Tujuan Penataan Bagian Wilayah Perencanaan (BWP)

dokumen-dokumen yang mirip
Ketentuan Umum Istilah dan Definisi

BAB I PENDAHULUAN. banyak, masih dianggap belum dapat menjadi primadona. Jika diperhatikan. dialihfungsikan menjadi lahan non-pertanian.

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) IBUKOTA KECAMATAN TALANG KELAPA DAN SEKITARNYA

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG

PENDEKATAN ASPEK LINGKUNGAN DALAM KEBIJAKAN PENATAAN RUANG NASIONAL

PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG:

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANGKA

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 20/PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KABUPATEN/KOTA

STRATEGI UMUM DAN STRATEGI IMPLEMENTASI PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG

Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lingga

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Bab VI TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA TIDORE KEPULAUAN. 6.1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota Tidore Kepulauan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANYUASIN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2.1.1 Dasar Perumusan Tujuan Penataan Ruang Tujuan Umum Penataan Ruang; sesuai dengan amanah UU Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 tujuan penataan ruang

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

Tujuan penyelenggaraan penataan ruang Kabupaten Pacitan adalah:

BAB I PENDAHULUAN. KLHS Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Kata Pengantar. Yogyakarta, Desember Tim Penyusun. Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayui

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

Gambar 1. Kedudukan RD Pembangunan DPP, KSPP, KPPP dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang dan Sistem Perencanaan Pembangunan RIPPARNAS RIPPARPROV

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JALAN DI INDONESIA TAHUN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN PERKEBUNAN DI KABUPATEN BIREUEN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG

BAB II KETENTUAN UMUM

BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS

BUPATI BATANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BATANG TAHUN

Terwujudnya birokrasi sehat, masyarakat kuat dan lingkungan bersahabat demi tercapainya Kabupaten Sampang yang Bermartabat

Jurnal ruang VOLUME 1 NOMOR 1 September 2009

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BAB I. PENDAHULUAN. 1 P a g e

BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN

KEBIJAKAN PENATAAN RUANG DI PERAIRAN LAUT

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2013

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

PENDAHULUAN. Latar Belakang

ARAHAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN. pesat pada dua dekade belakangan ini. Pesatnya pembangunan di Indonesia berkaitan

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

SEKILAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG

MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG

PENJELASAN A T A S PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN

BAB 2 KETENTUAN UMUM

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BINTAN TAHUN

BAB IV KONSEP DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH

Research Development Roadmap Pusat Studi Perencanaan Pembangunan Regional Universitas Gadjah Mada

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

B A P P E D A D A N P E N A N A M A N M O D A L P E M E R I N T A H K A B U P A T E N J E M B R A N A. 1.1 Latar Belakang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Click to edit Master title style

BAB I PENDAHULUAN. Page 1

PROFIL SANITASI SAAT INI

OLEH BUPATI BANGKA Ir. H. TARMIZI. H. SAAT, MM

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

BAB III Visi dan Misi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN

Rangkuman tentang Muatan. Rencana Rinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOTA KEDUA (SECOND CITY) DI KABUPATEN SITUBONDO

Rencana Struktur Tata Ruang Kawasan Perkotaan Metropolitan. Skala peta = 1: Jangka waktu perencanaan = 20 tahun

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamba

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERENCANAAN PENGELOLAAN DAS TERPADU. Identifikasi Masalah. Menentukan Sasaran dan Tujuan. Alternatif kegiatan dan implementasi program

FORUM KABUPATEN/KOTA DI DIY

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

PERUBAHAN RENCANA KERJA

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 8.1 Kesimpulan. penelitian, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

Pelayanan Terbaik Menuju Hutan Lestari untuk Kemakmuran Rakyat.

PENDAHULUAN Latar Belakang

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

Transkripsi:

Tujuan Penataan Bagian Wilayah Perencanaan (BWP) 3.1. Tujuan Penataan Ruang BWP Sedayu Penataan ruang kota merupakan proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Tata ruang sendiri adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang wilayah nasional, ruang wilayah kabupaten/kota, yang mencakup perkotaan dan perdesaan, baik direncanakan maupun tidak yang menunjukkan adanya hirarki dan keterkaitan pemanfaatan ruang. Tujuan penataan ruang wilayah perencanaan dalam Penyusunan BWP Sedayu merupakan nilai dan/atau kualitas terukur yang akan dicapai. Tujuan penataan ruang ini juga disesuaikan dan disinergiskan dengan arahan pencapaian yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bantul. Rumusan tujuan penataan ruang penyusunan BWP Sedayu disusun dengan fungsi: Sebagai acuan untuk penyusunan rencana pola ruang, penyusunan rencana jaringan, penetapan bagian dari wilayah RDTR yang diprioritaskan penanganannya, dan penyusunan peraturan zonasi; Menjaga konsistensi dan keserasian pembangunan kawasan dengan RTRW Kaupaten Bantul. Perumusan tujuan penataan ruang dalam penyusunan RDTR BWP Sedayu didasarkan atas: a. Arahan pencapaian sebagaimana ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Bantul, yaitu BWP Sedayu ditetapkan sebagai PKL (Pusat Kegiatan Lokal). b. Isu strategis dan potensi, masalah, serta urgensi/keterdesakan penanganan di BWP Sedayu; dan c. Karakteristik wilayah perencanaan BWP Sedayu, baik dari segi sosial masyarakat, fisik lingkungan, dan aspek lainnya. BWP Sedayu yang termasuk ke dalam sistem perkotaan Kabupaten Bantul direncanakan sebagai pembentuk struktur ruang yang termasuk ke dalam hirarkhi II dikarenakan mempunyai fungsi: (1) sebagai salah satu pembentuk sistem perkotaan Kabupaten Bantul; (2) sebagai daerah/kawasan penyangga (buffer city) kegiatan dan kebutuhan-kebutuhan dalam menyelenggarakan kegiatan karena berbatasan langsung dengan Kabupaten Sleman dan Kabupaten Kulon Progo; (3) sebagai daerah/kawasan Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu 3-1

