INTERPRETASI GRAVITASI MIKRO DI AREA PANASBUMI KAMOJANG, JAWA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA ANOMALI 4D MICROGRAVITY DAERAH PANASBUMI ULUBELU LAMPUNG PERIODE Muh Sarkowi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah. Reservoir panas bumi yang dieksploitasi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas

HASIL PEMODELAN DAN PEMBAHASAN

Evaluasi Konektivitas Sumur Reinjeksi Terhadap Sumur Produksi Dan Pengaruhnya Berdasarkan Analisa Tritium Pada Lapangan Panasbumi X

SNI Standar Nasional Indonesia. Angka parameter dalam estimasi potensi energi panas bumi BSN. ICS Badan Standardisasi Nasional

PEMODELAN DINAMIKA MASSA RESERVOIR PANAS BUMI MENGGUNAKAN METODE 4D MICROGRAVITY

Perkiraan Luas Reservoir Panas Bumi dan Potensi Listrik Pada Tahap Eksplorasi (Studi Kasus Lapangan X)

Bab IV Sistem Panas Bumi

BAB 6 PEMBAHASAN POTENSI PANAS BUMI DAERAH PENELITIAN

Metode Geofisika untuk Eksplorasi Panasbumi

Bab II Tinjauan Pustaka

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PREDIKSI DISTRBUSI INTRUSI AIR LAUT MENGGUNAKAN METODE GAYA BERAT MIKRO ANTAR WAKTU STUDI KASUS DI SEMARANG UTARA

MONITORING PERGERAKAN FLUIDA PANAS BUMI MENGGUNAKAN METODE 4D MICROGRAVITY PADA LAPANGAN PANAS BUMI KAMOJANG

BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB IV VALIDASI MODEL SIMULASI DENGAN MENGGUNAKAN DATA LAPANGAN

Metodologi Penelitian. Mulai. Pembuatan model fluida reservoir. Pembuatan model reservoir

BAB 5 ANALISIS DAN INTERPRETASI. 5.1 Analisis Data Anomali 4D Akibat Pengaruh Fluida

PERHITUNGAN DEFISIT AIR TANAH DAERAH SEMARANG BERDASARKAN INVERSI ANOMALI 4D MICROGRAVITY

BAB IV PEMODELAN PETROFISIKA RESERVOIR

Bab I Pendahuluan. I.1 Maksud dan Tujuan

BAB III ANALISA TRANSIEN TEKANAN UJI SUMUR INJEKSI

BAB I PENDAHULUAN. Pada akhir Desember 2011, total kapasitas terpasang pembangkit listrik di

STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI ICS SNI. Metode Estimasi Potensi Energi Panas Bumi BADAN STANDARDISASI NASIONAL-BSN

BAB III ALTERASI HIDROTERMAL BAWAH PERMUKAAN

Gambar 11. Perbandingan hasil produksi antara data lapangan dengan metode modifikasi Boberg- Lantz pada sumur ADA#22

V. INTERPRETASI DAN ANALISIS

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan Geologi Lapangan Panas Bumi Kamojang

Pemanfaatan Teknologi Seismik 4D dalam Pengelolaan Lapangan Minyak Tua ( Usulan Sumur Tambahan untuk Pengurasan Bypass-Oil )

BAB V ANALISA SENSITIVITAS MODEL SIMULASI

BAB III PENGUKURAN DAN PENGOLAHAN DATA. Penelitian dilakukan menggunakan gravimeter seri LaCoste & Romberg No.

Bab IV Model dan Optimalisasi Produksi Dengan Injeksi Surfaktan dan Polimer

Studi Gempa Mikro untuk mendeteksi Rekahan di area Panas bumi Kamojang Kabupaten Garut

PENGELOLAAN RESERVOIR GEOTERMAL UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN. Nenny Saptadji

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Gambar 1.1

TIME-LAPSE MICROGRAVITY UNTUK MONITORING DEFISIT MASSA RESERVOIR PANASBUMI KAMOJANG

BAB 4 PENENTUAN POTENSI PANAS BUMI

ANALISIS PENURUNAN MUKA AIR TANAH DI SEKARAN DAN SEKITARNYA BERDASARKAN DATA ANOMALI GAYA BERAT MIKRO ANTAR WAKTU PERIODE 2013

