MODEL ACQUISISI REKAMAN SUARA DI AUDIO FORENSIK

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Pengaruh Sampling Rate Dalam Melakukan Identifikasi Pembicara Pada Rekaman Audio

Model Evaluasi Rekaman Percakapan Di Audio Forensik

Rekognisi Pengucap Forensik Forensic Speaker Recognition

BIOMETRIK SUARA DENGAN TRANSFORMASI WAVELET BERBASIS ORTHOGONAL DAUBENCHIES

SISTEM AKSES BUKU PERPUSTAKAAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS ANDALAS MENGGUNAKAN APLIKASI PENGENALAN WICARA DENGAN METODA MFCC-VQ dan SSE

PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA

INDEPT, Vol. 3, No.1, Februari 2013 ISSN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia

PERBAIKAN CITRA UNTUK PENGENALAN WAJAH PADA CITRA WAJAH DENGAN PENCAHAYAAN TIDAK MERATA

ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI. mahasiswa Binus University secara umum. Dan mampu membantu

PRINTER FORENSIK UNTUK IDENTIFIKASI DOKUMEN CETAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengenalan kata merupakan salah satu fungsi dari

PERBANDINGAN METODE HIDDEN MARKOV MODEL DAN VECTOR QUANTIZATION UNTUK APLIKASI IDENTIFIKASI SUARA

ANALISIS LIVE FORENSICS UNTUK PERBANDINGAN APLIKASI INSTANT MESSENGER PADA SISTEM OPERASI WINDOWS 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan

i. Perangkat Keras Prosesor Intel Pentium(R) Dual-Core CPU 2.20 GHz

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan pemprosesan sinyal suara. Berbeda dengan speech recognition

Jurnal Masyarakat Informatika (Jumanji) Volume 01 Nomor 01 Oktober 2017 Model Enkripsi XML Pada Output DFXML untuk Pengamanan Metadata Bukti Digital

Sistem Verifikasi Penutur menggunakan Metode Mel Frequensi.

Metode Digitalisasi Citra Pada Sinyal EKG

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Deteksi Keaslian Video Pada Handycam Dengan Metode Localization Tampering

KOMPRESI SINYAL SUARA DENGAN MENGGUNAKAN STANDAR MPEG-4

BAB 2 LANDASAN TEORI

Perbandingan Ekstraksi Ciri Full, Blocks, dan Row Mean Spectrogram Image Dalam Mengidentifikasi Pembicara

DESAIN MESIN PRESENSI BERBASIS IDENTIFIKASI SUARA PENUTUR

Karakteristik Spesifikasi

Pembuatan Prototype Speaker Diarization

Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2016) - Semarang, 10 Oktober 2016 ISBN:

PENERAPAN METODE HIDDEN MARKOV MODEL DAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENT DALAM PENGENALAN VOICE COMMAND BERBAHASA INDONESIA KOMPETENSI KOMPUTASI

BINUS UNIVERSITY. Program Studi Ganda. Teknik Informatika Matematika PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI SPEECH RECOGNIZER DENGAN SPECTROGRAM

IMPLEMENTASI DATA MINING DALAM PENERIMAAN KARYAWAN BARU DENGAN METODE DECISION TREE DI BENDESA HOTEL

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan manusia lainnya berbeda-beda intonasi dan nadanya, maka

Bab 3. Perancangan Sistem

Suara bisa dibuat database engine untuk pengenalan kata. Dengan aplikasi ini, dapat secara otomatis melakukan transkripsi suara, sehingga dapat mengur

Simulasi Sistem Pengacak Sinyal Dengan Metode FFT (Fast Fourier Transform)

udara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar.

