Deteksi Lokasi Bibir Otomatis Pada Citra Wajah Berbasis Ciri Bentuk dan Warna

dokumen-dokumen yang mirip
Deteksi Lokasi Bibir Otomatis Pada Citra Wajah Berbasis Ciri Bentuk dan Warna

ANALISIS CITRA WAJAH DENGAN HIMPUNAN FUZZY EIGEN TERBESAR

STUDI ANALISIS EIGENFACE DAN EIGEN FUZZY SET UNTUK EKSTRAKSI CIRI BIBIR PADA SISTEM IDENTIFIKASI WAJAH

STUDI ANALISIS EIGENFACE DAN EIGEN FUZZY SET UNTUK EKSTRAKSI CIRI BIBIR PADA SISTEM IDENTIFIKASI WAJAH

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. keakuratan dari penglihatan mesin membuka bagian baru dari aplikasi komputer.

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PENGGUNAAN METODE POINCARE INDEX DALAM PENDETEKSIAN LETAK COREPOINT PADA SIDIK JARI

PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA

PENENTUAN THRESHOLD CITRA MULUT DENGAN METODE NORMAL PROBABILITY DENSITY FUNCTION (NPDF) GUNA MENDETEKSI MULUT PEMELAJAR

PENGEMBANGAN SISTEM PEROLEHAN CITRA BERBASIS ISI PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED COLOR AND INTENSITY CO-OCCURRENCE MATRIX (ICICM)

BAB III METODE PENELITIAN

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C-

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana

1BAB I. 2PENDAHULUAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Jurnal String Vol.1 No.2 Tahun 2016 ISSN : PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS UNTUK SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE

PERBAIKAN CITRA UNTUK PENGENALAN WAJAH PADA CITRA WAJAH DENGAN PENCAHAYAAN TIDAK MERATA

PENERAPAN SEGMENTASI MULTI KANAL DALAM MENDETEKSI SEL PARASIT PLASMODIUM SP. I Made Agus Wirahadi Putra 1, I Made Satria Wibawa 2 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama ini terbagi menjadi enam bagian yang masing-masing akan

BAB 2 LANDASAN TEORI

KLASIFIKASI KAYU DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES-CLASSIFIER

SISTEM PELACAKAN WAJAH METODE HAAR

BINERISASI CITRA DOKUMEN DENGAN FILTERISASI HOMOMORPHIC

UJI KINERJA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EIGENFACES

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gambar 2 Prinsip pencarian: (a) struktur dan area-area pencarian, (b) jumlah dari garis-garis sampling (Sumber: (Kirchgeβner et al. 2002).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE ADJACENT PIXEL INTENSITY DIFFERENCE QUANTIZATION TERMODIFIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel

BAB 2 LANDASAN TEORI. metode yang digunakan sebagai pengawasan kendaraan yang menggunakan pengenalan

HASIL DAN PEMBAHASAN. B fch a. d b

Pola adalah entitas yang terdefinisi dan dapat diidentifikasi melalui ciri-cirinya (features).

Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram

PERBANDINGAN RUANG WARNA PADA PENGOLAHAN INFORMASI WARNA UNTUK SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN NEUTROSOPHIC SET

Sistem Pengenal Wajah Manusia untuk Personalisasi Perintah pada Robot

DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL

Klasifikasi kelompok usia berdasarkan citra wajah menggunakan algoritma neural network dengan fitur face anthropometry dan kedalam kerutan

EKSTRAKSI CIRI GEOMETRIS UNTUK APLIKASI IDENTIFIKASI WAJAH. Oleh: Kholistianingsih

Gambar 15 Contoh pembagian citra di dalam sistem segmentasi.

