92 jasa konstruksi perhitunganupah tenaga kerjanya banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Satuan Nilai Upah Upah satu hari kerja, yaitu 7-8 jam kerja termasuk satu jam untuk istirahat pada hakikatnya bergantung dari harga pasaran tenaga kerja setempat. Bila dicermati terdapat dua hal yang bersifat umum yang sangat mempengaruhi harga pasaran tenaga kerja, yaitu: a. Indeks biaya hidup terutama ialah indeks harga bahan pokok. b. Tingkat kehidupan. Indeks biayahidup sehari-hari biasanya sangat dipenga-. ruhi oleh indeks harga bahan pokok, yang sangat dominan dalam indeks harga bahan pokok ini 'adalah harga beras. Oleh karfma itu, untuk memperkecil pengaruh fluktuasi indeks biaya hidup ini dipergunakan 1 kg beras sebagai satuan harga. Berdasarkan, pengamatan pasaran tenaga kerja saat ini upah dalam satu hari kerja untuk pekerja yang terampil berkisar antara 4-6 kgberas; atau bila diambil rata-ratanya berkisar 5 kg beras ktialitas sedang. Jadi, apabila satu hari orang = 1 ho; maka 1 ho =, + 5 kg beras. Tingkat kehidupan atau tingkat kemakmuran, biasanya diukur berdasarkan pendapatan rata-rata per kapita tiap tahun. Di Indonesia pada waktu sekarang ini pendapatan per kapitanya rata~rata kedl sehingga pengaruhnya terhadap 'upah kerja juga relatif ked!. Di pabrik-pabrik atau di proyekproyek besar yang banyak menggunakan' mesin-mesin atau alat-a'1at berat pada umumnya upah tenaga kerja dihitung' dalam jam efektif. Yang berarti bahira selama jam-jam kerja mereka harus sungguh-sungguh dan tidak boleh lengah' sedikitpun. Karena, bila mereka lengah kemungkinan besar akan terjadi akibat yang fatal, baik pekerja, alat-alat mesin maupun bagi pabrik atau pengusahanya. Oleh karena itu, upah satu jam efektif pekerja ini tidak bisa disamakan dengan upah satu ja'm rata-rata untuk pekerja tenaga harian. Untuk pekerjaan pembangunan pada khususnya dan pekerja-pekerja lainnya yang tanpa menggunakan mesi;' umumnya tiap, macam atau jenis pekerjaan dikerjakanoleh suatu tim tenaga kerja yang terdiri dari pekerja, tukang,

Pendekatan Slstem Upah Tenaga Kerja Proyek,29 kepala tukang; mandor; dan sebagainya. Karena mereka tidak berhadapan dengan mesin, maka biasanya mereka tidak dapat b",kerja secara serempak terus-menerus. Adapun waktu kerja efektif sungguh-sungguh + 60 % saja atau kira-kira 4 jam. Jadi, dapat dikatakan 4 }am kerja efektif = 1 hari orang. Sehingga, satu jam kerja efektif = ~ x 5 kg beras = I!. kg beras. 4 Macam~macam Tenaga Kerja Macam-macam tenaga kerja proyek, umumnya terdiri dari pekerja yang belum terlatih, pekerja terlatih atau pekerja yang terampil, tukang dan mandor serta pekerja yang melayani alat-alat berat, misalnya operator da,n lain-lain. Untuk upah tenaga kerja tersebut di atas' itu harus dipergunakan upah pekerja terampil sebagai indeks. Apabila upah tenaga kerja terampil dibe.ri indeks sarna dengan 1,00,.maka upah tenaga kerja lainnya diberi indeks seperti terlihat pada tabel 1 sebagai berikut. Tabel 1 No Tenaga KoeCisien dalam ho 1 Pekerj& belum tel"latih a. calon pekerja '0,50 b. pekerja ringan 0.70 2 Pekerja terlatih.:' 1,00 3 Tukang dan Mandol" Ia. tukang dan mandor pekerj. k.sar Ctk. batu. tk.kayu) ~ 1,~O b. tukang dan mandor pckerja halus \ (tk.plitur. tk.b.tu temp.') 1,60 Kepala Tukang I a. kepala tukang pekerja kasar 1.80 b. kepala tukang pekerja halus 2.00 Sl Pekerja yang mt:layani.alal-alat Iber.t/besar LD HD a. General Forerr.an 3,60 4.00 b. Foreman. 2,40 Z,6C.c. Mechanis kelas I 2,00 2,40 d. Mechanis 1,60 2.00 e. Operator - 2,00 f. Drivers 1,60 g. Asistaot mekanis 1,20 1.1.0 h. Asistaot operator 1,20 1.211 i. Labour 1.'00 1.00 (diambil dari AnaJisis Bii'Jya f!c'mbuatan :la/an dan JembiHan, 1983: J 1).

