BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya

dokumen-dokumen yang mirip
Hubungan antara Iklim Kerja dengan Komitmen Kerja pada Guru Honorer di SMK BPP Bandung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teori itu dipakai adalah karena teori tersebut relevan dengan variabel yang dipakai serta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada jalur formal di Indonesia terbagi menjadi empat jenjang, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada

BAB I PENDAHULUAN. meliputi segala bidang, diantaranya politik, sosial, ekonomi, teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam hadist bekerja mencari rezeki yang halal itu wajib bagi setiap muslim.

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tidak akan dapat menjalankan fungsinya sebagai tempat belajar jika tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (human resources) secara unggul. Sumber daya manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara merdeka yang sedang berkembang untuk

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal, hingga kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan akan rasa aman,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia mengalami perubahan dengan begitu cepatnya. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gaji tinggi dan sistem kerja yang mudah, profesi ini dicita-citakan banyak orang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, pendidikan adalah suatu hal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 59 orang

2015 PENGARUH GAJI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PADA GURU HONORER SMK BINA WARGA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian. Dalam kehidupan sehari- hari kita tidak dapat terlepas untuk berinteraksi

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berperan sebagai pendengar saja, ketika guru menerangkan mereka justru

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia dan akan berpengaruh langsung terhadap pembentukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dimensi kemanusiaan paling elementer dapat berkembang secara optimal ( Haris,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013)

BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 05 TAHUN 2012 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Manusia. dikatakan makhluk sosial, karena kehidupannya selalu bergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG

KODE ETIK GURU INDONESIA PEMBUKAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat baik yang bergerak di bidang produksi barang maupun jasa.

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR, TUGAS BELAJAR MANDIRI DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI

SIMULASI TENTANG CARA PENGISIAN SKP DOSEN TETAP YAYASAN. KOPERTIS WILAYAH I SUMATERA UTARA 29.d 30 JANUARI 2018

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. a. Kinerja pimpinan meliputi integritas kepribadian, proaktif, kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam bidang ekonomi, politik, budaya, pendidikan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aset tidak nyata yang menghasilkan produk karya jasa intelektual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. moral dan mental yang baik, profesional, serta sadar akan tanggung jawabnya

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan tamatan atau lulusan sebagai sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

DAMPAK STATUS AKRIDITASI SEKOLAH, SARANA PRASARANA DAN KOMPETENSI SOSIAL TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU SD KECAMATAN KEDUNGTUBAN BLORA TESIS.

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya rumah sakit merupakan sebuah organisasi yang menyediakan

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia merupakan perguruan tinggi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Asep Maosul, 2013

BAB II LANDASAN TEORI. dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi

KODE ETIK GURU INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji dari penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. pemangku kepentingan (stakeholders), baik dari pihak pemerintah maupun

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak akan lepas

I. PENDAHULUAN. sebagai manusia yang berbudaya dan mampu melaksanakan tugasnya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu: Pendidikan formal,

BAB I PENDAHULUAN. negara karena maju tidaknya suatu negara itu tergantung dari kualitas sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu

BAB I PENDAH ULUAN 1.1 Ga G mb m a b ra r n n Umu m m m Obj b ek k Pene n lit e ian a. Pro r fil Org r anis n a is sis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

2015 KOMPETENSI PED AGOGIK D AN KUALITAS MENGAJAR GURU SEKOLAH D ASAR D ITINJAU D ARI LATAR BELAKANG PEND ID IKAN GURU LULUSAN PGSD D AN NON-PGSD

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya kewenangannya dipegang oleh pemerintahan pusat sekarang

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI MENGAJAR ANTARA GURU DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA DAN MADRASAH MU ALLIMIN MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Komitmen Organisasi. Salim (dalam Martini dan Rostiana, 2003) bahwa komitmen organisasi di

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Eximbank atau Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)

