KEBIJAKSANAAN PROMOSI PROGRAM KELUARGA BERENCANA MELALUI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DI BANDAR LAMPUNG

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Kota Bandar

I. PENDAHULUAN. Penduduk adalah salah satu aspek terpenting dalam suatu Negara. Penduduk

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan ibukota dari Provinsi Lampung. Secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di depan, maka penelitian

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintah, sosial, politik, pendidikan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai

GAMBARAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. kebudayaan, kota ini merupakan pusat kegiatan perekonomian daerah

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan

I. PENDAHULUAN. Perumahan dan pemukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang

I. PENDAHULUAN. ekonomi menggambarkan adanya peningkatan kegiatan ekonomi riil yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada

BAB IV. GAMBARAN UMUM. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Oleh karena itu,

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain

ANALISA DAMPAK PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP TOTAL ANGKA KELAHIRAN DI PROVINSI MALUKU

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis wilayah Kota Bandar Lampung berada antara 50º20 -

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muda, dan arus urbanisasi ke kota-kota merupakan masalah-masalah pokok

I. PENDAHULUAN. untuk menyajikan data suatu wilayah. Dengan salah satu fungsi peta tersebut sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbandingan karakteristik...,cicik Zehan Farahwati, FKM UI, 2009

BAB I. termasuk individu anggota keluarga untuk merencanakan kehidupan berkeluarga yang baik

Pedoman Wawancara PLKB di Kecamatan Sukabumi. Kota Bandar Lampung

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan ibukota Provinsi Lampung. Selain merupakan

pemakaian untuk suatu cara kontrasepsi adalah sebesar 61,4% dan 11% diantaranya adalah pemakai MKJP, yakni IUD (4,2 %), implant (2,8%), Medis

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung, selain

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebanyak 248 juta jiwa. akan terjadinya ledakan penduduk (Kemenkes RI, 2013).

BAB IV GAMBARAN UMUM. Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari berbagai masalah kependudukan. Masalah di bidang. Indonesia sebesar 1,49% per tahun.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Induk, yaitu Kecamatan Kedaton, berdasarkan Peraturan Daerah

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. pasangan usia subur(pus) untuk mengikuti Program Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana (KB) menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penyebab mendasar dari timbulnya berbagai masalah. Mulai dari

METODE PENELITIAN. yang diambil dari buku dan literatur serta hasil-hasil penelitian terdahulu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah menjadi

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pemerintah Nomor 3 tahun 1964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah mencapai 240 juta jiwa (BPS, 2011). Hal ini merupakan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Fisik dan Topografi Kota Bandarlampung

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas pelayanan kesehatan. Kematian ibu masih merupakan masalah besar yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

I. PENDAHULUAN. Aktifitas kegiatan di perkotaan seperti perdagangan, pemerintahan, persaingan yang kuat di pusat kota, terutama di kawasan yang paling

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan wanita untuk merencanakan kehamilan sedemikian rupa sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Juli 2013 mencapai 7,2 miliar jiwa, dan akan naik menjadi 8,1 miliar jiwa pada tahun

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN (2008)

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG

BAB IV GAMBARAN UMUM. Bujur Timur sampai 105º50 (BT) Bujur Timur dan 3º45 (LS) Lintang Selatan

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) (2014) penggunaan. kontrasepsi modern telah meningkat tidak signifikan dari 54% pada tahun

IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan,

BAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan di suatu daerah merupakan tanggung jawab pemerintah dan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi Indonesia. Dinamika laju pertumbuhan penduduk di

1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING OLEH BIDAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD TERHADAP AKSEPTOR KB

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah kependudukan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua

BAB 1 PENDAHULUAN. serta India, hal ini telah dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu, tetapi waktu itu

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif yaitu penelitian dilakukan

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan telah, sedang dan akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara ke empat setelah Amerika Serikat. yang memiliki pertumbuhan penduduk terbanyak pada tahun 2000.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. penghambat pengeluaran folicel stimulating hormon dan leitenizing hormon. sehingga proses konsepsi terhambat (Manuaba, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. hanya pemerintah, masyarakat juga diperlukan partisipasinya dalam

Katalog BPS :

BAB 1 PENDAHULUAN. (1969) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah jenis data primer dan

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

BAB 1 PENDAHULUAN. negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak yaitu 256 juta jiwa

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Provinsi Lampung dengan menggunakan data

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk merupakan modal dasar dalam mewujudkan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 2010) dan laju pertumbuhan penduduk antara tahun sebesar 1,49% yang

I. PENDAHULUAN. yang adil, makmur dan sejahtera. Salah satu strateginya adalah melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukuan diwilayah Kota Bandar Lampung dan Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan salah satu masalah

Transkripsi:

KEBIJAKSANAAN PROMOSI PROGRAM KELUARGA BERENCANA MELALUI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DI BANDAR LAMPUNG Mustafid Dosen FEB Universitas Lampung ABSTRAK Dalam rangka mempercepat pembangunan juga perlu didukung oleh keberhasilan pembangunan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui Program Keluarga Berencana dan untuk itu diperlukan sosialisasi dan upaya peningkatan cakupan keikutsertaan masyarakat terhadap Program Keluarga Berencana. Berdasarkan latar belakang, maka masalah yang dihadapi adalah belum diketahui gambaran menyeluruh dan lengkap mengenai pelaksanaan Keluarga Berencana di berbagai Puskesmas di Kota Bandar Lampung dan belum diketahui tingkat pertumbuhan dan masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan Program Keluarga Berencana. Berdasarkan masalah tersebut maka permasalahannya adalah Berapa besar tingkat pertumbuhan pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Kota Bandar Lampung akibat kebijaksanan promosi. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat di simpulkan bahwa penggunaan alat kontrasepsi dalam pelaksanaan Program Keluarga Berencana dari tahun 2008 hingga tahun 2011 ternyata tidak merata, bahkan perkembangannya berfluktuasi dan bahkan ada sebagian menurun. Bahwa masingmasing pelaksanaan Program Keluarga Berencana di masing-masing kecamatan juga bervariasi, namun polanya relatif sama yaitu penggunaan alat kontrasepsi yang terbanyak adalah alat suntik yang rata-rata selama 4 tahun dari tahun 2008 hingga tahun 2011 sebesar 38,23 %, disusul yang menggunakan Pil rata-rata sebesar 36,82 kemudian disusul penggunaan IUD rata-rata sebesar 13,87 %, dan sisanya menggunakan Implant, Kondom, MOP dan MOW berturut-turut 5,46 %, 2,55 %, 1,61 % dan 1,46 %. Dalam rangka peningkatan cakupan keikut-sertaan Keluarga Berencana, BKKBN Provinsi Lampung melakukan sosialisasi secara terus menerus sebagai upaya untuk Pemantapan Peningkatan Cakupan Pelayanan Keluarga Berencana di 13 (tiga belas sebelas) Kecamatan di Kota Bandar Lampung perlu adanya koordinasi antara unsur-unsur yang terkait dalam Tim ini, seperti Ikatan Bidan Indonesia(IBI) Provinsi, Aliansi Pita Putih Indonesia(APPI) dan BKKBN Provinsi yang langsung turun ke lapangan. Kata Kunci: Keluarga Berencana I. PENDAHULUAN Bangsa Indonesia merupakan negara agraris, sehingga pola dan struktur perekonomiannya masih menitikberatkan pada sektor pertanian. Berdasarkan Laporan Semester I Departemen Perdagangan 1999, penduduk Indonesia 70% bekerja di sektor pertanian, sehingga dalam pembangunan diprioritaskan pada sektor pertanian. Di samping itu sektor-sektor lainnya merupakan prioritas selanjutnya, seperti sektor industri dan penggalian serta sektor-sektor pertambangan sebagai sumber devisa yang menjadi semakin potensial, khususnya minyak bumi.

