MULTILATERAL MEETING II PRIORITAS NASIONAL : PENINGKATAN IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA

dokumen-dokumen yang mirip
Mekanisme Pembahasan Musrenbangnas dalam Rangka Penyusunan RKP 2017

RANCANGAN AWAL RKP 2017 PRIORITAS NASIONAL PENINGKATAN EKSPOR NONMIGAS

Multilateral Meeting II dalam Rangka Penyusunan RKP 2017 PN REFORMASI FISKAL

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PEDOMAN SERIAL MULTILATERAL MEETING II

KERANGKA PRIORITAS NASIONAL

MULTILATERAL MEETING II RKP 2017 PRIORITAS NASIONAL DAERAH TERTINGGAL

Mekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017

Mekanisme Pembahasan Multilateral Meeting II, Bilateral Meeting II dan Musrenbangnas dalam Rangka Penyusunan RKP 2017

SOSIALISASI FORUM PRA MUSRENBANGNAS TAHUN 2015

Penyelenggaraan Mal Pelayanan Publik. Dalam Rangka Percepatan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

PAKET KEBIJAKAN XII: Pemerintah Pangkas Izin, Prosedur, Waktu, dan Biaya untuk Kemudahan Berusaha di Indonesia

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

SINKRONISASI PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH MELALUI E-MUSRENBANG

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

POKOK-POKOK PIKIRAN KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS 2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia. Peraturan Presiden tentang Percepatan Pelaksanaan Berusaha

Rakornas IG, Jakarta, 27 April 2016

Perbaikan Pelaksanaan Kemudahan Berusaha. Ease of Doing Business di Indonesia

Siaran Pers. Realisasi Investasi Januari-September 2016 Mencapai Rp 453 Triliun

1. Visi BKPM Terwujudnya Iklim Penanaman Modal Yang Berdaya Saing Untuk Menunjang Kualitas Perekonomian Nasional.

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN Drs. Braman Setyo, M.Si

KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi dan Kebutuhan Investasi

sektor investasi dalam negeri, namun peningkatan dari sisi penanaman modal asing mampu menutupi angka negatif tersebut dan menghasilkan akumulasi

PENERBITAN SECARA SIMULTAN UNTUK SIUP DAN TDP SERTA TGD DAN SLF

Ikhtisar Eksekutif. vii

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang

Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas. Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS. Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan

IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 DALAM KERANGKA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PENATAAN RUANG

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2011 KATA PENGANTAR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator Kinerja Utama. Penetapan.

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK BANTEN SEPTEMBER 2016 MENURUN

PENJELASAN TEKNIS SUBSTANTIF RAKORTEK K/L DENGAN PEMDA DALAM PENYUSUNAN RKP 2018 DAN TATA KELOLA PEMBAHASAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator. Kinerja Utama

PERENCANAAN PEMBANGUNAN BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA

9. URUSAN PENANAMAN MODAL

2011, No Gubernur sebagaimana dimaksud pada huruf a, ditetapkan dengan Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

EKSPOSE HASIL PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN PENANGGULANGAN BENCANA NASIONAL TAHUN 2016 SEKRETARIS UTAMA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA. Jakarta, 31 Agustus 2017

Rapat Koordinasi Kemenko PMK: Agenda Strategis 2017 dan RKP 2018

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PENGAWALAN AKUNTABILITAS KEUANGAN DESA

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

PERATURAN PEMERIN TAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya

Bahan Paparan MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BPN

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG

TINDAK LANJUT KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN DAERAH. Ir. Diah Indrajati, M.Sc Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri

Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2013

IV.B.9. Urusan Wajib Penanaman Modal

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DEPUTI BIDANG PENDANAAN PEMBANGUNAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsetrasi. Perubahan.

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan.

STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG INVESTASI

2017, No kawasan pariwisata sudah dapat dilaksanakan dalam bentuk pemenuhan persyaratan (checklist); e. bahwa untuk penyederhanaan lebih lanjut

Knowledge Management Forum April

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PENANAMAN MODAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tam

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

TINDAK LANJUT RAKORBANGPUS 2017 : PENYELESAIAN PAGU INDIKATIF K/L 2018

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2017 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU,

SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI

RINGKASAN EKSEKUTIF. Hasil Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial 2018

Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Pelimpahan Kewenangan. Dekonsentrasi.