UNIVERSITAS SAHID SURAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan adalah SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) menuntut. meningkatkan minat belajar siswa yaitu SMK Bina Wisata Lembang.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Sedangkan sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa atau murid di bawah pengawasan guru. Sekolah merupakan sarana yang sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Kemajuan zaman tidak mungkin lagi memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi generasi muda terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Semakin maju masyarakat, semakin penting peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk kedalam proses pembangunan masyarakat itu. Oleh karena itu sekolah sebagai pusat pendidikan mampu melaksanakan fungsi pendidikan secara optimal yaitu mengembangkan kemampuan meningkatkan mutu kehidupan dan martabat bangsa Indonesia. Guru adalah jabatan atau profesi yang membutuhkan keahlian khusus. Pekerjaan sebagai guru ini tidak bisa dilakukan oleh seseorang tanpa mempunyai keahlian sebagai guru. Menjadi seorang guru dibutuhkan syarat-syarat khusus. Apalagi jika menjadi seorang guru yang profesional maka harus menguasai seluk 1

2 beluk pendidikan serta mengajar dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang harus dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu. Guru juga berperan sebagai pembimbing dan dalam hal ini menyangkut fisik dan juga mental anak didik. Guru merupakan pemimpin dimana guru diharapkan mempunyai kepribadian dan pengetahuan untuk memimpin anak didiknya. Fungsi yang lain yaitu guru bertugas sebagai pengelola pembelajaran. Disini selain guru harus menguasai berbagai metode pembelajaran, guru juga harus selalu menambah pengetahuan dan keterampilan supaya tidak ketinggalan jaman.guru juga berfungsi sebagai pendorong kreativitas. Kreativitas adalah hal yang sangat penting dalam proses belajar. Disini guru dituntut untuk mendemonstrasikan serta menunjukkan proses kreativitas. Sebuah kreativitas dapat dilihat dari adanya kegiatan untuk menciptakan sesuatu yang sebelumnya belum ada dan tidak dilakukan oleh orang lain atau kecenderungan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Akibat dari fungsi guru ini maka guru akan senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik untuk melayani peserta didik agar murid semakin kreatif.fungsi dari seorang guru lainnya adalah sebagai model dan teladan. Guru sebagai teladan tentu saja pribadi dan apa yang dikerjakan guru akan selalu mendapat sorotan dari murid dan orang-orang di lingkungannya. Perilaku guru akan mempengaruhi murid, namun murid harus berani mengembangkan kepribadiannya sendiri. Jasa guru sangatlah besar dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan murid. Guru mempunyai peran serta fungsi yang sangat penting untuk membentuk kepribadian anak demi menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia. Ada beberapa fungsi guru, yang pertama adalah sebagai

3 pendidik. Guru selaku pendidik dimana guru menjadi tokoh panutan dan identifikasi bagi para murid dan lingkungannya. Untuk itu, seorang guru harus memiliki standar kualitas tertentu yang meliputi tanggung jawab, mandiri, disiplin, dan wibawa. Fungsi yang lain adalah guru sebagai pengajar dan pembimbing yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti motivasi, hubungan murid dengan guru, kemampuan verbal, rasa aman serta kemampuan guru dalam berkomunikasi. Guru adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru-guru seperti ini harus mempunyai semacam kualifikasi formal. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru. Secara formal, guru adalah seorang pengajar di sekolah negeri ataupun swasta yang memiliki kemampuan berdasarkan latar belakang pendidikan formal minimal berstatus sarjana, dan telah memiliki ketetapan hukum yang sah sebagai guru berdasarkan undang-undang guru dan dosen yang berlaku di Indonesia. Menurut Undang Undang No. 20 Tahun 2003 dan Undang Undang No. 14 Tahun 2005 peran guru adalah sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, penilai dan pengevaluasi dari peserta didik. Sebagai pendidik, guru harus memahami nilai-nilai, norma moral dan sosial, serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Guru juga harus bertanggung jawab

