Struktur geologi terutama mempelajari struktur-struktur sekunder yang meliputi kekar (joint), sesar (fault) dan lipatan (fold).

dokumen-dokumen yang mirip
GEOLOGI STRUKTUR. PENDAHULUAN Gaya/ tegasan Hasil tegasan Peta geologi. By : Asri Oktaviani

DISKRIPSI GEOLOGI STRUKTUR SESAR DAN LIPATAN

DISKRIPSI GEOLOGI STRUKTUR SESAR DAN LIPATAN

KEKAR (JOINT) STRUKTUR REKAHAN PADA BATUAN PALING UMUM, PALING BANYAK DIPELAJARI TIDAK ATAU SEDIKIT MENGALAMI PERGESERAN PALING SULIT UNTUK DIANALISA

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

Identifikasi Struktur. Arie Noor Rakhman, S.T., M.T.

SESAR MENDATAR (STRIKE SLIP) DAN SESAR MENURUN (NORMAL FAULT)

Sesar (Pendahuluan, Unsur, Klasifikasi) Arie Noor Rakhman, S.T., M.T.

Tiori terbentuknya sesar

Gambar 1.2 Anatomi lipatan (Mc Clay, 1987)

RESUME KEKAR. A. Definisi Kekar

7. Peta Geologi Pengertian dan Kegunaan

HUBUNGAN PEMBENTUKAN STRUKTUR BATUAN TERHADAP KEKAR, SESAR, DAN LIPATAN

Untuk mengetahui klasifikasi sesar, maka kita harus mengenal unsur-unsur struktur (Gambar 2.1) sebagai berikut :

STRIKE-SLIP FAULTS. Pemodelan Moody dan Hill (1956)

A. PROSES PEMBENTUKAN KEKAR, SESAR, DAN LIPATAN

ICAL ERVIAWAN ILMAN BORAHIMA IMAM PERMANA JUSMAN KURNIA KURNIA RAHMAN M. AL-FURQAN

HUBUNGAN SESAR, KEKAR, DAN LIPATAN DALAM PEMBENTUKAN STRUKTUR PADA BATUAN

KEKAR (JOINT) Sumber : Ansyari, Isya Foto 1 Struktur Kekar

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

8. Pengertian dalam Hubunngan Geologi

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

BAB IV STRUKTUR GEOLOGI

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

BENTANG ALAM STRUKTURAL

GEOLOGI STRUKTUR ANALISIS KEKAR

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

ANALISA BENTANG ALAM

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

ANALISIS KEKAR PADA BATUAN SEDIMEN KLASTIKA FORMASI CINAMBO DI SUNGAI CINAMBO SUMEDANG JAWA BARAT

MODUL 1 DASAR-DASAR GEOLOGI STRUKTUR Program Pendidikan Profesi Guru (PPG)

Foto IV-10 Gejala Sesar Anjak Cinambo 3 pada lokasi CS 40.

Laporan Tugas Akhir Studi analisa sekatan sesar dalam menentukan aliran injeksi pada lapangan Kotabatak, Cekungan Sumatera Tengah. BAB III TEORI DASAR

Umur GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Cara mempelajari Struktur geologi

3.2.3 Satuan Batulempung. A. Penyebaran dan Ketebalan

Gambar 22.Diagram Blok yang menunjukkan Horst (atas) dan Graben (bawah)

IV.2 Pola Kelurusan Daerah Penelitian

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III STUDI KASUS 1 : Model Geologi dengan Struktur Lipatan

UNTUK MENDAPATKAN MATERI KULIAH. Silahkan kunjungi: kartono.sttnas.ac.id

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR ACARA 1 : MENETUKAN KEDUDUKAN PERLAPISAN BATUAN DARI 2 DIP SEMU

Struktur Geologi Daerah Jonggol Dan Jatiluhur Jawa Barat

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

BAB VI KARAKTERISTIK REKAHAN PADA BATUGAMPING

5.1 Peta Topografi. 5.2 Garis kontur & karakteristiknya

PAPER GEOLOGI TEKNIK

Foto 4.10 Blok bagian kanan bergerak relatif ke kanan dari blok bagian kiri (lokasi pengamatan STG 10)

Geologi dan Studi Fasies Karbonat Gunung Sekerat, Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.

