PENGARUH BENTUK BENDA DAN KEDALAMAN TERHADAP GAYA ANGKAT KE ATAS (F A ) PADA FLUIDA STATIS

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH BENTUK BENDA DAN KEDALAMAN TERHADAP GAYA ANGKAT KE ATAS (F A ) PADA FLUIDA STATIS SKRIPSI. Oleh :

ANALISIS PENGARUH SUHU TERHADAP KONSTANTA PEGAS DENGAN VARIASI JUMLAH LILITAN DAN DIAMETER PEGAS BAJA

1. Tujuan Menentukan massa jenis zat padat dan zat cair berdasarkan hukum Archimedes.

Hidrostatika. Civil Engineering Department University of Brawijaya. Kesetimbangan Benda Terapung. TKS 4005 HIDROLIKA DASAR / 2 sks

ρ =, (1) MEKANIKA FLUIDA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENGUKUR MASSA JENIS AIR DAN MINYAK TANAH DENGAN MENGGUNAKAN HUKUM ARCHIMEDES

Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir. Zat cair dan gas adalah fluida. Karena jarak antara dua partikel di dalam fluida tidaklah tetap.

LEMBAR PENILAIAN. 1. Teknik Penilaian dan bentuk instrument Bentuk Instrumen. Portofolio (laporan percobaan) Panduan Penyusunan Portofolio

MEKANIKA FLUIDA A. Statika Fluida

Dengan P = selisih tekanan. Gambar 2.2 Bejana Berhubungan (2.1) (2.2) (2.3)

K13 Antiremed Kelas 10 Fisika

MODUL FISIKA SMA Kelas 10

Fluida adalah suatu zat yang dapat berubah bentuk sesuai dengan wadahnya dan dapat mengalir (cair dan gas).

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA Fluida Statis - Latihan Soal

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

Soal No. 2 Seorang anak hendak menaikkan batu bermassa 1 ton dengan alat seperti gambar berikut!

Soal No. 2 Seorang anak hendak menaikkan batu bermassa 1 ton dengan alat seperti gambar berikut!

Fisika Dasar I (FI-321)

2. FLUIDA STATIS (FLUID AT REST)

Archimedes (Massa Jenis dan Gaya Angkat)

Melalui kegiatan diskusi dan praktikum, peserta didik diharapkan dapat: 1. Merencanakan eksperimen tentang gaya apung

Soal :Stabilitas Benda Terapung

FIsika KTSP & K-13 FLUIDA STATIS. K e l a s. A. Fluida

MEKANIKA FLUIDA. Ferianto Raharjo - Fisika Dasar - Mekanika Fluida

3. besarnya gaya yang bekerja pada benda untuk tiap satuan luas, disebut... A. Elastis D. Gaya tekan B. Tegangan E. Gaya C.

SMP kelas 8 - FISIKA BAB 5. TEKANANLatihan Soal 5.2

PENERAPAN KESETIMBANGAN BENDA TERAPUNG

PEMETAAN KONSEPSI MAHASISWA TENTANG HUKUM ARCHIMEDES

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK ( LKPD )

MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA

PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA

SET 04 MEKANIKA FLUIDA. Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap perubahan bentuk ketika ditekan.

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI. A. Tujuan Menentukan massa jenis zat padat dan zat cair berdasarkan hukum

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika

Fisika Dasar I (FI-321) Mekanika Zat Padat dan Fluida

UJI DAYA APUNG BAHAN POLYURETHANE DAN STYROFOAM

Fisika Umum (MA101) Zat Padat dan Fluida Kerapatan dan Tekanan Gaya Apung Prinsip Archimedes Gerak Fluida

PENENTUAN KONSTANTA PEGAS DENGAN CARA STATIS DAN DINAMIS. Oleh:

Wardaya College SAINS - FISIKA. Summer Olympiad Camp Sains SMP

Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah

BAB 2 GAYA 2.1 Sifat-sifat Gaya

Pokok Bahasan. Fluida statik. Prinsip Pascal Prinsip Archimedes Fluida dinamik Persamaan Bernoulli

siswa mampu menentukan hubungan tekanan, gaya yang bekerja dan luas permukaan. tanah liat, nampan, balok kayu, balok besi, balok alumunium.

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

Kapal juga harus memenuhi kondisi keseimbangan statis (static equilibrium condition) selain gaya apung oleh air.

Materi Fluida Statik Siklus 1.

