PENGUJIAN DAN PEMANFAATAN PANAS BATU KAPUR SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK

dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN SIFAT LISTRIK AIR PADA WADAH ALUMINIUM DAN BESI BERDASARKAN PENGARUH RADIASI MATAHARI

PENENTUAN BESAR ENERGI LISTRIK AKI DENGAN MEMVARIASIKAN JUMLAH AIR SULING (H 2 O) DAN ASAM SULFAT (H 2 SO 4 )

SISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN. Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT UNTUK MENENTUKAN KONDUKTIVITAS PLAT SENG, MULTIROOF DAN ASBES

Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas

STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN AIR GARAM SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF Muh. Ali Usman 1, Muhammad Hasbi 2, Budiman Sudia 3

PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK MEMANASKAN AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR PARABOLA MEMAKAI CERMIN SEBAGAI REFLEKTOR

KONVERSI ENERGI CAHAYA MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK MENGGUNAKAN DIODA SILIKON 6A10 MIC. Retno Wulandari*, Maksi Ginting, Antonius Surbakti

Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas

BELIMBING WULUH (Averrhoa Bilimbi) SEBAGAI SUMBER ENERGI DALAM SEL GALVANI

PENENTUAN KADAR AIR UBI KAYU MENGGUNAKAN PLAT KAPASITOR SEJAJAR. Rizki Amelia*, Maksi Ginting, Sugianto

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II SEL ELEKTROLISIS (PENGARUH SUHU TERHADAP SELASA, 6 MEI 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha

TEKNOLOGI ALAT PENGERING SURYA UNTUK HASIL PERTANIAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR BERPENUTUP MIRING

Analisa Pengaruh Temperatur Air Terhadap Aliran fluida dan laju Pemanasan Pada Alat Pemanas Air

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II Elektrolisis Disusun Oleh:

MENGAMATI ARUS KONVEKSI, MEMBANDINGKAN ENERGI PANAS BENDA, PENYEBAB KENAIKAN SUHU BENDA DAN PENGUAPAN

ANALISIS RUGI- RUGI DAYA PADA PENGHANTAR SALURAN TRANSMISI TEGANGAN TINGGI 150 KV DARI GARDU INDUK KOTO PANJANG KE GARDU INDUK GARUDA SAKTI PEKANBARU

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH VARIASI VOLUME AIR PADA WATER TANK DAN BEBAN LISTRIK TERHADAP PERFORMANSI POLYMER ELECTROLYTE MEMBRANE FUEL CELL (PEMFC)

ABSTRAK. yang disebabkan oleh terjadinya reaksi redoks yang spontan. sebesar 46,14 volt.

STUDI PENGARUH DIAMETER RONGGA PENAMPANG KONDUKTOR TERHADAP PERUBAHAN SUHU ARTIKEL. Oleh: DewiPuspitasari NIM

laut tersebut dan dapat di gunakan sebagai energi alternatif [3].

Pengaruh Densitas Arus Listrik Terhadap Kinerja Sistem Elektrolisis Air Suhu Tinggi Menggunakan Molten Salt Nuclear Reactor (MSR)

PERCOBAAN PENENTUAN KONDUKTIVITAS TERMAL BERBAGAI LOGAM DENGAN METODE GANDENGAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II SEL GALVANI

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra

Sel Elektrolisis: Pengaruh Suhu Terhadap ΔH, ΔG dan ΔS NARYANTO* ( ), FIKA RAHMALINDA, FIKRI SHOLIHA

STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN SEL SILIKON SEBAGAI PENGUBAH ENERGI MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK

MODIFIKASI MESIN PEMBANGKIT UAP UNTUK SUMBER ENERGI PENGUKUSAN DAN PENGERINGAN PRODUK PANGAN

Alat Peraga Pembelajaran Laju Hantaran Kalor

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

REDOKS dan ELEKTROKIMIA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia.

MATERI POKOK. 1. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor 2. Kalorimeter 3. Kalor Serap dan Kalor Lepas 4. Asas Black TUJUAN PEMBELAJARAN

SEL ELEKTROLISIS. Tujuan: Mengetahui Pengaruh Suhu Terhadap ΔH, ΔG, dan ΔS. Widya Kusumanngrum ( ) Program Studi Pendidikan Kimia

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4

ANALISA KARAKTERISTIK ALAT PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNG PARABOLA

Retno Kusumawati PENDAHULUAN. Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari.

