ANALISIS LAJU DOSIS GAMMA DI PERMUKAAN KOLAM REAKTOR TRIGA 2000 SEBAGAI FUNGSI TINGGI AIR PENDINGIN PRIMER

dokumen-dokumen yang mirip
PEMODELAN DOSIS NEUTRON DAN GAMMA DI REAKTOR TRIGA 2000 DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

SIMULASI KALIBRASI EFISIENSI PADA DETEKTOR HPGe DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

PEMETAAN DOSIS RADIASI GAMMA DI FASILITAS KALIBRASI PTNBR UNTUK SUMBER 60 Co 400 GBq DENGAN MCNP5

PENENTUAN DOSIS RADIASI GAMMA TERESTRIAL DENGAN TEKNIK SPEKTROSKOPI GAMMA DAN MONTE CARLO

SIMULASI PENGUKURAN EFFISIENSI DETEKTOR HPGe DAN NaI (Tl) MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO MCNP5

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DENGAN SPEKTROMETER GAMMA PORTABEL DAN TEKNIK MONTE CARLO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

STUDI KOMPARASI PERHITUNGAN LAJU DOSIS PADA KASUS SUMBER TITIK ISOTROPIK. Anis Rohanda

PENENTUAN FAKTOR KOREKSI DOSIS RADIASI ELEMEN BAKAR BEKAS RSG-GAS Ardani *)

DISTRIBUSI FLUKS NEUTRON SEBAGAI FUNGSI BURN-UP BAHAN BAKAR PADA REAKTOR KARTINI

SIMULASI MONTE CARLO UNTUK PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS TANAH DENGAN SPEKTROMETER GAMMA IN-SITU TERKOLIMASI

Penentuan Dosis Gamma Pada Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Setelah Shut Down

PENENTUAN INTENSITAS SUMBER GAMMA DI TERAS REAKTOR RISET BERBAHAN BAKAR URANIUM MOLIBDENUM ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia kepada tingkat kehidupan yang lebih baik dibandingkan dengan

EVALUASI TINGKAT KESELAMATAN HIGH TEMPERATURE REACTOR 10 MW DITINJAU DARI NILAI SHUTDOWN MARGIN.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali

PENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2. Kadarusmanto, Purwadi, Endang Susilowati

VALIDASI PROGRAM KOMPUTER TRIGA-MCNP DENGAN PERCOBAAN KEKRITISAN REAKTOR KARTINI

PENGARUH JENIS MATERIAL REFLEKTOR TERHADAP FAKTOR KELIPATAN EFEKTIF REAKTOR TEMPERATUR TINGGI PROTEUS

KAJIAN LAJU PAPARAN RADIASI PADA TITIK PENGUKURAN DI REAKTOR KARTINI SEBAGAI DASAR PENENTUAN KONDISI BATAS OPERASI (KBO)

I. PENDAHULUAN. Telah dilakukan beberapa riset reaktor nuklir diantaranya di Serpong

STUDI PENGEMBANGAN DESAIN TERAS REAKTOR NUKLIR RISET 2 MWTH DENGAN ELEMEN BAKAR PLAT DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi

Diterima editor 07 Mei 2012 Disetujui untuk publikasi 04 Juni 2012

1BAB I PENDAHULUAN. sekaligus merupakan pembunuh nomor 2 setelah penyakit kardiovaskular. World

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN TUGAS... iv. KATA PENGANTAR...

PENGUKURAN FAKTOR WEDGE PADA PESAWAT TELETERAPI COBALT-60 : PERKIRAAN DAN PEMODELAN DENGAN SOFTWARE MCNPX.

ANALISIS DOSIS RADIASI PADA KOLAM AIR IRADIATOR GAMMA 2 MCi MENGGUNAKAN MCNP

Analisis Neutronik pada Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) dengan Variasi Bahan Pendingin (He, CO 2, N 2 )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VERIFIKASI DISTRIBUSI FAKTOR PUNCAK DAYA RADIAL TERAS 60 BOC REAKTOR RSG-GAS

KOEFISIEN REAKTIVITAS TEMPERATUR BAHAN BAKAR REAKTOR KARTINI. Budi Rohman

OPTIMASI SHIELDING NEUTRON PADA THERMALIZING COLUMN REAKTOR KARTINI

BAB III DESAIN REAKTOR DAN METODE PERHITUNGAN

STUDI PARAMETER REAKTOR BERBAHAN BAKAR UO 2 DENGAN MODERATOR H 2 O DAN PENDINGIN H 2 O

PENGEMBANGAN ANTARMUKA KONVERSI FILE DATA NUKLIR TEREVALUASI PADA RENTANG SUHU TERTENTU UNTUK APLIKASI MCNP. D. Andiwijayakusuma *

SIMULATION FOR RADIATION SHIELDING DESIGN OF EBM-LATEX USING MCNP5

Desain Reaktor Air Superkritis (Supercritical Cooled Water Reactor) dengan Menggunakan Bahan Bakar Uranium-horium Model Teras Silinder

Analisis Persamaan Respon Dosis Thermoluminescent Dosimeter (TLD) Pada Spektrum Sinar-X Menggunakan Metode Monte Carlo