4 terhadap tindakannya dalam proses pembelajaran di sekolah. Sebagai pengajar, di dalam tugasnya guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi dan memahami materi standar yang dipelajari. Sebagai pembimbing, dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya yang bertanggungjawab. Sebagai pengarah, guru juga dituntut untuk mengarahkan peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga peserta didik dapat membangun karakter yang baik bagi dirinya dalam menghadapi kehidupan nyata di masyarakat. Sebagai pelatih, yang bertugas melatih peserta didik dalam pembentukan kompetensi dasar sesuai dengan potensi masing-masing peserta didik. Sebagai penilai, guru melakukan penilaian karena penilaian merupakan proses menetapkan kualitas hasil belajar, atau proses untuk menentukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran peserta didik. Pekerjaan sebagai guru terdiri dari guru tetap dan guru honorer. Perbedaan guru tetap dan guru honorer adalah pada guru tetap merupakan guru yang telah memiliki status minimal sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil, telah ditugaskan di sekolah tertentu sebagai instansi induknya, dan selaku guru di sekolah swasta, guru tersebut dinyatakan guru tetap jika telah memiliki kewewenangan khusus yang tetap untuk mengajar di suatu yayasan tertentu yang telah diakreditasi oleh pihak yang berwenang di kepemerintahan Indonesia. Apabila di sekolah swasta, terdapat guru yayasan. Guru yayasan merupakan guru yang diangkat oleh yayasan tertentu untuk mengajar di sekolah tersebut. Sedangkan pada guru honorer merupakan guru tidak tetap yang tidak berstatus minimal sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil, dan

5 digaji per jam pelajaran dan seringkali mereka digaji secara sukarela, dan bahkan di bawah gaji minimum yang telah ditetapkan secara resmi. Secara kasat mata, mereka sering nampak tidak jauh berbeda dengan guru tetap, bahkan ada dari mereka yang mengenakan seragampegawai Negeri Sipil layaknya seorang guru tetap. Di Indonesia, hal tersebut sebenarnya sangat menyalahi aturan yang telah ditetapkan pemerintah.guru honorer memiliki pekerjaan sebagai guru dengan jam kerja yang telah diberikan oleh pihak sekolah. Mereka bekerja sesuai dengan jam pelajaran yang telah ditetapkan tersebut. Guru honorer yang bekerja memiliki pekerjaan yang sama dengan pekerjaan sebagai guru pada umumnya. Dari segi pekerjaan, mereka memiliki tugas yang sama dengan tugas sebagai guru, seperti mendidik, membimbing, mengajar, dan memberikan penilaian pada siswa di akhir semester. Guru honorer yang bekerja pada salah satu sekolah di kota bandung, terdapat pada salah satu lembaga pendidikan formal di kota Bandung adalah Sekolah Menengah Kejuruan Balai Perguruan Putri (SMK BPP) yang berada di jalan Van Deventer No. 14 Kelurahan Kebon Pisang, Kecamatan Sumur Bandung kota Bandung yang merupakan sekolah inklusi swasta yang telah ada sejak tanggal 2 November 1979. Sekolah ini menerima siswa biasa juga menerima siswa yang berkebutuhan khusus. Di sekolah ini terdiri dari jurusan jasa boga, busana butik, rekayasa perangkat lunak (RPL), Administrasi Perkantoran (AP), dan Akomodasi Perhotelan. Pada sekolah itu terdapat tenaga pendidik yaitu terdiri dari guru yang mengajar di sekolah ini:

6 1. Guru Negeri Diperbantukan (DPK) Guru Negeri Diperbantukan (DPK) merupakan guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ditugaskan mengajar pada sekolah swasta. Terdiri dari 9 orang. Guru Negeri Diperbantukan (DPK) mendapatkan pendapatan (gaji) sekitar Rp. 3.600.000,00 sampai Rp. 5.100.000,00 / bulan. 2. Guru Yayasan Guru Yayasan merupakan guru yang diangkat oleh yayasan untuk mengajar di sekolah ini. Terdiri dari 4 orang. Guru Yayasan mendapatkan pendapatan (gaji) sekitar Rp. 800.000,00 sampai Rp. 2.000.000,00 / bulan. 3. Guru Honorer Guru Honorer merupakan guru yang diangkat oleh Kepala Sekolah untuk mengajar di sekolah ini. Terdiri dari 36 orang. Guru Honorer mendapatkan pendapatan (gaji) sekitar Rp. 150.000,00 sampai 1.500.000,00 / bulan. Pada sekolah ini, terdapat guru honorer yang cukup banyak dalam mengajar pada siswa di sekolah. Di sekolah ini terdapat guru honorer yang memiliki honor atau pendapatan dibawah UMR (Upah minimum Regional). Honor pada guru honorer di sekolah ini adalah sekitar Rp. 25.000,00 - Rp.27.000,00 / jam mengajar dalam satu minggu. Untuk yang mengajar kurang dari 5 tahun, honornya adalah Rp. 25.000,00 / jam mengajar. Untuk 5 tahun yang kedua, honornya adalah Rp.26.000,00 / jam mengajar. Demikian dengan 5 tahun selanjutnya adalah Rp. 27.000,00 / jam mengajar. Apabila guru honorer juga menjabat sebagai ketua