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses

STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN SEL SILIKON SEBAGAI PENGUBAH ENERGI MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

TEKNOLOGI PEMANAS AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR TIPE TRAPEZOIDAL BERPENUTUP DUA LAPIS

PENENTUAN LAJU PENURUNAN KADAR AIR OPAK SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN RUANG PENGERING BERENERGI BIOMASSA LIMBAH PELEPAH KELAPA SAWIT

STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN SEL SILIKON SEBAGAI PENGUBAH ENERGI MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK

ANALISIS KUAT TEKAN BETON TANPA TULANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE UJI TAK RUSAK BERDASARKAN KECEPATAN GELOMBANG SONIK

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Sumber Arus Listrik. menjelaskan. Macam-macam Sumber Tegangan.

- - SUMBER ARUS LISTRIK

III. METODE PENELITIAN. IImu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan Maret 2015 sampai

PENINGKATAN EFISIENSI KOMPOR GAS DENGAN PENGHEMAT BAHAN BAKAR ELEKTROLIZER

PENGARUH SIFAT FISIKA TERHADAP KEMURNIAN MADU YANG BEREDAR DI KOTA PEKANBARU

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI BRIKET ORGANIK TERHADAP TEMPERATUR DAN WAKTU PEMBAKARAN

KIMIA FISIKA I. Disusun oleh : Dr. Isana SYL, M.Si

BAB I PENDAHULUAN C = (1) Panas jenis adalah kapasitas panas bahan tiap satuan massanya, yaitu : c = (2)

Memahami sistem pembangkitan tenaga listrik sesuai dengan sumber energi yang tersedia

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

Sulistyani, M.Si.

PEMBUATAN KOLEKTOR PELAT DATAR SEBAGAI PEMANAS AIR ENERGI SURYA DENGAN JUMLAH PENUTUP SATU LAPIS DAN DUA LAPIS

FISIKA TERMAL Bagian I

Elektrokimia. Sel Volta

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.6

ANALISIS UNSUR Ag PADA SAMPEL CAIR DENGAN LASER INDUCED BREAKDOWN SPECTROSCOPY (LIBS)

DESTILASI AIR LAUT MENGGUNAKAN PEMANAS MATAHARI DENGAN REFLEKTOR CERMIN CEKUNG

PENYEDIAAN AIR TAWAR DARI PENYULINGAN ENERGI SURYA MENGGUNAKAN TEKNIK REFLEKTOR CERMIN CEKUNG

MENGEFISIENSIKAN PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK : STUDI KASUS PADA MODEL ALIRAN PANAS PADA WATER COOKER (PEMANAS AIR ELEKTRIK)

Percobaan L-2 Hukum Joule Uraian singkat : Dasar teori:

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

PENENTUAN KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb, Cu, Zn DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK LIMBAH CAIR INDUSTRI PABRIK KARET PEKANBARU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat.

A rasy Fahruddin Program Studi Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Generator HHO, wet cell, dan pelat berlubang.

FISIKA TERMAL(1) Yusron Sugiarto

BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI SEL BAHAN BAKAR

PENENTUAN KONDUKTIVITAS AIR SUNGAI BATANG LUBUH MENGGUNAKAN MULTITESTER

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

PENENTUAN KUALITAS AIR SUNGAI DAN AIR SUMUR SEKITAR SUNGAI SIAK BERDASARKAN SIFAT LISTRIK AIR PADA SUHU 20 0 C MENGGUNAKAN MULTITESTER

PENGARUH LAJU KOROSI PELAT BAJA LUNAK PADA LINGKUNGAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN BERAT.

