PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIV/AIDS PADA ANAK JALANAN TERHADAP SIKAP TENTANG HIV/AIDS PADA ANAK JALANAN DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodefficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

BAB I PENDAHULUAN. macam pekerjaan rumah tangga. Sedangkan HIV (Human Immuno Virus)

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KELAS X DI SMA N 1 GAMPING NASKAH PUBLIKASI

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DAN PENCEGAHANNYA

PERBEDAAN PENGETAHUAN HIV/AIDS PADA REMAJA SEKOLAH DENGAN METODE PEMUTARAN FILM DAN METODE LEAFLET DI SMK BINA DIRGANTARA KARANGANYAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG HIV/AIDS DAN VCT SERTA MOTIVASI IBU HAMIL DENGAN KESEDIAAN MENGIKUTI VCT DI KABUPATEN PATI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG PENULARAN HIV/AIDS PADA PROSES PERSALINAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan jumlah kasus Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)

PERAN CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AIDS PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang

Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Serosurvey Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Sitti Fatimah 1, Hilmiyah 2

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

BAB I PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodefeciency Virus).

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit menular maupun tidak menular sekarang ini terus. berkembang. Salah satu contoh penyakit yang saat ini berkembang

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI KELAS XI SMA YADIKA CICALENGKA

PENGETAHUAN SISWA TENTANG HIV/AIDS SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN

Perbedaan Waktu Pengungkapan Status Diri ODHA Terhadap Pasangan Di Manado

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

Vol. 1. No. 1 Januari 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia tersebut menjadi melemah. Pertahanan tubuh yang menurun

BAB I PENDAHULUAN. saat ini terlihat betapa rendahnya derajat kesehatan masyarakat. Kondisi ini

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan kelompok remaja tidak dapat diabaikan begitu saja. World Health

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DI SMU NEGERI 1 WEDI KLATEN. Sri Handayani* ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi

HIV/AIDS (Human Immunodeficiency/Acquired Immune Deficiency. Syndrome) merupakan isu sensitive dibidang kesehatan. HIV juga menjadi isu

PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WARGA BINAAN KASUS NARKOBA DALAM PENCEGAHAN HIV DAN AIDS DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA SEMARANG

PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS PADA REMAJA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Millennium Development Goals (MDGs), sebuah deklarasi global yang telah

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DENGAN SIKAP TENTANG PENCEGAHAN HIV/AIDS DI RW 15 KELURAHAN UMBULMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. (AIDS) pada tahun 1981 telah berkembang menjadi masalah kesehatan. (UNAIDS) dalam laporannya pada hari AIDS sedunia tahun 2014,

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus golongan

BAB I PENDAHULUAN. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deviciency Syndrome, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dari dua jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dan masih sering timbul sebagai KLB yang menyebabkan kematian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan menggunakan RNA-nya dan DNA penjamu. imun, hal ini terjadi karena virus HIV menggunakan DNA dari CD4 + dan

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune. rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV 1.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN HIV DARI IBU KE ANAK (PPIA)

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) termasuk salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ADOLESCENT POSITION ABOUT HIV-AIDS WITH BEHAVIOR OF SEX BEFORE MARRIEDINDIUM SMA PGRI 1 SEMARANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sistem imun dan menghancurkannya (Kurniawati, 2007). Acquired

BAB I PENDAHULUAN. Angka HIV/AIDS dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut laporan

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

BAB I PENDAHULUAN. abad ini, dan menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan bumi. Pada tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiensy Vyrus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 5 ayat 1, yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DI SMU NEGERI I WEDI KLATEN. Sri Handayani ABSTRAK

SKRIPSI. Skripsi Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di negara berkembang, dimana penyakit IMS membuat

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PERSONAL HYGIENE DI SDNEGERI 16 SUNGAI ROTAN KABUPATEN MUARA ENIM TAHUN 2013

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun

BAB III METODE PENELITIAN. menilai pengaruh doa dan dzikir al-ma tsurat terhadap skor depresi pasien

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.1. Januari 2012

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN AUDIOVISUAL TENTANG HIV/AIDS TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA KELAS X SMK N 1 BANTUL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melemahkan kekebalan tubuh manusia. Sedangkan Acquired Immune Deficiency

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh menurunnya daya tubuh akibat infeksi oleh virus HIV

Transkripsi:

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIV/AIDS PADA ANAK JALANAN TERHADAP SIKAP TENTANG HIV/AIDS PADA ANAK JALANAN DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2013 Nilatul Izah Program Studi D-III Kebidanan Politeknik Harapan Bersama Jl.Mataram no.09 Pesurungan Lor Kota Tegal ABSTRAK Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) telah menjadi epidemi yang sangat serius mengancam kesehatan masyarakat dunia. Data dari WHO (World Health Organization) pada tahun 2008 AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia. Di Asia Tenggara kira-kira lebih dari 3,6 juta orang hidup dengan HIV/AIDS, dan kurang lebih 260.000 kasus HIV baru serta 300.000 kematian terkait AIDS terjadi di Asia Tenggara pada tahun 2007. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang HIV/ AIDS pada anak jalanan terhadap sikap anak jalanan tentang HIV/ AIDS di Kabupaten Tegal tahun 2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian pre experimental dengan rancangan penelitian menggunakan one group pretest dan post-test design. Populasi dalam penelitian ini adalah anak jalanan yang berada di kawasan Kabupaten Tegal sebanyak 107 anak. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah purposive sampling, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 50 orang. Teknik analisa dalam penelitian ini menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan menggunakan uji beda mean dependen (paired t-test) yang sebelumnya sudah dilakukan uji normalitas data dengan Shapiro wilk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum mendapatkan perlakuan dari 50 responden, dapat dinyatakan bahwa sebanyak 24 responden (48%) memiliki sikap positif sedangkan 26 responden (52%) memiliki sikap negative. Hasil analisis uji t test dependent di dapatkan nilai t hitung sebesar -12,300, nilai t tabel yang digunakan adalah 2, 021. Sehingga t hitung > t tabel (12,300> 2,021 karena nilai negatif tidak diperhitungkan) dan nilai Asym. Sig sebesar 0, 0001 (p value <0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada perbedaan antara sikap anak jalanan tentang HIV/ AIDS sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan sehingga terdapat pengaruh pendidikan kesehatan tentang HIV/ AIDS terhadap sikap anak jalanan tentang HIV/ AIDS di Kabupaten Tegal tahun 2013. Kata kunci : anak jalanan, sikap, HIV/AIDS. 1. Pendahuluan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) telah menjadi epidemi yang sangat serius mengancam kesehatan masyarakat dunia. Data dari WHO (World Health Organization) pada tahun 2008 AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia. Di Asia Tenggara kira-kira lebih dari 3,6 juta orang hidup dengan HIV/AIDS, dan kurang lebih 260.000 kasus HIV baru serta 300.000 kematian terkait AIDS terjadi di Asia Tenggara pada tahun 2007. Dari seluruh negara di Asia, Indonesia tergolong sebagai negara yang paling cepat tingkat perkembangan HIV/AIDSnya. Dari data Kementerian Kesehatan, hingga akhir 2009 mencatat 19.973 kasus AIDS di 32 provinsi di Indonesia, dengan jumlah tertular HIV/AIDS sebanyak 298 ribu orang. Dengan pengidap HIV/ AIDS terbesar saat ini berusia 15-29 tahun. Perkembangan HIV/ AIDS di Jawa Tengah juga mengalami peningkatan. Data dari Ditjen PPM & PL Depkes RI, Provinsi Jawa Tengah sampai bulan September 2010 berada pada peringkat 7 pada data statistik penderita AIDS di Indonesia dengan jumlah penderita sebanyak 872 jiwa dan angka kematian karena AIDS mencapai 273 jiwa. Menurut Sekretaris Komisi Pemberantasan AIDS (KPA) Jawa Tengah Ngestiono, kasus HIV/AIDS yang tercatat secara kumulatif mencapai akhir Juni 2010 sebanyak 2.922 kasus ditemukan di Jawa Tengah. Dari 2.922 kasus tersebut, tercatat penderita HIV sebanyak 1.664 kasus dan AIDS sebanyak 1.258 kasus. Sementara, 406 orang sudah meninggal akibat penyakit mematikan ini. Delapan kabupaten/kota Di Jawa Tengah yang dideteksi rawan menjadi tempat penyebaran HIV/AIDS adalah Kabupaten Batang, Kendal, Banyumas, Cilacap, Tegal, Kabupaten dan Kota Semarang, serta Solo (Suhito, 2010)