penyeimbang/pengimbang (counter magnet) dan sub-satelit bagi Kota Yogyakarta dalam hal penyediaan fasilitas perekonomian baik berupa perdagangan maupun jasa, sarana permukiman penduduk, penyediaan sumber daya manusia dan penyediaan lahan; dan (4) sebagai daerah/kawasan hunian (dormitory). Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas, maka tujuan penataan ruang Kawasan PKL BWP Sedayu yaitu: BWP Sedayu sebagai PKL dengan pelayanan kegiatan pemerintahan, perdagangan dan jasa, serta sosial ekonomi, yang didukung oleh pengembangan permukiman perkotaan dan kawasan industri berbasis budaya lokal, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan 3.1.1. Kebijakan Penataan Ruang Kebijakan penataan ruang di BWP Sedayu untuk mencapai tujuan penataan, meliputi: a. Peningkatan status pelayanan PKL BWP Sedayu dengan didukung fasilitas pelayanan perkotaan yang memadai; b. Pengembangan fungsi ekologis untuk pengendalian dampak lingkungan dan penyedian ruang terbuka hijau sesuai aturan perundang-undangan; c. Pengembangan pusat pelayanan kegiatan yang terintegrasi dengan baik dengan wilayah hinterland-nya yang merata dan berhirarki; d. Pengembangan jaringan prasarana dan sarana yang memadai guna mewujudkan fungsi BWP Sedayu sebagai pusat kegiatan lingkungan; e. Pengembangan kegiatan industri rumah tangga yang mendukung kegiatan pertanian dan permukiman; f. Pengembangan jaringan transportasi internal dan eksternal yang baik; Pengendalian pemanfaatan ruang dan alih fungsi lahan melalui peraturan zonasi yang operasional sesuai dengan karakteristik BWP Sedayu. 3.1.2. Prinsip Penataan Ruang Guna mencapai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan dengan melihat kebijakan dan strategi penataan ruang, maka perlu adanya penetapan prinsip penataan ruang. Prinsip penataan ruang ini merupakan garis besar penataan ruang kawasan yang perlu dicapai. Adapun prinsip dasar penataan ruang di BWP Sedayu, antara lain: a. Menjamin optimalisasi pemanfaatan ruang perkotaan untuk semua kepentingan Tersedianya jaringan prasarana dan sarana perkotaan yang memadai untuk mewujudkan fungsi BWP Sedayu sebagai pusat pelayanan skala wilayah. Tersedianya aksesibilitas internal dan eksternal yang baik. Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu 3-2

b. Menjawab permasalahan kesenjangan wilayah, lingkungan dan keberlanjutan pembangunan Terbentuknya struktur ruang kawasan yang terintegrasi dengan baik antara pusat kegiatan dengan hinterlandnya, melalui perencanaan struktur ruang kawasan untuk pemerataan pelayanan dan pembangunan. Tersedianya fungsi-fungsi ekologis yang cukup untuk pengendalian permasalahan lingkungan serta tersedianya ruang terbuka hijau dengan ketentuan peraturan perundangan. c. Menjamin integritas fungsi kawasan dan pemanfaatan ruang Tersedianya peraturan zonasi yang operasional dan sesuai dengan karakteristik BWP Sedayu untuk mengendalikan kegiatan pemanfaatan ruang dan alih fungsi lahan di BWP Sedayu. 3.2. Tujuan Pengembangan Bagian Wilayah Perencanaan (BWP) Tujuan pengembangan BWP disusun berdasarkan pertimbangan dari hasil analisis serta beberapa input dari kegiatan FGD (Focus Group Discussion) yang telah dilakukan. Tujuan pengembangan BWP dirumuskan dari tujuan penataan ruang PKL Sedayu yang telah dijabarkan sebelumnya. Selain itu, tujuan pengembangan BWP ini didasari dari bentuk penyinambungan kegiatan permukiman di BWP dan perkembangan ekonomi sebagai suatu faktor pendukung perkembangan suatu kawasan perkotaan. Berdasarkan pertimbangan dan analisis yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat disimpulkan tujuan pengembangan BWP Sedayu adalah sebagai berikut: Mewujudkan BWP Sedayu sebagai Sub-Urban KPY dengan memantapkan fungsi strategis kawasan yang berbasis pada potensi lokal, berwawasan lingkungan, dan berkelanjutan Dari tujuan pengembangan BWP di atas, terdapat empat point utama yang menjadi perhatian: Perwujudan BWP Sedayu sebagai Sub-Urban Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY); Pemantapan fungsi strategis BWP Sedayu sebagai PKL (Pusat Kegiatan Lokal); Pemanfaatan potensi lokal dalam mendukung fungsi strategis kawasan permukiman dan industri; Pertimbangan wawasan lingkungan yang berkelanjutan dalam perwujudan dan pemantapan fungsi di atas. Pencapaian tujuan pengembangan BWP memerlukan beberapa konsep yang lebih spesifik terhadap sasaran dari tujuan pengembangan. Berikut dijabarkan lebih lanjut terkait konsep pengembangan BWP Sedayu: Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu 3-3

