Pembuatan Prototype Speaker Diarization

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pembuatan Prototype Speaker Diarization"

Transkripsi

1 Pembuatan Prototype Speaker Diarization Samuel Enrico Wijaya Nur Ulfa Maulidevi Dessi Puji Lestari Abstrak - File suara mengandung banyak informasi di dalamnya seperti identitas pembicara dan pembicaraannya. Akan tetapi sulit menarik informasi dari file suara dengan banyak informasi di dalamnya. Semisal ada suatu file suara yang didalamnya terdapat banyak pembicara. Butuh waktu dan tenaga yang besar untuk memisahkan atau mengetahui bagian pembicaraan yang diucapkan oleh pembicara tertentu. Untuk mengatasi hal itu speaker diarization adalah salah satu solusinya. Speaker diarization adalah suatu metode pengolahan file suara untuk mengelompokan file suara tersebut berdasar pembicara dan waktu berbicaranya. Dengan metode ini maka penyimpanan maupun pengolahan file suara menjadi lebih efisien. Kata kunci: suara, informasi, speaker diarization. I. LATAR BELAKANG Media suara adalah salah satu media penyimpanan file yang banyak digunakan manusia. Media ini sering ditemui sebagai media pencatatan wawancara, pencatatan rapat, dan lain-lain [1]. Media ini memiliki keunggulan dibanding media lain. Bila dibandingkan dengan media tulisan, media ini lebih gampang untuk dibuat dan mengandung informasi yang akurat. Bila dibandingkan dengan media video, ukuran file suara relatif lebih kecil [2]. Namun file suara juga memiliki kekurangan, salah satunya adalah banyaknya informasi yang terkandung di dalam file tersebut. Dengan adanya banyak informasi tersebut, proses pencarian suatu informasi dari file suara tersebut pun menjadi sulit. Semisal ada file suara berisi empat orang sedang berbicara di dalamnya, bila dicari data hanya dari satu pembicara saja, dicari secara manual dimana orang terebut berbicara, atau bahkan harus mendengar seluruh isi dari file suara tersebut. Untuk mengatasi hal itu, ada sebuah metode yang dinamakan speaker diarization. Speaker diarization adalah metode untuk menentukan siapa berbicara pada waktu yang mana pada suatu file suara [3]. File suara yang tadinya merupakan gabungan dari banyak pembicara, dapat dipisahkan berdasarkan pembicara dan waktu berbicaranya dengan memanfaatkan metode ini. Dengan adanya metode ini, pencarian data dari file suara pun dapat dipermudah. Selain itu ukuran dari file suara yang disimpan pun dapat dikurangi dengan menghapus pembicara yang dianggap tidak penting dan tidak ingin disimpan. Disamping fungsinya tersebut, speaker diarization bisa juga digunakan sebagai preprocessing dalam pemrosesan lain file suara seperti speech recognition. Tahap speaker diarization dianggap dapat membantu meningkatkan performa dari speech recognition [4]. Karenanya proses speaker diarization memiliki peran yang cukup penting dalam pemrosesan suara. Akurasi dan performa dari speaker diarization mempengaruhi akurasi dan performa dari tahap selanjutnya dalam pemrosesan file suara. II. SPEAKER DIARIZATION Telah banyak penelitian terkait dengan speaker diarization. Berikut adalah beberapa contoh penelitian terkait dengan speaker diarization: A. On the Use of Spectral and Iterative Methods for Speaker Diarization Dalam makalahnya, Shum [5] membagi speaker diarization menjadi tahapan-tahapan seperti Gambar 1 berikut: Gambar 1 Tahapan Speaker Diarization menurut Shum Pada tahap segmentasi, file suara dibagi menjadi segmensegmen kecil. Segmen-segmen ini memiliki durasi bervariasi, dengan maksimal durasi adalah satu detik. Pemotongan ini dapat dibilang kasar, karenanya segmen awal ini dapat memiliki pembicaraan dari beberapa pembicara. Tahap kedua adalah clustering. Pada tahap ini, ada dua metode yang digunakan. Metode pertama adalah k-means dengan dasar cosine distance dan yang kedua adalah spectral clustering. Hasil dari eksperimen tersebut dapat dilihat pada gambar. Gambar 2 merupakan hasil eksperimen dengan jumlah pembicara diketahui, dan Gambar 3 merupakan hasil eksperimen dengan jumlah pembicara yang belum diketahui X/

