ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B 0-7 HARI

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI HEPATITIS B-0 DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B-0 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG ALAI TAHUN 2015

Kusnanto*, Elida Ulfiana*, M.Hadarani**

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

Romy Wahyuny*, Linda Fadila**

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

HUBUNGAN MOTIVASI DAN PERAN KELUARGA DENGAN TINDAKAN MENDAPATKAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI DI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP STATUS IMUNISASI DASAR BALITA DI PUSKESMAS KARANGAMPEL KOTA INDRAMAYU

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

PERAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK PADA ANAK SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR LUAR BIASA

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 9-11 BULAN DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari seluruh penduduk dunia adalah pembawa kronis penyakit hepatitis B (Zanetti et

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG EFEK SAMPING IMUNISASI BCG DENGAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DASAR LENGKAP DI PUSKESMAS NGESREP SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI 0-12 BULAN DENGAN PRAKTIK PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B-O DI WILAYAH PUSKESMAS KAYU KUNYIT BENGKULU SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Imunisasi merupakan

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

DWI AGUNG RIYANTO* ABSTRAK

: Tingkat pengetahuan, bayi, Kejadian Ikutan Pasca imunisasi

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI BCG PADA BAYI DI DESA TARAMAN KECAMATAN SIDOHARJO SRAGEN

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDO KABUPATEN MAGETAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

HUBUNGAN KUALITAS VAKSIN DAN STATUS IMUN PENJAMU DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBINA PALEMBANG TAHUN 2016

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat berbahaya, demikian juga dengan Tetanus walau bukan penyakit menular

WAHYU SIFA Mahasiswi D-VI Kebidanan STIkes Ubudiyah Banda Aceh

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI HEPATITIS Bo DENGAN WAKTU PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS Bo DI PUSKESMAS JETIS YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. satu diantaranya adalah pencegahan penyakit. Sebagai upaya

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dari 17 program pokok pembangunan kesehatan adalah program

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN : SURVEI KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BAYI UMUR 1-12 BULAN DI DESA PANCUR MAYONG JEPARA INTISARI

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan anak masih menjadi fokus perhatian masyarakat dunia. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui pemberian kekebalan tubuh yang harus dilaksanakan secara terus-menerus

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam Sustainable Development Goals (SDG S). Tujuan ke ketiga SDGs adalah

BAB I PENDAHULUAN. golongan usia memiliki resiko tinggi terserang penyakit-penyakit menular

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 9-11 BULAN DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN DEMAK

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR BAYI DI KELURAHAN JATIREJO GUNUNG PATI DAN DI KELURAHAN KRAPYAK SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDO KABUPATEN MAGETAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HB 0 PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

BAB I PENDAHULUAN. melawan serangan penyakit berbahaya (Anonim, 2010). Imunisasi adalah alat yang terbukti untuk mengendalikan dan

Kata Kunci: Pengetahuan, KIPI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bebas dari penyakit cacar oleh WHO sejak tahun 1974.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan termasuk masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. tombak pelayanan kesehatan masyarakat di pedesaan/kecamatan. pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama (Kemenkes, 2010).

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, DUKUNGAN KELUARGA DAN PERAN TENAGA

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DPT-HB DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN TAHUN 2012

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HEPATITIS B PADA DOKTER GIGI DI DENPASAR UTARA

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 2 juta disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, STATUS PENDIDIKAN, DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

BAB I PENDAHULUAN. agar terhindar dari penyakit sehingga tercapai kekebalan masyarakat

Nova Avianti Rahayu *) Auly Tarmali, SKM., M. Kes **), Fitria Primi Astuti, S.SiT., M.Kes ***)

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit. Imunisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Menurut SDKI (Survei

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

PERAN AYAH DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR DI PUSKESMAS KOTAGEDE I YOGYAKARTA

GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

Erma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

HUBUNGAN PERILAKU DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS POLONIA MEDAN TAHUN 2016 SKRIPSI.

Suryo Pratikwo 1, Millatin Puspaningtyas 2, Dyah Retno Sukmaningrum 3 Poltekkes Prodi Keperawatan Pekalongan ABSTRACT

Harto P. Simanjuntak 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

Relationships of Mother's Knowledge and Attitudes with Hepatitis B Immunization Practices (H1) in Working Area of Mangkang Health Center in Semarang

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9

ABSTRAK. Lidia Anestesia Iskandar,2009,Pembimbing I:Donny Pangemanan,drg.,SKM. Pembimbing II:Dani,dr.,M.Kes.