BAB II LANDASAN TEORI. Kamera web (singkatan dari web dan camera) merupakan sebuah media

Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski

PENCARIAN CITRA BERDASARKAN BENTUK DASAR TEPI OBJEK DAN KONTEN HISTOGRAM WARNA LOKAL

Ekstraksi Fitur Warna, Tekstur dan Bentuk untuk Clustered- Based Retrieval of Images (CLUE)

PENERAPAN ALGORITMA K MEANS UNTUK PENENTUAN PENCOCOKAN PEWARNAAN CLUSTERING SECARA OTOMATIS PADA PRODUK FASHION

Perbandingan Dua Citra Bibir Manusia Menggunakan Metode Pengukuran Lebar, Tebal dan Sudut Bibir ABSTRAK

IMPLEMENTASI METODE RETINEX UNTUK PENCERAHAN CITRA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Identifikasi Masalah

KLASIFIKASI CITRA ADENIUM MENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

PENGENALAN OBJEK PADA CITRA BERDASARKAN SIMILARITAS KARAKTERISTIK KURVA SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APLIKASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

ANALISIS KOMPONEN UTAMA MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE TERHADAP PENGENALAN CITRA WAJAH

Navigasi Perangkat Lunak ebook Reader Berbasis Mobile Menggunakan Fitur Face Tracking

DETEKSI DAN SEGMENTASI OTOMATIS DERET PADA CITRA METERAN AIR

PENGENALAN WAJAH DENGAN PERBANDINGAN HISTOGRAM

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA

Laporan Akhir Praktikum Mempelajari Karakterisitk Visual Citra Tomat Menggunakan Image Processing. Avicienna Ulhaq Muqodas F

Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer

ESTIMASI FUNGSI SPASIAL PADA IDENTIFIKASI FITUR WAJAH

PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Hasil Ekstraksi Algoritma Principal Component Analysis (PCA) untuk Pengenalan Wajah dengan Bahasa Pemograman Java Eclipse IDE

IMPLEMENTASI ALGORITMA FRACTAL NEIGHBOUR DISTANCE UNTUK FACE RECOGNITION

Analisa Perbandingan Algoritma Histogram of Oriented Gradient (HOG) dan Gaussian Mixture Model (GMM) Dalam Mendeteksi Manusia

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM KONTROL GERAK SEDERHANA PADA ROBOT PENGHINDAR HALANGAN BERBASIS KAMERA DAN PENGOLAHAN CITRA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR

Deteksi Posisi dan Ekstraksi Fitur Wajah Manusia Pada Citra Berwarna

SEGMENTASI WARNA CITRA DENGAN DETEKSI WARNA HSV UNTUK MENDETEKSI OBJEK

Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang sangat populer saat ini. Dengan ilmu pengetahuan ini, teknologi di

Pengenalan Wajah dengan Metode Subspace LDA (Linear Discriminant Analysis)

Implementasi Teori Graf Dalam Masalah Fingerprint Recognition (Pengenalan Sidik Jari)

3. BAB III METODE PENELITIAN

Aplikasi Pengenalan Wajah Menggunakan Hough Transform Based Feature Extraction

MODIFIKASI METODE CAMSHIFT UNTUK PENGENALAN CITRA WAJAH SECARA REAL TIME BERDASARKAN WARNA KULIT WAJAH

APLIKASI CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL DENGAN FITUR WARNA DAN BENTUK

BAB 2 LANDASAN TEORI

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra

Rancang Bangun Sistem Pengukuran Posisi Target dengan Kamera Stereo untuk Pengarah Senjata Otomatis

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN

BAB II LANDASAN TEORI

SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM)

SISTEM TEMU KEMBALI CITRA UNTUK E- COMMERCE MENGGUNAKAN PROSEDUR PENCARIAN DUA FASE DENGAN FITUR HISTOGRAM MULTI TEKSTON

Konsep Penambahan High Pass Filter pada Pengenalan Pola Metode SIFT

Pengenalan Bentuk Wajah Manusia Pada Citra Menggunakan Metode Fisherface

DETEKSI WAJAH UNTUK OBJEK 3D MENGGUNAKAN ANDROID

BAB I PENDAHULUAN. beberapa region berdasarkan kriteria tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut,

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

2.Landasan Teori. 2.1 Konsep Pemetaan Gambar dan Pengambilan Data.

