Analisis Dan Perancangan Sistem ( Systems Analysis And Design)

dokumen-dokumen yang mirip
Bagian 4 Normalisasi. Kuliah Basis Data Pra S2 Ilmu Komputer - FMIPA Drs. Agfianto Eko Putra, M.Si.

Menurut E.F. Codd: Normalisasi dipakai untuk membuat struktur tabel (relasi) dalam basis data mengurangi kemubaziran data; Kadang dipakai sebagai

BAB 6 BENTUK BENTUK NORMALISASI

20 Bhs.Jepang Misalnya akan dibuka kursus baru yaitu Bhs.Jerman dengan biaya akan tetapi belum ada seorangpun yang ikut kursus ini, shg

BASIS DATA (BS203) NORMALISASI. fb: NDoro Edi. Page 1

Perancangan Database Bagian II (Normalisasi( Normalisasi) TUJUAN PEMBELAJARAN

Perancangan Basis Data

BASIS DATA (BS203) NORMALISASI. fb: NDoro Edi. Page 1

Normalisasi Lanjut. I. Review Normalisasi

NORMALISASI BASISDATA 2

Contents. Normalisasi. Bentuk Normalisasi. Dependency. Status Kunci (Key) Dekomposisi

STK 572 Manajemen Data Statistik. Tim Dosen: Dr. Farit Muhammad Affendi Dr. Agus M Soleh

ANOMALI. Terlihat ada ketidak konsistenan. Fakta pertama menyatakan bahwa pemasok citra berlokasi di Bogor, tetapi fakta kedua menyatakan di Bandung.

BASIS DATA. Desain Database dan Normalisasi. Fakultas Ilmu Komputer UDINUS

Database System 4 Normalization

NORMALISASI. Basis Data. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom

Tujuan Umum Tujuan Khusus Pokok Bahasan/Materi

NORMALISASI. By Mrs Imana Malia Kondou

Normalisasi. Didi Supriyadi, S.T., M.Kom Pertemuan ke-6

ANOMALI. Anomali ada 3 jenis yaitu: Anomali pengubahan Anomali penyisipan Anomali penghapusan

MODEL RELASI DAN NORMALISASI DATABASE

Normalisasi Donny Yulianto, S.Kom

Teknik Normalisasi. Normalisasi adalah proses pengelompokan atribute-atribute dari suatu relasi sehingga membentuk WELL STRUCTURE RELATION.

Materi 5 BASIS DATA 3 SKS Semester 4 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2016 Nizar Rabbi Radliya

Normalisasi. Normalisasi. Normalisasi. Tabel Universal. Tabel Universal 02/12/2010. (Pert. 8) Normalisasi

Basis Data 1 - TIS3333

Dibuat oleh: Tim Pengajar Basis Data

PERANCANGAN BASIS DATA

SISTEM BASIS DATA. Pertemuan 5. 3 SKS Semester 2 S1 Sistem Informasi Nizar Rabbi Radliya

Bentuk normal pertama (1NF) untuk menghilangkan atribut bernilai jamak. Bentuk normal kedua (2NF) untuk menghilangkan kebergantungan parsial.

SISTEM BASIS DATA AUB SURAKARTA

DESAIN DATABASE DAN NORMALISASI

Desain Sistem Basis Data. 1. Struktur Basis Data 2. Normalisasi Data 3. ERD (entity relationship diagram)

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ditujukan untuk meneliti objek-objek yang terlibat dalam

Materi 4 BASIS DATA 3 SKS Semester 4 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2016 Nizar Rabbi Radliya

OVERVIEW BASIS DATA RELASIONAL. Oleh: Ir. M. Ramadhan, MT

C H A P T E R. Copyright 2005 PENS-ITS

Pertemuan 7-8 NORMALISASI

Copyright 2005 PENS-ITS C H A P T E R

Database desain juga termasuk diagram ER (Entity-hubungan model). Diagram ER adalah diagram yang membantu merancang database secara efektif dan

Teknik dan Penerapan Normalisasi

PERTEMUAN 6. Normalisasi Database (Conoly-chap 14) (Ramakisman -chap 15)

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Bandung yang beralamat di jalan Tubagus Ismail Raya No. 22 Dago Bandung.

Modul 9 : Normalisasi 1st NF sampai dengan BCNF

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk

Normalisasi Data. Author : Minarni, S.Kom.,MM

Pertemuan 5 TEHNIK NORMALISASI

BASIS DATA Mia Fitriawati, S.Kom., M.Kom.

Copyright 2005 PENS-ITS C H A P T E R. Normalisasi Database

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk

BAB V. dimengerti, mudah dipelihara, mudah memprosesnya, dan mudah untuk dikembangkan sesuai kebutuhan baru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. objek-objek yang saling berelasi dan berinteraksi serta hubungan antar

NORMALISASI BASISDATA 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat

Normalisasi 1 Normalisasi 2 Normalisasi 3 BCNF

C H A P T E R 5-8. Normalisasi Database. Arif Basofi, S.Kom, MT.

NORMALISASI. Dr.Budi Setiyono, MT

ANALISA RANCANGAN DATABASE

Pendekatan Normalisasi

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian penulis ialah Universitas Komputer Indonesia

Pertemuan VII Normalization (1) Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika. Caca E. Supriana, S.Si.,MT.

