Siaran Pers. Realisasi Investasi Januari-September 2016 Mencapai Rp 453 Triliun

dokumen-dokumen yang mirip
Realisasi Investasi PMDN dan PMA Tahun 2017 Melampaui Target

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

SIARAN PERS. Realisasi Investasi Triwulan II Tahun 2017 Mencapai Rp 170,9 Triliun

Jakarta, 29 Juli 2016 Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN PMA TRIWULAN I TAHUN 2014

CAPAIAN Februari 2016 KOMITMEN INVESTASI

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN I TAHUN 2017

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN I TAHUN 2016

REALISASI INVESTASI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN I TAHUN 2017

REALISASI INVESTASI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PADA TRIWULAN III TAHUN 2016

REALISASI INVESTASI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PADA TRIWULAN II TAHUN 2016

2013, No.1531

2012, No

FORUM PEMBANGUNAN DAERAH MENUJU PEMBANGUNAN EKONOMI SULAWESI SELATAN YANG LEBIH INKLUSIF

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

RINGKASAN DATA DAN INFORMASI PENANAMAN MODAL PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017 KONDISI S.D. 30 JUNI 2017

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Siaran Pers. Presiden RI Luncurkan Program Investasi Ciptakan Lapangan Kerja Tahap III Serap 11.

Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi dan Kebutuhan Investasi

invest in Jakarta 19 Maret, 2015 indonesia remarkable indonesia able indonesia Invest Invest in remarkable indonesia Invest in

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN II DAN JANUARI JUNI TAHUN 2016

DATA DAN INFORMASI PENANAMAN MODAL PROVINSI SUMATERA BARAT KONDISI JANUARI S.D. 31 MEI 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

REALISASI INVESTASI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN I TAHUN 2018

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

- 6 - TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

DATA PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI PMA DAN PMDN SE JAWA BARAT PERIODE LAPORAN JANUARI - MARET TAHUN 2017

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu

Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal 2012 KATA PENGANTAR

TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

REALISASI INVESTASI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN II TAHUN 2017

Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Sesuai Peraturan Kepala BKPM No. 3 Tahun 2012

L A P O R A N REALISASI PENANAMAN MODAL (INVESTASI) DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PADA TRIWULAN II TAHUN 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1997, 2014 BKPM. Dekonsentrasi. Penanaman Modal. Pedoman. Pelimpahan. Pencabutan.

REALISASI INVESTASI DAN REALISASI PENERBITAN IZIN PENANAMAN MODAL DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PADA TRIWULAN II TAHUN 2013

RENCANA & REALISASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) MENURUT SEKTOR TAHUN 2010 DI KALIMANTAN TIMUR

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN III DAN JANUARI SEPTEMBER TAHUN 2016

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014

Jakarta, 25 Februari 2016 Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal. Franky Sibarani

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja.

RAPAT KOORDINASI PERENCANAAN PENANAMAN MODAL DAERAH (RKPPMD) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017

Analisis Perkembangan Industri

REALISASI INVESTASI PENANAMAN MODAL DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PADA TRIWULAN I TAHUN 2014

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PROMOSI PROVINSI SUMATERA UTARA

REALISASI PENANAMAN MODAL (INVESTASI) PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN IV TAHUN 2013

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2011 KATA PENGANTAR

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PROMOSI PROVINSI SUMATERA UTARA

PERS RELEASE REALISASI INVESTASI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERIODE JANUARI - DESEMBER TAHUN 2016

BAB IV ANALISIS serta PEMBAHASAN TENTANG INVESTASI dan PERAN MEDIA BISNIS HARIAN

STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG INVESTASI

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA APRIL 2015

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

Indeks PMI Manufaktur Capai Posisi Terbaik Dibawah Kepemimpinan Presiden Jokowi

Bidang Promosi Penanaman Modal

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR ISI. Sampul Depan. 1. Daftar Isi Bab I : Pendahuluan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Pengertian...

REALISASI PENANAMAN MODAL DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PADA TAHUN 2015

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

Kekuatan Asing Masih Kuasai Ekonomi Perikanan Nasional

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PENANAMAN MODAL

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

sektor investasi dalam negeri, namun peningkatan dari sisi penanaman modal asing mampu menutupi angka negatif tersebut dan menghasilkan akumulasi

B A B III AKUNTABILITAS KINERJA

REFORMASI DAN REGULASI DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEMULIHAN EKONOMI

PENANAMAN MODAL PASCA PERKA BKPM NOMOR 5 TAHUN 2013 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL SEPTEMBER 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I-2016

BERITA PERS Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Provinsi Kalimantan Timur

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... IKHTISAR EKSEKUTIF...