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAAN METODE TEMPLATE MATCHING

FAKULTAS TEKNIK (FT) PROGRAM TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

Transkripsi:

F7 bentuk [5]. Pendekatan berbasis bentuk bibir menggunakan Deteksi Lokasi Bibir Otomatis Pada Citra Wajah Berbasis Ciri Bentuk dan Warna Shinta Puspasari, STMIK lobal Informatika MDP Abstrak Metode yang diusulkan merupakan gabungan antara pendekatan warna dan bentuk bibir untuk deteksi otomatis lokasi bibir pada citra wajah yang gunakan untuk mengidentifikasi wajah seseorang berdasarkan fitur bibirnya. Penelitian ini mencoba untuk menggabungkan pendekatan berbasis ruang warna yang diperbaiki menggunakan pendekatan berbasis bentuk bibir. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa 61,4% akurasi identifikasi ketika diuji menggunakan 500 citra wajah Nilai Precision dan Recall digunakan untuk mengevaluasi teknik yang diusulkan dibandingkan dengan gambar yang disegmentasi secara manual yang selanjutnya diproses dalam sistem identifikasi wajah. Hasil ujicoba yang telah dilakukan dapat digunakan sebagai dasar pengembangan system identifikasi waktu nyata. Index Terms Bibir Deteksi, Color Space, Identifikasi Wajah I I PENDAHULUAN dentifikasi wajah merupakan masalah sulit terutama ketika informasi dari fitur wajah tidak cukup atau terbatas. Misalnya dalam kasus pidana, dimana korban tidak dapat dikenali karena sebagian dari dia atau wajahnya, terutama cirri utama wajah yaitu, mata, bibir, hidung [1] yang memiliki karakter yang berbeda untuk setiap individu, yang sudah dalam kondisi kerusakan berat sehingga kecil kemungkinan untuk diidentifikasi secara konvensional. Bibir adalah salah satu fitur wajah prinsip yang memiliki banyak varian dan jelas berbeda untuk setiap orang. Karakteristik ini menjanjikan bahwa bibir dapat digunakan untuk identifikasi wajah [2]. Sebelumnya, banyak teknik telah digunakan untuk ekstraksi fitur. Eigenface adalah salah satu teknik yang telah terbukti keefektifannya [3,4]. Tapi teknik ini hanya diuji terhadap citra wajah, tidak menggunakan kumpulan data dan kuery ciri utama wajah,misalnya objek ciri bibir. Beberapa teknik telah diusulkan untuk mendeteksi dan melacak objek bibir dalam gambar wajah. Teknik ini dapat diklasifikasikan sebagai pendekatan berdasarkan warna dan 1 Daniel Siahaan is with Informatics Department, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia, phone: +62-31-5939214; e-mail: daniel@ if.its.ac.id. 2 Sarwosri is with Informatics Department, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia, phone: +62-31-5939214; e-mail: sri@ if.its.ac.id. 3 Himmatul Azizah was with Informatics Department, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia Shinta Puspasari, STMIK lobal Informatika MDP.Email: Shinta@stmikmdp.net kontur bibir sebagai fitur untuk pembeda objek bibir dan lainnya. Kontur bibir diinisialisasi sebagai obyek berbentuk elips yang memiliki bentuk terbesar, kemudian objek lain yang berbentuk sama, seperti mata memiliki kemiripan kontur dengan bibir menjadi kelemahan dari pendekatan tersebut. Deteksi berbasis warna bibir telah terbukti sebagai pendekatan yang efektif untuk deteksi dan pelacakan bibir, tidak hanya untuk identifikasi wajah, tetapi juga gerakan mulut [1,6] dan ekspresi wajah [7]. Klasifikasi warna bibir dan bibir adalah masalah utama dari studi ini. Kesalahan klasifikasi akan sangat mempengaruhi hasil deteksi. Studi ini mencoba untuk menggabungkan pendekatan berbasis ruang warna yang diperbaiki menggunakan teknik berbasis bentuk bibir. Piksel pada gambar diklasifikasikan ke dalam bibir dan kulit piksel berdasarkan pada komponen kromatik nya. Komponen ini merupakan fitur yang lebih baik daripada komponen kecerahan untuk klasifikasi [5] berbasis warna. Pixel bibir yang diklasifikasikan akan dideteksi sebagai bibir ketika piksel terkelompok hingga berbentuk elips. Beberapa parameter dalam teknik ini diatur dalam upaya untuk mendapatkan hasil yang optimal. Uji coba menggunakan kumpulan data berisi 500 gambar wajah dan gambar bibir 500 orang Indonesia yang secara manual tersegmentasi dari citra wajah yang bersesuaian. Teknik yang diusulkan mendeteksi objek bibir pada gambar wajah secara otomatis berdasarkan pada ruang warna dan meningkatkan hasil dengan menggunakan analisis geometri berdasarkan bentuk elips. Untuk mengevaluasi efektivitas dari teknik yang diusulkan, hasilnya diproses sebagai input dari sistem identifikasi wajah yang mengimplementasikan metode Eigenface untuk ekstraksi fitur dan dibandingkan dengan hasil pengenalan berdasarkan citra yang disegmentasi manual. Nilai Precission Recall bibir digunakan sebagai indikator efektivitas pengambilan. Makalah ini diorganisasikan sebagai berikut: Bagian 2 menyajikan fitur bibir teknik ekstraksi yang diusulkan dalam penelitian ini, bagian 3 menggambarkan percobaan deteksi otomatis objek bibir dalam gambar wajah, dan juga hasil dari teknik yang diusulkan yang disimpulkan pada akhir tulisan ini. II EKSTRAKSI CIRI BIBIR Bibir berisi fitur seperti warna dan kontur [5]. Fitur ini dapat digunakan untuk mendeteksi objek bibir dalam gambar wajah. Sebuah teknik yang efektif diperlukan untuk