PENGUJIAN UAP/MONITORING SUMUR PANAS BUMI MATALOKO, NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2006

Analisis Perubahan Densitas Bawah Permukaan Berdasarkan Data Gaya Berat Mikro Antar Waktu, Studi Kasus Di Semarang

PENENTUAN LAJU PRODUKSI OPTIMUM BERDASARKAN ANALISA DATA UJI PRODUKSI PADA SUMUR PRODUKSI ULUBELU-11 PT.PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY SKRIPSI

BAB V KARAKTERISASI DAN APLIKASI

EVALUASI POTENSI SILICA SCALING PADA PIPA PRODUKSI LAPANGAN PANASBUMI LAHENDONG SULAWESI UTARA

Pemodelan Sintetik Gaya Berat Mikro Selang Waktu Lubang Bor. Menggunakan BHGM AP2009 Sebagai Studi Kelayakan Untuk Keperluan

SURVEI GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PARIANGAN, KABUPATEN TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT

APLIKASI GAYABERATMIKRO SELANG WAKTU DALAM MENGIDENTIFIKASI PENGARUH INJEKSI-PRODUKSI FLUIDA DI LAPANGAN GEOTHERMAL KAMOJANG, JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2.Rumusan Masalah 1.3. Tujuan Penelitian

PENGARUH PATAHAN DAN INDUKSI SEISMIK PADA SISTEM GEOTHERMAL STUDI KASUS LAPANGAN GEOTHERMAL KAMOJANG

Gambar Kedudukan Air Sepanjang Jalur Arus (a) sebelum dan (b) sesudah Tembus Air Pada Sumur Produksi 3)

PEMETAAN ANOMALI BOUGUER LENGKAP DAN TOPOGRAFI SERTA PENENTUAN DENSITAS BOUGUER BATUAN DAERAH PANAS BUMI PAMANCALAN

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Sistem Hidrothermal. Proses Hidrothermal

M MODEL KECEPATAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE TOMOGRAFI DATA MICROEARTHQUAKE DI LAPANGAN PANAS BUMI ALPHA

SURVEI MEGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI LILI-SEPPORAKI, KABU- PATEN POLEWALI MANDAR, PROVINSI SULAWESI BARAT. Muhammad Kholid, Harapan Marpaung

BAB I PENDAHULUAN. Bumi kita tersusun oleh beberapa lapisan yang mempunyai sifat yang

1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah. menjadi pusat perhatian untuk dikaji baik untuk menghindari bahayanya,

Bab IV Pemodelan dan Pembahasan

Identifikasi Zona Patahan di Sebelah Barat Gunung Api Seulawah Agam Berdasarkan Nilai Anomali Gravitasi

BAB I PENDAHULUAN. Posisi Kepulauan Indonesia yang terletak pada pertemuan antara tiga

SURVEI GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PERMIS, KABUPATEN BANGKA SELATAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember Makalah Profesional IATMI

OPTIMALISASI PEMBANGKIT LISTRIK SIKLUS BINER DENGAN MEMPERHATIKAN FLUIDA KERJA YANG DIGUNAKAN

BAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Geologi

BAB V INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN RESISTIVITAS

I. PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

MONITORING SUMUR-SUMUR EKSPLORASI LAPANGAN PANAS BUMI MATALOKO, KABUPATEN NGADA, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2015

Bab IV Hasil dan Diskusi

STUDI PENDESAKAN UAP UNTUK MINYAK BERAT DENGAN PROSES STEAM ASSISTED GRAVITY DRAINAGE

Aplikasi Teknik Isotop dan Geokimia untuk Karakterisasi Reservoir Panasbumi Medium Enthalpy dalam rangka Percepatan Pembangunan Daerah

PEMODELAN SISTEM RESERVOIR PANAS BUMI LAPANGAN KAMOJANG MENGUNAKAN PROGRAM TRINV DAN TRCOOL. Rasi Prasetio, Zainal Abidin *

Berikut ini adalah log porositas yang dihasilkan menunjukkan pola yang sama dengan data nilai porositas pada inti bor (Gambar 3.18).

