NUCLEAR CHEMISTRY & RADIOCHEMISTRY

dokumen-dokumen yang mirip
SYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA

2. Prinsip kerja dan Komponen Utama PLTN

BERBAGAI TIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGANUKLIR

TUGAS 2 MATA KULIAH DASAR KONVERSI ENERGI

PENGENALAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)

Definisi PLTN. Komponen PLTN

2. Reaktor cepat menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator neutron. 3. Reaktor subkritis menggunakan sumber neutron luar

SMA NEGERI 1 PANDEGLANG

PEMBANGKIT PENGENALAN (PLTN) L STR KTENAGANUKLTR

TUGAS. Di Susun Oleh: ADRIAN. Kelas : 3 IPA. Mengenai : PLTN

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia kepada tingkat kehidupan yang lebih baik dibandingkan dengan

TUGAS MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)

MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)

REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR)

BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi

PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

REAKTOR PENDINGIN GAS MAJU

BAB I PENDAHULUAN di Bandung dan Reaktor Kartini yang berada di Yogyakarta. Ketiga reaktor

I. PENDAHULUAN. Telah dilakukan beberapa riset reaktor nuklir diantaranya di Serpong

REAKTOR PEMBIAK CEPAT

Oleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS

REAKTOR AIR DIDIH (BOILING WATER REACTOR, BWR)

PENTINGNYA REAKTOR PEMBIAK CEPAT

Makalah Fisika Modern. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Dosen pengampu : Dr.Parlindungan Sinaga, M.Si

REAKTOR AIR BERAT KANADA (CANDU)

REAKTOR NUKLIR. Sulistyani, M.Si.

5. KIMIA INTI. Kekosongan elektron diisi elektron pada kulit luar dengan memancarkan sinar-x.

II. TINJAUAN PUSTAKA. mekanisme yang banyak digunakan untuk menghasilkan energi nuklir melalui

235 U + n 148 La + 85 Br + 3n

Nomor 36, Tahun VII, April 2001

TINJAUAN PUSTAKA. ditimbulkan oleh semakin berkurangnya sumber energi fosil serta dampak

ASPEK KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI NUKLIR, LIMBAH RADIOAKTIF DAN BENCANA GEMPA PADA PLTN DI INDONESIA SKRIPSI

PARAMETER YANG DIPERTIMBANGKAN SEBAGAI KONDISI BATAS UNTUK OPERASI NORMAL

adukan beton, semen dan airmembentuk pasta yang akan mengikat agregat, yang

2. Dari reaksi : akan dihasilkan netron dan unsur dengan nomor massa... A. 6

MODUL 2 ANALISIS KESELAMATAN PLTN

REAKTOR PIPA TEKAN PENDINGIN AIR DIDIH MODERATOR GRAFIT (RBMK)

REAKTOR PIPA TEKAN PENDINGIN AIR DIDIH MODERATOR GRAFIT (RBMK)

Reaktor Nuklir dan PLTN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II PEMBAHASAN. perpindahan panas.

KATA PENGANTAR. Palembang, Juni Penyusun

KESELAMATAN REAKTOR NUKLIR REAKTOR SERBA GUNA G.A. SIWABESSY (RSG-GAS)

Analisis Termal Hidrolik Gas Cooled Fast Reactor (GCFR)

CONTOH KEJADIAN AWAL TERPOSTULASI. Kejadian Awal Terpostulasi. No. Kelompok Kejadian Kejadian Awal

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

RISET KECELAKAAN KEHILANGAN AIR PENDINGIN: KARAKTERISTIK TERMOHIDRAULIK

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR NONDAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Hasbullah, M.T. Electrical Engineering Dept., Energy Conversion System FPTK UPI 2009

LAMPIRAN FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN UNTUK MENETAPKAN KONDISI-KONDISI BATAS UNTUK OPERASI YANG AMAN

FISIKA ATOM & RADIASI

KEPUTUSAN KEPALA. BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 01-P/Ka-BAPETEN/VI-99 TENTANG PEDOMAN PENENTUAN TAPAK REAKTOR NUKLIR

KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif

STUDI PARAMETER REAKTOR BERBAHAN BAKAR UO 2 DENGAN MODERATOR H 2 O DAN PENDINGIN H 2 O

BAB I PENDAHULUAN. bising energi listrik juga memiliki efisiensi yang tinggi, yaitu 98%, Namun