mengekstraksi fitur prinsip gambar bibir untuk mendapatkan hasil yang optimal. 2.1. Ciri Bibir untuk Identifikasi Wajah Bibir deteksi berdasarkan fitur warna dapat dilakukan dengan mengelompokkan warna bibir dan warna kulit [11] menggunakan komponen kromatik untuk mengurangi efek iluminasi dengan mengubah Hue (H) dan intensitas (I) warna sebagai persamaan berikut [12], Untuk mendeteksi posisi objek bibir pada citra wajah secara otomatis adalah pekerjaan yang sulit. Fitur prinsipnya harus diekstrak secara akurat dalam rangka untuk mendapatkan perbedaan di antara objek-objek lainnya. Banyak teknik telah diusulkan untuk deteksi bibir, yaitu berbasis ruang warna kontur bibir. Kontur bibir dibentuk oleh karakter yang perbedaan dari fitur-fitur wajah lain. Untuk mengekstrak tepi bibir merupakan pekerjaan yang sulit karena variable nya[8]. Kontur bibir dapat digambarkan sebagai segmen elips [9] atau kombinasi antara dua elips teratur [7]. Fitur kontur bibir dapat diilustrasikan dalam ambar 1 [6] sebagai berikut, H 256 dan R I R B... (2) 3 ambar. 1. Fitur Kontur Bibir dimana A1 dan A2 adalah sudut bibir, H: tinggi bibir, W: lebar bibir, B1 dan B2 merupakan pusat antara Kontur bibir atas dan kontur bibir bawah. Ini adalah fitur prinsip kontur bibir. Berdasarkan kontur nya, bibir dapat diklasifikasikan menjadi 6 (enam) [10] yaitu, tebal di atas, tebal di bawah, normal, tebal, dan tipis. Informasi ini akan digunakan untuk meningkatkan akurasi identifikasi wajah berdasarkan objek bibir dalam gambar. Fitur lain yang sering digunakan untuk deteksi bibir adalah ruang warna. 2.2. Warna Bibir Bibir memiliki warna yang berbeda untuk kulit yang juga merupakan fitur prinsip bibir. Hal ini dapat ditampilkan untuk setiap komponen RB dalam ambar.2 [5]. Ruang warna sering digunakan dalam analisis gambar wajah terutama untuk segmentasi. Yang et.al dalam [5] menyatakan bahwa fitur bibir bisa diketahui berdasarkan komponen kromatik yang lebih baik dari komponen kecerahan. Fitur kulit berwarna relatif konstan untuk setiap individu dalam pencahayaan yang berbeda. Komponen kromatik dapat didefinisikan sebagai rasio antara setiap nilai dari komponen warna RB gambar [9] dengan rumusan sebagai berukut, R R R B ; R B... (1) ambar 2. Histogram Warna Kulit dan Bibir Hue mengubah warna asli dari gambar ke domain warna merah karena secara alami dominasi warna merah pada bibir [5,12,13]. Hanya nilai dari R dan yang digunakan untuk transformasi karena memiliki perbedaan tinggi di antara objek. 2.3. Deteksi Ciri Bibir Berdasarkan Warna Studi ini mencoba untuk menerapkan fitur warna bibir untuk mendeteksi objek bibir dalam gambar wajah secara otomaatis dalamk identifikasi wajah real time. Teknik ini akan mengklasifikasikan bibir dan warna kulit untuk setiap piksel pada citra wajah menggunakan 3 persamaan berikut yang dimodifikasi dengan teknik pengucilan komponen merah [13], H ; log... (3) B adalah ambang batas., β, dan dimana pixel yang sesuai dengan persamaan tersebut akan diklasifikasikan sebagai piksel bibir. Aliran metode deteksi otomatis yang diusulkan untuk menentukan lokasi bibir digambarkan sebagai ambar.3 berikut,

