STRUKTUR KEBAHASAAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB. (A. Suherman)

dokumen-dokumen yang mirip
SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( S A P )

SILABUS. Mata Kuliah : Nahwu 3 Kode Mata Kuliah : AR 508 : 2 (dua)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

PEMBELAHARAN MENULIS HURUF ARAB. (A. Suherman)

PENGAJARAN KATA ( ) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB (A. Suherman)

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Di dalam tulisannya tidak akan anda temukan bagaimana uraian tentang hal tersebut, karena untuk tahu penjelasan lengkapnya anda harus mengikuti

Dalam Ayat tersebut terdapat fi il mabni majhul yaitu lafadz ا ر س ل ت م, disebut fi il

Muqaddimah. Telah berkata pengarang kitab ini (As Syaikh As Shonhajy) rahimahullah :

No Kompetensi Dasar Indikator Materi Pengalaman Belajar Life Skills Penilaian Alokasi waktu. Sumber/ Bahan/Media/Alat 1.

SILABUS NAHWU 1 AR 105. Dr. Maman Abdurrahman M. Zaka Alfarisi, S. Pd.

DIREKTORAT DIKDASMEN YPI AL AZHAR BIDANG KURIKULUM SMP/SMA ISLAM AL AZHAR KISI-KISI UJIAN SEKOLAH (US) TAHUN PELAJARAN

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TINGKAT MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB II METODE QIYASIYYAH DAN PEMBELAJARAN QAWA ID NAHWU

LUGHATUNA QIRAAH - EDISI KELIMA Asri Ibnu Tsani Djali Setting dan Desain Cover Asri Ibnu Tsani Djali

SILABUS NAHWU 2 AR 303. Dr. Maman Abdurrahman, M. Ag. M. Zaka Alfarisi, S. Pd.

MAKALAH ALIF LAYYINAH DI TENGAH KATA

Matan Al Ajrumiyyah. Al Akh Al Fadhil Abu Abdin Nafi Khairul Umam Al Batawy

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian terhadap ilmu-ilmu bahasa Arab tidak terhenti pada

PEMBELAJARAN MEMBACA BAHASA ARAB. (A. Suherman)

MAKALAH QOWAIDUL IMLA AZ-ZIYADAH ALIF PENAMBAHAN ALIF )

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

AL-NAKIRAH WA AL-MA RIFAH

BAB V PENUTUP. teori pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan naẓariyah alwahdhah. penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

Konten Unity of Sciences Waktu Evaluasi Kriteria/Indikator diharapkan

5. Bidang Studi : BAHASA ARAB

BAB IV PEMBELAJARAN KITÃBAH DAN KEMAMPUAN IMLA SISWA KELAS XA MA MAZROATUL HUDA

Manusia, Tugas dan Tujuan

KONSEP AL-MU RAB WA AL-MABNI DALAM BAHASA ARAB Oleh: Rappe

MAKALAH. Hamzah di Akhir Kalimat. Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qowa idul Imla. Dosen : Muhammad Mas ud, S.Pd.I.

MAKALAH PENGERTIAN QOWA IDUL IMLA, TUJUAN DAN MANFAATNYA Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qowai dul Imla Dosen : M.Masud, S.Pd.

DESKRIPSI, SILABUS, DAN SAP BAHASA ARAB DR 422. DR. H. Rahman, M.Pd. Dr. Hj. Nunuy Nurjanah, M.Pd.

Bab II. Mengenal Macam-macam Isim

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik KELAS. 1 Semester 1

MAKALAH HAMZAH DIAWAL KALIMAT

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN 2010/2011

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM

Universitas Sumatera Utara

Kemunculan Al-Kitabah di Prodi PAI UIN Ar-Raniry

BAB I PENDAHULUAN. ketika sudah tersusun. Ilmu Nahwu dalam perkembangannya menjadi

BAB II KOSA KATA, TATA BAHASA DAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS BAHASA ARAB

MAKALAH. Hamzah di Tengah Kalimat

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai letak dan penyebab kesalahan yang. persamaan linier dua variabel adalah sebagai berikut:

STANDAR KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BAHASA ARAB

MEMAHAMI KANDUNGAN AL-QUR AN DENGAN METODE MANHAJI NAUFAL AHMAD RIJALUL ALAM

PEMBAGIAN KATA. Semua bahasa manusia tersusun dari tiga komponen dasar yaitu: 2. Susunan huruf yang memiliki arti tertentu yang disebut "kata".

