ABSTRAK. Kharisma Virgian Dosen Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Kebidanan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. trimester III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II.

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB I PENDAHULUAN. melalui alat indra (Lukaningsih, 2010: 37). Dengan persepsi ibu hamil dapat

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. dibawah 11 gr% (Saifuddin, 2001), sedangkan menurut Royston (1993) anemia

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi yaitu 359 per

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

BAB I PENDAHULUAN. vitamin B12, yang kesemuanya berasal pada asupan yang tidak adekuat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan Indonesia sehat 2010 adalah menerapkan pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

BAB 1 PENDAHULUAN. lahir dalam waktu yang cukup (Andriana, 2007). fisiologi, anatomi dan hormonal yang berbeda-beda. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. negara lainnya di dunia hampir sama yaitu akibat. pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%).

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan gizi antara lain anemia. Anemia pada kehamilan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

BAB I PENDAHULUAN. mengalami pubertas yang ditandai dengan terjadinya menstruasi. (Hani, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. besi sering terjadi pada masa kehamilan (Cunningham, 2006; h.1465).

BAB I PENDAHULUAN. dan untuk memproduksi ASI bagi bayi yang akan dilahirkannya (Francin, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin dalam sirkulasi darah. Anemia juga dapat didefinisikan sebagai

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan proses yang membahagiakan yang

BAB I PENDAHULUAN. apabila seorang ibu hamil dapat mengatur makanan yang dikonsumsinya. secara sempurna. Kehamilan yang sehat dapat diwujudkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. di kawasan ASEAN yaitu sebesar 228/ kelahiran hidup (SDKI. abortus (11%), infeksi (10%), (SDKI 2012).

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan kehamilan yang dapat menyebabkan kematian (Dinana,

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia pada masa mendatang (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005). Upaya dalam kesehatan telah dipersiapkan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator

BAB 1 PENDAHULUAN. cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan

1998, WHO telah merekomendasikan penambahan suplemen asam folat sebesar 400 µg (0,4 mg) per hari bagi ibu hamil untuk mencegah kelainanan tabung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Anemia defisiensi besi (ADB) masih menjadi. permasalahan kesehatan saat ini dan merupakan jenis

BAB I PENDAHULUAN. dari pertemuan sperma dan ovum sebagai rangkaian kejadian dari

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT MUHAMADIYAH PALEMBANGTAHUN 2014

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. partus lama karena inertia uteri, perdarahan post partum karena atonia. uteri, syok, infeksi (baik intrapartum atau post partum).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kabupaten Bonebolango dengan batas-batas sebagai berikut:

Yane Liswanti, Dina Ediana 1Program Studi DIII Analis KesehatanSTIKes BTH Tasikmalaya *Coresponding author :

KEJADIAN ANEMIA DI UPTD PUSKESMAS SINDANGWANGI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang menerangkan derajat kesehatan didalam suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator pembangunan kesehatan adalah melihat perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang

BAB I PENDAHULUAN. Anemia gizi besi pada ibu hamil masih merupakan salah satu masalah

Bab 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD DR WAHIDIN SUDIROHUSODO KOTA MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. makin besar dengan adanya anemia 51%, nifas 45%.

STATUS GIZI IBU HAMIL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAYI YANG DILAHIRKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah gizi dan pangan merupakan masalah yang mendasar karena secara

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC komprehensif yang

Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PERIODE Lestrina *, Eny **

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

BAB I PENDAHULUAN. bahwa ibu hamil yang terkena anemia mencapai 40%-50%. Prevalensi. sebanyak 63% (Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, 2010).

Transkripsi:

PERBEDAAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN I DENGAN KADAR HEMOGLOBIN II SETELAH PEMBERIAN 90 TABLET ZAT BESI PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS GANDUS PALEMBANG TAHUN 2009 Kharisma Virgian Dosen Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Kebidanan ABSTRAK Anemia defisiensi besi ibu hamil di Indonesia masih tergolong tinggi.salah satu faktor yang menyebabkan masih tingginya anemia defisiensi besi pada ibu hamil adalah rendahnya kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi.keadaan ini mengindikasikan bahwa anemia defisiensi besi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penelitian bertujuanmengidentifikasi kasus ibu hamil dengan anemia di Puskesmas Gandus Palembang serta menganalisis perbedaan kadar hemoglobin I dan II pada ibu hamil dengan anemia sebelum dan setelah dilakukan pemberian 90 tablet zat besi. Desain penelitian adalah eksperimental dengan model rancangan one group pre test-post test design, dimana subjek diberikan dua perlakuan yaitu perlakuan sebelum diberikan 90 tablet zat besi (HbI) dan perlakuan sesudah diberikan 90 tablet zat besi (HbII), penelitian dilakukan pada bulan Januari April 2009. Sampel penelitian adalah adalah ibu hamil dengan anemia di yang berjumlah 10 responden. Hasil penelitiananalisis univariat didapatkan bahwa dari 10 orang ibu hamil yang mengalami anemia, 1orang dengan anemia risiko tinggi (1%) dan 9 orang dengan anemia risiko rendah (90%). Setelah mendapatkan pemberian 90 tablet zat besi didapatkan 9 orang ibu hamil dengan anemia ringan (90%) dan 1 orang ibu hamil tidak anemia (10%).Hasil uji statistik dengan Uji t berpasangan didapatkan nilai value = 0.002 < = 0.05, menunjukkan adanya perbedaan antara kadar HbI dengan kadar HbII.Rata-rata kadar Hb pada pengukuran pertama adalah 9.84 gr% dan rata-rata kadar Hb pada pengukuran kedua adalah 10.46 gr%. Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil dapat berpengaruh terhadap kenaikan kadar hemoglobinsehingga dapat mencegah terjadinya anemia dalam kehamilan. Namun masih diperlukan pemantauan oleh tenaga kesehatan untuk mendeteksi anemia dalam kehamilan serta pengawasan yang lebih agar kepatuhan ibu hamil dapat mengkonsumsi tablet zat besi semakin meningkat. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11gr % pada trimester I dan III atau kadar < 10,5 gr% pada trimester II ( Saifuddin, 2005).Anemia kehamilan disebabkan oleh kurang gizi (malnutrisi), kurang zat besi, malabsorpsi yang tidak adekuat, kehilangan darah yang banyak, bertambahnya zat gizi yang hilang, kebutuhan yang berlebihan dan penyakitpenyakit kronik (Rustam, 2005). Anemia pada ibu hamil menimbulkan dampak yang berbahaya selama masa kehamilan, persalinan dan nifas. Bahaya pada masa kehamilan dapat berupa abortus, partus prematurus, hambatan tumbuh kembang janin, mudah terjadi infeksi, perdarahan dan ketuban pecah dini (Manuaba, 2008). Kasus anemia kehamilan yang paling sering ditemui adalah anemia defisiensi besi (62,3%). Kekurangan zat besi pada ibu