ASPEK KESELAMATAN RADIASI TEMPAT PENYIMPAN BAHAN BAKAR TERIRRADIASI DI BULKSHIELDING

UJI INTEGRITAS KELONGSONG ELEMEN BAKAR REAKTOR TRIGA 2000 DENGAN METODE UJI CICIP PANAS

BAB IV DATA DAN ANALISIS HASIL PERHITUNGAN DESAIN HTTR

SISTEM PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS AIR TANGKI REAKTOR TRIGA 2000 DENGAN SPEKTROMETER GAMMA ON-LINE

SIMULASI DOSIS SERAP RADIAL SUMBER IRIDIUM-192 UNTUK BRAKITERAPI DENGAN MENGGUNAKAN MCNP

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 30-34

PENENTUAN DECAY GAMMA REAKTOR HTGR 10 MWth PADA BERBAGAI TINGKAT DAYA

Oleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS

Metode Monte Carlo adalah metode komputasi yang bergantung pada. pengulangan bilangan acak untuk menemukan solusi matematis.

REAKTOR NUKLIR. Sulistyani, M.Si.

PLASMA TOKAMAK SEBAGAI PEMBANGKIT ENERGI MASA DEPAN : KAJIAN GEOMETRI MENGGUNAKAN MCNP

MODUL 2 ANALISIS KESELAMATAN PLTN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Geometri Aqueous Homogeneous Reactor (AHR) Geometri AHR dibuat dengan menggunakan software Visual Editor (vised).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PERHITUNGAN KETEBALAN BAHAN PERISAI Pb SEBAGAI KONTAINER ISOTOP Ir-192 UNTUK BRAKITERAPI MENGGUNAKAN SOFTWARE MCNP

5. KIMIA INTI. Kekosongan elektron diisi elektron pada kulit luar dengan memancarkan sinar-x.

Analisis Neutronik Super Critical Water Reactor (SCWR) dengan Variasi Bahan Bakar (UN-PuN, UC-PuC dan MOX)

PROSIDING PERTEMUAN DAN PRESENTASI ILMIAH FUNGSIONAL PENGEMBANGAN TEKNOLOGI NUKLIR IV

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

PREDIKSI LEPASAN RADIONUKLIDA MELALUI "BUFFER MATERIAL" DI TEMPAT PENYIMPANAN LlMBAH DEKAT PERMUKAAN DI PPTN SERPONG MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO

DESAIN PERISAI RADIASI UNTUK SIKLOTRON DECY-13 MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO

KAJIAN DETEKTOR AKTIVASI NEUTRON CEPAT UNTUK PENGGUNAAN DETEKTOR NEUTRON

PERHITUNGAN DEFLESI BAHAN BAKAR TERAS PWR

III.3. Material Fisil dan Fertil III.4. Persamaan Diferensial Bateman III.5. Efek Umpan Balik Reaktivitas Suhu dan Void III.6.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

SIMULASI MCNPX UNTUK EFISIENSI PENCACAH ALFA-BETA DALAM PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS TANAH

ANALISIS LAJU ALIR PENDINGIN DI TERAS REAKTOR KARTINI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KARAKTERISTIK TERMOHIDROLIK REAKTOR TRIGA 2000 UNTUK KONDISI 110 PERSEN DAYA NORMAL

ANALISIS JUMLAH PRODUK MOLYBDENUM-99 ( 99 Mo) SEBAGAI FUNGSI WAKTU BURN-UP PADA NILAI KRITIKALITAS OPTIMUM PADA AQUEOUS HOMOGENEOUS REACTOR (AHR)

[ PTRKN BATAN ] 2012 BATAN [ B.20] [DESAIN PERISAI DAN DOSIMETRI REAKTOR RISET INOVATIF. [ Amir Hamzah, Pudjijanto, Ardani, Rokhmadi, Sriawan ]

PENGARUH VARIASI BAHAN PENDINGIN JENIS LOGAM CAIR TERHADAP KINERJA TERMALHIDROLIK PADA REAKTOR CEPAT

SELF-ABSORPTION COMPUTING OF PHOTON GAMMA IN VOLUMETRIC SAMPEL. Masril. Dosen Jurusan Fisika FMIPA UNP

PENGUKURAN FLUKS NEUTRON SALURAN BEAMPORT TIDAK TEMBUS RADIAL SEBAGAI PENGEMBANGAN SUBCRITICAL ASSEMBLY FOR MOLYBDENUM (SAMOP) REAKTOR KARTINI

KARAKTERISTIK BERKAS PADA BEAM PORT TEMBUS DAN SINGGUNG REAKTOR KARTINI

I. PENDAHULUAN. penduduk dunia yaitu sekitar 7 miliar pada tahun 2011 (Worldometers, 2012),

R and D Project Comissioning fasilitas Uji In vitro dan In Vivo BNCT di Beamport tembus Reaktor Kartini

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

PERHITUNGAN INTEGRAL RESONANSI PADA BAHAN BAKAR REAKTOR HTGR BERBENTUK BOLA DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VSOP

OPTIMASI DIMENSI BAHAN BAKAR UNTUK REAKTOR BERBAHAN BAKAR UO 2 DENGAN MODERATOR DAN PENDINGIN AIR RINGAN (H 2 O)

