GAMBARAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PROPINSI BENGKULU TAHUN 2007 (HASIL SURVEI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA INDONESIA TAHUN 2007 DAN SURVER RPJM TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
1. Pendahuluan A. UU 52 tahun Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan non fisik yang meliputi derajat kesehatan, pendidi

KUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PONDOK PESANTREN GEDONGAN KABUPATEN CIREBON

TINJAUAN HASIL SURVAI INDIKATOR KINERJA RPJMN 2015 BKKBN PROVINSI JAMBI

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU, DAN LINGKUNGAN SISWI SMU SANTA ANGELA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI

SEKSUALITAS. endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN

BAB I PENDAHULUAN. BKKBN merupakan singkatan dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana

Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Pria di Provinsi Bengkulu Rendah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Di seluruh dunia, lebih dari 1,8 miliar. penduduknya berusia tahun dan 90% diantaranya

Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Pria di Provinsi Bengkulu Rendah

BAB 1 PENDAHULUAN. sama yaitu mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai pertualangan dan

BAB I PENDAHULUAN. seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis (Sarwono, 2013).

PENGETAHUAN DAN SUMBER INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun tersebut usia produktif penduduk Indonesia paling banyak dengan usia

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT) Pada penelitian: KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang berkaitan dengan sistem

ANALISIS TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUAL KABUPATEN KULON PROGO PUSAT STUDI SEKSUALITAS PKBI DIY 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi,

Bab V. Kepedulian Kesehatan Remaja Putri. Perubahan yang terjadi pada tubuh (pubertas) Perubahan yang membawa kehidupan lebih baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah remaja usia tahun di Indonesia menurut data SUPAS 2005 yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa

RINGKASAN SDKI 2007 PROVINSI SULAWESI BARAT

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa, negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga memunculkan masalah-masalah sosial (sosiopatik) atau yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. Data Pusat Informasi dan Layanan Remaja (PILAR) dan Perkumpulan. Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jateng tahun 2012 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. saat usia remaja terjadi peningkatan hormon-hormon seksual. Peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. kelompok umur tahun dengan total jiwa, jenis kelamin

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sesuai Visi Indonesia Sehat 2010 ditandai dengan

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA TENTANG TRIAD KRR DI SMAN KECAMATAN KISARAN TAHUN 2013

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA. By : Basyariah Lubis, SST, MKes

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan secara fisik, kematangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World

KESEHATAN REPRODUKSI OLEH: DR SURURIN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pendahuluan dalam babi secara garis besar memuat penjelasan

BAB I PENDAHULUAN. kecanduan narkoba dan ujung ujungnya akan terinfeksi HIV Aids dengan hal

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

.BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Demi tercapainya derajat kesehatan yang tinggi,

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut, remaja cenderung untuk menerima tantangan atau coba-coba melakukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit HIV/AIDS dan penularannya di dunia meningkat dengan cepat, sekitar 60 juta orang di dunia telah

PEMAHAMAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI (PERNIKAHAN DINI DAN PERILAKU BERESIKO) DI SAMPANG MADURA

Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS Pada Penduduk Usia Muda. Dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

Menggunakan alat-alat tradisional yang tidak steril seperti alat tumpul. Makan nanas dan minum sprite secara berlebihan

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan karakteristik..., Sarah Dessy Oktavia, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

SURVEI SURVEILANS PERILAKU (SSP) 2009 pada Kelompok Remaja

BAB 1 PENDAHULUAN. harus menghadapi tekanan-tekanan emosi dan sosial yang saling bertentangan.