hamil akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi), resiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR), perdarahan, meningkatkan frekuensi komplikasi, resiko kematian maternal, prematuritas dan angka kematian perinatal meningkat (Sharon, 2008). Prevalensi anemia defisiensi besi masih tergolong tinggi sekitar dua miliar atau 30% lebih dari populasi manusia di dunia (WHO, 2011). Wanita hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan masalah gizi terutama anemia defisiensi besi karena kebutuhan zat besi meningkat secara signifikan selama kehamilan (Waryana, 2008). Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), prevalensi anemia defisiensi besi pada ibu hamil di Indonesia sebesar 63,5% tahun 1995. Pada tahun 2001 turun menjadi 40,1% dan pada tahun 2007 turun menjadi 24,5% (Riskesdas, 2007). Angka anemia defisiensi besi ibu hamil di Indonesia masih tergolong tinggi. Keadaan ini mengindikasikan bahwa anemia defisiensi besi menjadi masalah kesehatan masyarakat (Depkes, 2008). AKI di Sumatera Selatan pada tahun 2007 adalah 79,31 per 100.000 kelahiran hidup (124 kematian). Pada tahun 2008 adalah 150,93 per 100.000 kelahiran hidup (143 kematian) dimana penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan (Profil Dinas Kesehatan Sumsel, 2008). Dinas Kesehatan Kota Palembang tahun 2007 melaporkan AKI sebanyak 51 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2008 sebanyak 20 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Kota Palembang, 2008). Menurut data yang diperoleh dari tahun 2007, ibu hamil dengan anemia berjumlah 215 orang (13,9%) dari 1546 total ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya. Pada tahun 2008 didapatkan jumlah ibu hamil dengan anemia sebanyak 199 orang (14%) dari 1419 ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya (Puskesmas Gandus, 2009). Salah satu faktor yang menyebabkan masih tingginya anemia defisiensi besi pada ibu hamil adalah rendahnya kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. Sebanyak 74,16% ibu hamil dinyatakan tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet besi dengan responden sebanyak 89 ibu hamil (Indreswari, 2008). Pemerintah mengupayakan pemberian tablet tambah darah (Fe) untuk mengatasi anemia defisiensi besi pada ibu hamil. Departemen Kesehatan masih terus melaksanakan progam penanggulangan anemia defisiensi besi pada ibu hamil dengan membagikan tablet tambah darah kepada ibu hamil ketika memeriksakan kehamilannya (Depkes RI, 2008). Menurut Manuaba (2008) anemia kehamilan dapat dicegah dengan pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet pada ibu hamil, pemeriksaan dan pengawasan hemoglobin (Hb) sebagai usaha untuk mendeteksi anemia kehamilan. Pemeriksaan Hb dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada trimester I dan III. Berdasarkan data di atas peneliti ingin mengetahui Perbedaan antara Kadar Hemoglobin I dengan Kadar Hemoglobin II Setelah Pemberian 90 Tablet Zat Besi pada Ibu Hamil dengan Anemia di Puskesmas Gandus Palembang Tahun 2009. B. Rumusan Masalah Adakah perbedaan antara kadar hemoglobin I dengan kadar hemoglobin II setelah pemberian 90 tablet zat besi pada ibu hamil dengan anemia di Puskesmas Gandus Palembang tahun 2009? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui perbedaan kadar hemoglobin I dengan kadar hemoglobin II setelah pemberian 90 tablet zat besi pada ibu hamil dengan anemia di Puskesmas Gandus Palembang tahun 2009.

2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya distribusi frekuensi HbI ibu hamil dengan anemia di Tahun 2009. b. Diketahuinya distribusi frekuensi HbII ibu hamil dengan anemia di Tahun 2009. c. Diketahuinya perbedaan antara kadar HbI dengan kadar HbII setelah pemberian 90 tablet zat besi pada ibu hamil dengan anemia di Tahun 2009. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode penelitian eksperimental dengan model rancangan one group pre test-post test design,yaiturancangan penelitian yang melibatkan satu kelompok subjek (ibu hamil dengan anemia) dimana subjek tersebut diberikan dua perlakuan yaitu perlakuan sebelum diberikan 90 tablet zat besi (HbI) dan perlakuan sesudah diberikan 90 tablet zat besi (HBII) (Hastono, 2007). B. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang telah diperiksa kadar HbI, telah diberikan 90 tablet zat besi dan telah dilakukan pemeriksaan kadar HbII yang tercatat dari bulan Januari-April 2009. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 10 responden. C. Sampel Penelitian Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalahsampling jenuh yaitu cara pengambilan sampel dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel. Pada penelitian ini kriteria subjek adalah ibu hamil dengan anemia yang telah diperiksa sebelum pemberian tablet zat besi ( HbI), telah mendapat 90 tablet zat besi dan telah diperiksa setelah pemberian 90 tablet zat besi (HbII). Berdasarkan kriteria tersebut maka sampel yang digunakan adalah keseluruhan populasi yaitu berjumlah 10 responden. D. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai Januari sampai April 2009. E. Tehnik dan Instrumen Pengumpulan Data. 1. Tehnik Pengumpulan Data a. Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden penelitian yaitu ibu hamil dengan anemia di dengan cara melakukan pemeriksaan kadar Hb setelah pemberian tablet zat besi. b. Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari orang lain atau tempat lain dan bukan dilakukan oleh peneliti sendiri. Data sekunder diperoleh dari profil dan register antenatal care. 2. Instrumen Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan checklist dan melakukan pengukuran kadar HbII dengan Sahli Set pada ibu hamil dengan anemia. Checklist digunakan untuk menginput data yang diperoleh dari Register Kohort Ibu Poliklinik