PEMBUATAN ALAT PENGERING SURYA UNTUK HASIL PERTANIAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR BERPENUTUP PRISMA SEGITIGA

BAB IV TERMOKIMIA A. PENGERTIAN KALOR REAKSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menit tiap percobaan, didapatkan data tekanan gas pada tabel berikut :

ELEKTROKIMIA Potensial Listrik dan Reaksi Redoks

PENENTUAN MASSA MOLAR BEBERAPA JENIS LOGAM MENGGUNAKAN HUKUM DULONG-PETIT

Hubungan Kuat Arus Listrik dengan Keasaman Buah Jeruk dan Mangga

Pengaruh Rapat Arus Terhadap Ketebalan Dan Struktur Kristal Lapisan Nikel pada Tembaga

PENENTUAN KUALITAS BATU BATA MERAH BERDASARKAN KONDUKTIVITAS TERMAL

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013)

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016

TESIS. Oleh : SUJATMIKO NUGROHO

KAJIAN KETEBALAN TANAH LIAT SEBAGAI BAHAN DIELEKTRIK KAPASITOR PLAT SEJAJAR. Jumingin 1, Susi Setiawati 2

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS AKHIR PROTOTYPE OXYHYDROGEN FUEL GENERATOR

Produksi Gas Oksigen Melalui Proses Elektrolisis Air Laut Sebagai Sumber Energi Ramah Lingkungan

PENGARUH LIMBAH INDUSTRI Pb DAN Cu TERHADAP KESETIMBANGAN SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN LAUT KOTA DUMAI

KISI KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN

LAMPIRAN II PERHITUNGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 11. KLASIFIKASI BENDALatihan Soal 11.2

Transkripsi:

PENGUJIAN DAN PEMANFAATAN PANAS BATU KAPUR SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK Febrizal 1, M. Ginting 2, Sugianto 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Fisika 2 Dosen Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia. f_febrizal@yahoo.com ABSTRACT The investigation of limestone heat characterization and utilization as a source of electrical energy has been conducted using an experimental method. The experiment was conducted using series of a voltage cell where the measurement of voltage, current, power, electrical energy, thermal energy, and temperature can be done. In the experiment solution of CaCO 3 (limestone) mixed with H 2 O were used as samples. The first sample was a mixture of CaCO 3 with the mass 200 g, 300 g, 400 g, 500 g, and 600 g with H 2 O whose volume 800 ml. The second sample was the mixture of CaCO 3 with H 2 O whose mass of 400 g with volume of 300 ml, 400 ml, 500 ml, 600 ml, and 700 ml. The results of mixture reaction of CaCO 3 with H 2 O indicated that the maximum temperature of 100 0 C need two minutes reachit and decline back to the temperature 30 0 C with needed time about 145 minutes. The maximum temperature resulted voltage 39,78 mv for limestone mass 400 g at water volume 300 ml. The highest peak current was 20,26 ma, related to the electrical power 625,63 mw, and thermal energy 0,09 Joules using limestone mass with 400 g and 300 ml water that occurred in 2 minutes. The maximum values showed that amount of limestone mass and water volume should be balanced in order to produce maximum power and electrical energy. Keywords: limestone, electric power, volta cell. ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang pengujian dan pemanfaatan panas batu kapur sebagai sumber energi listrik dengan metode eksperimen. Eksperimen dilakukan dengan menggunakan rangkaian sel volta, dimana dapat dilakukan pengukuran tegangan, arus, daya, energi listrik, kalor, dan suhu. Sampel pertama yaitu CaCO 3 dengan massa 200 g, 300 g, 400 g, 500 g, dan 600 g dicampur H 2 O dengan volume tetap 800 ml. Sampel kedua adalah campuran CaCO 3 dengan massa tetap 400 g terhadap H 2 O dengan volume 300 ml, 400 ml, 500 ml, 600 ml dan 700 ml. Hasil reaksi campuran CaCO 3 dengan H 2 O menunjukkan suhu maksimum sebesar 100 0 C dengan memerlukan waktu 2 menit, dan penurunan kembali ke suhu semula (30 0 C) memerlukan waktu selama 145 menit. Pengukuran tegangan menghasilkan puncak tegangan yang tertinggi sebesar 39.78 mv dengan massa batu kapur 400 g dan volume air 300 ml. Puncak tertinggi arus sebesar 1