7 jurusan maka ditambah dengan 10 jam mengajar, apabila guru honorer juga menjabat sebagai wali kelas maka akan ditambah dengan 5 jam mengajar, apabila ditambah dengan bertugas sebagai guru piket maka akan ditambah honor Rp. 150.000,00. Guru piket yang terdapat di sekolah, bertugas untuk berjaga di sekolah apabila ada murid yang akan izin di tengah jam sekolah berlangsung. Selain itu, guru piket juga bertugas untuk membunyikan bel yang menandakan jam masuk kelas, jam istirahat, dan jam pulang sekolah. Selanjutnya, Bapak ataupun Ibu guru yang terpilih untuk menjabat sebagai ketua jurusan atau wali kelas adalah guru yang dipilih oleh pihak sekolah yaitu kepala sekolah untuk dapat bertugas sebagai ketua jurusan atau wali kelas tersebut. Mereka dipilih karena kepala sekolah merasa bahwa mereka memiliki kemampuan untuk bertugas sebagai ketua jurusan atau wali kelas itu. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan guru dalam melaksanakan pekerjaannya selama mereka bekerja. Mereka mampu melaksanakan pekerjaan dengan baik. Hal itu dilihat dari pekerjaan yang telah dilakukan selama ini. Misalnya, guru tersebut rajin masuk kelas untuk mengajar dan mereka dianggap memiliki kemampuan yang baik dalam mengajar kepada murid. Kepala sekolah merasa mereka melaksanakan pekerjaannya dengan baik sehingga kepala sekolah berpikir bahwa mereka dapat melaksanakan tugas sebagai wali kelas atau ketua jurusan. Karena mereka dapat melaksankan pekerjaan dengan baik maka kepala sekolah memilih guru yang dirasa baik untuk menjadi wali kelas atau ketua jurusan. Hal itu yang menjadi alasan guru dapat terpilih menjadi wali kelas atau ketua jurusan.

8 Rata-rata mengajar pada Bapak atau Ibu Guru honorer yang mengajar di sekolah ini adalah 6 jam 26 jam. Secara rata-rata, honor yang didapat oleh guru honorer di sekolah ini adalah sekitar Rp. 150.000,00 Rp. 1.500.000,00 per bulan. Sedangkan secara umum untuk pendapatan minimum UMR untuk pegawai di kota Bandung adalah Rp. 2.310.000,00. Jadi secara umum, guru honorer di sekolah ini mendapat honor di bawah dari Upah Minimum Regional (UMR) untuk pekerja. Guru memperoleh imbalan berupa gaji setiap bulan yang disesuaikan dengan banyaknya jam mengajar dari guru tersebut. Mereka merasa mendapat gaji yang sesuai dengan jam mengajar yang telah mereka laksanakan. Yang dimaksud dengann sesuai adalah mereka merasa bahwa gaji yang mereka dapatkan memiliki jumlah yang pas dengan jumlah jam mengajar mereka. Namun, guru mempersepsi gaji yang diberikan kurang karena mereka mendapat gaji dibawah pendapatan UMR (Upah Minimum Regional). Mereka juga merasa bahwa besar gaji yang mereka dapatkan belum sesuai karena mereka melihat dari kebutuhan sehari-hari yang mereka perlukan. Dengan gaji atau honor tersebut, ada dari mereka yang masih belum berkeluarga (single) sehingga gaji atau honor itu dapat mencukupi. Mereka mencukupinya dengan cara berhemat untuk memenuhi kebutuhan seharihari, mereka juga menambah penghasilan dengan melakukan pekerjaan yang lain ketika waktu libur sekolah sehingga mereka mendapatkan penghasilan tambahan, dari mereka juga ada yang bekerja sebagai guru juga di sekolah yang lain sehingga mereka mendapatkan penghasilan yang lain, dan mereka juga ada yang telah memiliki suami yang bekerja juga sehingga mereka dapat memiliki penghasilan double untuk mencukupi kebutuhan keluarga mereka.