KIA berupa nilai kadar HbI dan pemberian 90 tablet zat besi. 3. Tehnik Pengolahan Data dan Analisa Data 1. Pengolahan Data Data diolah program komputerisasi dengan menggunakan komputerisasi dengan tahapan pengolahan data menurut Hastono (2001) : a. Editing Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian check list apakah jawaban yang ada sudah lengkap, jelas, relevan, dan konsisten. b. Coding (Pengkodean) Kegiatan merubah data dalam bentuk huruf menjadi bentuk bilangan/angka. Kegunaannya adalah untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat saat entry data. c. Entry Data (Pemasukan Data) Setelah semua isian check list terisi penuh dan benar, dan telah melewati pengkodean, maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar dapat dianalisis. Proses data dilakukan dengan cara memasukkan data dari formulir ke tabulasi. d. Cleaning Data (Pembersihan Data) Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak. 2. Analisis Data a. Analisis Univariat Analisis univariat merupakan analisis distribusi frekuensi yang dilakukan terhadap variabel dari hasil penelitian dengan distribusi frekuensi dan persentase tiap variabel. Adapun variabel yang akan dianalisis dengan tabel distribusi frekuensi yaitu variabel ibu hamil dengan anemia, pemberian 90 tablet zat besi dan kadar hemoglobin. b. Analisis Bivariat Analisis bivariat uji t dependen (berpasangan) adalah salah satu metode pengujian hipotesis dimana data yang digunakan tidak bebas (berpasangan).ibu hamil dengan anemia diberikan dua perlakuan yang berbeda. Perlakuan pertama berupa pemeriksaan dan pengukuran kadar HbI sebelum pemberian 90 tablet zat besi (pre test). Perlakuan kedua berupa pemeriksaan dan pengukuran kadar HbII setelah pemberian 90 tablet zat besi (post test). HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Univariat Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil dengan Anemia Berdasarkan Pemeriksaan Kadar HbIdi Puskesmas Gandus Palembang Tahun 2009 No Anemia Kehamilan n % 1. Resiko tinggi 1 10 2. Resiko rendah 9 90 Jumlah 10 100 Dari tabel 1.1 dapat diketahui bahwa ibu hamil dengan anemia resiko tinggi sebanyak 10% lebih kecil dibandingkan ibu hamil dengan anemia resiko rendah sebanyak 90 %.

Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi Ibu Hamildengan Anemia BerdasarkanPemberian Tablet Zat Besi di Tahun 2009 No Pemberian Tablet Fe n % 1. Lengkap 4 40 2. Tidak Lengkap 6 60 Jumlah 10 100 Dari tabel 1.2 dapat diketahui bahwa responden dengan pemberian tablet zat besi lengkap (90 tablet) sebesar 4 responden lebih kecil dbandingkan pemberian tablet zat besi tidak lengkap sebesar 6 responden (60%). Tabel 1.3 Distribusi Frekuensi Kadar HbII Ibu Hamil dengan Anemia di Puskesmas Gandus PalembangTahun 2009 No Kadar Hb n % 1. Anemia 9 90 2. Tidak Anemia 1 10 Jumlah 10 100 Dari tabel 1.3 dapat diketahui bahwa setelah pemberiah tablet zat besi (HbII) ibu hamil dengan anemia sebanyak 9 responden (90%) lebih besar dibandingkan responden ibu hamil tidak anemia sebanyak 1 responden (10 %). 2. Analisis Bivariat Tabel 1.4 Distribusi Rata-Rata Kadar Hb Responden Menurut Pengukuran Pertama dan Kedua di Tahun 2009 Variabel Mean SD SE value N Kadar Hb HbI Hb II 9.8400 10.4600 0.63 0.36 0.20 0.11 0.002 10 Rata-rata kadar Hb pada pengukuran pertama adalah 9.84 gr% dan rata-rata kadar Hb pada pengukuran kedua adalah 10.46 gr%. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan kadar HbI dan kadar HbII setelah diberikan intervensi berupa pemberian 90 tablet zat besi. Standar deviasi pada pengukuran kadar Hb pertama adalah 0.63 gr% dan standar deviasi pada pengukuran kadar Hb kedua adalah 0.36 gr%. Hasil ini juga menunjukkan adanya perbedaan antara standar deviasi pada pengukuran HbI dengan standar deviasi pada pengukuran HbII. Perbedaan nilai mean antara pengukuran pertama dengan pengukuran kedua adalah 0.62 dengan standar deviasi 0.38. Hasil uji statistik didapatkan nilai value = 0.002 < = 0.05. Hasil tersebut menunjukkan adanya perbedaan antara kadar HbI dengan kadar HbII. PEMBAHASAN A. Anemia Kehamilan Anemia kehamilan merupakan keadaan dimana kadar hemoglobin ibu hamil < 11 gr%. Status anemia ibu hamil ditentukan oleh pemeriksaan dan pengukuran kadar hemoglobin (Hb). Penelitian dilakukan pada 10 responden ibu hamil dengan anemia dimana variabel anemia kehamilan