Quick Review to Database Systems

EKSTRAKSI CIRI DAN PENGENALAN TUTUR VOKAL BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM

Bab 1. Pendahuluan. aman semakin diperlukan untuk menjamin keamanan data. Berbagai solusi proteksi

1.1 Latar Belakang Masalah

Jurnal Komputer Terapan Vol. 1, No. 2, November 2015, Jurnal Politeknik Caltex Riau

MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK MAHASISWA BERBASIS ANIMASI

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan voice recognition dapat membantu user memilih produk buah

Identifikasi Speech Recognition Manusia dengan Menggunakan Average Energy dan Silent Ratio Sebagai Feature Extraction Suara pada Komputer

TEKNIK FORENSIKA AUDIO UNTUK ANALISA SUARA PADA BARANG BUKTI DIGITAL

Pengaruh Penggunaan Overlapped Character untuk meningkatkan Robustness CAPTCHA

PENGENALAN NADA SULING REKORDER MENGGUNAKAN FUNGSI JARAK CHEBYSHEV

Rabiner L, Juang BH Fundamental of Speech Recognition. New Jersey: PTR Prentice-Hall, Inc. Reynolds D.A An Overview of Automatic

SISTEM OTOMATISASI RUMAH UNTUK MENGATUR DAN MEMANTAU PERANGKAT LISTRIK DENGAN MEMANFAATKAN SENSOR ARUS

SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL (PROPOSAL SKRIPSI) diajukan oleh. NamaMhs NIM: XX.YY.ZZZ. Kepada

Unnes Physics Journal

EKSTRASI CIRI DAN PENGENALAN SUARA VOKAL BAHASA INDONESIA BERDASARKAN JENIS KELAMIN SECARA REAL TIME

EKSPRESI EMOSI MARAH BAHASA ACEH MENGGUNAKAN ALGORITMA PERCEPTRON

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IDENTIFIKASI KANAL FIR SECARA BUTA UNTUK SISTEM DUA-MASUKAN-DUA-KELUARAN PADA DOMAIN FREKUENSI MENGGUNAKAN STATISTIK ORDE DUA ABSTRAK

IDENTIFIKASI TUTUR DENGAN METODE KUANTISASI VEKTOR LINDE - BUZO - GRAY TUGAS AKHIR OLEH: YOHANES AGUNG SANTOSO PRANOTO

PEMISAHAN VOICE DAN UNVOICE MENGGUNAKAN TEKNIK OVERLAPING BLOCK, ZERO CROSSING RATE, DAN SHORT TIME ENERGY DALAM PENGENALAN SUARA

BAB I PENDAHULUAN. pernah tepat, dan sedikitnya semacam noise terdapat pada data pengukuran.

Pengenalan Pembicara dengan Ekstraksi Ciri MFCC Menggunakan Kuantisasi Vektor (VQ) Yoyo Somantri & Erik Haritman dosen tek elektro fptk UPI.

SISTEM PENGENALAN INDIVIDU MELALUI IDENTIFIKASI TELAPAK TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MATRIKS DISKRIMINATOR SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR

IMPLEMENTASI METODE NOISE GATE, LOW PASS FILTER DAN SILENT REMOVAL UNTUK MENGHILANGKAN NOISE PADA FILE SUARA MENGGUNAKAN PARAMETER DINAMIS

PERBANDINGAN METODE HIDDEN MARKOV MODEL DAN VECTOR QUANTIZATION UNTUK APLIKASI IDENTIFIKASI SUARA

PEMBUATAN PERANGKAT BASIS DATA UNTUK SINTESIS UCAPAN (NATURAL SPEECH SYNTHESIS) BERBAHASA INDONESIA BERBASIS HIDDEN MARKOV MODEL (HMM)

Penerapan Metode Mel Frequency Ceptral Coefficient dan Learning Vector Quantization untuk Text-Dependent Speaker Identification

IMPLEMENTASI ALGORITMA ID3 UNTUK KLASIFIKASI PERFORMANSI MAHASISWA (STUDI KASUS ST3 TELKOM PURWOKERTO)

IDENTIFIKASI CAMPURAN NADA PADA SUARA PIANO MENGGUNAKAN CODEBOOK

Seminar Nasional APTIKOM (SEMNASTIKOM), Hotel Lombok Raya Mataram, Oktober 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang pesat pada akhir-akhir ini mengingat perkembangan teknologi yang

Identifikasi Suara Vokal Suku Banjar Berdasarkan Frekuensi Formant

PENGENALAN SUARA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN MODEL PROPAGASI BALIK

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Hardware dan Software yang digunakan dalam penelitian

Studi dan Analisis Teknik-Teknik Steganografi Dalam Media Audio

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia untuk mendengar sangat luar biasa. Sistem pendengaran manusia dapat

Verifikasi Suara menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dan Ekstraksi Ciri Mel Frequency Cepstral Coefficient