Salah satu upaya realisasi upaya pemerintah dalam pencegahan dan penanggulangan HIV/ AIDS yaitu adanya layanan VCT yang pada tahun 2010 mulai dikembangkan pada tiap kabupaten di Indonesia. Layanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) HIV merupakan entry point untuk memberikan perawatan, dukungan dan pengobatan bagi orang dengan HIV/AIDS secara berkelanjutan. Di Kabupaten Tegal dilaksanakan layanan VCT statis di beberapa Rumah Sakit yaitu RSU Kardinah, RSUD Dr. Soeselo. Berdasarkan data dari ASA PKBI Jawa Tengah tahun 2013 didapatkan bahwa anak jalanan di Kabupaten Tegal berjumlah 107 anak. Studi pendahuluan dilakukan dengan metode wawancara terhadap salah satu anak jalanan, ada 5 anak jalanan merupakan pemakai narkoba baik dengan hisap atau suntik. Dari wawancara tersebut, responden menyatakan banyak LSM atau mahasiswa yang memberikan pendidikan kesehatan termasuk tentang HIV/ AIDS, namun sosialisasi dan akses pada layanan kesehatan terutama tes HIV/ AIDS sangat terbatas, sehingga banyak dari mereka yang tidak tahu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang HIV/ AIDS pada anak jalanan terhadap sikap tentang HIV/ AIDS pada anak jalanan di Kabupaten Tegal tahun 2013. 2. Landasan Teori Penyakit AIDS merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh retrovirus HIV yang menyerang sistem kekebalan/pertahanan tubuh sehingga menyebabkan kerusakan yang parah dan sejauh ini belum di ketahui obatnya (Gallant, 2010). Buku Pedoman dan Modul Pelatihan Tenaga Pelatihan Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja keluaran Depdiknas (2000) menyebutkan bahwa HIV adalah suatu jenis virus atau jasad renik yang sangat kecil yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Aids adalah kumpalan penyakit yang diakibatkan oleh hilangnya sistem kekebalan tubuh, sedangkan ODHA adalah orang dengan HIV/ AIDS atau pengidap HIV/ AIDS (Depdiknas, 2000). Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek (Notoatmodjo, 2003). Faktor yang mempengaruhi sikap menurut Azwar (2005): Pengalaman pribadi, Kebudayaan, Orang lain yang penting, Media masa, Lembaga pendidikan dan lembaga agama. Komponen sikap menurut Notoatmodjo (2003) yaitu: a. Kepercayaan, ide dan konsep terhadap suatu obyek, b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu obyek, c. Kecenderungan untuk bertindak. Tingkatan sikap menurut Notoatmodjo (2003) adalah: Menerima (receiving), Merespon (responding), Menghargai (valuing), Bertanggung jawab (responsible). Pengukuran sikap dapat di lakukan secara langsung dan secara tidak langsung dapat ditanyakan bagaiman pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu obyek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataanpernyataan hipotesis, kemudian di nyatakan pendapat responden (Notoatmodjo, 2003). Anak jalanan adalah anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, namun masih memiliki hubungan dengan keluarganya. Pendidikan kesehatan adalah suatu kegiatan atas usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Hal ini dapat dilakukan dengan harapan bahwa masyarakat ataupun individu dapat memperoleh informasi ataupun pengetahuan yang berpengaruh terhadap perubahan perilaku sasaran (Notoatmodjo, 2003). Tujuan pendidikan yaitu menanamkan pengetahuan atau pengertian, pendapat dan konsep-konsep, mengubah sikap dan persepsi, menanamkan tingkah laku atau kebiasaan yang baru (Notoatmodjo, 2003). 3. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kabupaten Tegal pada bulan Juni Tahun 2013. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre experimental dengan rancangan penelitian menggunakan one group pre-test dan post-test design. Studi kasus yang digunakan adalah studi comparative dimana peneliti akan melakukan perbandingan perbedaan dan kesamaan dari suatu variabel (Notoatmodjo, 2005). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono, 2005). Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2002). Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai populasi adalah anak jalanan yang berada di wilayah Kabupaten Tegal sebanyak 107 anak. Adapun sampelnya adalah sebagian dari populasi yaitu sebanyak 50 anak. Tabel 1. Variabel independent dalam penelitian ini adalah pendidikan kesehatan tentang HIV/ AIDS Deskripsi Sikap Jumlah Persentase Sikap Positif 24 48 Sikap Negatif 26 52 Total 50 100 Penelitian ini menggunakan alat penelitian berupa kuesioner yang menggambarkan sikap tentang HIV/ AIDS pada anak jalanan. Hasil uji validitas yang dilakukan pada kuesioner yang digunakan untuk mengukur sikap anak jalanan tentang HIV/ AIDS, didapatkan dari 18 pernyataan, menurut rumus pearson product moment sebanyak 17 pernyataan yang valid. Pernyataan yang tidak valid yaitu pernyataan nomer 13 karena nilai r hitung kurang dari 0,444 yaitu 0, 425. Sehingga peneliti membuang atau menghapus pernyataan tersebut untuk mempermudah penelitian. Analisa univariat dilakukan terhadap setiap variabel dari hasil penelitian (Notoatmodjo, 2003). Analisa sikap dalam penelitian ini menggunakan perhitungan skor T, dengan data distribusi normal karena nilai p value lebih dari 0,05 maka menggunakan mean skor T sebagai batas dalam pengkategorian, yaitu positif jika > mean skor T, negatif jika < mean skor T. Nilai mean pada data sebelum pendidikan kesehatan adalah 50, sedangkan pada data setelah pendidikan kesehatan nilai meannya adalah 49,71. Nilai p value dari uji normalitas dengan menggunakan shapiro wilk adalah 0,556 dan 0,441. Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji beda yang sebelumnya sudah dilakukan uji normalitas data dengan Shapiro wilk (Dahlan, 2010). Data dalam penelitian ini berdistribusi normal, maka perhitungan statistik menggunakan uji beda mean dependen (paired t-test). Bila nilai t hitung < 2,021 maka Ho gagal ditolak yang berarti tidak ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang HIV/ AIDS pada anak jalanan terhadap sikap tentang HIV/ AIDS anak jalanan. Bila nilai t hitung > 2,021 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang HIV/ AIDS pada anak jalanan terhadap sikap tentang HIV/ AIDS anak jalanan 4. Hasil Dan Analisa Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 50 responden di dapatkan: Tabel 2. Deskripsi Sikap Anak Jalanan Tentang HIV/ AIDS Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan Tentang HIV/ AIDS Deskripsi Sikap N % Sikap Positif 24 48% Sikap Negatif 26 52% Total 50 100% Tabel 2. Menunjukkan sebagian besar responden sebelum mendapatkan pendidikan kesehatan memiliki sikap negatif sebanyak 26 (48%). Tabel 3. Deskripsi Sikap Anak Jalanan Tentang HIV/ AIDS Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan Tentang HIV/ AIDS Deskripsi Sikap Jumlah Persentase Sikap Positif 27 54% Sikap Negatif 23 46% Total 50 100% Tabel 3. Menunjukkan sebagian besar responden setelah mendapatkan pendidikan kesehatan bersikan positif sebanyak 27 responden (54%). Tabel 4. Perbedaan Deskripsi Sikap Anak Jalanan Tentang HIV/ AIDS Sebelum dan Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan Tentang HIV/ AIDS Sikap Mean SD P value N Sebelum 39,38 10.149 50 Setelah 55,90 3.455 0.000 Tabel 4. Menunjukkan rata-rata sikap responden responden sebelum pendidikan sebesar 39,38 dan rata-rata sikap responden setelah pendidikan seks sebesar 55,90. Terdapat peningkatan nilai mean/ rata rata pengetahuan sebesar 16,525 dan nilai p value sebesar 0.000.