- 1 - KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/HUK/2018 TENTANG PENETAPAN PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN TAHUN 2018

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2017 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENATAAN RUANG KAWASAN HUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

HASIL PEMERIKSAAN BPK RI TERKAIT INFRASTRUKTUR KELISTRIKAN TAHUN 2009 S.D Prof. Dr. Rizal Djalil

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 86 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI LALU LINTAS

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

ARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI

Transkripsi:

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL MULTILATERAL MEETING II PRIORITAS NASIONAL : PENINGKATAN IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA Jakarta, 15 April 2016

Multilateral Meeting II dilaksanakan selama 14-18 April 2016 di Bappenas merupakan periode pengintegrasian hasil Bilateral Meeting tahap I ke dalam forum lengkap di masingmasing topik. Input : Hasil Multilateral Meeting Tahap I dan Bilateral Meetinng Tahap I terkait kesepakatan awal Program dan Kegiatan Prioritas serta dukungan Program dan Kegiatan K/L dalam Rancangan Awal RKP 2017 dan tercantum dalam Aplikasi SIMU (Sistem Informasi Multilateral); Rekapitulasi sementara usulan daerah terhadap Program dan Kegiatan K/L yang mendukung Prioritas Nasional yang tercantum dalam aplikasi e-musrenbang. Keluaran : MULTILATERAL MEETING II Output 1 : Finalisasi hasil penajaman Program dan Kegiatan Prioritas serta dukungan Program dan Kegiatan K/L dalam Rancangan Akhir RKP 2017 ; Output 2 : Konfirmasi urutan pembahasan per Program Prioritas dan Kegiatan Prioritas, sebagai masukan dalam Forum Musrenbangnas; Output 3 : Konfirmasi dan verifikasi usulan Pemerintah Daerah oleh Koordinator Prioritas 2

RANGKAIAN PENYUSUNAN RANCANGAN AKHIR RKP 2017 Kegiatan Jadwal Input Output Multilateral Meeting Tahap II (Bappenas K/L terkait) 14 18 April 2016 1. Program dan Kegiatan Prioritas serta dukungan Program dan Kegiatan K/L dalam Rancangan Awal RKP 2017 dan tertuang dalam Aplikasi SIMU; 2. Rekapitulasi usulan daerah kepada Program dan Kegiatan K/L melalui aplikasi SIMU 1. Finalisasi Program dan Kegiatan Prioritas serta dukungan Program dan Kegiatan K/L dalam Rancangan Akhir RKP 2017; 2. Konfirmasi urutan pembahasan per Program Prioritas dan Kegiatan Prioritas, sebagai masukan dalam Forum Musrenbangnas; 3. Konfirmasi dan verifikasi usulan Pemerintah Daerah oleh Koordinator Prioritas Nasional Bilateral Meeting Tahap II (Bappenas K/L terkait) 19 20 April 2016 1. Hasil finalisasi Program dan Kegiatan Prioritas serta dukungan Program dan Kegiatan K/L yang telah dibahas dalam Multilateral Meeting Tahap II; 2. Hasil konfirmasi dan verifikasi Koordinator Prioritas Nasional terhadap usulan daerah kepada Program dan Kegiatan K/L melalui aplikasi SIMU 1. Penelaahan pagu anggaran untuk Program dan dan Kegiatan K/L yang mendukung dalam Rancangan Akhir RKP 2017; 2. Konfirmasi dan verifikasi usulan Pemerintah Daerah oleh Bappenas K/L Musrenbangnas 20 April 4 Mei 2016 Usulan daerah dalam aplikasi e-musrenbang yang telah dikonfirmasi dan diverifikasi dalam pelaksanaan multilateral meeting tahap II dan bilateral meeting tahap II Kesepakatan antara rencana Pemerintah Pusat (K/L) dan usulan prioritas program dan kegiatan dari daerah sebagaia masukan Rancangan Akhir RKP 2017 3 Slide - 3

PRIORITAS NASIONAL : PENINGKATAN IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA

PENDAHULUAN Pada tahun 2017, investasi tetap diharapkan sebagai salah satu sumber utama pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang selanjutnya dapat menciptakan kesempatan kerja yang lebih banyak dan mendorong ekonomi Indonesia menjadi lebih produktif. Dalam rangka pencapaian target investasi sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia, peningkatan iklim investasi dan iklim usaha menjadi prasyarat mutlak untuk mendorong investasi tumbuh dengan laju yang tinggi.