Prototype Pengontrol Lampu Ruangan Dari Jarak Jauh Berbasis Suara (Voice Recognition)

Dss Untuk Penilaian Dosen Dengan Metode AHP Dan TOPSIS

PENGENALAN AHKAMUL HURUF MENGGUNAKAN METODE LPC DAN TRANSFORMASI SLANT. Abstract

BAB III METODOLOGI. dari suara tersebut dapat dilihat, sehingga dapat dibandingkan, ataupun dicocokan dengan

APLIKASI PENGENALAN GENDER MENGGUNAKAN SUARA

ANALISIS KLASIFIKASI SUARA BERDASARKAN GENDER DENGAN FORMAT WAV MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini teknologi berkembang sangat cepat dan semakin banyak perangkat

Bab 4. Implementasi Dan Evaluasi

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi sekarang ini berkembang sangat pesat, hampir semua kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Bosma dkk. (1965), menemukan bahwa

Perancangan Deteksi Citra USG Kepala Janin untuk mencari Biparetal Diameter dan Head Circumference

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DETEKSI DAN SEGMENTASI OTOMATIS DERET PADA CITRA METERAN AIR

APLIKASI PENGENALAN UCAPAN SEBAGAI PENGATUR MOBIL DENGAN PENGENDALI JARAK JAUH

METODOLOGI COMPUTER FORENSIK. Disusun untuk memenuhi tugas ke III, MK. Digital Evidence (Dosen Pengampu : Yudi Prayudi, S.Si, M.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Adiguna¹, -². ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

JURUSAN INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016

Perbandingan Ekstraksi Ciri Full, Blocks, dan Row Mean Spectrogram Image dalam Mengidentifikasi Pembicara

Transkripsi:

MODEL ACQUISISI REKAMAN SUARA DI AUDIO FORENSIK Roy Rudolf Huizen 1), Ni Ketut Dewi Ari Jayanti 2), Dandy Pramana Hostiadi 3) 1), 2), 3) Program Studi Sistem Komputer STIKOM BALI Jl. Raya Puputan Renon No 86 Denpasar Email: roy@mail.stikom-bali.ac.id 1), daj@stikom-bali.ac.id 2), dandy@stikom-bali.ac.id 3) Abstrak Acquisisi merupakan bagian dari audio forensik yang tujuannya untuk mengumpulkan data sebelum analisis dilakukan, salah satu hasil identifikasi digunakan untuk mengetahui identitas individu. Data yang digunakan berupa rekaman bukti dan rekaman pembanding. Proses identifikasi dapat mengalami permasalahan jika ciri dari sampel suara rekaman bukti dan pembanding untuk individu yang sama tidak identik akibat pengambilan sampel yang tidak sesuai karakteristiknya. Penelitian ini dilakukan untuk membangun framework acquisisi data rekaman. Metode yang digunakan berupa framework dari audio forensik. Hasil dari penelitian didapatkan bahwa proses acquisisi rekaman pembanding menyesuaikan karakteristik dari rekaman bukti yang terdiri atas sampel kata (text depensent), dan kesamaan nilai sampling rate. Sedangkan untuk acquisisi rekaman bukti terdiri atas pengecekan keaslian rekaman bukti, perbaikan kualitas rekaman dan penguatan sinyal. Framework acquisisi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas hasil analisis di audio forensik hal ini dikarenakan proses yang digunakan menggunakan pendekatan ilmiah yang konsisten. Kata kunci : Framework Audio Forensik, Acquisisi rekaman suara, sampling rate, text dependent 1. Pendahuluan Pesatnya perkembangan teknologi saat ini telah membawa era baru dipenyelidikan yaitu dengan digunakannya alat bukti digital untuk penyelesaian beberapa kasus, salah satu bukti digital tersebut berupa rekaman suara [1]. Rekaman suara dihasilkan dari alat perekam yaitu berupa artefak digital, rekaman suara berisi kumpulan frekuensi yang mengandung informasi dan ciri[2]. Data rekaman suara tersimpan dalam bentuk file di suatu media penyimpanan[3] [4]. Rekaman suara merupakan metadata yang digunakan untuk mendapatkan petunjuk, mulai dari identitas individu, lokasi kejadian, waktu dan sebagainya [5]. Selain itu, rekaman suara juga dapat digunakan untuk mengetahui atau merangkai alur dari suatu peristiwa [6][7]. Penggunaan rekaman suara untuk identifikasi didasari atas sifat dan karakteristik suara manusia yang unik untuk setiap individu, ciri unik tersebut berupa pola frekuensi yang terdapat di setiap kata yang diucapkan[8]. Proses identifikasi dilakukan dengan membandingkan rekaman bukti yang tidak diketahui identitasnya (unknown) dengan suara pembanding yang telah diketahui identitasnya ( known) [9]. Kesamaan ciri keduanya berarti bahwa suara unknown juga berasal dari suara known dengan demikian identitas pemilik suara unknown dapat diketahui. Pemanfaatan suara untuk identifikasi identitas individu telah banyak diterapkan oleh pihak kepolisian ataupun penegak hukum lainnya [10]. Untuk menggunakan rekaman suara sebagai bukti perlu terlebih dahulu dilakukan pengolahan data rekaman suara, proses ini dilakukan dengan menggunakan suatu metode ilmiah agar rekaman bukti tersebut dapat diterima sebagai alat bukti di pengadilan yang tak terbantahkan[7]. Metode ilmiah yang digunakan untuk proses analisis data adalah pengolahan sinyal (signal processing) dan bidang ilmu terkait lainnya, proses tersebut dikenal sebagai audio forensik. Untuk tahapan dari audio forensik terdiri atas proses pengumpulan data (acquisisi), analisis fitur atau ciri, evaluasi dan menyajikan hasil akhir dalam bentuk reporting untuk digunakan sebagai alat bukti [11][12]. Salah satu tahap dari audio forensik berupa acquisisi data, proses awal ini cukup penting untuk menjadi perhatian, hal ini dikarenakan kesalahan pengambilan sampel data dapat mengakibatkan bukti menjadi tidak berguna atau tidak dapat dimanfaatkan. Proses acquisisi juga perlu menjaga agar data yang diambil tidak berubah atau diperbaruhi [13]. Proses acquisisi di audio forensik selain rekaman bukti juga dibutuhkan acquisisi untuk rekaman pembanding. Acquisisi sampel suara pembanding perlu memperhatikan beberapa hal diantaranya adalah karakteristik dari rekaman bukti. Perbedaan karakterstik perekaman suara dapat mengakibatkan perbedaan fitur meskipun kedua suara tersebut diambil dari individu yang sama[14]. Untuk menjaga proses pengambilan pembanding telah sesuai dengan yang dibutuhkan maka perlu ada suatu framework untuk proses tersebut. Framework yang digunakan mengacu dari framework audio forensik. Tujuan dari framework tersebut adalah untuk memastikan proses acquisisi telah sesuai dengan ketentuan untuk identifikasi[14][15]. Framework Audio Forensik Audio forensik merupakan suatu tahapan yang digunakan untuk identifikasi dan analisis sehingga rekaman bukti dapat ditampilkan sebagai alat bukti dengan pendekatan ilmiah. Hal ini perlu dilakukan 2.8-1

