EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) SEBAGAI LARVASIDA NYAMUK Aedes spp. PADA OVITRAP

dokumen-dokumen yang mirip
EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) SEBAGAI LARVASIDA NYAMUK Aedes spp. PADA OVITRAP SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. yang ditularkan ke manusia dengan gigitan nyamuk Aedes Aegypty.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1 Hasil Uji Friedman, Uji Kruskal Wallis dan Uji Korelasi

EFEKTIFITAS EKSTRAK CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L) TERHADAP KEMATIAN LARVA NYAMUK Aedes spp. PADA OVITRAP SKRIPSI. Oleh:

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK DAUN TEMBELEKAN (Lantana camara) TERHADAP KEMATIAN LARVA Aedes aegypti

PEMANFAATAN DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb) UNTUK MEMBUNUH LARVA Aedes aegypti ABSTRAK

Universitas Lampung. Abstrak. Larvacide Effects of Leaf Extract Aloe vera (Aloe vera) Against Third Instar larva of Aedes aegypti.

BAB I PENDAHULUAN. WHO melaporkan dengue merupakan mosquito-borne disease yang tercepat

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah

I. PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi di daerah tropis

I. PENDAHULUAN. merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di negara negara

UJI EFEKTIFITAS DAUN JERUK PURUT (Citrushistrix D.C)SEBAGAI BIOLARVASIDAUNTUK MEMBUNUH VEKTOR DBD (Demam Berdarah Dengue) LARVA NYAMUK Aedesaegypti

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium. dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) atau completely randomized

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pemberian ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.)

ABSTRACT EFFECTS OF LIME LEAF ETHANOL EXTRACT (CITRUS AURANTIFOLIA) AS OF LARVASIDE

PENGARUH PEMBERIAN DOSIS EKSTRAK KULIT BUAH PARE (Momordica charantia) TEHADAP KEMATIAN LARVA NYAMUK Aedes aegypti

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditemukan didaerah tropis dan sub-tropis. Data dari seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. Demam berdarah dengue (DBD) atau Dengue. hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit virus yang

EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN CEPLUKAN (Physalis angulata L.) TERHADAP. MORTALITAS LARVA NYAMUK Aedes aegypti L. SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit yang masih menjadi fokus utama masyarakat Internasional serta

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang menjadi vektor dari penyakit Demam Berdarah ini dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan dari

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di Indonesia dan menempati urutan pertama di Asia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. provinsi dan 2 kota, menjadi 32 kasus (97%) dan 382 kasus (77%) kabupaten/kota pada

ABSTRAK. EFEKTIVITAS LARVISIDA EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP Aedes sp.

BAB I PENDAHULUAN. beriklim tropis dengan jumlah penduduk yang tidak sedikit. Rekapitulasi data kasus hingga 22 Agustus 2011 menunjukkan Case

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BUAH PARE (Momordica charantia) SEBAGAI LARVASIDA AEDES AEGYPTI

I. PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Proses ekstraksi

I. PENDAHULUAN. serangga yaitu Aedes spesies. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah. penyakit demam berdarah akut, terutama menyerang anak-anak dengan

PENGARUH EKSTRAK-METANOL DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn.) TERHADAP DAYA TETAS TELUR, MORTALITAS DAN PERKEMBANGAN LARVA Aedes aegypti Linn.

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN PARE ( Momordica charantia ) SEBAGAI LARVASIDA TERHADAP AEDES AEGYPTI

ABSTRAK EFEK LARVISIDA EKSTRAK ETANOL DAUN PANDAN WANGI. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) TERHADAP LARVA NYAMUK Culex sp.

I. PENDAHULUAN. aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat. kejadian luar biasa atau wabah (Satari dkk, 2005).

I. PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakann penyakit yang. berkaitan erat dengan kenaikan populasi vektor Aedes aegypty.