9 Walaupun Bapak atau Ibu Guru di sekolah ini mendapat honor yang dibawah UMR (Upah Minimum Regional), mereka tetap bekerja yaitu mengajar di sekolah ini. Lama mengajar Bapak atau Ibu guru honorer di sekolah ini adalah bervariasi. Yang terlama mengajar di sekolah ini adalah dari tahun 1998 sampai pada tahun sekarang yaitu sampai tahun 2014. Ada juga yang dari tahun 2004 atau tahun 2005 sampai tahun sekarang. Yang menjadi guru disini termasuk dalam kategori waktu yang relatif cukup lama dan mereka tetap menjadi guru honorer hingga saat ini. Guru honorer di sekolah ini termasuk yang mengajar siswa biasa juga siswa berkebutuhan khusus karena sekolah ini merupakan sekolah inklusi. Guru honorer yang mengajar di sekolah ini, mereka bekerja pada sekolah yang telah menerima mereka sebagai guru honorer di sekolah itu. Yang menerima mereka bekerja di sekolah adalah kepala sekolah yang merupakan atasan dari mereka. Guru honorer di sekolah ini memiliki pekerjaan sebagai guru yang mengajar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah (atasan) yang merupakan kesepakatan bersama antara pihak sekolah dengan guru. Mereka mengajar sesuai dengan jam kerja yang telah ditetapkan oleh atasan yaitu kepala sekolah dari SMK tersebut. Mereka juga bekerja dengan tugas yang sama oleh guru yang lain yaitu mendidik, membimbing, mengajar, dan melakukan evaluasi (penilaian) pada siswa di akhir semester. Selanjutnya, guru melaksanakan pekerjaan yaitu mengajar sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh sekolah. Dalam pekerjaannya, mereka memiliki hubungan yang cukup akrab dengan sesama rekan kerja yaitu dengan guru lain yang juga mengajar di sekolah itu. Mereka juga memiliki hubungan yang baik dengan siswa yang bersekolah di sekolah itu. Dari

10 segi pendapatan (honor), mereka mendapat honor yang disesuaikan dengan jam mengajar mereka di sekolah itu, mereka digaji per jam mengajar. Terdapat surat keputusan (SK) untuk guru honorer yang telah diterima mengajar di sekolah ini. Surat keputusan (SK) itu merupakan surat yang dikeluarkan oleh kepala sekolah untuk guru honorer selama mengajar di sekolah. Surat keputusan (SK) ini diberikan setiap satu tahun sekali yaitu pada setiap tahun ajaran baru. Surat keputusan (SK) berisikan halaman utama dan halaman lampiran. Halaman utama berisikan tentang aturan ketetapan pembagian tugas pendidik sedangkan halaman lampiran berisikan pembagian tugas pendidik atau tenaga kependidikan dan jumlah jam mengajar dalam proses belajar mengajar. Manfaat dari surat keputusan (SK) ini adalah untuk mengatur ketetapan pekerjaan yang mereka laksanakan dalam setiap tahun ajaran baru. Pekerjaan di sekolah ini telah ditetapkan dalam surat keputusan (SK). Pada guru honorer yang mengajar terdapat surat keputusan (SK) yang mana di dalamnya berisikan ketentuan guru mengajar, seperti mata pelajaran yang akan diajarkan oleh guru juga banyaknya jam mengajar (beban mengajar) yang dilaksanakan guru dalam satu minggu. Guru di sekolah ini memiliki beban mengajar yang ditetapkan oleh pihak sekolah sesuai dengan kesepakatan bersama antara pihak sekolah dengan guru. Guru di sekolah ini tidak terlalu merasa berat dalam mengajar di sekolah ini karena mereka masih memiliki waktu luang di jam mengajar mereka dalam satu minggu. Selanjutnya, perbandingan beban mengajar antara guru honorer dan guru tetap adalah beban mengajar guru honorer di sekolah ditetapkan berdasarkan jam mengajar yang diberikan oleh pihak sekolah sedangkan pada guru tetap telah