BAB III TEORI DASAR. 3.1 Metode Gayaberat

3,28x10 11, 7,10x10 12, 5,19x10 12, 4,95x10 12, 3,10x xviii

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Geofisika merupakan cabang ilmu kebumian yang menerapkan konsep

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Suatudaerahdapatdikatakanmemilikisistemgeothermalapabila di daerahtersebut

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Pengantar Praktikum Metode Gravitasi dan Magnetik

BAB IV SISTEM PANAS BUMI DAN GEOKIMIA AIR

2 1 2 D. Berdasarkan penelitian di daerah

Gambar 4.1. Peta penyebaran pengukuran gaya berat daerah panas bumi tambu

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: ANALISA DATA LOG UNTUK PERHITUNGAN VOLUME AWAL GAS DI TEMPAT DENGAN METODA VOLUME TRIK

BAB 2 TEORI DASAR 2.1 Metode Geologi

MONITORING SUMUR-SUMUR EKSPLORASI LAPANGAN PANAS BUMI MATALOKO, KABUPATEN NGADA, NTT TAHUN

BAB IV SIMULASI RESERVOIR REKAH ALAM DENGAN APLIKASI MULTILATERAL WELL

PENYELIDIKAN GEOLISTRIK DAN HEAD-ON DAERAH PANAS BUMI SEMBALUN, KABUPATEN LOMBOK TIMUR - NTB

BAB III. TEORI DASAR. benda adalah sebanding dengan massa kedua benda tersebut dan berbanding

Rekonstruksi dan Validasi Data Permeabilitas Relatif Untuk Proses History Matching Dalam Simulasi Reservoir Pengembangan Lapangan X

THERMAL FLOODING. DOSEN Ir. Putu Suarsana MT. Ph.D

PEMODELAN INVERSI DATA GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANASBUMI MATALOKO. Abstrak

PATIR - BATAN. Satrio, Wibagiyo, Neneng L., Nurfadhlini

PEMANFAATAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS UNTUK MENGETAHUI STRUKTUR GEOLOGI SUMBER AIR PANAS DI DAERAH SONGGORITI KOTA BATU

Lampiran : Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 13 Tahun 2007 Tanggal : 06 November 2007

Potensi Panas Bumi Berdasarkan Metoda Geokimia Dan Geofisika Daerah Danau Ranau, Lampung Sumatera Selatan BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

