FAKTOR IBU YANG MELATARBELAKANGI KEJADIAN BBLR DI RSUD JOMBANG NIA LAFINIA 1211010072 Subject: Faktor,BBLR, Ibu hamil DESCRIPTION Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) pada saat ini masih banyak di jumpai di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Beberapa faktor yang menyebabkan BBLR antara lain: usia ibu, jarak kehamilan, paritas, usia kehamilan, kadar hemoglobin (Hb), status gizi ibu hamil, penyakit saat kehamilan. tujuan penelitian mengidentifikasi faktor yang melatarbelakangi kejadian BBLR. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.variabel dalam penelitian ini usia ibu, paritas, jarak kehamilan, usia kehamilan, populasinya adalah semua bayi berat lahir rendah diruang anggrek RSUD jombang bulan Maret 2014-Maret 2015 sejumlah 343 bayi dengan jumlah sampel 34 responden, teknik sampling menggunakan accidental sampling, dan instrumen menggunakan rekam medik. Analisa data menggunakan editing, coding, scoring, tabulating dan persentase distribusi frekuensi. Sebagian besar responden memiliki usia 20-35 tahun sebanyak 28 orang (82,4%), rata-rata responden memiliki anak 2-4 sebanyak 21 orang (61,8%), memiliki jarak >1 tahun sebanyak 20 orang (58,8%), sebagian Besar responden memiliki usia kehamilan < 37 minggu sebanyak 27 orang (79,4%). Usia kehamilan < 37 minggu merupakan faktor yang dominan dalam melatarbelakangi kejadian BBLR. Oleh sebab itu penelitian diharapkan tenaga kesehatan (bidan) tetap aktif dalam memberikan penyuluhan dan bimbingan pada ibu hamil agar memperhatikan kehamilan, sehingga bayi yang dilahirkan memiliki berat badan yang normal dan sehat. ABSTRACT Low birth weight infants still found in many developing countries including Indonesia. Some of the factors that cause low birth weight infants are: maternal age, parity, gestational distance, hemoglobin levels, nutritional status of pregnant mother and the disease during pregnancy. This studi aimed to indentify factors behind low birth weight infant occurrence. Design of the study was descriptive, the variabels were maternal age, gestational age, paritas and distance pregnancy < 1 year. The population was low birth weight infants in orchid room of RSUD Jombang in march 2014 until march 2015 as many as 343 babys and used 34 respondents as sample, that selected using accidental sampling, medical record and used as the instruments, data processed by editing, cooding, scoring, tabulating and presents as distribution of frequency.
Most respondent aged 20-35 year as many as 28 peoples (82,4%) average of respondents had 2-4 children as many as 21 peoples (61,8%), and gestational distance over than 1 year as many as 20 peoples (58,8% ) and most respondents had gestational age under <37 weeks as many as 27 peoples (79,4%) Gestational age under < 37 weeks is dominant factor that predisposed the insidence of low birth weight infants. So it is expected that health workers (midwife) remain active in giving counseling and guidance on pregnant mothers who have Low birth weight infants to pay attention to her pregnancy so babies that born will have a normal weight and healthy. Keywords : Factors, Low Birth Weight infants, pregnant mothers Contributor : 1. Sri Wardini S.ST.,M.Kes 2. WiwitS,S.T., SKM Date : 09 Juni 2015 Type material : Laporan Penelitian Identifier : - Right : Open Document Summary : - LATAR BELAKANG Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) pada saat ini masih banyak di jumpai di negara negara berkembang termasuk indonesia. Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan bayi yang ketika di lahirkan mempunyai berat badan kurang dari 2500 gram (yulifah & yuswanto, 2009 ). Perawatan BBLR yang berkualitas baik,dapat menurunkan kematian neonatal,seperti inkubator dan perlengkapannya pada Neonatal Intensive Care Unit. Negara berkembang, termasuk indonesia dihadapkan pada masalah kekurangan tenaga terampil, biaya pemeliharaan alat, serta logistik. Selain itu, penggunaan inkubator dinilai menghambat kontak dini ibu dengan bayi serta bersifat kuran g praktis dan kurang ekonomis. Sehingga para pakar khususnya di bidang perinatologi