Secara geografis, Propinsi Lampung terletak pada 103 o 40 105 o 50 Bujur Timur dan 6 o 45 3 o 45 Lintang Selatan, dengan batas-batas wilayah dapat dilihat dalam Tabel 1.1 Tabel 1.1 Batas Wilayah Propinsi Lampung No. Wilayah Berbatasan 1. Utara Propinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu 2. Selatan Selat Sunda 3. Timur Laut Jawa 4. Barat Samudera Indonesia Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung, 2012 Luas wilayah daratan Propinsi Lampung termasuk pulau-pulau di sekitarnya adalah 35.288,35 Km 2 yang terbagi menjadi 10 kabupaten/kota berdasarkan Undang Undang Nomor 12 1999 yang dapat dilihat dalam Tabel 1.2 Tabel 1.2. Desa/Kelurahan, Kecamatan, dan Kabupaten/Kota di Propinsi Lampung No. Nama Kabupaten/Kota Luas (Km 2 ) Kecamatan Desa/Kelurahan 1. Kabupaten Lampung Barat 4.950,40 14 171 2. Kabupaten Tanggamus 3.356,61 17 320 3. Kabupaten Lampung Selatan 3.180,78 20 374 4. Kabupaten Lampung Timur 4.377,89 23 238 5. Kabupaten Lampung Tengah 4.789,82 26 285 6. Kabupaten Lampung Utara 2.725,63 16 218 7. Kabupaten Way Kanan 3.921,63 12 193 8. Kabupaten Tulangbawang 7.770,84 16 232 9. Kota Bandar Lampung 192,96 13 98 10. Kota Metro 61,79 5 22 Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung, 2012 Tabel 1.3. Penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kabupaten/Kota Propinsi Lampung No. Nama Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan 1. Kabupaten Lampung Barat 207.259 186.261 393.520 2. Kabupaten Tanggamus 415.858 386.101 801.959 3. Kabupaten Lampung Selatan 622.939 584.152 1.207.091 4. Kabupaten Lampung Timur 462.296 433.219 895.515 5. Kabupaten Lampung Tengah 560.445 531.131 1.091.576 6. Kabupaten Lampung Utara 285.870 275.268 561.138 7. Kabupaten Way Kanan 184.875 175.529 360.404 8. Kabupaten Tulangbawang 390.158 353.787 743.945 9. Kota Bandar Lampung 403.829 399.637 803.466 10. Kota Metro 62.903 62.182 125.085 3.596.432 3.387.267 6.983.699 Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung, 2012.

Tabel 1.4. Klinik Keluarga Berencana dan Akseptor di Kabupaten/Kota Propinsi Lampung No. Nama Kabupaten/Kota Klinik Pemerinta h Klinik Swasta Akseptor 1. Kabupaten Lampung Barat 65 5 7.749 2. Kabupaten Tanggamus 79 7 27.336 3. Kabupaten Lampung Selatan 96 9 29.751 4. Kabupaten Lampung Timur 99 0 15.712 5. Kabupaten Lampung Tengah 105 17 29.476 6. Kabupaten Lampung Utara 79 11 22.008 7. Kabupaten Way Kanan 59 2 11.982 8. Kabupaten Tulangbawang 112 13 26.691 9. Kota Bandar Lampung 83 21 19.684 10. Kota Metro 15 9 3.833 792 94 194.222 Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung, 2012 Hasil-hasil pertanian di Propinsi Lampung merupakan bagian yang paling besar sumbangannya terhadap pendapatan nasional (50,2%), disusul sektor perdagangan (16,9%), sektor perindustrian (11,6%), sektor pertambangan (3,2%), sektor pertahanan dan pemerintahan (5,3%), sektor jasa-jasa (5,6%), dan lain-lain (7,2%) (Badan Pusat Statisik Propinsi Lampung, 2011). Kota Bandar Lampung terdiri atas 13 kecamatan, 98 desa banyaknya desa di masing-masing kecamatan dapat dilihat pada Tabel 1.5. Tabel 1.5. Data Kecamatan dan Desa di Kota Bandar Lampung No Kecamatan Banyaknya Desa 1 Telukbetung Barat 8 2 Telukbetung Selatan 11 3 Panjang 7 4 Tanjungkarang Timur 11 5 Telukbetung Utara 10 6 Tanjungkarang Pusat 11 7 Tanjungkarang Barat 6 8 Kemiling 7 9 Kedaton 8 10 Rajabasa 4 11 Tajungseneng 4 12 Sukarame 5 13 Sukabumi 6 Desa Seluruh Kecamatan 98 Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung, 2012 Dalam rangka peningkatan cakupan kesertaan Keluarga Berencana, BKKBN Provinsi Lampung melakukan Sosialisasi Pemantapan Peningkatan Cakupan Pelayanan Keluarga Berencana di 11 (sebelas) Kabupaten/Kota, dimana unsur yang terkait dalam tim ini adalah Ikatan Bidan Indonesia(IBI) Provinsi, Aliansi Pita Putih Indonesia (APPI) dan BKKBN Provinsi yang langsung turun ke lapangan.

Berdasarkan potensi yang ada dan tujuan peningkatan perekonomian pada umumnya serta peningkatan usaha di berbagai sektor pembangunan khususnya, maka diperlukan penelitian yang lebih kongkrit dan terperinci mengenai Kebijaksanaan Promosi Program Keluarga Berencana (KB) melalui Pusat Kesehatan Masyarakat ( Puskesmas ) di Bandar Lampung Berdasarkan masalah tersebut maka permasalahannya adalah seberapa besar tingkat pertumbuhan pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Kota Bandar Lampung akibat kebijaksanan promosi. Penggunaan alat kontrasepsi mana yang menjadi pilihan utama masyarakat dan memiliki pertumbuhan yang lebih cepat Evaluasi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Kota Bandar Lampung ini memiliki tujuan dan manfaat penelitian untuk: memperoleh informasi yang lengkap dan menyeluruh mengenai pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Kota Bandar Lampung. Mengetahui tingkat pertumbuhan berbagai Progam Keluarga di Kota Bandar Lampung. Menyusun pedoman untuk melakukan strategi pengembangan, kebijakan, program, dan kegiatan di berbagai Program Keluarga Berencana di Kota Bandar Lampung. II. STUDI LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Dasar pertimbangan Evaluasi terhadap pelaksanaan Kebijaksanaan Promosi Program Keluarga Berencana di Kota Bandar Lampung merupakan langkah awal dalam menyusun perencanaan pengembangan program keluarga berencana dimasa yang akan datang. Dalam penelitian ini, perangkat analisis yang akan ditampikan adalah perangkat yang sederhana dan biasa digunakan dalam pembuatan perencanaan pembangunan. Informasi yang akan dianalisis antara lain terkait : 1. Perilaku pakai/alat cara KB penting dalam upaya pemenuhan akan kebutuhan pelayanan dan alat/cara KB. 2. Alat/caraKB yang dapat digunakan untuk mengatur kelahiran 3. Indikator KB yang dapat digunakan oleh penentu kebijakan pengendalian kelahiran 4. Ukuran-ukuran yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan kebijakan pengendalian kelahiran. III. METODE PENELITIAN Lokasi dan Obyek Penelitian Lokasi studi ini meliputi seluruh wilayah Kota Bandar Lampung dengan jumlah kecamatan sebanyak 13 kecamatan dengan langkah-langkah penelitian sebagai berikut: 1. Identifikasi/pemotretan kondisi kawasan Program Keluarga di Bandar Lampung 2. Kajian kedudukan dan fungsi Kebijaksanaan Program Keluarga Berencana terhadap pengendalian penduduk di Bandar Lam[ung 3. Identifikasi profil kecamatan dalam melaksanakan Kebijaksanaan Promosi Program Keluarga Berencana di Bandar Lampung Data dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data Puskesmas di wilayah 13 kecamatan di Bandar Lampung selama kurun waktu lima tahun (2003 2007). Sumber data utama yang digunakan adalah data sekunder yang tersedia di Lampung Dalam Angka dan Kota Bandar Lampung Dalam Angka 2007. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan terdiri dari dua jenis, yaitu data sekunder dan data primer. Data sekunder akan dikumpulkan melalui survei dan pengumpulan pustaka yang berhubungan dengan lingkup studi serta peraturan-peraturan daerah yang terkait. Peraturan-peraturan yang dikaji adalah peraturanperaturan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan pada beberapa sektor terkait dengan