11 ditetapkan oleh pemerintah pada Permendiknas nomor 39 tahun 2009 yaitu paling sedikit 24 jam dan paling banyak 40 jam dalam satu minggu. Dengan adanya surat keputusan (SK) ini, mereka melaksanakan tugasnya dengan berdasarkan yang tertuliskan di surat keputusan (SK) itu. Mereka melaksanakan pekerjaanya dengan mematuhi tugas mereka mengajar di sekolah sesuai dengan ketentuan yang terdapat di surat keputusan (SK) tersebut, seperti mereka mengajar mata pelajaran apa pada murid dan mereka melaksanakan banyaknya jam mengajar ke murid dalam seminggu sesuai dengan yang terdapat di surat keputusan (SK). Dampak dari adanya surat keputusan (SK) adalah guru memiliki kejelasan dalam melaksanakan pekerjaannya yaitu sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh sekolah. Selanjutnya, dalam mengajar di sekolah terdapat juga hal yang tidak dijelaskan dalam surat keputusan (SK) yaitu dari segi pekerjaan, mereka mendapat beban mengajar yang berbeda. Semakin lama mengajar maka guru akan mendapat jam mengajar yang bertambah, hal itu disesuaikan dengan kesepakatan antara guru dan sekolah yaitu apabila guru merasa sanggup maka akan mendapat jam mengajar yang bertambah. Namun, ada juga dari guru yang jam mengajarnya juga tidak bertambah. Hal itu dilihat dari performa dari guru mengajar. Misalkan rajin masuk kelas untuk mengajar dan tidak telat dalam mematuhi jam mengajar yang telah ditetapkan sekolah. Selanjutnya, persepsi yang dimiliki guru terhadap adanya surat keputusan (SK) ini adalah mereka menjadi jelas berkaitan dengan pekerjaanya dan menjadi teratur dalam melaksanakan pekerjaanya yaitu mengajar di sekolah ini.

12 Pada sekolah SMK BPP terdapat peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh sekolah. Peraturan itu meliputi peraturan berpakaian, peraturan jam mengajar, lama mengajar, mata pelajaran, dan materi pelajaran yang akan diajarkan ke murid. Persepsi guru terhadap peraturan yang ditetapkan sekolah adalah peraturan itu tidak terlalu berat sehingga mereka masih dapat melaksanakan peraturan itu dengan baik. Mereka melaksanakan peraturan yang ada dan prosedur kerja sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh sekolah. Mereka melaksanakannya dengan mengikuti peraturan yang ada, seperti memakai pakaian kerja yang ditentukan, mereka mengikuti jam masuk dan jam selesai pada jadwal mengajar yang ada, dan mereka melaksanakan mata pelajaran dan materi pelajaran yang akan diajarkan pada murid yang mana telah ditetapkan sekolah. Dalam pekerjaan mengajar sebagai guru di sekolah ini guru merasa apabila saat itu adalah jam mengajar ke murid di kelas maka saat itu adalah wewenang mereka pada kelas itu sehingga guru dapat melakukan sesuatu di kelas itu tanpa melibatkan atasan. Persepsi guru terhadap pekerjaannya adalah guru merasa memiliki wewenang ketika di kelas, mereka dapat mengambil keputusan ketika pelaksanaan mengajar pada murid tanpa bertanya kepada atasannya yaitu kepala sekolah. Misalnya memberikan hukuman kepada murid yang tidak mengerjakan tugas. Atasan mereka juga tidak melibatkan diri dalam hal itu kecuali atasan merasa kalau guru tersebut melakukan hal yang tidak baik pada murid di kelas sehingga kepala sekolah akan memberikan teguran ke guru tersebut, misalkan guru menghukum murid dengan cara yang keterlaluan, seperti menjemur murid yang tidak mengerjakan tugas. Dampak dari hal itu adalah guru merasa memiliki