Bab II. Prinsip Fundamental Simulasi Monte Carlo

ANALISIS KESELAMATAN KRITIKALITAS LARUTAN URANIL NITRAT DENGAN MCNP5

POTENSI PRODUKSI MOLYBDENUM-99 ( PADA REAKTOR SUBCRITICAL ASSEMBLY FOR MO-99 PRODUCTION (SAMOP)

VERIFIKASI PERHITUNGAN TEMPERATUR ELEMEN BAKAR REAKTOR KARTINI

REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR)

PENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS KOMPOSISI ISOTOPIK URANIUM SECARA TIDAK MERUSAK

PENGARUH BAHAN BAKAR UN-PuN, UC-PuC DAN MOX TERHADAP NILAI BREEDING RATIO PADA REAKTOR PEMBIAK CEPAT

PENGEMBANGAN AWAL KODE KOMPUTER METODA MONTE CARLO: SIMULASI INTERAKSI NEUTRON PERTAMA PADA GEOMETRI SILINDER. Topan Setiadipura, Anik Purwaningsih *

BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi

PENGEMBANGAN SISTEM ANALISIS KETIDAKPASTIAN PROBABILISTIK DARI DATA NUKLIR UNTUK SIMULASI DAN ANALISIS NEUTRONIK

ANALISIS DOSIS YANG DITERIMA PASIEN PADA PEMERIKSAAN RENOGRAF

NUCLEAR CHEMISTRY & RADIOCHEMISTRY

Analisis dan Penentuan Distribusi Fluks Neutron Thermal Arah Aksial dan Radial Teras Reaktor Kartini dengan Detektor Swadaya

Transkripsi:

Analisis Laju Dosis Gamma di Permukaan.. (Rasito, RH Oetami, dkk.) ANALISIS LAJU DOSIS GAMMA DI PERMUKAAN KOLAM REAKTOR TRIGA 000 SEBAGAI FUNGSI TINGGI AIR PENDINGIN PRIMER Rasito, R.H. Oetami, P. Ilham Yazid dan Sudjatmi K.A Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri BATAN Jl. Tamansari No.71 Bandung 4013 Jawa Barat 1 email: rasito@batan-bdg.go.id ABSTRAK ANALISIS LAJU DOSIS GAMMA DI PERMUKAAN KOLAM REAKTOR TRIGA 000 SEBAGAI FUNGSI TINGGI AIR PENDINGIN PRIMER. Air pendingin primer reaktor TRIGA 000 selain berfungsi sebagai pendingin teras juga sebagai perisai radiasi neutron dan gamma yang berasal dari teras maupun hasil interaksi neutron dengan material. Sebagai perisai radiasi maka ketinggian air pendingin primer dari teras sampai kepermukaan kolam sangat berpengaruh terhadap serapan radiasi. Dalam penelitian ini dilakukan penentuan secara analitik dan statistik laju dosis gamma di permukaan kolam reaktor TRIGA 000 sebagai fungsi ketinggian air pendingin primer. Perhitungan secara analitik dilakukan menggunakan metode titik Kernel dengan program Microshield 6.0 sedangkan secara statistik dilakukan menggunakan metode monte carlo dengan program MCNP5. Perbandingan hasil pengukuran dengan hasil perhitungan kedua metode memperlihatkan bahwa hasil perhitungan kedua metode perlu dikalikan dengan faktor normalisasi untuk sesuai dengan pengukuran yaitu 0,4 untuk metode titik Kernel dan 0,8 untuk metode monte carlo. Kata kunci : air pendingin primer, reaktor TRIGA 000, laju dosis gamma, titik Kernel, monte carlo ABSTRACT ANALYSIS OF GAMMA DOSE RATE AT POOL SURFACE OF TRIGA 000 REACTOR AS A WATER LEVEL FUNCTION OF PRIMARY WATER COOLANT. TRIGA 000 reactor water coolant have some function i.e as a core coolant and as a radiation shield from the core and neutron capture in materials. As a radiation shield, the water level of primary water coolant is the most important for radiation attenuation. In this research we determined the analytical and statistical result of estimating the gamma dose rate in the TRIGA 000 reactor pool surface as a function of water level of primary water coolant. Analytical calculation was done using point Kernel method with Microshield 6.0, whereas statistical calculation of monte carlo method with MCNP computer code is used. The discrepancies between experiment and two methods are justified and it is found that we have to normalize the results from both methods to experiment result with factor of 0.4 for point Kernel method and of 0.8 for monte carlo method. Keywords : primary water coolant, TRIGA 000 reactor, gamma dose rate, point Kernel, monte carlo PENDAHULUAN Reaktor TRIGA 000 merupakan salah satu jenis reaktor penelitian yang ada di Indonesia. Reaktor TRIGA 000 merupakan hasil modifikasi dari reaktor TRIGA MARK II produksi General Atomic. Dalam operasinya reaktor TRIGA 000 menggunakan elemen bakar jenis uranium diperkaya dengan jumlah elemen bakar seluruhnya adalah 111 buah. Dari jumlah tersebut, 41 buah elemen bakar tipe U8,5 (8,5 w- %), 65 buah tipe U1 (1 w-%), dan 5 buah tipe U0 (0 w-%). Di dalam teras ring-d dipasang batang kedali jenis FFCR (fuel follower control rod) yaitu batang kendali yang disertakan dengan elemen bakar. Batang kendali berjumlah 5 buah dengan tipe FF0 (0 w-%). Dipasang pula 4 buah grafit yaitu di ring A-1, E-5, E-15, dan E-3, dan terdapat 1 posisi yang kosong yaitu di ring G- 1 [1]. Konfigurasi elemen bakar di teras reaktor TRIGA 000 diperlihatkan pada Gambar 1. Pendinginan teras reaktor TRIGA 000 dilakukan secara konveksi alamiah menggunakan air murni. Terdapat dua sistem pendingin yaitu sistem pendingin primer dan sistem pendingin sekunder. Sistem pendingin primer berfungsi mengambil panas dari teras reaktor sementara sistem pendingin sekunder berfungsi memindahkan panas dari air pendingin primer ke lingkungan. Teras dan air pendingin primer reaktor TRIGA 000 diperlihatkan pada Gambar. Ketinggian air pada kondisi operasi normal adalah 6,45 m dari permukaan teras reaktor. 56