pengembangan kawasan baik yang berupa UU, Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri, Keputusan Menteri, Perda Propinsi dan Kabupaten serta Keputusan Gubernur dan Keputusan Bupati. Pengumpulan data primer akan dilakukan melalui survei di lapangan, Metode survei lapang yang akan digunakan adalah metode wawancara, pengisian daftar pertanyaan (kuisioner) dan observasi. Data yang telah dikumpulkan, baik data sekunder maupun data primer kemudian akan diolah melalui tahapan editing, coding, dan tabulating menurut pengelompokan berdasarkan klasifikasi masingmasing data. Analisis Data Analisis data dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut. Data-data yang dimasukkan antara lain: 1. Data Sekunder, berupa data time series dan dokumentasi dari Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung dan Instansi lain yang terkait terutama di Kota Bandar Lampung termasuk kecamatan dan Puskesmas 2. Data Primer, berupa keterangan yang diperoleh dari responden di tingkat kecamatan dan Puskesmas di Kota Bandar Lampung. 3. Menghitung nilai rata-rata dan prosentase perubahannya. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kecamatan TelukBetung Barat Kecamatan Teluk Betung Barat merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kota Bandar Lampung yang secara geografis letak wilayahnya berada di kawasan pesisir laut. Di Kecamatan Teluk Betung Barat terdapat 1 (satu) puskesmas pemerintah yang tersedia guna memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat yang berdomisili disana. Puskesmas tersebut yaitu Puskesmas Kota Karang. Proyeksi Perkembangan Pengguna KB di Kecamatan Teluk Betung Barat Berdasarkan data yang diolah menggunakan alat stastistik diketahui bahwa prediksi penggunaan KB di Kecamatan Teluk Betung Barat selama lima tahun kedepan (2011-2015) untuk penggunaan kontrasepsi jenis non hormonal diproyeksikan penggunaan IUD akan menjadi pilihan pertama, hal ini ditunjukkan dengan perkembangan yang terus meningkat dengan rata-rata pengguna sebanyak 342, dan diikuti dengan penggunaan alat kontrasepsi MOW dengan rata-rata pengguna sebanyak 160 orang. Tabel 4.3 Proyeksi Pencapaian Peserta KB Aktif Non Hormonal di Kecamatan Teluk Betung Barat 2011-2015 2011 357-98.5 - -26.5-224 205 2012 351-1.68 122.9 24.77-55.4 109.06-374.5 67.19 44-78.54 2013 345-1.71 147.3 19.85-84.3 52.17-525 40.19-117 -365.91 2014 339-1.74 171.7 16.56-113.2 34.28-675.5 28.67-278 137.61 2015 333-1.77 196.1 14.21-142.1 25.53-826 22.28-439 57.91 Rata - rata 342-1.72 160 18.85-99 55.26-600 39.58-198 -62.23 Sedangkan untuk proyeksi mengenai penggunaan alat kontrasepsi jenis hormonal di Kecamatan Teluk Betung Barat untuk tahun 2011-2015 diprediksikan penggunaan alat kontrasepsi pil menjadi pilihan yang dominan. Hal ini terlihat dari proyeksi penggunaan alat kontrasepsi pil yang rata-rata jumlahnya mencapai 2549, dan diikuti dengan penggunaan suntik sebagai alat kontrasepsi dengan jumlah mencapai 2338 dan diikuti dengan penggunaan implan yang jumlahnya rata-rata mencapai 1406.

Tabel 4.4 Proyeksi Pencapaian Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Teluk Betung Barat 2011-2015 2011 2355-2390.5-925 5670.5 2012 2348-0.30 2453.8 2.65 1117.4 20.80 5919.2 4.39 2013 2341-0.30 2517.1 2.58 1309.8 17.22 6167.9 4.20 2014 2334-0.30 2580.4 2.51 1502.2 14.69 6416.6 4.03 2015 2327-0.30 2643.7 2.45 1694.6 12.81 6665.3 3.88 Rata - rata 2338-0.30 2549 2.55 1406 16.38 6292 4.12 Langkah dan kebijakan strategis yang harus dilakukan untuk meretas berbagai persoalan tersebut antara lain : Melibatkan lintas dinas Karena rendahnya partisipasi masyarakat dalam menggunakan KB, maka perlu adanya koordinasi yang intensif antara Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung dengan Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bandar Lampung dalam menjalankan tugas dan fungsinya seperti pemberian pelayanan dan ketersediaan alat kontrasepsi yang dibutuhkan bagi warga terutama dengan memperhatikan hasil proyeksi mengenai penggunaan alat kontrasepsi dimasa mendatang agar kedua instansi tersebut dapat meningkatkan pelaksanaan Program KB demi mewujudkan bangsa yang sehat dan mandiri. Kecamatan TelukBetung Selatan Kecamatan Teluk Betung Selatan merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kota Bandar Lampung yang secara geografis letak wilayahnya di kawasan pantai, dimana Kecamatan Teluk Betung Selatan memiliki luas wilayah sebesar 1.021 Ha. Di Kecamatan Teluk Betung Selatan terdapat 2 (dua) puskesmas pemerintah yang tersedia guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Teluk Betung Selatan akan kesehatan. Kedua puskesmas tersebut yaitu Puskesmas Sukaraja dan Puskesmas Pasar Ambon. Proyeksi Perkembangan Pengguna KB di Kecamatan Teluk Betung Selatan Berdasarkan data yang diolah menggunakan alat statistik diketahui bahwa prediksi penggunaan KB di Kecamatan Teluk Betung Selatan selama lima tahun kedepan (2008-2012) untuk penggunaan kontrasepsi non hormonal diproyeksikan penggunaan IUD akan menjadi pilihan pertama, hal ini ditunjukkan dengan perkembangan yang terus meningkat dengan rata-rata pengguna sebanyak 766, dan diikuti dengan penggunaan alat kontrasepsi MOW dengan rata-rata pengguna sebanyak 566 orang. Tabel 4.7 Proyeksi Pencapaian Peserta KB Aktif Non Hormonal di Kecamatan Teluk Betung Selatan 2011-2015 2011 689.5-349 - -73-210.5 755 2012 719.9 4.41 435.9 24.90-161.1 120.68-394.4 87.36 600.3-20.49 2013 750.3 4.22 522.8 19.94-249.2 54.69-578.3 46.63 445.6-25.77 2014 780.7 4.05 609.7 16.62-337.3 35.35-762.2 31.80 290.9-34.72 2015 811.1 3.89 696.6 14.25-425.4 26.12-946.1 24.13 136.2-53.18 Rata rata 766 4.14 566 18.93-293 59.21-670 47.48 368-33.54

Sedangkan untuk proyeksi mengenai penggunaan alat kontrasepsi jenis hormonal di Kecamatan Teluk Betung Selatan untuk tahun 2008-2012 diprediksikan penggunaan alat kontrasepsi suntik menjadi pilihan paling banyak, hal ini terlihat dari proyeksi penggunaan alat kontrasepsi suntik yang rata-rata jumlahnya mencapai 5830, dan diikuti dengan penggunaan pil sebagai alat kontrasepsi dengan jumlah mencapai 4606 dan diikuti dengan penggunaan Implan yang jumlahnya rata-rata mencapai 1833. Tabel 4.8 Proyeksi Pencapaian Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Teluk Betung Selatan 2011-2015 2011 5000-3870 - 1227 10097 2012 5331.8 6.64 4164.2 7.60 1469.5 19.76 10965.5 8.60 2013 5663.6 6.22 4458.4 7.06 1712 16.50 11834 7.92 2014 5995.4 5.86 4752.6 6.60 1954.5 14.16 12702.5 7.34 2015 6327.2 5.53 5046.8 6.19 2197 12.41 13571 6.84 Rata - rata 5830 6.06 4606 6.86 1833 15.71 12268 7.67 Mengingat Kecamatan Teluk Betung Selatan yang memiliki potensi ekonomi cukup besar dengan wilayah geografis yang dekat dengan kawasan pantai yang bisa menghasilkan value added dari keberadaan kawasan pantai yang menjadi kawasan sumber ekonomi tersebut, maka permasalahan pertumbuhan penduduk yang tinggi menjadi suatu masalah yang harus diretas guna perwujudan masyarakat Kecamatan Teluk Betung Selatan yang sejahtera. Kecamatan Panjang Di kecamatan ini terdapat 2 puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan untuk warga Panjang. Salah satu puskesmasnya bisa menerima pasien untuk rawat inap, yaitu puskesmas Rawat Inap Panjang. Sedangkan yang lainnya adalah Puskesmas Waylaga. Puskesmas-puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Panjang juga memberikan pelayanan KB untuk masyarakat, seperti IUD, kondom, suntik untuk alat kontrasepsi non hormonal. Serta suntik, pil dan implan untuk alat kontrasepsi hormonalnya. Proyeksi Perkembangan Pengguna KB di Kecamatan Panjang Tabel di bawah ini menunjukkan proyeksi pengguna KB aktif Non Hormonal di kecamatan Panjang selama tahun 2011-2015. Dapat dilihat pada tabel, penggunaan KB oleh masyarakat masih akan didomonasi oleh IUD dengan rata-rata jumlah pengguna 325 orang. Namun perkembangan IUD dari tahun ke tahun menurun dengan rata-rata 0.80 persen. MOW di prediksi tumbuh dengan rata-rata 22.45 persen dan rata-rata penggunanya adalah 198 orang. Tabel 4.11 Proyeksi Peserta KB Aktif Non- Hormonal di Kecamatan Panjang 2011-2015 2011 331-125 - -21 - -182-253 - 2012 328-0,64 154 23,28-50 140,00-343 88,93 89-64,74 2013 326-0,64 183 18,88-80 58,33-504 47,07-75 -183,63 2014 324-0,64 212 15,88-109 36,84-666 32,00-238 219,57 2015 322-1,29 241 31,77-139 73,68-827 64,01-402 439,14 Rata - rata 325-0,80 198 22,45-95 77,21-585 58,00-157 102,58