BAB I PENDAHULUAN. informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak sedikit yang berujung pada kematian bayi (Achmadi, 2016). harus menyelesaikan jadwal imunisasi (Kemenkes RI, 2010).

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Sikap dan Perilaku Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi di Desa Penatih Dangin Puri

* Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

BAB 1 PENDAHULUAN. serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU DENGAN PENERAPAN IMUNISASI CAMPAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUNGGUR TAHUN 2010

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG PELAKSANAAN 10T PADA ASUHAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS SUKA MAKMUR KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita Dengan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) di Puskesmas Oebobo Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 ini masih jauh lebih baik dibandingkan dengan 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dan Status Ekonomi dengan Kelengkapan Imunisasi Wajib pada Anak Usia 0-12 Bulan di Puskesmas Kampung Sawah

BAB I. Pendahuluan. keharmonisan hubungan suami isteri. Tanpa anak, hidup terasa kurang lengkap

Aprizal Ponda, N.Rachmadanur (Poltekkes Kemenkes Padang )

Transkripsi:

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B 0-7 HARI Suharti 1) Suryani 1) Yuli Suryanti 1) Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jambi Abstract: Analysis of Factor Yang Associated With Behavior Ibu About Granting Immunization of Hepatitis B 0-7 Day. Vaccine hepatitis B must immediately be given after the born, as an effort prevention of of transmission of virus of hepatitis B from mother to her baby soon after birth (Varney et al, 2008:929). Based on annual reports in Puskesmas Recognize Big year-2011 occurred decline in coverage of immunization hepatitis B 0-7 day from year the previous. Purpose this study to determine factor of-factors anything on or related with mother behavior in granting immunization hepatitis B 0-7 the day. This research design is analytic with the draft cross sectional. Variables research is Knowledge, Belief, and Role Family. Population in this research is the mother who having old baby 0-11 month in Kenali Besar District Year 2012 as many as 545 person. Number of samples on research amounted to 84 person using techniques quota sampling. This result of the research showed 58 (69.0%) respondents behaved good, 50 (59.5%) knowledge good, 46 (54.8%) the trust both and respondents with the role of family good 52 (61.9%). The results of analysis of relationship showed there are relationship knowledge with mother's behavior on granting immunization hepatitis B 0-7 the day (p = 0.056) and there is a relationship between of trust (p = 0.001) and the role of family (p = 0,000) with behavior of granting immunization hepatitis B 0-7 days. Based on the the results of research above can be concluded that the there are relation between of trust and the role of family with granting immunization hepatitis B 0-7 day and not is no relationship between knowledge with granting immunization hepatitis B 0-7 the day. Expected for health personnel in Kenali Besar Puskesmas more provide counseling about immunization particularly the immunization hepatitis B 0-7 days so that in the future target immunization hepatitis B 0-7 the day can be is reached. Key Words: Behavior, Knowledge, Trustworthiness, Role Family, Immunization Abstrak: Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu Tentang Pemberian Imunisasi Hepatitis B 0-7 Hari. Vaksin hepatitis B harus segera diberikan setelah lahir, sebagai upaya pencegahan penularan virus hepatitis B dari ibu kepada bayinya segera setelah lahir (Varney dkk, 2008:929). Berdasarkan laporan tahunan di Puskesmas Kenali Besar tahun 2011 terjadi penurunan cakupan imunisasi hepatitis B 0-7 hari dari tahun sebelumnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam pemberian imunisasi hepatitis B 0-7 hari. Penelitian ini bersifat analitik dengan rancangan cross sectional. Variabel penelitian adalah Pengetahuan, Kepercayaan, dan Peran Keluarga. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi berusia 0-11 bulan di Kelurahan Kenali Besar Wilayah Kerja Puskesmas Kenali Besar Tahun 2012 sebanyak 545 orang. Jumlah sampel pada penelitian berjumlah 84 orang menggunakan teknik quota sampling. Hasil penelitian menunjukkan 58 (69,0%) responden berperilaku baik, 50 (59,5%) pengetahuan baik, 46 (54,8%) kepercayaan baik dan responden dengan peran keluarga baik 52 (61.9%). Hasil analisis hubungan menunjukan tidak ada hubungan pengetahuan dengan perilaku ibu pada pemberian imunisasi hepatitis B 0-7 hari (p=0,056) dan terdapat hubungan antara kepercayaan (p=0,001) dan peran keluarga (p=0,000) dengan perilaku pemberian imunisasi hepatitis B 0-7 hari. Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kepercayaan dan peran keluarga dengan pemberian imunisasi hepatitis B 0-7 hari dan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan pemberian imunisasi hepatitis B 0-7 hari. Diharapkan bagi tenaga kesehatan di Puskesmas Kenali Besar lebih memberikan penyuluhan tentang imunisasi khususnya imunisasi hepatitis B 0-7 hari sehingga target imunisasi hepatitis B 0-7 hari dapat tercapai. Kata Kunci: Perilaku, Pengetahuan, Kepercayaan, Peran Keluarga, Imunisasi Pemberian imunisasi pada bayi, tepat waktu merupakan faktor yang sangat penting untuk kesehatan bayi. Pemberian imunisasi dilakukan 227 mulai dari lahir sampai awal masa kanakkanak. Imunisasi hepatitis B pada bayi dapat mencegah kejadian hepatocarcinoma