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai adanya proses perubahan pada aspek fisik maupun psikologis

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang dalam bahasa Inggris adolesence, berasal dari bahasa latin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga

EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN DENGAN METODE PEER EDUCATOR TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG HIV/AIDS

Standar Kompetensi 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Kompetensi Dasar 1.2. Mendeskripsikan tahapan perkembangan manusia

ADOLESCENT UNWANTED PRAGNANCY DIKALANGAN REMAJA BENGKULU

BAB 1 : PENDAHULUAN. Indonesia, sejak tahun Kementerian Kesehatan telah mengembangkan model pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. data BkkbN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah

LAPORAN KEGIATAN EVALUASI PASCA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ORIENTASI PENDIDIK SEBAYA DAN KONSELOR SEBAYA TAHUN 2010

Sgmendung2gmail.com

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah-masalah pada remaja yang berhubungan dengan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seksual yang memuaskan dan aman bagi dirinya, juga mampu. berapa sering untuk memiliki keturunan (Kusmiran, 2012 : 94).

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

KUESIONER PENELITIAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan tahap kehidupan seseorang mencapai proses

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri kenyataan bahwa remaja sekarang sudah berperilaku seksual secara bebas.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perilaku seksual merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat

ANALISA PELAKSANAAN PROGRAM KB PROPINSI BENGKULU

SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA 2012 DAFTAR PERTANYAAN REMAJA PRIA I. PENGENALAN TEMPAT KODE II. KUNJUNGAN PETUGAS

Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

GAMBARAN KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI DI PROPINSI BENGKULU TAHUN 2007 (SURVEI DEMOGRAFI KESEHATAN INDONESIA 2007)

BAB I PENDAHULUAN. petualangan dan tantangan serta cenderung berani menanggung risiko atas

Orang tua REMAJA provinsi Bengkulu Perlu waspada ( hasil survey rpjmn tahun 2011)

BAB I PENDAHULUAN. meninggal akibat HIV/AIDS, selain itu lebih dari 6000 pemuda umur tahun

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH MEDIA BOOKLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SANTRI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI PESANTREN DARUL HIKMAH TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan untuk laki-laki adalah 19 tahun. Namun data susenas 2006

Pendidikan seksualitas remaja. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB I PENDAHULUAN. data BKKBN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah

BAB I PENDAHULUAN. seksual disebut infeksi menular seksual (IMS). Menurut World Health Organitation

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) menurut Undang-Undang Nomor 10

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun,

Berbincang Kesehatan Reproduksi PKBI DIY

MASALAH KEBIDANAN DI KOMUNITAS

DINAS KESEHATAN KOTA MOJOKERTO PUSKESMAS KEDUNDUNG Jl. BY PASS KEDUNDUNG, TELP.(0321) MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, makin banyak pula ditemukan penyakit-penyakit baru sehingga

BAB 1 : PENDAHULUAN. sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses

MENGAPA PERLU MENANGANI REMAJA

SURVEI PERILAKU KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA SISWA SMA NEGERI PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan kelompok remaja tidak dapat diabaikan begitu saja. World Health

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dunia (WHO), definisi remaja (adolescence) adalah periode usia

Transkripsi:

GAMBARAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PROPINSI BENGKULU TAHUN 2007 (HASIL SURVEI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA INDONESIA TAHUN 2007 DAN SURVER RPJM TAHUN 2007) 1. Pendahuluan Isu strategis dalam pelaksanaan program KB-KR adalah: pertama, pemahaman dan penerimaan KB sebagai hak-hak reproduksi dan upaya pemenuhannya; kedua, akses pelayanan, terutama akses masyarakat miskin dan pelayanan KB pria; ketiga, rendahnya kualitas pelayanan; dan keempat kesiapan remaja memasuki kehidupan keluarga dan menghadapi tantangan risiko TRIAD-KRR; yaitu kehamilan tidak diinginkan, infeksi menular seksual, HIV dan AIDS, pemberian kondom bagi ODHA, deteksi dini cancer organ reproduksi, serta penyalahgunaan napza. Untuk menjawab isu-isu pokok tersebut di atas, telah disepakati beberapa strategi operasional bidang KB dan KR terutama dalam masalah Kesehatan Reproduksi Remaja yaitu promosi KRR melalui kesiapan remaja untuk membentuk keluarga dan menanggulangi risiko TRIAD-KRR, peningkatan akses informasi dan konseling, perluasan jaringan rujukan pelayanan KRR serta peningkatan mutu dan kelangsungan pelayanan PIK-KRR. 2. Metodologi a. Sumber Data : Data untuk menyusun analisis data sekunder bersumber dari : 1. Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) 2007 yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan berikut : Mengukur tingkat pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi, antara lain KB, sistem Reproduksi manusia dan anemia 1