Prosiding Seminar Nasional ke-16 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir ISSN : 0854-910 Hal 56-63 mengurangi proses pendinginan juga akan meningkatkan laju dosis di permukaan kolam. Oleh karena itu perhitungan laju dosis radiasi gamma di permukaan kolam sebagai fungsi tinggi air pendingin primer perlu dilakukan. Manfaat dari perhitungan ini adalah untuk menentukan tinggi minimal air pendingin yang menghasilkan dosis gamma yang masih memenuhi standar keselamatan radiasi. METODE PERHITUNGAN Perhitungan laju dosis gamma akan dilakukan secara analitik dan statsistik. Secara analitik akan dilakukan menggunakan metode titik Kernel, sedangkan secara statistik dilakukan menggunakan metode Monte Carlo. Gambar 1. Konfigurasi elemen bakar di teras reaktor TRIGA 000 Gambar. Teras dan air pendingin primer reaktor TRIGA 000 Batas keselamatan operasi harus dipenuhi pada pengoperasian sebuah reaktor nuklir. Selain batas keselamatan teknis reaktor, batas keselamatan tersebut juga dimaksudkan untuk batas keselamatan radiologi. Batas keselamatan radiologi yang dipersyaratkan bagi reaktor TRIGA 000 diantaranya adalah laju paparan radiasi dipermukaan kolam air pendingin reaktor. Batas keselamatan ini tidak boleh dilampaui untuk tujuan keselamatan bagi pekerja radiasi, masyarakat dan lingkungan. Laju dosis radiasi di permukaan kolam sangat dipengaruhi oleh tinggi air pendingin primer di dalam tangki reaktor. Air pendingin primer selain berfungsi sebagai pendingin teras reaktor juga berfungsi sebagai bahan penyerap radiasi neutron dan gamma yang berasal dari teras. Penurunan ketinggian air pendingin primer disamping akan Metode titik Kernel Metode titik Kernel merupakan pendekatan makroskopik yang digunakan untuk menghitung laju paparan radiasi gamma dengan asumsi bahwa perambatan radiasi gamma bersifat memancar. Di dalam metode titik Kernel, sumber radiasi yang berbentuk volume akan diurai menjadi sel-sel sumber yang kecil (titik Kernel). Dari tiap titik Kernel ini akan dihitung kontribusi laju dosis di titik ditempatkannya detektor []. Dalam penelitian ini metode titik Kernel digunakan untuk menghitung fluks gamma di permukaan teras reaktor TRIGA 000. Dengan mengasumsikan bahwa teras reaktor sebagai suatu sumber yang berbentuk bola dengan volume V teras maka jari-jari teras dirumuskan sebagai; R 3 3 4 V teras..(1) Dengan memanfaatkan persamaan Taylor maka fluks radiasi gamma pada jarak t dari permukaan teras yang berjari-jari R dan dikelilingi oleh perisai dengan tebal t dapat dirumuskan sebagai [3]; [ S Q ( E ) t ( B e J ( E ) 1 ( E ) ( R t) c i S i cap ( E )] R (1 B ) e (1 e c ( E ) R ( 1) ( E ) ' ) ( 1 1) ( E ) t ' t () Dalam persamaan () B adalah parameter Taylor dan α 1, α adalah faktor build-up yaitu faktor yang digunakan untuk memperhitungkan adanya hamburan. µ(e) adalah koefisien serapan perisai, µ c (E) adalah total koefisien serapan teras, S adalah rapat laju fisi, dan J(E) adalah grup energi ) 57