HUKUM NEWTON TENTANG GERAK DINAMIKA PARTIKEL 1. PENDAHULUAN

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) SEMESTER GANJIL 2012/2013

HUKUM ARCHIMEDES KEGIATAN BELAJAR 2 A. LANDASAN TEORI

Kelompok:. Kelas :. Nama anggota:

Antiremed Kelas 7 Fisika

Eksperimen 1 dari 3 MENENTUKAN MASSA JENIS BENDA PADAT DENGAN PRINSIP GAYA KE ATAS

Hukum Newton pada Aliran Fluida Applica'on of Newton s Second Law to a Flowing Fluid. Fisika untuk Teknik Sipil 1

Dasar-Dasar Perancangan Mesin

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN FISIKA

FLUIDA STATIS. 1. Perhatikan gambar, tabung yang penuh berisi air keluar melalui lubang A, B dan C

I. PENDAHULUAN. Hukum Archimedes adalah sebuah hukum tentang prinsip pengapungan di atas

A. Pengertian Gaya. B. Jenis-Jenis Gaya

1/24 FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) FLUIDA. menu. Mirza Satriawan. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta

DINAMIKA GERAK FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) Mirza Satriawan. menu. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta

Distribusi Tekanan pada Fluida

MASSA JENIS MATERI POKOK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Besaran dan Satuan

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika. Hukum Newton. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB

Laporan Praktikum Fisika Dasar 1 Pengukuran Pada Benda Padat

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR UMUM HUKUM ARCHIMEDES

Hukum Archimedes. Tenggelam

SILABUS FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

LAPORAN EKSPERIMEN FISIKA I TEKANAN FLUIDA DAN HUKUM PASCAL (FL 2 )

FLUIDA STATIS NAMA :... Kelas :... Kelompok :... ALFIAH INDRIASTUTI

Pengaruh Panjang Tali Pada Bandul Matematis Terhadap Hasil Perhitungan Percepatan Gravitasi Bumi ARTIKEL. Oleh: Yunus Erdamansyah NIM

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

FISIKA STATIKA FLUIDA SMK PERGURUAN CIKINI

F L U I D A. Besaran MKS CGS W Newton Dyne. D n/m 3 dyne/cm 3 g m/det 2 cm/det 2

I PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.Eng. MEKANIKA FLUIDA

Keseimbangan benda terapung

MODUL I MASSA JENIS. Pada modul ini akan dijelaskan pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi praktikum, dan lembar kerja praktikum.

FLUIDA. Alfiah indriastuti

Integral yang berhubungan dengan kepentingan fisika

Fisika Umum suyoso Hukum Newton HUKUM NEWTON

HUKUM STOKES. sekon (Pa.s). Fluida memiliki sifat-sifat sebagai berikut.


G A Y A dan P E R C E P A T A N FISIKA KELAS VIII

RINGKASAN BAB 2 GAYA, MASSA, DAN BERAT BENDA

BAB II REMEDIASI HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA TOPIK: FLUIDA. Disusun oleh: Widodo Setiyo Wibowo, M.Pd.

Keseimbangan benda terapung

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA

Rumus Minimal. Debit Q = V/t Q = Av

5. Gaya Tekan Tekanan merupakan besarnya gaya tekan tiap satuan luas permukaan.

BAB V HUKUM NEWTON TENTANG GERAK

GAYA DAN HUKUM NEWTON

Fisika Umum (MA-301) Sifat-sifat Zat Padat Gas Cair Plasma

Prediksi 1 UN SMA IPA Fisika

PENGEMBANGAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK THREE-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI FLUIDA STATIS PADA SISWA KELAS X MIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Prinsip Pengukuran tegangan permukaan berdasarkan metode berat tetes

KELAS:. KERJAKAN PADA LEMBAR INI UNTUK SEMUA SOAL GUNAKAN ATURAN ANGKA PENTING KECUALI ADA PETUNJUK LAIN

Transkripsi:

PENGARUH BENTUK BENDA DAN KEDALAMAN TERHADAP GAYA ANGKAT KE ATAS (F A ) PADA FLUIDA STATIS Zaenal Abidin D.K 1)., Rif ati Dina H 2)., Yushardi 3) Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Email: Zaenal.Abidin.DK@gmail.com ABSTRACT: fluid is a substance that can flow or move due to the influence of a very small pressure. One of the forces acting on a fluid that is buoyancy. buoyancy force is committed against an object by a static fluid where object was submerged. Reviewed on geometry, objects has many forms, but in this study used three types of blocks, cubes, and Prism. These three objects are made of the same material that is made of wood Falcataria Albazia and the third volume objects are the same. The depth of that question is the depth of submerged object. In this study measured buoyancy at different depths and load used is the same. This research aims to know the influence of the shape and depth of the object against buoyancy. The results showed the existence of a difference value of buoyancy on the respective objects and depth. The results of the third volume difference can the objects submerged and floating style value differences at each depth. So it can be inferred that the shape of objects and depth affect buoyancy. Keyword: Shape, Depth, Bouyant force, PENDAHULUAN Fluida adalah zat yang dapat mengalir atau berpindah akibat pengaruh tekanan yang sangat kecil atau sedikit saja. Fluida juga disebut sebagai zat alir. Fluida memiliki dua wujud yaitu cair dan gas. Pada umumnya fluida dibedakan menjadi dua yaitu fluida statis dan fluida dinamis. Dalam mempelajari fluida sering dibatasi pada fluida yang bersifat tidak kompresibel supaya terwujud teori tentang fluida ideal. Sifat tidak kompresibel tersebut adalah zat alir yang volumenya hampir tidak berubah apabila terkena pengaruh tekanan. Pada umumnya fluida tersebut berwujud cair. Salah satu ilmu yang mempelajari fluida yaitu statika fluida. Statika fluida membahas fluida dalam keadaan diam yaitu dalam keadaan setimbang mekanik. Setimbang mekanik berarti resultan gaya yang bekerja 1) Mahasiswa S-1 Program Studi Fisika Unej 2) Dosen Program Studi Fisika Unej 3) Dosen Program Studi Fisika Unej

2 pada fluida statis harus sama dengan nol. Dalam menyelesaikan permasalahan statika yang menyangkut benda-benda yang terendam atau yang terapung, pada umumnya benda tersebut dianggap sebagai benda bebas dan digambar dalam diagram benda bebas. Pada permasalahan tersebut aksi fluida diganti dengan gaya apung. Gaya-gaya aksi dan reaksi tersebut bisa ditunjukkan pada gambar 1.1 berikut ini. F W γ F Gambar 1.1. Diagram-diagram benda bebas untuk benda yang digantung dalam fluida (Victor L. Streeter, 1985:56) Gambar 1.1 menunjukkan dua diagram benda bebas untuk benda yang sama digantung serta ditimbang dalam dua fluida. F 1, F 2 adalah gaya apung, W adalah berat benda dalam keadaan terendam, γ 1, γ 1 adalah berat jenis fluida-fluida tersebut. Dari permasalahan tersebut harus dicari W dan V, yaitu berat serta volume benda itu. Persamaan Gaya aksi reaksi pada gambar 1.1 dapat ditulis sebagai berikut. F 1 + V γ 1 = W 1.1 F 2 + V γ 2 = W 1.2 W γ dari persamaan 1.1 dan 1.2 bisa ditulis persamaan sebagai berikut, F 1 + V γ 1 = F 2 + V γ 2 1.3 F 1 - F 2 = V γ 2 - V γ 1 1.4 V = F 1 - F 2 / γ 2 - γ 1 1.5 Karena F 1 + V γ 1 = W maka ; W = F 1 + (F 1 γ 1 F 2 γ 1 ) / γ 2 γ 1 1.6 W = F 1 (γ 2 γ 1 ) / γ 2 γ 1 + (F 1 γ 1 F 2 γ 1 ) / γ 2 γ 1 1.7 W = F 1 γ 2 F 1 γ 1 / γ 2 γ 1 + F 1 γ 1 F 2 γ 1 / γ 2 γ 1 1.8 W = F 1 γ 2 F 2 γ 1 / γ 2 γ 1 1.9 Gaya angkat ke atas atau gaya apung adalah salah satu gaya yang bekerja pada fluida. Gaya apung atau gaya angkat ke atas adalah resultan gaya yang dilakukan terhadap suatu benda oleh fluida statis tempat benda itu terendam atau terapung. Gaya apung selalu bereaksi vertikal ke atas, jadi tidak mungkin terdapat komponen horizontal dari resultan gayanya. Gaya-gaya yang bekerja pada permukaan tiap elemen fluida berasal dari tekanan. Perlu ditegaskan bahwa tekanan adalah besaran skalar, karena itu bekerja kesemua arah dengan harga yang sama besar. Vektor luas selalu menunjukan kearah yang normal terhadap permukaan, dan besarnya sama dengan luas itu sendiri. Jadi, gaya yang terjadi akibat tekanan adalah sebuah vektor yang besarnya adalah hasil kali antara intensitas tekanan dan luas serta