Mengukur Sikap remaja mengenai berbagai isu dalam kesehatan reproduksi, antara lain meliputi KB, sistem reproduksi manusia dan anemia Mengetahui tingkat penggunaan tembakau, konsumsi alkohol, penggunaan obat-obatan berbahaya. Mengukur tingkat aktivitas seksual remaja, antara lain perilaku pacaran, perilaku seksual pra nikah, dan kehamilan tak diinginkan. Menggali kesadaran remaja terhadap HIV/AIDS dan penyakit menular seksual lainnya. SKRRI tahun 2007 mencakup 33 Propinsi di Indonesia dan merupakan penyempurnaan dari SKRRI tahun 2002-2003 dengan daftar pertanyaan dirancang untuk mengumpulkan berbagai informasi meliputi karakteristik latar belakang responden, pengetahuan tentang sistem reproduksi manusia, pendapat tentang perkawinan dan jumlah anak, peran keluarga, sekolah, masyarakat, dan media, perilaku merokok, minum minuman beralkohol, obat-obatan berbahaya, AIDS dan penyakit menular seksual lainnya, serta sikap dan perilaku pacaran dan seksual. Dalam survei ini secara nasional diwawancari sebanyak 19.311 remaja berusia 15 24 tahun yang terdiri dari 8.481 wanita dan 10.830 pria. 70 % remaja wanita dan 61 % pria berumur muda (15 19 tahun ). 2. Survei Indikator Kinerja Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Program KB Nasional tahun 2007 adalah survei ber skala nasional yang mengumpulkan berbagai keterangan tentang Program pemberdayaan keluarga, kesehatan reproduksi remaja, keluarga berencana dan penguatan kelembagaan dan jaringan KB. Salah satu hasil dari Survei RPJM Survei Indikator mengenai Kesehatan Reproduksi Remaja, mencakup pemahaman masyarakat, keluarga dan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja serta sumber informasi. Hasil Survei RPJM yang diadakan pada tahun 2007, dari 230 remaja yang menjadi responden dapat diperoleh informasi pengetahuan Remaja tentang Kesehatan Reproduksi di Propinsi Bengkulu. 2

b. Cara Analisis Cara analisis yang digunakan dalam bahasan ini secara umum adalah kuantitatif diskriptif artinya tekanan diberikan diberikan pada penggunaan ukuran-ukuran yang sifatnya umum dan sederhana. 3. Hasil SKRRI dan RPJM mengenai Remaja Tahun 2007 di Propinsi Bengkulu a. Sumber Informasi tentang KRR Media memegang peran penting dalam penyebarluasan informasi tentang Kesehatan Reproduksi Remaja. Menurut SKRRI Tahun 2007 remaja Bengkulu mendapat informasi dari Televisi untuk remaja perempuan 92,60% dan remaja laki-laki 72,90% sedang menurut hasil RPJM tahun 2007 sebagai berikut : Sumber Informasi 45 40 TV; 38,2 35 30 25 20 Radio; 24,4 Koran; 20,8 15 10 5 0 Tradisional; 0,2 Poster; 8,1 Pamlet; 1,7 Leaflet; 1,9 Flipchart; 0,8 Spanduk; 4,9 Lainnya; 1,1 Series1 Media informasi tertinggi dari Televisi 38,2 %, dan radio 24,4%, Koran 20,8% b. Mengetahui perubahan tanda akil balik pada laki-laki. Hasil SKRRI Tahun 2007 remaja Propinsi Bengkulu yang mengetahui tentang perubahan fisik pada laki-laki tertinggi pada remaja wanita sebesar 81,8% dan untuk remaja pria sebesar 64%, secara nasional tanda akil balik sering disebut adalah suara menjadi besar masing-masing 55 % dari remaja wanita dan 35% dari remaja pria, tumbuh rambut diwajah sekitar alat kelamin, ketiak, dada dan kaki masing-masing 32% untuk remaja wanita dan 37% untuk remaja pria. 3