karena rekaman bukti tersebut belum dapat digunakan secara langsung sebagai alat bukti. Salah satu hasil dari audio forensik adalah identifikasi identitas individu yang terdapat di suatu data rekaman. Untuk tahapan audio forensik terdiri atas proses acquisisi, analisis, evaluasi dan presentasi hasil[11]. Sebelum proses acquisisi dilakukan terlehih dahulu dengan pengecekan keaslian rekaman suara bukti. Rekaman suara bukti juga tidak selalu mempunyai kualitas yang baik sehingga proses perbaikan kualitas perlu dilakukan dan tentunya proses ini dipastikan tidak menyebabkan perubahan fitur ataupun karakteristik lainnya di rekaman bukti. mengecek keaslian rekaman adalah dengan menggunakan ENF ( Electrical Network Frequency) dan pola perpotongan sinyal menggunakan spektrogram [16] seperti pada Gambar 2. Gambar 2 Pengecekan keaslian Rekaman dengan pola spektrogram Gambar 1 Framework Audio Forensik Hasil dari perbaikan tersebut dilakukan analisis per-kata (proses transcription) dan diekstraksi untuk mendapatkan fitur berupa F0, F1, F2, F3 dan F4. Hasil akhir dari proses forensik audio terdapat 3 hal yaitu diterima, ditolak dan bukti tidak mencukupi, untuk framework dari audio forensik ditunjukkan pada Gambar 1. Untuk tahapannya yaitu (a). pengecekan keaslian, (b). acquisisi, (c) perbaikan ( enhancement), (d). identifikasi dan (e) hasil identifikasi (reporting). Pengecekan Keaslian Penggunaan rekaman audio sebagai bukti perlu dipastikan keaslian rekaman tersebut, proses ini penting untuk memastikan sedini mungkin bahwa file atau rekaman suara yang digunakan sebagai bukti merupakan rekaman asli dan bukan hasil rekayasa atau hasil modifikasi. Salah satu cara yang digunakan untuk Acquisisi Pengumpulan data merupakan bagian penting untuk proses audio forensik, data rekaman memiliki peran penting untuk proses identifikasi. Keberhasilan identifikasi ditentukan oleh data, pada proses pengumpulan data, proses ini terbagi menjadi dua bagian yaitu data bukti dan data pembanding. Untuk rekaman bukti diperoleh dari lokasi kejadian (TKP), sedangkan untuk rekaman pembanding diperoleh dari individu yang diduga terlibat pada kasus tersebut. Perbaikan kualitas Bukti Kualitas rekaman bukti saat diperoleh terkadang tidak sesuai dengan yang diharapkan, hal ini dikarenakan rekaman suara bukti umumnya diperoleh pada kondisi dan lingkungan yang tidak ideal sehingga kualitas rekaman dengan amplitudo lemah dan berderau. Proses perbaikan kualitas sinyal menjadi perlu dilakukan agar proses identifikasi dapat berjalan dengan baik. Perbaikan 2.8-2

sinyal tentunya tidak menyebabkan informasi direkaman menjadi hilang ataupun berubah. Untuk itu perbaikan kualitas rekaman audio perlu mencermati kondisi seperti itu. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas rekaman berderau adalah dengan menggunakan filter digital atau filter adaptif. Identifikasi Identifikasi merupakan tahapan untuk mengetahui identitas berdasarkan kecocokan fitur, proses ini diawali dengan mengekstraksi suara per-kata setelah proses transcription. Dalam kawasan waktu sinyal rekaman suara ditunjukkan Gambar 3(a) serta nilai fitur hasil ekstraksi Gambar 3(b). Untuk proses ekstraksi dapat menggunakan metode MFCC, LPC dan lain sebagainya. Fitur yang telah diperoleh dibandingkan dengan sampel rekaman pembanding, kecocokan fitur dapat diartikan keduanya berasal dari individu yang sama dan sebaliknya ketidakcocokan berarti bukan dari individu yang sama. data juga perlu memperhatikan beberapa hal yaitu karakteristik rekaman bukti berupa sampling rate dan isi pembicaraan. Untuk pengambilan rekaman suara pembanding nilai sampling rate, dibuat sama dengan rekaman bukti, hal ini bertujuan agar fitur yang dihasilkan mempunyai nilai yang sama. Berikut ditunjukkan framework acquisisi rekaman pembanding. Tahapan proses acqusisi ditunjukkan pada Gambar 4, untuk tahapan tersebut terdiri atas ; Sampling Rate Acquisisi rekaman pembanding dilakukan dengan menggunakan sampling rate yang sama dengan rekaman bukti. (a) Rekaman suara dalam domain waktu (b) Fitur Formant Gambar 3 Rekaman suara dan fitur Hasil Identifikasi Reporting merupakan bagian dari hasil identifikasi, pada bagian ini keseluruhan proses dari awal hingga hasil akhir disajikan. Hal ini penting untuk dilakukan agar setiap proses dan tahapan dapat terdokumentasi dengan baik. Audio forensik merupakan proses ilmiah sehingga setiap proses dan hasil akhir dapat diulangi untuk memperoleh hasil yang sama. Framework Aquisisi Data Rekaman Audio Berdasarkan framework audio forensik, tahapan dari proses acquisisi perlu mendapat perhatian yang baik. Untuk framework acquisisi rekaman pembanding selain memperhatikan kaidah dari digital forensik data yang diambil atau digunakan berasal dari data asli dari sumber yang terpercaya [17]. Hal ini juga dilakukan untuk data sumber rekaman suara pembanding diambil rekaman yang bersifat known, artinya identitas individu berasal dari rekaman sumber yang telah terpercaya dan diketahui identitasnya [18]. Namun demikian proses pengambilan Gambar 4 Akuisisi Rekaman suara Penggunaan sampling rate yang sama menjadikan fitur yang didapat setelah proses ekstraksi akan identik antara rekaman bukti dan rekaman pembanding. Penggunaan sampling rate yang berbeda dapat menyebabkan fitur berbeda. Hal ini yang dihindari untuk proses pengambilan sampel rekaman pembanding. Transcription Pembicaraan Selain sampling rate, proses acquisisi rekaman pembanding juga memperhatikan transcription pembicaraan dari rekaman bukti. Tujuannya untuk mengambil sampel pembanding dengan ucapan yang sama dengan rekaman bukti. 2.8-3