F9 Parameter Nilai Pengolahan Citra Wajah Deteksi Bibir Lokalisasi Bibir Segmentasi α 1,376666666 β 2,655 10-10 ambar. 3. Alur deteksi otomatis bibir Aliran deteksi bibir otomatis berisi 4 (empat) fase: 1. Pengolahan Citra Wajah Fase ini mengubah fitur warna dari citra wajah ke dalam komponen kromatik untuk analisis bibir piksel guna mengurangi efek iluminasi dalam klasifikasi. 2. Deteksi Bibir Dalam fase ini, pixel akan diklasifikasikan ke dalam pixel piksel bibir dan kulit menggunakan ambang batas yang telah diatur seblumnya. 3. Lokalisasi Objek Bibir Hasil dari fase sebelumnya akan diperbaiki dengan menggunakan analisis geometris fitur bibir untuk melokalisasi Region Of Interest (ROI). 4. Segmentasi Lokasi ROI tersegmentasi sebagai gambar dalam ukuran persegi panjang citra bibir. Tahap 3: Lokalisasi Bibir Lokasi objek bibir terdeteksi sebagai ROI 50x20 piksel menggunakan analisis geometri yang mendeteksi objek seperti bibir. berbentuk elips dan dengan hasil seperti yang diilustrasikan pada ambar. 5. Tahap 4: Segmentasi Bibir Fase ini segmen ROI dan menghasilkan gambar bibir untuk setiap gambar wajah secara otomatis. Citra Wajah Ciri Komponen Kromatik Citra Wajah Pengolahan Citra Wajah Deteksi Bibir III HASIL UJICOBA Percobaan menggunakan data set 500 gambar wajah berukuran 150 x 150 piksel dan 500 gambar bibir sesuai dengan gambar wajah yang tersegmentasi secara manual. Untuk mengevaluasi efektivitas dari metode yang diusulkan untuk identifikasi wajah berdasarkan pada fitur bibir, ini diterapkan dalam sistem identifikasi. Sistem akan secara otomatis mendeteksi dan mensegmen objek bibir, dan menggunakannya sebagai masukan yang akan diekstraksi menggunakan metode Eigenface untuk identifikasi wajah. Sistem ini dikembangkan dalam Visual C + + dan library OpenCV untuk pengolahan citra. Ciri Komponen Kromatik Citra bibir ROI Bibir Lokalisasi Objek Bibir Segmentasi 3.1 Deteksi Otomatis Bibir Pertama, data set yang berisi citra wajah diproses dalam 4 (empat) fase menghasilkan output yang akan dikirim sebagai masukan untuk tahap berikutnya digambarkan dalam flowchart berikut (ambar 4), Tahap 1: Wajah Image Processing Fase ini menghasilkan komponen chromatics wajah, Hue gambar dan Intensitas, untuk mengklasifikasikan pixel menjadi pixel bibir dan kulit. Tahap 2: Deteksi Bibir Bibir objek terdeteksi berdasarkan klasifikasi piksel bibir. Beberapa yang diatur dalam rangka untuk mendapatkan batasan hasil, β, dan, yang optimal dan melakukan klasifikasi nilai optimal seperti dinyatakan dalam Tabel 1. Tabel 1. Hasil Tuning Nilai Ambang ambar. 4. Alur proses deteksi bibir otomatis ambar. 5. Contoh Hasil Bibir Lokalisasi 3.3. Hasil dan Analisis Dalam percobaan, terjadi beberapa kesalahan klasifikasi dan mempengaruhi hasil segmentasi. Kesalahan segmentasi diklasifikasikan menjadi 4 (empat) jenis: 1. ambar hidung dan dagu ambar tersegmentasi berisi hidung dan, atau dagu. 2. ambar bibir bawah ambar tersegmentasi berisi gambar bibir bawah saja.