2 Tahap ini menggunakan Bayesian Information Criterion sebagai dasarnya. Hasil eksperimen ini dapat dilihat pada Gambar 5 dan Gambar 6 berikut: Gambar 2 Hasil eksperimen oleh Shum [5] Gambar 5 Hasil Eksperimen 1 oleh Reynolds [6] Gambar 3 Hasil eksperimen oleh Shum [5] B. Approaches and Applications of Audio Diarization Dalam makalahnya, Reynold [6] membagi speaker diarization menjadi tahapan-tahapan seperti Gambar 4 berikut: Gambar 6 Hasil Eksperimen 2 oleh Reynolds [6] Pada Gambar 6, label LIMSI adalah eksperimen dengan mengaplikasikan cluster recombination. Label MITLL menggunakan model dari suara penyiar untuk clustering. ICSI- SRI menggunakan batasan sebagai stopping criterion. CUED menggunakan top-down clustering dan AHS distance. Gambar II.7 adalah penjabaran dari MITLL. III. PEMBUATAN PROTOTYPE Alur kerja prototype terdiri dari 4 langkah utama,yaitu Segmentasi dan Ekstraksi Fitur, Voice Activity Detection, Clustering, dan Post Processing. Sedangkan alur eksperimen pada tugas akhir adalah alur dari pengujian prototype yang dibuat, sehingga ada dua tahap tambahan yaitu Pelabelan dan Penghitungan Akurasi. Dua tahap ini bertujuan untuk menghitung akurasi dari prototype yang telah dibuat. Untuk lebih jelasnya, alur kerja eksperimen dapat dilihat pada Gambar 7 berikut: Gambar 4 Komponen kunci Speaker Diarization [6] Tahap speech detection menghilangkan bagian non speech pada file suara. File suara yang sudah dihilangkan bagian non speech nya selanjutnya masuk ke tahap change detection. Pada tahap ini, dicari titik-titik pada file suara yang dianggap merupakan titik pergantian antara pembicara. Sex/ Bandwidth Classification bertujuan mengelompokkan segmen-segmen kedalam kelompok yang berdasar jenis kelamin (pria / perempuan) dan berdasar bandwidth (tinggi, seperti studio atau rendah, seperti telepon). Setelah itu segmensegmen tersebut dimasukkan ke tahap clustering. Idealnya, tahap ini menghasilkan satu cluster untuk satu pembicara. Gambar 7 Alur kerja eksperimen 271

