W A S P A D A 2,9 JUTA LEBIH PENDUDUK INDONESIA MENGIDAP HEPATITIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Penyakit hepatitis merupakan suatu kelainan berupa peradangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang meningkat sepanjang tahun. Di dunia diperkirakan setiap tahun terdapat 30 juta

BAB I PENDAHULUAN. kasus. Kematian yang paling banyak terdapat pada usia tahun yaitu

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. dan E (jarang) sering muncul sebagai kejadian luar biasa, ditularkan secara fecal

BAB 1 PENDAHULUAN. penanganan serius, dilihat dari tingginya prevalensi kasus dan komplikasi kronis

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dari 17 program pokok pembangunan kesehatan adalah program

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan termasuk masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II DESKRIPSI DAN PROFIL PENDERITA DIABETES

BAB I PENDAHULUAN. hati. Deskripsi sirosis hati berkonotasi baik dengan status pato-fisiologis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui pemberian kekebalan tubuh yang harus dilaksanakan secara terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sudah terinfeksi, lebih dari 350 juta jiwa telah terinfeksi VHB kronis yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan termasuk masalah kesehatan

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari seluruh penduduk dunia adalah pembawa kronis penyakit hepatitis B (Zanetti et

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda infeksi dalam. diklasifikasikan menjadi dua yaitu pneumonia dan non pneumonia.

BAB I PENDAHULUAN. melawan serangan penyakit berbahaya (Anonim, 2010). Imunisasi adalah alat yang terbukti untuk mengendalikan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit akibat infeksi protozoa genus Plasmodium yang

BAB 1 PENDAHULUAN. cerebrovascular disease (CVD) yang membutuhkan pertolongan dan penanganan

BAB 1 PENDAHULUAN. (P2ISPA) adalah bagian dari pembangunan kesehatan dan upaya pencegahan serta

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di negara sedang berkembang. Menurut WHO (2009) diare adalah suatu keadaan

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. xvi

PEMENTASAN WAYANG SEBAGAI MEDIA INFORMASI DALAM UPAYA PREVENTIF PENYEBARAN HEPATITIS B DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BULETIN SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPONS

Policy Brief berbasis data/hasil penelitian epidemiologis: Studi Kasus KIA

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit diharapkan untuk berhasil membangun bangsa itu sendiri. (Hadi, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 2 juta disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Donor darah adalah proses pengambilan darah dari. seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN. tingginya angka kematian dan kesakitan karena ISPA. Penyakit infeksi saluran

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang.

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

BAB 1 : PENDAHULUAN. terbesar kedua dari negara South East Asian Region (SEAR) setelah Myanmar. (1)

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Campak merupakan salah satu penyakit yang sangat menular (Infeksius) dan dapat mengakibatkan kesakitan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit campak merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare hingga kini masih merupakan penyebab kedua morbiditas dan

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI 0-12 BULAN DENGAN PRAKTIK PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B-O DI WILAYAH PUSKESMAS KAYU KUNYIT BENGKULU SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

PROFIL SINGKAT PROVINSI MALUKU TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. lebih dalam sehari. Dengan kata lain, diare adalah buang air besar

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Turki dan beberapa Negara Eropa) beresiko terkena penyakit malaria. 1 Malaria

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Alsagaff,H, 2006). Penyakit ini juga

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

menunjukkan 19,7% diderita oleh perempuan dewasa perkotaan, 13,1% lakilaki dewasa, dan 9,8% anak-anak. Anemia pada perempuan masih banyak ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare Departemen Kesehatan

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DI PUSKESMAS DESA DAYEUH KOLOT KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan tahap akhir dari infeksi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development

BAB 1 PENDAHULUAN. perilaku berkaitan dengan gangguan fungsi akibat gangguan biologik, sosial,

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB I PENDAHULUAN. Prioritas pembangunan kesehatan dalam rencana strategis kementerian

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Penyakit ini tetap menjadi salah satu

HUBUNGAN PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PENYAKIT HEPATITIS B DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI HEPATITIS B DENGAN ANAKNYA DIWILAYAH KERJA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

InfoDATIN SITUASI PENYAKIT KANKER. 4 Februari-Hari Kanker Sedunia PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI

PREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN Status Gizi Provinsi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. resiko penularan HIV melalui hubungan seksual (The United Nations High

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. terjadi sangat pesat. Pada masa ini balita membutuhkan asupan zat gizi yang cukup

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

Perencanaan Program Kesehatan: na i lisis M asa h a Kesehatan Tujuan Metode

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis yang masih menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan

Transkripsi:

W A S P A D A 2,9 JUTA LEBIH PENDUDUK INDONESIA MENGIDAP HEPATITIS Kita tahu bahwa Penyakit Hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk di Indonesia, yang terdiri dari Hepatitis A, B, C, D dan E. Hepatitis A dan E, sering muncul sebagai kejadian Luar Biasa, ditularkan secara fecal oral dan biasanya berhubungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, bersifat akut dan dapat sembuh dengan baik. Sedangkan Hepatitis B, C dan D (jarang) ditularkan secara parenteral, dapat menjadi kronis dan menimbulkan cirrhosis dan lalu kanker hati. Virus Hepatitis B telah menginfeksi sejumlah 2 milyar orang di dunia, sekitar 240 juta orang diantaranya menjadi pengidap Hepatitis B kronik, sedangkan untuk penderita Hepatitis C di dunia diperkirakan sebesar 170 juta orang. Sebanyak 1,5 juta penduduk dunia meninggal setiap tahunnya karena Hepatitis. Melihat kenyataan bahwa Hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius dan mengglobal, maka pada tahun 2010 pada sidang WHA (World HealthAssembly) ke 63 di Geneva tanggal 20 Mei 2010, Indonesia bersama Brazil dan Colombia menjadi sponsor utama untuk keluarnya Resolusi tentang Hepatitis Virus, sebagai Global Public Health Concern. Usulan ini diterima dan keluarlah resolusi tentang Hepatits nomor 63.18 yang menyatakan bahwa : a. Hepatitis virus merupakan salah satu agenda prioritas dunia b. Tanggal 28 Juli ditetapkan sebagai Hari Hepatitis Sedunia Semenjak keluarnya resolusi tersebut, setiap 2 tahun sekali dilakukan evaluasi tingkat global tentang respons Pengendalian Hepatitis bagi negara negara anggota WHO. Guna untuk akselerasi program Pengendalian Hepatitis tingkat global, berdasarkan evaluasi respons semenjak keluarnya resolusi 63.18, maka Indonesia bersama 14 negara lain, pada Sidang WHA bulan Mei 2014, mengusulkan resolusi untuk pengendalian Hepatitis Virus, yaitu keluarlah resolusi 67.7 tentang Aksi Konkrit dalam Pengendalian Hepatitis. SITUASI HEPATITIS DI INDONESIA?? Di dalam menggambarkan situasi Hepatitis di Indonesia, diambil sumber data dari Pusdatin Kemenkes dan hasil Riskesdas Badan Litbangkes yang dilakukan analisis sederhana secara diskriptif. Menurut hasil Riskesdas tahun 2013 sebagaimana dalam gambar dibawah ini bahwa jumlah orang yang didiagnosis Hepatitis oleh Tenaga Kesehatan berdasarkan gejala gejala yang ada, menunjukan peningkatan 2 kali lipat apabila dibandingkan dengan tahun 2007. Hal ini dapat memberikan petunjuk awal ke kita tentang upaya pengendalian dimasa lalu, peningkatan akses, potensial masalah dimasa yang akan datang apabila tidak segera dilakukan upaya upaya yang serius.

Kondisi di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2013 secara Nasional diperkirakan terdapat 1,2 % penduduk di Indonesia mengidap penyakit Hepatitis, dan kondisi ini meningkat 2 kali lipat dibandingkan tahun 2007, yaitu sekitar 0,6 %. Apabila dikonversikan ke dalam jumlah absolut penduduk Indonesia tahun 2013 sekitar 248.422.956 jiwa, maka bisa dikatakan bahwa 2.981.075 jiwa penduduk Indonesia terinfeksi Hepatitis. Dari grafik di atas juga dapat dilihat pada tahun 2007, lima provinsi dengan prevalensi Hepatitis tertingggi adalah Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, NAD, Gorontalo dan Papua Barat sedangkan pada tahun 2013 ada 13 provinsi yang memiliki angka prevalensi di atas rata-rata Nasional yaitu Nusa Tenggara Timur, Papua, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Maluku, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, NAD, Nusa Tengara Barat, Maluku Utara, Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan.

Prevalensi Hepatitis jika dilihat dari beberapa kelompok usia menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prosentase di setiap kelompok usia. Gambarannya seperti di bawah ini. Dari table di atas menunjukkan bahwa perbedaan peningkatan proporsi kelompok usia 5-14 tahun; 25-34 tahun; 35-44 tahun dan 45-54 tahun adalah yang tertinggi yaitu 0.6 %. Apabila kondisi di atas disandingkan dengan upaya Immunisasi yang telah dilakukan sejak tahun 2000 hingga tahun 2013, terlihat keadaan yang cukup kontradiktif, yaitu sejak tahun 2007 hingga tahun 2013 cakupan Immunisasi HB0 cukup signifikan peningkatannya, bahkan di tahun 2012 dan 2013 cakupan immunisasi melebihi target yang ditentukan. Namun disisi lain prevalensi Hepatitis dari tahun 2007 ke tahun 2013 juga meningkat di setiap kelompok usia.

Demikian pula dengan Immunisasi HB3 dimana Cakupan imunisasi HB3 sejak tahun 2009 telah mencapai target. Imunisasi Hepatitis B ini diberikan bersamaan dengan imunisasi DPT pada saat bayi berusia 2,3 dan 4 bulan. seperti terlihat pada gambar di bawah.

Di dalam 2 tahun lalu telah terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) dari penyakit Hepatitis A yang melanda beberapa Propinsi di beberapa Kabupaten. Kendati terjadi penurunan kejadian KLB, namun tetap saja perlu diwaspadai. seperti terlihat pada gambaran di bawah.

Berdasar gambaran diatas maka perlu adanya beberapa pertimbangan tentang beberapa hal, diantaranya: Review kebijakan, strategi, indikator, target, dan capaian termasuk identifikasi faktor pendukung, dan penghambat Advokasi dan Sosialisasi kepada pemegang kebijakan tingkat pusat, propinsi, mitra potensial, masyarakat dan LSM. Mobilisasi sumberdana dan sumberdaya utk mendukung pelaksanaan kegiatan. Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia. Melakukan upaya peningkatan keterjangkauan akses layanan yang berkualitas