Analisis Laju Dosis Gamma di Permukaan.. (Rasito, RH Oetami, dkk.) gamma hasil fisi langsung dan hasil peluruhan. Adapun S i cap (E) merupakan sinar gamma yang dihasilkan dari reaksi tangkapan neutron yang dirumuskan sebagai ; S i cap i i i ( E ) Q th N cap f ( E ) (3) dengan f i ( E ) adalah jumlah gamma hasil tiap satu tangkapan oleh bahan ke-i, i i N adalah tampang lintang makroskopik dari bahan ke-i dan Q adalah fluks neutron thermal yang th dirumuskan sebagai Q rapat laju fisi) /( N ). th cap ( f Ketika ditambahkan sinar gamma langsung maupun hasil peluruhan maka kita harus memasukkan hamburan tak elastik neutron dan radiasi tangkapan neutron thermal. Karena sinar gamma yang dihasilkan dari teras reaktor didominasi oleh hasil tangkapan neutron maka sinar gamma yang dihasilkan dari hamburan neutron dapat diabaikan [3]. Metode Monte Carlo Salah satu metode yang dapat dimanfaatkan untuk menghitung nilai laju dosis radiasi adalah monte carlo. Metode monte carlo merupakan metode numerik statistik dengan menyimulasikan bilangan acak untuk menyelesaikan masalah yang sulit diselesaikan secara analitik. Dalam penelitian ini perhitungan monte carlo dilakukan dengan mengunakan program komputer MCNP5 (Monte Carlo N-Particle version 5). MCNP5 merupakan perangkat lunak komputer berbasis monte carlo yang diaplikasikan untuk menghitung perjalanan partikel yaitu neutron, foton, dan elektron. Perangkat lunak ini dikerjakan oleh tim monte carlo X-5 (003) dari Laboratorium Nasional Los Alamos [4,5]. Untuk melakukan perhitungan dengan MCNP5 diperlukan tiga parameter input yaitu geometri, sumber radiasi, dan laju dosis gamma. Geometri yang dimasukkan sebagai parameter input meliputi teras, reflektor, thermal column, thermalizing column, air pendingin priner, dan tangki reaktor. Dalam pendefinisian sumber radiasi dibutuhkan nilai kuat sumber (source strength). Nilai ini selanjutnya digunakan untuk menormalisasi nilai-nilai keluaran dari MCNP5. Laju dosis gamma yang dihitung merupakan radiasi gamma yang dihasilkan dari reaksi fisi yang terjadi di elemen bakar. Untuk itu kuat sumber merupakan jumlah gamma tiap satuan waktu dari reaksi fisi pada daya reaktor MW. Sebelumnya menentukan jumlah reaksi fisi untuk setiap satuan daya yaitu dengan persamaan konversi sebagai berikut: 1 joule / s 1 MeV fisi watt x joule MeV 13.(4) 1.60 10 180 3,47 x10 10 fisi / watt s Berdasarkan persamaan tersebut diperoleh bahwa untuk daya reaktor MW terjadi reaksi fisi 16 6,94 10 fisi/s. Kuat sumber radiasi gamma diperoleh dengan memberikan input MCNP5 berupa tally fluks foton dalam perhitungan kritikalitas. / cm s TallyF4cm kuat sumber / s.(5) Dalam mendefinisikan sumber, spektrum energi dari sumber sangat penting untuk dimodelkan. Untuk mendapatkan sumber radiasi gamma diperoleh dengan menjalankan MCNP5 dalam perhitungan kritikalitas menggunakan tally fluks F4 dan tally energi En. Hanya saja tally F4 yang digunakan adalah F4p yaitu tally fluks untuk foton. Fluks dan spektrum energi gamma di teras reaktor yang diperoleh dari perhitungan kritikalitas reaktor TRIGA 000 menggunakan MCNP5 diperlihatkan pada Gambar 3 dan 4. Gambar 3. Distribusi fluks sinar gamma di teras reaktor TRIGA 000 Gambar 4. Spektrum sinar gamma di teras reaktor TRIGA 000 58