3 Dalam kegiatan pemrosesan suara dan pembelajaran mesin, ada beberapa tools yang dapat digunakan. Dengan adanya tools tersebut, pengerjaan dari pemrosesan suara dan pembelajaran mesin menjadi lebih mudah. Beberapa tools tersebut antara lain adalah Corel Video Studio X2, Cool Edit Pro, Jaudio, dan WEKA. Peran dari masing-masing tools tersebut dapat dilihat pada Gambar 8 berikut: Gambar 8 Penggunaan tools pada alur eksperimen A. Pelabelan Pelabelan data ini dibagi menjadi dua langkah utama. Langkah pertama adalah mendengarkan file berbentuk video untuk diambil waktu perkiraan pergantian pembicara, serta untuk mengetahui siapa pembicaranya. Pada tahap ini Corel Video Studio digunakan untuk membuka file video serta menghapus overlapping yang dianggap mengganggu. Langkah kedua adalah dengan menggunakan aplikasi Cool Edit Pro. Dengan menggunakan aplikasi ini, pergantian pembicara kadang dapat terlihat cukup jelas pada spektrum suara. Selain itu dengan menggunakan aplikasi ini, didapatkan label yang mencapai satuan milisecond sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan. Waktu pergantian tersebut lalu dicatat dalam sebuah file yang nantinya menjadi kunci untuk menguji akurasi prototype yang dibuat. Contoh file tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 berikut: Tabel 1 Label yang disimpan pada file Waktu Mulai Waktu Selesai Speaker a b d b c b a c Pada Tabel 1, kolom pertama menunjukan waktu mulai, kolom kedua menujukkan waktu selesai, dan kolom ketiga menunjukkan nomor pembicara. Pada baris pertama, terlihat bahwa pembicara 1 berbicara pada menit ke 14 detik ke 36 milisecond ke 231 sampai ke menit ke 16 detik ke 53 milisecond ke 636. B. Segmentasi dan Ekstraksi Fitur Pada prototype yang dibuat, tahap segmentasi dan pengambilan fitur dilakukan secara bersamaan. Karena gelombang suara selalu berubah setiap waktu, maka diperlukan tahap segmentasi ini. File suara yang tadinya berupa suatu file panjang diubah menjadi potongan-potongan kecil. Durasi dari segmen ini dapat bervariasi, tetapi biasanya digunakan durasi sekitar 20-40ms [7], hal ini dikarenakan durasi tersebut dianggap tidak terlalu pendek sehingga data yang didapat dianggap mewakili, dan tidak terlalu panjang sehingga data dianggap belum mengalami perubahan yang signifikan. Prototype ini menggunakan segmen sebesar 32ms. Durasi tersebut diambil karena durasi tersebut dianggap titik tengah dari 20-40ms. Pada setiap segmen dilakukan pengekstrakan fitur. Ada dua jenis fitur yang diambil dalam prototype ini, yaitu energi dan MFCC. Energi berguna untuk menandai voice activity yang terdapat di dalam suatu file suara. Untuk MFCC, ada 26 fitur yang diambil,yaitu 13 buah MFCC dan 13 turunannya. Hal ini dilakukan karena fitur tersebut dianggap yang paling mewakili karakteristik tiap pembicara sehingga dapat didapatkan perbedaan antara tiap pembicara. Segmentasi dan pengambilan fitur dilakukan dengan menggunakan Jaudio. Hasil dari ekstraksi fitur menggunakan Jaudio ini berupa sebuah file ARFF. File ini akan menjadi masukan ke tahap berikutnya. C. Voice Activity Detection Voice activity detection bertujuan membedakan bagian mana pada suatu file suara yang merupakan bagian pembicaraan dan mana yang bukan. Voice activity detection menggunakan fitur-fitur suara seperti energi sebagai alat bantunya. Dalam pemrosesannya, voice activity detection dapat menggunakan heuristic model, maupun statistical model seperti supervised learning atau unsupervised learning [8]. Pada prototype yang dibuat, ada dua macam voice activity detection yang dilakukan. Yang pertama adalah voice activity detection dengan menggunakan dua kali clustering dan yang kedua adalah menggunakan clustering dengan jumlah cluster +1. Pada dua kali clustering, pertama-tama data dikelompokkan dengan menggunakan fitur energi sebagai acuannya. Pengelompokan itu menghasilkan dua cluster, dimana satu cluster merupakan voice activity dan 1 cluster merupakan non voice. Setelah itu barulah dilakukan clustering dengan menggunakan fitur MFCC sebagai acuan. Pada clustering dengan jumlah cluster +1, tambahan 1 cluster mewakili bagian non voice pada file suara. D. Clustering Clustering dilakukan dengan menggunakan bantuan WEKA. Fitur-fitur yang didapatkan dari tiap segmen tersebut dijadikan file ARFF lalu dimasukkan ke WEKA. Algoritma clustering yang digunakan adalah k-means. Pada tahap inilah pengelompokan file suara menjadi masing-masing pembicaranya dilakukan. Dengan menggunakan fitur MFCC yang telah diekstrak sebelumnya, tiap cluster dianggap mewakili masing-masing pembicara yang ada. 272