SOSISI PNSUM I INDONESI PROCEEDING OF THE 5 th ING NNUL SCIENTIFIC CONFERENCE & EXHIITIONS Yogyakarta, March 7 1, 21 INTERPRETSI GRVITSI MIKRO DI RE PNSUMI KMOJNG, JW RT Divisi Panasbumi Kata Kunci : gravitasi mikro, kondisi reservoir, perubahan massa, zona uap, pengisian alamiah, kapasitas terpasang, power plant INTISRI Lapangan panasbumi kamojang yang memiliki kapasitas terpasang 14 MWe saat ini memproduksi uap tidak kurang dari 8. ton perbulan. Dengan pendapatan sekitar Rp. 8... perbulan dperkirakan akan mampu beroperasi selama 3 tahun. Produksi uap yang sedemikian besar untuk waktu yang cukup lama, saat ini mengindikasikan perubahan kondisi reservoir yang dicirikan oleh penurunan produksi. Penurunan tersebut diduga akibat kekurangan massa fluida dalam reservoir. Gravitasi mikro yang memiliki anomali sangat kecil (< 1 mgal) dibandingkan gravitasi komersial yang memiliki anomali cukup besar (> 1mgal), digunakan untuk mengetahui keseimbangan massa dalam reservoir dan pemodelan kwantitatip untuk mengetahui perubahan kondisi dalam reservoir panasbumi. Perhitungan perubahan massa dalam reservoir menunjukkan bahwa, pada awal produksi (1984-1988) belum terjadi perubahan cukup penting (3 Mega Ton). Setelah kapasitas terpasang power plant ditingkatkan dari 3 MWe menjadi 14 MWe, keseimbangan massa dalam reservoir pada perioda 1989-1992 berkurang secara signifikan menjadi 15 MT, dengan perkiraan laju pengisian alamiah relatip tetap sekitar 4-5 MT/tahun. Hasil ekstrapolasi mengindikasikan pada akhir tahun 1999 kekurangan massa menjadi sekitar 4 MT. Secara umum, perubahan gravitasi mikro di lapangan panasbumi Kamojang memiliki korelasi dengan perubahan tekanan dan temperatur terukur. Pemodelan gravitasi 2-D mengindikasikan, bahwa penurunan muka air dibawah zona uap dan pengurasan fluida dari zona uap itu sendiri merupakan faktor-faktor dominan penyebab berubahnya gravitasi mikro. Penurunan fluida dari lapisan kondensat kedalam zona uap hanya dapat menyebabkan perubahan gravitasi yang sangat kecil dan cukup sukar dideteksi oleh pengukuran gravitasi mikro. Ini merupakan paper pertama yang coba melakukan interpretasi gravitasi mikro secara kwantitatip untuk sistem dominasi uap, khususnya Kamojang. 1. PENDHULUN Selain memangkas inefisiensi, usaha terbaik untuk mencapai "respectable producer" adalah dengan cara menjaga kelangsungan lapangan produksi yang ada secara optimal, sehingga diperoleh pendapatan yang maksimal. Monitoring gravitasi mikro yang dilakukan sejak tahun 1984 di area panasbumi Kamojang dimaksudkan untuk memonitor perubahan kondisi reservoir, agar produksi optimum dicapai dan kelangsungan produksi tetap terjaga. Tujuan utama dari penulisan ini adalah menggunakan pengukuran gravitasi mikro untuk memperkirakan perubahan massa dan kondisi dalam reservoir panasbumi akibat eksploitasi. Sebagai pendukung dalam interpretasi maka dilakukan simulasi dan pemodelan gravitasi yang diinterpretasikan dalam bentuk pengurasan zona uap, penurunan muka air dalam zona uap dan turunnya air kondensat kedalam zona uap, dengan memperhitungkan perubahan muka air tanah dangkal. erdasarkan perkiraan massa dalam reservoir dan pemodelan gravitasi diharapkan dapat membantu usaha peningkatan kapasitas terpasang dan menjaga kelangsungan produksi. Pengukuran gravitasi mikro pertama kali diterapkan pada lapangan panasbumi sistem dominasi air di Wairakei, New Zealand oleh Trevor Hunt (1977), untuk mengetahui jumlah pengisian alamiah. Kemudian bersama llis R. G. (1984) membuat pemodelan gravitasi kwantitatip untuk mengetahui perubahan kondisi reservoir. Seiring dengan perkembangan tersebut, saat ini, hampir semua lapangan panasbumi didunia yang umumnya dominasi air, melakukan pengukuran gravitasi mikro. Oleh karena itu pemilihan topik interpretasi gravitasi mikro, dianggap sesuai dengan thema lomba. Gravitasi mikro yang diterapkan di area pabum Kamojang, yang memiliki sistem panasbumi berbeda yaitu sistem dominasi uap coba diinterpretasikan secara kwantitatip dengan pendekatan yang berbeda. Jumlah pengisian alamiah yang diperoleh disajikan dalam bentuk grafik kumulatip bersama data produksi terhadap waktu, sehingga dapat digunakan untuk mengetahui keseimbangan massa dalam reservoir dan melakukan prediksi. Sedangkan simulasi dan pemodelan gravitasi mikro secara kwantitatip dilakukan untuk mengetahui perubahan kondisi reservoir, sehingga kelangsungan produksi dapat terjaga. 2. LPNGN PNSUMI KMOJNG Gambar-1 menunjukkan model panasbumi sistem dominasi uap dimana terdapat sumur produksi, sumur injeksi, lapisan kondensat, zona uap, perkiraan muka air dibawah zona uap, dan beberapa parameter reservoir seperti tekanan (P), temperatur (T) dan saturasi air (Sw) yang diperkirakan representasi dari lapangan panasbumi Kamojang. Pengurasan fluida dari dalam reservoir zona uap diperkirakan akan