Prosiding Seminar Nasional ke-16 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir ISSN : 0854-910 Hal 56-63 Setelah diperoleh spektrum energi gamma maka dilakukan pembuatan geometri sumber radiasi yang baru. Geometri sumber radiasi yang baru dapat dibuat dengan melakukan modifikasi yaitu dengan mengubah sumber yang semula berbentuk titik di dalam elemen bakar menjadi satu buah sumber yang berbentuk silinder dengan volume yang melingkupi elemen bakar. Geometri sumber radiasi yang dimodelkan dapat mengikuti geometri teras reaktor. Dari sini didapatkan teras reaktor sebagai satu sumber radiasi yang baru yaitu sumber radiasi berbentuk silinder dengan tidak lagi mempertimbangkan elemen bakar di dalamnya. Untuk mendapatkan keluaran berupa laju dosis maka digunakan beberapa jenis tally diantaranya tally fluks detektor (F5), tally energi dosis (DE), dan tally fungsi dosis (DF). Tally F5 digunakan untuk memberikan keluaran MCNP5 berupa nilai fluks di detektor yang berbentuk titik maupun cincin [4,5]. Namun dikarenakan geometri reaktor TRIGA 000 yang tidak simetri maka di dalam perhitungan dosis tidak digunakan tally detektor bentuk cincin tetapi hanya digunakan tally detektor bentuk titik. Formula matematik yang dilakukan MCNP5 dalam menghitung fluks pada detektor bentuk titik diperlihatkan pada persamaan (6). F5 de dt rp, E, t (MeV. /cm.s)...(6) E i t j Dalam pemodelan ini beberapa detektor bentuk titik ditempatkan di permukaan air tangki reaktor TRIGA 000. Fluks yang diperoleh selanjutnya dikonversi menjadi nilai dosis menggunakan tally energi dosis (DEn) dan tally fungsi dosis (DFn) [3]. Nilai kedua tally tersebut diambil dari ICRP-1 yang memberikan faktor konversi fluks ke dalam laju dosis gamma [6]. HASIL DAN PEMBAHASAN Reaktor TRIGA 000 memiliki volume teras V = 149689 cm 3 sehingga dalam asumsi bentuk bola akan memiliki jari-jari R = 3,94 cm dan luas permukaan A = 13631,9 cm. Untuk kondisi operasi normal daya MW maka pada teras reaktor akan dihasilkan reaksi fisi dengan kerapatan 4,6 10 11 fisi/cm 3 dan dihasilkan 1,8 10 17 neutron dan sejumlah sinar gamma. Untuk menghitung penyerapan sinar gamma oleh teras dan air maka digunakan Tabel 1 yang berisi data fraksi berat dan serapan massa bahan untuk beberapa kelompok energi. Perhitungan dosis radiasi gamma di permukaan kolam dilakukan untuk variasi tinggi air pendingin primer 0 6,55 m diukur mulai dari permukaan teras hingga ke permukaan tangki. Perhitungan dengan metode titik Kernel dilakukan menggunakan Persamaan sedangkan dengan metode monte carlo dilakukan menggunakan MCNP5. Program MCNP5 dijalankan menggunakan PC CPU,67 GHz, RAM 40 MB dengan sistem operasi Windows- XP. Teras reaktor TRIGA 000 tersusun oleh beberapa komponen dengan beragam jenis material. Namun dalam perhitungan dengan metode titik Kernel ini teras reaktor dimodelkan sebagai satu material dengan rapat jenis 1,41 g/cm 3. Komposisi model teras reaktor TRIGA 000 dengan fraksi berat serta koefisien serapan untuk 4 kelompok energi sinar gamma diperlihatkan pada Tabel 1. Koefisien serapan sinar gamma dari material teras serta faktor buildup dan parameter Taylor untuk interaksi sinar gamma dengan air diperlihatkan pada Tabel 1 dan. Nilai tersebut merupakan hasil perhitungan menggunakan Microshield 6.0 yang didasarkan pada data dari Radiation Shielding Information Center (RSIC) dan ANS 6.4.3 [7,8]. Dari beberapa komponen yang menyusun teras, pengelompokan dilakukan berdasarkan jenis material yaitu air, alumunium, zirkonium, UZrH, SS-304, dan grafit. Dengan rapat jenis teras 1,41 g/cm 3 maka tiap kelompok material memiliki fraksi berat terhadap teras sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 1. Tabel 1. Koefisien serapan linier dari bahan utama teras reaktor Energi (MeV) µ air µ alumunium µ zirkonium µ U-ZrH µ SS-304 µ grafit Total µ c Fraksi berat 0,7044 0,0480 0,004 0,11 0,0179 0,015 1.0 1 0,0706 0,1655 0,378 0,3598 0,4659 0,0953 0,0979 3 0,0396 0,0953 0,359 0,40 0,8 0,0543 0,0557 5 0,0303 0,0767 0,194 0,095 0,450 0,0407 0,0455 7 0,050 0,0689 0,33 0,144 0,37 0,016 0,0401 59

Analisis Laju Dosis Gamma di Permukaan.. (Rasito, RH Oetami, dkk.) Tabel. Faktor build-up dan parameter Taylor untuk interaksi sinar gamma dengan air Energi (MeV) α 1 α B 1-0,09037-0,05 19,601 3-0,03550 0,0306 11,11 5-0,0180 0,01640 8,385 7-0,0633 0,07097 4,635 Tabel 3. Jumlah sinar gamma yang dihasilkan ( /cm 3. s) Energi (MeV) j(e) Langsung & Dari interaksi neutron peluruhan S j(e) dengan H, Zr, Al, U, Fe Total 0 1 8,4 3,86E+1 1,13E+13 1,5E+13 1 3 3,3 1,5E+1 1,7E+13 1,4E+13 3 5 0,4 1,84E+11,56E+11 4,40E+11 5 7 0,046,13E+10 1,50E+11 1,71E+11 Untuk memperhitungkan faktor hamburan sinar gamma oleh perisai air maka faktor build-up dan parameter Taylor sebagaimana diperlihatkan pada Tabel dimasukkan ke dalam perhitungan metode titik Kernel. Pada Tabel 3 diperlihatkan kuat sumber gamma yang dihasilkan dari teras yang dibagi dalam 4 kelompok energi. Dalam hal ini pendekatan konservatif dilakukan dengan hanya menggunakan energi sinar gamma 0 7 MeV sebagai penyumbang laju dosis gamma [10]. Kuat sumber radiasi gamma yang diperlihatkan pada Tabel 3 merupakan sinar gamma yang dihasilkan dari teras reaktor TRIGA baik dari fisi langsung, peluruhan produk fisi, dan hasil tangkapan neutron oleh atom H, Zr, Al, U, dan Fe. Kelimpahan j(e) dari keempat kelompok energi sinar gamma tersebut merupakan jumlahan dari hasil fisi langsung (prompt gamma) dan hasil peluruhan (delayed gamma) yang diperoleh dari perumusan Chilton dkk [9]. Gambar 5 8 memperlihatkan fluks sinar gamma di permukaan kolam sebagai fungsi tinggi air pendingin primer untuk energi sinar gamma 0 1 MeV, 1 3 MeV, 3 5 MeV dan 5 7 MeV. Garis putus-putus merupakan hasil perhitungan monte carlo sedangkan garis sambung merupakan hasil perhitungan titik Kernel. Nilai fluks gamma yang layak diambil dari hasil simulasi MCNP5 adalah yang memberikan kesalahan statistik < 5% [4]. Gambar 5. Fluks sinar gamma energi 0-1 MeV pada permukaan kolam sebagai fungsi tinggi air Gambar 6. Fluks sinar gamma energi 1-3 MeV pada permukaan kolam sebagai fungsi tinggi air 60