2. Pembahasan Proses identifikasi identitas rekaman bukti sangat dipengaruhi oleh rekaman pembanding, selain ketepatan dugaan perlu didukung pula dengan pembuktian dan pengetahuan, dalam hal ini adalah pengolahan sinyal. Proses identifikasi dilakukan dengan membandingkan rekaman bukti dengan rekaman pembanding. Kesamaan pola ucapan didukung kesamaan ciri menjadi faktor keberhasilan proses identifikasi. Beberapa faktor penting untuk identifikasi didukung proses acquisisi berupa pengambilan sampel pembanding sama dengan rekaman pada bukti. Proses sampling rate merupakan pencuplikan data analog dengan nilai minimal dua kali frekuensi maksimum, sehingga nilai sampling rate paling rendah adalah 8 KHz. Nilai sampling rate sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kerapatan sinyal. Agar menjaga kesamaan fitur proses pengambilan rekaman pembanding memperhatikan sampling rate rekaman bukti. Langkah ini dilakukan agar kerapatan sinyal antara rekaman bukti dan pembanding sama. Rekaman suara bukti selain dapat memberikan petunjuk alur peristwa, juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi identitas individu. Untuk mengidentifikasi individu diperlukan rekaman suara pembanding. Proses pengambilan sampel pembanding dapat menggunakan text denpendent, yaitu sampel suara pembanding mengikuti kata yang terdapat direkaman bukti. Kecukupan jumlah bukti juga menjadi salah satu faktor keberhasilan suatu proses identifikasi. Sumber rekaman suara pembanding bersifat known dengan demikian rekaman tersebut diambil dari individu dengan identitas jelas. Pengambilan rekaman suara pada sampel video dimungkinkan untuk kondisi-kondisi tertentu. 3. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diambil simpulan sebagai berikut; Rekaman suara bukti dapat digunakan sebagai alat bukti dan diterima di pengadilan jika proses analisis dilakukan dengan menggunakan pendekatan ilmiah yaitu audio forensik Keaslian rekaman bukti dianalisis sebelum proses acqusisi rekaman pembanding dengan menggunakan ENF Electrical Network Frequency) atau spektrogram. Proses audio forensik diawali acqusisi dengan mengumpulkan rekaman bukti dan untuk rekaman pembanding diperoleh dengan memperhatikan karakteristik dari rekaman bukti. Untuk sinyal bukti berderau peningkatan kualitas dapat dilakukan dengan menghapus derau menggunakan filter adaptif. Pada proses ini derau yang dihapus tidak boleh menyebabkan informasi direkaman menjadi hilang. Kecukupan kata pada rekaman bukti diketahui dengan proses transcription. Pembuatan rekaman pembanding dilakukan dengan mengamati karakteristik rekaman bukti, mulai dari sampling rate hingga transcription pembicaraan dan jenis kata direkaman pembanding menggunakan text dependent. Daftar Pustaka [1] A. M. T. S. B. Adikari, S. Devadithya, A. R. S. T. Bandara, K. C. J. Dharmawardane, and K. C. B. Wavegedara, Application of Automatic Speaker Verification Techniques for Forensic Evidence Evaluation, no. August, pp. 444 448, 2014. [2] J. Franco pedroso, F. Espinoza cuadros, and J. Gonzalez rodriguez, Formant Trajectories in Linguistic Units for Text- Independent Speaker Recognition, Biometrics (ICB), Int. Conf., pp. 1 6, 2013. [3] H. Zhao, Audio Recording Location Identification Using Acoustic Environment Signature, vol. 