Hasil data penelitian, menunjukkan Asym. Sig (2-tailed) sikap responden sebelum pendidikan kesehatan adalah 0,556 dan sesudah pendidikan kesehatan adalah 0,441. Sehingga data tersebut berdistribusi normal dan uji beda menggunakan t test dependet. Dari hasil analisis menggunakan uji t test dependent di dapatkan nilai t hitung sebesar - 12,300, nilai t tabel yang digunakan adalah 2, 021. Sehingga t hitung > t tabel (12,300> 2,021 karena nilai negatif tidak diperhitungkan) dan nilai Asym. Sig sebesar 0, 0001 (p value <0,05) analisis penelitian ini adalah ada perbedaan antara sikap anak jalanan tentang HIV/ AIDS sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan sehingga dapat di simpulkan ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang HIV/ AIDS terhadap sikap anak jalanan tentang HIV/ AIDS. Treatman atau perlakuan berupa pendidikan kesehatan memberi dampak peningkatan dan penguatan pengetahuan anak jalanan tentang HIV/ AIDS. Selanjutnya peningkatan pengetahuan ini memberikan dampak perubahan sikap anak jalanan tentang HIV/ AIDS menuju sikap yang positif. Notoatmojdo (2003) menyebutkan bahwa penelitian yang dilakukan Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan. Awal proses tersebut adalah awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (obyek) terlebih dahulu. Kesadaran anak jalanan yang diwujudkan dengan perubahan sikap menuju sikap positif ini terbentuk dari pengetahuan yang diberikan melalui pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan yang diberikan peneliti menekankan bahwa seserang yang mengidap HIV tidak akan langsung tervonis mati, tapi dengan adanya deteksi dini dengan VCT seseorang dengan HIV akan mendapatkan perawatan dan pengobatan sehingga dapat menjaga kesehatan orang dengan HIV/ AIDS. Sehingga bila seseorang merupakan salah satu dari kelompok yang berperilaku beresiko maka VCT sangatlah penting. Analisa dari hasil penelitian ini adalah setelah diberikan pendidikan kesehatan, anak jalanan yang memiliki sikap positif meningkat sebanyak 3 anak, walaupun jumlah tersebut sedikit, namun rata-rata tanggapan mereka terhadap pernyataan sikap menunjukkan arah yang positif, responden tidak selalu menganggap negatif tentang tes HIV karena responden memahami bahwa deteksi dini akan lebih memberi manfaat pada orang yang memiliki resiko tinggi. Berdasarkan kerangka teori penelitian yang bersumber dari Green (2000) tentang perilaku kesehatan, pendidikan kesehatan dapat mempengaruhi perilaku kesehatan, dalam hal ini pendidikan kesehatan pada responden dapat mempengaruhi sikap responden tentang HIV/ AIDS. Setelah mendapatkan paparan berupa pendidikan faktor predisposisi yang berupa pengetahuan mempengaruhi perilaku/ sikap responden terhadap HIV/ AIDS. Salah satu faktor yang mempengaruhi sikap menurut Azwar (2005), yaitu pengalaman pribadi, LSM dan orang lain yang dianggap tua (di hormati) serta media massa. Pengalaman pribadi yag berupa pendidikan kesehatan tentang HIV/ AIDS yang telah diterima anak jalanan mempengaruhi sikap anak jalanan pada saat post test. Penelitian lain yang memperkuat pendapat peneliti adalah hasil penelitian Darmansyah (2008) yang menghasilkan ada perbedaan tingkat pengetahuan responden sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang VCT pada kelompok resiko tinggi di RSUP dr. Karyadi Semarang. Penelitian ini dijadikan acuan karena responden yang digunakan Darmansyah sama dengan penelitian ini yaitu pada kelompok resiko tinggi. Sedangkan dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan kelompok resiko tinggi yaitu anak jalanan. Hasil statistik tentang sikap responden sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tersebut sesuai dengan uraian teori yang disampaikan Green (2000) tentang perilaku kesehatan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan sikap responden tentang HIV/ AIDS sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan atau ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang HIV/ AIDS pada anak jalanan terhadap sikap anak jalanan tentang HIV/ AIDS. 5. Kesimpulan a. Sebelum pendidikan kesehatan sebanyak 24 responden (48%) memiliki sikap positif sedangkan 26 responden (52%) memiliki sikap negatif. b. Setelah pendidikan kesehatan sebanyak 27 responden (54%) memiliki sikap