30. Cakrawala Pendldlkan Nomor 1; Tahun XI, Februarl 1992 Hal-hal Yang Mempengaruhi Upah Pekerja Proyek Ditinjau dari aspek pelaksanaan proyek terdapat beberapa hal yang berpengaruh terhad"p upah pekerja, antara lain: 1. Pengaruh lamanya kerja. 2. Pengaruh lokasi pekerjaan. 3. Pengaruh adanya persaingan ten"ga kerja. 4. Pengaruh adanya kepadatan penduduk. 5. Pengaruh tenaga pinjaman dan tenaga import. Pengaruh Lamanya Kecja Pekerja yang hanya bekerja 1 atau 2 hari, misalnya pekerja-pekerja untuk membersihkan selokan, membersihkan halaman atau memperbaiki tambal' sulam, umumnya menuntut upah yang lebih besar. Hal ini harus kita maklumi sebab setelah bekerja 1 atau 2 hari selesai mereka akan mendapatk"n sejenis risiko 'untuk mengganggur atau tidak mendapatkan pekerjaan adalah sangat besar. Pada waktu mengganggur mereka tetap membutuhkan uang untuk membiayai hidup mereka sehari-hari beserta keluarganya, sehingga bisa dimengerti dan dimaklurni kalau mereka r'rienuntut semacam biaya risiko. '. Sedangkan. makin lama jarigka.. waktu penyelesaian pemba:ngunan suatu proyek, makin kedj. 'risiko mereka untuk menganggur seftingga tuntutan:.terhadap biaya risiko relatif kedl atau boleh dikatakan harripir tidak. ada' sarna sekali. Pengaruh jangka. waktu kerja terhadap upah para pekerja adalah se'perti pada tabel 2 sebagai berikut.

P'endekai~il"SlstemtJpah Teilaga Kerja' Proyek 1 Pekerja harian, pi,k;;rj;' po~okan't.' pungutan 2 Pekerja rningguan yang hanya bekerja ltiltlik beb~fal'a niinggti " " "," 3Pekerja"bu]anan ' ' a,:bila,jangka,waktu lebih.dari 1 bulan,b., pekerja largganan tanpa ikatan',,',, 4 f',~,'k.erjatetap",.i Ii pekerja tetap l~!:>ih:,da,i 1,tal:wn yang",, " 5 t,ailpa jarninan hari tua Pekerja organik'..' i",;i, ", "., pekerja tetap yang dijarnin hari tua ';C" KoeJisien inilal '',upah 1,50-2,00 1,25,1,00 1,00:,'", " 0,75 0,50."\'" Pengacuh Ldkas; Pekerjaan" I:', ";'-'1 :~)";'" "'_~' :;,( ',--i~ >"!;,:,;'~, '.'::'-i':;: "_,1:::,,- " "Lpka,E;! "pekerjaan,atal,l,proyek'sangat: berpengaruh' tef~ ~,,:da8j,1pa..h,)po;:kerja.:}yli"alnyai,:,pekerja~pekerja' yal\g'bekerja dl'ke!a".c$",lumhu:piaya:,hidup,tiap hafj."termasuksewa' rtimah ha'ilpir,,lq,q;~ <P,ergant,tJOg, pada,:"up~hkerja ''':tiaip-' harin'ya; Sedangkan'pekerja~pekerja,di, pinggifan: kota 'pada; uinumnya rnernpunyai ternpat tinggal sendiri ialah di rurnah dan kebun, di sarn~ing itu s~andar ~if1~p,nx~;}~~h\jr'19ap"d"":;jb\l:~""my"r:,e~a