20,26 ma, daya sebesar 625,63 mw, energi sebesar 0,09 Joule dengan massa batu kapur 400 g dan 300 ml air terjadi pada waktu 2 menit. Puncak-puncak tersebut menunjukkan bahwa banyaknya massa batu kapur dan volume air harus berimbang, untuk menghasilkan daya dan energi listrik yang tinggi. Kata kunci: Batu kapur, Energi listrik, sel volta. PENDAHULUAN Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Provinsi Riau mampu menghasilkan daya sekitar 104 MW listrik pertahunnya. Energi listrik yang digunakan dan dibutuhkan sangat tinggi, dengan beban puncak mencapai 237,27 MW pertahunnya (PLN, 2012). Energi listrik yang digunakan saat ini perlu diperhatikan, karena tingginya energi lisrtik yang dipakai membuat semakin tingginya biaya yang akan dikeluarkan dan semakin tingginya konsumsi akan energi listrik. Masyarakat Riau hampir semuanya bergantung kepada energi lisrik yang merupakan salah satu kebutuhan penting bagi kehidupanya, karena tanpa energi listrik hampir semua aktivitas kehidupan manusia terhenti, seperti penggunaan komputer dikantor-kantor pelayanan umum tidak akan berfungsi, mesin industri terhenti produknya, bahkan kegiatan dunia pendidikan juga ikut terganggu. Energi listrik merupakan energi yang selalu dibutuhkan selama kehidupan berlansung, maka perlu direncanakan bagaimana cara agar kebutuhan akan energi listrik selalu terpenuhi dan tentu saja bergantung dengan persediaan sumber energi listrik. Sumber energi listrik perlu diperhatikan dan dikembangkan untuk mencegah kekurangan akan kebutuhan energi listrik, salah satunya menggunakan sumber energi alternatif yang mudah dan sederhana dengan memanfaatkan panas dari batu kapur. Batu kapur pada umumnya digunakan sebagai salah satu bahan bangunan diataranya adalah bahan campuran pembuatan semen, keramik, campuran cat dan lain sebagainya (Fenat, 1993). Kapur merupakan sumber ion hidroksida yang paling murah bagi industri, Ca(OH) 2 yang terbentuk dari reaksi kapur dengan air, karena afinitasnya yang luar biasa besar terhadap air. Kalsium oksida digunakan untuk mendehidritasi (menghilangkan air) cairan seperti etil alkohol dan untuk mengeringkan gas. Batu kapur merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik (Haryono, 2009). Batu kapur dimafaatkan sebagai sumber energi listrik dengan cara yang sederhana dan dapat dilakukan oleh masyarakat, untuk mengatasi tingginya biaya pengeluaran rumah tangga dalam pemakaian listrik. Energi listrik yang dibutuhkan pada saat ini sangat tinggi dan perlu diatasi, yaitu memanfaatkan energi panas yang dihasilkan oleh batu kapur dengan melakukan pencampuran batu kapur dan air. Batu kapur dan air yang dicampur kemudian menghasilkan energi panas dan diubah menjadi energi listrik secara kimia (sel volta). Berdasarkan uraian ini maka perlu dilakukan penelitian. 2