dibagi menjadi dua katagori, yaitu risiko tinggi : bila kadar Hb 7-8 gr% dan risiko rendah : bila kadar Hb >8 - <11 gr%. Distribusi frekuensi ibu hamil dengan anemia berdasarkan pemeriksaan kadar HbI didapatkan ibu hamil dengan risiko tinggi sebanyak 10% lebih kecil dibandingkan dengan ibu hamil risiko rendah sebanyak 90 %. Data tersebut menunjukkan bahwa anemia risiko rendah mendominasi status anemia pada ibu hamil di Puskesmas Gandus Palembang. Prevalensi kejadian anemia di tahun 2008 adalah 14%, ini juga menunjukkan bahwa anemia pada ibu hamil masih menjadi masalah umum dan gizi khususnya di masyarakat wilayah kerja. Banyaknya kasus anemia ringan yang dialami oleh ibu hamil pada penelitian ini bisa saja disebabkan oleh pengenceran darah akibat volume plasma darah yang meningkat secara fisiologis selama kehamilan dan kebutuhan zat besi yang tidak diperoleh dari asupan makanan dikarenakan pada trimester pertama ibu hamil mengalami anoreksia. Anemia yang diderita selama kehamilan tanpa penatalaksanaan yang adekuat oleh pemerintah akan berakibat berkurangnya asupan nutrisi bagi janin yang menyebabkan gangguan pertumbuhan janin didalam kandungan sampai dengan perdarahan yang terjadi saat persalinan Program pemerintah untuk menurunkan angka kejadian anemia dalam kehamilan telah dilakukan dengan berbagai cara diantaranya : pemberian tablet besi 90 tablet, fortifikasi makanan pendukung gizi selama kehamilan sampai dengan keterlibatan keluarga dalam upaya mendukung sikap positif ibu untuk mengkonsumsi tablet besi secara disiplin dan patuh sesuai dengan anjuran petugas. Berdasarkan hal tersebut diatas semakin buruk status gizi dan kesehatan ibu hamil makan akan berakibat pada meningkatkan masalah anemia yang terjadi juga akan berakibat buruk pula pada bayi yang dikandung. B. Pemberian Tablet Zat Besi Pemberian tablet zat besi dibagi menjadi dua katagori, yaitu lengkap : bila pemberian tablet zat besi 90 tablet dan tidak lengkap : bila pemberian tablet zat besi < 90 tablet. Didapatkan hasil bahwa responden dengan pemberian tablet zat besi lengkap sebanyak 4 responden (40%) lebih kecil dibandingkan responden dengan pemberian tablet zat besi tidak lengkap sebanyak 6 responden (60 %). Data tersebut menunjukkan status pemberian tablet zat besi pada ibu hamil saat penelitian dilakukan masih banyak yang belum lengkap. Tablet zat besi mengandung mineral yang dibutuhkan untuk memproduksi sel darah merah. Kadar mineral tersebut dapat membantu menaikkan kadar hemoglobin. Pemberian tablet zat besi 60 mg/hari dapat menaikkan kadar Hb 0.5-1.0 gr%/bulan. Cakupan tablet zat besi di pada tahun 2008 didapatkan data bahwa 56.5% ibu hamil memperoleh tablet zat besi lengkap yaitu sebanyak 90 tablet selama kehamilan, sedangkan 43.5% ibu hamil dilaporkan memperoleh tablet zat besi tidak lengkap. Data ini menunjukkan bahwa masih banyak ibu hamil yang memperoleh tablet zat besi kurang dari 90 tablet.