Normalisasi Database

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek penelitian penulis ialah SMK PGRI 3 Cimahi, yakni Sejarah Singkat SMK PGRI 3 Cimahi

SISTEM BASIS DATA. Pertemuan 3. Nizar Rabbi Radliya 3 SKS Semester 2 S1 Sistem Informasi

NORMALISASI UNTUK BASIS DATA RELASIONAL

2. First Normal Form (1NF) Suatu tabel dianggap normal ke satu (1NF) jika : - Tidak terdapat baris yang bernilai ganda atau duplikat.

Normalisasi. Normalisasi adalah proses pembentukan struktur basis data sehingga sebagian besar ambiguity bisa dihilangkan.

NORMALISASI BASIS DATA. Institut Teknologi Sumatera

Pertemuan 5 TEHNIK NORMALISASI

HUBUNGAN PERALATAN PENDUKUNG SISTEM PADA CONTOH KASUS PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN DATA ORDER PAKAIAN BERBASIS KOMPUTER PADA BINATU KSH

PARADIGMA VOL. IX. NO. 2, APRIL 2007

Mengotimalisasi redundansi Menghilangkan anomali

Yang di bahas pada bab ini : Perancangan Database Konseptual. Perancangan Database Fisik. Entity Relationship Diagram Normalisasi

VISUAL PROGRAMMING 2. bangdanu.wordpress.com. By: Danu Wira Pangestu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Materi 3 BASIS DATA 3 SKS Semester 4 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2016 Nizar Rabbi Radliya

Normalisasi Basis Data

BAB IV Normalisasi Data

PERANCANGAN BASIS DATA PERTEMUAN KE -3. Rauf Fauzan, S.Kom.,M.Kom

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk

NORMALISASI DAN TUGAS PRAKTEK

NORMALISASI DATA. Basis Data

MODUL 1 SEPUTAR PERANCANGAN DATABASE. 1.1 Entity-Relationship Model (ER Model) dan Entity Relationship Diagram (ERD)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NORMALISASI DAN TUGAS PRAKTEK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I NORMALISASI DATABASE

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Pengertian Normalisasi, Jenis-jenis Normalisasi Dan Contoh Penerapannya.

NORMALISASI DATA POKOK BAHASAN. Pendahuluan

bergantung pada keberadaan entitas lainnya[9]. relasi yang merekatkan dua entitas adalah bersifat

SISTEM BASIS DATA (Lanjutan) :

Materi 4 PERANCANGAN BASIS DATA (PBD) 3 SKS Semester 5 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2014 Nizar Rabbi Radliya

BAB 7 ENTITY MODELLING 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ladjamudin (2005) Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai

SISTEM BASIS DATA. Pertemuan 4. 3 SKS Semester 2 S1 Sistem Informasi Nizar Rabbi Radliya

Normalisasi adalah salah satu pendekatan logical design dari suatu database relational, dan tampaknya sedikit memiliki kemiripan dengan model ER.

BAB II LANDASAN TEORI. membentuk satu kesatuan untuk mencapai satu tujuan tertentu. Dapat dilihat dari. menekankan pada komponen atau elemennya.

Transkripsi:

BAB 10 Designing Database Table 2 Selain cara pada bab sebelumnya, (bab 9) metodologi tersendiri untuk menciptakan struktur table (relasi) dalam basis data (analisis peracangan sistem) dengan tujuan untuk mengurangi kemubaziran data, normalisasi terkadang hanya dipakai sebagai perangkat verifikasi terhadap table-tabel yang dihasilkan oleh metodologi ERD. Normalisasi memberikan panduan yang sangat membantu bagi pengembang untuk mencegah penciptaan struktur table yang kurang fleksibel atau mengurangi ketidakefisienan. Kroenke Mendefinisikan normalisasi sebagai proses untuk mengubah suatu relasi yang memiliki masalah kedalam dua buah relasi atau lebih yang tak memiliki masalah tersebut. Masalah yang dimaksud olek kroenke ini sering disebut dengan istilah anomaly. ANOMALI Yaitu proses pada database yang memberikan efek samping yang tidak diharapkan (misalnya menyebabkan ketidakkonsistenan data atau membuat sesuatu data menjadi hilang ketika data lain dihapus). 1. ANOMALI PEREMAJAAN Anomali ini terjadi bila terjadi pengubahan pada sejumlah data yang mubazir, tetapi tidak seluruhnya diubah. Sebagai contoh, terdapat relasi ORDER yang mengandung data Pemasok dan kota yang menyatakan lokasi pemasok, barang dan jumlah yang menyatakan nama barang dan jumlah barang yang dipesan. PEMASOK KOTA BARANG JUMLAH Veri Medan Pen Disk 12 Mawar Bandung Jazz drive 5 Kia Jakarta Motherboard 6 Mawar Bandung CPU 8 Relasi ORDER Seandainya pemasok Mawar berpindah ke kota lain, misalnya ke PADANG, dan pengubahan hanya dilakukan pada data pertama (data pemasok mawar pada relasi Order ada dua buah), maka hasilnya seperti yang terlihat dibawah ini : PEMASOK KOTA BARANG JUMLAH Veri Medan Pen Disk 12 Mawar Padang Jazz drive 5 Kia Jakarta Motherboard 6 Mawar Bandung CPU 8 Relasi setelah adanya Pengubahan Terlihat bahwa ada ketidakkonsistenan. Fakta pertama menyatakan bahwa pemasok Mawar di Padang, tetapi fakta kedua menyatakan bahwa pemasok mawar berada di 11