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS FORMAT FI'IL

Infleksi Alias I'rãb

MAKALAH. MENAMBAH ALIF dalam KALIMAT. Disusun guna memenuhi tugas Qowa idul Imla yang diampu oleh : Muhammad Mas ud M.Pd.i. Oleh :

SILABUS PEMBELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MENULIS SKRIPSI MELALUI PENGENALAN MUTA ALLAQ PADA MATA KULIAH INSYA Oleh: Yayan Nurbayan

Isim adalah kata yang digunakan untuk nama seseorang ataupun nama lain.

pengembangan multimedia seperti yang telah dipaparkan dalam landasan teori. pada urutan konten karena dalam sistem pembelajaran yang akan dibuat tidak

BAB V PENUTUP. Penerapan Kemahiran Berbicara (Mahārah al-kalām) dalam Pembelajaran. Bahasa Arab pada Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Arab di STAIN

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia. Pemerintah telah melakukan

ḥ așalat bitarkībi ba ḍ ihā ma a ba ḍ in min i rābin wa binā`in wa mā yatba uhumā/ BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

AL-BALAGHAH: Ilmu Ma'ani

MAKALAH CARA MENGHILANGKAN ALIF DI AWAL,TENGAH,DAN AKHIR KALIMAT

SATUAN ACARA PERKULIAHN (SAP)

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan. Kurikulum terus berganti dari kurikulum 1975 hingga kurikulum

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan

BAB V PEMBAHASAN, KESIMPULAN, DAN REKOMENDASI. Bab ini terdiri atas tiga bagian. Bagian pertama diuraikan pembahasan

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR QOWA ID SISWA MTs AL ASROR TAHUN AJARAN 2010/ 2011

Muhammad Ibnu Soim BAB I PEMBAHSAN A. BAB IDHOFAH. Idhofah ialah hubungan antara dua isim dengan mengira-ngira huruf jer serta

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu bahasa tidak terlepas dari morfologi, sintaksis, dan semantik. Dalam Bahasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

i Buku Guru Kelas X MA

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Ketrampilan menulis tegak bersambung. pernyataan keinginan, atau pengungkapan perasaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Arab. Keindahan bahasa, susunan kata-kata, serta maknanya menjadi perhatian

CONTOH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK KELAS 1 SD

UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN BAHASA ARAB

MENGENAL DASAR-DASAR BAHASA ARAB

BAB II KAJIAN TEORI. Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

FAKTOR KESULITAN YANG DIHADAPI SISWA DALAM PENGUCAPAN BERBAHASA ARAB SERTA SOLUSI PEMECAHANNYA. (A. Suherman)

MAKALAH ALIF LAYYINAH. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Qowaidul Imla Dosen Pengampu: M. Mas ud, S.P.I.

SILABUS SHARAF 1 (AR 106) Prof. Dr. H. Mamat Zaenuddin, MA Drs. H. Masor

BAB V PENUTUP. 1. Model pengembangan indeks al-qur an ini adalah model Prosedural, sebuah

Menyampaikan Kabar Baik

SIMPULAN UNIT I BAGAN ISM

BAB II KAJIAN TEORETIS. Soal cerita merupakan permasalahan yang dinyatakan dalam bentuk kalimat bermakna dan

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. A. Paparan Data dan Temuan Situs 1 SD Muhammadiyah Nganjuk. sebagaimana dikemukan oleh Fatah Al-Basid:

Pertemuan 2: Dasar Jurnalistik

RPP Tematik Kelas 1 SDN 1 Pagerpelah Halaman: 1

BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN

P 9 Pembelajaran Matematika Realistik Pada Materi Persamaan Linear Satu Variabel Di SMP Kelas Vii