228 Jurnal Kesehatan, Volume IV, Nomor 1, April 2013, hlm 227-232 pada umur produktif (30-40 tahun). Sekitar 90% bayi yang dilahirkan ibu dengan infeksi hepatitis B aktif akan mengalami infeksi virus hepatitis B, 95% di antaranya berkembang menjadi kronik dan menjadi kanker hati di kemudian hari (Ranuh dkk, 2011). Hepatitis B merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dan bisa merusak hati. Jika dibiarkan, penyakit ini akan semakin berat dan bisa menjadi kanker hati, untuk penyakit hati, virus penyebab hepatitis B adalah yang paling berbahaya. Oleh karena itu bayi yang baru lahir diberikan imunisasi hepatitis B, ini sangat penting untuk mencegah bayi tertular penyakit tersebut. Manfaat imunisasi hepatitis B akan meningkat jika diberikan sejak dini, biasanya pada usia bayi 0-7 hari (Hadinegoro, 2011) Menurut WHO secara epidemiologis Indonesia termasuk daerah endemis sedangtinggi. Prevalen HBsAg pada donor (1994) adalah 9,4% (2,50-36,17), dan pada ibu hamil 3,6% (2,1%-6,7%). Kelompok yang rentan terhadap infeksi VHB pada dasarnya, individu yang belum pernah imunisasi hepatitis B atau yang tidak memiliki antibodi anti-hbs. Kronisitas dialami oleh 90% bayi terinfeksi saat lahir, 25-50% anak yang terinfeksi usia 1-5 tahun, dan 1-5% anak besar dan orang dewasa. Infeksi virus hepatitis B (VHB) menyebabkan sedikitnya satu juta kematian/ tahun. Saat ini di seluruh dunia terdapat 350 juta kematian kronis dengan 4 juta kasus baru/tahun (Ranuh dkk, 2011). Hambatan dalam penyelenggaraan program imunisasi yaitu adanya mitos dan atau adat kebudayaan setempat yang berlaku dimasyarakat dan atau ketakutan masyarakat terhadap efek samping yang timbul. Hal tersebut biasanya ditunjukkan dengan pernyataan negatif berupa penolakan terhadap pemberian dan atau kepatuhan untuk imunisasi. Perlu adanya pendekatan yang baik dan berkualitas dan tenaga pembuat program maupun pemberi pelayanan imunisasi untuk membuat suatu pembentukkan pola hidup sehat di masyarakat khususnya dalam memasyarakatkan imunisasi dikalangan sasarannya (Lisnawati, 2011). Vaksin hepatitis B harus segera diberikan setelah lahir, mengingat vaksinasi hepatitis B merupakan upaya pencegahan yang sangat efektif untuk memutus rantai penularan dari ibu kepada bayinya segara setelah lahir. Jadi semua bayi harus mendapatkan dosis pertama vaksin hepatitis B segera setelah lahir dan sebelum dipulangkan dari rumah sakit. Bayi yang lahir dari ibu tidak diketahui HbsAg harus menerima dosis pertama rangkaian hepatitis B dalam 12 jam setelah lahir (Varney dkk, 2008). Berdasarkan laporan Tahunan dari Dinas Kesehatan Kota Jambi Tahun 2011 didapatkan cakupan imunisasi Hepatitis B 0-7 Hari 114,08%. Dari 20 Puskesmas yang ada di Kota Jambi Puskesmas Kenali Besar memiliki cakupan imunisasi hepatitis B 0-7 hari terendah yaitu 291 yang sudah di imunisasi hepatitis B 0-7 hari dari 647 orang bayi (45,01%) (Dinkes Kota Jambi, 2011). Selanjutnya Hasil laporan tahunan di Puskesmas Kenali Besar pada tahun 2010 di kelurahan kenali besar 261 yang sudah di imunisasi hepatitis B 0-7 hari dari 512 sasaran sedangkan pada tahun 2011 mengalami penurunan yaitu 182 yang sudah di imunisasi hepatitis B 0-7 hari dari 545 sasaran. Target UCI merupakan tujuan antara (intermediate goal), yang berarti cakupan imunisasi untuk BCG, DPT, Polio, campak dan hepatitis B 0-7 hari harus mencapai 80% baik tingkat Nasional, Provinsi, dan Kabupaten bahkan di setiap Desa, dengan jumlah sasaran bayi di Indonesia per tahun 4,6 juta sedang jumlah ibu hamil 5,1 juta, laporan UCI desa yang telah dicapai masih di bawah target yaitu tahun 2008 74,02%, tahun 2009 tercapai 69,76% (Ranuh dkk, 2011). Keberhasilan imunisasi membutuhkan keterlibatan masyarakat terutama peran ibu/orang tua yang mempunyai bayi dalam pemberian imunisasi. Ukuran dari partisipasi masyarakat adalah ada tidaknya orang tua membawa bayinya di imunisasi saat pelayanan di lakukan. Selain itu imunisasi disebabkan beberapa faktor antara lain pengelolaan program, lingkungan, masyarakat, pengetahuan dan sikap orang tua (Marimbi, 2010). Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk mengetahui faktorfaktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam imunisasi hepatitis B 0-7 hari. METODE Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Metode penelitian yang di gunakan adalah cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kenali Besar Wilayah Kerja Puskesmas Kenali Besar.