8, no. 11, pp. 1746 1759, 2013. [4] F. Olajide, N. Savage, and C. Shoniregun, Digital Forensic Research - The Analysis of User Input on Volatile Memory of Windows Application, pp. 231 238, 2012. [5] Nakhat Fatima and T. F. Zheng, Short Utterance Speaker Recognition, no. Icsai, pp. 1746 1750, 2012. [6] H. Malik and H. Farid, Audio Forensics From Acoustic Reverberation, pp. 1710 1713, 2010. [7] H. Malik, Acoustic Environment Identification and Its Applications to Audio Forensics, IEEE Trans. Inf. Forensics Secur., vol. 8, no. 11, pp. 1827 1837, Nov. 2013. [8] S. Tripathi and S. Bhatnagar, Speaker Recognition, 2012 Third Int. Conf. Comput. Commun. Technol., pp. 283 287, Nov. 2012. [9] H. B. Kekre, V. A. Bharadi, A. R. Sawant, O. Kadam, P. Lanke, and R. Lodhiya, Speaker Recognition using Vector Quantization by MFCC and KMCG Clustering Algorithm, Commun. Inf. Comput. Technol. (ICCICT), IEEE, pp. 1 5, 2012. [10] A. K. Shrivastava, N. Payal, A. Rastogi, and A. Tiwari, Digital Forensic Investigation Development Model, Int. Conf. Comput. Intell. Commun. Networks, 2013. [11] R. C. Maher, Audio Forensic Examination, Ieee Signal Processing Magazine, no. March, pp. 84 94, 2009. [12] H. Zhao and H. Malik, Audio Forensics Using Acoustic Environment Traces, pp. 373 376, 2012. [13] I. O. Ademu, C. O. Imafidon, and D. S. Preston, A New Approach of Digital Forensic Model for Digital Forensic Investigation, Int. J. Adv. Comput. Sci. Appl., vol. 2, no. 12, pp. 175 178, 2011. [14] R. R. Huizen, N. K. D. A. Jayanti, and D. P. Hostiadi, Analisis Pengaruh Sampling Rate Dalam Melakukan Identifikasi Pembicara Pada Rekaman Audio, Konf. Nas. Sist. Inform., pp. 9 10, 2015. [15] H. Ibrahim, H. G. Yavuzcan, and M. Ozel, Digital forensics : An Analytical Crime Scene Procedure Model ( ACSPM ), Forensic Sci. Int., vol. 233, no. 1 3, pp. 244 256, 2013. [16] R. Garg, S. Member, A. L. Varna, A. Hajj-ahmad, and M. Wu, Seeing ENF : Power-Signature-Based Timestamp for Digital Multimedia via Optical Sensing and Signal Processing, vol. 8, no. 9, pp. 1 16, 2013. [17] A. A. M. Abushariah, T. S. Gunawan, and J. Chebil, Voice Based Automatic Person Identification System Using Vector Quantization, no. July, pp. 3 5, 2012. [18] G. R. Botha and E. Barnard, Factors that affect the accuracy of text-based language identification, Comput. Speech Lang., vol. 26, no. 5, pp. 307 320, Oct. 2012. Biodata Penulis Roy Rudolf Huizen, Memperoleh gelar Magister Teknik (M.T) Program Pasca Sarjana Magister Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, lulus tahun 2006. Saat ini menjadi Dosen di STIKOM Bali. 2.8-4

Ni Ketut Dewi Ari Jayanti M.Kom, memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.), Jurusan Teknik Informatika Universitas Gunadarma, Jakarta, lulus tahun 2001. Memperoleh gelar Magister Ilmu Komputer (M.Kom) Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Komputer Universitas Indonesia Jakarta, lulus tahun 2008. Saat ini menjadi Dosen di STIKOM Bali. Dandy Pramana Hostiadi, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Sistem Komputer STMI K STIKOM Bali, lulus tahun 2010. Memperoleh gelar Magister Teknik (M.T) Program Pasca Sarjana Magister Teknik Elektro Universitas Udayana Bali, lulus tahun 2014. Saat ini menjadi Dosen di STIKOM Bali 2.8-5

2.8-6