PRIORITAS NASIONAL : PENINGKATAN IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN Arah Kebijakan Penyederhanaan perizinan dan penyediaan saranan layanan/fasilitasi investasi, yang memberikan bagi pelaku usaha asing dan domestik untuk berinvestasi dan berusaha di seluruh wilayah Indonesia secara berimbang Sasaran Peringkat Indonesia pada Ease of Doing Business (EoDB) 2014 (BASELINE) 2015 2016 2017 120 109 40* 35 Pertumbuhan Investasi(PMTB) (%) 4,6 5,1 5,2 6,0-6,6 Realisasi Investasi PMA dan PMDN (Rp Triliun) 463,1 519,5 594,8 638,8 Kontribusi PMDN (%) 33,7 33,8 35 36,3 *) Arahan Presiden : Ranking EODB 2016 sebesar 40

TARGET REALISASI INVESTASI PMA DAN PMDN BERDASARKAN PROVINSI Aceh 1,54% 9,61 Sumatera Utara 1,41% Riau 9,00 1,41% 9,00 Kep. Riau 3,06% Sumber: Hitungan Bappenas 19,56 Jambi 0,32% 2,02 Sumatera Barat 2,55% 16,27 Bengkulu 0,13% 0,85 Lampung 0,46% 2,93 Sumatera Selatan 13,87% 24,69 Banten 9,28% 59,26 Kep. Babel 0,25% 1,62 DKI Jakarta 10,51% 67,14 Jawa Barat 1,54% 13,82 Kalimantan Barat 4,37% 27,93 Jawa Tengah 5,33% 34,05 D.I. Yogyakarta 0,14% 0,92 Kalimantan Utara 4,89% 31,22 Kalimantan Tengah 1,78% 11,37 Jawa Timur 13,18% 84,22 Kalimantan Selatan 3,32% Bali 1,05% 6,68 Kalimantan Timur 21,20 4,99% 31,85 NTB 0,45% 2,88 Sulawesi Barat 0,23% 1,50 Sulawesi Selatan 1,88% 12,03 NTT 1,05% 6,69 Gorontalo 0,03% 0,21 Sulawesi Tengah 1,52% 9,71 Sulawesi Tenggara 2,44% 15,57 Sulawesi Utara 0,46% 2,94 Maluku Utara 1,35% 8,62 Maluku 0,15% 0,93 Papua Barat 2,14% 13,65 Papua 0,64% 4,09 Persentase Target (Rp T)

PRIORITAS NASIONAL: PENINGKATAN IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA Level 1 7. Pengembangan infrastruktur pendukung kawasan strategis 1. Peningkatan berusaha 2. Pelaksanaan deregulasi dan harmonisasi regulasi perizinan pusat dan daerah Program Prioritas 6. Pembenahan iklim ketenagakerjaan dan hubungan industrial yang harmonis Peningkatan Iklim Investasi dan Iklim Usaha 3. Pengembangan layanan perizinan terpadu Prioritas Nasional 5. Percepatan fasilitasi penyelesaian masalah investasi 4. Peningkatan persaingan usaha yang sehat