Interpretasi Gravitasi Mikro Di rea Panasbumi Kamojang, Jawa arat menyebabkan perubahan kondisi reservoir seperti perubahan P, T, Sw. Penurunan tekanan dalam zona uap akibat pengurasan fluida tersebut menyebabkan air yang terdapat pada bagian bawah lapisan kondensat cenderung masuk kedalam reservoir zona uap. Turunnya air kondensat menyebabkan perubahan saturasi air dibagian bawah lapisan kondensat yang terus berlangsung secara kontinyu dan menyebabkan ketebalan lapiasan kondensat semakin berkurang terhadap waktu. Demikian pula yang terjadi terhadap perkiraan muka air di bagian bawah zona uap yang akan menguap. Penguapan muka air di bagian bawah mengakibatkan turunnya muka air yang mungkin pada awalnya terdeksi dari pengukuran P, T bawah pemukaan hingga tidak bisa lagi terdeteksi. Lapangan panasbumi kamojang yang produksi komersialnya dimulai pada tahun 1983 dengan kapasitas terpasang 3 MWe, telah ditingkatkan menjadi 14 Mwe pada tahun 1987, pada saat ini memproduksi massa tidak kurang 8. ton/bulan dari dalam reservoir. Meskipun terdapat penurunan produksi dari sumur-sumur yang ada, namun persiapan peningkatan kapasitas terpasang menjadi 2 MWe tetap dilakukan. Sampai saat ini telah dilakukan pemboran sebanyak 74 sumur sebagai usaha peningkatan kapasitas tersebut, dan diperkirakan tidak kurang dari 11. ton/bulan fluida akan diproduksi dari dalam reservoir. Tanpa mengetahui perkiraan jumlah massa yang masuk kedalam reservoir, produksi massa yang sedemikian besar tersebut akan mempengaruhi kondisi reservoir dan lama operasi lapangan itu sendiri. Malcolm Grant (1997) memperkirakan lapangan panasbumi Kamojang masih dapat diproduksi 22 sampai 29 tahun lagi apabila kapasitas terpasang tetap 14 MWe, dan apabila ditingkatkan menjadi 2 MWe pada tahun 22 maka perkiraan life time sekitar 17 sampai 22 tahun. 3. GRVITSI MIKRO Perubahan massa yang terjadi dalam reservoir panasbumi dihitung dengan menggunakan theorema Gauss, berdasarkan perubahan gravitasi yang terukur di permukaan dengan persamaan, M = x 1 2.39 1 g S kg (1) dimana Dg adalah nilai interpolasi perbedaan gravitasi yang telah terkoreksi dalam suatu grid, dan DS adalah luas grid tersebut. Harga DM yang positip berarti terjadi tambahan massa, sementara harga yang negatip mengindikasikan kehilangan massa. Jumlah pengisian alamiah R yang masuk kedalam reservoir dapat diketahui dengan menggunakan persamaan, R = DM + D (2) D adalah total massa yang dikeluarkan ( massa yang diproduksi dari sumur + massa yang keluar secara alamiah), dan DM adalah perubahan massa dihitung berdasarkan persamaan (1) dari pengukuran gravitasi mikro. Gambar-2 menunjukkan simulasi perubahan gravitasi mikro yang disebabkan oleh perubahan kondisi reservoir akibat pengurasan massa dalam zona uap, berkurangnya ketebalan lapisan kondensat dan turunnya muka air dibawah zona uap. Simulasi perubahan gravitasi mikro tersebut dibuat dengan asumsi tidak ada pengisian alamiah atau air injeksi. Untuk lapangan Kamojang yang memproduksi massa sekitar 8. ton/bulan, perubahan gravitasi mikro seperti Gambar-1 diperkirakan akan terjadi selang waktu sekitar 2 tahun produksi. 