Tanda-tanda yang jarang disebut adalah meningkatnya gairah seks dan mengerasnya puting susu. Hasil dari RPJM tahun 2007 remaja Bengkulu mengetahui tentang akil balik tertinggi pada adanya perubahan suara membesar yaitu 58,2%, mimpi basah 38,0% dan jakun menonjol 30,1, untuk yang terendah yaitu menonjolkan jati diri 0,4% dan puting susu mengeras 1,1% c. Mengetahui perubahan tanda akil balik pada wanita. Hasil SKRRI Tahun 2007 remaja Propinsi Bengkulu yang mengetahui tentang perubahan fisik pada Wanita tertinggi pada remaja wanita yaitu sebesar 94,8% dan untuk remaja pria sebesar 52,7% sedang hasil dari RPJM tahun 2007 remaja Bengkulu mengetahui tentang akil balik tertinggi pada mulai haid sebesar 74,9%, payudara membesar 36,9% dan timbul jerawat 13,2, dan terendah menonjolkan jati diri 0,8%, gairah seks meningkat 2,3%, tertarik lawan jenis 6,4%. Tanda Akil Balik 80 74,9 70 60 58,2 50 40 38,2 36,9 30 30,1 20 13,2 10 0 Suara membesar Mimpi basah Jakun Menonjol Mulai haid Payudara membesar Timbul jerawat d. Pengetahuan masa subur dan hari-hari masa subur: 22,5% remaja wanita dan 9,3 remaja pria berdasarkan hasil SKRRI tahun 2007 mengetahui tanda-tanda masa subur, untuk RPJM Tahun 2007 remaja Bengkulu mengetahui masa subur sebesar 42,9% tidak mengetahui sebesar 4,5%, yang memberi jawaban tidak tahu yaitu 52,7%. Pengetahuan tentang hari-hari masa subur ada 26,1% remaja Bengkulu yang mengetahui segera setelah haid berakhir, urutan selanjutnya ditengah dua haid sebesar 25,6% sedangkan yang tidak tahu sebesar 37,9%. 4

e. Tahu sekali hubungan seksual dapat hamil Hasil SKRRI tahun 2007 remaja Bengkulu yang mengetahui tentang sekali hubungan seksual dapat hamil untuk remaja wanita sebesar 57,3%, dan untuk remaja pria sebesar 47% sedangkan dari hasil RPJM tahun 2007 yang mengatakan dapat hamil sebesar 42,9%, tidak dapat hamil 7,9%, dan tidak tahu 49,3% f. Rata-rata dan media umur sebaiknya menikah pertama, melahirkan pertama dan umur aman melahirkan Pendapat Remaja di Propinsi Bengkulu tentang Umur menikah pertama, melahirkan pertama dan umur aman melahirkan hasil SKRRI Tahun 2007 adalah sebagai berikut Keterangan Remaja Wanita Remaja Pria Median umur kawin ideal remaja wanita 23,2 20,9 Median umur kawin ideal remaja Pria 25,9 25,5 Median Umur melahirkan pertama 24,6 23 Median umur mempunyai anak pertama bagi pria Rata-rata jumlah anak ideal yang diinginkan 27,2 26,8 2,4 2,5 DATA SKRRI TAHUN 2007 23,2 20,9 25,9 25,5 24,6 23 27,2 26,8 2,4 2,5 Median umur kawin ideal remaja wanita Median umur kawin ideal remaja Pria Median Umur melahirkan pertama Median umur mempunyai anak pertama bagi pria Ra-rata jumlah anak ideal yang diinginkan Remaja Wanita Remaja Pria 5