Level 2 KEMENDAG, KEMENKEU 1.10 Perbaikan perdagangan lintas negara 1.1 Perbaikan memulai usaha KEMENAKER, BPJS, KEMENDAG, KEPALA BPTSP DKI JAKARTA, KEPALA BKPPM KOTA SURABAYA 1.2 Perbaikan mendirikan bangunan KEMEN PU PR, KEPALA BPTSP DKI,KEPALA BKPPM KOTA SURABAYA Kegiatan Prioritas OTORITAS JASA KEUANGAN KEMENKUMHAM 1.9 Perbaikan perlindungan terhadap investor minoritas 1.8 Perbaikan penyelesaian perkara kepailitan 1 Peningkatan berusaha 1.3 Perbaikan pendaftaran properti 1.4 Perbaikan penyambungan listrik KEMEN ATR, KEMENKEU PT PLN, ESDM Program Prioritas MAHKAMAH AGUNG 1.7 Perbaikan penegakan kontrak 1.6 Perbaikan peringkat akses perkreditan 1.5 Perbaikan pembayaran pajak BANK INDONESIA, OJK, KEMENKUMHAM DIRJEN PAJAK KEMENKEU,KEPALA BPJS KESEHATAN

No Kegiatan Prioritas Sasaran K/L 1.1 Perbaikan memulai usaha 1.2 Perbaikan mendirikan bangunan 1.3 Perbaikan pendaftaran properti 1.4 Perbaikan penyambungan listrik 1.5 Perbaikan pembayaran pajak I. SASARAN PENINGKATAN KEMUDAHAN BERUSAHA Jumlah waktu memulai usaha 5 hari, 3 prosedur dan biaya Rp. 1.200.000,- Tersedianya prosedur perizinan usaha perdagangan yang disederhanakan menjadi 1 prosedur Jumlah waktu mendirikan bangunan 25 hari, prosedur mendirikan bangunan 3 prosedur, dan biaya 6persen dari income per kapita Jumlah waktu Pendaftaran Hak Atas Tanah(HGB) selama 5 hari, prosedur pendaftaran sebanyak 3 prosedur dan biaya pendaftaran hak atas tanah sebesar 5 persen dari nilai properti Jumlah waktu penyambungan listrik 25 hari, prosedur penyambungan 3 prosedur, dan biaya penyambungan sebesar 116 persen dari income per capita Jumlah waktu pembayaran pajak menjadi 80 jam per tahun, prosedur pembayaran (online) menjadi 9 kali Kemenaker BPJS Kemendag Kepala BPTSP DKI Jakarta Kepala BKPPM Kota Surabaya Kemen PU PR Kepala BPTSP DKI Jakarta Kepala BKPPM Kota Surabaya Kemen ATR Kemenkeu PT PLN Kemen ESDM Dirjen Pajak Kemenkeu Dirut BPJS Kesehatan

I. SASARAN PENINGKATAN KEMUDAHAN BERUSAHA No Kegiatan Prioritas Sasaran K/L 1.6 Perbaikan peningkatan akses perkreditan 1.7 Perbaikan penegakan kontrak Jumlah perusahaan Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP) swasta yang telah operasional sebanyak 2 perusahaan Jumlah waktu penegakan kontrak menjadi 38 hari, 11 prosedur dan biaya pendaftaran penegakan kontrak sebesar kurang dari Rp.1.000.000,- Bank Indonesia OJK Kemenkumham Mahkamah Agung 1.8 Perbaikan penyelesaian perkara kepailitan 1.9 Perbaikan terhadap investor minoritas 1.10 Perbaikan perdagangan lintas negara Jumlah waktu penyelesaian perkara kepailitan menjadi 94 hari, dan 11 prosedur penyelesaian Indeks hak pemegang saham investor minoritas menjadi 8 dari 10, indeks kepemilikan dan kontrol menjadi 8 dari 10 dan indeks transparansi perusahaan menjadi 8 dari 10 Jumlah prosedur ekspor dan impor melalui NSW sebanyak masing-masing 1 dokumen, dan persentase penurunan biaya ekspor dan impor menjadi 20 persen Kemenkumham OJK Kemendag Kemenkeu

KEMENDAGRI; PEMDA/PTSP DAERAH KEMENKUMHAM Level 2 2.1 Perubahan regulasi pusat dan daerah yang menghambat investasi 2 Pelaksanaan deregulasi dan harmonisasi regulasi perizinan pusat dan daerah 2.2 BKPM, KEMENKO PEREKONOMIAN, KEMENTERIAN/LEMBAGA TERKAIT PERIZINAN, PEMDA/PTSP, KEMENKUMHAM 2.3 Penyederhanaan peraturan dan perizinan Pelaksanaan harmonisasi, sinkronisasi peraturan perizinan tingkat pusat/kementerian lembaga dan daerah KEMENTERIAN/LEMBAGA TERKAIT PERIZINAN, PEMDA, KEMENDAGRI, KEMENKUMHAM