Bandung. Mana yang benar? keadaaan inilah yang menyatakan adanya ketidak konsistenan. 2. ANOMALI PENYISIPAN Anomali penyisipan terjadi jika pada saat penambahan hendak dilakukan ternyata ada elemen yang masih kosong dan elemen data tersebut justru menjadi kunci. Sebagai contoh, terdapat relasi yang berisi tiga buah atribut. NM-MTK, GEDUNG, KELAS NM-MTK GEDUNG KELAS DATABASE ADV. F F 1.2 DATA Comunication E E 1.1 Technology Inf. System D D 1.1 Architecture Computer A A 1.4 M I S F F 1.4 System Analysis & Design E E 1.3 Database System F F 1.1 Relasi yang menimbulkan anomali penyisipan Relasi diatas menyatakan bahwa NM-MTK mengunakan GEDUNG tertentu (misal Database Adv. mengunakan gedung F) Suatu gedung berada pada kelas tertentu (misalnya gedung F terdapat kelas F 1.2) Masalahnya, bagaimana caranya meyimpan fakta bahwa F 1.1 yang terdapat pada gedung F?. Penyisipan tidak dapat dilakukan mengingat tak informasi NM-MTK yang menggunakan tersebut. Kasus serupa dapat dilihat pada relasi berikut ini : NIM NM-KURSUS BIAYA 200401 English Class 100000 200401 Merakit Computer 150000 200401 Microsoft Office 99000 200401 Service Monitor 120000 200402 Merakit Computer 150000 200402 Microsoft Office 99000 200403 Networking 175000 Contoh relasi yang menimbulkan anomaly penyisipan Relasi diatas mencatat kursus-kursus yang dikuti oleh siswa (misalnya 200401 mengambil kursus English class, merakit computer, Microsoft office, service monitor) selain juga menyatakan biaya kursus (misalnya biaya kursus English class adalah 100000). Masalah akan timbul apabila dibuka kursus baru, misalnya Bahasa Rakitan dengan biaya sebesar 80000, akan tetapi untuk sementara belum seorang pun yang mengambil kursus ini. Akibatnya, data kursus baru itu tidak dapat dicatat. 3. ANOMALI PENGHAPUSAN 12

Anomali penghapusan terjadi sekiranya sesuatu baris (tuple) yang tak terpakai dihapus dan sebagai akibatnya data lain yang hilang. Dengan mengambil contoh relasi kursus diatas, apa yang terjadi seandainya data bahwa siswa dengan identitas 200403 yang mengambil kursus Networking dihapus? Data yang menyatakan biaya kursus networking sebesar 175000 juga akan terhapus. DEPENDENSI (KETERGANTUNGAN) Dependensi merupakan konsep yang mendasari normalisasi. Dependensi menjelaskan hubungan antara attibut atau secara lebih khusus menjelaskan nilai suatu atribut yang menentukan nilai atribut lainnya. Dependensi ini kelak menjadi acuan bagi pendekomposisian data ke dalam bentuk yang paling efisien. 1. DEPENDENSI FUNGSIONAL Adalah macam dependensi yang banyak diulas pada literature Database. Dependensi Fungsional didefinisikan Sebagai berikut : Suatu atribut mempunyai dependensi fungsional terhadap atribut X jika dan hanya jika setiap nilai X berhubungan dengan sebuah nilai Y Contoh : Relasi ORDER-JUAL dinotasikan dengan ORDER-JUAL ( PEMBELI, KOTA, BARANG, JUMLAH) Yang artinya bahwa relasi ORDER-JUAL mengandung attribute PEMBELI, KOTA, BARANG dan JUMLAH. Sample data pada relasi ini dapat dilihat pada table berikut PEMBELI KOTA BARANG JUMLAH P1 Padang B1 12 P1 Padang B2 6 P2 Bukittinggi B1 10 P2 Bukittinggi B2 20 P2 Bukittinggi B3 6 P3 P.Panjang B3 12 P3 P.Panjang B4 4 Pada contoh diatas, pembeli secara fungsional menentukan Kota, sebab terlhat bahwa untuk pembeli yang sama, Kotanya juga sama dengan demikian : Contoh yang lain : PEMBELI KOTA { Pembeli, Barang} JUMLAH { Pembeli, Barang} KOTA { Pembeli, Barang} {JUMLAH,KOTA} 13