METODE PENELITIAN a. Alat dan Bahan Alat yang digunakan untuk mengetahui energi dan daya pada batu kapur ialah 2 (dua) buah multimeter digital yang digunakan secara bersamaan dengan tujuan untuk memperoleh hasil yang lebih akurat. Multimeter digital yang pertama digunakan untuk pengukuran arus dan multimeter digital yang kedua untuk pengukuran tegangan. Pelat seng dan pelat tembaga difungsikan sebagai katoda dan anoda untuk penghantar energi panas, dimana ujung katoda dan anoda dihubungkan dengan dua buah multimeter digital. Thermometer digunakan untuk mengetahui suhu yang dihasilkan dari batu kapur sebelum diberi air dan setelah diberi air. Wadah bambu yang digunakan berbentuk selinder dengan fungsi sebagai penempatan batu kapur yang dicampur dengan air dan menghasilkan energi lisrtik. Bahan batu kapur (CaCO 3 ) merupakan unsur alkali tanah yang digunakan sebagai bahan utama pada penelitian ini. Penelitian ini menggunakan air sebagai larutan yang akan dicampur dengan batu kapur. b. Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dengan dua bagian utama yaitu massa batu kapur tetap dengan memvariasikan volume air dan volume air tetap dengan mamvariasikan massa batu kapur. Massa batu kapur tetap dengan berat 400 g divariasikan dengan volume air yaitu, 300 ml, 400 ml, 500 ml, 600 ml, dan 700 ml volume air. Sedangkan volume air tetap dengan kadar 800 ml divariasikan dengan 200 g, 300 g, 400 g, 500 g, dan 600 g massa batu kapur. Gambar 1. Bagan alat konversi batu kapur menjadi energi listrik Berdasarkan Gambar 1. menjelaskan bahawa eksperimen dilakukan untuk mengukur suatu tegangan, arus, dan suhu yang dihasilkan dari pencampuran batu kapur dan air. Tegangan, arus, dan suhu diukur menggunakan dua buah multimeter digital dan dua buah pelat (seng dan tembaga) sebagai elektroda, serta thermometer sebagai pengukur suhu. Pelat seng berukuran panjang 20 cm, lebar 25 cm, tebal 1 mm dan tembaga dengan panjang 20 cm, lebar 25 cm, tebal 3 mm. Multimeter digital dan pelat dirangkai secara seri, dimana kedua ujung-ujung elektroda serta thermometer dimasukkan kedalam wadah yang berisikan campuran batu kapur dan air. 3

Suhu ( o C) Batu kapur dan air dicampur, sehingga menghasilkan suhu panas T yang dapat diukur dengan menggunakan thermometer. Panas atau kalor menghasilkan elektronelektron yang bertumbukan sehingga menghasilkan energi listrik, dimana energi kalor tersebut dapat dihitung nilainya melalui persamaan: Q = m. c. (T 2 T 1 ) (1) Energi listrik yang dihasilkan dapat diukur dengan menggunakan multitester. Pengukuran energi listrik tersebut yakni pengukuran suatu tegangan V, arus I, dimana pengukuran dilakukan setiap lima menit sekali dari mulai mencampurkan CaCO 3 dengan H 2 O. Pengukuran dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tegangan, arus, dan suhu yang dihasilkan, sehingga dapat diketahui seberapa besar daya P dan energi W yang dihasilkan. Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditulis persamaan: P = V. I (2) dengan mengetahui seberapa besar daya yang dihasilkan, maka dapat diketahui juga seberapa besar energi yang dihasilkan yaitu menggunakan pesamaan: W = V. I. t (3) HASIL DAN PEMBAHASAN 100 90 80 70 60 50 200 g 300 g 400 g 500 g 600 g 40 0 20 40 60 80 100 120 140 Waktu pengamatan (menit) Gambar 2. Grafik suhu terhadap waktu untuk massa batu kapur tetap dengan volume air bervariasi Berdasarkan Gambar 2. dapat dilihat bahwa keadaan suhu yang terjadi naik secara spontan dan juga naik secara perlahan. Suhu naik dengan spontan dikarenakan batu kapur yang memiliki porositas besar, sehingga air sebagai pelarut dapat bereaksi dengan baik. Suhu naik secara perlahan dikarenakan batu memiliki struktur yang keras dan memiliki porositas kecil sehingga air sulit untuk bereaksi dengan baik. Suhu naik dengan spontan disebabkan adanya reaksi redoks, dimana elektron- elektron yang terdapat didalam pencampuran batu kapur dan air bergerak mencari pasangannya agar terbentuk kesetimbangan. Berdasarkan reaksi kimia ketika batu kapur dimasukkan 4