Yang perlu di perhatikan disini adalah adanya jumlah yang semakin menurun bahkan mencapai minus untuk pengguna MOP dan Kondom. Rata-rata penurunan untuk MOP mencapai 65.03 persen dan untuk kondom sebesar 58 persen. Tabel 4.12 Proyeksi Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Panjang 2011-2015 2011 2936-3045 - 989 6970 2012 2978 1,46 3103 1,89 1177 19,05 7258 4,15 2013 3021 1,44 3160 1,86 1366 16,00 7547 3,98 2014 3064 1,42 3218 1,82 1554 13,79 7836 3,83 2015 3107 1,40 3275 1,79 1743 12,12 8125 3,69 Rata - rata 3064 1,42 3218 1,82 1554 13,97 7836 3,83 Untuk alat kontrasepsi non hormonal, sebagaimana ditunjukkan oleh Tabel 4.12, diprediksi pil akan menjadi pilihan terbanyak masyarakat dengan rata-rata pengguna 3218 orang, rata-rata pertumbuhan pil adalah sebesar 1.82 persen. Setelah pil, yang paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah suntik dengan rata-rata 3064. Nilai perkembangan suntik naik rata-rata sebesar 1.42 persen. Terakhir adalah implan dengan rata-rata pengguna 1554 orang dan rata-rata pertumbuhan adalah sebesar 11.3 persen. Perkembangan alat kontrasepsi IUD, MOP dan kondom yang diprediksi menurun perlu mendapat perhatian dari pemerintah. Sehingga pengguna KB untuk alat ini tidak menghentikan pemakaiannya atau setidaknya terjadi alih cara ke metode KB yang lain agar program KB dari pemerintah bisa berjalan dengan sukses. Kecamatan Tanjungkarang Timur Kecamatan Tanjung Karang Timur merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kota Bandar Lampung yang secara geografis letak wilayahnya berada tidak jauh dari pusat Kota Bandar Lampung. Di Kecamatan Tanjung Karang Timur terdapat 2 (dua) puskesmas pemerintah yang tersedia guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Tanjung Karang Timur akan kesehatan. Kedua puskesmas tersebut yaitu Puskesmas Kampung Sawah dan Puskesmas Satelit. Proyeksi Perkembangan Pengguna KB di Kecamatan Tanjung Karang Timur Berdasarkan data yang diolah menggunakan alat perhitungan diketahui bahwa prediksi penggunaan KB di Kecamatan Tanjung Karang Timur selama lima tahun kedepan (2008-2012) untuk penggunaan kontrasepsi jenis non hormonal diproyeksikan penggunaan IUD akan menjadi pilihan pertama, hal ini ditunjukkan dengan perkembangan yang terus meningkat dengan rata-rata pengguna sebanyak 818, dan diikuti dengan penggunaan alat kontrasepsi MOW dengan rata-rata pengguna sebanyak 476 orang.

Tabel 4.15 Proyeksi Pencapaian Peserta KB Aktif Non Hormonal di Kecamatan Tanjung Karang Timur 2011-2015 2011 775-298.5 - -63.5-102.5 907.5 2012 792.1 2.21 369.3 23.72-137.6 116.69-209.4 104.29 814.4-10.26 2013 809.2 2.16 440.1 19.17-211.7 53.85-316.3 51.05 721.3-11.43 2014 826.3 2.11 510.9 16.09-285.8 35.00-423.2 33.80 628.2-12.91 2015 843.4 2.07 581.7 13.86-359.9 25.93-530.1 25.26 535.1-14.82 Rata - rata 818 2.14 476 18.21-249 57.87-370 53.60 675-12.35 Proyeksi mengenai penggunaan alat kontrasepsi jenis hormonal di Kecamatan Tanjung Karang Timur untuk tahun 2008-2012 diprediksikan penggunaan alat kontrasepsi suntik menjadi pilihan yang dominan, hal ini terlihat dari proyeksi penggunaan alat kontrasepsi suntik yang rata-rata jumlahnya mencapai 4170, dan diikuti dengan penggunaan pil sebagai alat kontrasepsi dengan jumlah mencapai 3099 dan diikuti dengan penggunaan Implan yang jumlahnya rata-rata mencapai 1121. Tabel 4.16 Proyeksi Pencapaian Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Tanjung Karang Timur 2011-2015 2011 3749-2806 - 756 7311 2012 3917.2 4.49 2923.1 4.17 901.8 19.29 7742.1 5.90 2013 4085.4 4.29 3040.2 4.01 1047.6 16.17 8173.2 5.57 2014 4253.6 4.12 3157.3 3.85 1193.4 13.92 8604.3 5.27 2015 4421.8 3.95 3274.4 3.71 1339.2 12.22 9035.4 5.01 Rata - rata 4170 4.21 3099 3.93 1121 15.40 8389 5.44 Diperlukan peran banyak pihak guna menuntaskan persoalan sosial ini yang melibatkan lintas departemen atau dinas. Namun untuk kelancaran program KB sendiri yang perlu dilakukan yaitu dengan jalan sinergisitas kebijakan antara Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung dengan Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bandar Lampung dalam menjalankan tugas dan fungsinya seperti pemberian pelayanan dan ketersediaan alat kontrasepsi yang dibutuhkan bagi warga terutama dengan melihat proyeksi yang akan datang agar mereka dapat melaksanakan Program KB demi mewujudkan bangsa yang sehat. Kecamatan TelukBetung Utara Kecamatan Teluk Betung Utara memiliki luas lahan 939 ha. Di Kecamatan ini terdapat 2 puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan untuk warga Teluk Betung Utara, yaitu puskesmas Kupang Kota dan Sumur Batu. Perkembangan Pengguna KB Kecamatan Teluk Betung Tabel di bawah ini menunjukkan perkembangan pencapaian KB aktif Non Hormonal di kecamatan Teluk Betung Utara selama tahun 2008-2011. Dapat dilihat pada tabel, penggunaan KB oleh masyarakat didominasi oleh IUD dengan rata-rata jumlah pengguna 1272 orang. Kemudian MOW 218 orang, kondom 140 orang dan yang paling sedikit adalah MOP 120 orang.