yang hldupnya tmggal dl'dalam kota s~mgga rnereka eukup denganupal;iyang lebil;i rendah; :" I",,: Untuk',peker-ja-pekerjayang hidup jatih di 'i~~r ki:>ta atau,'d" :'pelosol(;'peldsok umt:rinnya" selain" meinilikl'ruin'ah; rnereka rnempunyai,sebidangsawahatau lada~g;'a'i:ausetidaknya:mereka'..dapat :mengerjakan!'sawah iita'u'lada'rig keptiny~an orang,jain.,;bada';saat 'pekerjaan;disa:wah "tau 'litda'ng sediir't'g' berkurang,inereka. meinahfaatkari \wiktu'liiarigriya' itti untuk rneneari, tarnbahrt!1-",\, P<;':',~Pi',siIi'P,';;R-e!:,gi'm;' 9''i':ls-.erja '",sebagai pekerja atau buruh" di ternpat bangunan atau proyek~, Pada rpusim,"s!,,perti:'ini,upah" iteriaga: kefjai:ineneapal'"yang 'termurah. SebaIiknya, pada iwa:ktu musiin 'im~nggarap'sawah ad.li ladang'

32 Cakrawala Pendidikan Nomor 1, Tahun XI, Februari 1992 mereka kembali turun bekerja di sawah atau ladang sebagai pekerjaan pokoknya. Pada saat seperti ini para kontraktor sulit untuk meneari tenaga, kerja sehingga nilai upahnya, menjadi mahai. ', Indeks upan pekerja karena pengaruh Iokasi pekerjaan,ini adaiah seperti pada tabei 3 di bawah. No Lokasi/tempat Tabel3 " Koefisien nilai upah 1 Pekerja di daiam kota' ' 1,00 '2 Pekerja di pinggiran kota 0,75 3 Pekerja di Iuar 'kota/pekerja musimari 0,50 (dikutip dad Dirjen Bina Marga, 1973; 12) Pengaruh Persaingan Tenaga Kerja Apabila di suatu tempat pada suatu saat timbui.f,em- 'bangunan proyek yang reiatif besar, dan tenaga 'kerja di daerah tersebut tidak meneukupi, maka akan terjadi persaing ';n tenaga kerja. Persaingan tenaga kerja ini menjadi menghebat bila Ietak proyek tersebut sangat terpeneil sehingga sukar':; untuk mendatangkan tenaga kerja. Akibat adanya persairigan tenagakerja in! upah kerja akan naik dan kenaikan ini sukar ditaksir, tetapi umumnya tidak akan meiebih( dari 200%. Pengaruh Ada'nya KepadatanPenduduk Tingkat kepcidatan periduduk di suatu daerah juga akan menciptakan 'persaing"n. tenaga kerja yang sifatnya Iebih stabil' dibanding dengan persaingan kebutuhan tenaga kerja yang disebabkan oeihtimbuinya. banyak pembangunan proyekproyek. Akibat adanya persaingan tenaga kerja ini upah akan naik, khususnya di daerah yang tingkat penduduknya jarang; tetapi um'umnya juga tidak akan meiebihi dari 200%. Pengaruh Tenaga Pinjaman dan' Tenaga Import Da]am suatu proyek pembangunan kadang-kadang sangat dibutuhkan tenaga kerja te'riatih yang mempunyai ke-..t",.~.