Suharti, Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu dalam Pemberian Imunisasi 229 Penelitian ini dilaksanakan bulan September sampai bulan Desember 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi berusia 0-11 bulan di Kelurahan Kenali Besar Wilayah Kerja Puskesmas Kenali Besar Tahun 2012, sebanyak adalah 545 orang. Jumlah sampel pada peneltian ini adalah sebanyak 84 orang. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik quota Sampling. Data yang digunakan penelitian ini adalah data primer tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi hepatitis B (0-7 hari) di Kelurahan Kenali Besar tahun 2012. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi-square. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Univariat Gambar 1: Distribusi Perilaku Ibu dalam PemberianImunisasi Hepatitis B 0-7 Hari (n=84) responden berpengetahuan baik sebanyak 50 (59,5%) orang dan yang berpengetahuan kurang baik sebanyak 34 (40,5%) orang. Gambar 3: Distribusi Kepercayaan Ibu Tentang Pemberian Imunisasi Hepatitis B 0-7 Hari (n=84) responden yang memiliki kepercayaan baik sebesar 46 (54,8%) dan kepercayaan kurang baik sebesar 38 (45,2%). Gambar 4: Distribusi Peran Keluarga Ibu Tentang Pemberian Imunisasi Hepatitis B 0-7 Hari (n=84) sebanyak 58 (69,0%) responden berperilaku baik dan sebanyak 26 (31,0%) responden berperilaku kurang baik. Gambar 2: Distribusi Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Imunisasi Hepatitis B 0-7 hari (n=84) responden dengan peran keluarga baik sebesar 52 (61.9%) dan peran keluarga kurang baik sebesar 32 (38.1%). Analisis Bivariat Tabel 1: Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan dan Perilaku Pemberian Imunisasi Hepatitis B 0-7 (n-84) No Pengetahuan Imunisasi Kurang Jumlah p- value f % f % f % 1 Kurang baik 15 44,1 19 55,9 34 100 0,056 2 11 22,0 39 78,0 50 100 Jumlah 26 58 84 100