Foto 3.24 Sayatan tipis granodiorit (HP_03). Satuan ini mempunyai ciri-ciri umum holokristalin, subhedral-anhedral, tersusun atas mineral utama

BAB V KARAKTERISTIK REKAHAN PADA BATUGAMPING

Umur dan Lingkungan Pengendapan Hubungan dan Kesetaraan Stratigrafi

Menentukan Jurus dan Kemiringan Batuan serta Struktur Patahan di Sepanjang Sungai Cinambo, Jawa Barat. Abstrak

5.1 PETA TOPOGRAFI. 5.2 GARIS KONTUR & KARAKTERISTIKNYA

BAB III GEOLOGI DAERAH CILEUNGSI DAN SEKITARNYA

03. Bentangalam Struktural

UNIT X: Bumi dan Dinamikanya

Adapun tujuan dari mempelajari geologi struktur adalah antara lain:

Geologi Fisik (Pengenalan Struktur Geologi)

BAB V KARAKTERISASI REKAHAN PADA FASIES BATUGAMPING

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

9. Lipatan. 9.1 Pendahuluan

Bab III Pengolahan Data

berukuran antara 0,05-0,2 mm, tekstur granoblastik dan lepidoblastik, dengan struktur slaty oleh kuarsa dan biotit.

STRUKTUR BIDANG DAN STRUKTUR GARIS

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

DAFTAR ISI COVER HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN 1. I.1.

BAB IV STRUKTUR GEOLOGI

DAFTAR ISI. BAB II GEOLOGI REGIONAL... 8 II.1. Fisiografi Regional... 8 II.2. Stratigrafi Regional II.3. Struktur Geologi Regional...

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

STRUKTUR GEOLOGI DAN SEDIMENTASI BATUBARA FORMASI BERAU

PENDALAMAN MATERI GEOLOGI STRUKTUR MODUL 4 PENGUKURAN GEOLOGI STRUKTUR. Drs. Budi Kudwadi, MT. Mardiani, S.Pd., M.Eng

PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP MUNCULNYA REMBESAN MINYAK DAN GAS DI DAERAH BOTO, KECAMATAN BANCAK, KABUPATEN SEMARANG, PROVINSI JAWA TENGAH

BAB II GEOLOGI REGIONAL DAERAH PENELITIAN. Posisi C ekungan Sumatera Selatan yang merupakan lokasi penelitian

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 19 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /

GAYA PEMBENTUK GEOLOGI STRUKTUR

ANALISIS KINEMATIK SESAR ANJAK (THRUST FAULT) DAN IMPLIKASINYA TERHADAP EVOLUSI TEKTONIK ZONA KENDENG DAERAH NGRANCANG DAN SEKITARNYA

Keselarasan dan Ketidakselarasan (Conformity dan Unconformity)

mangkubumi, serta adanya perubahan kemiringangn lapisan satuan konglomerat batupasir dimana semakin melandai ke utara.

5. Jasad batuan yang cair dan panas yang terdapat dibawah bumi dipanggil sebagai apa? (a) Lava (b) Magma (c) Igneus (d) Sedimen (e) Tiada jawapan

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jawa Barat dibagi menjadi empat jalur fisiografi (Gambar 2.1) yaitu :

JAWA BARAT TUGAS AKHIR. Di Program. Disusun oleh:

BAB IV GEOMORFOLOGI DAN TATA GUNA LAHAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang terletak pada bagian utara gawir Pegunungan Selatan (lihat Gambar 1.1).

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA ANOMALI BOUGUER

Strain, Stress, dan Diagram Mohr

BAB I PENDAHULUAN. Zona Perbukitan Rembang merupakan daerah yang sudah dikenal

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Analisa Struktur Geologi

A. Berdasarkan bentuk penampang tegak :

GEOLOGI STRUKTUR PRINSIP GAYA & DEFORMASI

Gambar 3.14 Peta pola kelurusan lembah dan bukit di daerah penelitian

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Sekuen Stratigrafi Rift System Lambiase (1990) mengajukan pengelompokan tektonostratigrafi cekungan synrift yang terbentuk dalam satu satu siklus

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR

Transkripsi:

9. Struktur Geologi 9.1. Struktur geologi Struktur geologi adalah gambaran bentuk arsitektur batuan-batuan penyusunan kerak bumi. Akibat sedimentasi dan deformasi. berdasarkan kejadiannya, struktur geologi dapat dibedakan menjadi : - Struktur primer - Struktur sekunder Struktur primer adalah struktur geologi yang terbentuk pada saat pembentukan batuan. Misalnya, struktur sedimen (silang siur, flute cast, dll, lihat gambar 3.3); struktur kekar akibat pendinginan magma (columnar joint dan sheeting joint) dan struktur perlapisan. Struktur sekunder adalah struktur geologi yang mempelajari dan membahas bentuk-bentuk deformasi kerak bumi dan gejala-gejala penyebab pembentukannya. Dibedakan dengan geotektonik atau tektonik, geologi struktur mempunyai ruang lingkup yang lebih sempit, yang meliputi deformasi-deformasi pada isi cekungan, sedangkan tektonik menyangkut skala yang lebih luas dari ini, misalnya proses pembentukan pegunungan (orgenesa) dsb. Struktur geologi terutama mempelajari struktur-struktur sekunder yang meliputi kekar (joint), sesar (fault) dan lipatan (fold). 9.2. Kekar (Joint) Kekar adalah struktur rekahan pada batuan yang tidak memperlihatkan pergeseran. Hampir tidak ada suatu singkapan di muka bumi ini yang tidak memperlihatkan gejala rekahan. Kekar bukan merupakan gejala yang kebetulan, tetapi merupakan hasil kekandasan/kegagalan batuan akibat tegasan (stress). Karena itu kekar akan mempunyai sifat-sifat yang menuruti hukum-hukum fisika. Struktur kekar merupakan gejala yang paling umum dijumpai dan banyak dipelajari secara luas tetapi merupakan struktur yang paling sukar untuk dianalisa. Berdasarkan cara terbentuknya kekar dapat diklasifikasikan menjadi : - Kekar tektonik, misalnya kekar gerus (shear joint) dan kekar tarik (tension joint). - Kekar non tektonik, misalnya mudcrack, columnar joint dan sheeting joint. Struktur ini banyak dipelajari karena sangat berhubungan erat dengan masalahmasalah : a. geologi teknik b. geologi minyak bumi, terutama masalah cadangan dan produksi. 62 Geologi Dinamik Geologi ITB

Praktikum Geologi Fisik 9 c. geologi untuk pertambangan, baik dalam hal sistim penambangannya maupun pengerahan terhadap bentuk-bentuk mineralisasi dll. Di dalam teknik sipil dan pertambangan, masalah kekar merupakan hal yang sangat penting, karena meraka merupakan jalur-jalur lemah dalam batuan. Kesukaran yang dihadapi dalam membuat analisa struktur ini terletak pada banyaknya sifat-sifat dasar yang dimilikinya, artinya terdapat bukti-bukti bahwa rekahan-rekahan ini dapat terbentuk pada setiap waktu kejadian. Umumnya, dalam batuan sedimen, kekar dapat terbentuk mulai dari saat pengendapan, atau segera terbentuk setelah pengendapannya, dimana sedimen tersebut masih dalam proses kompaksi. Kekar non-tektonik, yaitu kekar, yang terbentuk bukan karena gaya tektonik, misalnya kekar akibat pendinginan (cooling joint) pada batuan beku, misalnya kekar kolom (columnar joints) atau dapat juga terbentuk akibat pembebanan, misalnya sheeting joints. Struktur kekar dipelajari dengan cara statistik, mengukur dan mengelompokkan nya dalam bentuk diagram roset (diagram bunga) atau diagram kontur. 9.3. Sesar (Fault) Sesar adalah rekahan atau zona rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran sehingga terjadi perpindahan antara bagian-bagian yang berhadapan, dengan arah yang sejajar dengan bidang patahan. Pergeseran pada sesar bisa terjadi sepanjang garis lurus yang disebut sesar translasi atau terputar yang dinamakan sesar rotasi. Pergeseran-pergeseran ini mempunyai demensi berkisar antara beberapa cm sampai mencapai ratusan km. Bahan yang hancur akibat pergeseran yang terdapat pada jalur sesar, dapat berupa gouge yaitu suatu bahan yang halus karena lumat akibat gerusan dan breksi sesar yaitu zona hancuran yang memperlihatkan orientasi fragmen akibat gerusan. a. Istilah-istilah penting yang berhubungan dengan sesar. - Bidang sesar adalah bidang rekahan dimana terjadi pergeseran antara blok-blok yang saling berhadapan. Seringkali bidang sesar tercerminkan secara morfologis sebagai gawir sesar (gambar 9.1). - Hanging wall adalah blok patahan yang berada dibagian atas bidang sesar. - Foot wall adalah blok yang ada dibagian bawah bidang sesar (gambar 9.1). Geologi Dinamik Geologi ITB 63