3 mempunyai arah yang normal terhadap luas permukaan yang bersangkutan (Reubon & Steven 1990:44). Dari penjelasan di atas dapat dibuktikan pada gambar 1.2 Proyeksi bagian benda yang terendam dari benda terapung itu pada bidang vertikal selalu nol. F E D A C Perbedaan antara kedua gaya tersebut adalah suatu gaya vertikal ke atas dikarenakan berat fluida ABCD yang dipindahkan oleh benda padat tersebut. Hal itu ditunjukan oleh persamaan 1.10 berikut. F A = V γ γ = ρ g 1.10 dengan F A adalah gaya apung, V adalah fluida yang dipindahkan, dan γ adalah berat jenis fluida. Persamaan yang sama juga berlaku untuk benda yang terapung apabila V merupakan volume cairan yang dipindahkan. Komponen-komponen gaya pada benda yang terendam dalam fluida dijelaskan dalam gambar 1.3 berikut. B Gambar 1.2 Gaya apung pada benda yang terapung dan tenggelam (Victor L. Streeter, 1985:54) Gaya angkat ke atas pada benda yang terendam pada gambar 1.2 adalah beda antara komponen vertikal gaya terhadap sisi bawah benda itu dan komponen vertikal gaya terhadap sisi atas benda tersebut. Dalam gambar 1.2 gaya ke atas pada sisi bawah benda sama dengan berat cairan yang terdapat vertikal di atas benda tersebut atau di atas permukaan ABC. Gaya yang bekerja ke arah bawah adalah berat cairan di atas benda yang dibatasi oleh titik ADCEFA. O h P 1. Gambar 1.3 Komponen gaya vertikal pada elemen benda (Victor L. Streeter, 1985:55) Gambar 1.3 menunjukkan bahwa gaya vertikal yang dilakukan fluida terhadap suatu elemen benda yang berbentuk tidak δ P2.

4 teratur. Gaya vertikal yang bekerja pada elemen penampang benda δa adalah. δf A = (p 2 p 1 ) δa = γ h δa = γ δv 1.11 dengan δv volume benda. Intregasi pada seluruh benda menghasilkan F A = γ dv = γ V 1.12 Persamaan 1.12 berlaku bila γ dianggap konstan diseluruh volume. Konsep gaya angkat ke atas pertama kali dikenal oleh ilmuan yang bernama Archimedes yang terkenal dengan prinsip Archimedes. Prinsip Archimedes berbunyi Ketika sebuah benda tercelup seluruhnya atau sebagian di dalam zat cair, zat cair akan memberikan gaya ke atas (gaya apung) pada benda, dimana besarnya gaya ke atas (gaya apung) sama dengan berat zat cair yang dipindahkan. Secara sistematis, prinsip archimedes dapat ditulis sebagai berikut : F A = ρ g V 2.18 Keterangan : F A = gaya apung ( N ) ρ = massa jenis fluida ( kg/m 3 ) g = percepatan garvitasi ( m/s 2 ) V = volume benda yang tercelup ( m 3 ) Gaya apung yang bekerja pada suatu benda yang tercelup dalam fluida bisa diperoleh dengan menggunakan metode menimbang benda di udara dan menimbang benda setelah dicelupkan dalam fluida, maka gaya apung bisa didapat menggunakan persamaan berikut, F A = W u - W c 1.13 Dimana W u adalah berat benda saat ditimbang di udara, dan W c adalah berat benda saat ditimbang di dalam fluida. METODE PENELITIAN Metode penelitian berisi tentang langkah-langkah penelitian dan langkahlangkah percobaan yang akan dijelaskan berikut ini. Langkah-langkah Penelitian Persiapan Pengembangan Teori Hasil Pengembangan Teori Pengambilan Data Analisis dan Pembahasan Kesimpulan Langkah-langkah Percobaan a. Alat dan Bahan 1. 3 kayu dengan bentuk balok, kubus dan prisma. Volume 3 kayu tersebut semuanya sama yaitu 64 cm 3.