EFEKTIVITAS EKSTRAK AIR REBUSAN JARAK CINA (Jatropha multifida) DAN MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) SEBAGAI LARVASIDA NYAMUK Aedes aegypti

I. PENDAHULUAN. Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang. disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh vektor nyamuk betina

ABSTRAK EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BIJI NIMBA (Azadirachta indica A. Juss) SEBAGAI LARVASIDA TERHADAP NYAMUK AEDES AEGYPTI

KARYA TULIS ILMIAH. EFEKTIVITAS EKSTRAK BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl) DENGAN PELARUT METANOL SEBAGAI LARVASIDA Aedes aegypti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Demam Berdarah Dengue (DBD) pertama kali ditemukan. tahun 1953 di Fillipina. Selama tiga dekade berikutnya,

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis, dimana negara

BAB I PENDAHULUAN. dilaporkan pada WHO setiap tahun, akan tetapi WHO mengestimasi jumlah

III. METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) atau completely randomized design yang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UJI EFEKTIVITAS LARVASIDA EKSTRAK DAUN LEGUNDI (Vitex trifolia) TERHADAP LARVA Aedes aegypti. Universitas Lampung

Kata Kunci: Aedes aegypti, Ekstrak Buah Pare (Momordica Charantia)

Uji Efektivitas Ekstrak Daun Kemangi Hutan (Ocimum sanctum) Terhadap Kematian Larva Instar III Aedes aegypti

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi ekstrak daun

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Nyamuk Aedes Agypti merupakan vektor virus dengue penyebab penyakit

PEMANFAATAN LIMBAH MAT DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK BIJI PALA (Myristicafragans) TERHADAP KEMATIAN NYAMUK Aedes sp

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. organisme termasuk manusia. Manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya

EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN MOJO (Aegle marmelos L.) TERHADAP KEMATIAN LARVA NYAMUK Aedes aegypti INSTAR III

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan

Pembimbing I : Dr. Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc. Pembimbing II: Cherry Azharia, dr., M.Kes.

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb.) TERHADAP LARVA NYAMUK Aedes aegypti SEBAGAI LARVISIDA

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Deman Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah

EFFECTIVENESS OF THE PEPAYA LEAF (Carica papaya Linn)ETHANOL EXTRACT AS LARVACIDE FOR AEDES AEGYPTI INSTAR III

DAYA LARVASIDA EKSTRAK DAUN KEMANGI (OCIMUM CITRIODORUM) TERHADAP LARVA NYAMUK AEDES AEGYPTI

BAB V PEMBAHASAN. konsentrasi granul ekstrak daun salam yang akan dipakai pada uji penelitian. Pada uji

PEMANFAATAN DAUN TANAMAN SUKUN (Artocarpus altilis) SEBAGAI ANTI NYAMUK MAT ELEKTRIK DALAM MEMBUNUH NYAMUK Aedes, spp SKRIPSI

III. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

PENGGUNAAN BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK ETHANOL DAUN RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.) TERHADAP MORTALITAS LARVA Culex quinquefasciatus

III. METODE PENELITIAN. Desain Penelitian pada penelitian ini adalah eksperimental dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu masalah kesehatan yang sangat penting karena kasus-kasus yang

EFEKTIFITAS EKSTRAK KULIT DUKU ( Lansiumdomesticum) SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI DALAM MEMBUNUH NYAMUK Aedesspp TAHUN 2014 SKRIPSI OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kemampuan Bahan Aktif Ekstrak Daun Mojo (Aegle marmelos L.) dalam Mengendalikan Nyamuk Aedes aegypti, dengan Metode Elektrik

I. PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan di. Berdasarkan data Dinas Kesehatan kota Bandar Lampung Januari hingga 14

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Setelah dilakukan uji penelitian didapatkan hasil jumlah kematian larva Aedes aegypti selama 24 jam sebagai berikut :

UJI EFEK LARVASIDA EKSTRAK DAN INFUSA BUNGA KENIKIR (Tagetes minuta L.) TERHADAP LARVA VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE Aedes aegypti L.

I. PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) sampai saat ini. DBD merupakan salah satu masalah kesehatan utama di

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL Solanum Lycopersicum L. SEBAGAI LARVASIDA Aedes aegypti DI DALAM DAN DI LUAR RUANGAN

Universitas Lampung ABSTRAK. Efektivitas Pemberian Ekstrak Ethanol 70% Akar Kecombrang (Etlingera elatior)

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah cukup besar yang menyangkut kesehatan masyarakat di negara-negara dengan

ABSTRAK. EFEK LARVASIDA INFUSA DAUN GANDARUSA (Justicia gendarussa Burm. f.) TERHADAP Aedes sp. SEBAGAI VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO)

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. KONSENTRASI OPTIMAL EKSTRAK ETANOL DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb.) SEBAGAI LARVISIDA TERHADAP Aedes sp.

EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb.) DALAM MEMBUNUH LARVA Aedes aegypti

EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.)TERHADAP KEMATIAN LARVA NYAMUK Aedes aegypti INSTAR III

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental laboratorik dengan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang berada di daerah tropis, sehingga. merupakan daerah endemik bagi penyakit-penyakit yang penyebarannya

BAB I PENDAHULUAN. utama di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Pada tahun 2010, Indonesia UKDW

JKMA. EFEKTIFITAS EKSTRAK BUAH PARE (Momordica Charantia) DALAM MEMATIKAN JENTIK AEDES AEGYPTI. Ilham Syam 1, Esse Puji Pawenrusi 1

BAB I. Pendahuluan UKDW. data dari World Health Organization (WHO) bahwa dalam 50 tahun terakhir ini

I. PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan di negaranegara. subtropis. Penyakit ini endemik dibeberapa negara

UJI TOKSISITAS EKSTRAK DAUN JELATANG

PEMANFAATAN LIMBAH ROKOK DALAM PENGENDALIAN NYAMUK Aedes aegypty

III. METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Syaratnya adalah hanya ada

I. PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic. nyamuk Aedes aegypti (Kemenkes, 2010). Indonesia merupakan negara

Keywords: Aedes aegypti, binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis), larvasida

BAB l PENDAHULUAN. manusia. Nyamuk yang memiliki kemampuan menularkan penyakit ini

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan

I. PENDAHULUAN. vektor penyakit infeksi antar manusia dan hewan (WHO, 2014). Menurut CDC

Transkripsi:

EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) SEBAGAI LARVASIDA NYAMUK Aedes spp. PADA OVITRAP Shella Elvandari Pinem 1, Irnawati Marsaulina 2, Evi Naria 2 1 Mahasiswa Departemen Kesehatan Lingkungan FKM USU 2 Dosen Departemen Kesehatan Lingkungan FKM USU Universitas Sumatera Utara, Medan, 20155, Indonesia ABSTRACT Guava (Psidium guajava L.) is one of medicine plant which leaf has all kind of purpose. Guava leaf contains alkaloid, flavonoid, tanin, saponin and etherial oils which effect to kill mosquito larvae. The purpose of this research is to know the effectiveness of guava leaf extract as an Aedes spp. mosquito larvacide in ovitrap and the value of LC 50 within 24 hours. This study is a quasi experiment. The method of research using Completely Randomized Design which consist 6 concentrations of guava leaf extract (0 ppm, 500 ppm, 2.500 ppm, 4.500 ppm, 6.500 ppm and 8.500 ppm) by 4 times repetition. Seven hundred and twenty (720) mosquito larvaes are used in 100 ml solution of guava leaf extract. Observation times of Aedes spp. mosquito larvae mortality are 2 hours, 12 hours and 24 hours. Data was analized using Friedman and Kruskal Wallis test with 95% of credibility and probit analysis. According to statistics result indicates average difference of Aedes spp. mosquito larvae death in various guava leaf extract concentration and all time observation is showed by p-value < 0,05. The result of probit analysis showing that LC 50 of guava leaf extract on concentration 2.502,67 ppm. As larvacide, the toxicity of guava leaf is safe for non-target organism. The conclusion of this research is guava leaf extract contains chemical substance which can be used as larvacide that most effective on concentration 8.500 ppm (93,33% death percentage) and the amount of the dead Aedes spp. mosquito larvae descended after 12 hours. Guava leaf is expected to be an alternative on Aedes spp. mosquito larvae restraint. Keywords : Larvacide, Guava Leaf, Aedes spp. Mosquito Larvae, LC 50 Pendahuluan Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan lingkungan yang cenderung meningkat jumlah penderita dan semakin luas daerah penyebarannya, sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk (Anies, 2006). Dirjen PP dan PL Kementerian Kesehatan RI (2014) menyebutkan angka kesakitan DBD pada tahun 2013 tercatat 45,85 per 100.000 penduduk (112.511 kasus) dengan angka kematian sebesar 0,77% (871 kematian). Sedangkan pada tahun 2014 sampai awal bulan April tercatat angka kesakitan DBD sebesar 5,17 per 100.000 penduduk (13.031 kasus) dengan angka kematian sebesar 0,84% (110 kematian). Selama tahun 2014, terdapat 1.698 kasus DBD di Kota Medan, 121 kasus di antaranya terjadi di Kecamatan Medan Selayang. Pencegahan meluasnya DBD dapat dilakukan dengan pengendalian terhadap vektor melalui pemberantasan jentik 1