Lampiran 1. Pedoman Wawancara dan Hasil Transkip Wawancara. A. Pedoman Wawancara dan Hasil Transkip Wawancara dengan Kepala

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

PROGRAM/KEGIATAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Perkembangan Penanaman Modal dan Sektor-sektor I Nyoman Karyawan 63

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TAHUN 2016

BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA FEBRUARI 2011

Kebijakan Percepatan Pelaksanaan Berusaha

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

JURNAL RISET AKUNTANSI & KEUANGAN

MULTILATERAL MEETING II PRIORITAS NASIONAL : PENINGKATAN IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.445, 2014 BKPM. Pelimpahan Wewenang. Izin Usaha Kepala Administrator. KEK Sei Mangkei.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II HASIL PENILAIAN PROPER

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tam

Transkripsi:

Siaran Pers Realisasi Investasi Januari-September 2016 Mencapai Rp 453 Triliun Jakarta, 27 Oktober 2016 Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan realisasi investasi pada triwulan ketiga (Juli-September) tahun 2016 tercatat sebesar Rp 155,3 triliun, meningkat 10,7% dibandingkan periode yang sama Tahun 2015. Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp 55,6 triliun, meningkat 16,3% dibandingkan periode sama tahun lalu, sedangkan Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp 99,7 triliun atau tumbuh 7,8%. Kepala BKPM Thomas Lembong menyatakan, dengan tambahan capaian Triwulan III tersebut, realisasi investasi Januari-September 2016 mencapai 453,4 Triliun, meningkat 13,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (sebesar Rp 400 Triliun). Realisasi investasi PMDN, Januari-September meningkat 18,8% sebesar Rp 158,2 Triliun, sementara realisasi investasi PMA naik 10,6% sebesar Rp 295,2 Triliun. Realisasi investasi sepanjang Januari- September 2016 dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 960.041 orang. Dengan adanya implementasi kerjasama BKPM-POLRI dalam menciptakan jaminan keamanan untuk kegiatan investasi di Indonesia, dan tekad seluruh Kementerian/Lembaga terkait serta Pemerintah Daerah untuk memberikan kemudahan dan fasilitasi yang lebih baik kepada investor, termasuk memberantas dan membersihkan praktik pungutan liar (pungli) dalam pengurusan perizinan dan non-perizinan investasi, diharapkan kegiatan investasi baik PMA maupun PMDN di waktu mendatang akan meningkat signifikan. Sejak tahun 2014 BKPM telah mengimplementasikan perizinan secara online yang terintegrasi melalui Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) dan akan terus didorong juga untuk diterapkan di seluruh daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota di Indonesia. Dengan sistem perizinan online tersebut akan mengurangi tatap muka antara pengurus izin (investor) dengan pejabat yang menangani perizinan sehingga proses perizinan dapat terpantau dan terukur serta dapat mencegah terjadinya pungli, demikian ungkap Kepala BKPM Thomas Lembong saat konferensi pers paparan capaian realisasi investasi Triwulan III 2016, hari ini (27/10).

Sepanjang periode Januari-September 2016, tercatat realisasi investasi di luar Jawa sebesar Rp 203,2 Triliun yang nilainya meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 180,7 Triliun. Diperlukan upaya-upaya yang lebih intens dari berbagai Kementerian/Lembaga terkait termasuk Pemerintah Daerah untuk lebih meningkatkan kegiatan investasi di luar Pulau Jawa, termasuk memberikan kemudahan, penyederhanaan perizinan, dan memfasilitasi permasalahan yang dihadapi investor dalam merealisasikan investasinya, ungkap Thomas Lembong, Kepala BKPM. Selanjutnya, Kepala BKPM menambahkan bahwa, Berbagai penyederhanaan perizinan yang telah dilakukan secara terkoordinasi oleh berbagai Kementerian/Lembaga terkait termasuk Pemerintah Daerah telah dapat kita lihat hasil positifnya dengan naiknya peringkat Ease of Doing Business (EODB) menjadi 91, yang sebelumnya berada di peringkat 106. Hal ini merupakan pengakuan dari para pengusaha yang disurvey mengenai adanya kemudahan dalam melakukan usaha di Indonesia. Penyederhanaan perizinan ini tentunya akan turut mendorong realisasi investasi terus meningkat. Realisasi PMDN Triwulan III tahun 2016 berdasarkan lokasi proyek (5 besar) adalah Jawa Timur (Rp 14,0 triliun); Jawa Barat (Rp 7,4 triliun); Banten (Rp 7,0 triliun); DKI Jakarta (Rp 3,8 triliun) dan Sumatera Selatan (Rp 3,6 triliun). Sedangkan, realisasi PMDN berdasarkan sektor usaha (5 besar) adalah Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi (Rp 12,0 triliun); Industri Kimia Dasar, Barang Kimia dan Farmasi (Rp 8,1 triliun); Industri Makanan (Rp 7,4 triliun); Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran (Rp 5,0 triliun); dan Tanaman Pangan dan Perkebunan (Rp 4,7 triliun). Apabila seluruh sektor industri digabung, maka terlihat industri memberikan kontribusi sebesar Rp 24,7 triliun atau 44% dari total PMDN. Realisasi PMA Triwulan III tahun 2016 berdasarkan lokasi proyek (5 besar) adalah Jawa Barat (US$ 1,6 miliar); Jawa Timur (US$ 0,6 miliar); DKI Jakarta (US$ 0,6 miliar); Banten (US$ 0,6 miliar) dan Kalimantan Timur (US$ 0,6 miliar). Sedangkan, realisasi PMA berdasarkan sektor usaha (5 besar) adalah Industri Logam Dasar, Barang Logam, Mesin dan Elektronik (US$ 1,2 miliar); Pertambangan (US$ 0,8 miliar); Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran (US$ 0,7 miliar); Tanaman Pangan dan Perkebunan (US$ 0,7 miliar) dan Industri Alat Angkutan dan Transportasi Lainnya (US$ 0,7 miliar). Apabila seluruh sektor industri digabung maka terlihat industri memberikan kontribusi sebesar US$ 3,8 miliar atau 51,0 % dari total PMA.