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas berperan penting dalam proses pembelajaran, karena dengan

BAB IV ANALISIS TENTANG PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN MAHARAH AL- KITABAH DI SMP ISLAM YMI WONOPRINGGO PEKALONGAN

Ahmad Marzuq Department of Arabic Language Education, Faculty of Languages and Arts State University of Jakarta

Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Mendeskripsikan isi Puisi

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

SILABUS PEMBELAJARAN : BAHASA ARAB

Kajian Bahasa Arab KMMI /12 Shafar 1433 H 1

ISIM ALAM DALAM BUKU AL AKHLAQ LIL BANIN JUZ 2 KARYA UMAR BIN AHMAD BARAJA. (Studi Analisis Sintaksis)

Profil Penulisan Skripsi Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab

BABI. yang mengungk:apkan kemampuan pemahaman. Setelah itu, diberikan soalsoal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Dalam merespon fenomena itu, manusia berpacu mengembangkan kualitas

Transkripsi:

STRUKTUR KEBAHASAAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB (A. Suherman) A. Sruktur Kebahasaan Yang dimaksud dengan struktur-struktur kebahasaan adalah struktur- struktur grammar atau tata bahasa. Terdapat banyak teori tentang struktur- struktur tata bahasa ini. Diantaranya yaitu teori Nahwu dan teori Sharaf. 1. Teori Nahwu Teori Nahwu dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: Teori Tradisional Teori Analisa Unsur Bawahan Langsung Teori Pola- pola Kalimat Teori Transformasi 1.1 Teori Tradisional Yaitu teori kalimat yang membagi kata kepada isim, fi il, dan harf. Isim dipecah menjadi dua bagian yakni jenis yang berubah (mu rab), dan jenis fungsional atau yang tetap (mabni). Fi il dibagi kepada beberapa jenis yaitu mujarad, mazied, shahih, mu tal, laziem, muta addy, madi mudhari, amar, mabni, mu rab, marfu, manshub, dan majzum. Sedangkan harf dibagi beberapa bagian yaitu jarr, harf, athaf, dan sebagainya. 1.2 Teori Analisa Unsur Bawahan Langsung Teori ini memandang kalimat terdiri dari dua bagian. Setiap satu bagian dari kalimat ini dibagi lagi menjadi dua bagian dan seterusnay hingga kata- kata mufrad. Misalnya kalimat ini dibagi dua bagian yaitu: a. b. 1

Kalimat a dipecah menjadi a.1 dan a.2 Apabila kita melihat kapada tentu kita akan memperoleh bahwa kata ini terdiri atas dan Begitu juga dengan kalimat b. Setiap sub-sub bagian sangat mendukung bagian yang lain. 1.3 Teori Pola-Pola Kalimat Teori ini memandang bahwa pembentukkan kata-kata dapat dibagi dengan dua metode yaitu metode Shorf dan metode Nahwu. 1.4 Teori Transpormasi a) Teori ini memandang bahwa setiap kalimat ialah struktur yang berstruktur abstrak. b) Struktur yang abstrak/ tersembunyi tersebut berubah menjadi struktur yang tampak/ kongkrit, dengan melalui aturan-aturan yaitu aturan transpormasi, aturan pemaksaan, dan sebagainya dengan sendirinya. c) Teori ini memisahkan qowa id dan jauh dari isi yang akan melahirkan langkah-langkah transpormasi. d) Teori ini mengikuti metode ilmiah dari segi perlambangan, ikhtisar, bentuk dan tulisan. B. Manfaat Teori Nahwu dalam Pembelajaran Dari keempat macam teori Nahwu ini dapat diambil manfaatnya di dalam pengajaran struktur-struktur kebahasaan, diantaranya sebagai berikut: 1. Teori Tradisional - Memberi manfaat kepada guru untuk mempermudah profesinya. - Memberi manfaat bagi pelajar untuk mempermudah mempelajari bahasa Arab. - Guru dapat memilih hal-hal yang penting dan yang kurang penting. 2. Teori Analisis Unsur Bawahan Langsung Menghasilkan beberapa penerapan dalam anlisi kalimat dan di dalam bagianbagiannya. 3. Teori Pola-Pola Kalimat 2