4 E. Post Processing Setelah melalui tahap clustering, segmen-segmen terkumpul menjadi beberapa cluster bergantung pada nilai atributnya. Akan tetapi, masing-masing cluster tersebut dapat memiliki data pencilan. Data pencilan yang ada merupakan segmen yang dianggap salah dikelompokkan. Hal ini dapat dilihat dari adanya kehomogenan data berurutan dengan jumlah yang sedikit. Tabel 2 Segmen# Contoh hasil clustering Cluster Semisal Tabel 2 merupakan hasil dari clustering. Segmen 8 dan segmen 9 dianggap data pencilan, karena hanya merupakan 2 data homogen berurutan. Karena 1 buah segmen memiliki durasi 32ms, 2 segmen memiliki durasi 64ms. Durasi terebut dirasa terlalu pendek bagi seseorang untuk melakukan pembicaraan. Karena itu segmen 8 dan segmen 9 diganti nilainya dengan nilai lain yang dianggap merupakan kelompok sebenarnya dari segmen tersebut. Saat pelabelan manual, terkadang didapatkan durasi pembicaraan yang cukup pendek. Nilai itu lalu dijadikan batasan durasi paling pendek dari kehomogenan kumpulan segmen. Nilai yang diambil adalah 17 segmen atau 544 milisecond. Bila ada kumpulan segmen homogen dengan panjang kurang dari 17 segmen, kumpulan tersebut diganti nilainya dengan nilai lain. Nilai pengganti tersebut adalah modus dari 16 segmen sebelum kumpulan dan 16 segmen setelah kumpulan. Pada tahap ini, dibuat sebuah program sederhana dalam bahasa java untuk menjalankan proses post processing. F. Penghitungan Akurasi Penghitungan akurasi pada tugas akhir ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil clustering dengan label yang diberikan manual pada tahap awal.. Selain itu, penghitungan ini juga dilakukan dengan cara permutasi. Permutasi dilakukan karena adanya ambiguitas pada label cluster hasil clustering pada WEKA. Permutasi merupakan semua kemungkinan yang ada dari data yang ada dengan tidak adanya data kembar. Jika diberikan data 123, hasil permutasinya adalah 123, 132, 213, 231, 312, dan 321. Tabel 3 Permutasi Penjelasan permutasi Speaker a b C Tabel 3 menggambarkan bagaimana permutasi digunakan dalam tugas akhir ini. Label a, b, dan c merupakan label yang didapat dari pemberian label secara manual. Label 1, 2, dan 3 merupakan label yang didapat dari hasil clustering. Pada permutasi 213, cluster 2 diartikan speaker a, cluster 1 diartikan speaker b, cluster 3 diartikan speaker c. IV. HASIL EKSPERIMEN Pada eksperimen ini, ada 6 buah skenario yang dilakukan. Masing-masing skenario tersebut dijalankan pada 3 macam fitur. Fitur pertama adalah 13 MFCC beserta 13 turunannya, yang kedua adalah 4 buah MFCC, dan yang terakhir adalah 1 buah MFCC. Skenario tersebut dapat dilihat pada Tabel 4 berikut: Tabel 4 Skenario eksperimen Skenario VAD Post Processing 1 Tidak Tidak 2 Tidak Ya 3 Cluster +1 Tidak 4 Cluster +1 Ya 5 Dua kali clustering Tidak 6 Dua kali clustering Ya Untuk skenario 1, tidak ada proses Voice Activity Detection dan Post Processing yang dilakukan. Skenario ini merupakan skenario dasar untuk melihat seberapa besar pengaruh metode yang lain terhadap akurasi yang didapat. Skenario 2 merupakan skenario tanpa menggunakan VAD tetapi menggunakan Post Processing. Skenario 3 dan 4 merupakan skenario dengan metode penambahan 1 cluster pada VAD. Pada model ini ada penambahan cluster dengan nilai 1. Cluster tersebut dianggap mewakili non voice yang terdapat dalam file suara. Setelah dilakukan clustering, cluster dengan anggota terendah dihilangkan karena cluster itu dianggap mewakili non voice pada file suara. Perbedaan dari skenario 3 dan 4 adalah pada skenario 3 tidak dilakukan post processing, sedangkan pada skenario 4 dilakukan post processing. Skenario 5 dan 6 merupakan skenario dengan metode dua kali clustering pada VAD. Pada skenario ini, ada dua tahap 273