230 Jurnal Kesehatan, Volume IV, Nomor 1, April 2013, hlm 227-232 Tabel di atas menunjukan bahwa dari 50 responden yang berpengetahuan baik, 39 (78,0%) responden imunisasinya baik dan dari 34 responden yang berpengetahuan kurang baik, sebanyak 19 (55,5%) responden imunisasinya baik. Hasil uji statistik diperoleh 0,053 berarti P-value > 0,05 maka dapat di simpulkan tidak ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan pemberian imunisasi hepatitis B 0-7 hari. Tabel 2 Distribusi Responden berdasarkan Kepercayaan dan Perilaku Pemberian Imunisasi Hepatitis B 0-7 Hari (n=84) No Kepercayaan Imunisasi Kurang Jumlah p- value f % f % f % 1 Kurang baik 19 50,0 19 50,0 38 100 0,001 2 7 15,2 39 84,8 46 100 Jumlah 26 58 84 100 Tabel-2 menunjukan dari 46 responden yang memiliki kepercayaan baik, 39 (84,8%) responden imunisasinya baik dan dari 38 responden yang memiliki kepercayaan kurang baik, 19 (50,0%) responden imunisasinya baik. Hasil uji statistik diperoleh p value 0,001 maka dapat di simpulkan ada hubungan bermakna antara kepercayaan dengan pemberian imunisasi hepatitis B 0-7 hari Tabel 3 Hubungan Kepercayaan dengan Pemberian Imunisasi Hepatitis B 0-7 Hari (n=84) No Peran Imunisasi Kurang Jumlah p- value f % f % f % 1 Kurang baik 20 62,5 12 37,5 32 100 0,000 2 6 11,5 46 88,5 52 100 Jumlah 26 58 84 100 Tabel-3 menunjukkan bahwa dari 52 responden yang memiliki peran keluarga baik, 46 (88,5%) responden imunisasinya baik dan 32 responden yang memiliki kepercayaan kurang baik, 20 (62,5%) responden memiliki imunisasinya kurang baik. Hasil uji statistik diperoleh p value 0,000 (< 0,05), dapat disimpulkan ada hubungan bermakna antara peran keluarga dengan pemberian imunisasi hepatitis B 0-7 hari. Pembahasan Hasil penelitian di atas menunjukan bahwa sebanyak 58 (69,0%) responden berperilaku baik dan sebanyak 26 (31,0%) responden berperilaku kurang baik. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan imunisasi hepatitis B 0-7 hari pada usia <7 hari tapi masih ada responden yang memberikan imunisasi hepatitis B 0-7 hari pada usia > 7 hari, namun masih ada sebagian kecil responden tidak memberikan imunisasi hepatitis B 0-7 hari. Menurut Ranuh dkk, (2011) imunisasi hepatitis B 0-7 hari di berikan sedini mungkin (dalam waktu 12 jam) setelah lahir, mengingat paling tidak 3,9% ibu hamil mengidap hepatitis B aktif dengan resiko penularan kepada bayinya sebesar 45%. Menurut Varney (2008), bahwa penularan hepatitis B ibu-bayi dapat terjadi pada saat kelahiran melalui kontak dengan darah ibu yang terinfeksi, atau selama kontak dekat ibu-bayi baru lahir dalam periode pasca melahirkan. Wanita yang HbsAg positif memiliki 90 persen kesempatan menularkan penyakit penyakit kepada bayi meraka. Bayi yang terinfeksi, 90 persen akan menjadi carrier dan 25 persen akhirnya akan meninggal karena gagal hati dari sirosis. Dilihat dari perilaku masyarakat dalam pemanfaatan layanan kesehatan imunisasi adanya kemauan membawa bayinya ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan imunisasi Hepatitis B 0-7 hari, tapi masih ada ibu tersebut tidak mau membawa bayinya/memberikan imunisasi pada usia 0-7 hari. Alasannya berdasarkan hasil wawancara anak masih terlalu kecil, suami takut bayinya demam dan ibu lupa. Menurut Lisnawati (2011) dengan demikian dari referensi di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pemberian imunisasi adalah memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan maksud menurunkan kematian dan kesakitan serta mencegah akibat buruk lebih lanjut dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Hasil penelitian menunjukan responden dengan berpengetahuan baik sebanyak 50 (59,5%) orang dan berpengetahuan kurang