BKPM meminta kepada seluruh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi dan Kabupaten/Kota agar dalam proses penerbitan perizinan di daerah tidak melakukan pungli, serta mengurangi atau menghilangkan biaya retribusi yang dipungut dari perizinan tertentu yang tidak perlu dan memberatkan investor dan yang dapat menyebabkan biaya ekonomi tinggi. Hal ini bertujuan untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif, memberikan kepastian hukum dan kenyamanan berusaha serta meningkatkan daya saing, sehingga mendorong investor dapat segera merealisasikan rencana investasinya, demikian ungkap Kepala BKPM Thomas Lembong. Perkembangan Realisasi Investasi 2011 September 2016 : Per Triwulan Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi: M. M. Azhar Lubis Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Jl. Jend. Gatot Subroto 44, Jakarta 12190, Indonesia Telepon: 021-5252008 ext.7001 HP: 08159525035 e-mail : azhar@bkpm.go.id

Lampiran Bahan Press Release BKPM Tanggal 27 Oktober 2016 Poin-Poin Realisasi Investasi Triwulan III dan Januari September Tahun 2016 Berikut hal penting dari hasil realisasi investasi PMDN dan PMA pada Triwulan III Tahun 2016. 1. Realisasi Investasi PMDN Realisasi PMDN berdasarkan sektor usaha (5 besar) adalah Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi (Rp 12,0 triliun); Industri Kimia Dasar, Barang Kimia dan Farmasi (Rp 8,1 triliun); Industri Makanan (Rp 7,4 triliun); Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran (Rp 5,0 triliun); dan Tanaman Pangan dan Perkebunan (Rp 4,7 triliun). Apabila seluruh sektor industri digabung, maka terlihat industri memberikan kontribusi sebesar Rp 24,7 triliun atau 44% dari total PMDN. Realisasi PMDN berdasarkan lokasi proyek (5 besar) adalah Jawa Timur (Rp 14,0 triliun); Jawa Barat (Rp 7,4 triliun); Banten (Rp 7,0 triliun); DKI Jakarta (Rp 3,8 triliun) dan Sumatera Selatan (Rp 3,6 triliun). 2. Realisasi Investasi PMA Realisasi PMA berdasarkan sektor usaha (5 besar) adalah Industri Logam Dasar, Barang Logam, Mesin dan Elektronik (US$ 1,2 miliar); Pertambangan (US$ 0,8 miliar); Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran (US$ 0,7 miliar); Tanaman Pangan dan Perkebunan (US$ 0,7 miliar) dan Industri Alat Angkutan dan Transportasi Lainnya (US$ 0,7 miliar). Apabila seluruh sektor industri digabung maka terlihat industri memberikan kontribusi sebesar US$ 3,8 miliar atau 51,0 % dari total PMA. Realisasi PMA berdasarkan lokasi proyek (5 besar) adalah Jawa Barat (US$ 1,6 miliar); Jawa Timur (US$ 0,6 miliar); DKI Jakarta (US$ 0,6 miliar); Banten (US$ 0,6 miliar) dan Kalimantan Timur (US$ 0,6 miliar). Realisasi PMA berdasarkan asal negara (5 besar) adalah Singapura (US$ 2,2 miliar); Jepang (US$ 1,6 miliar); R.R. Tiongkok (US$ 0,6 miliar); British Virgin Islands (US$ 0,5 miliar) dan Belanda (US$ 0,5 miliar). 3. Sebaran Lokasi Proyek. Pada triwulan III tahun 2016, realisasi investasi di Pulau Jawa sebesar Rp 87,6 triliun dan realisasi investasi di luar Pulau Jawa sebesar Rp 67,7 triliun. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2015 (sebesar Rp 65,5 triliun) terjadi peningkatan realisasi investasi di luar Pulau Jawa sebesar 3,4%.