Teori ini memberikan pelayanan kepada kita dalam latihan pola-pola kalimat. Karena latihan-latihan kebahasaan menghendaki adanya pengulangan. Misalnya kalimat, kita dapat mengulangi kalimat ini dengan mengganti kata ke dalam beberapa kata yang sesuai. Sehingga menjadi: 4. Teori Transpormasi Memberikan dasar teori bagi guru pada latihan-latihan. C. Makna Gramatikal Setiap kalimat terdiri dari dua makna yaitu makna gramatikal dan makna kosakata. Makna gramatikal terdiri dari 4 unsur yaitu: 1. Susunan kata-kata Setiap kata-kata di dalam struktur kalimat menunjukkan makna-makna tertentu. Di dalam kalimat, setiap fi il diikuti oleh isim, jika fi il tidak diiringi dengan isim maka tidak memberikan adanya hubungan khusus antara keduanya. Dan jika bentuk i rabnya dihilangkan maka kedudukan kata-kata tidak mempunyai arti. Contoh:, arti dari kalimat ini yaitu bahwa yang bertanya adalah Musa dan yang ditanya adalah Isa. Kadang makna ini berubah menurut struktur/ susunan kata-kata. Dan apabila dikatakan: sehingga Isa menjadi yang bertanya dan Musa yang ditanya. Susunan kata-kata di dalam kalimat membantu dalam memberikan makna. Karena itu susunan kata-kata menjadi salah satu unsur yang penting dalam makna qowaid, yaitu yang berperan menyempurnakan kalimat. 2. Kata-kata fungsional Dibagi menjadi dua jenis yaitu: 3

Kata-kata bertingkat, yang termasuk jenis ini yaitu isim, fi il dan dhamir. Kata-kata fungsional, yang termasuk jenis ini yaitu huruf athaf, huruf jarr, huruf syarat, huruf istifham dan sebagainya. Harf di dalam kata-kata fungsional sebagian mempunyai makna dan sebagian lagi tidak mempunyai makna berdiri sendiri. 3. Stress/ tekanan kata Stress/ tekanan kata bisa terjadi pada kata-kata suatu kalimat dan bisa pada struktur kata-kata tertentu. Ketika hendak mengucapkan suatu kalimat dengan macam-macam stress, maka akan memberikan makna yang berbeda. Diantaranya pada kalimat khobariyyah atau istifham atau kalimat tanpa perubahan mufradat-mufradatnya, hal ini tergantung pada stress yang ditetapkan. Stress/ tekanan ini menjadi salah satu makna qowa id. 4. Shighat/ bentuk sharf Shighat sharf suatu kata membantu dalam pembentukan makna. Shighat sharf ikut ambil bagian dalam pembentukan makna qowa id suatu kalimat. D. Pembelajaran Makna Qawâ id Makna qowa id bagi suatu kalimat adalah hal yamg penting. Pembaca atau pendengar tidak akn memahami makna kata-kata di dalam kalimat dan tidak dapat memahami makna yang sempurna apabila tidak memahami makna qowa idnya. Jika pembaca/pendengar tidak memahami karakteristik hubungan di antara kosakatakosakata, akan mencegah dalam pemahaman makna. Beberapa hubungan yang mesti diketahui pembaca sebagai berikut: 1. Hubungan antara fi'il dan fa'il. 2. Hubungan antara fi'il dan maf'ul bih. 3. Hubungan antara fa'il dan maf'ul bih. 4. Hubungan antara shifat dan maushuf. 5. Hubungan antara fi'il syart dan jawabnya. 6. Hubungan antara jarr dan majrur. 7. Hubungan antara ma'thuf dan ma'thuf 'alaih. 8. Hubungan antara mudhaf dan mudhaf 'alaih. 4