RADIOAKTIF. Oleh : I WAYAN SUPARDI

RADIOAKTIF 8/7/2017 IR. STEVANUS ARIANTO 1. Oleh : STEVANUS ARIANTO TRANSMUTASI PENDAHULUAN DOSIS PENYERAPAN SIFAT-SIFAT UNSUR RADIOAKTIF REAKSI INTI

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penduduk dunia yaitu sekitar 7 miliar pada tahun 2011 (Worldometers, 2012),

Penentuan Dosis Gamma Pada Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Setelah Shut Down

REACTOR SAFETY SYSTEMS AND SAFETY CLASSIFICATION

2011, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir ini, yang dimaksud dengan: 1. Reaktor nondaya adalah r

I. PENDAHULUAN. hampir 50 persen dari kebutuhan, terutama energi minyak dan gas bumi.

BAB III DAUR ULANG PLUTONIUM DAN AKTINIDA MINOR PADA BWR BERBAHAN BAKAR THORIUM

PEMANFAATAN ENERGI NUKLIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA PERKULIAHAN FISIKA INTI Pertemuan Ke: 1

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

CHAPTER III INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA

OPTIMASI SHIELDING NEUTRON PADA THERMALIZING COLUMN REAKTOR KARTINI

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam berbagai bidang, diantaranya untuk pembangkit

2 instalasi nuklir adalah instalasi radiometalurgi. Instalasi nuklir didesain, dibangun, dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga pemanfaatan tenaga

REAKSI INTI. HAMDANI, S.Pd

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maraknya krisis energi yang disebabkan oleh menipisnya

CHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS

RADIOKIMIA Tipe peluruhan inti

KONSEP DESAIN NEUTRONIK REAKTOR AIR TEKAN BERBAHAN BAKAR PLUTONIUM-URANIUM OKSIDA (MOX) DENGAN INTERVAL PENGISIAN BAHAN BAKAR PANJANG ASIH KANIASIH

LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR

Inti atom Radioaktivitas. Purwanti Widhy H, M.Pd

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 30-34

DISTRIBUSI FLUKS NEUTRON SEBAGAI FUNGSI BURN-UP BAHAN BAKAR PADA REAKTOR KARTINI

INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR DAYA

REAKSI NUKLIR NANIK DWI NURHAYATI,S.SI, M.SI

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang

Analisis Neutronik pada Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) dengan Variasi Bahan Pendingin (He, CO 2, N 2 )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Runusan Masalah

RADIOKIMIA Kinetika dan waktu paro peluruhan. Drs. Iqmal Tahir, M.Si.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Geometri Aqueous Homogeneous Reactor (AHR) Geometri AHR dibuat dengan menggunakan software Visual Editor (vised).

MAKALAH APLIKASI NUKLIR DI INDUSTRI

Dr.Ir. Mohammad Dhandhang Purwadi Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir

Analisis dan Penentuan Distribusi Fluks Neutron Thermal Arah Aksial dan Radial Teras Reaktor Kartini dengan Detektor Swadaya

BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi

KESELAMATAN STRATEGI PENYIMPANAN LIMBAH TINGKAT TINGGI

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN... TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

RISET KEUTUHAN PENGUNGKUNG REAKTOR SAAT TERJADI KECELAKAAN PARAH

Transkripsi:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta Lecture Presentation NUCLEAR CHEMISTRY & RADIOCHEMISTRY By : NANIK DWI NURHAYATI, S,Si, M.Si Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA

TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mengikuti pembelajaran bab ini diharapkan mahasiswa mampu : Mendeskripsikan reaktor nuklir Mengklasifikasikan tipe-tipe reaktor nuklir Menyebutkan komponen-komponen reaktor nuklir Mendeskripsikan PLTN dan prospeknya Menjelaskan metode penanganan limbah radioaktif

Apakah reaktor nuklir itu? Ada berapa jenis reaktor nuklir? Apa saja komponen dalam reaktor nuklir? Bagaimana prinsip kerja reaktor nuklir? Apa yang anda ketahui tentang PLTN dan prospeknya di Indonesia? Bagaimana cara penanganan limbah radioaktif?

Reaktor menurut arti sesungguhnya adalah tempat berlangsungnya reaksi. Jenis dan fungsi reaktor nuklir bergantung pada tujuan pemanfaatan hasil reaksi, seperti 1. PLTN, 2. Produksi radionuklida, 3.Radiografi neutron, 4. Analisis aktivasi neutron dan 5. Berbagai eksperimen dengan hamburan neutron.