3. ambar bibir atas ambar tersegmentasi berisi gambar bibir atas saja. 4. ambar kurang akurat ambar tersegmentasi mengandung < 75% dari kontur gambar penuh, atau tidak dapat mewakili kedua kontur bibir atas dan bawah. Hasil eksperimen deteksi otomatis objek bibir dalam gambar wajah yang ditampilkan dalam Tabel 2 berikut. Hasil dari percobaan menunjukkan 38,6% kesalahan segmentasi terjadi. Para ambar 6 berikut menunjukkan beberapa contoh gambar kesalahan hasil segmentasi otomatis citra bibir. Tabel 2. Hasil eksperimental Segmentation Error Type % Nose and Chin Image Lower Lip Image Upper Lip Image Less Accurate Image 23,4 5,6 6 3,6 (c) ambar. 6. Sampel Kesalahan Segmentasi hidung dan dagu bibir bawah (c) bibir atas (d) citra kurang akurat. Kesalahan ini terjadi karena teknik ruang warna yang diusulkan tidak dapat mengekstrak fitur prinsip objek bibir secara optimal dan mempengaruhi hasil klasifikasi piksel bibir. Fenomena ini dapat dianalisis dalam ambar berikut. 7. Dapat dilihat bahwa banyak kesalahan dalam mengklasifikasikan piksel kulit bibir (0 = piksel kulit, 1 = piksel bibir). Tuning parameter mempengaruhi jumlah piksel- piksel yang diklasifikasikan sebagai bibir. Angkaangka yang lebih besar dari piksel bibir terdeteksi, juga sejumlah besar piksel kulit disalahklasifikasikan. Hasil ini mempengaruhi analisis geometris yang mendeteksi pola kelompok piksel berbentuk elips terbesar dari piksel bibir sebagai objek bibir. Masalah yang sama juga terjadi ketika jumlah piksel bibir kurang terdeteksi dan membuat bibir kurang akurat segmentasi bibir, atau atas dan bawah saja. Dalam rangka untuk mengevaluasi efektivitas metode yang diusulkan untuk identifikasi wajah maka hasil deteksi otomatis bibir digunakan sebagai masukan dari metode Eigenface untuk ekstraksi fitur citra dalam sistem identifikasi ciri wajah berbasis cirri bibir. Hasil pengujian dibandingkan dengan hasil segmentasi manual. Nilai Precission dan Recall digunakan sebagai indikator efektivitas. 11 (sebelas) nilai recall standar dibandingkan antara dua hasil dataset ujicoba. Hasil perbandingan ditampilkan sebagai ambar 8 berikut, (d) c) (d) ambar 7. Hasil Ekstraksi Piksel Bibir Jenis Kesalahan Segmentasi hidung dan dagu bibir bawah (c) bibir atas (d) citra kurang akurat. ambar. 8. Hasil Perbandingan Precission Recall Segmentasi otomatis dan manual. rafik menunjukkan bahwa segmentasi otomatis memiliki hasil efektivitas pengambilan lebih rendah dibandingkan dengan segmentasi pengguna dimana presisi di titik recall 0,1 tidak bisa mencapai nilai tinggi (tidak sama dengan 1), tetapi dapat mengambil gambar yang relevan ke- 5 (lima) kueri yang diberikan saat pengujian gambar bibir. I. KESIMPULAN Tulisan ini membahas penerapan pendekatan ruang warna dan bentuk untuk deteksi lokasi bibir pada citra wajah. Efektifitas teknik yang diusulkan untuk mendeteksi objek