13 wewenang apabila sedang berada dalam kelas sehingga mereka merasa diberikan kepercayaan untuk mengatur siswa di kelas. Sekolah tidak menetapkan target tertentu yang harus dicapai namun sekolah memiliki tujuan yang mereka perlu mengusahakan untuk mencapainya. Misalnya, sekolah menetapkan kepada guru untuk mengusahakan mendapatkan banyak murid pada setiap tahun ajaran baru melalui mempromosikan sekolah, selain itu sekolah juga menetapkan kepada guru agar semua murid dapat lulus sekolah, yang dilakukan oleh guru adalah dengan rajin masuk ke kelas untuk mengajar sehingga murid dapat memahami materi pelajaran dengan baik. Selain itu, guru juga menerangkan materi pelajaran juga memberikan kesempatan bertanya pada murid apabila mereka masih belum memahami pelajaran tersebut, apabila mereka belum memahami maka guru akan menjelaskannya kembali sampai murid memahami materi pelajaran itu. Dampak dari tersebut adalah guru menjadi lebih terarah serta guru dapat memiliki perencanaan untuk dapat mengusahakan mencapai target itu. Persepsi guru terhadap target yang ditentukan sekolah adalah mereka merasa hal itu tidak terlalu berat dan mereka diinginkan untuk mengusahakan dapat mencapainya. Guru mempersepsi hubungan yang baik dengan guru lain di sekolah itu. Guru memiliki hubungan yang baik dengan antara sesama guru, mereka juga berinteraksi dan bersosialisasi dengan sesama guru lain yang juga bekerja di sekolah itu. Mereka juga saling tolong menolong apabila mereka mengalami kesulitan dalam pekerjaan mereka sehingga pekerjaan itu dapat terselesaikan dengan baik. Mereka tolong menolong dalam pekerjaan mereka seperti misalnya dalam evaluasi penilaian siswa pada kurikulum 2013 yang menggunakan cara penilaian baru yaitu penilaian deskriptif. Guru yang telah bisa melakukan penilaian

14 itu membantu guru lain yang belum terlalu bisa dalam melakukan penilaian sehingga pekerjaan mereka dapat terselesaikan. Keadaan di atas dikenal dengan iklim kerja. Dengan iklim kerja seperti diatas, mereka masih menunjukkan komitmen kerja. Komitmen kerja yang dimiliki oleh guru honorer yang mengajar di sekolah ini adalah mereka tunjukkan dari bertahan mengajar di sekolah karena mereka senang pekerjaan ini. Mereka mengajar di sekolahkarena mereka suka pada pekerjaan ini yang mana sebelum bekerja di sekolah, mereka berkuliah pada jurusan yang mengarah pada pekerjaan menjadi guru. Mereka senang mengajar di sekolah ini, mereka rajin masuk mengajar setiap jadwal mereka mengajar di kelas.mereka tidak masuk ke kelas apabila mereka berhalangan untuk mengajar seperti mereka sedang sakit atau mereka ada keperluan yang tidak bisa mereka tinggalkan. Mereka menyukai pekerjaan ini sehingga mereka masih bertahan pada pekerjaan ini. Mereka masih mengajar di sekolah hingga sekarang.selanjutnya, pekerjaan yang mereka rasakan disini tidak terlalu berat karena mereka mengajar tidak selalu dalam satu minggu.mereka merasa pekerjaan mereka tidak terlalu berat dikarenakan mereka masih memiliki waktu kosong dari jam mengajar mereka sehingga mereka merasa pekerjaan mereka tidak terlalu berat bagi mereka. Mereka bertahan dengan pekerjaan ini, mereka memiliki keuntungan ketika mengajar di sekolah ini yaitu mereka dapat memiliki pekerjaan sebagai guru serta dapat memiliki pendapatan dari hasil pekerjaannya sebagai guru. Mereka bekerja karena mereka ingin bekerja setelah menyelesaikan kuliahnya serta mereka dapat memiliki penghasilan dari pekerjaan mereka.selain itu, juga dikarenakan tidak ada peluang untuk bisa menjadi seorang PNS (Pegawai Negeri Sipil). Pada awalnya,