nyamuk Aedes spp. Salah satu upaya pemberantasan jentik nyamuk tersebut yaitu dengan pemberian abate (WHO, 2002). Felix dalam Nugroho (2011) berpendapat bukan tidak mungkin penggunaan abate yang bisa dikatakan lebih dari 30 tahun di Indonesia menimbulkan resistensi. Salah satu alternatif yang perlu dicoba untuk mengendalikan vektor melalui pemberantasan jentik nyamuk Aedes spp. adalah dengan menggunakan larvasida nabati. Kardinan dalam Naria (2005) menyebutkan senyawa yang terkandung pada tumbuhan dan diduga berfungsi sebagai insektisida di antaranya adalah golongan sianida, saponin, tanin, flavonoid, alkaloid, steroid dan minyak atsiri. Kandungan tersebut juga dapat berfungsi sebagai larvasida. Penggunaan larvasida nabati diharapkan tidak mempunyai efek samping terhadap lingkungan, manusia dan tidak menimbulkan resistensi bagi serangga (Nugroho, 2011). Jambu biji (Psidium guajava L.) adalah salah satu tumbuhan yang daunnya mengandung senyawa kimia tersebut. Polson dkk. dalam Sayono (2008) menyatakan untuk menunjang pengendalian nyamuk Aedes juga dapat digunakan perangkap telur (ovitrap). Simanjuntak (2011) telah melakukan modifikasi pada ovitrap dengan melihat efektivitas ekstrak cabai rawit terhadap kematian larva nyamuk Aedes spp., dimana pada konsentrasi 0,3% ekstrak cabai rawit dapat membunuh 30 ekor larva (100%) dengan tiga kali pengulangan. Penelitian Triyadi (2012) membuktikan adanya efek sublethal dan potensi ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) sebagai larvasida terhadap larva nyamuk Ae. aegypti. Berdasarkan uraian di atas, dilakukan penelitian mengenai efektivitas (pengaruh dan nilai LC 50 24 jam) ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) sebagai larvasida nyamuk Aedes spp. pada ovitrap. Metode Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimen semu (quasi experiment) yaitu untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun jambu biji sebagai larvasida nyamuk Aedes spp. pada ovitrap. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap. Percobaan dilakukan dengan 6 jenis konsentrasi ekstrak daun jambu biji masing-masing 0 ppm (sebagai kontrol), 500 ppm, 2.500 ppm, 4.500 ppm, 6.500 ppm dan 8.500 ppm. Setiap percobaan diamati selama 2 jam, 12 jam dan 24 jam, dan dilakukan replikasi sebanyak 4 kali. Lokasi penelitian dalam pembuatan ekstrak daun jambu biji dilakukan di Laboratorium Kimia Organik FMIPA Universitas Sumatera Utara dan penelitian efektivitas ekstrak daun jambu biji terhadap kematian larva nyamuk Aedes spp. pada ovitrap dilakukan di Jl. Sembada IV No. 6 Padang Bulan, Kecamatan Medan Selayang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, yaitu dengan mengamati dan menghitung jumlah larva nyamuk Aedes spp. (dari ovitrap) yang mati setelah diberi larutan ekstrak daun jambu biji. Pengolahan data dilakukan dengan analisis secara statistik dengan menggunakan uji Anova (Analysis of Variance) dan uji korelasi pada SPSS Statistics 20 serta analisis probit. Hasil dan Pembahasan Penelitian ini dilakukan untuk melihat adanya pengaruh larvasida nyamuk Aedes spp. yang terbuat dari ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.). Enam jenis konsentrasi ekstrak daun jambu biji diujikan dalam 24 wadah, masing-masing berisi 30 ekor larva nyamuk Aedes spp. yang didapat dari ovitrap. Jumlah larva yang mati dihitung pada 2 jam, 12 jam dan 24 jam pengamatan. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut: 2