5 clustering, yaitu dengan menggunakan energi sebagai acuannya dan dengan MFCC. Clustering tahap pertama dilakukan untuk mengetahui segmen mana saja yang merupakan voice activity dan mana yang bukan. Segmen yang merupakan non voice activity, tidak diikutkan ke dalam penghitungan akurasi karena dianggap sebagai non voice activity. Sedangkan segmen yang merupakan voice activity diteruskan ke tahap berikutnya. Pembedaan mana yang merupakan non voice activity dan yang bukan didapat dari jumlah anggota cluster. Jumlah yang lebih sedikit dianggap non voice activity. Fitur Tabel 5 Akurasi Pada Semua Fitur Akurasi Maksimal MFCC MFCC MFCC Pada Tabel 5, dapat terlihat bahwa akurasi paling besar didapat pada skenario 4 dengan fitur 13 MFCC dan 13 turunannya. Akurasi yang didapat mencapai 48.8%. VAD dan post processing memberikan perubahan pada akurasi yang didapat. Ada peningkatan dan pengurangan akurasi, bergantung pada metode yang digunakan. Tabel 6 Fitur 13MFCC 4MFCC 1MFCC Perbedaan akurasi masing-masing skenario VAD tidak post processing ya tanpa VAD VAD cluster VAD clustering 2x tanpa VAD VAD cluster VAD clustering 2x tanpa VAD VAD cluster VAD clustering 2x Tabel 6 merupakan perbedaan (delta) dari akurasi yang didapat, dibandingkan dengan skenario 1 (tanpa VAD tanpa post processing). Perbedaan paling besar didapat pada metode VAD dengan cluster+1 dan menggunakan post processing. Secara keseluruhan, post processing berhasil meningkatkan akurasi yang didapat, dibanding bila tidak menggunakannya. Hal ini dikarenakan adanya data pencilan yang jumlahnya tidak sedikit pada hasil clustering. Karenanya dengan mengganti nilai dari data pencilan tersebut, akurasi yang didapatkan cenderung meningkat. V. PENUTUP Pada eksperimen ini, fitur yang menghasilkan akurasi paling besar adalah fitur 13 MFCC dan 13 turunannya. Skenario yang menghasilkan akurasi terbaik adalah dengan menggunakan VAD metode cluster +1 yaitu penambahan jumlah cluster dengan nilai 1. Tambahan nilai tersebut akan mewakili non voice yang terdapat pada file. Selain itu, metode post processing juga dilakukan pada skenario ini. Akurasi yang didapat mencapai 48.8%. Mungkin akurasi ini dapat meningkat dengan menggunakan fitur-fitur suara lain sebagai acuan clustering, seperti Linear Frequency Cepstral Coefficients (LFCC), Perceptual Linear Predictors (PLP), dan Linear Predictive Coding (LPC). Tahap post processing diperlukan karena pada hasil clustering, kadang ditemukan data pencilan yang dapat mengurangi akurasi yang didapat. Pada eksperimen ini tahap ini berhasil meningkatkan akurasi sampai dengan 17%. REFERENSI [1] Stolcke, A., Shriberg, E., Vergyri, D., & Tur, G. (n.d.). Meeting Recognition and Understanding. Retrieved August 12, 2015, from [2] Johnson, M. (2000). Interactive Design 1. Columbia University - School of the Arts. [3] Miro, X. A., Bozonnet, S., Evans, N., Fredouille, C., Friedland, G., dan Vinyals, O. (2012). Speaker diarization: A Review of Recent Research. IEEE Transactions On Audio, Speech, And Language Processing Vol20, [4] Fu, R. (2009). Robust Speaker diarization for Single Channel Recorded Meetings. PhD thesis, University of York: UK. [5] Shum, S., Dehak, N., & Glass, J. (2012). On the use of spectral and iterative methods for speaker diarization. System, 1(w2), 2. [6] Reynolds, D. A., dan Torres-Carrasquillo,P.(2005) Approaches and Applications of Audio Diarization. IEEE International Conference on Acoustics, Speech, and Signal Processing Vol5, [7] Lyons, J. (n.d.). Guide mel frequency cepstral coefficients mfccs. Retrieved August 12, 2015, from [8] Kola, J., Wilson, C. E., dan Pruthi, T Voice activity Detection. Maryland Engineering Research Internship Teams. Biosystems Internships for Engineers. University of Maryland. 274

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wicara atau ucapan adalah cara berkomunikasi yang paling sederhana dan sering digunakan oleh manusia. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, proses komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengenalan kata merupakan salah satu fungsi dari

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengenalan kata merupakan salah satu fungsi dari BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Proses pengenalan kata merupakan salah satu fungsi dari voice recognition. Voice recognition dibagi menjadi dua jenis, yaitu speech recognition dan speaker

Lebih terperinci

Pengenalan Pembicara dengan Ekstraksi Ciri MFCC Menggunakan Kuantisasi Vektor (VQ) Yoyo Somantri & Erik Haritman dosen tek elektro fptk UPI.