9. Hubungan antara syibhu jumlah dan muta'allaq. 10. Hubungan antara mubatada dan khabar. 11. Hubungan antara kaana, isim kaana dan khabar kaana. 12. Hubungan antara inna, isim inna dan khabar inna. 13. Hubungan antara nafi dan yang dinafikan. Bantuan guru kepada siswa berupa: 1. a. Memperlihatkan bagaimana kedudukan kata-kata di dalam kalimat. b. Menjelaskan bagaimana kaitan kata-kata suatu kalimat. 2. Menjelaskan peranan yang dimainkan kata-kata fungsional pada makna. 3. Menerangkan bagaimana stress mempengaruhi pada makna. Hal ini menunjukkan bahwa guru mesti melatih atau membiasakan tekanan kalimat yang benar kepada siswa dan memberikan contoh yang benar kepada siswa. 4. Guru memperhatikan makna-makna qawa'id pada shigat sharf. E. Kalimat dan Pola Kalimat Ada dua istilah yang berbeda tentang kalimat dan pola-pola kalimat tetapi keduanya berkaitan erat. Contoh: maka ini adalah kalimat, sedangkan polanya yaitu: fi'il fa'il maf'ul bih. Di bawah ini arti istilah dan pola-pola kalimat. 1. Kalimat hakekatnya adalah perkataan. Pola kalimat adalah shigat/bentuk yang tersembunyi sebagai pembeda kalimat. 2. Kalimat ditemukan pada bahasa manapun tanpa batas. Yang melahirkan ucapan bahasa atau yang pengucapannya terjadi pada masa yang akan datang. Pola kalimat dalam bahasa manapun ditentukan batas-batasnya. 3. Setiap kalimat adalah kesatuan pola kalimat. Setiap pola kalimat adalah sejumlah kalimat yang tidak terbatas, yang disesuaikan dengan pola-pola kalimat. Contoh pola kalimat dan kalimat dalam bahasa Arab: 5

Guru dalam mengajarkan kalimat dan pola-pola kalimat bisa dengan cara sebagai berikut: 1. Latihan pola-pola kalimat. 2. Mengganti kedudukan yang tetap 3. Mengganti kedudukan yang berubah-ubah 4. Penggantian yang sederhana 5. Penggantian yang bermacam-macam 6. Penggantian dengan petunjuk pengucapan 7. Penggantian dengan petunjuk media gambar 8. Penggantian dengan petunjuk yang dapat diraba 9. Penggantian tanpa petunjuk 6

10. Penggantian dengan petunjuk penambahan 11. Penggantian yang bertumpuk-tumpuk 12. Penggantian bukan yang bertumpuk 13. Latihan berubah-ubah/berputar 14. Latihan bersambung 15. Latihan menggabungkan 16. Latihan penyandaran/penambahan 17. Latihan penyempurnaan 18. Latihan pengisian/melengkapi 19. Latihan penyusunan 20. Latihan bermacam-macam pilihan 21. Latihan penyakalan/pemberian harakat 22. Latihan membenarkan shigat/bentuk F. Struktur dan Situasi Pengajaran struktur kebahasaan yang modern dan dipandang baik adalah dengan melengakapi hubungan-hubunungan dijelaskan dengna cara sebagai berikut: a. Menggunakan contoh-contoh yang real b. Memberikan nama-nama yang sebenarnya c. Menggunakan kalimat-kalimat yang benar/sesuai d. Melakukan aktifitas-aktifitas yang sebenarnya Contoh struktur-struktur yang sesuai hubungannya dengan situasi yang sebenarnya sebagai berikut Siswa melakukan pengarahan pertanyaan-pertanyaan kepada sebagian temanteman mereka. a. Struktur (panggilan) Siswa melakukan panggilan kepada sebagian mereka. b. Struktur Mempergunakan segala sesuatu yang ada di ruangan kelas atau mengadakan perbandingan dan pemilihan. c. Struktur 7