Kebutuhan zat besi meningkat pada masa kehamilan disebabkan oleh hemodilusi, dimana terjadi pengenceran darah akibat pertambahan volume plasma darah dan sel darah merah yang tidak seimbang.ibu hamil membutuhkan zat besi yang berlebih untuk pertumbuhan janin dan pembentukan plasenta.kecukupan zat besi ibu hamil dipengaruhi dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.faktor internal dipengaruhi oleh pendidikan dan pengetahuan ibu. Suryani (2007) mengatakan bahwa semakin tinggi pendidikan dan pengetahuan ibu akan kebutuhan zat besi yang meningkat pada masa kehamilan, semakin patuh ibu tersebut dalam mengkonsumsi tablet zat besi. Selain itu, asupan gizi ibu juga berperan penting terhadap pemenuhan kebutuhan zat besi. Sementara faktor eksternal ibu bisa dipengaruhi oleh status ekonomi, dimana semakin baik status ekonomi ibu, maka semakin baik asupan nutrisi ibu selama kehamilan. C. Perbedaan antara Kadar Hemoglobin I dengan Kadar Hemoglobin II setelah Pemberian Tablet Zat Besi Rata-rata kadar Hb pada pengukuran pertama adalah 9.84 gr% dan rata-rata kadar Hb pada pengukuran kedua adalah 10.46 gr%. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan kadar HbI dan kadar HbII setelah diberikan intervensi berupa pemberian 90 tablet zat besi. Standar deviasi pada pengukuran kadar Hb pertama adalah 0.63 gr% dan standar deviasi pada pengukuran kadar Hb kedua adalah 0.36 gr%. Hasil ini juga menunjukkan adanya perbedaan antara standar deviasi pada pengukuran HbI dengan standar deviasi pada pengukuran HbII. Perbedaan nilai mean antara pengukuran pertama dengan pengukuran kedua adalah 0.62 dengan standar deviasi 0.38. Hasil uji statistik didapatkan nilai value = 0.002 < = 0.05. hasil tersebut menunjukkan adanya perbedaan antara kadar HbIdengan kadar HbII. Hasil tersebut memberikan informasi bahwa setelah dilakukan intervensi pemberian tablet zat besi selama 12 minggu oleh petugas kesehatan di Puskesmas, didapatkan hasil kadar Hb ( post-test ) setelah pemberian tablet zat besi ibu hamil dengan anemia lebih baik dibandingkan dengan kadar Hb ibu hamil sebelum dilakukan intervensi pemberian tablet zat besi. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh intervensi pada ibu hamil dengan anemia yaitu tablet zat besi. Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah (hemoglobin).kebutuhan zat besi yang meningkat pada masa kehamilan diperlukan untuk pertumbuhan janin dan pembentukan plasenta. Pada trimester pertama kehamilan, kebutuhan zat besi belum begitu meningkat dikarenakan tidak terjadi menstruasi dan pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak trimester kedua hingga ketiga, volume darah dalam tubuh wanita akan meningkat sampai 35%. Peningkatan ini memerlukan 450 mg zat besi untuk memproduksi sel-sel darah merah.tablet zat besi membantu produksi sel darah merah sehingga dapat mengimbangi volume plasma darah yang meningkat selama kehamilan. Pemberian tablet zat besi 60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan.