melakukan penelitian dan didapatkan asuhan metode kangguru atau metode lekat, yang banyak memberikan manfaat dalam menangani BBLR (Setyowati, 2009 ). Berat badan lahir rendah disebabkan karena bayi lahir sebelum waktunya atau usia kelahiran belum mencapai 9 bulan atau bayi lahir cukup bulan tetapi pertumbuhan ketika dalam kandungan tidak baik karena ibu kurang gizi, kurang darah, sering sakit, banyak merokok dan bekerja berat sehingga berat badan janin tidak mencukupi. Dampak dari berat badan lahir rendah yaitu ; lemah dan mudah kedinginan karena lapisan lemak bawah kulitnya sangat tipis, cepat lelah, sering tersedak pada waktu menyusu dan malas mengisap, mudah terkena penyakit, mudah terkena gengguan pernafasan. Akibat jika berat badan lahir rendah tidak segera ditangani akan mudah meninggal ( Nurmalasari, 2013). Kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR) di negara berkembang masih tinggi. Insidensi BBLR di Asia Selatan sebesar 22%. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik di Indonesia (2013) angka kejadian BBLR yaitu 321,15 per 100.000 kelahiran hidup. Di Jawa Timur tahun 2013 diketahui jumlah bayi BBLR mencapai 16.565 bayi dari 591.746 bayi lahir hidup (2,79%). Data di Kabupaten
Jombang tahun 2013-2014 jumlah kelahiran bayi sebanyak 516 bayi sedangkan jumlah bayi dengan BBLR mencapai 323 pada tahun 2013. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan diruang anggrek RSUD jombang pada tanggal 27 maret 2015 berdasarkan Register Rekam Medik bulan maret 2014 bulan maret 2015 terdapat 343 bayi dengan berat badan lahir rendah dari 823 jumlah bayi yang dilahirkan. Beberapa faktor lainnya yang dapat mempengaruhi berat badan lahir rendah,antara lain umur ibu, paritas, tinggi badan ibu, jarak kelahiran, dan pekerjaan ibu. kehamilan yang terjadi pada usia dibawah 20 tahun atau diatas 35 tahun memiliki kecenderungan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi yang adekuat untuk pertumbuhan janin yang akan berdampak terhadap berat badan lahir bayi. Umur ibu kurang dari 20 tahun pada saat hamil berisiko terjadinya BBLR 1,5 kali lebih besar dibandingkan ibu hamil yang berumur 20-35 tahun. Persalinan lebih dari tiga kali berisiko terjadinya komplikasi seperti perdarahan dan infeksi sehingga ad kecenderungan bayi lahir dengan kondisi BBLR. Pada wanita yang pendek sering ditemukan adanya panggul yang sempit dan keadaan ini dapat mempengaruhi jalannya persalinan sehingga menyebabkan berat badan bayi yang dilahirkan rendah. Jarak kehamilan yang pendek akan menyebabkan seorang ibu belum cukup waktu untuk memulihkan kondisi tubuhnya setelah melahirkan sebelumnya, sehingga berisiko terganggunya sistem reproduksi yang akan berpengaruh terhadap berat badan lahir. Ibu yang bekerja cenderung memiliki sedikit waktu istirahat sehingga berisiko terjadinya komplikasi kehamilan, seperti terlepasnya plasenta yang secara langsung berhubungan dengan BBLR ( puruhita, 2011). Untuk mengurangi angka kejadian bayi berat lahir rendah, dibutukan pemeriksaan kehamilan sejak dini dan continue pada ibu hamil, ibu hamil harus makan lebih banyak atau lebih sering dari sebelum hamil dengan gizi yang seimbang, mengurangi aktivitas atau pekerjaan yang berat bagi ibu, agar tercapai kesehatan ibu dan janinnya seoptimal mungkin (Nurmalasari, 2013). Untuk itu bidan dan kader kesehatan perlu meningkatkan penyuluhan akan pentingnya gizi selama hamil sehingga ibu termotivasi untuk memenuhi kebutuhan gizi selama hamil. Oleh karena itu tenaga kesehatan harus bertindak cepat untuk dapat melakukan asuhan pada bayi baru lahir dengan BBLR. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Variabel dalam penelitian ini usia ibu, paritas, jarak kehamilan, usia kehamilan, populasinya adalah semua bayi berat lahir rendah diruang anggrek RSUD jombang bulan Maret 2014-Maret 2015 sejumlah 343 bayi dengan jumlah sampel 34 responden, teknik sampling menggunakan accidental sampling, dan instrumen menggunakan rekam medik. Analisa data menggunakan editing, coding, scoring, tabulating dan persentase distribusi frekuensi. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa faktor ibu yang melatarbelakangi kejadian BBLR sebagian besar responden memiliki usia 20-35 tahun sebanyak 28 orang (82,4%). Rata-rata responden memiliki anak 2-4