Pendekatan Sistem Upah Tenaga Kerja Proyek :33 'ahlian khusus, misalnya tukang las, tukang' listrik, dan sebag~inyayang dipekerjakan untuk jangka waktu tertentu. Tenaga khusus ini biasanya sukar dicad karena umumnya sudah mengadakan suatu ikatankerja,pada suatu'perusahaan. Bila suatu proyek membutuhkan tenaga ini, maka mereka' dapat meminjamnya dari perusahaan yang' bersilogkutan' dengan memberikan suatu ganti rugi kepada perusahaan: tersebut. Dengan dipinjamnya tenaga ini berarti produksi perusahaan,yang bersangkutan berkurang dan ini berarti mengurangi keuntungan jjerusahaan. Pihak yang meminjam,kecuali membayar untuk si tenaga kerja, masih perlu merribayar ganti rugi kepada perusahaan tersebut. Indeks perhitungan upah', tenaga kerja pinjaman ini, yaitu upah dan ganti rugi kira~kira 1,50 2,00. lndeks untuk tenaga-tenaga' yang sangat penting'dan sukar dilepaskan oleh perusahaan yang bersangkutan\l;adangkadang lebih dad 2,00., Bila di suatu tempat timbul' pembi'-ngunan,proyek, sedangkan tenaga kerja di daerah tersebut tidak, memenuhi atau tidak mencukupi, maka ada gejala UPah pekerja, a~an nalk. Bila terjadi demikian maka akan ada kemungklnan menadk tenaga kerja dari daerah lain yang upahnya relath lebih murah. Di sini akan terd;'pat dua jenis tenaga kerja, yaitu tenaga kerja yang datang sendirl dantenaga kerja yang sengaja didatangkan. Bagi te'naga kerja yang datang atas kemauan sendiri, upah tenaga kerja semacam ~ni,maksimal sarna dengan standar upah tenag;' kerja,se'tempat 'di mana proyek akan dibangun. Sedangkan tenaga kerja yang'sengaja didatangkan oleh pemborong atali 'riroyek; upah tenaga b'lrja semacam ini, pada umumnya sama dengan standar upah' tenaga kerja setempat di mana proyek dibangun ditambah ongkos angkut pulang pergi dan biaya penginapan., Untuk proyek-proyek yang bersk;'la internasional,ada kalanya proyek atau pemborong harusmenaatangkan tenaga ahli atau tenaga khusus dad negara lain: Upahtenaga kel"ja khusus ini sarna dengan standar upah di,daerah asal,:mereka ditambah ongkos angkut plilang pergi ditarpb,ah, biaya penginapan dan ditambah lagi tunjangan-timjangan' lainnya. Oleh karena itu, upah tenaga ini jauh lebih til'lggi, diba,n,ding upah tenaga dalam negeri atau 10k'll. Sedangkan pe,ngaruh-, pengaruh yang lain, seperti pekerja yang bekerja,di bawah tanah, pekerja yang bekerja di tempat yang tinggi ata~ ber-

34 Cakrawala Pendldlkan Nomor 1; Tahun XI, Februarl 1992 bahaya, pengaruh kerjalembur dan lain-lain, upah biasanya diperhitungkan tersendiri sesuai dengan perjanjian kerja atau peraturan yang 'berlaku di daerah yang bersangkutan. Untuk menghitung upah kerja seorang tenaga kerja, baik dihitung dalam satu hari kerja maupun dalam satu jam kerja adalah sebagai berikut: Apabila standar 1 hari orang = AI, standar 1 jam orang '= A2, jenis tenaga kerja = B, pengaruh lamanya kerja = c, pengaruh lakasi pekerjaan = D, pengaruh persaingan tenaga kerja = E; pengaruh kepadatan penduduk = F, dan pei\garuh tenaga pinjaman dan tenaga import = G, maka upah seorang tenaga kerja dalam satu hari kerja = Al x B x C x D x E x F x G, dan upah seorang tenaga kerja dalam satu jam kerja = A2 x B x C x D x E x F x G (Ditjen Bina Marga, 1985: 9-10).. Contoh: Hitungan upah tenaga kerja di Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya' eli daerah