II. SASARAN PELAKSANAAN DEREGULASI DAN HARMONISASI REGULASI PERIZINAN PUSAT DAN DAERAH No Kegiatan Prioritas Sasaran K/L 2.1 Perubahan regulasi pusat dan daerah yang menghambat investasi Rumusan pembatalan perda dan perkada yang menghambat investasi dan perizinan yang diharmonisasi Kemendagri; Pemda/PTSP Daerah Kemenkumham 2.2 Pelaksanaan harmonisasi, sinkronisasi peraturan perizinan tingkat pusat/kementerian lembaga dan daerah 2.3 Penyederhanaan peraturan dan perizinan Rumusan rekomendasi peraturan perizinan tingkat Pusat/Kementerian/Lembaga dan tingkat daerah yang diharmonisasi dan disinkronisasi 20 persen daerah yang melakukan deregulasi dan harmonisasi terhadap peraturan pajak daerah dan retribusi 80 persen rancangan peraturan perundang-undangan bidang perekonomian yang diharmonisasikan Rumusan rekomendasi kebijakan peningkatan daya saing investasi untuk meningkatkan peringkat indeks Ease of Doing Business < 100 Rumusan kebijakan penyederhanaan peraturan dan bisnis proses perizinan di Pusat dan di daerah K/L Terkait Perizinan Pemda Kemendagri Kemenkumham BKPM Kemenko Perekonomian K/L Terkait Perizinan Pemda/PTSP Kemenkumham

Level 2 3.1 Pembentukan PTSP dan pelimpahan kewenangan perizinan kepada PTSP daerah KEMENDAGRI PEMDA K/L TERKAIT 3 KEMENDAGRI, PTSP PUSAT, PTSP DAERAH K/L TERKAIT 3.4 Pemantauan PTSP di daerah Pengembangan layanan perizinan terpadu 3.2 Pengembangan sistem perizinan nasional PEMDA/PTSP DAERAH BKPM K/L TERKAIT 3.3 BKPM, KEMENDAGRI, KEMENPAN RB PTSP PUSAT, PTSP DAERAH K/L TERKAIT Penyusunan SOP perizinan dan SOP PTSP sesuai standar nasional

III. SASARAN PENGEMBANGAN LAYANAN PERIZINAN TERPADU No Kegiatan Prioritas Sasaran K/L 3.1 Pembentukan PTSP dan pelimpahan kewenangan perizinan kepada PTSP daerah 3.2 Pengembangan sistem perizinan nasional 3.3 Penyusunan SOP perizinan dan SOP PTSP sesuai standar nasional Terbentuknya PTSP di daerah dan pelimpahan kewenangan perijinan kepada PTSP daerah Tersedianya 1 paket pengembangan sistem aplikasi perizinan dan non perizinan yang dilimpahkan kepada PTSP Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta KEK dan FTZ 50 PTSP Provinsi dan Kabupaten/Kota serta KEK dan FTZ yang terhubung dengan SPIPISE dan Tracking System Tersedianya satu paket SOP pelayanan persetujuan, perizinan dan fasilitas penanaman modal 3.4 Pemantauan PTSP di daerah 561 PTSP penanaman modal di daerah yang dipantau penyelenggaraannya Kemendagri (belum ada dalam SIMU untuk kegiatan ini) Pemda/PTSP Daerah BKPM K/L Terkait BKPM Kemendagri Kemenpan RB PTSP Pusat PTSP Daerah K/L Terkait Kemendagri, PTSP Pusat PTSP Daerah K/L Terkait

Level 2 4.1 Penegakan Hukum terhadap Praktek Anti Persaingan Usaha yang sehat KPPU, KEMENKOP UKM 4 Peningkatan persaingan usaha yang sehat 4.2 KPPU, KEMENKOP UKM 4.3 Pencegahan terhadap praktek persaingan usaha yang tidak sehat Pengawasan Kegiatan Usaha yang sesuai dengan mekanisme persaingan usaha yang sehat KPPU, KEMENKOP UKM