9 Praktikum Geologi Fisik - Throw (loncatan vertikal) adalah jarak slip / separation yang diukur pada bidang vertikal (gambar 9.1). - Heave (loncatan horizontal) adalah jarak slip / separation yang diukur pada bidang horizontal (gambar 9.1). Foot Wall Jurus Sesar Hanging Wall BIDANG SESAR X Y Z α X Z = Pergeseran sesar X Y = Throw Y Z = Heave α = Kemiringan sesar Gambar 9.1 : Diagram blok yang memperlihatkan bagian-bagian dari sesar b. Klasifikasi Sesar Berdasarkan pada sifat gerak, sesar dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu : a. Sesar normal yaitu gerak hanging wall relatif turun terhadap foot wall b. Sesar mendatar yaitu gerak relatif hanging wall relatif naik terhadap foot wall c. Sesar mendatar yaitu gerak relatif mendatar pada bagian-bagian yang tersesarkan. Gerak-gerak ini sangat berhubungan dengan sifat atau posisi tegasan utama yang bekerja pada daerah atau tubuh batuan yang mengalami deformasi (gambar 9.2). 64 Geologi Dinamik Geologi ITB

Praktikum Geologi Fisik 9 Intermediate Maximum SESAR NAIK (a) Intermediate Minimum SESAR NORMAL Maximum (b) Intermediate Minimum SESAR MENDATAR Maximum (c) Gambar 9.2 : Diagram blok yang memperlihatkan jenis-jenis sesar 9.4. Lipatan Lipatan adalah hasil perubahan bentuk atau volume dari suatu bahan yang ditunjukkan sebagai lengkungan atau kumpulan dari lengkungan akibat pengaruh suatu tegasan (stress). Pada umumnya refleksi pelengkungan ditunjukkan pada perlapisan batuan sedimen atau foliasi batuan metamorf. a. Beberapa definisi pada struktur lipatan - Hinge point adalah titik maksimum pelengkungan pada lapisan yang terlipat (b. pada gambar 9.3). garis yang menghubungkan titik-titik tersebut, disebut juga hinge-line atau axis line (sumbu perlipatan) (d pada gb. 9.3). - Crest point adalah titik tertingi pada lipatan (a. pada gambar 9.3). Garis yang melalui titik-titik tersebut crestal-line (c pada gambar 9.3). - Trough point dan Trough line adalah titik dan garis terendah pada lipatan (g pada gamb 9.3). Geologi Dinamik Geologi ITB 65

9 Praktikum Geologi Fisik - Garis sumbu lipatan (Axial line) adalah perpotongan antara bidang sumbu dengan bidang horizontal. (Garis ini lazim dicantumkan pada peta geologi). - Axial plane (bidang sumbu) adalah bidang yang melalui garis sumbu dan garis pusat perlipatan dan membagi sama besar sudut yang dibentuk sayapsayapnya (f pada gambar 9.3). - Crestal plane adalah bidang yang melalui crestal-line dan pusat perlipatan (e pada gambar 9.3). - Sayap lipatan (Limb) adalah bagian sebelah-menyebelah dari sisi lipatan (I pada gambar 9.3). - Core adalah pusat lipatan (h pada gambar 9.3) a c d e i b f h g Gambar 9.3 : diagram blok yang memperlihatkan bagian-bagian dari lipatan b. Jenis-jenis lipatan Secara umum bentuk lipatan dapat dibedakan menjadi : - Antiklin yaitu lipatan yang kedua sayaonya mempunyai arah kemiringan yang saling menjauh. - Sinklin yaitu lipatan yang kedua sayapnya mempunyai arah kemiringan yang saling mendekat. 66 Geologi Dinamik Geologi ITB

Praktikum Geologi Fisik 9 Berdasarkan posisi bidang sumbunya, lipatan dapat diklasifikasikan menjadi (gambar 9.4) : - lipatan tegak - lipatan miring - lipatan rebah Lipatan tegak Lipatan miring Lipatan rebah Gambar 9.4 : Jenis-jenis lipatan berdasarkan bidang sumbu secara diskriptif (berdasarkan posisi bidang sumbu dan sayap), lipatan diklasifikasikan menjadi : - lipatan simetri yaitu lipatan yang kedua sayapnya mempunyai sudut kemiringan - lipatan asimetri yaitu lipatan yang kedua sayapnya mempunyai sudut kemiringan tidak sama besar. Lipatan simetri Lipatan asimetri Gambar 9.5 : Jenis-jenis lipatan berdasarkan bentuknya Geologi Dinamik Geologi ITB 67