Pengenalan Pembicara dengan Ekstraksi Ciri MFCC Menggunakan Kuantisasi Vektor (VQ) Yoyo Somantri & Erik Haritman dosen tek elektro fptk UPI. Pengenalan Pembicara dengan Ekstraksi Ciri MFCC Menggunakan Kuantisasi Vektor (VQ) Yoyo Somantri & Erik Haritman dosen tek elektro fptk UPI. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya teknologi telekomunikasi, internet menjadi sesuatu yang tidak lagi sulit dan mahal. Kemudahan ini menyebabkan internet dipenuhi berbagai

Lebih terperinci

udara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar.

udara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar. BAB II DASAR TEORI 2.1 Suara (Speaker) Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitudo tertentu melalui media perantara yang dihantarkannya seperti media air, udara maupun

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI CAMPURAN NADA PADA SUARA PIANO MENGGUNAKAN CODEBOOK

IDENTIFIKASI CAMPURAN NADA PADA SUARA PIANO MENGGUNAKAN CODEBOOK IDENTIFIKASI CAMPURAN NADA PADA SUARA PIANO MENGGUNAKAN CODEBOOK Ade Fruandta dan Agus Buono Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor Jl. Meranti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengenalan ucapan (speech recognition) merupakan sistem yang dirancang untuk dapat mengenali sinyal suara, sehingga menghasilkan keluaran berupa tulisan. Input dari

Lebih terperinci

Rekognisi Pengucap Forensik Forensic Speaker Recognition

Rekognisi Pengucap Forensik Forensic Speaker Recognition Rekognisi Pengucap Forensik Forensic Speaker Recognition Untuk Komunitas: Lingkar Soca 28 Februari 2016 Oleh: Miranti Indar Mandasari, ST., MT. Institut Teknologi Bandung, Indonesia Radboud University

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang pesat pada akhir-akhir ini mengingat perkembangan teknologi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang pesat pada akhir-akhir ini mengingat perkembangan teknologi yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecerdasan buatan (artificial intelligence) merupakan bidang yang berkembang pesat pada akhir-akhir ini mengingat perkembangan teknologi yang mengarah kepada bidang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Manusia dianugrahi oleh Tuhan dua telinga yang memiliki fungsi untuk menangkap sinyal-sinyal suara. Namun untuk mengoptimalkan dari fungsi telinga tersebut manusia harus belajar

Lebih terperinci

BIOMETRIK SUARA DENGAN TRANSFORMASI WAVELET BERBASIS ORTHOGONAL DAUBENCHIES

BIOMETRIK SUARA DENGAN TRANSFORMASI WAVELET BERBASIS ORTHOGONAL DAUBENCHIES Agustini, Biometrik Suara Dengan Transformasi Wavelet 49 BIOMETRIK SUARA DENGAN TRANSFORMASI WAVELET BERBASIS ORTHOGONAL DAUBENCHIES Ketut Agustini (1) Abstract: Biometric as one of identification or recognition

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini menjelaskan tentang analisa data, rancangan sistem, dan skenario pengujian. Bagian analisa data meliputi data penelitian, analisis data, data preprocessing.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN SIMULASI DAN ANALISIS PEMANTAUAN KAMAR PASIEN RAWAT INAP DENGAN DETEKSI DAN KLASIFIKASI SINYAL AUDIO 1

BAB I PENDAHULUAN SIMULASI DAN ANALISIS PEMANTAUAN KAMAR PASIEN RAWAT INAP DENGAN DETEKSI DAN KLASIFIKASI SINYAL AUDIO 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasien rawat inap di rumah sakit membutuhkan perawatan yang intensif dari dokter atau perawat. Hal ini dilakukan dengan memantau kesehatan pasien secara fisik dan psikologi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI UCAPAN WARNA MENGGUNAKAN LPC (LINIER PREDICTIVE CODE ) DAN KELOMPOK PEMILIHAN BOBOT