kabupaten Sleman, jika harga 1 kg beras.. kualitas sedang rata-rata Rp 700,00. Jawab: Upah pekerja dalam satu hari kerja' di dalam kota = 1,00 x 1,00 x 5 x Rp 700,00 = Rp ;\.500,00. Upah pekerja dillam satu hari kerja di pinggiran kota = 1,00 x 0,75 x 5 x Rp 700,00 = Rp 2.625,00. Upah pekerja dalam satu hari kerja di Iuar kota = 1,00 x 0,50 x 5 x Rp 700,00 = Rp 1.750,00. Upah tukang batu/kayu 'dalam satu hari kerja di dalam kota = 1,40 x 1,00 x 5 x Rp 700,00 = Rp 4.900,00. U,pah. tukang batu/kayu dalam satu hari kerja di pinggiran 'kota = 1,40 x.o,70 x 5 x Rp 700,00 = Rp 3.675,00. Upah tukang batu/kayu dalam satu hari kerja di Iuar kota = 1,40 x 0,50 x 5 x Rp 700,00 = Rp 2.450,00. Upah kepala tukang batu/kayu dalam satu hari kerja di' dalam kota = 1,80 x 1,00 x 5 x Rp 700;00 = Rp 6.300,00. Upah kepala tukang batu/kayu dalam satu hari kerja di ping~ giran kota = 1,80 x 0,75 x 5 x Rp 700,00 = Rp 4.725,00. Upah kepala tukang batu/kayu dalam satu hari kerja di luar kota = 1,80 x.0,50 x 5 x Rp 700,00 = Rp 3.150,00. Begitu seterusnya cara untuk menentukan upah tenaga kerja proyek. Jadi, banyak faktor/hal-hal yang perlu dipertimbangkan sehingga kesejahteraan para pekerja diharapkan dapat

Pendekatan Sistem Upah Tenaga Kerja Proyek 35 terjamin. Bila pada contoh di atas diambil rata-ratanya untuk tiap jenis pekerja,,kemudian dibandingkan dengan upah tiap jenis pekerja di Yogyakarta saat ini adalah sebagai berikut: Tabel4 No. J enis tenaga kerja Rata-rata Rata-rata hitungan tabel 1 Pekerja Rp 2.625,00 Rp 2.500,00. 2 Tukang batu Rp 3.675,00 Rp 3.500,00. 3 Tukang kayu Rp 3.675,00 Rp 3.500,00 4 Kepala tukang batu Rp 4.725,00 Rp 4.500,00 5 Kepala tukang kayu Rp 4.725,00 Rp 4.500,00 (Rata-ratatabel diambil dad Dep.PU Prop DIY edisi September 1991/1992:17).'. Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa upah rata-rata tiap jenis tenaga kerja di proyek lebihrendah dari upah rata-rata yang sebenarnya, walaupun perbedaannya masih dalam batas-batas yang wajar. Kesimpulan 1. Dengan berkembangnya teknologi di bidang industri konstruksi dewasa ini, menuntut pula perkembangan sistem pengupahan tenaga kerja proyek. Sistem upah kerja dengan standar hari orang dengan mempertimbangkan hal-hal yang berpengaruh akan memberikan kesejahteraan para pekerja proyek. 2. Upah tenaga kerja proyek yang selama ini diberikan masih dalam batas-batas yang wajar. Dan upah tenaga kerja ini tidak bisa disamakan dengan upah tenaga kerja di sektorsektor lainnya, seperti sektor pabrik makanan dan minuman, sektor perbengkelan, sektor perhotelan, dan lain-lain. 3. Upah untuk setiap tenaga kerja proyek di suatu daerah, tidak akan bisa sama dengar:> upah untuk setiap tenaga kerja proyek di daerah lain.

36 CakrawaJd Pendidikan Nomar 1, Ttlhun XI, Februari 1992 Daftar Pustaka A.Soedrajat. 1982. Ana}jsa Cara Modern Anggaran B/aya PeJaksanaan. Bandung: Nova. Biro Tata Hukum. 1962. Perundang-undangan dalam B/dang fenaga Kerja. Jakarta: Departemen Tenaga Kerja. Direktorat Penerangan. 1991/1992. Jurnal SituasJ Aktual. Jakarta: Direktorat Penerangan Daerah. Dirjen Bina Marga. 1973. Ana}jsa. B/aya Pembangunan Jalan dan Jembatan. Jakarta: Pekerjaan Umum. Suci Lestari.1985. Standard/sas/ Biaya Pembangunan Jalan dan Jembatan. Yogyakarta: Pusdiklat.. 1991. Warta Perundang-undangan. Jakarta: LKBN Antara.