Bagian yang terletak disebelah kiri panah biasa disebut penentu (determinan) dan bagian yang terletak disebelah kanan panah disebut yang tergantung (dependen) Tanda { } biasa digunakan kalau ada lebih dari satu atribut, baik pada penentu maupun yang tergantung. 2. DEPENDENSI FUNGSIONAL SEPENUHNYA Definisi dependensi fungsional sepenuhnya adalah sebagai berikut : Suatu atribut Y mempunyai dependensi fungsional penuh terhadap atribut X jika : Y mempunyai dependensi fungsional terhadap X Y tidak memiliki dependensi terhadap bagian dari X Sebagai contoh terdapat relasi PELANGGAN : PELANGGAN( KD-PEL,NAMA,KOTA,NO-FAX) Pada relasi ini : 1. {KD-PEL, KOTA} NO-FAX 2. KD-PEL NO-FAX Mengingat bahwa NO-FAX bergantung pada {KD-PEL,KOTA} kondisi 1, dan juga bergantung pada KD-PEL kondisi 2, yang tidak lain adalah bagian dari {KD-PEL, KOTA}, maka NO-FAX tidaklah mempunyai dependensi fungsional sepenuhnya terhadap {KD-PEL, KOTA}. Dengan kata lain NO-FAX hanya mempunyai dependensi fungsional terhadap KD-PEL. Berkaitan dengan hal ini terdapat istilah irreducible dependent atau dependensi yang tak dapat dibagi lagi. Istilah ini identik dengan dependensi fungsional sepenuhnya (full Functional dependent) atau terkadang hanya disebut dependensi sepenuhnya (fully Dependent). 3. DEPENDENSI TOTAL Pengertiannya adalah : Suatu attribute Y mempunyai dependensi total terhadap attribut X jika : Y Memiliki dependensi fungsional terhadap X X mempunyai dependensi fungsional terhadap Y Contoh KD-PEM NAMA KOTA K1 Kamal Padang K2 Kamelia Payakumbuh K3 Kartini Batusangkar Jadi : KD-PEM < ---- > NAMA Dengan asumsi bahwa tak ada nama pemasok yang sama 14

4. DEPENDENSI TRANSITIF, Attribut Z mempunyai dependensi transitif terhadap X bila : Y memiliki dependensi fungsional terhadap X Z Memiliki dependensi fungsional terhadap Y Contoh : NM-MTK GEDUNG KELAS WAKTU VISUAL BASIC A A 1.1 Senin, 8 10 ORACLE B B 1.2 Selasa 10 12 BORLAND C++ C C 1.2 Rabu 8 10 DELPI A A 1.1 Selasa 8-10 Jadi relasi nya adalah : Terlihat bahwa NM-MTK -- { Gedung, Waktu } GEDUNG -- Kelas NM-MTK -- GEDUNG --- KELAS Dengan demikian KELAS mempunyai dependensi transitif terhadap NM-MTK DIAGRAM DEPENDENSI FUNGSIONAL Diagram dependensi fungsional adalah diagaram yang digunakan untk menggambarkan dependensi fungsional. Diagram ini menunjukan hubungan antara attribute yang menjadi penentu attribute lainnya. Dengan hubungan yang dinyatakan dengan tanda panah. Sebagai contoh, dependensi fungsional pada relasi yang terdapat conoth diatas, dapat disajikan dalam diagram dependensi fungsional sebagaimana berikut ini : NM-MTK GEDUNG WAKTU KELAS DEKOMPOSISI TAK HILANG Pada proses normalisasi seringkali terjadi pemecahan sebuah relasi menjadi dua relasi atau lebih. Proses pemecahan seperti ini biasa disebut dengan dekomposisi. Secara lebih khusus, macam dekomposisi yang dilakukan adalah dekomposisi tak hilang, yang artinya bahwa tak ada informasi yang hilang ketika relasi dipecah menjadi relasi-relasi lain. Contoh Bentuk relasi awal 15

NOBP NAMA PROG-STUDI 200401 DICKY AKT 200402 NIA AKT 200403 DIDIT MNJ 200404 DICKY MNJ 200405 RINDU EP Bentuk dekomposisi tak hilang : RELASI -1 RELASI - 2 NOBP NAMA NOBP PROG-STUDI 200401 DICKY 200401 AKT 200402 NIA 200402 AKT 200403 DIDIT 200403 MNJ 200404 DICKY 200404 MNJ 200405 RINDU 200405 EP Bentuk dekomposisi tak hilang : RELASI -1 RELASI - 2 NOBP NAMA NAMA PROG-STUDI 200401 DICKY DICKY AKT 200402 NIA NIA AKT 200403 DIDIT DIDIT MNJ 200404 DICKY DICKY MNJ 200405 RINDU RINDU EP BENTUK NORMAL Aturan-aturan normalisasi dinyatakan dalam istilah bentuk normal. Bentuk normal adalah suatu aturan yang dikenakan pada relasi-relasi dalam database dan harus dipenuhi oleh relasi-relasi tersebut pada level-level normalisasi. Suatu relasi dikatakan berada dalam bentuk normal tertentu jika memenuhi kondisi-kondisi tertentu. 1. Bentuk Normal Pertama Definisi Bentuk normal pertama (1 NF) : Suatu relasi dikatakan dalam bentuk normal pertama jika dan hanya jika setiap attribut bernilai tunggal untuk setiap baris. Bentuk normal pertama dikenakan pada table yang belum ternormalisasi. Tabel yang belum ternormalisasi adalah table yang memiliki attribute yang berulang. Sebagai contoh berikut ini data dalam keadaan belum ternormalisasi. NIM NAMA JABATAN KEAHLIAN LAMA (TH) 200401 IDWAR ANALYST YUNIOR DATABASE 5 16