F11 bibir dalam citra wajah berdasarkan pada fitur warna bibir yang ditingkatkan hasilnya menggunakan teknik berbasis bentuk akan dievaluasi. Hasil eksperimen menunjukkan 61,4% akurasi saat diuji menggunakan 500 citra wajah. ambar bibir 38,6% tersegmentasi kurang akurat yang diklasifikasikan menjadi 4 (empat) jenis kesalahan yaitu hidung dan dagu, bibir bawah, bibir atas, dan citra kurang akurat. Preccission recall juga memiliki skor yang lebih rendah dari citra yang disegmentasi secara manual tketika diproses ke dalam sistem identifikasi wajah yang menerapkan Eigenface untuk ekstraksi fitur. Hal ini terjadi karena teknik ruang warna diusulkan tidak dapat mengekstrak fitur prinsip objek bibir secara optimal dan mempengaruhi hasil klasifikasi piksel bibir. Banyak kesalahan terjadi dalam mengklasifikasikan piksel-piksel kulit bibir. Tuning parameter menentukan jumlah pikselpiksel yang diklasifikasikan sebagai bibir. Angka-angka yang lebih besar dari piksel bibir terdeteksi, juga sejumlah besar piksel kulit salah diklasifikasikan. Hasil ini mempengaruhi analisis geometris yang mendeteksi kelompok berbentuk elips terbesar piksel bibir sebagai objek bibir. Masalah yang sama juga terjadi ketika jumlah piksel bibir kurang terdeteksi dan membuat segmentasi bibir kurang akurat atau bibir, atas dan bawah saja. Teknik yang diusulkan perlu ditingkatkan untuk meningkatkan keakuratan, terutama saat tuning parameter untuk klasifikasi piksel bibir. Teknik impoved dapat dibuat untuk sistem waktu identifikasi wajah nyata dalam penelitian lanjut di masa depan.. DAFTAR PUSTAKA [1] M. Pantic, M. Tomc, and L.J.M. Rothkrantz, A Hybrid Approach to Mounth Features Detection, Proceedings of The IEEE System, Man, and Cybernetics Conference, 2001. [2] M.R. Widyanto, and S.Puspasari, Studi Analisis Egenface dan Eigen Fuzzy Set untuk Ekstraksi Ciri Bibir Pada Sistem Identifikasi Wajah, Journal of Informatics institute of Sepuluh November, 2008. [3] M.A. Turk and A.P. Pentland, Face Recognition Using EigenFaces, Proceedings of the IEEE Conference on Computer Vision and Pattern Recognition, hal. 586-591, 1991. [4] J.R. del solar, and P. Navarrete, Eigenspace-Based Face Recognition : A Comparative Study of Different Approaches, IEEE Transaction on System, Man and Cybernetic, Vol. 16, No. 7, hal. 817-830. 2005. [5] N. Eveno, A. Caplier, and P.Y. Coulon, A New color Transformation for Lips Segmentation, Proceedings of The IEEE Fourth Workshop on Multimedia Signal Processing, 2001