Proyeksi Perkembangan Pengguna KB di Kecamatan Teluk Betung Utara Tabel di bawah ini menunjukkan proyeksi pengguna KB aktif Non Hormonal di kecamatan Teluk Betung Utara selama tahun 2008-2012. Dapat dilihat pada tabel, penggunaan KB oleh masyarakat masih akan didomonasi oleh IUD dengan rata-rata jumlah pengguna 1006 orang. Namun perkembangan IUD dari tahun ke tahun justru menurun dengan rata-rata 6.77 persen. Penurunan tertinggi diprediksi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 5.59 persen. Tabel 4.19 Proyeksi Peserta KB Aktif Non- Hormonal di Kecamatan Teluk Betung Utara 2011-2015 2011 1150-452 - -117 - -5-1481 - 2012 1092-5,02 565 24,86-231 97,02-95 2020,00 1330-10,14 2013 1035-5,29 677 19,91-345 49,24-186 95,28 1180-11,29 2014 977-5,59 790 16,61-459 33,00-277 48,79 1030-12,72 2015 919-11,17 902 33,21-573 65,99-368 97,58 880-25,44 Rata rata 1006-6,77 734 23,65-403 61,31-232 565,41 1106-14,90 Yang perlu di perhatikan disini adalah adanya jumlah yang semakin menurun bahkan mencapai minus untuk pengguna MOP dan kondom. Rata-rata penurunan untuk MOP mencapai 61.31 persen sedangkan untuk kondom lebih fantastis lagi yaitu turun sebesar 565.41 persen. Tabel 4.20 Proyeksi Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Teluk Betung Utara 2011-2015 2011 2227-2080 - 788-5095 - 2012 2146-3,64 2036-2,08 928 17,72 5110 0,30 2013 2065-3,77 1993-2,12 1067 15,05 5125 0,30 2014 1984-3,92 1950-2,17 1207 13,08 5141 0,30 2015 1903-4,08 1907-2,22 1346 11,57 5156 0,30 Rata rata 1984-3,93 1950-2,17 1207 13,23 5141 0,30 Untuk alat kontrasepsi non hormonal, diprediksi tidak mengalami banyak perubahan. Alat suntik masih akan menjadi pilihan terbanyak masyarakat dengan rata-rata pengguna hampir 2000 orang. Kemudian pil dengan rata-rata 1950 orang dan terakhir adalah implan dengan rata-rata 1207 orang. Perkembangan alat kontrasepsi IUD, MOP, implan dan kondom yang di prediksi menurun perlu mendapat perhatian dari pemerintah, sehingga pengguna KB untuk alat ini tidak menghentikan pemakaiannya atau setidaknya terjadi alih cara ke metode KB yang lain agar program KB dari pemerintah bisa berjalan dengan sukses. Salah satunya adalah dengan cara Pemda Kota Kecamatan Tanjungkarang Pusat Kecamatan Tanjung Karang Pusat merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kota Bandar Lampung yang secara geografis letak wilayahnya berada di jantung Kota Bandar Lampung. Di Kecamatan Tanjung Karang Pusat terdapat 2 (dua) puskesmas pemerintah yang tersedia guna

memenuhi kebutuhan masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Tanjung Karang Pusat akan kesehatan. Kedua puskesmas tersebut yaitu Puskesmas Simpur dan Puskesmas Palapa. Proyeksi Perkembangan Pengguna KB di Kecamatan Tanjung Karang Pusat Berdasarkan data yang diolah menggunakan alat perhitungan, diketahui bahwa prediksi penggunaan KB di Kecamatan Tanjung Karang Pusat selama lima tahun kedepan (2008-2012) untuk penggunaan kontrasepsi jenis non hormonal diproyeksikan penggunaan IUD akan menjadi pilihan pertama, hal ini ditunjukkan dengan perkembangan yang terus meningkat dengan rata-rata pengguna sebanyak 1391, dan diikuti dengan penggunaan alat kontrasepsi MOW dengan rata-rata pengguna sebanyak 794 orang. Tabel 4.23 Proyeksi Pencapaian Peserta KB Aktif Non Hormonal di Kecamatan Tanjung Karang Pusat 2011-2015 2011 1220-483 - -136 92 1659 2012 1288.2 5.59 607.4 25.76-258.9 90.37 53.7-41.63 1690.4 1.89 2013 1356.4 5.29 731.8 20.48-381.8 47.47 15.4-71.32 1721.8 1.86 2014 1424.6 5.03 856.2 17.00-504.7 32.19-22.9-248.70 1753.2 1.82 2015 1492.8 4.79 980.6 14.53-627.6 24.35-61.2 167.25 1784.6 1.79 Rata - rata 1391 5.17 794 19.44-443 48.59-4 -48.60 1738 1.84 Dari proyeksi mengenai penggunaan alat kontrasepsi jenis hormonal di Kecamatan Tanjung Karang Pusat untuk tahun 2011-2015, diprediksikan penggunaan alat kontrasepsi suntik menjadi pilihan yang dominan. Hal ini terlihat dari proyeksi penggunaan alat kontrasepsi suntik yang rata-rata jumlahnya mencapai 4161, dan diikuti dengan penggunaan pil sebagai alat kontrasepsi dengan jumlah mencapai 3769 dan diikuti dengan penggunaan Implan yang jumlahnya rata-rata mencapai 557. Tabel 4.24 Proyeksi Pencapaian Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Tanjung Karang Pusat 2011-2015 2011 3791-3372.5-421 7584.5 2012 3938.9 3.90 3531.2 4.71 475.5 12.95 7945.6 4.76 2013 4086.8 3.75 3689.9 4.49 530 11.46 8306.7 4.54 2014 4234.7 3.62 3848.6 4.30 584.5 10.28 8667.8 4.35 2015 4382.6 3.49 4007.3 4.12 639 9.32 9028.9 4.17 Rata - rata 4161 3.69 3769 4.41 557 11.00 8487 4.45 Posisi Kecamatan Tanjung Karang Pusat yang terletak di jantung Kota Bandar Lampung, menjadikan kawasan Kecamatan Tanjung Karang Pusat menjadi salah satu kawasan pusat perdagangan dan jasa di Kota bandar Lampung sehingga mampu menarik banyak sekali tenaga kerja untuk mendapatkan pekerjaan membuat Kecamatan Tanjung Karang Pusat dihadapi pada permasalahan kepadatan penduduk. Tidak kalah pentingnya agar Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) agar terus melaksanakan penyuluhan-penyuluhan mengenai urgensi dan manfaat program KB bagi masyarakat di Kecamatan Tanjung Karang Pusat agar mampu mendorong penggunaan KB lebih banyak lagi dan mampu menghilangkan kegundahan mengenai informasi yang selama ini salah diterima ataupun pola berpikir yang masih berkembang di masyarakat.

Kecamatan Tanjungkarang Barat Kecamatan Tanjung Karang Barat merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kota Bandar Lampung dimana hampir di setiap kelurahannya terdapat industri. Di Kecamatan Tanjung Karang Barat terdapat 2 (dua) puskesmas pemerintah yang tersedia guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Tanjung Karang Barat akan kesehatan. Kedua puskesmas tersebut yaitu Puskesmas Gedung Air dan Puskesmas Susunan Baru. Proyeksi Perkembangan Pengguna KB di Kecamatan Tanjung Karang Barat Berdasarkan data yang diolah menggunakan alat statistik, diketahui bahwa prediksi penggunaan KB di Kecamatan Tanjung Karang Barat selama lima tahun kedepan (2011-2015) untuk penggunaan kontrasepsi jenis non hormonal diproyeksikan penggunaan IUD akan menjadi pilihan pertama, hal ini ditunjukkan dengan perkembangan yang terus meningkat dengan rata-rata pengguna sebanyak 1316, dan diikuti dengan penggunaan alat kontrasepsi MOW dengan rata-rata pengguna sebanyak 309 orang. Tabel 4.27 Proyeksi Pencapaian Peserta KB Aktif Non Hormonal di Kecamatan Tanjung Karang Barat 2011-2015 2011 1269.5-189 - -74-223.5 1161 2012 1288.2 1.47 236.9 25.34-140.3 89.59-405.5 81.43 979.3-15.65 2013 1306.9 1.45 284.8 20.22-206.6 47.26-587.5 44.88 797.6-18.55 2014 1325.6 1.43 332.7 16.82-272.9 32.09-769.5 30.98 615.9-22.78 2015 1344.3 1.41 380.6 14.40-339.2 24.29-951.5 23.65 434.2-29.50 Rata - rata 1316 1.44 309 19.19-240 48.31-679 45.24 707-21.62 Dari hasil proyeksi mengenai penggunaan alat kontrasepsi jenis hormonal di Kecamatan Tanjung Karang Barat untuk tahun 2011-2015, diprediksikan penggunaan alat kontrasepsi Suntik menjadi pilihan yang dominan, hal ini terlihat dari proyeksi penggunaan alat kontrasepsi suntik yang rata-rata jumlahnya mencapai 2536, dan diikuti dengan penggunaan pil sebagai alat kontrasepsi dengan jumlah mencapai 2929 dan diikuti dengan penggunaan Implan yang jumlahnya rata-rata mencapai 1399. Tabel 4.28 Proyeksi Pencapaian Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Tanjung Karang Barat 2011-2015 2011 2225.5-2549.5-959 5734 2012 2349.6 5.58 2701.1 5.95 1135.1 18.36 6185.8 7.88 2013 2473.7 5.28 2852.7 5.61 1311.2 15.51 6637.6 7.30 2014 2597.8 5.02 3004.3 5.31 1487.3 13.43 7089.4 6.81 2015 2721.9 4.78 3155.9 5.05 1663.4 11.84 7541.2 6.37 Rata - rata 2536 5.16 2929 5.48 1399 14.79 6864 7.09 Dengan melihat Kecamatan Tanjung Karang Barat dimana hampir setiap kelurahannya terdapat industri hingga masih terdapatnya ketersediaan lahan yang produktif di kawasan tersebut maka menjadi suatu tantangan untuk pengembangan kawasan tersebut menjadi lebih berkualitas