Prosiding Seminar Nasional ke-16 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir ISSN : 0854-910 Hal 56-63 Gambar 7. Fluks sinar gamma energi 3-5 MeV pada permukaan kolam sebagai fungsi tinggi air Gambar 8. Fluks sinar gamma energi 5-7 MeV pada permukaan kolam sebagai fungsi tinggi air Secara teori fluks sinar gamma yang dihasilkan dari perhitungan monte carlo akan lebih kecil dibandingkan hasil titik Kernel. Hal ini karena MCNP5 hanya memodelkan sinar gamma yang dihasilkan dari fisi dan interaksi neutron dengan material, sementara sinar gamma yang dihasilkan dari radionuklida produk fisi maupun hasil peluruhan tidak dapat dimodelkan [4,5]. Untuk itu dalam perhitungan monte carlo digunakan nilai kuat sumber radiasi gamma yang ada pada Tabel 3. Gambar 9 memperlihatkan laju dosis gamma di permukaan kolam reaktor TRIGA sebagai fungsi tinggi air pendingin primer menggunakan monte carlo dan titik Kernel. Jika tangki reaktor TRIGA terisi penuh air maka tinggi air pendingin primer dari permukaan teras adalah 6,55 m. Untuk membandingkannya dengan hasil pengukuran maka pemodelan tersebut disesuaikan dengan kondisi sesungguhnya. Tinggi air pendingin primer pada kondisi operasi normal umumnya adalah 6,3 cm atau sekitar 15 cm di bawah ujung permukaan tangki. Hasil perhitungan akan dibandingkan dengan hasil pengukuran laju dosis yang dilakukan pada operasi reaktor 11 Mei 006. Reaktor TRIGA 000 dioperasikan pada daya 1 MW selama 1 jam. Pengukuran dilakukan dengan menempatkan surveimeter gamma 1 m di atas permukaan air tinggi 6,3 m atau 7,3 m dari permukaan teras. Laju dosis gamma yang terukur di permukaan kolam sebelum operasi 0,015 mrem/jam dan setelah operasi 6,3 mrem/jam. Laju dosis tersebut merupakan jumlahan laju dosis gamma yang berasal dari teras dan radionuklida di dalam air pendingin primer. Adapun hasil perhitungan laju dosis di permukaan kolam sumbangan dari teras untuk daya 1 MW dan tinggi air 6,3 m dengan metode titik Kernel adalah 8, mrem/jam dan monte carlo adalah 4,8 mrem/jam. Hasil perhitungan ini belum memasukkan laju dosis gamma sumbangan dari radionuklida yang ada di air pendingin primer. Keberadaan radionuklida di air pendingin primer akan memberikan kontribusi dosis gamma di permukaan kolam. Untuk perkiraan kontribusi radionuklida dalam air pendingin primer terhadap laju dosis gamma di permukaan kolam maka dipilih nuklida yang memiliki waktu paruh di atas orde jam. Cuplikan air pendingin primer pada operasi tersebut diambil dan diukur radioaktivitasnya menggunakan spektrometer gamma. Hasil identifikasi radionuklida di air pendingin primer dengan umur paruh diatas 1 jam diperlihatkan pada Tabel 4. Sumbangan laju dosis gamma dari radioaktivitas air pendingin primer tersebut pada tinggi air 6,3 m adalah,7 mrem/jam. Kontribusi dari teras dan radioaktivitas air pendingin primer terhadap laju dosis gamma di permukaan kolam sebagai fungsi tinggi air pendingin diperlihatkan pada Gambar 10. Tabel 4. Radioaktivitas air pendingin primer reaktor TRIGA 000 daya 1 MW Gambar 9. Laju dosis gamma di permukaan kolam reaktor TRIGA sebagai fungsi tinggi air pendingin No. Radionuklida Aktivitas (Bq/ml) 1. 41 Ar 8,91. 4 Na 78,0 3. 54 Mn 0,04 4. 56 Mn 7,05 5. 58 Co 0,04 6. 60 Co 0,05 7. 187 W 9,80 61