Tabel 1. Rata-Rata Kematian Larva Nyamuk Aedes spp. pada 6 Jenis Perlakuan Dilihat dari 3 Waktu Pengamatan K n Uji M pada t ke M N 2 12 24 n % A 30 0 1 3 4 1,00 3,33 B 30 8 12 14 34 8,50 28,33 C 30 9 18 22 49 12,25 40,83 D 30 15 24 30 69 17,25 57,50 E 30 20 33 38 91 22,75 75,83 F 30 25 39 48 112 28,00 93,33 Ket: K = Konsentrasi ekstrak daun jambu biji A : 0 ppm D : 4.500 ppm B : 500 ppm E : 6.500 ppm C : 2.500 ppm F : 8.500 ppm n = Jumlah larva (ekor) M = Jumlah kematian (ekor) t = Waktu pengamatan (jam) N = Total larva (ekor) M = Rata-rata kematian larva Tabel 1. di atas menunjukkan ematian larva nyamuk tertinggi terjadi pada pemberian ekstrak daun jambu biji 8.500 ppm dan setelah 24 jam pengamatan (jumlah kematian menurun setelah 12 jam perlakuan). Kematian larva nyamuk terendah terjadi pada pemberian ekstrak daun jambu biji 0 ppm (perlakuan kontrol) dan pada waktu 2 jam pengamatan. Jumlah Kematian Larva Nyamuk (%) 100 80 60 40 20 0 0 12 24 Waktu Pengamatan (jam) 0 ppm 500 ppm 2.500 ppm 4.500 ppm 6.500 ppm 8.500 ppm Gambar 1. Grafik Persentase Kematian Larva Nyamuk Aedes spp. terhadap Waktu Pengamatan Gambar 1. di atas menunjukkan semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun jambu biji yang diberikan, maka semakin banyak jumlah kematian larva nyamuk Aedes spp. (yang ditunjukkan dalam bentuk persentase). Total kematian larva nyamuk Aedes spp. juga meningkat seiring lamanya waktu perlakuan. Data hasil penelitian diuji dengan uji nonparametrik Friedman yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata kematian larva nyamuk Aedes spp. pada berbagai konsentrasi ekstrak daun jambu biji dalam beberapa waktu pengamatan. Uji statistik nonparametrik digunakan karena data tidak berdistribusi normal (p-value hasil uji Saphiro Wilk < 0,05, H 0 ditolak). Hasil analisis statistik uji Friedman pada taraf nyata 5% ditemui p-value < 0,05, maka H 0 ditolak. Artinya ada perbedaan rata-rata kematian larva nyamuk Aedes spp. dengan pemberian berbagai jenis konsentrasi ekstrak daun jambu biji dalam seluruh waktu pengamatan. Uji lanjutan Bonferroni menunjukkan ada perbedaan nyata jumlah kematian larva nyamuk Aedes spp. dalam 2 jam, 12 jam dan 24 jam waktu pengamatan (p-value < 0,05, H 0 ditolak). Uji nonparametrik Kruskal Wallis digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata kematian larva nyamuk Aedes spp. pada berbagai konsentrasi ekstrak daun jambu biji. Uji statistik nonparametrik digunakan karena data tidak berdistribusi normal. Hasil analisis statistik uji Kruskal Wallis pada taraf nyata 5% ditemui p- value < 0,05, maka H 0 ditolak. Artinya ada perbedaan rata-rata kematian larva nyamuk Aedes spp. dengan pemberian berbagai jenis konsentrasi ekstrak daun jambu biji. Uji lanjutan Bonferroni menunjukkan ada perbedaan nyata daya bunuh masing-masing konsentrasi ekstrak daun jambu biji sebagai larvasida terhadap kematian larva nyamuk Aedes spp. Uji korelasi digunakan untuk melihat hubungan antar variabel penelitian. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan nilai sig. (0,0001) < α (0,05) sehingga H 0 ditolak. Artinya ada hubungan antara konsentrasi ekstrak daun jambu biji dan jumlah kematian larva nyamuk Aedes spp. 3

