Biodiversitas adalah berbagai variasi yang ada di antara makhluk hidup dan lingkungannya Sekitar 59% daratan Indonesia merupakan hutan hujan tropis

dokumen-dokumen yang mirip
Sejarah dan Perkembangan OT. Pertemuan II

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG PENGELOMPOKAN OBAT BAHAN ALAM

Obat tradisional 11/1/2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. obat tradisional, yaitu spesies tumbuhan yang diketahui atau dipercayai

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN PRODUK HERBAL BERBASIS RISET

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu adil dan merata baik di pusat daerah,

A. Guntur H. Subbagian Alergi-Imunologi Tropik Infeksi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fak. Kedokteran UNS Solo

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN OBAT ASLI INDONESIA

Observasi Klinik Jamu Sebagai Dasar Ilmiah Terapi Kedokteran Modern

BAB I PENDAHULUAN. apoteker Indonesia, masih belum dapat menerima jamu dan obat herbal terstandar

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 003/MENKES/PER/I/2010 TENTANG SAINTIFIKASI JAMU DALAM PENELITIAN BERBASIS PELAYANAN KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

pengolahan, kecuali pengeringan. Standarisasi simplisia dibutuhkan karena kandungan kimia tanaman obat sangat bervariasi tergantung banyak faktor

Resep Alam, Warisan Nenek Moyang. (Jamu untuk Remaja, Dewasa, dan Anak-anak)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia memiliki sumber daya hayati dan merupakan salah satu negara

julukan live laboratory. Sekitar jenis tanaman obat dimiliki Indonesia. Dengan kekayaan flora tersebut, tentu Indonesia memiliki potensi untuk

PENDAHULUAN Latar Belakang

Disampaikan oleh: Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada Rakernas GP Jamu 2016

instansi yang belum maksimal. Hal tersebut menyebabkan jamu masih saja belum menjadi produk unggulan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

JAMU DAN OBAT TRADISIONAL CINA DALAM PRESPEKTIF MEDIK DAN BISNIS

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UJI KLINIK OBAT HERBAL

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

RENCANA STRATEGIS KLINIK SAINTIFIKASI JAMU PMI KABUPATEN SRAGEN TAHUN

KEBIJAKAN NASIONAL DAN REGULASI TERKAIT SAINTIFIKASI JAMU Untuk memenuhi tugas mata kuliah Saintifikasi Jamu

BAB I PENDAHULUAN. bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian atau galenik, atau

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. khasiat sebagai obat. Bahkan, sekitar 300 spesies dimanfaatkan sebagai bahan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 007 TAHUN 2012 TENTANG REGISTRASI OBAT TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

2016, No Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42,

2012, No Air Susu Ibu yang selanjutnya disingkat ASI adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu. 2. Air Susu Ibu Eksklusif yang selanju

TUGAS SAINTIFIKASI JAMU Peran Apoteker dalam Saintifikasi Jamu dan Quality Assurance

semua masalah kesehatan dapat diatasi oleh pelayanan pengobatan modern (BPOM, 2005). Tumbuhan obat Indonesia atau yang saat ini lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian jamu dalam Permenkes No. 003/Menkes/Per/I/2010 adalah bahan atau

KEBIJAKAN DAN PROGRAM PENGEMBANGAN PUSAT PENGOLAHAN PASCA PANEN TANAMAN OBAT DAN PUSAT EKSTRAK DAERAH UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN BAHAN BAKU OBAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DALAM PENGAWASAN DAN PENINGKATAN DAYA SAING

STANDARISASI BAHAN BAKU HERBAL DENGAN DUKUNGAN LABORATORIUM TERAKREDITASI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DRA. HELNI, APT, M.KES

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penelitian. Luka merupakan keadaan yang sering dialami oleh setiap orang, baik

Evaluasi penerapan cara pembuatan obat tradisional yang baik (CPOTB) di industri obat tradisional di Jawa Tengah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Penggunaan Obat Herbal Berbasis Bukti (Evidence-Based Herbal Medicine)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap masyarakat atau suku bangsa pada umumnya memiliki berbagai

KIE di Rumah Riset Jamu. Dikompilasi dari materi Pelatihan Apoteker Saintifkasi Jamu di B2P2TOOT

2 obat tradisional asli Indonesia. Berdasarkan riset tersebut 95,60% (sembilan puluh lima koma enam puluh persen) merasakan manfaat jamu. Dari berbaga