Dan dalam rangka menyukseskan program KB maka yang perlu segera dilakukan yaitu dengan jalan koordinasi yang intensif antara Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung dengan Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bandar Lampung guna menambah intensitas dalam menjalankan tugas dan fungsinya seperti pemberian pelayanan dan ketersediaan alat kontrasepsi yang dibutuhkan bagi warga terutama dengan melihat hasil proyeksi penggunaan alat kontrasepsi yang akan datang agar mereka dapat melaksanakan Program KB demi mewujudkan bangsa yang sehat. Kecamatan Kemiling Kecamatan Kemiling merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kota Bandar Lampung yang secara geografis letak sangat menguntungkan guna pertanian lokal. Di Kecamatan Kemiling terdapat 2 (dua) puskesmas pemerintah yang tersedia guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Kemiling akan kesehatan. Kedua puskesmas tersebut yaitu Puskesmas Kemiling dan Pinang Jaya. Proyeksi Perkembangan Pengguna KB di Kecamatan Kemiling Berdasarkan data yang diolah menggunakan alat perhitungan diketahui bahwa prediksi penggunaan KB di Kecamatan Kemiling selama lima tahun kedepan (2008-2012) untuk penggunaan kontrasepsi jenis non hormonal diproyeksikan penggunaan IUD akan menjadi pilihan pertama, hal ini ditunjukkan dengan perkembangan yang terus meningkat dengan rata-rata pengguna sebanyak 909, dan diikuti dengan penggunaan alat kontrasepsi MOW dengan rata-rata pengguna sebanyak 297 orang. Tabel 4.31 Proyeksi Pencapaian Peserta KB Aktif Non Hormonal di Kecamatan Kemiling 2011-2015 2011 904.5-187 - -27-206.5 858 2012 906.2 0.19 231 23.53-69.5 157.41-368.6 78.50 699.1-18.52 2013 907.9 0.19 275 19.05-112 61.15-530.7 43.98 540.2-22.73 2014 909.6 0.19 319 16.00-154.5 37.95-692.8 30.54 381.3-29.42 2015 911.3 0.19 363 13.79-197 27.51-854.9 23.40 222.4-41.67 Rata - rata 909 0.19 297 18.09-133 71.00-612 44.10 461-28.08 Sedangkan untuk proyeksi mengenai penggunaan alat kontrasepsi jenis hormonal di Kecamatan Kemiling untuk tahun 2011-2015 diprediksikan penggunaan alat kontrasepsi Pil menjadi pilihan yang dominan, hal ini terlihat dari proyeksi penggunaan alat kontrasepsi Pil yang rata-rata jumlahnya mencapai 3177, dan diikuti dengan penggunaan Suntik sebagai alat kontrasepsi dengan jumlah mencapai 3040 dan diikuti dengan penggunaan Implan yang jumlahnya rata-rata mencapai 1365. Tabel 4.32 Proyeksi Pencapaian Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Kemiling 2011-2015 2011 2706-2802.5-922 6430.5 2012 2839.4 4.93 2952.3 5.35 1099.2 19.22 6890.9 7.16 2013 2972.8 4.70 3102.1 5.07 1276.4 16.12 7351.3 6.68 2014 3106.2 4.49 3251.9 4.83 1453.6 13.88 7811.7 6.26 2015 3239.6 4.29 3401.7 4.61 1630.8 12.19 8272.1 5.89 Rata - rata 3040 4.60 3177 4.96 1365 15.35 7582 6.50

Dengan melihat Kecamatan Kemiling yang terletak pada wilayah yang memiliki keunggulan untuk pemberdayaan petani lokal di Kota Bandar Lampung serta kelebihan potensi alam yang bisa dijadikan sebagai pariwisata maka menjadikan kawasan Kecamatan Kemiling menjadi salah satu kecamatan dengan potensi yang cukup bagus. Perlu adanya koordinasi yang intensif antara Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung dengan Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bandar Lampung dalam menjalankan tugas dan fungsinya seperti pemberian pelayanan dan ketersediaan alat kontrasepsi yang dibutuhkan bagi warga terutama dengan melihat hasil proyeksi agar mereka dapat melaksanakan Program KB demi mewujudkan bangsa yang sehat. Kecamatan Kedaton Di Kecamatan Kedaton terdapat 2 puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan untuk warga Kedaton. Salah satu puskesmasnya bisa menerima pasien untuk rawat inap, yaitu puskesmas Rawat Inap. Sedangkan yang lainnya adalah Puskesmas Wayhalim. Puskesmas-puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Kedaton juga memberikan pelayanan KB untuk masyarakat, seperti IUD, kondom, suntik untuk alat kontrasepsi non hormonal. Serta suntik, pil dan implan untuk alat kontrasepsi hormonalnya. Proyeksi Perkembangan Pengguna KB di Kecamatan Kedaton Tabel di bawah ini menunjukkan proyeksi pengguna KB aktif Non Hormonal di kecamatan Kedaton selama tahun 2011-2015. Dapat dilihat pada tabel, penggunaan KB oleh masyarakat masih akan didomonasi oleh IUD dengan rata-rata jumlah pengguna 2070 orang. Perkembangan IUD dari tahun ke tahun meningkat dengan rata-rata 1.21 persen. MOW di prediksi tumbuh dengan rata-rata 23.56 persen dan rata-rata penggunanya adalah 833 orang. Tabel 4.35 Proyeksi Peserta KB Aktif Non- Hormonal di Kecamatan Kedaton 2011-2015 2011 2020-515 - -118-109 - 2526-2012 2040 0,99 642 24,74-243 106,47 105-4,04 2543 0,70 2013 2060 0,98 769 19,83-368 51,57 100-4,21 2561 0,70 2014 2080 0,97 896 16,55-493 34,02 96-4,39 2579 0,69 2015 2100 1,93 1024 33,10-618 68,04 91-8,78 2596 1,38 Rata - rata 2070 1,21 833 23,56-430 65,03 98-5,35 2570 0,87 Yang perlu di perhatikan disini adalah adanya jumlah yang semakin menurun bahkan mencapai minus untuk pengguna MOP. Rata-rata penurunan untuk MOP mencapai 65.03 persen. Sedangkan kondom, walaupun di prediksi pengguna kondom selama kurun waktu 2008 20012 rata-rata berjumlah 98 orang, akan tetapi apabila dilihat dari perkembangannya di prediksi kondom akan mengalami penurunan rata-rata 5.35 persen.

Tabel 4.36 Proyeksi Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Kedaton 2011-2015 2011 3101-3259 - 240-6600 - 2012 3096-0,17 3362 3,15 274 14,32 6731 1,88 2013 3090-0,17 3464 3,06 308 12,53 6863 3,99 2014 3085-0,17 3567 2,96 342 11,13 6994 1,92 2015 3079-0,18 3670 2,88 377 10,02 7126 1.88 Rata - rata 3085-0,17 3567 2,97 342 11,23 6994 2,60 Untuk alat kontrasepsi non hormonal, diprediksi pil akan menjadi pilihan terbanyak masyarakat dengan rata-rata pengguna 3567 orang, rata-rata pertumbuhan pil adalah sebesar 2.97 persen. Setelah PIL yang paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah suntik dengan rata-rata 3085. Namun nilai perkembangan suntik rata-rata menurun sebesar 0.17 persen. Terakhir adalah Implan dengan rata-rata pengguna 342 orang dan rata-rata pertumbuhan adalah sebesar 11.3. Perkembangan alat kontrasepsi MOP, Suntik dan kondom yang di prediksi menurun perlu mendapat perhatian dari pemerintah. Sehingga pengguna KB untuk alat ini tidak menghentikan pemakainnya atau setidaknya terjadi alih cara ke metode KB yang lain agar program KB dari pemerintah bisa berjalan dengan sukses Kecamatan RajaBasa Di kecamatan ini terdapat 1 Puskesmas dan 1 Puskesmas Pembantu yang memberikan pelayanan kesehatan untuk warga Rajabasa. Puskesmas-puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Rajabasa juga memberikan pelayanan KB untuk masyarakat, seperti IUD, Kondom, Suntik untuk alat kontrasepsi non hormonal. Serta Suntik, Pil dan Implan untuk alat kontrasepsi hormonalnya. Tabel 4.39 Proyeksi Peserta KB Aktif Non- Hormonal di Kecamatan Rajabasa 2011-2015 2011 637-64 - -17 - -62-622 - 2012 670 5,28 79 23,62-33 99,39-111 79,03 605-2,70 2013 704 5,01 94 19,11-49 49,85-160 44,14 588-2,78 2014 737 4,77 109 16,04-66 33,27-209 30,63 571-2,86 2015 771 9,55 124 32,09-82 66,53-258 61,25 554-5,72 Rata - rata 721 6,15 101 22,71-58 62,26-185 53,76 580-3,51 Yang perlu di perhatikan disini adalah adanya jumlah yang semakin menurun bahkan mencapai minus untuk pengguna MOP dan Kondom. Rata-rata penurunan untuk MOP mencapai 62.26 persen dan untuk kondom sebesar 185 persen.