15 mereka tertarik mengajar adalah karena ketika itu dari mereka, ada yang tidak memiliki pekerjaan. Ketika itu mereka masih menganggur sehingga mereka mengajar di sekolah ini. Mereka bertahan pada pekerjaan ini, mereka bertanggung jawab atas posisi pekerjaan yang mereka peroleh dalam pekerjaannya.mereka mengajar di sekolah dengan mematuhi sesuai dengan tugas yang telah diberikan dari sekolah pada mereka serta mereka mengajar sesuai dengan jam mengajar yang telah ditetapkan serta disepakati oleh pihak sekolah dan guru yang bersangkutan.hal tersebut terlihat dari Bapak ataupun Ibu guru yang sampai saat ini masih bekerja di sekolah. Hal itu merupakan tanggung jawab mereka pada pekerjaannya. Dengan adanya keterbatasan iklim kerja, bapak atau ibu guru tetap mengajar di sekolah tersebut menjadikan peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan antara iklim kerja dan komitmen kerja Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin mengetahui Hubungan Antara Iklim Kerja dengan Komitmen Kerja pada Guru Honorer di SMK BPP Bandung. 1.2 Identifikasi Masalah Menurut Litwin dan Stringer (Steers & Porter : 348), iklim kerja adalah segala sesuatu yang terdapat pada lingkungan kerja, yang dapat dirasakan secara langsung ataupun tidak langsung oleh orang-orang yang ada dalam lingkungan kerja tersebut. Gambaran dari iklim kerja dalam diri pegawai tergantung pada bagaimana pegawai melihat, merasakan, dan menanggapi lingkungan kerjanya.

16 Iklim kerja merupakan sebuah fungsi dari bagaimana seseorang merasakannya; hal itu bukan merupakan kenyataan objektif. Menurut Litwin dan Meyer, terdapat enam dimensi yang terdapat di lingkungan kerja yaitu dimensi conformity, dimensi responsibility, dimensi standards, dimensi rewards, dimensi clarity, dan dimensi team spirit. Iklim kerja yang dimaksud pada penelitian ini adalah hal-hal yang dirasakan guru honorer secara langsung maupun tidak langsung mengenai sesuatu yang terdapat di lingkungan kerjanya. Hal-hal yang dirasakan tersebut merupakan penghayatan terhadap enam dimensi yang terdapat di lingkungan kerja pegawai yaitu dimensi conformity, dimensi responsibility, dimensi standar, dimensi rewards, dimensi clarity, dan dimensi team spirit. Menurut Meyer, Allen & Smith (1997 : 11), komitmen dipandang sebagai cerminan dari orientasi afektif terhadap organisasi, pertimbangan mengenai untung dan rugi / biaya jika meninggalkan organisasi dan pertimbangan moral untuk bertahan dalam organisasi. Berdasarkan teori tiga komponen dari Meyer dan Allen maka dapat disimpulkan bahwa komitmen kerja merupakan keadaan psikologis (yang terdiri dari Affective commitment, continuance commitment, dan normative commitment) yang menunjukkan hubungan individu terhadap pekerjaannya dalam hal keterlibatannya serta keputusannya untuk tetap terlibat di dalamnya. Iklim kerja yang dirasakan guru honorer yang bekerja di sekolah ini adalah hal yang penting dalam pekerjaannya karena hal tersebut merupakan faktor yang berpengaruh pada dirinya untuk melaksanakan pekerjaannya. Begitu juga dengan komitmen kerja yang juga merupakan hal yang menjadikan guru honorer tetap bekerja di sekolah tersebut. Oleh karena itu, bagaimana persepsi mereka terhadap

17 iklim kerja dalam pekerjaannya dan komitmen untuk tetap mengajar sebagai guru honorer di sekolah ini. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk mencoba melihat Seberapa Erat Hubungan Antara Iklim Kerja dengan Komitmen Kerja pada Guru Honorer di Sekolah Menengah Kejuruan Balai Perguruan Putri (SMK BPP) Bandung. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian a. Maksud Penelitian Maksud penelitian adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai bagaimana hubungan antara iklim kerja dengan komitmen kerja pada guru honorer SMK BPP Bandung b. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai iklim kerja dengan komitmen kerja pada guru di sekolah SMK BPP Bandung dalam mengajar sebagai guru honorer.

18 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan Teoritis Diharapkan dapat digunakan sebagai menambah wawasan dan memperdalam pemahamandalam pengembangan Psikologi Pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan iklim kerja dan komitmen kerja yang terdapat pada pengajar yaitu guru honorer yang bekerja di sekolah tersebut. Kegunaan Praktis Memberikan informasi tentang iklim kerja dan komitmen kerja kepada sekolah dan guru yang bersangkutan yaitu pada guru yang bekerja sebagai guru honorer di sekolah dan ada atau tidaknya hubungan antara keduanya.