Berdasarkan proses reaksinya, reaktor dibedakan menjadi : 1. REAKTOR KIMIA, Apabila yang terjadi di dalamnya adalah reaksi kimia (tidak ada perubahan massa selama reaksi dan hanya berubah dari satu bahan ke bahan lain). Ada beberapa macam : a. Reaktor Batch, Misalnya reaktor fermentasi alkohol b. Reaktor Kontinyu, reaktor pada pabrik pupuk, pabrik kertas, dll.

2. REAKTOR BAKAR (TUNGKU) Apabila proses yang terjadi di dalamnya adalah reaksi pembakaran. Misalnya reaktor pada pabrik baja atau tungku perajin logam. 3. REAKTOR NUKLIR Apabila proses yang terjadi di dalamnya adalah reaksi nuklir.

REAKTOR NUKLIR Reaktor nuklir pertama kali dibangun oleh Enrico Fermi pada tahun 1942 di Universitas Chicago. Reaktor nuklir adalah suatu alat untuk mengendalikan reaksi fisi berantai dan sekaligus menjaga kesinambungan reaksi. Reaktor nuklir adalah tempat terjadinya reaksi inti berantai terkendali, baik pembelahan inti (fisi) atau penggabungan inti (fusi). Reaktor nuklir ditetapkan sebagai alat yang menggunakan materi nuklir sebagai bahan bakarnya.

Materi fisi yang digunakan sebagai bahan bakar misalnya Uranium, Plutonium, dll. Secara umum, reaktor nuklir adalah tempat berlangsungnya reaksi nuklir yang terkendali. Untuk mengendalikan operasi dan menghentikannya digunakan bahan penyerap neutron yang disebut batang pengendali.

KLASIFIKASI REAKTOR NUKLIR Klasifikasi jenis-jenis reaktor nuklir dibedakan berdasarkan : 1. Fungsi/kegunaannya, 2. Tenaga neutron dan nama komponen serta 3. Parameter operasinya..

Fungsi reaktor fisi dibedakan menjadi dua, yaitu reaktor penelitian dan reaktor daya. 1. Reaktor Penelitian Pemanfaatan netron hasil pembelahan reaksi nuklir untuk berbagai penelitian dan iradiasi serta produksi radioisotop. Panas yang ditimbulkan dirancang sekecil mungkin sehingga panas tersebut dapat dibuang ke lingkungan. Pengambilan panas pada reaktor penelitian dilakukan dengan sistem pendingin,yang terdiri dari sistem pendingin primer dan sistem pendingin sekunder.

2. Reaktor Daya Reaktor daya adalah reaktor yang digunakan untuk menghasilkan daya listrik, biasa disebut Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Pada reaktor daya, yang dimanfaatkan adalah Panas yang timbul dari pembelahan dimanfaatkan untuk menghasilkan uap yang bersuhu dan bertekanan tinggi untuk memutar 3. Reaktor Produksi Isotop. Reaktor ini kadang-kadang digolongkan juga ke dalam reaktor riset.

Ditinjau dari tenaga netron yang melangsungkan reaksi pembelahan, reaktor dibedakan menjadi : 1. Reaktor cepat : GCFBR, Liquid Metal Fast Breeder Reactor (LMFBR), SCFBR. 2. Reaktor thermal : PWR, BWR, PHWR, GCR.

Berdasarkan parameter Operasinya antara lain : 1. Reaktor berreflektor grafit : Gas Cooled Reactor (GCR), AGCR. 2. Reaktor berpendingin air ringan : PWR, BWR. 3. Reaktor suhu tinggi : HTGR Masih banyak nama atau jenis reaktor lainnya.

Reaktor Fisi Reaktor fisi merupakan instalasi yang menghasilkan daya panas secara konstan dengan memanfaatkan reaksi fisi berantai. Istilah ini dibedakan dengan reaktor fusi yang memanfaatkan panas dari reaksi fusi. Dimungkinkan adanya reaktor yang memadukan kedua jenis tersebut (reaktor hibrid).

Reaktor Fusi Reaktor fusi adalah suatu instalasi untuk mengubah energi yang terjadi pada reaksi fusi menjadi energi panas atau listrik yang mudah dimanfaatkan. Reaksi fusi merupakan reaksi penggabungan inti atom ringan, misalnya reaksi antara deuterium dan tritium.