IV. SASARAN PENINGKATAN PERSAINGAN USAHA YANG SEHAT No Kegiatan Prioritas Sasaran K/L 4.1 Penegakan hukum terhadap praktek anti persaingan usaha yang sehat 4.2 Pengawasan kegiatan usaha yang sesuai dengan mekanisme persaingan usaha yang sehat 4.3 Pencegahan terhadap praktek persaingan usaha yang tidak sehat Meningkatnya kualitas dan kuantitas investigasi dan penyelidikan perkara persaingan usaha Meningkatnya kualitas dan kuantitas penanganan perkara persaingan usaha Meningkatnya kualitas dan kuantitas pemberkasan, litigasi, dan eksekusi perkara persaingan usaha Terlaksananya penelitian, penyelidikan, dan inspeksi pelaksanaan kerjasama kemitraan KUMKM Terlaksananya 20 pemetaan struktur pasar dan pengawasan perilaku pelaku usaha KPPU KEMENKOP UKM KPPU KEMENKOP UKM Tersedianya 106 penilaian merger dan akuisisi KPPU KEMENKOP UKM Tersusunnya 11 saran dan pertimbangan terhadap kebijakan sektor strategis

Level 2 5.1 Penyederhanaan peraturan pertanahan KEMEN ATR, PEMDA/PTSP DAERAH 5 Percepatan fasilitasi penyelesaian masalah investasi BKPM, K/L TERKAIT, PTSP PUSAT, PTSP DAERAH, PEMDA 5.3 Penyelesaian pengaduan masalah investasi 5.2 Percepatan Penyusunan RTRW dan RDTR khususnya di Kawasan Strategis KEMENTERIAN ATR, KEMENDAGRI, PEMDA

V. SASARAN PERCEPATAN FASILITASI PENYELESAIAN MASALAH INVESTASI No Kegiatan Prioritas Sasaran K/L 5.1 Penyederhanaan peraturan pertanahan Terbitnya /revisi peraturan pertanahan yang lebih sederhana Kemen ATR/BPN ( belum ada dalam SIMU untuk kegiatan ini) 5.2 Percepatan penyusunan RTRW dan RDTR khususnya di kawasan strategis 5.3 Penyelesaian pengaduan masalah investasi Terlaksananya bimbingan teknis kepada pemerintah daerah dalam penyusunan/peninjauan kembali RTRW dan penyusunan RDTR di 8 KEK Tersusunnya materi teknis RDTR kabupaten/kota di sekitar 5 KEK Terlaksananya pembinaan bimbingan teknis penyusunan RDTR di sekitar 14 kawasan industri prioritas Tersusunnya materi teknis RDTR kabupaten/kota di sekitar 3 kawasan industri prioritas 10 Perusahaan yang difasilitasi penyelesaian masalah penanaman modal di wilayah I,7 perusahaan di wilayah II, 12 perusahaan di wilayah III dan 8 perusahaan di wilayah IV Terselesaikannya 2 permasalahan investasi bidang infrastruktur Kementerian ATR Kemendagri Pemda BKPM K/L Terkait PTSP Pusat PTSP Daerah Pemda

PRIORITAS NASIONAL: PEMBANGUNAN KEMARITIMAN DAN KELAUTAN Kegiatan Prioritas Level 2 Kemenhub, BMKG, BNPB 6. Peningkatan Keamanan dan Keselamatan Pelayaran 1. Pembangunan/ Pengembangan Pelabuhan Umum Kemenhub, BUMN, BPPT, BIG 2. Pengembangan Layanan Pelayaran Nasional Kemenhub, BPPT, BUMN Program Prioritas Konektivitas (tol) Laut dan Industri Maritim Kemenperin, BUMN, BPPT 5. Penguatan Industri Perkapalan dan Rancang Bangun Kelautan 4. Penguatan SDM Perkapalan dan Kepelautan 3. Insentif Usaha dan Iklim Investasi Kemenhub, Kemenristekdikti Kemenkeu, BKPM Usulan dari KSP BKPM mendukung keg PN ini

TERIMA KASIH