sebanyak 21 orang (61,8%). Rata-rata responden memiliki jarak kehamilan sebanyak 20 responden (58,8%). Sebagian Besar responden memiliki usia kehamilan < 37 minggu sebanyak 27 responden (79,4%). Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki usia20-35 tahun sebanyak 28 orang (82,4%) Berdasarkan hasil penelitian yang di dapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki usia yang aman untuk kehamilan dan persalinan, karena yang di dapat disini bukan faktor dari usia ibu tapi terjadi karena memang ibu memiliki komplikasi. Usia ibu yang harus di waspadai untuk kehamilan dan persalinan yaitu <20 tahun dan >35 tahun, usia kurang dari 20 tahun akan menyebabkan kejadian BBLR, karena pada usia muda organ-organ reproduksi dan fungsi fisiologisnya belum optimal dan secara psikologis belum tercapainya emosi dan kejiwaan yang cukup dewasa sehingga akan berpengaruh terhadap penerimaan kehamilannya yang akhirnya akan berdampak pada pemeliharaan dan perkembangan bayi yang dikandungnya, sedangkan ibu yang memiliki usia >35 tahun merupakan resiko tinggi untuk hamil dan menimbulkan komplikasi pada kehamilan dan merugikan perkembangan janin, karena adanya kemunduran fungsi fisiologis dari sistem tubuh. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian Besar responden memiliki usia kehamilan < 37 minggu sebanyak 27 responden (79,4%). Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden memiliki usia kehamilan < 37 minggu. Usia kehamilan <dari 37 minggu yang dapat menyebabkan angka kejadian BBLR, ibu yang melahirkan bayi < 37 minggu salah satunya adalah terjadinya ketuban pecah dini diakibatkan karena anemia dan gizi yang tidak baik sehingga dapat melahirkan pada usia kehamilan yang belum cukup atau dibawah 37 minggu. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata responden memiliki anak 2-4 sebanyak 21 orang (61,8%). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden rata rata memiliki 2-4 anak, paritas merupakan faktor risiko yang beresiko terhadap kejadian BBLR. Ibu dengan paritas lebih dari 3 anak beresiko untuk melahirkan bayi dengan BBLR Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata responden memiliki jarak kehamilan sebanyak 20 responden (58,8%). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa rata rata responden memiliki jarak kehamilan >1 tahun, jarak kehamilan yang baik adalah lebih dari atau sama dengan dua tahun. karakteristik dan ukuran ibu dimana didalamnya terdapat jarak kehamilan merupakan salah satu determinan terjadinya BBLR. Ibu yang memiliki jarak kehamilan>1 tahun masih terjadi persalinan BBLR karena ibu ini memang mempunyai komplikasi. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa faktor ibu yang melatarbelakangi kejadian BBLR sebagian besar responden memiliki usia 20-35 tahun sebanyak 28 orang (82,4%). Rata-rata responden memiliki anak 2-4 sebanyak 21 orang (61,8%). Rata-rata responden memiliki jarak kehamilan sebanyak 20 responden (58,8%). Sebagian Besar responden memiliki usia kehamilan < 37 minggu sebanyak 27 responden (79,4%).
REKOMENDASI 1. Bagi Instansi kesehatan Diharapkan rumah sakit dapat memberikan pelayanan yang maksimal terhadap kasus BBLR sehingga dapat mengurangi angka kematian bayi dan mencegah terjadinya komplikasi yang lebih lanjut yang terjadi pada bayi yang lahir rendah. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian yang mempengaruhi BBLR menggunakan jenis penelitian analitik survei mengenai faktor resiko survei berdasarkan resiko dari paritas, usia ibu, usia kehamilan, jarak kelahiran dengan kejadian BBLR. 3. Bagi Tenaga kesehatan Diharapkan dari hasil penelitian ini tenaga kesehatan (bidan) tetap aktif dalam memberikan penyuluhan dan bimbingan pada ibu yang memiliki bayi berat badan lahir rendah sehingga ibu dapat melakuakn perawatan secara mandiri. ALAMAT KORESPONDENSI Email : nia.lafinia@yahoo.co.id No. Hp : 082257405392 Alamat : Desa Kedung Moro, Kec. Kunir, Kab. Lumajang