COBOL 8 200402 AMSAL ANALYST SENIOR SYS. ANALYST DESIGN SYS 10 8 200403 SUMIJAN PROGRAMMER COBOL 10 VISUAL BASIC BORLAND C++ 5 4 Pada contoh diatas, keahlian menyatakan attribute yang berulang (misalnya, Sumijan memiliki 3 keahlian dan Idwar memiliki 2 keahlian ). Bentuk seperti ini perlu diubah menjadi bentuk normal pertama. Data yang tak ternormalisasasi pada data diatas dapat diubah ke dalam bentuk normal pertama dengan cara membuat setiap baris berisi kolom dengan jumlah sama dan setiap kolom hanya mengandung satu nilai. Data yang ada diatas perlu diubah menjadi relasi 1 NF. NIM NAMA JABATAN KEAHLIAN LAMA (TH) 200401 IDWAR ANALYST YUNIOR DATABASE 5 200401 IDWAR ANALYST YUNIOR COBOL 8 200402 AMSAL ANALYST SENIOR SYS. ANALYST 10 200402 AMSAL ANALYST SENIOR DESIGN SYS. 8 200403 SUMIJAN PROGRAMMER COBOL 10 200403 SUMIJAN PROGRAMMER VISUAL BASIC 5 200403 SUMIJAN PROGRAMMER BORLAND C++ 4 CONTOH LAIN ( Belum normal 1 NF) NO- TGL-PES ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 TOTAL PES S01 01/04/04 P1 P2 P3 P4 99000 S02 01/04/04 P3 P5 P6 120000 S02 04/04/04 P1 P2 77000 Dirubah jadi 1 NF NO-PES TGL-PES ITEM TOTAL S01 01/04/04 P1 99000 S01 01/04/04 P2 99000 S01 01/04/04 P3 99000 S01 01/04/04 P4 99000 S02 01/04/04 P3 120000 S02 01/04/04 P5 120000 17

S02 01/04/04 P6 120000 S03 04/04/04 P1 77000 S03 04/04/04 P2 77000 2. Bentuk Normal Kedua Definisi Bentuk Normal Kedua ( 2 NF) berdasarkan dependensi Fungsional Suatu relasi berada dalam bentuk normal kedua jika dan hanya jika : Suatu relasi berada dalam bentuk normal pertama Semua attribut bukan kunci memiliki dependensi sepenuhnya terhadap kunci primer Atribut bukan kunci adalah atribut yang tidak merupakan bagian kunci primer Dalam ungkapan yang lebih praktis, bentuk normal kedua mensyaratkan setiap attirbut bergantung kepada kunci primer. Relasi dari contoh diatas tidak tergolong sebagai bentuk normal kedua, meskipun memenuhi persyaratan bentuk 1 NF. Perhatikan bahwa NAMA dan JABATAN mempunyai dependensi sepenuhnya terhadap NIM (sebab untuk setiap nilai NIM yang sama, NAMA dan JABATAN juga sama). Namun tidak demikian halnya dengan KEAHLIAN dan LAMA. Untuk mengubah suatu relasi yang tergolong sebagai bentuk normal pertama ke bentuk 2 NF perlu dilakukan dekomposisi terhadap relasi tersebut. Proses dekomposisi dapat dilakukan dengan menggambarkan diagram dependensi fungsional terlebih dahulu. Berdasarkan diagram ini, relasi dalam bentuk 1 NF dipecah menjadi sejumlah relasi. Contoh NIM NAMA JABATAN KEAHLIAN LAMA (TH) 200401 IDWAR ANALYST YUNIOR DATABASE 5 200401 IDWAR ANALYST YUNIOR COBOL 8 200402 AMSAL ANALYST SENIOR SYS. ANALYST 10 200402 AMSAL ANALYST SENIOR DESIGN SYS. 8 200403 SUMIJAN PROGRAMMER COBOL 10 200403 SUMIJAN PROGRAMMER VISUAL BASIC 5 200403 SUMIJAN PROGRAMMER BORLAND C++ 4 Diagram Dependensi Fungsio nal dari table diatas a dalah sbb: NAMA JABATAN NIM KEAHLIAN LAMA 18

Diagram dependensi fungsional diatas menjelaskan bahwa : NAMA dan JABATAN memiliki dependensi fungsional terhadap NIM LAMA mempunyai dependensi fungsional terhadap gabungan NIM dan KEAHLIAN Berdasarkan diagram dependensi fungsional tersebut, pendekomposisiannya menghasilkan dua buah relasi, yaitu : RELASI 1 dan RELASI 2 R ELASI-1 ( NIM, NAMA, JABATAN ) RELASI-2 ( NIM, KEAHLIAN, LAMA) Pada kedua relasi diatas, tanda garis bawah digunakan untuk menyatakan kunci primer masing-masing relasi. Dengan pendekomposisian seperti diatas, isi kedua relasi tersebut akan berupa sebagaimana hasil berikut ini. RELASI-1 RELASI-2 NIM KEAHLIAN LAMA (TH) 200401 DATABASE 5 200401 COBOL 8 200402 SYS. ANALYST 10 200402 DESIGN SYS. 8 200403 COBOL 10 200403 VISUAL BASIC 5 200403 BORLAND C++ 4 Begitu juga untuk data tabel yang kedua diatas : Untuk menggambarkan proses dekompisisi relasi yang tergolong dalam bentuk normal pertama ke bentuk normal kedua adalah : R ( A, B, C, D) Kunci Primer A -- D NIM NAMA JABATAN 200401 IDWAR ANALYST YUNIOR 200402 AMSAL ANALYST SENIOR 200403 SUMIJAN PROGRAMMER (A, B) R dapat digantikan dengan dua proyeksi R1 dan R2 R1 ( A, D ) KUNCI PRIMER ( A ) 19