Tabel 4.40 Proyeksi Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Rajabasa 2011-2015 2011 999-2306 - 380 3684 2012 1084 8,53 2570 11,48 454 19,53 4108 11,51 2013 1169 7,86 2835 10,30 528 16,34 4532 10,32 2014 1254 7,29 3100 9,34 603 14,04 4956 9,36 2015 1339 6,79 3364 8,54 677 12,31 5380 8,56 Rata - rata 1254 7,31 3100 9,39 603 14,23 4956 9,41 Untuk alat kontrasepsi non hormonal, sebagaimana mana ditunjukkan oleh tabel di atas diprediksi pil akan menjadi pilihan terbanyak masyarakat dengan rata-rata pengguna 3100 orang, ratarata pertumbuhan pil adalah sebesar 9.39 persen. Setelah pil, yang paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah suntik dengan rata-rata 1254 orang. Nilai perkembangan suntik rata-rata tumbuh sebesar 7.31 persen. Terakhir adalah Implan dengan rata-rata pengguna 603 orang dan rata-rata pertumbuhan adalah sebesar 14.23 persen. Perkembangan alat kontrasepsi MOP dan MOW yang di prediksi menurun perlu mendapat perhatian dari pemerintah. Sehingga pengguna KB untuk alat ini tidak menghentikan pemakainnya atau setidaknya terjadi alih cara ke metode KB yang lain agar program KB dari pemerintah bisa berjalan dengan sukses. Kecamatan Tanjungseneng Di kecamatan ini terdapat 1 puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan untuk warga Tanjung Seneng. Yaitu Puskesmas Waykandis. Puskesmas-puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Tanjung Seneng juga memberikan pelayanan KB untuk masyarakat, seperti IUD, Kondom, Suntik untuk alat kontrasepsi non hormonal. Serta Suntik, Pil dan Implan untuk alat kontrasepsi hormonalnya. Proyeksi Perkembangan Pengguna KB di Kecamatan Tanjung Seneng Tabel di bawah ini menunjukkan proyeksi pengguna KB aktif Non Hormonal di kecamatan Tanjung Seneng selama tahun 2011-2015. Dapat dilihat pada tabel, penggunaan KB oleh masyarakat masih akan didomonasi oleh IUD dengan rata-rata jumlah pengguna 964 orang. Perkembangan IUD dari tahun ke tahun tumbuh dengan rata-rata 6.32 persen. MOW di prediksi tumbuh dengan rata-rata 24.39 persen dan rata-rata penggunanya adalah 194 orang. Tabel 4.43 Proyeksi Peserta KB Aktif Non- Hormonal di Kecamatan Tanjung Seneng 2011-2015 2011 849-118 - -45 - -33-889 - 2012 895 5,43 148 25,87-81 82,92-85 156,97 877-1,37 2013 941 5,15 178 20,55-118 45,33-137 61,08 865-1,39 2014 987 4,90 209 17,05-155 31,19-188 37,92 852-1,41 2015 1033 9,80 239 34,10-192 62,38-240 75,84 840-2,82 Rata - rata 964 6,32 194 24,39-137 55,46-163 82,95 859-1,75

Yang perlu di perhatikan disini adalah adanya jumlah yang semakin menurun bahkan mencapai minus untuk pengguna MOP dan Kondom. Rata-rata penurunan untuk MOP sebesar 55.46 persen dan untuk kondom sebesar 82.95 persen. Tabel 4.44 Proyeksi Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Tanjung Seneng 2011-2015 2011 1156-1546 - 400 3101 2012 1237 7,03 1620 4,83 474 18,62 3331 7,42 2013 1318 6,57 1695 4,60 548 15,70 3561 6,91 2014 1399 6,16 1769 4,40 623 13,57 3791 6,46 2015 1480 5,80 1844 4,22 697 11,95 4021 6,07 Rata - rata 1399 6,18 1769 4,41 623 13,74 3791 6,48 Untuk menyelesaikan masalah fatisme agama beberapa kelompok masyarakat di Tanjung Seneng perlu adanya koordinasi antara instansi-instansi yang terkait dengan Departemen Agama untuk memberikan suatu pembinaan yang tepat serta sosialisasi KB di daerah tersebut. Peranan Penyuluh KB (PKB) di Kelurahan-kelurahan yang ada di tanjung senang juga perlu ditingkatkan agar masyarakat dapat memahami dan tahu persis manfaat dari program KB yang dijalankan pemerintah. Kecamatan Sukarame Di kecamatan ini terdapat 2 puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan untuk warga Sukarame. Yaitu Puskesmas Sukarame dan Puskesmas Korpri. Puskesmas-puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Sukarame juga memberikan pelayanan KB untuk masyarakat, seperti IUD, Kondom, Suntik untuk alat kontrasepsi non hormonal. Serta Suntik, Pil dan Implan untuk alat kontrasepsi hormonalnya. Proyeksi Perkembangan Pengguna KB di Kecamatan Sukarame Tabel di bawah ini menunjukkan proyeksi pengguna KB aktif Non Hormonal di kecamatan Sukarame selama tahun 2011-2015. Dapat dilihat pada tabel, penggunaan KB oleh masyarakat masih akan didomonasi oleh IUD dengan rata-rata jumlah pengguna 1314 orang. Perkembangan IUD dari tahun ke tahun tumbuh dengan rata-rata 1.97 persen. MOW di prediksi tumbuh dengan rata-rata 30.05 persen dan rata-rata penggunanya adalah 552 orang. Tabel 4.47 Proyeksi PesertaKB Aktif Non- Hormonal di Kecamatan Sukarame 2011-2015 2011 1272-337 - -83 - -78-1448 - 2012 1289 1,34 423 25,49-164 97,35-159 105,03 1389-4,10 2013 1306 1,32 509 20,31-245 49,33-240 51,23 1329-4,27 2014 1323 2,64 595 40,62-325 98,66-322 102,45 1270-8,54 2015 1340 2,60 681 33,77-406 66,07-403 67,75 1211-8,92 Rata - rata 1314 1,97 552 30,05-285 77,85-281 81,62 1300-6,46

Yang perlu di perhatikan disini adalah adanya jumlah yang semakin menurun bahkan mencapai minus untuk pengguna MOP dan Kondom. Rata-rata penurunan untuk MOP sebesar 77.85 persen dan untuk kondom sebesar 81.62 persen. Tabel 4.48 Proyeksi Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Sukarame 2011-2015 2011 3627-3186 - 452-7264 - 2012 3775 4,09 3216 0,97 523 15,71 7514 3,44 2013 3923 3,93 3247 0,96 594 13,58 7764 3,33 2014 4071 3,78 3278 0,95 665 11,95 8015 3,22 2015 4220 3,64 3309 0,94 736 10,68 8265 3,12 Rata - rata 4071 3,78 3278 0,95 665 12,07 8015 3,22 Untuk menyelesaikan masalah kebersihan lingkungan, masyarakat sukarame khususnya di kawasan perumahan perlu diberikan suatu pembinaan agar memiliki jiwa sosial yang tinggi dan saling mendukung satu sama lainnya terutama untuk masalah kebersihan lingkungan. Kecamatan SukaBumi Di kecamatan ini terdapat 1 puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan untuk warga Sukabumi. Puskesmas-puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Sukabumi juga memberikan pelayanan KB untuk masyarakat, seperti IUD, Kondom, Suntik untuk alat kontrasepsi non hormonal. Serta Suntik, Pil dan Implan untuk alat kontrasepsi hormonalnya. Proyeksi Perkembangan Pengguna KB di Kecamatan Sukabumi Tabel di bawah ini menunjukkan proyeksi pengguna KB aktif Non Hormonal di kecamatan Sukabumi selama tahun 2011-2015. Dapat dilihat pada tabel, penggunaan KB oleh masyarakat masih akan didomonasi oleh IUD dengan rata-rata jumlah pengguna 1663 orang. Perkembangan IUD dari tahun ke tahun tumbuh dengan rata-rata 11.39 persen. MOW di prediksi tumbuh dengan rata-rata 20.98 persen dan rata-rata penggunanya adalah 277 orang. Tabel 4.51 Proyeksi Peserta KB Aktif Non- Hormonal di Kecamatan Sukabumi 2011-2015 2011 1321-181 - -9-40 - 1532-2012 1458 10,37 219 21,39-47 421,11 6-85,82 1635 6,78 2013 1595 9,40 258 17,62-85 80,81-28 -605,36 1739 6,35 2014 1732 8,59 296 14,98-123 44,69-62 119,79 1843 5,97 2015 1869 17,18 335 29,96-161 89,39-96 239,58 1947 11,94 Rata - rata 1663 11,39 277 20,98-104 159,00-45 -82,95 1791 7,76 Yang perlu di perhatikan disini adalah adanya jumlah yang semakin menurun bahkan mencapai minus untuk pengguna MOP dan Kondom. Rata-rata penurunan untuk MOP bahkan mencapai 159 persen dan untuk kondom sebesar 82.95 persen.