5 2. Gelas ukur, Digunakan untuk wadah air dan mengukur volume benda tercelup. 3. Benda yang terbual dari logam dengan massa 100 gram 4. Neraca pegas, Digunakan untuk mengukur berat benda di udara dan di dalam air. 5. Neraca ohaus digunakan untuk menimbang massa benda 6. Tali, digunakan untuk penghubung benda dengan neraca pegas. b. Langkah Kerja I. Percobaan pertama 1. Menyiapkan alat dan bahan. 2. Mengukur volume air sebelum benda dicelupkan. 3. Mencelupkan benda kedalam gelas ukur yang berisi air. 4. Mengukur volume air setelah benda dicelupkan. 5. Setelah itu menententukan volume benda yang tercelup dengan cara mengurangi volume air setelah benda tercelup dengan volume air sebelum benda tercelup. 6. Menentukan gaya apung yang dialami benda dengan menggunakan persamaan F = ρ g V 7. Mengulangi langkah 1-6 pada masing-masing benda. 8. Mencatat hasil percobaan pada tabel pengamatan II. Percobaan kedua 1. Menimbang massa benda pada neraca Ohaus. 2. Menghubungkan benda dengan neraca pegas menggunakan tali yang panjangnya masing-masing 20 cm, 40 cm, 60 cm, 80 cm, dan 100 cm. 3. Mengukur berat benda sebelum dicelupkan dalam zat cair. 4. Mencelupkan benda ke dalam zat cair. 5. mengukur berat benda dengan melihat angka yang tertera pada neraca pegas. 6. Mengulangi langkah 2-4 dengan masing-masing tali. 7. Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.

6 Tabel 1. Tabel nilai gaya angkat ke atas (F A ) N o pada masing-masing benda Bentuk Benda 1 Balok 2 Kubus 3 Prism a V 0 Air (m 3 ) 0.6 x10-3 0.6 x10-3 0.6 x10-3 V 1 Air (m 3 ) ΔV (m 3 ) F A = ρ g V (N) 0.65 0.05 0.49 x10-3 x10-3 0.64 0.04 0.39 x10-3 x10-3 2 0.64 5 x10-3 0.04 5 x10-3 Nst = 0.5 x 0.001 L = 0.0005 L = 0.5 x 10-6 m 3 g = 9.8 m/s 2 ρ = 1000 Kg/m 3 0.44 Tabel 2. Data angkat ke atas (F A ) pada masing- masing kedalaman Berat Berat Gaya benda benda apung di No Kedalaman di air F A = W u udara W c - W c W u (N) (N) 1 (N) 1 20 cm 1 0.95 0.05 2 40 cm 1 0.9 0.1 3 60 cm 1 0.85 0.15 4 80cm 1 0.8 0.2 5 100 cm 1 0.75 0.25 Nst = 0.5 x 0. 1 Newton = 0.05 Newton HASIL DAN PEMBAHASAN Pada pengambilan data gaya angkat ke atas (F A ) dalam penelitian ini dilakukan menggunakan dua metode. Metode yang pertama yaitu dengan mencari volume benda yang tercelup lalu mencari gaya angkat keatas (F A ) dengan persamaan F A = ρ g V. Metode yang kedua yaitu mencari gaya angkat ke atas (F A ) menggunakan persamaan F A = W u - W c pada masing-masing kedalaman. Pada penelitian yang menggunakan metode pertama, volume benda yang tercelup diperoleh dengan cara mengurangi volume air sebelum benda dicelupkan dengan volume air setelah benda dicelupkan. Pengambilan data ini bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh bentuk benda terhadap gaya angkat ke atas (F A ). Metode yang kedua yaitu mencari gaya angkat ke atas (F A ) pada setiap kedalaman 20 cm, 40 cm, 60 cm, 80 cm, dan 100 cm dengan beban yang sama yaitu 100 gram. Hasil pengukuran gaya angkat ke atas (F A ) pada masing- masing kedalaman diperoleh dengan menggunakan persamaan F A = W u - W c. Pada penelitian dengan menggunakan metode pertama, masingmasing benda memiliki volume yang sama yaitu 64 cm 3. Ketiga benda terbuat dari