IDENTIFIKASI UCAPAN WARNA MENGGUNAKAN LPC (LINIER PREDICTIVE CODE ) DAN KELOMPOK PEMILIHAN BOBOT TELEMATIKA, Vol. 14, No. 01, APRIL, 2017, Pp. 68 73 ISSN 1829-667X IDENTIFIKASI UCAPAN WARNA MENGGUNAKAN LPC (LINIER PREDICTIVE CODE ) DAN KELOMPOK PEMILIHAN BOBOT Heriyanto, Oliver Samuel Simanjuntak

Lebih terperinci

PENGENALAN SUARA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN MODEL PROPAGASI BALIK

PENGENALAN SUARA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN MODEL PROPAGASI BALIK ABSTRAK PENGENALAN SUARA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN Dosen Jurusan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar Pada penelitian ini dibuat sebuah sistem pengenalan suara manusia dengan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI. mahasiswa Binus University secara umum. Dan mampu membantu

ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI. mahasiswa Binus University secara umum. Dan mampu membantu BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 3.1. Analisa Sistem 3.1.1. Sejarah Umum Perusahaan Binus Learning Community adalah komunitas belajar binus yang berada dibawah sub unit mentoring Student

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan pemprosesan sinyal suara. Berbeda dengan speech recognition

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan pemprosesan sinyal suara. Berbeda dengan speech recognition BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Speaker recognition adalah salah satu bidang pengenalan pola yang berkaitan dengan pemprosesan sinyal suara. Berbeda dengan speech recognition yang mengenali kata atau

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Genre musik adalah pengelompokan musik sesuai dengan kemiripan satu dengan yang lain, seperti kemiripan dalam hal frekuensi musik, struktur ritmik, dan konten harmoni. Genre

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghasilkan suara yang enak untuk didengar.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghasilkan suara yang enak untuk didengar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman, teknologi yang sekarang banyak digunakan untuk membantu pekerjaan manusia pun juga semakin berkembang pesat. Bukan hanya teknologi

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN WICARA BERDASARKAN CEPSTRUM. Ivanna K. Timotius, Danie Kurniawan. Intisari

SISTEM PENGENALAN WICARA BERDASARKAN CEPSTRUM. Ivanna K. Timotius, Danie Kurniawan. Intisari SISTEM PENGENALAN WICARA BERDASARKAN CEPSTRUM SISTEM PENGENALAN WICARA BERDASARKAN CEPSTRUM Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Program Studi Teknik Elektro, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Bosma dkk. (1965), menemukan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Bosma dkk. (1965), menemukan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Orang tua memiliki keinginan yang mendalam untuk menenangkan bayinya yang gelisah, tidak berdaya, dan frustrasi akibat menangis terus menerus (Dunstan, 2012).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berikut merupakan desain penelitian yang akan digunakan pada proses penelitian penerapan Hidden Markov Models : 40 Studi Literatur dan Kepustakaan Rumusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam kegiatan pengumpulan data untuk penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data studi pustaka, dimana pada metode ini kegiatan yang dilaksanakan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Pendeteksi Suara Tangisan Bayi

Rancang Bangun Aplikasi Pendeteksi Suara Tangisan Bayi A476 Rancang Bangun Aplikasi Pendeteksi Suara Tangisan Bayi Welly Setiawan Limantoro, Chastine Fatichah, dan Umi Laili Yuhana Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas dan efisiensi kerja tercapai. STIKOM Surabaya merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas dan efisiensi kerja tercapai. STIKOM Surabaya merupakan salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Solusi pemanfaatan teknologi komputer sebagai alat bantu dalam mendukung kegiatan operasional suatu bidang usaha memudahkan manusia dalam mendapatkan data atau

Lebih terperinci

Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia

Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia Tjong Wan Sen #1 # Fakultas Komputer, Universitas Presiden Jln. Ki Hajar Dewantara, Jababeka, Cikarang 1 wansen@president.ac.id Abstract Pengenalan ucapan

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Permainan labirin merupakan salah satu pilihan permainan untuk mengisi waktu luang. Permainan Labirin atau Maze merupakan suatu permainan dengan sebuah area

Lebih terperinci

SISTEM PENGOLAHAN SUARA MENGGUNAKAN ALGORITMA FFT (FAST FOURIER TRANSFORM)