Tabel 4.52 Proyeksi Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Sukabumi 2011-2015 2011 1917-2161 - 490 4567 2012 1841-3,94 2146-0,66 585 19,57 4573 0,13 2013 1766-4,11 2132-0,67 681 16,37 4579 0,13 2014 1690-4,28 2118-0,67 777 14,07 4585 0,13 2015 1615-4,47 2103-0,68 873 12,33 4591 0,13 Rata - rata 1690-4,29 2118-0,67 777 14,25 4585 0,13 Untuk alat kontrasepsi non hormonal, sebagaimana mana ditunjukkan oleh tabel di atas diprediksi PIL akan menjadi pilihan terbanyak masyarakat dengan rata-rata pengguna 2118 orang, namun apabila dilihat perkembangannya PIL mengalami penurunan sebesar 0.67 persen. Setelah PIL yang paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah suntik dengan rata-rata 1690 orang. Nilai perkembangan suntik juga mengalami penurunan sebesar 4.29 persen. Terakhir adalah Implan dengan rata-rata pengguna 777 orang dan rata-rata pertumbuhan adalah sebesar 14.25 persen. Seiring dengan perkembangan dan pembangunan kota, agar tidak berdampak negatif akan tetapi berdampak positif terhadap kesejahteraan penduduknya maka perlu dilakukan berbagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Misalnya jiwa kewirausahaan masyarakat, yang juga perlu dipacu sehingga kreativitas merekapun senantiasa berkembang. Evaluasi Kebijaksanaan Promosi Program Keluarga Berencana Di Kota Bandar Lampung Pelaksanaan program keluarga berencana ikut berperan dalam mengatur jumlah dan waktu kelahiran anak, sehingga akan berdampak pada pembinaan keluarga terutama yang berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas hidupnya, tidak hanya pangan, sandang dan papan, tetapi juga kualitas pendidikan anak dan keluarganya. Perkembangan Pengguna Peserta KB di Kota Bandar Lampung Hasil penelitian mengenai peserta kelurga berencana sesuai dengan alat kontrasepsi yang digunakan sejak tahun 2008 hingga tahun 2011 adalah sebagai berikut. Tabel 5.1 Peserta KB berdasarkan Alat Kontrasepsi yang Digunakan Di Bandar Lampung 2008 No Kecamatan Jenis Kontrasepsi IUD MOW MOP Kondom Suntik Pil Implan 1 Teluk Betung Selatan 580 11 269 730 3854 2863 74 8381 2 Teluk Betung Utara 1364 31 310 471 2537 2251 126 7090 3 Tanjung Karang Timur 710 32 213 437 3199 2313 71 6975 4 Tanjung Karang Barat 1203 13 175 705 1805 2000 56 5957 5 Tanjung Karang Pusat 946 17 325 283 3122 2779 158 7630 6 Teluk Betung Barat 380 7 83 535 2400 2094 16 5515 7 Kedaton 1945 38 352 159 3130 2873 83 8580 8 Sukarame 1203 15 216 285 3003 2985 111 7818 9 Panjang 342 16 90 627 2772 2808 89 6744 10 Kemiling 899 22 132 612 2206 2240 50 6161 11 Sukabumi 851 35 132 137 2116 2066 191 5528 12 Tanjung Karang Selatan 675 6 95 239 885 1317 37 3254 13 Rajabasa 508 8 45 179 677 1309 25 2751 11606 251 2437 5399 31706 29898 1087 82384 Prosentase 14,09 0,30 2,96 6,55 38,49 36,29 1,32 100,00

Berdasarkan Tabel 5.1, terlihat bahwa pada tahun 2008 di Kota Bandar Lampung, peserta Keluarga Berencana sebagian besar menggunakan Alat Suntik (38,49%), kemudian Pil (36,29%), lalu IUD (14,09%), sedangkan MOW,MOP, Kondom dan Implan berkisar antara 0,3% hingga 6,55 %. Tabel 5.2 Peserta KB berdasarkan Alat Kontrasepsi yang Digunakan Di Bandar Lampung 2009 No Kecamatan Jenis Kontrasepsi IUD MOW MOP Kondom Suntik Pil Implan 1 Teluk Betung Selatan 586 43 237 75 3903 2901 746 8491 2 Teluk Betung Utara 1380 31 310 125 2550 2260 504 7160 3 Tanjung Karang Timur 724 32 215 70 3171 2514 461 7187 4 Tanjung Karang Barat 1209 3 174 55 1797 2064 708 6010 5 Tanjung Karang Pusat 1003 17 325 158 3457 2816 316 8092 6 Teluk Betung Barat 380 7 80 16 2371 2271 524 5649 7 Kedaton 1961 38 351 85 3106 2850 167 8558 8 Sukarame 1226 15 227 135 3187 3215 316 8321 9 Panjang 333 16 88 86 2802 2883 624 6832 10 Kemiling 899 22 133 51 2213 2240 612 6170 11 Sukabumi 870 37 135 250 2211 2247 146 5896 12 Tanjung Karang Selatan 692 6 92 37 812 1200 268 3107 13 Rajabasa 515 6 45 23 687 1325 223 2824 11778 273 2412 1166 32267 30786 5615 84297 Prosentase 13,97 0,32 2,86 1,38 38,28 36,52 6,66 100,00 Berdasarkan Tabel 5.2, terlihat bahwa pada tahun 2009 di Kota Bandar Lampung, peserta Keluarga Berencana sebagian besar menggunakan Alat Suntik (38,28%), kemudian Pil (36,52%), lalu IUD (13,97%). Sedangkan MOW, MOP, Kondom dan Implan berkisar antara 0,32 % hingga 6,6%. Tabel 5.3 Peserta KB berdasarkan Alat Kontrasepsi yang Digunakan Di Bandar Lampung 2010 No Kecamatan Jenis Kontrasepsi IUD MOW MOP Kondom Suntik Pil Implan 1 Teluk Betung Selatan 617 237 43 75 3996 2945 798 8711 2 Teluk Betung Utara 1207 310 25 128 2271 2068 550 6559 3 Tanjung Karang Timur 730 215 32 72 3191 2527 485 7252 4 Tanjung Karang Barat 1216 131 9 74 1862 2137 648 6077 5 Tanjung Karang Pusat 1112 325 17 153 3508 3092 330 8537 6 Teluk Betung Barat 362 68 10 29 2328 2253 606 5656 7 Kedaton 1965 351 39 95 3112 3181 168 8911 8 Sukarame 1228 229 16 38 3410 3110 327 8358 9 Panjang 333 88 16 86 2835 2928 651 6937 10 Kemiling 898 132 26 65 2524 2619 614 6878 11 Sukabumi 890 132 38 4 2244 2557 156 6021 12 Tanjung Karang Selatan 763 67 2 47 1030 1430 262 3601 13 Rajabasa 593 45 4 25 882 1962 275 3786 11914 2330 277 891 33193 32809 5870 87284 Prosentase 13,65 2,67 0,32 1,02 38,03 37,59 6,73 100,00