Suharti, Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu dalam Pemberian Imunisasi 231 baik 34 (40,5%) orang. Berdasarkan hasil analisis tersebut diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan baik tentang pemberian imunisasi hepatitis B 0-7 hari. Berarti ibu sudah mengetahui pentingnya imunisasi hepatitis B 0-7 hari. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya (Wawan, 2010). Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan pemberian imunisasi hepatitis B 0-7 hari, pengetahuan yang kurang baik akan tetapi pemberiannya bagus karena kemungkinan peran petugas yang sudah bagus memberikan imunisasi hepatitis B 0-7 hari merupakan program pemerintah, akan tetapi petugas tidak memberikan informasi kepada ibu dan keluarga tentang imunisasi hepatitis B 0-7 hari saat pemberian. Hal ini sesuai dengan teori Green dalam Notoatmodjo (2007) Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan pedoman penting untuk terbentuknya tindakan seseorang karena apabila perilaku tersebut didasari oleh pengetahuan maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng dari pada perilaku tidak didasari oleh pengetahuan. Seseorang akan memberikan imunisasi hepatitis B 0-7 hari karena mengetahui tentang imunisasi hepatitis B 0-7 hari, pemberian imunisasi hepatitis B 0-7 hari harus segera di berikan setelah lahir sehingga kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan. Hasil penelitian di atas menunjukan responden yang memiliki kepercayaan baik sebesar 46 (54,8%) dan kepercayaan kurang baik 38 (45,2%). Ada hubungan kepercayaan dengan pemberian imunisasi hepatitis B 0-7 hari, kepercayaan dan perilaku kesehatan ibu merupakan hal penting, karena penggunaan sarana kesehatan oleh bayi berkaitan erat dengan perilaku, kepercayaan ibu tentang kesehatan dan mempengaruhi status imunisasi termasuk imunisasi hepatitis B. Sebagian besar ibu percaya imunisasi hepatitis B 0-7 hari merupakan imunisasi yang bertujuan agar bayi terhindar dari demam kuning. Sehingga ibu yakin untuk memberikan imunisasi hepatitis B (0-7 hari) kepada bayinya. Menurut Notoatmodjo (2007:142) kepercayaan sering diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Seseorang akan memberikan imunisasi hepatitis B 0-7 hari karena memiliki kepercayaan yang baik tentang imunisasi hepatitis B 0-7 hari, pemberian imunisasi hepatitis B 0-7 hari harus segera di berikan setelah lahir karena ibu percaya imunisasi hepatitis B 0-7 hari di butuhkan untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit kuning hepatitis B dan bayi terhindar dari penyakit demam kuning. Penyebab ibu memiliki kepercayaan kurang baik setuju tanpa di imunisasi anak juga akan sehat. Dampak yang turun temurun dari orang tua, nenek, atau kakek bahwa tanpa imunisasi mereka juga akan sehat. Sedangkan seharusnya bayi mendapatkan imunisasi hepatitis B 0-7 hari segera mungkin setelah lahir. Hasil penelitian di atas menunjukan bahwa responden dengan peran keluarga baik sebesar 52 (61.9%) dan peran keluarga kurang baik sebesar 32 (38.1%). Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa masih ada yang peran keluarganya rendah tentang pemberian imunisasi hepatitis B 0-7 hari dengan alasan bahwa pemberian imunisasi hepatitis B 0-7 hari tidak ada dorongan dari keluarga dan suami takut bayi demam setelah imunisasi. Keberhasilan suatu program imunisasi dimasyarakat berkaitan dengan peran dari kelompok masyarakat, salah satunya adalah keluarga. Tanggung jawab keluarga terhadap imunisasi bayi/ balita sangat memegang peranan penting sehingga akan diperoleh suatu manfaat terhadap keberhasilan imunisasi serta peningkatan kesehatan anak. Ada hubungan peran keluarga dengan pemberian imunisasi hepatitis B 0-7 hari, karena sebagian besar bayi mendapat imunisasi 0-7 hari adanya dukungan dari suami. Sehingga ibu mendapat dorongan memberikan imunisasi kepada bayinya. Dengan adanya peran keluarga mendorong kemauan. Semua aktivitas yang dilakukan para ibu seperti dalam pelaksanaan imunisasi bayi tidak lain adalah hasil yang diperoleh dari dukungan keluarga, baik dari suami maupun anggota keluarga lainnya. Peran keluarga merupakan