Analisis Laju Dosis Gamma di Permukaan.. (Rasito, RH Oetami, dkk.) Gambar 10. Laju dosis gamma di permukaan kolam reaktor TRIGA 000 hasil sumbangan dari teras dan radioaktivitas air pendingin primer Hasil pengukuran menunjukkan kontribusi dosis gamma dari teras pada daya 1 MW dengan tinggi air 6,3 m adalah 3,6 mrem/jam. Nilai tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan dengan hasil perhitungan dengan titik Kernel yaitu 8, mrem/jam dan dengan monte carlo 4,8 mrem/jam. Hasil perhitungan metode titik Kernel adalah 0,4 kali lebih besar dari hasil pengukuran sedangkan metode monte carlo adalah 0,8 kali. Faktor 0,4 untuk titik Kernel dan 0,8 untuk monte carlo selanjutnya dapat digunakan sebagai faktor normalisasi hasil perhitungan dari kedua metode untuk setiap variasi ketinggian air. Dari hasil perbandingan tersebut juga menunjukkan bahwa pengaruh radionuklida di air pendingin primer cukup besar terhadap laju dosis gamma di permukaan kolam. KESIMPULAN Penentuan laju dosis gamma di permukaan kolam reaktor TRIGA 000 sebagai fungsi tinggi air pendingin primer dapat dilakukan dengan baik menggunakan metode titik Kernel dan monte carlo. Hasil pemodelan juga dapat diterapkan untuk memperkirakan laju dosis gamma di permukaan kolam jika terjadi kecelakaan berupa berkurangnya air pendingin primer. Berdasarkan perbandingan hasil perhitungan kedua metode dengan pengukuran menunjukkan nilai yang mendekati dengan faktor normalisasi 0,4 untuk metode titik Kernel dan 0,8 untuk metode monte carlo. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada bapak Sudrajat, Kusman, Tri Cahyo, Soleh Sofyan, dan Zaenal Arifin dalam pemetaan laju dosis di reaktor TRIGA. Juga kepada bapak Teguh dan Wawan atas bantuannya dalam penyediaan data reaktor TRIGA 000 Bandung serta bapak Endang Kurnia atas bantuannya dalam pengadaan program komputer Microshield versi 6.0. DAFTAR PUSTAKA 1. PTNBR, Laporan Analisis Keselamatan Akhir Reaktor TRIGA 000 Bandung, PTNBR BATAN, Bandung (006). PROKHORETS, I.M. et al., Point-Kernel method for radiation fields simulation, PROBLEM OF ATOMIC SCIENCE AND TECHNOLOGY, Series: Nuclear Physics Investigation (48), p.106 109 (007) 3. TABBAKH FARSHID dan AZIM AHMADINYAR, Analytical and statistical calculation of gamma dose rate for the accident of losing the shield for Tehran Research Reactor, Chinese Physics C (HEP & NP), Vol.3, No. 11 (008) 4. X-5 MONTE CARLO TEAM, MCNP A General Monte Carlo N-Particle Transport Code, Version 5. Volume II: User s Guide, LA-UR-03-1987, Los Alamos National Laboratory, Los Alamos, New Mexico (003) 5. X-5 MONTE CARLO TEAM, MCNP A General Monte Carlo N-Particle Transport Code, Version 5. Volume 1: Overview and Theory, LA-UR-03-1987, Los Alamos National Laboratory, Los Alamos, New 6. Mexico ICRP Committee (003) 3 Task Group, P. Grande and M. C. O Riordan, chairmen, Data for Protection Against Ionizing Radiation from External Sources: Supplement to ICRP Publication 15, ICRP-1, International Commission on Radiological Protection, Pergamon Press (April 1971). 7. ANSI/ANS-6.4.3, Gamma-ray attenuation coefficient and biuld-up factor for engineering materials, American Nuclear Society, 1991 8. Microshield version 6.0 user s manual, Grove Software, Lynchburg, 005 9. Chilton, A.B., J.K. Shultis, dan R.E. Faw, Principles of Radiation Shielding, Prentice- Hall, Englewood Cliffs, N.J, 1984 10. BLAKEMAN E.D., D.E. PEPLOW, J.C. WAGNER, B.D. MURPHY, D.E. MUELLER, PWR Facility Dose Modeling Using MCNP5 and The CADIS/ADVANTG Variance Reduction Methodology, ORNL/TM-007/133, Oak Ridge National Laboratory (007). TANYA JAWAB Pertanyaan Bagaimana memperoleh nilai factor normalisasi untuk metode : a. Monte Carlo = 0,8 b. Kernel = 0,4 (Rokhmadi, PTRKN BATAN) Jawaban Faktor normalisasi diperoleh setelah dibandingkan dengan hasil pengukuran pada tinggi air normal. Hasil berbanding pada kondisi ini menunjukkan 6

Prosiding Seminar Nasional ke-16 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir ISSN : 0854-910 Hal 56-63 bahwa perhitungan dengan montecarlo adalah 0,8 kali, sedangkan titik kernel 0,4 kali dibandingkan hasil pengukuran. Nilai factor tersebut digunakan untuk menormalisasi hasil perhitungan untuk setiap variasi tinggi air pendingin 63