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA. Nomor : HK T e n t a n g

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam yang tinggi. Kekayaan hayati yang dimiliki Indonesia diperkirakan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Penggolongan sederhana dapat diketahui dari definisi yang lengkap di atas yaitu obat untuk manusia dan obat untuk hewan. Selain itu ada beberapa

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGAWASAN SEDIAAN FARMASI, ALAT KESEHATAN, DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA

BAHAN KIMIA OBAT PADA OBAT TRADISIONAL INDONESIA. Siti Rofida ABSTRAK

PENDAHULUAN Latar Belakang

OUTLINE. Drs. Hary Wahyu T., Apt. Direktur Standardisasi Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen A. PENDAHULUAN

M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PEREDARAN OBAT TRADISIONAL IMPOR BAB I KETENTUAN UMUM.

BAB I PENDAHULUAN. melalui pasal 28 huruf H ayat (1), Undang undang Dasar Negara Republik

Regulasi Produksi dan Distribusi Kefarmasian

PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 4.3 ELEKTIF Topik 3A. OBAT TRADISIONAL. (Seri: Ketrampilan Komunikasi)

2 1. Pelayanan Kesehatan Tradional Empiris adalah penerapan kesehatan tradisional yang manfaat dan keamanannya terbukti secara empiris. 2. Pelayanan K

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Lokasi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KESEHATAN. Industri. Usaha Obat. Tradisional. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kesehatannya banyak cara yang dilakukan oleh masyarakat mulai dari melakukan

BAB I PENDAHULUAN. hayati sebagai sumber bahan pangan dan obat-obatan (Kinho et al., 2011, h. 1).

terhadap masalah kesehatan melalui pengobatan tradisional sangat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya yaitu menggunakan ramuan-ramuan

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

USULAN TENTANG PELAYANAN KESEHATAN LANJUT USIA

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang

I. PENDAHULUAN. tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia mempunyai banyak potensi alam yang dapat dikembangkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. antara lain jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka. Jamu sebagai obat bahan alam,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Latar Belakang. Teori Umum. Deinisi :

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, perumusan masalah, tujuan serta manfaat dari penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

upaya penyediaan bahan baku untuk industri obat tradisional sebagian besar berasal dari tumbuhtumbuhan yang tumbuh di alam liar atau dibudidayakan

Soal Kearifan Budaya Lokal

Transkripsi:

Indah Solihah

Biodiversitas adalah berbagai variasi yang ada di antara makhluk hidup dan lingkungannya Sekitar 59% daratan Indonesia merupakan hutan hujan tropis atau sekitar 10% dari luas hutan yg ada di dunia Indonesia memiliki sekitar 30.000 jenis tumbuhan dan 7.000 diantaranya memiliki khasiat sebagai obat. Namun, baru 940 jenis yg telah dimanfaatkan oleh masyarakat dan baru sekitar 120 jenis yg masuk di dalam Materia Medika Indonesia

Or still live with nature?

Bukti paling awal mengenai penggunaan tanaman sebagai obat ditemukan abad ke-8 (tahun 825M) Terdapat relief pohon kalpataru pada dinding candi Borobudur, Jawa Tengah Pohon kalpataru merupakan pohon mitologis yg melambangkan kehidupan abadi Di bawah pohon terdapat relief orang yg menghancurkan bahan-bahan untuk pembuatan obat.

Naskah kuno terkait pengobatan tradisional ditemukan di Bali yang ditulis pada daun lontar kering (Borassus flabellifer L.). Naskah ditulis dalam bahasa Sansakerta (Sanskrit) atau bahasa Jawa kuno Dalam setiap lontar tersebut terdapat kata usada atau usadi yang berarti obat Sedangkan naskah kuno terkait tanaman obat di Jawa terdapat pada serat, seperti Serat Kawruh bab Jampijampi (terbit tahun 1831)

Pengertian mengenai obat tradisional di Indonesia telah ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.179/Menkes/Per/VII/76. Obat tradisional adalah obat jadi atau obat bungkus yg berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan, hewan, mineral, dan/atau sediaan galeniknya, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yg belum mempunyai data klinis, dan dipergunakan dalam usaha pengobatan berdasarkan pengalaman

Pencanangan Jamu sbg Brand Indonesia oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 27 Mei 2008 merupakan momentum kebangkitan Jamu Indonesia Tahun 2010, dimulainya pelaksanaan program penelitian Saintifikasi Jamu oleh Kementerian Kesehatan Tahun 2011, Jamu mulai digunakan di 12 rumah sakit sebagai bagian dari penelitian berbasis pelayanan kesehatan Kini telah eksis 4.000 industri jamu, dari yg berskala kecil, menengah, sampai besar.

Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 menunjukkan bahwa 59,29% penduduk Indonesia menggunakan Jamu, baik untuk menjaga kesehatan maupun untuk pengobatan. Sebanyak 93,76% menyatakan bahwa Jamu memberikan manfaat bagi tubuh Hasil Riset dari Kementerian Kesehatan tahun 2010 menyatakan bahwa 49,53% penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas mengonsumsi Jamu. Dari jumlah itu, 4,36% minum jamu setiap hari, dan selebihnya mengonsumsi sesekali saja.

Obat Tradisional Cina (Traditional Chinese Medicine) mempunyai filosofi keseimbangan Yin-Yang Ayurvedha berdasarkan kekuatan 5 unsur alam yaitu air, api, tanah, udara dan eter JAMU memiliki filosofi pendekatan holistik, baik yang bersifat khusus untuk formula ramuan maupun yang bersifat umum dengan pengertian lebih luas

Kondisi LINGKUNGAN /EKONOMI Riwayat Kesehatan, Diet, & Pengobatan Kondisi KEJIWAAN KEBERHASILAN PENGOBATAN Kondisi SOSIAL BUDAYA Kondisi SPIRITUAL Kondisi MENTAL KEMANDIRIAN

Kebugaran LINGKUNGAN / EKONOMI Kebugaran FISIK Kebugaran PSIKIS PARAMETER PENGUJIAN Kebugaran SOSIAL BUDAYA Kebugaran SPIRITUAL Kebugaran MENTAL/KE MANDIRIAN

Penyebab Gejala penyakit Penyakit penyakit /Symptom penyerta Pereda Rasa Nyeri RAMUAN JAMU Penyegar badan Pelancar Peningkat Pencernaan Hepatoprotektor Daya tahan tbh

Bentuk Bahan penyusun Stabilisator sediaan ramuan Penyedap Warna SEDIAAN JAMU Pensuspensi Penyedap Penyedap Bahan Aroma Rasa Tambahan Lain

Promotif, untuk tujuan kesehatan dan menjaga kebugaran tubuh Preventif, untuk pencegahan penyakit Kuratif, sebagai upaya pengobatan penyakit, serta menggantikan atau mendampingi penggunaan obat modern Rehabilitasi, untuk tujuan pemulihan kesehatan.

Sistem integratif, mengakui obat tradisional dan terintegrasi dengan obat-obatan modern Sistem inklusif, obat tradisional hanya digunakan pada bagian tertentu di dalam sistem pengobatan Sistem toleran, menempatkan obat tradisional sebagai obat yg tidak dilarang, tetapi belum dianjurkan Sistem eksklusif, secara tegas melarang obat tradisional untuk berperan di dalam sistem kesehatan di dalam suatu negara, yg diatur dalam perundangundangan negara tersebut.

Menurut WHO, (tahun 2000) pasar herbal dunia mencapai US $20 M dan meningkat menjadi US $60 M pada tahun 2003. Tahun 2005, pasar produk alami di beberapa negara juga mengalami peningkatan, dibandingkan tahun 2003, misalnya Amerika mengalami kenaikan pasar 450% (4,4M vs 0,96 M), sementara Asia 250% (6M vs 2,3M) Pasar Jamu Indonesia pada tahun 2013 mencapai Rp 6,043 T dan diperkirakan meningkat menjadi Rp 7,624T di tahun 2016

Berdasarkan Survei Global WHO 1994, beberapa hal yang menjadi tantangan dalam pengembangan pemanfaatan obat tradisional : 1. Kurangnya data penelitian 2. Mekanisme kontrol yang tepat 3. Pendidikan dan pelatihan 4. Keahlian

SAINTIFIKASI JAMU HARMONISASI ASEAN MEMBANJIRNYA TCM DAN PRODUK MLM AMERIKA KEWAJIBAN PUBLIKASI ILMIAH BAGI MAHASISWA S1, S2 dan S3