a. Pengembangan BWP Sedayu sebagai Sub-Urban KPY Sebagai wilayah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kulon Progo dan khususnya Kawasan Perkotaan Yogyakarta, BWP Sedayu dapat menjadi alternatif tempat tinggal bagi penglaju/commuter yang letaknya tidak jauh dari pusat kegiatan kota utama. BWP Sedayu juga diarahkan menjadi sub-urban dengan fungsi kawasan industri sesuai dengan Masterplan Kawasan Industri Sedayu. Pemantapan fungsi suburban yang dimaksud terdiri atas: Penyediaan infrastrukur dan fasilitas pendukung kawasan sub-urban. Peningkatan kualitas jaringan jalan sbagai akses menuju pusat kegiatan (CBD). Peningkatan pelayanan transportasi kota dengan menyediakan moda transportasi yang memadai menuju pusat kegiatan (CBD). b. Pemantapan Fungsi Strategis BWP Sedayu Sesuai dengan Perda Kab. Bantul No. 4 Tahun 2012, BWP Sedayu ditetapkan sebagai kawasan strategis industri dan diarahkan menjadi Pusat Kegiatan Lokal (PKL) untuk melayani wilayah sekitarnya. Pemantapan fungsi strategis yang dimaksud terdiri atas: Mengembangkan pusat kegiatan BWP Sedayu sesuai dengan tujuan pengembangan BWP. Mengembangkan kawasan permukiman perkotaan, perdagangan dan jasa secara terpadu pada simpul pusat BWP dengan dilengkap dengan kemudah akses yang baik. Mengembangkan kawasan di luar pusat BWP I yang menyelenggarakan fungsi permukiman dan pertanian tanaman pangan serta perdagangan dan jasa. Mengarahkan pengembangan perkotaan ke arah timur dengan pertimbangan morfologi wilayah timur yang cenderung datar dibandingkan dengan wilayah perkotaan bagian barat. Menyediakan infrastruktur pendukung kegiatan industri yang telah ditetapkan dalam Masterplan Kawasan Industri Sedayu. c. Pengelolaan Potensi Lokal Sekitar Perkotaan Guna mendukung tujuan penetapan BWP sebagai Sub-Urban KPY, BWP Sedayu harus dapat mengembangkan potensi lokal yang dimiliki antara lain kerajinan bambu dan lokasi pariwisata Monumen Jendra Soeharto. Potensi lokal ini diharapkan menjadi salah satu daya tarik BWP Sedayu. d. Pelestarian Lingkungan BWP Sedayu yang Berkelanjutan Upaya pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Beberapa contoh bentuk upaya pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup pada wilayah daratan, antara lain sebagai berikut: Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu 3-4

Reboisasi, yaitu berupa penanaman kembali tanaman terutama pada daerahdaerah perbukitan yang telah gundul. Rehabilitasi lahan, yaitu pengembalian tingkat kesuburan tanah-tanah yang kritis dan tidak produktif. Pengaturan tata guna lahan serta pola pemanfaatan ruang sesuai dengan karakteristik dan peruntukan lahan. Menjaga daerah resapan air (catchment area) diupayakan senantiasa hijau dengan cara ditanami oleh berbagai jenis tanaman keras sehingga dapat menyerap air dengan kuantitas yang banyak yang pada akhirnya dapat mencegah banjir, serta menjadi persediaan air tanah. Penanaman dan pemeliharaan hutan kota. Hal ini dimaksudkan agar dapat mengendalikan suhu kota dan terkesan lebih indah, dan berfungsi sebagai paruparu kota. Pengendalian dampak lingkungan akibat penetapan Masterplan Kawasan Industri Sedayu di Desa Argodadi. Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu 3-5