KOMPONEN REAKTOR Reaktor nuklir pertama kali dibangun oleh Enrico Fermi pada tahun 1942 di Universitas Chicago. Hingga saat ini telah ada berbagai jenis dan ukuran reaktor nuklir. Semua reaktor atom tersebut memiliki lima komponen dasar yang sama, yaitu: 1. Elemen bahan bakar, 2.Moderator netron, 3. Batang kendali, 4. Pendingin dan 5. Perisai beton

6. Reflektor : untuk mengendalikan laju pembelahan. 7. Perangkat bejana dan perisai reaktor. 8. Perangkat penukar panas. Komponen No. 1 s/d 6 berada pada suatu lokasi yang disebut Teras Reaktor, yaitu suatu tempat dimana reaksi berantai tersebut berlangsung.

Teras reaktor kecil yang digunakan untuk penelitian Reaktor Nuklir 1. Elemen Bahan Bakar 2. Moderator Netron 3. Refketor 4. Batang Kendali 5. Pendingin 6. Perisai Beton 7. Bhn Struktur.

1. Bahan Bakar Nuklir Terdapat dua jenis bahan bakar nuklir,yaitu : a. Bahan Fisil : suatu unsur/atom yang langsung dapat memberikan reaksi pembelahan apabila dirinya menangkap neutron. Contoh : 92 U 233, 92U 235, 94 Pu 239, 94 Pu 241 b. Bahan Fertil : suatu unsur/atom yang setelah menangkap neutron tidak dapat langsung membelah, tetapi membentuk bahan fisil. Contoh : 90 Th 232, 92 U 238

2. Bahan Moderator Syarat bahan moderator : atom dengan nomor massa kecil. memiliki tampang lintang serapan neutron (keboleh-jadian menyerap neutron) yang kecil. Memiliki tampang lintang hamburan yang besar. Memiliki daya hantar panas yang baik. Tidak korosif. Contoh : H 2 O, D 2 O, grafit, berilium, dll.

3. Pendingin Reaktor Pendingin reaktor berfungsi sebagai sarana pengambilan panas hasil fisi dari dalam elemen bakar untuk dipindahkan /dibuang ke tempat lain/lingkungan melalui perangkat penukar panas. Bahan yang baik sebagai pendingin adalah fluida yang koefisien perpindahan panasnya sangat bagus, memiliki tampang lintang serapan neutron yang kecil, dan tampang lintang hamburan yang besar serta tidak korosif. Contoh : H2O, D2O, Na cair, gas He dll.

4. Batang Kendali Reaktor Batang kendali berfungsi sebagai pengendali jalannya operasi reaktor agar laju pembelahan/populasi neutron di dalam teras reaktor dapat diatur sesuai dengan kondisi operasi yang dikehendaki. Selain itu, juga berfungsi untuk memadamkan reaktor/menghentikan reaksi pembelahan. Bahan batang kendali : Boron, Cadmium, Gadolinium, dll.

5. Perangkat Detektor Detektor adalah komponen penunjang yang mutlak diperlukan di dalam reaktor nuklir. Semua informasi tentang kejadian fisis di dalam teras reaktor, yang meliputi popularitas neutron, laju pembelahan, suhu dan lain-lain hanya dapat dilihat melalui detektor yang dipasang di dalam teras.

6. Reflektor Neutron yang keluar dari pembelahan bahan fisil, berjalan dengan kecepatan tinggi ke segala arah. Karena tidak bermuatan listrik maka gerakan neutron tsb bebas menembus medium dan tidak berkurang bila tidak menumbuk inti atom medium. Sebagian neutron tsb dapat lolos keluar teras reaktor, atau hilang dari sistem. Kondisi demikian merugikan. Contoh : Berilium, Grafit, Parafin, H2O, D2O.

7. Bejana dan Perisai Reaktor Bejana/tangki reaktor berfungsi untuk menampung fluida pendingin agar teras reaktor selalu terendam di dalamnya. Bejana tsb harus kuat menahan beban dan tidak korosif bila berinteraksi dengan pendingin atau benda lain di dalam teras. Contoh bahan bejana reaktor : Aluminium dan Stainless stell. Perisai reaktor berfungsi untuk menahan/menghambat/menyerap radiasi yang lolos dari teras reaktor agar tidak menerobos keluar sistem reaktor. Pada umumnya perisai yang digunakan adalah lapisan beton berat.

8. Perangkat Penukar Panas Perangkat penukar panas (Heat Exchanger) merupakan komponen penunjang yang berfungsi sebagai sarana pengalihan panas dari pendingin primer, yang menerima panas dari elemen bakar, untuk diberikan pada fluida pendingin yang lain (sekunder). Dengan sistem pengambilan panas tsb maka integritas komponen teras akan selalu terjamin. Pada jenis reaktor tertentu, terutama PLTN heat exchanger juga berfungsi sebagai fasilitas pembangkit uap.