Kalor (kkl) kedalam air, maka akan terjadi reaksi yang berkerja dengan cepat dan menghasilkan suatu kalor yang naik dengan spontan. Batu kapur melepaskan kalor dimana molekulmolekul air akan membentuk kalsium hidroksida dan menjadi zat yang lunak seperti pasta. Kalsium karbonat jika dipanaskan akan pecah dan menjadi serbuk remah dan lunak yang dinamakan kalsium oksida, ini terjadi karena pada reaksi tersebut setiap molekul dari kalsium akan bergabung dengan satu atom oksigen dan molekul lainya. Berdasarkan Gambar 2. dan dapat dilihat pada Tabel 2. bahwa suhu tertinggi maksimum terdapat pada variasi batu kapur 600 g dengan suhu sebesar 100 o C, sedangkan pada massa batu kapur 500 g sebesar 99 o C, 400 g sebesar 98 o C, 300 g sebesar 97 o C, dan suhu terendah maksimum sebesar 93 o C yaitu pada massa batu kapur 200 g. Berdasarkan penurunan suhu yang terjadi dapat dijelaskan bahwa semakin banyaknya massa batu kapur yang dicampur dengan air maka akan menghasilkan panas yang tinggi. 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 0 20 40 60 80 100 120 140 Waktu Pengamatan (menit) 200 g 300 g 400 g 500 g 600 g Gambar 3. Grafik kalor terhadap waktu untuk volume air tetap dengan massa batu kapur bervariasi Berdasarkan Gambar 3. menunjukkan hubungan antara kalor tehadap waktu pengamatan pada volume air tetap dengan variasi massa batu. Gambar 3. ini merujuk kepada Gambar 2. dimana suhu tertinggi dicapai pada massa batu kapur 600 g, sedangkan kalor tertinggi juga terdapat pada massa batu kapur 600 g yaitu sebesar 3432 kalori pada detik 30 yang dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan grafik, perubahan kalor terhadap waktu dapat dilihat bahwa kalor yang dihasilkan berfluktuasi. Kalor berfluktuasi dikarenakan adanya pengaruhsuhu yang dihasilkan pada batu kapur, semakin besar rentang atau selisih suhu maka semakin tinggi kalor yang dihasilkan. 5

Energi (J) Daya (mw) 700 600 500 400 300 200 100 0 0 20 40 60 80 100 120 140 Waktu Pengamatan (menit) 300 ml 400 ml 500 ml 600 ml 700 ml Gambar 4. Grafik daya terhadap waktu untuk massa batu kapur tetap dengan volume air bervariasi Berdasarkan Gambar 4. dapat dilihat bahwa daya maksimum tertinggi untuk massa batu tetap terjadi pada variasi volume air sebesar 300 ml yaitu sebesar 625,63 mw, dengan suhu 95 0 C pada waktu 2,5 menit, ini terjadi karena perubahan daya berbanding lurus terhadap tegangan, arus yang dihasilkan batu kapur, semakin tinggi tegangan dan arus maka semakin tinggi daya yang dihasilkan, dan dapat dilihat pada Tabel 1. 0.1 0.09 0.08 0.07 0.06 0.05 0.04 0.03 0.02 0.01 0 0 20 40 60 80 100 120 140 Waktu Pengamatan (menit) 300 ml 400 ml 500 ml 600 ml 700 ml Gambar 5. Grafik energi terhadap waktu untuk massa batu kapur tetap dengan volume air bervariasi Berdasarkan Gambar 5. menunjukkan grafik hubungan antara energi terhadap waktu dan dapat dilihat bahwa energi yang dihasilkan dari batu kapur berfluktuasi. Massa batu kapur tetap menghasilkan energi tertinggi pada volume air 300 ml sebesar 0.09 Joule pada waktu 2 menit dan dapat dilihat pada Tabel 1. Energi berbanding lurus 6