R2 ( A, B, C ) KUNCI Primer ( A, B) KUNCI TAMU ( A ) Referensi R1 Analisis Dan Perancangan Sistem Contoh adalah sebagai berikut : NO-PES TGL-PES ITEM TOTAL S01 01/04/04 P1 99000 S01 01/04/04 P2 99000 S01 01/04/04 P3 99000 S01 01/04/04 P4 99000 S02 01/04/04 P3 120000 S02 01/04/04 P5 120000 S02 01/04/04 P6 120000 S03 04/04/04 P1 77000 S03 04/04/04 P2 77000 TABEL BERADA dalam 1 NF Maka akan diperoleh dua relasi : ORDER-1 ( NO-PES, TGL-PES, TOTAL) ORDER-2 ( NO-PE S, ITEM) Dalam hal ini NO-PES bertindak ebagai kunci primer ORDER-1 dan gabungan NO-PES dan ITEM bertindak sebagai kunci primer pada ORDER-2. Pada ORDER-2, NO-PES menjadi kunci tamu yang mereferensi ke ORDER-1. ORDER-1 NO-PES TGL-PES TOTAL S01 01/04/04 99000 S02 01/04/04 120000 S03 04/04/04 77000 ORDER-2 NO-PE S S01 S01 S01 S01 S02 S02 S02 S03 S03 ITEM P1 P2 P3 P4 P3 P5 P6 P1 P2 20

Relasi hasil dekomposisi yang memenuhi bentuk 1 NF Masalah yang masih sering terjadi pada relasi yang tergolong pada bentuk normal kedua diakibatkan oleh adanya dependensi transitif. Dependensi transitif mengakibatkan kemungkinan munculnya permasalahan sebagaimana pada bentuk 1 NF ( bentuk normal pertama). 3. BENTUK NORMAL KETIGA Pengertian bentuk 3 NF adalah Suatu relasi dikatakan dalam bentuk normal ketiga (3NF) jika : Berada dalam bentuk normal kedua Setiap atribut bukan kunci tidak memiliki dependensi transitif terhadap kuncii primer RELASI-1 dan RELASI-2 pada contoh sebelumnya memenuhi criteria definisi, sehingga kedua relasi tersebut masuk ke dalam bentuk normal ketiga. Begitu juga halnya dengan ORDER-1 dan ORDER-2 Contoh suatu relasi yang memenuhi bentuk normal kedua tetapi tidak memenuhi bentuk normal ketiga dapat dilihat pada contoh berikut : NO-PES NO-URUT KD-ITEM NM-ITEM S01 01 P1 CD-ROOM S01 02 P2 KEYBOARD S01 03 P3 MOUSE S01 04 P4 SPEAKER S02 01 P3 MOUSE S02 02 P5 FLASH DISK S02 03 P6 ZIP S03 01 P1 CD-ROOM S03 02 P2 KEYBOARD Tabel ini m emenuhi bentuk 2 NF, tapi tidak memenuhi bentuk 3 NF Pada contoh diatas, kunci primer relasi berupa gab ungan NO-PES dan NO-URUT. Baik KD-ITEM maupun NM-ITEM mempu nyai dependensi fungs ional terhadap kunci primer tersebut. Namun perlu diperhatikan bahwa bila KD-ITEM bernilai sama, NM-ITEM juga bernilai sama. Hal ini menunjukan adan ya suatu dependensi diantara kedua atribut tersebut. Lalu manakah yang memjadi penentu.? Apakah Kd-ITEM bergantung pada NM-ITEm atau sebaliknya? Suatu item bisa saja memiliki nama sama, tetapi mempunyai karakteristik yang berbeda. Sebagai contoh, dua mobil bisa saja diberi nama sama, tetapi masing-masing mempunyai warna tersendiri. Pada keadaan seperti ini tidaklah bisa dikatakan bahwa NM-ITEM yang menentukan KD-ITEM. Lebih tepat kalau KD-ITEM yang menjadi penetu. Jadi NM-IT EM memiliki dependensi fungsional terhadap KD-ITEM. Adanya dependensi NM-ITEM terhadap KD-ITEM pada relasi ini menunjukan bahwa NM-ITEM tidak memiliki dependensi secara lansung terhadap kunci 21

primer (Gabungan NO-PES dan NO-URUT). Dengan kata lain NM-ITEM memiliki dependensi transitif terhadap kunci primer. Agar relasi dari tabel diatas memenuhi Bentuk normal 3 NF maka diperlukan langkah normalisasi dengan mengikuti pendekatan : Bila terdapat relasi R ( A, B, C ) Kunci Primer ( A ) atau B --- C Maka relasi R dapat digantikan dengan dua proyeksi R1 dan R2 dengan bentuk sbb: R1 ( B, C ) Kunci Primer ( B ) R2 ( A, B ) Kunci Primer ( A ) Kunci Tamu ( B ) Referensi R1 Denga n menggunakan pendekatan diatas, maka relasi pada tabel diatas dapat didekomposisi menjadi 2 relasi sebagaimana diperlihatkan pada hasil berikut ini : R1 NO-PES NO-URUT KD-ITEM S01 01 P1 S01 02 P2 S01 03 P3 S01 04 P4 S02 01 P3 S02 02 P5 S02 03 P6 S03 01 P1 S03 02 P2 R2 KD-ITEM NM-ITEM P1 CD-ROOM P2 KEYBOARD P3 MOUSE P4 SPEAKER P5 FLASH DISK P6 ZIP Dekomposisi yang menghasilkan relasi-relasi bentuk 3 NF 4. BENTUK NORMAL BOYCE-CODD (BCNF) Definisi : Suatu relasi disebut me me nuhi bentuk BCNF jika dan hanya jika semua penentu (determinan) adalah kunci kandidat (atribut yang bersifat unik). 22