4. INTERPRETSI DN DISKUSI Perubahan harga gravitasi mikro dalam perioda 84-88 dan 89-92 pada Lampiran-1 digunakan untuk menghitung perubahan massa dalam reservoir, hasilnya pada Tabel-1. Tabel-1 menunjukkan bahwa pada awal produksi (1984-1988), hasil perhitungan perubahan massa sebesar 3 MT. Tambahan massa 3 MT diperkirakan berasal dari kesalahan pengukuran sekitar 1 mgal dan atau akibat perubahan muka air tanah dangkal karena perbedaan musim pada kedua waktu pengukuran yang berbeda tersebut. Sangat memungkinkan bahwa muka air tanah tersebut berbeda karena waktu pengukuran yang berasosiasi perubahan musim juga berbeda. Pada tahun 1984, pengukuran gravitasi dilakukan dalam bulan Mei berasosiasi dengan musim kering, sementara pada tahun 1988 dan 1992 pengukuran dilakukan pada bulan Desember yang merupakan musim hujan. Oleh karena itu muka air tanah mungkin lebih tinggi pada waktu pengukuran tahun 1988 dan 1992. Gambar-3 adalah grafik kumulatip yang menunjukkan kondisi keseimbangan massa dalam reservoir selama beroperasinya power plant untuk perioda 1984-1999. erdasarkan perhitungan perubahan massa pada perioda 88-92 diperkirakan reservoir Kamojang kehilangan massa -45 MT pada tahun 99 terhadap kondisi awal produksi. Dengan asumsi volume reservoir sekitar 14 km3, porositas 7% dan saturasi air 35 %, diperkirakan total massa yang terdapat dalam reservoir sekitar 285 MT. Dari total massa tersebut, diperkirakan hanya sekitar 125 MT yang dapat dimanfaatkan, karena sekitar 16 MT merupakan saturasi residual yang tidak dapat diproduksikan lagi. pabila anggapan ini benar maka dengan kondisi saat sekarang yang telah kehilangan massa sekitar -45 MT, diperkirakan area panasbumi Kamojang hanya dapat beroperasi sampai tahun 224 (24 tahun lagi). Perkiraan ini sesuai dengan perkiraan Malcolm Grant, yaitu sekitar 22 sampai 29 tahun lagi apabila kapasitas terpasang tetap 14 MWe. pabila kapasitas terpasang ditingkatkan dan tidak diimbangi oleh sistem injeksi dan simulasi reservoir yang baik, maka kemungkinan area panasbumi Kamojang hanya mampu beroperasi sampai sekitar tahun 224 dapat terjadi. Grafik kumulatip keseimbangan massa yang dibuat memperlihatkan bahwa produksi massa meningkat secara cepat, tidak diimbangi oleh tambahan massa melalui injeksi yang diindikasikan oleh kurva yang semakin landai mulai tahun 1992. Oleh karena itu untuk menjaga kelangsungan produksi, maka diperlukan sistem manajemen injeksi dan simulasi reservoir yang lebih baik. Sehingga bila kelak area panasbumi Kamojang tetap beroperasi setelah tahun 224, bukan prediksi tersebut yang salah, melainkan akibat