Program Kemenkes untuk meningkatkan penggunaan jamu di kalangan medis Membangun jejaring di kalangan dokter untuk mengenal, mempelajari aspek terapi, melakukan penelitian dan melakukan terapi dengan jamu Membuat evidence based jamu dan tanaman obat Indonesia

Mengawal tren positif penerimaan kalangan medis terhadap program SJ : - Formal melalui Peraturan Undang-Undang, Kebijakan Instansi Kemenkes dan IDI - Informal dengan bermunculannya Poli Herbal di berbagai Rumah Sakit Kebutuhan pengadaan bahan baku SJ melalui perluasan program budidaya dengan dukungan awal dari instansi Kementan dan Kementrian Peranan Wanita untuk program TOGA

Peraturan Menteri Kesehatan No. 003/Menkes/Per/I/2010 tentang Saintifikasi Jamu Dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan. SK Menkes No 1134/2010 tentang Komnas Saintifikasi Jamu

OBAT TRADISIONAL : OBAT KELOMPOK FITOTERAPI 1985 FITOFARMAKA 1992 OBAT TRADISIONAL UPKF 1995 OBAT ASLI INDONESIA 2000 OBAT BAHAN ALAM INDONESIA : 2004 JAMU, HERBAL TERSTANDAR, FITOFARMAKA PRODUK YANG TERDAFTAR DI BADAN POM : > 19.300 JAMU ±38 OHT 6 FITOFARMAKA

JAMU /OT EMPIRIS OBAT HERBAL TERSTANDAR FITOFARMAKA Khasiat berdasarkan empiris, tradisional, turun temurun Standardisasi kandungan kimia belum dipersyaratkan Khasiat berdasarkan uji farmakologi dan uji toksisitas pada hewan Standardisasi kandungan kimia bahan baku penyusun formula Khasiat berdasar uji farmakologi dan uji toks pd hewan, serta uji klinis pd manusia Standardisasi kandungan kimia bahan baku dan sediaan

Terdaftar lebih dari 19.300 produk jamu di Badan POM Baru 38 Obat Herbal Terstandar yang terdaftar Hanya ada 6 produk Fitofarmaka yang terdaftar dan tidak semuanya diresepkan oleh dokter Efek ekstrak kasar sebagai bahan baku OHT dan Fitofarmaka relatif lemah karena kadar kandungan aktifnya rendah

Diantara 52 ekstrak, hanya 6 yang mengandung lebih dari 10% kandungan aktif /marker, ada 19 yang lebih dari 5% Klorofil, resin, lipida, protein dan polisakharida masih sangat dominan ada di dalam ekstrak Perlu pengembangan ekstrak terpurifikasi untuk menghilangkan zat ballast dan meninggikan kadar kandungan aktif

JAMU telah dikenal sebagai trademark Indonesia Sosialisasi kebijakan pemerintah (Kemenkes dan Badan POM) Advokasi untuk industri OT yang mengalami kesulitan dalam pelaksanaan butir-butir harmonisasi seperti CPOTB, studi stabilitas dan kontrol kualitas produk untuk Registrasi

Semua produk yang dibuat dengan bahan baku yang berasal dari Indonesia disebut JAMU, perbedaannya pada tingkat klaimnya; Produk Impor tidak boleh menyebut dirinya JAMU Badan POM akan membuat daftar tanaman yang boleh digunakan sebagai penyusun ramuan JAMU Perlu Riset dan Inventarisasi bahan penyusun ramuan yang digunakan oleh berbagai suku di Indonesia

Masalah ketersediaan Jurnal Ilmiah yang sesuai dengan jenjang pendidikan Penerbitan kembali Warta Tumbuhan Obat Indonesia atau membesarkan Majalah terbitan B2P2TOOT Perlu sumbangan makalah agar bisa rutin dan terakreditasi A

Fitofarmasetika berasal dari kata phyto yang berarti tumbuhan dan pharmaceuticals yang berarti ilmu yang mempelajari cara penyediaan obat menjadi bentuk tertentu hingga siap digunakan sebagai obat. Teknologi Fitofarmasetik adalah cabang ilmu kefarmasian yang mempelajari proses produksi ekstrak sebagai bahan baku sediaan obat bahan alam

Proses produksi ekstrak dan macam-macam teknik ekstraksi Drug discovery and development process Penyusunan formulasi sediaan obat bahan alam Pembuatan sediaan obat bahan alam Standardisasi Kontrol kualitas