Menggunakan nama-nama siswa dalam bentuk kalimat-kalimat syarat. G. Prinsip Umum Alangkah baiknya apabila pengajaran struktur-struktur kebahasaan memperhatikan prinsip-prinsip umum berikut : 1. Tidak ada halangan memberikan kaidah yang menentukan suatu struktur kebahasaan, dengan syarat guru harus memperhatikan tingkatan-tingkatan siswa. 2. Di dalam pengajaran orang-orang pemula sebaiknya tidak menyertakan pemahaman-pemahaman Nahwu, seperti fi'il dan maf'ul, mubtada dan khabar. 3. Guru hendaknya membandingkan suatu struktur bahasa dengan lainnya setelah siswa mengerjakan struktur ini dengan sempurna. 4. Memperhatikan makna-makna struktur dan bentuknya. Menguatkan pemahaman siswa terhadap makna dan pengerjaan mereka dengan sempurna pada bentuk bahasa di dalam struktur. 5. Guru memperhatikan suatu jenis latihan, yaitu latihan pengucapan dan latihan penulisan. 6. Guru memilih latihan-latihan yang sesuai dengan latihan pengucapan dan latihan penulisan. 7. Mempergunakan bermacam-macam teknik pengajaran untuk menciptakan kemampuan yang lebih dari yang diharapkan. 8. Tidak akan memperoleh banyak manfaat jika guru mengajarkan struktur bahasa, kemudian mengabaikannya tanpa mengadakan pengulangan. 9. Jika keadaan kelas besar dari segi jumlah siswa-siswanya, guru dapat memberikan pengulangan bersama-sama secara menyeluruh atau pengulangan secara kelompok. Namun jika jumlah siswanya sedikit, maka pengulangan dilakukan secara individu. 10. Ada baiknya untuk menulis struktur di papan tulis dan cara penyampaiannya menggunakan media penglihatan dan pendengaran. 11. Ketika menerangkan, mempergunakan kata-kata yang mudah diketahui oleh siswa. 8

H. Penyampaian Struktur Bahasa Ketika guru hendak menyampaikan struktur bahasa baru kepada para siswanya maka hendaknya guru mengikuti langkah-langkah berikut : 1. Contoh-contoh. Guru membuat contoh-contoh atas struktur-struktur baru yang lebih baik dan menuliskannya di papan tulis. 2. Pemusatan. Guru meletakkan tulisan atau menggunakan kapur tulis berwarna untuk memusatkan perhatian pada bagian-bagian kalimat yang diperkenalkan. 3. Arti atau makna. Guru menjelaskan makna struktur baru melalui hubungannya dengan kondisi, pamisalan dan hubungan kalimat. 4. Shighat/bentuk. Guru menjelaskan shighat dari segi mabni, mu'rab, dan kesesuaian (muthabiq) atau perubahan (sharaf). 5. Perbandingan. Guru membandingkan antara struktur yang baru dengan struktur yang berhubungan, yang telah disusun siswa. Menjelaskan segi-segi yang serupa dan segi-segi yang berbeda dari segi makna dan bentuknya. 6. Penguatan. Guru mengemukakan contoh-contoh lain untuk penguatan pemahaman siswa terhadap struktur, makna dan penggunaannya. 7. Contoh-contoh yang sama. Guru meminta beberapa siswa untuk membuat contoh-contoh yang sama (serupa). 8. Hal yang umum. Guru dan siswa menyampaikan hal-hal yang umum berkaitan dengan struktur yang baru dari segi bentuk dan penggunaannya. 9. Latihan-latihan pengucapan 10. Latihan-latihan penulisan 11. Pengulangan. 9

Guru melakukan pengulangan dari awal hingga akhir untuk menguatkan hafalan dan penguatan kemahiran serta menghilangkan pengaruh lupa. Logika Tulisan berstruktur Tulisan bebas BELAJAR & PEMBELAJARAN Mengarang Karya ilmiyah 10

DAFTAR PUSTAKA 'Abdurrabbi al-binayi, MN. (1988). Bahtsu fie Tharieqah Ta'liem al-lughah al- 'Arabiyah fie al-muassasaat. LIPIA. Arab Saudi. Ali Khuli, M. (1986). Asaalib Tadries al Lughah al Arabiyyah. Riyadl: Maktab Al- Faraj Daar al Tijariyyah. 11