Nilai korelasi yang ditunjukkan adalah 0,989 yang artinya kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang kuat, dan semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun jambu biji, semakin banyak larva nyamuk Aedes spp. yang mengalami kematian. Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan nilai sig. (0,100) > α (0,05) sehingga H 0 diterima. Artinya tidak ada hubungan antara waktu pengamatan dan jumlah kematian larva nyamuk Aedes spp. Nilai korelasi yang ditunjukkan adalah 0,400 yang artinya waktu pengamatan dan jumlah kematian larva nyamuk memiliki hubungan yang lemah. Kematian larva nyamuk Aedes spp. akibat ekstrak daun jambu biji diakibatkan senyawa kimia yang dikandung dapat berguna sebagai larvasida. Seperti yang dipaparkan Cania (2013), daun jambu biji mengandung saponin dan alkaloid yang memiliki cara kerja sebagai racun perut dan menghambat kerja enzim kolinesterase pada larva nyamuk, sedangkan flavonoid dan minyak atsiri berperan sebagai racun pernapasan sehingga menyebabkan kematian larva nyamuk. Nilai LC 50 ekstrak daun jambu biji selama 24 jam diketahui dari hasil analisis probit yang menggunakan fungsi linier y = a + bx. Grafik hubungan nilai probit kematian larva nyamuk Aedes spp. dengan nilai log konsentrasi ekstrak daun jambu biji digambarkan sebagai berikut: Nilai Probit 6,50 6,00 5,50 5,00 4,50 4,00 y = 1,378x + 0,317 2,50 3,00 3,50 4,00 Nilai Log Konsentrasi Larvasida Gambar 2. Grafik Analisis Probit Kematian Larva Nyamuk Aedes spp. dengan Berbagai Konsentrasi Ekstrak Daun Jambu Biji Nilai LC 50 diperoleh perhitungan: 5 = 0,317 + 1,378x 5 0,317 = 1,378x 4,683 = 1,378x x = 3,398 Nilai LC 50 24 jam ekstrak daun jambu biji sebagai larvasida nyamuk Aedes spp. = 10 x = 2.502,67 ppm. Konsentrasi 2.502,67 ppm sebagai nilai LC 50 menjelaskan bahwa penggunaan daun jambu biji sebagai larvasida tidak toksik terhadap organisme lain yang bukan menjadi sasaran larvasida bila terjadi kontak. Sesuai dengan pernyataan Meyer dkk., suatu ekstrak dikatakan toksik bila nilai LC 50 < 1.000 ppm. Suhu air dan ph air juga diukur dalam penelitian ini. Hal tersebut dikarenakan suhu air dan ph air dapat mempengaruhi kehidupan larva nyamuk. Dalam Soegijanto (2006) disebutkan kehidupan larva nyamuk pada air tidak terganggu dengan ph 5,8 8,0 dan suhu 25 32ºC, di luar kondisi tersebut akan mengahambat pertumbuhan dan perkembangan sehingga larva nyamuk akan mati. Hasil pengukuran suhu air dan ph air dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Hasil Pengukuran Suhu Air Saat Pemberian Ekstrak Daun Jambu Biji dalam Setiap Pengulangan Konsentrasi Hasil Pengukuran (ºC) Ekstrak Pengulangan Ratarata (ppm) I II III IV 0 (kontrol) 29,5 29,5 29,5 29,5 29,5 500 29,5 29,5 29,5 29,5 29,5 2.500 29,5 29,5 29,5 29,5 29,5 4.500 29,5 29,5 29,5 29,5 29,5 6.500 29,5 29,5 29,5 29,5 29,5 8.500 29,5 29,5 29,5 29,5 29,5 Selama penelitian berlangsung, suhu air yang digunakan tidak mempengaruhi kematian larva nyamuk. Selama penelitian berlangsung, suhu air diupayakan agar tidak berubah-ubah dengan cara melakukan penelitian di dalam ruangan (kamar) dimana di dalam kamar, suhu bersifat cenderung stabil. 4