SiSTeM KeSeLaMaTaN Sistem keselamatan operasi reaktor terutama ditujukan untuk menghindari bocornya radiasi dari dalam teras reaktor. Sistem keselamatan reaktor dirancang mampu menjamin agar unsur-unsur radioaktif di dalam teras reaktor tidak terlepas ke lingkungan, baik dalam operasi normal atau waktu ada kejadian yang tidak diinginkan. Kecelakaan terparah yang diasumsikan dapat terjadi pada suatu reaktor nuklir adalah hilangnya sistem pendingin teras reaktor. Peristiwa ini dapat mengakibatkan pelelehan bahan bakar sehingga unsurunsur hasil fisi dapat terlepas dari kelongsong bahan bakar, dapat mengakibatkan unsur hasil fisi tersebar ke dlm ruangan penyungkup reaktor. Agar unsur-unsur hasil fisi tetap dalam keadaan terkungkung, maka reaktor nuklir memiliki sistem keamanan yang ketat dan berlapis-lapis. Karena digunakan sistem berlapis, maka sistem pengamanan ini dinamakan penghalang ganda.

PLTN BWR Reaktor tipe ini menggunakan air (H 2 O) sebagai pendingin dan moderator. Moderator adalah medium untuk memperlambat kecepatan partikel neutron cepat. Air pendingin digunakan untuk mengambil panas yang dihasilkan dalam teras reaktor (reactor core) sehingga temperatur air akan naik. Temperatur air dibiarkan meningkat shg mencapai titik didih. Uap yang dihasilkan pada proses pendidihan air kemudian disalurkan untuk memutar turbin yang terhubung dengan generator listrik.

LIMBAH RADIOAKTIF Limbah radioaktif merupakan hasil samping dari kegiatan pemanfaatan teknologi nuklir. Dalam limbah radioaktif ini terdapat unsur-unsur radioaktif yang masih memancarkan radiasi. Limbah radioaktif tidak boleh dibuang ke lingkungan karena radiasi yang dipancarkan berpotensi memberikan efek merugikan terhadap kesehatan manusia. Program pengelolaan limbah radioaktif ditujukan untuk menjamin agar tidak seorang pun akan menerima paparan radiasi melebihi nilai batas yang dizinkan.

Terdapat hal-hal unik yang menguntungkan dalam rangka pengelolaan limbah radioaktif: 1. Sifat fisika dari zat radioaktif yang selalu meluruh menjadi zat stabil (tidak radioaktif lagi). Karena terjadi peluruhan, maka jumlah zat radioaktif akan selalu berkurang oleh waktu. Sifat ini sangat menguntungkan karena cukup hanya dengan meyimpan secara aman, zat radioaktif sudah berkurang dengan sendirinya. 2. Sebagian besar zat radioaktif yang terbentuk dalam teras reaktor nuklir umumnya memiliki waktu paro yang sangat pendek, mulai orde beberapa detik hingga beberapa hari. Hal ini menyebabkan peluruhan zat radioaktif yang sangat cepat yang berarti terjadi pengurangan volume limbah yang sangat besar dalam waktu relatif singkat.

PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF Pengelolaan limbah radioaktif yang lazim dilakukan meliputi tiga pendekatan pokok bergantung besar kecilnya volume limbah, tinggi rendahnya aktivitas zat radioaktif serta sifat-sifat fisika dan kimia limbah tersebut. Tiga pendekatan pokok itu meliputi : 1. Limbah radioaktif dipekatkan dan dipadatkan yang pelaksanaannya dilakukan di dalam wadah khusus untuk selanjutnya disimpan dalam waktu yang cukup lama. Cara ini efektif untuk pengelolaan limbah radioaktif cair yang mengandung zat radioaktif beraktivitas sedang atau tinggi. 2. Limbah radioaktif disimpan dan dibiarkan meluruh dalam tempat penyimpanan khusus sampai aktivitasnya sama dengan aktivitas zat ardioaktif lingkungan. Cara ini efektif jika dipakai untuk pengelolan limbah radioaktif cair/padat yang beraktivitas rendah dan berwaktu paroh pendek. 3. Limbah radioaktif diencerkan dan didispersikan ke lingkungan. Cara ini efektif untuk pengelolaan limbah radioaktif cair atau gas beraktivitas rendah.

Nuclear Waste Source :John D. Bookstaver, Chemistry, The Central Science, 10th edition Theodore L. Brown; H. Eugene LeMay, Jr.; and Bruce E. Bursten

TERIMA KASIH