BCNF merupakan bentuk normal sebagai perbaikan terhadap 3 NF. Suatu relasi yang memenuhi BCNF, tetapi tidak untuk sebaliknya. Suatu relasi yang memenuhi 3NF belum tentu memenuhi BCNF. Dalam banyak literature disebutkan bahwa BCNF adalah perbaikan dari 3 NF, karena bentuk normal ketigapun mungkin masih mengandung anomaly sehin gga masih perlu dinormalisasi lebih lanjut. Lihat contoh sbb : NM-MHS NM-MTK DOSEN KIA ANALYSIS AMSAL KIA MIS IDWAR MAWAR ANALYSIS AMSAL VERI MIS SARJON Relasi TABEL diatas yang memenuhi 3 NF tapi tidak memenuhi BCNF Relasi diatas didasarkan oleh fakta : Seorang mhs dapat mengambil mtk Setiap Dosen hanya mengajar pada sebuah NM-MTK (contoh, AMSAL hanya mengajar ANALYSIS). Setiap Mhs pada setiap MTK hanya diajar oleh seorang dosen ( DOSEN MIS pada kelas KIA hanyalah IDWAR Suatu MTK yang sama bisa saja mem iliki lebih dari satu Dosen (contoh. Ada kelas MTK MIS yang diajar oleh IDWAR dan SARJON Pada keadaan ini kunci relasi TABEL berupa gabungan : NM-MHS dan NM-MTK NM-MHS dan DOSEN Relasi TABEL memenuhi Bentuk 3 NF. Mengapa? seab tak ada dependensi transitif pad a relasi tersebut. Namun relasi TABEL tidak memenuhi BCNF, karena adanya diterminan DOSEN ( yang menentukan NM-MTK) dan determinan ini tidak berdiri sebagai kunci kandidat. NM-MHS DOSEN NM-MTK Diagram dependensi fungsional pada relasi TABEL Relasi tabel masih menimbulkan anomali. Sebagai contoh bila baris yang berisi NM- MHS bernama VERI dihapus maka informasi yang menyatakan bahwa SARJON adalah DOSEN MIS akan ikut hilang. 23

Cara mengkonversi relasi yang telah memenuhi bentuk 3 NF ke BCNF adalah : a. carilah semua penentu b. bila terdapat penentu yang bukan berupa kunci kandidat maka : Pisahkan relasi tersebut Buat penentu tersebut sebagai kunci primer Itukah sebabnya agar memenuhi BCNF, relasi TABEL perlu didekomposisi jadi : TABEL-1 (NM-MHS, DOSEN) TABEL-2 (DOSEN, NM-MTK) TABEL-1 TABEL-2 NM-MHS DOSEN DOSEN NM-MTK KIA AMSAL AMSAL ANALYSIS KIA IDWAR IDWAR MIS MAWAR AMSAL SARJON MIS VERI SARJON 5. DEPENDENSI NILAI BANYAK dan BENTUK NORMAL KEEMPAT Dependensi nilai banyak merupakan terjemahan dari multivalued dependency (MVD). Dependensi dipakai pada bentuk $ NF. Dependensi ini dipakai untuk menyatakan hubungan satu ke banyak. NM-MTK DOSEN MATERI Comp. Science IDWAR Pengenalan computer ZULHENDRA Word processing Spreadsheet MIS IDWAR CBIS E-Commerce Technology Tabel menyatakan dependensi nilai banyak Tabel diatas mengungkapkan tentang dosen yang mengajar matakuliah dan materi matakuliah bersangkutan. Sebagai contoh ada 2 dosen yang mengajar comp. science yaitu Idwar dan Zulhendra. Adapun materi matakuliah adalah Pengenalan computer, word processing, spreadsheet. Dari table diatas dapat di NORMALISASI sebagai berikut table itu NM-MTK DOSEN MATERI Comp. Science IDWAR Pengenalan computer Comp. Science IDWAR Word processing Comp. Science IDWAR Spreadsheet Comp. Science ZULHENDRA Pengenalan computer Comp. Science ZULHENDRA Word processing Comp. Science ZULHENDRA Spreadsheet MIS IDWAR CBIS MIS IDWAR E-Commerce Technology Hasil relasi normalisasi terhadap TABLE 24

Masalah relasi yang memenuhi BCNF sebagaimana kasus diatas sebenarnya dapat dipecahkan melalui dekomposisi. Hal ini disebabkan adanya kenyataan bahwa antara dosen dan materi tida ada ketergantungan. Solusi yang tepat terhadap masalah ini dapat diselesaikan dengan konsep dep endensi nilia banyak. Secara umum, dependensi nilai banyak muncul pada relasi yang paling tidak memiliki 3 atau 2 diantaranya bernilai banyak dan nilai-nilainya tergantung hanya pada atribut ketiga. Pada suatu relasi R dengan attribute A,B,C a tribut B dikatakan bersifat multidependen terhadap A jika : Seku mpulan nilai B yang diberikan pada pasangan (A,C) hanya tergantung pada nilai A Tak tergantung pada nilai C Hubungan diatas dinyatakan dengan : A --- >> B Artinya A menentukan banyak nilai B atau B multidependen terhadap A Teorema Fagin yang berkain dengan dependensi nilai banyak : Bila R (A,B,C) merupakan suatu relasi, dengan A,B,C adalah attirbut-atribut relasi tersebut, maka proyeksi dari R berupa (A,B dan (a,c) jika R memenuhi MVD A --- >> B C. Perlu diketahui bila terdapat : A --- >> B A --- >> C Ma ka keduanya dapat ditulis menjadi A --- >> B C NM-MTK Comp. Science Comp. Science MIS A --- >> B DOSEN IDWAR ZULHENDRA IDWAR NM-MTK Comp. Science Comp. Science Comp. Science MIS MIS MATERI Pengenalan computer Word processing Spreadsheet CBIS E-Commerce Technology A --- >> C Relasi seperti diatas memenuhi bentuk 4 NF 25