Rata-rata kenaikan kadar Hb ibu hamil dengan anemia belum menunjukkan angka yang signifikan. Hal ini dikarenakan pola konsumsi tablet zat besi yang tidak teratur, konsumsi makanan yang menghambat penyerapan zat besi dan kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi seperti sayuran, kacang-kacangan. Hasil penelitian melalui uji t dependen menunjukkan hasil value =0.002, yang berarti membuktikan adanya perbedaan yang signifikan antara kadar Hb pengukuran pertama dengan pengukuran kedua. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terkait yang dilakukan oleh Fatimah (2007) dalam penelitan yang berjudul Pemberian Tablet Fe dan Asupan Zat Gizi terhadap Status Anemia pada Ibu Hamil di Bidan Praktik Swasta Rumbia Kabupaten Maros. Hasil uji t dependen didapatkan nilai. Value = 0,000 < 0.05 dapat disimpulkan perbedaan signifikan antara status anemia pada pengukuran kadar Hb pertama dengan status anemia pada pengukuran Hb kedua setelah pemberian tablet Fe pada ibu hamil dengan anemia. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian tablet zat besi pada ibu hamil dapat menaikkan kadarhemoglobin. Pada pengukuran HbI didapatkan hasil ibu hamil dengan anemia resiko tinggi sebanyak 10% dan ibu hamil dengan anemia resiko rendah sebanyak 90%. Sedangkan pada pemeriksaan dan pengukuran kadar HbII setelah pemberian 90 tablet zat besi didapatkan hasil ibu dengan anemia ringan sebanyak 90% dan ibu tidak anemia 10%. Data tersebut menunjukkan adanya pengaruh pemberian tablet zat besi terhadap perubahan status anemia pada ibu hamil dan kenaikan kadar hemoglobin. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Gandus Palembang dapat disimpulkan bahwa : a. Distribusi frekuensi ibu hamil dengan resiko tinggi sebanyak 10 %. b. Distribusi frekuensi ibu hamil dengan pemberian tablet zat besi lengkap sebanyak 60 %. c. Rata-rata kadar Hb ibu hamil sebelum pemberian tablet zat besi (HbI)adalah 9.84 gr% d. Rata-rata kadar Hb ibu hamil setelah pemberian tablet zat besi (HbII) adalah 10.46 gr% e. Ada perbedaan signifikan antara kadar HbI dengan kadar HbII setelah pemberian tablet zat besi pada ibu hamil dengan anemia dimana nilai. Value = 0,002 < 0.05yang berarti ada perbedaan signifikan antara kadar HbI dengan kadar HbII. B. Saran 1. Bagi Puskesmas Gandus Palembang Bidan di Poliklinik KIA dan seluruh petugas kesehatan yang bertanggung jawab terhadap kesehatan ibu hamil hendaknya dapat mempertahankan dan meningkatkan pelayanan kebidanan pada masa kehamilan dengan memberikan penyuluhan tentang fisiologi kehamilan dan tanda-tanda bahaya kehamilan serta meningkatkan kinerja petugas kesehatan dengan melakukan deteksi dini terhadap bahaya kehamilan khususnya kasus anemia sehingga dapat dicegah dan ditanggulangi.

2. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan dapat menambah sumber bacaan baik buku-buku tentang anemia kehamilan, Metodelogi kualitatif dan kuantitatif maupun majalah dan jurnal-jurnal kesehatan yang dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa. 3. Bagi Peneliti Berikutnya Diharapkan dapat meningkatkan kualitas dari peneliti dengan meneliti variabel dan tempat penelitian serta uji statistik yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Arsyad L. Ibrahim M DP. Cakupan pemeriksaan ibu hamil terhadap pemberian tablet zat besi 2005. Balitbang 2005;XXI(2). Departemen Kesehatan RI. 9 Modul kebidanan ikatan bidan Indonesia (IBI) Indonesia sehat 2010. Standar pelayanan kebidanan (Buku.1). Pengurus Ikatan Bidan Indonesia. Jakarta:IBI;2002.. Panduan pengajaran asuhan kebidanan. Pengantar asuhan antenatal. Jakarta:Pusdiknakes-WHO- JHPIEGO;2003.. Pedoman pemantauan status gizi (PSG) dan keluarga sadar gizi (KADARZI). Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Jakarta:DepKes RI;2008. Buku pedoman pemantauan wilayah stempat (PWS) ibu Dan anak (KIA). Revisi. Dirjen Binkesmas DepKes RI. Jakarta. DepKes RI;2009. Departemen Pendidikan Nasional. Undang undang sistem pendidikan nasional No. 20 tahun 2003. Jakarta:DepDiknas;2003. Djauhari W. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 20. Jakarta:EGC-Mc. Graw Hill;2003. Evely CP. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis.jakarta:gramedia;20 07. Manuaba IGB. Konsep Obsteri dan ginekologi Sosial Indonesia. Jakarta:EGC;2002 Notoatmodjo S. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta:Rineka Cipta; 2007 Provinsi Sumsel. Profil kesehatan provinsi Sumatera Selatan tahun 2008.Sumatera Selatan: Dinas Kesehatan Provinsi;2008.. Profil puskesmas Gandus tahun 2008. Palembang: Puskesmas Gandus Palembang;2008 Simatupang EJ. Manajemen pelayanan kebidanan. Jakarta: EGC;2008 Sweet RB, Tiran D. Mayes midwifery a text books for midwives. Twelfth edition. Bailliere Tindal. london-philadelphiatoronto-sydney-tokyo, reprinted:2001. Varney H. Buku ajar asuhan kebidanan. Jakarta:EGC;2007.