Sedang pendapat remaja Propinsi Bengkulu hasil Survei RPJM tahun 2007 yaitu Keterangan Ratarata Median Umur sebaiknya perempuan menikah 21 20 pertama Umur sebaiknya pria menikah pertama 24,6 25 Umur sebaiknya perempuan punya anak 22 22 pertama Umur terendah aman melahirkan 19,1 18 Umur tertua aman melahirkan 42,9 45 g. Pengetahuan tentang Anemia Hasil Survei RPJM tahun 2007 remaja Propinsi Bengkulu yang mengetahui tentang arti anemia sebagai HB rendah sebesar 4,9%, kekurangan sel darah merah 41,6%, kekuarangan zat besi, vitamin dan mineral 40,4%, kekurangan protein 16,8%, tekanan darah rendah 18,2%. Diantara tanda-tanda penyakit anemia jawaban tertinggi adalah muka pucat 52,8% selanjutnya mata berkunangkunang sebesar 46,5%. h. Pengetahuan tentang Narkoba Ada 94,7% remaja di Propinsi Bengkulu berdasarkan survei RPJM pernah mendengar tentang narkoba, dan tanda-tanda terkena narkoba 39% remaja menyebutkan mata sayu sebagai tanda-tanda terkena narkoba, selanjutnya 27,4 mengatakan ngantuk, menguap, melamun dan malas merupakan jawaban tertinggi tetapi masih ada 15,5 % mengatakan tidak tahu. Akibat dari narkoba ada 46,6% berupa kecanduan dan sakau; 35,4% fisik lemah, kurus, kurang gizi dan 28 % menyakiti diri, ingin bunuh diri. Pengaruh tertinggi dari penggunaan narkoba 70,6% remaja mengatakan dapat berakibat pada pergaulan seks bebas. i. Pengetahuan tentang Minuman Keras Hasil Survei RPJM tahun 2007 ada 95,3% remaja di Propinsi Bengkulu telah mengetahui tentang Minuman Keras dengan tanda-tanda tertinggi menyebutkan 6

jalan sempoyongan/mabuk sebesar 75,4%, bicara tidak terarah sebesar 36,6 %, suka berkelahi sebesar 35%. Pengetahuan tentang akibat banyak minuman keras jawaban tertinggi 42,6% pada fisik lemah, kurus dan kurang gizi, selanjutnya gangguan kesehatan 30,4%. Pengaruh dari minuman keras dapat berakibat pada pergaulan seks bebas 43,0% remaja propinsi bengkulu mengatakan ada, tidak berakibat pada pergaulan seks bebas sebesar 16,5% dan yang menjawab tidak tahu 40,5%. j. Pengetahuan tentang HIV/AIDS. Hasil SKRRI tahun 2007 remaja wanita di Propinsi Bengkulu yang pernah mendengar HIV/IADS sebesar 85,6% dan remaja pria sebesar 55,3%. Sedangkan hasil Survei RPJM tahun 2007 Ada 85,6% remaja pernah mendengar masalah HIV/AIDS, ketika pertanyaan apakah ada cara menghindari HIV/AIDS ada 50,6% menjawab ada cara menghindari/mencegahnya, 14,4 tidak ada cara dan yang menjawab tidak tahu 35,0%. Diantara pilihan untuk cara menghindari yang menjawab pakai kondom saat kumpul merupakan pilihan tertinggi yaitu 70,6%, selanjutnya hanya kumpul dengan satu pasangan sebesar 33,3 dan hindari kumpul dengan pelacur 32,8%. k. Pengetahuan tentang Infeksi Menular Seksual. Remaja wanita di Propinsi Bengkulu yang pernah mendengar IMS hasil SKRRI tahun 2007 sebesar 36,1% sedangkan remaja pria sebesar 30,6% untuk hasil dari Survei RPJM tahun 2007, masih ada 56,6% remaja di Propinsi Bengkulu yang mengatakan tidak pernah mendengar tentang IMS, sedangkan 43,4 mengatakan pernah. Menghindari hubungan seks dengan pekerja seks merupakan pilihan tertinggi dalam menghindari penularan IMS yaitu 43,6%, menggunakan kondom 41,7% dan tidak berganti-ganti pasangan seks 33,5%, untuk gejala yang sering dikenal akibat IMS pada laki-laki yaitu kelamin keluar nanah/kencing nanah dan cairan berbau keluar dari alat kelamin, sedangkan gejala untuk perempuan yaitu keputihan berbau dan bengkak pada alat kelamin. 7