Interpretasi Gravitasi Mikro Di rea Panasbumi Kamojang, Jawa arat keberhasilan kita menjaga keseimbangan massa dalam reservoir. Gambar-4 menunjukkan profil tekanan sumur KMJ-43 yang menunjukkan penurunan tekanan dan muka air terhadap waktu. Penurunan tekanan tersebut mengindikasikan perubahan massa dalam reservoir sudah cukup berarti, dan mengindikasikan laju pengurasan massa fluida panasbumi melebihi kapasitas pengisian reservoir. Profile tekanan sumur KMJ-43 juga menunjukkan adanya muka air dalam, tetapi tidak ada data pendukung tentang air tesebut, apakah berasal dari kondensat, sisa pemboran atau air klorida yang berasal dari reservoir dalam. ntara tahun 1985 dan 1992 tekanan turun sangat berarti, dan pada tahun 1992 muka air menhilang. Penurunan tekanan yang terjadi dan hilangnya muka air, mengindikasikan perubahan massa yang berarti dalam reservoir. Di area pabum Kamojang faktor utama penyebab perubahan gravitasi adalah perubahan saturasi air. Perubahan tersebut disebabkan oleh pengurasan fluida dari dalam reservoir dan injeksi air yang menyebabkan pertambahan saturasi. Perhitungan perubahan saturasi pada perioda 1984-1992 menunjukkan saturasi air dalam pori berkurang,1. Perubahan ini hampir dua kali lebih besar dibandingkan dalam zona uap di lapangan Wairakei (New Zealand) dengan ketebalan 1m memiliki perubahan saturasi sekitar,6, dalam selang waktu yang sama (llis dan Hunt, 1984). Salah satu alasan yang mungkin adalah porositas lapangan Wairakei sekitar 3%, jauh lebih besar dibandingkan lapangan Kamojang yang memiliki porositas sekitar 7%. Dalam perioda 1984-1988 terdapat indikasi pertambahan saturasi yang ditunjukkan oleh perubahan gravitasi positip yang berasosiasi dengan sumur-sumur injeksi. Pemodelan gravitasi 2-D (Gambar-5) dan hasil simulasi menunjukkan perubahan gravitasi terbesar berasal dari perubahan muka air dalam reservoir. Setelah muka air hilang dikedalaman, ketebalan zona uap bertambah. Namun demikian bertambahnya ketebalan tersebut tidak dapat ditentukan secara akurat. Kesalahan kecil dalam prediksi perubahan muka air dapat menutupi perubahan gravitasi yang disebabkan oleh faktor lain. Penurunan tekanan dalam reservoir akan menstimulasi air dibagian bawah lapisan kondensatmasuk kedalam reservoir zona uap. Dalam perioda 1984-1992 diperkirakan sekitar 2% air dari sekitar 6 m ketebalan lapisan kondensat di bagian bawah sudah masuk kedalam reservoir. Peralatan gravimeter yang dimiliki sendiri, dan kemampuan sumber daya manusia yang ada, membuat biaya operasional monitoring menjadi lebih murah. Dengan pertimbangan biaya yang cukup murah tersebut, dan hasil yang diperoleh untuk menjaga kelangsungan pendapatan yang cukup besar sebaiknya monitoring tersebut dilakukan setiap dua tahun. Dengan demikian perubahan gravitasi dapat dimonitor lebih akurat. Hanya untuk meningkatkan kualitas interpretasi sudah seharusnya dilakukan monitoring perubahan muka air tanah dangkal. Monitoring dapat dilakukan melalui sumur-sumur dangkal yang ada, sumur penduduk dan beberapa sumur tambahan yang sebaiknya khusus dibuat untuk keperluan monitoring perubahan muka air tanah dangkal tersebut. 5. KESIMPULN DN SRN Dalam pemodelan gravitasi, perkiraan perbedaan densitas menggunakan perubahan tekanan dalam sumur dapat menyebabkan kesalahan. Sebagai contoh, kondisi nyata dalam reservoir mungkin tidak sama dengan kondisi dalam sumur; asumsi bahwa semua porositas berhubungan tidak selalu benar; untuk zona rekahan porositas sebenarnya mungkin jauh lebih besar dari perkiraan. Sumber lain yang dapat menyebabkan kesalahan dalam pemodelan gravitasi adalah perkiraan ketebalan zona uap dan perubahan muka air dalam reservoir yang kurang baik diidentifikasi. Namun demikian, pemodelan gravitasi secara kwantitatip dalam bentuk perubahan tekanan dan temperatur masih dapat digunakan paling tidak untuk memprediksi kemungkinan perubahan gravitasi secara keseluruhan, apakah akan menjadi positip (tambahan massa) atau negatip (berkurangnya massa) dan perkiraan perubahan saturasi. Untuk peningkatan kualitas interpretasi gravitasi mikro, monitoring sebaiknya dilakukan setiap dua tahun yang disertai oleh monitoring perubahan muka air tanah dangkal. Indikasi penurunan produksi yang diperkirakan akibat berkurangnya massa fluida dalam reservoir sesuai oleh hasil gravitasi mikro. Oleh karena itu, agar rencana peningkatan kapasitas 2 MWe berhasil dengan baik, diperlukan tambahan massa fluida melalui sumur injeksi tambahan yang didukung oleh simulasi reservoir yang baik. esar harapan kita agar "respectable producer" yang kita harapkan dapat tercapai. 6. REFERENSI Silitonga T. H. 1999: Interpretation microgravity in Kamojang geothermal field, Geothermal Insitute, uckland University. llis R. G. dan T. M. Hunt 1984: Modelling the gravity changes at Wairakei geothermal field, Proc. 6th NZ geothermal workshop. Grant Malcolm 1997 : Kamojang Fluid and Reservoir State, Design Power Genzl. Hunt, T. M 1977: Recharge of Water in Wairakei Geothermal Field Determined From Repeat Gravity Measurements, New Zealand Journal of Geology and Geophysics. Tabel-1 Produksi, pengisian dan perhitungan perubahan massa (dari perubahan gravitasi rata-rata terhadap daerah seluas 14 km persegi) dalam Mega Ton (MT) untuk perioda 1984 1992 di lapangan panasbumi Kamojang. ulan/tahun 5/84-12/88 1/89-12/92 Produksi massa sumur bor 2 36 Produksi massa alamiah 3 3 Injeksi 2 8 Perubahan 3-15 Pengisian 24 16