Tabel 3. Hasil Pengukuran Derajat Keasaman (ph) Air Saat Pemberian Ekstrak Daun Jambu Biji dalam Setiap Pengulangan Hasil Pengukuran Konsentrasi Pengulangan Ratarata Ekstrak (ppm) I II III IV 0 (kontrol) 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5 500 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5 2.500 7,0 7,0 7,0 7,0 7,0 4.500 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 6.500 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 8.500 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 Perlakuan kontrol dan pemberian ekstrak 500 ppm memiliki ph 7,5 (ph tertinggi) dan kondisi paling asam terjadi pada pemberian ekstrak 8.500 ppm dengan ph 5,5. Pada pemberian ekstrak 8.500 ppm terdapat derajat keasaman di bawah 5,8 akibat pemberian estrak daun jambu biji. Penggunaan daun jambu biji sebagai larvasida nyamuk Aedes spp. dapat diaplikasikan di tingkat rumah tangga. Aplikasi di tingkat rumah tangga dapat dilakukan dengan membuat serbuk simplisia daun jambu biji. Berat basah daun jambu biji atau berat kering serbuk simplisia daun jambu biji dikonversikan agar setara dengan berat ekstrak daun jambu biji dari konsentrasi yang paling efektif (8.500 ppm). Serbuk simplisia daun jambu biji selanjutnya ditaburkan ke dalam ovitrap atau wadah/kontainer yang berisikan air (17 gr/100 ml). Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai efektivitas ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) sebagai larvasida nyamuk Aedes spp. pada ovitrap dapat disimpulkan: 1. Kematian larva nyamuk terendah terjadi pada perlakuan kontrol (0 ppm) sebanyak 4 ekor (3,33%), dan kematian larva nyamuk tertinggi terjadi pada pemberian ekstrak daun jambu biji dengan konsentrasi 8.500 ppm sebanyak 112 ekor (93,33%). 2. Terdapat perbedaan jumlah kematian larva nyamuk Aedes spp. secara signifikan pada berbagai konsentrasi ekstrak daun jambu biji dalam 2 jam, 12 jam dan 24 jam waktu pengamatan. 3. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun jambu biji yang diberikan maka semakin banyak kematian larva nyamuk dan kematian larva nyamuk terbanyak terjadi pada konsentrasi 8.500 ppm dan setelah 12 jam pemberian ekstrak daun jambu biji. 4. Nilai LC 50 ekstrak daun jambu biji dalam 24 jam adalah 2.502,67 ppm, penggunaan daun jambu biji sebagai larvasida dikatakan tidak toksik terhadap organisme lain yang bukan menjadi sasaran larvasida. 5. Daun jambu biji yang digunakan sebagai larvasida dapat diaplikasikan di tingkat rumah tangga dengan membuat simplisia dan ditaburkan ke dalam air pada ovitrap atau kontainer. Saran Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, terdapat beberapa saran yang perlu disampaikan: 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan daun jambu biji sebagai alternatif pengendalian (larvasida yang aman) bagi vektor khususnya larva nyamuk Aedes spp. 2. Diharapkan penggunaan daun jambu biji sebagai larvasida nabati dapat diaplikasikan di tingkat rumah tangga. 3. Ekstrak daun jambu biji mempengaruhi warna, ph dan bau air, maka sebaiknya penggunaan diterapkan pada ovitrap atau kontainer berisikan air tampungan yang tidak terpakai. 4. Perlu dilakukan isolasi senyawa kimia yang terkandung dalam daun jambu biji yang dapat digunakan sebagai larvasida. 5

5. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai waktu perlakuan yang lebih singkat dan konsentrasi ekstrak daun jambu biji yang tepat untuk membunuh 100% larva uji. Daftar Pustaka Anies. 2006. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah. UI Press. Jakarta. Cania, E. 2013. Uji Efektivitas Larvasida Ekstrak Daun Legundi (Vitex trifolia) Terhadap Larva Aedes aegypti. Medical Journal of Lampung University Vol. 2 No. 4 Februari 2013: 52-60. Kemenkes RI, Ditjen PP & PL. 2014. Penyakit yang Disebabkan oleh Nyamuk dan Cara Pencegahannya serta Target yang Akan Dicapai oleh Pemerintah. http://pppl.depkes.go.id/focus?id=13 74. Diakses pada 15 Januari 2015. Naria, E. 2005. Insektisida Nabati Untuk Rumah Tangga. Info Kesehatan Masyarakat Vol. IX No. 1: 28-32. Nugroho, A. D. 2011. Kematian Larva Aedes aegypti Setelah Pemberian Abate Dibandingkan dengan Pemberian Serbuk Serai. Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 7 No. 1: 91-96. Sayono. 2008. Pengaruh Modifikasi Ovitrap Terhadap Jumlah Nyamuk Aedes yang Terperangkap. Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro. Semarang. Simanjuntak, S. M. 2011. Efektivitas Ekstrak Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Terhadap Kematian Larva Nyamuk Aedes spp. pada Ovitrap. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan. Soegijanto, S. 2006. Demam Berdarah Dengue. Edisi kedua. Airlangga University Press. Surabaya. Triyadi, D. 2012. Efek Sublethal Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava) Terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. World Health Organization. 2002. Panduan Lengkap Pencegahan dan Pengendalian Dengue dan Demam Berdarah Dengue (Alih bahasa: Palupi Widyastuti). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 6