l. Keluarga Berencana Dalam SKRRI tahun 2007, didapatkan juga masalah Keluarga Berencana sebagai berikut : Remaja Wanita Remaja Pria Mengetahui salah satu cara/alat KB 99,1 86,7 moderen Keinginan menggunakan cara KB 84,4 21 Kebutuhan Pelayanan KB dalam Informasi 84,9 90,3 Konsultasi 84,9 80,8 Pelayanan Alat/cara KB 33,7 57,7 m. Tempat memperoleh informasi KRR. 52,7% remaja di Propinsi Bengkulu berdasarkan survei RPJM tahun 2007 pernah memperoleh informasi tentang Kesehatan Reproduksi Remaja untuk remaja wanita tertinggi mendapatkan informasi yaitu 18,5% dan remaja pria sebesar 6,4%. Informasi tersebut rata-rata diperoleh pada tingkat SLTP yaitu 63,3%, SLTA 24,6%, SD 12,1%, jenis materi yang diperoleh tertinggi tentang narkoba dan miras 49,2% selanjutnya HIV/AIDS 43,5%, tanda akil balik 41,1%. Fungsi Guru sangat besar dalam memberikan informasi tentang KRR sebesar 34,0 selanjutnya petugas KB 3,8%. n. Membicarakan KRR dengan keluarga. Hasil Survei RPJM tahun 2007, remaja Propinsi Bengkulu lebih senang membicarakan tentang KRR dengan teman sebaya yaitu 73,4% dan pada ibunya 48,4%. o. Mendengar Pusat Informasi/Konseling KRR (PIK KRR ) Masih ada 78,8% yang tidak pernah mendengar tentang PIK KRR dan 63% tidak pernah mengikuti kegiatan PIK KRR. 8

Kesimpulan Dari hasil survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia dan Survei RPJM Tahun 2007 menunjukkan bahwa : 1. Pengetahuan dari remaja wanita tentang Kesehatan Reproduksi Remaja lebih tinggi dibandingkan dengan remaja pria. 2. Pengetahuan remaja tentang tumbuh kembang terutama masalah masa subur dan Infeksi Menular Seksual masih rendah, Guru dan teman sebaya merupakan penyampai informasi dan kelompok tertinggi dalam membicarakan masalah KRR, Media televisi dan radio sebagai media paling efektif dalam penyampaian informasi. 3. Pengetahuan remaja yang menjawab tidak mengetahui bahwa sekali hubungan seksual dapat menyebabkan hamil sebesar 49,3% tertinggi dibandingkan jawaban yang lainnya, dapat menyebabkan resiko hubungan seksual pra nikah dan aborsi. 4. Kesadaran remaja di propinsi Bengkulu mengenai perkawinan, umur mempunyai anak pertama, rata-rata anak ideal sudah tinggi. 5. Pengetahuan remaja tentang narkoba, IMS, Minuman Keras dan HIV/AIDS sudah tinggi sehingga diharapkan remaja di Bengkulu dapat terlepas dari permasalahan diatas. 6. Remaja Propinsi Bengkulu mengenai Keluarga Berencana tinggi. 9