Interpretasi Gravitasi Mikro Di rea Panasbumi Kamojang, Jawa arat Gb. 1. Model Panasbumi Sistem dominasi uap Gb.2 P erubahan gravitasiakibat pengurasan zona uap,turunnya air kondensat,turunnya m uka air dalam zona uap,dan peningkatan kapasitas terpasang m enjadi2 MWe. ir panas (icarbonate waters) ir kondensat Sumur Produksi Lapisan kondensat Sw ~1% 15 oc ~23 oc/35 bar Kawah Sumur Injeksi H U J N muka air tanah φ ~ 7 % Infiltrasi air dingin µ -25-5 -75 1.Turunnya air kondensat 2.Pengurasan zona 3.Turunnya m uka Total1,2,3 Peningkatan 2 MWe 3 25 2 Sw ~ 35% ~ 25 OC 1 5 Dominasi uap dua fasa -1 ir panas Sw ~ 1% > 27 OC Perkiraan "hot brine" ( Na Cl) -1 25 1. 1 Modifikasi dari Hochstein atuan pans (sumber panas ) 5-1 5 3.M uka air -1 75-5 5 15 25 35 Jarak (m) 125 1 Gb.3 :Grafik kum ulatip keseim bangan m assa selam a beroperasinya powerplantuntuk perioda 1984-1992 In jeksi P roduksi Injeksi+pengisian alamiah Gb. 4: Profile tekanan sumur KMJ-43 Tekanan (b ar) 1 2 3 4 5 75 5 25 2 4 1985 1988 1992 83 87 91 95 99 W aktu (tahun) 6 Gb.5 Pemodelan 2-dim ensiperubahan gravitasiuntuk perioda 1988-1992 3 8-5 -1 25 2 1-15 15 12-2 -25 4 1 2 3 1 5 5-3 5 1 15 2 25 Jarak (m ) data benda-1 benda-2 benda-3 benda-4 benda-5 tot. anom topografi

DERH PERLUSN 21 KM2 DERH PERLUSN 21 KM2-2 2-4 -4-6 -4-8 -4-2 -2-4 4-4 -6-4 -8-6 2-8 -2-6 -4 2-2 -2 Interpretasi Gravitasi Mikro Di rea Panasbumi Kamojang, Jawa arat LMPIRN-1 86. 88. 81. DERH PRODUKSI 14 KM2 Perbedaan gravitasi (microgal), setelah koreksi elevasi perioda 1984-1988 9.28. 9.21. 9.212.. N 1 k m Kmj-43 LEGEND: S tasiun gravitasi Sumur injeksi KMJ-43 86. 88. 81. DERH PRODUKSI 14 KM2 Perbedaan gravitasi (microgal), setelah koreksi elevasi perioda 1988-1992 9.28. 9.21. 9.212.. N 1 k m Kmj-43 LEGEND: S tasiun gravitasi Sumur injeksi KMJ-43