7 bahan yang sama yaitu dari kayu Albazia Falcataria atau lebih dikenal dengan nama kayu sengon. Massa jenis dari ketiga benda diasumsikan sama besar, sehingga dengan massa jenis yang sama dan volume yang sama maka volume ketiga benda diasumsikan sama. Nilai gaya angkat keatas (F A ) yang dialami masing-masing benda diperoleh data 0.49 Newton untuk balok, 0.392 Newton untuk kubus, dan 0.0441 Newton untuk prisma. Hasil gaya angkat ke atas (F A ) pada penelitian pertama diperoleh dari persamaan F A = ρ g V dengan besar ρ = 1000 Kg/m 3 dan g = 9.8 m/s 2. Perbedaan gaya angkat ke atas (F A ) yang dialami setiap benda dipengaruhi oleh perbedaan luas bidang sentuh benda dengan permukaan air. Pada balok bidang sentuh dengan air berbentuk persegi panjang dengan luas 32 cm 2. Pada kubus bidang sentuh dengan air berbentuk bujur sangkar atau persegi dengan luas 16 cm 2. Pada prisma bidang sentuh dengan air berbentuk segitiga dengan luas 20 cm 2. Jadi yang mempengaruhi besar gaya angkat ke atas (F A ) pada masing-masing benda adalah luas bidang sentuh benda terhadap air. Luas bidang sentuh benda dipengaruhi oleh bentuk benda itu sendiri, jadi bisa disimpulkan bahwa bentuk benda mempengaruhi gaya angkat keatas (F A ) yang dialami benda. Pada penelitian dengan menggunakan metode kedua, bertujuan untuk mengetahui pengaruh kedalaman terhadap gaya angkat ke atas (F A ) pada masing-masing kedalaman yang sudah ditentukan. Pada penelitian ini beban yang digunakan untuk menentukan nilai gaya angkat keatas (F A ) sama yaitu 100 gr. Besar gaya angkat ke atas (F A ) pada penelitian ini dilakukan di kedalaman 20 cm, 40 cm, 60 cm, 80 cm, dan 100 cm. Hasil dari penelitian tersebut menghasilkan gaya angkat keatas (F A ) sebesar 0.05 Newton pada kedalaman 20 cm, 0.1 Newton pada kedalaman 40 cm, 0.15 Newton pada kedalaman 60 cm, 0.2 Newton pada kedalaman 80 cm, dan 0.25 Newton pada kedalaman 100 cm. Data hasil penelitian diperoleh dengan persamaan F A = W u - W c. Dari data yang dihasilkan dapat dijelaskan bahwa kedalaman mempengaruhi besar gaya angkat ke atas (F A ). Jika menggunakan metode atau persamaan F A = ρ g V maka besar gaya angkat ke atas pada masing-masing kedalaman akan sama karena volume benda semuanya tercelup pada masing-masing kedalaman. Berdasarkan hasil diatas nilai gaya angkat ke atas (F A ) pada masing-masing kedalaman berbedabeda yang berarti volume benda yang tercelup tidak mempengaruhi gaya angkat ke atas (F A ) tetapi dipengaruhi oleh perbedaan

8 kedalaman. Perbedaan kedalaman benda tercelup akan mempengaruhi perbedaan tekanan hidrostatis yang dialami benda, semakin dalam benda tercelup maka semakin besar tekanan hidrostatis yang dialami benda. Perbedaan tekanan hidrostatis yang dialami benda mempengaruhi perbedaan gaya angkat ke atas (F A ) pada masing-masing benda. Jadi dapat disimpulkan bahwa kedalaman benda tercelup mempengaruhi besarnya hidrostatis yang dialami benda yang juga mempengaruhi besar gaya angkat ke atas (F A ) yang dialami benda. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bentuk benda yang digunakan pada penelitian ini yaitu balok, kubus, dan prisma mempengaruhi besarnya gaya angkat ke atas (F A ) yang dialami benda tersebut. Bentuk benda yang digunakan mempengaruhi luas bidang sentuh benda dengan air sehingga menyebabkan perbedaan gaya angkat ke atas (F A ) yang dialami benda. Semakin luas bidang sentuh benda dengan air, semakin besar gaya angkat ke atas (F A ) yang dialami benda. Kedalaman benda tercelup mempengaruhi besarnya gaya angkat ke atas (F A ) yang dialami benda. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh tekanan hidrostatis yang dialami benda. Semakin dalam benda tercelup semakin besar tekanan hidrostatis yang dialami benda. Perbedaan tekanan hidrostatis yang dialami benda mempengaruhi besar gaya angkat ke atas (F A ) yang dialami benda tersebut. DAFTAR PUSTAKA Olson M. Reubon, Steven J. Wright. 1990. Dasar-Dasar Mekanika Fluida Teknik Edisi Kelima. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Rohma, L. 1999. Mekanika Fluida. Jember: Universitas Jember Streeter, L. Victor. 1995. Mekanika Fluida Edisi 8 Jilid 1. Jakarta: Erlangga Sutrisno. 1984. Fisikka Dasar. Bandung. ITB