4. Penyerapan Tenaga Kerja Indonesia. Realisasi penyerapan tenaga kerja indonesia pada triwulan III tahun 2016 mencapai 278.132 orang yang terdiri dari proyek PMDN sebanyak 94.523 orang dan dari proyek PMA sebanyak 183.609 orang. Kumulatif Realisasi Investasi Periode Januari September 2016 : Berikut hal penting dari hasil realisasi investasi PMDN dan PMA pada Januari - September 2016: 1. Realisasi Investasi PMDN. Realisasi PMDN berdasarkan sektor usaha (5 besar) adalah Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi (Rp 25,4 triliun); Industri Makanan (Rp 24,0 triliun); Industri Kimia Dasar, Barang Kimia dan Farmasi (Rp 17,2 triliun); Tanaman Pangan dan Perkebunan (Rp 16,9 triliun); dan Industri Mineral Non Logam (Rp 13,7 triliun). Sedangkan apabila seluruh sektor industri digabung maka terlihat industri memberikan kontribusi sebesar Rp 75,4 triliun atau 47,7% dari total PMDN. Realisasi PMDN berdasarkan lokasi proyek (5 besar) adalah Jawa Timur (Rp 38,8 triliun); Jawa Barat (Rp 22,3 triliun); Banten (Rp 12,0 triliun); DKI Jakarta (Rp 11,8 triliun); dan Jawa Tengah (Rp 9,9 triliun). 2. Realisasi Investasi PMA Realisasi PMA berdasarkan sektor usaha (5 besar) adalah Industri Logam Dasar, Barang Logam, Mesin dan Elektronik (US$ 2,8 miliar); Industri Kertas, Barang dari kertas dan Percetakan (US$ 2,6 miliar); Industri Kimia Dasar, Barang Kimia dan Farmasi (US$ 2,1 miliar); Industri Alat Angkutan dan Transportasi Lainnya (US$ 2,0 miliar); dan Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran (US$ 1,7 miliar). Sedangkan apabila seluruh sektor industri digabung maka terlihat industri memberikan kontribusi sebesar US$ 13,1 miliar atau 61,0% dari total PMA. Realisasi PMA berdasarkan lokasi proyek (5 besar) adalah Jawa Barat (US$ 4,4 miliar); Sumatera Selatan (US$ 2,5 miliar); Banten (US$ 2,3 miliar); DKI Jakarta (US$ 2,2 miliar); dan Jawa Timur (US$ 1,6 miliar). Realisasi PMA berdasarkan asal negara (5 besar) adalah Singapura (US$ 7,1 miliar); Jepang (US$ 4,5 miliar); R.R. Tiongkok (US$ 1,6 miliar); Hongkong (US$ 1,6 miliar) dan Belanda (US$ 1,1 miliar). 3. Penyerapan Tenaga Kerja Indonesia Realisasi penyerapan tenaga kerja Indonesia pada periode Januari s.d. September 2016 mencapai 960.041 orang yang terdiri dari proyek PMDN sebanyak 318.122 orang dan dari proyek PMA sebanyak 641.919 orang.

4. Realisasi investasi berdasarkan Wilayah pada periode Januari September 2016 adalah: a. Wilayah Sumatera dengan realisasi investasi sebesar Rp 86,4 triliun (19,1%), terdiri dari PMDN sebesar Rp 26,3 triliun dan PMA sebesar US$ 4,4 miliar. b. Wilayah Jawa dengan realisasi investasi sebesar Rp 250,3 triliun (55,2%), terdiri dari PMDN sebesar Rp 95,6 triliun dan PMA sebesar US$ 11,2 miliar. c. Wilayah Kalimantan dengan realisasi investasi sebesar Rp 53,6 triliun (11,8%), terdiri dari PMDN sebesar Rp 28,8 triliun dan PMA sebesar US$ 1,8 miliar. d. Wilayah Sulawesi dengan realisasi investasi sebesar Rp 32,5 triliun (7,2%) terdiri dari PMDN sebesar Rp 5,9 triliun dan PMA sebesar US$ 1,9 miliar. e. Wilayah Bali dan Nusa Tenggara dengan realisasi investasi sebesar Rp 12,1 triliun (2,7%) terdiri dari PMDN sebesar 1,3 triliun dan PMA sebesar US$ 0,8 miliar f. Wilayah Maluku dan Papua dengan realisasi investasi sebesar Rp 18,6 triliun (4,1%), terdiri dari PMDN sebesar Rp 0,2 triliun dan PMA sebesar US$ 1,3 miliar. Jakarta, 27 Oktober 2016 Badan Koordinasi Penanaman Modal