terhadap arus, tegangan dan waktu, semakin besar arus dan teganan yang dihasilkan maka semakin besar energi yang didapatkan. Tabel 1. Massa batu kapur 400 g dengan volume air 300 ml menghasilkan nilai tegangan, arus, daya, dan energi tertinggi. No t T V I P W Q (menit) ( 0 C) (mv) (ma) (mw) (J ) (K) 1 0 30 0,06 0,00 0,00 0,00 968,00 2 0,5 41 4,38 1,30 5,69 0,00 616,00 3 1 48 10,86 4,58 49,74 0,00 2552,00 4 1,5 77 21,28 8,42 179,18 0,01 1408,00 5 2 93 39,78 11,20 445,54 0,05 176,00 6 2,5 95 30,88 20,26 625,63 0,09 264,00 7 3 98 26,48 17,20 455,46 0,08 0,00 8 3,5 98 25,20 13,52 340,70 0,07 0,00 9 4 98 23,07 11,16 257,46 0,06 88,00 10 4,5 97 22,46 9,50 213,37 0,05 264,00 11 5 94 20,48 8,46 173,26 0,05 440,00 Tabel 2. Volume air 800 ml dengan massa batu kapur 600 g menghasilkan kalor tertinggi No t T V I P W Q (menit) ( 0 C) (mv) (ma) (mw) (J ) (K) 1 0 30 0,16 0,00 0,00 0,00 1452,00 2 0,5 41 7,74 0,94 7,28 0,00 3432,00 3 1 67 18,82 4,74 89,21 0,00 2508,00 4 1,5 86 36,14 5,46 197,32 0,01 792,00 5 2 92 36,20 4,04 146,25 0,01 396,00 6 2,5 95 30,84 3,56 109,79 0,01 660,00 7 3 100 27,34 3,32 90,77 0,01 660,00 8 3,5 95 25,24 3,18 80,26 0,01 132,00 9 4 94 24,46 3,12 76,32 0,01 132,00 10 4,5 93 19,86 2,58 51,24 0,01 132,00 11 5 92 16,26 2,28 37,07 0,01 1003,20 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan dari hasil perhitungan data dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Batu kapur yang tidak keras (rapuh/serbuk) dengan memiliki porositas besar, merupakan batu yang baik dalam menghasilkan energi listrik. Energi yang dihasilkan mengalami kenaikkan dan penurunan dengan spontan, dimana energi tidak bisa bertahan lama meski seberapa besar atau banyaknya massa batu kapur dan air yang digunakan. 7

2. Massa batu kapur tetap (400 g) dengan volume air bervariasi (300 ml) menghasilkan energi tertinggi yaitu sebesar 9,38.10-2 Joule. 3. Massa batu kapur 400 g dan volume air 300 ml memiliki arus tertinggi sebesar 20,26 ma yang terjadi pada waktu 2,5 menit pada suhu 95 0 C. Tegangan tertinggi sebesar 39,78 mv yang terjadi pada waktu 2 menit pada suhu 93 o C. Daya tertinggi sebesar 625,63 mw yang terjadi pada waktu 2,5 menit pada suhu 95 0 C. 4. Massa batu kapur tetap (400 g) dengan variasi volume air memiliki nilai arus, tegangan, daya dan energi yang lebih tinggi dibandingkan dengan volume air tetap (800 ml) dengan variasi massa batu kapur. 5. Kalor tertinggi dihasilkan sebesar 3432 Joule yang terjadi pada keadaan volume air sama (800 ml) dengan massa batu bervariasi (600 g). 6. Energi listrik yang dihasilkan dari campuran batu kapur dengan air memiliki waktu bertahan secara singkat. DAFTAR PUSTAKA Kreith, Frank. 1997. Prinsip-prinsip Perpindahan Panas Edisi ketiga. Terjemahan Arko Prijono M.sc. Erlangga: Jakarta Tipler, Paul. A. 1996. Fisika untuk Sains dan Teknik.Terjemahan Dr. Bambang Soegijono. Erlangga : Jakarta. Giancoli, Douglas C. 1999. Fisika Edisi kelima. Terjemahan Dra.Y. Hanum, M. Eng. dkk. Erlangga: Jakarta. Holman, J.P. 1993. Perpindahan Kalor. Terjemahan Ir. E. Jasjfi M.sc. Erlangga: Jakarta. Zahro, S.R. dan Bundjali, B. 2011. Sel Galvani Menggunakan Floral Foam 4: 1-2 Wijaya, Mangun. 2000. Pengantar Fisika Bangunan. Djambatan Fenat, R. A. S. 1993. Skripsi Penggunaan Batu Kapur (limestone) Daerah Malang Selatan untuk Campuran Aspal Beton, Universitas Brawijaya, Malang. Haryono, R, Mustain, Tomi, M.A. 2009. Pemanfaatan Uap Kapur Sebagai Bahan Bakar Alternatif Pembangkit Listrik Tenaga Uap, Universitas Kejuruhan, Malang. Kreuter W, Hofmann H, 1998. Electrolysis: the important energy transformer in a world of sustainable energy., Int. J. Hydrogen Energy 23(8): 661-666 PLN, 2012. Neraca Daya : Sekretariat Perusahaan PT PLN (Persero). 8