positif sedangkan 23 responden (46%) memiliki sikap negatif. c. Ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap sikap anak jalanan tentang HIV/ AIDS yang dapat dilihat dari peningkatan mean/ rata-rata nilai sikap anak jalanan yaitu : sebelum pendidikan sebesar 39,38 dan rata-rata sikap responden setelah pendidikan seks sebesar 55,90 dan nilai p value sebesar 0.000. Pedoman pelaksanaan pengurangan dampak buruk narkotika, psikotropika dan zat adiktif. In: RI D, editor.; 2006. [13] Riwidikdo. Statistik Kesehatan. Jogjakarta: Cendikia pres; 2009. [14] Sugiyono. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabetha; 2007. 6. Daftar Pustaka [1] Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. [2] Azwar, Saifuddin. 2013. Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. [3] Arikunto S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta; 2006. [4] Departemen-Kesehatan-Republik- Indonesia. Terapi Antiretroviral. Jakarta: Departemen-Kesehatan RI; 2009. [5] Green LW. Health Promotion Planning An Educational and Environmental Approach. Mountain View- Toronto- London.: Mayfield Publishing Company.; 1991. [6] Herlambang S. Kepatuhan Pasien HIV dan AIDS terhadap Terapi Antiretroviral Di RSUP Dr.Kariadi Semarang. Kesehatan Masyarakat : Semarang. 2010. [7] Modul Pelatihan Konseling dan Test Sukarela HIV. In: Depkes-RI, editor. Jakarta: Direktoral Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan; 2006. [8] Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jogjakarta: Rineka Cipta; 2007. [9] Notoatmojo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2005. [10] Notoatmojo S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2003. [11] Nursalam, Ninuk-Dian. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika; 2007. [12] RI DK. Lampiran KepMenKes RI no.567/menkes/sk/viii/2006 tentang