Secara praktis, suatu relasi memenuhi bentuk normal keempat jika : Telah berada pada BCNF dan Tidak mengandung dua atribut atau lebih yang bernilai banyak 6. Dependensi Gabungan dan Bentuk NORMAL KELIMA (5 NF) Suatu relasi R (X, Y,..., Z ) memenuhi dependensi gabungan jika gabungan dari proyeksi A,B,..., C, dengan A,B,..., C merupakan subhimpunan dari atribut-atribut R. Dependensi gabungan sesuai dengan definisi diatas dinyatakan dengan notasi : * ( A,B,..., C) dengan A = XY, B=YZ, C=ZX Sebagai contoh terdapat hubungan dealer yang mengageni suatu perusahaan distributor kendaraan. Dalam hal ini distributor memiliki sejumlah produk kendaraan. DEALER DISTRIBUTOR KENDARAAN PT. TOYOTA NISSAN TRUK NISSAN PT. TOYOTA TOYOTA TOYOTA KIJANG PT. TOYOTA TOYOTA TOYOTA AVANZA PT SUTAN KASIM MITSUBISHI KUDA Relasi diatas memenuhi dependensi gabungan * (DEALER DISTR, DISTR KENDARAAN, DEALER KENDARAAN). Oleh karena itu relasi DDK dapat didekomposisi menjadi tiga relasi : DEA-DIST ( DEALER, DISTR) DIST-KEND ( DISTR, KEND) DEA -KEND ( DEALER, KEND) Gabungan ketiga relasi diatas akan membentuk relasi DDK Perlu diketahi bahwa gabungan dari dua pryeksi diatas bisa jadi menghasilkan relasi antara yang men gandung baris yang salah. Namun gabungan ketiga proyeksi akan menghasilkan relasi yang sesuai dengan aslinya. Bentuk 5 NF disebut juga PJ/NF (projection Join/ Normal Form), menggunakan acuan dependensi gabungan. Suatu relasi berada dalam 5 NF jika dan hanya jika set aip dependensi gabungan dalam R tersirat oleh kunci kandidat relasi R. Secara praktis dapat dikatakan bahwa suatu relasi R berada dalam 5 NF jika data yang ada padanya tak dapat lagi didekomposisi menjadi relasi-relasi yang lebih kecil dengan kunci kandidat relasi-relasi yang lebih kecil ini tidak sama dengan kunci kandidat 26

relasi. Relasi seperti DEA-DIST, DIST-KEND dan DEA-KEND memenuhi 5 NF, sedangkan relasi DDK tidak memenuhi bentuk 5 NF (Normal kelima) DEALER PT. TOYOTA PT. TOYOTA PT SUTAN KASIM DISTR NISSAN TOYOTA MITSUBISHI DISTR NISSAN TOYOTA TOYOTA MITSUBISHI KEND TRUK NISSAN KIJANG AVANZA KUDA Gabungan DEALER DISTR KENDARAAN DEALER KEND PT. TOYOTA NISSAN TRUK NISSAN PT. TOYOTA TRUK NISSAN PT. TOYOTA TOYOTA TOYOTA KIJANG PT. TOYOTA KIJANG PT. TOYOTA TOYOTA TOYOTA AVANZA PT. TOYOTA AVANZA PT. TOYOTA TOYOTA TRUK DYNA PT. TOYOTA SEDAN PT S. KASIM MITSUBISHI GRANDIAN NISSAN PT S. KASIM MITSUBISHI KUDA PT SUTAN KASIM KUDA Record yang bertulisan miring adalah baris yang salah. RELASI DDK ASLI Gabungan kedau proyeksi menghasilkan baris yang salah, tetapi gabungan ketiga proyeksi menghasilkan relasi yang sesuai dengan aslinya. Untuk memahami pengertian tersirat pada kunci kandidat, perhatikan relasi berikut : NOB P NM-MH S ALAMAT KOTA 200401 AMIEN RAIS Jl. Merdeka 1 Yogya 200402 WIRANTO Jl. Medan 2 Klaten 200403 SUSILO B.Y. Jl. Merapi 3 Madura Relasi MHS diatas memenuhi dependensi gabungan * ( (NOBP,nm-MHS), (NOBP,ALAMAT,KOTA)), dengan kata lain, relasi MHS akan sama dengan gabungan kedua pryeksinya, (NOBP, NM-MHS) dan (NOBP, ALAMAT, KOTA). Pada konteks ini, dependensi gabungan tersirat oleh kunci kandidat NoBP yang sama baik pada relasi MHS maupun kedua proyeksinya. Relasi yang mempunyai sifat seperti itu dikatakan memenuhi bentuk normal kelima (5 NF). 27