232 Jurnal Kesehatan, Volume IV, Nomor 1, April 2013, hlm 227-232 suatu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam membuat keputusan dengan lebih tepat. Hal ini sesuai dengan teori Green dalam Notoatmodjo (2007) bahwa perilaku seseorang terbentuk dari 3 faktor yaitu faktor (predisposisi, pendukung pendorong), dan faktor pendorong terdapat beberapa hal yang membentuk perilaku seseorang dan salah satunya adalah peran keluarga. Masih ada responden memiliki peran keluarga kurang baik tentang imunisasi hepatitis B 0-7 hari karena suami takut bayi demam setelah imunisasi. Sedangkan menurut Wahyuni (2011) untuk hasil terbaik, imunisasi hepatitis B harus di berikan sedini mungkin, paling lama tujuh hari setelah kelahiran. Semakin ditunda pemberiannya, semakin berkurang efektivitas perlin-dungannya terhadap penularan hepatitis B. Hal ini sesuai dengan pendapat Purnamaningrum (2010), jadwal imunisasi HB yang di anjurkan adalah segera setelah lahir. Dengan demikian untuk mendapatkan perilaku yang baik dalam pelaksanaan imunisasi hepatitis B 0-7 hari, maka dibutuhkan pengetahuan yang lebih dengan memberikan penyuluhan tentang imunisasi hepatitis B 0-7 hari kepada ibu-ibu, suami dan keluarga secara terus menerus dan berkesinambungan serta bekerjasama dengan tokoh masyarakat. Hal ini bukan saja dapat menumbuhkan kepercayaan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu yang. DAFTAR RUJUKAN Dinkes Kota Jambi. 2011. Profil Kesehatan Kota Jambi. Jambi: Dinas Kesehatan. Hadinegoro, Sri Rezeki S. 2011. Panduan Imunisasi Anak mencegah Lebih Daripada Mengobati. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia. Lisnawati. 2011. Generasi Sehat Melalui Imunisasi. Jakarta: Trans Info Media. Marimbi, H. 2010. Tumbuh Kembang, dan Imunisasi Dasar Pada Balita. Yogyakarta: Nuha Medika. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta. mempunyai bayi, suami dan keluarga akan tetapi dapat juga meningkatkan keberhasilan dalam pencapaian target yang telah ditentukan oleh pemerintah. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi hepatitis B 0-7 hari di Kelurahan Kenali Besar Wilayah Kerja Puskesmas Kenali Besar tahun 2012, maka dapat disimpulkan sebagian besar responden berperilaku baik, dan sebagian kecil responden berperilaku kurang baik, sebagian responden mempunyai pengetahuan baik, sebagian responden mempunyai kepercayaan baik, sebagian responden mempunyai peran keluarga baik, tidak adanya hubungan pengetahuan dengan pemberian imunisasi hepatitis B, adanya hubungan kepercayaan dan peran keluarga dengan pemberian imunisasi hepatitis B. Saran bagi Dinas Kesehatan Kota Jambi sebagai bahan masukkan dan pertimbangan, perencanaan, pelaksanaan pengembangan serta evaluasi program imunisasi dasar khususnya imunisasi hepatitis B 0-7 hari dan bagi Puskesmas Kenali Besar diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi pengelola program serta penyuluhan lebih lanjut mengenai imunisasi hepatitis B 0-7 hari dalam wilayah kerja.. Purnamaningrum, Y.E. 2009. Buku Saku Penuntun Imunisasi Dasar. Yogyakarta: Fitramaya. Ranuh, I.G.N. Gde. 2011. Pedoman Imunisasi Di Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. Wawan, D. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku manusia. Yogyakarta: Nuha Medika. Wahyuni, S. 2011. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita Penuntun Belajar Praktek Klinik. Jakarta: Buku Kedokteran. Varney, H. 2008, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Voleme 2. Buku Kedokteran. Jakarta.