SISTEM PENGOLAHAN SUARA MENGGUNAKAN ALGORITMA FFT (FAST FOURIER TRANSFORM) SISTEM PENGOLAHAN SUARA MENGGUNAKAN ALGORITMA FFT (FAST FOURIER TRANSFORM) Harun Sujadi 1, Ii Sopiandi 2, Agis Mutaqin 3 1,2,3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Majalengka

Lebih terperinci

Suara bisa dibuat database engine untuk pengenalan kata. Dengan aplikasi ini, dapat secara otomatis melakukan transkripsi suara, sehingga dapat mengur

Suara bisa dibuat database engine untuk pengenalan kata. Dengan aplikasi ini, dapat secara otomatis melakukan transkripsi suara, sehingga dapat mengur PEMBENTUKAN BASIS DATA UCAPAN DALAM BAHASA INDONESIA DAN PENGKODEANNYA BERDASARKAN LINEAR PREDICTIVE CODING (LPC) Elly Oktarina zonalee_cho@yahoo.com Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Pondok

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

Apa itu is K-Nearest Neighbor (KNN) Algorithm?

Apa itu is K-Nearest Neighbor (KNN) Algorithm? K-Nearest Neighbor Pendahuluan K-Nearest Neighbour atau KNN adalah salah dari algoritma instance based learning atau case-based reasoning. Definisi case based reasoning: KNN digunakan dalam banyak aplikasi

Lebih terperinci

SISTEM AKSES BUKU PERPUSTAKAAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS ANDALAS MENGGUNAKAN APLIKASI PENGENALAN WICARA DENGAN METODA MFCC-VQ dan SSE

SISTEM AKSES BUKU PERPUSTAKAAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS ANDALAS MENGGUNAKAN APLIKASI PENGENALAN WICARA DENGAN METODA MFCC-VQ dan SSE SISTEM AKSES BUKU PERPUSTAKAAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS ANDALAS MENGGUNAKAN APLIKASI PENGENALAN WICARA DENGAN METODA MFCC-VQ dan SSE TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan terhadap gelombang suara. Pengenalan gelombang suara yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan terhadap gelombang suara. Pengenalan gelombang suara yang sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi memungkinkan kita untuk melakukan suatu pengenalan terhadap gelombang suara. Pengenalan gelombang suara yang sudah sering diimplementasikan adalah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... i. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... i. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii BAB I PENDAHULUAN... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang... Error! Bookmark

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. aman semakin diperlukan untuk menjamin keamanan data. Berbagai solusi proteksi

Bab 1. Pendahuluan. aman semakin diperlukan untuk menjamin keamanan data. Berbagai solusi proteksi 1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Di era teknologi informasi khususnya internet, keberadaan sistem proteksi yang aman semakin diperlukan untuk menjamin keamanan data. Berbagai solusi proteksi tersedia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat hubungan langsung antara musik dan emosi (Samira Pouyanfar, dkk,

BAB I PENDAHULUAN. terdapat hubungan langsung antara musik dan emosi (Samira Pouyanfar, dkk, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan sarana yang ampuh dan memiliki banyak kebaikan bagi tubuh dan jiwa manusia, musik dapat menenangkan bahkan membangkitkan semangat seseorang yang mendengarkan

Lebih terperinci

Proses mengelompokkan suatu set objek ke dalam kelompok-kelompok objek yang sejenis. Bentuk yang paling umum digunakan adalah unsupervised learning

Proses mengelompokkan suatu set objek ke dalam kelompok-kelompok objek yang sejenis. Bentuk yang paling umum digunakan adalah unsupervised learning CLUSTERING DEFINISI Clustering : Proses mengelompokkan suatu set objek ke dalam kelompok-kelompok objek yang sejenis Bentuk yang paling umum digunakan adalah unsupervised learning # Unsupervised learning

Lebih terperinci

EKSTRAKSI FITUR SITUS BERITA ONLINE UNTUK KALEIDOSKOP BERITA TAHUNAN

EKSTRAKSI FITUR SITUS BERITA ONLINE UNTUK KALEIDOSKOP BERITA TAHUNAN EKSTRAKSI FITUR SITUS BERITA ONLINE UNTUK KALEIDOSKOP BERITA TAHUNAN Afri Yosela Putri 1, Faisal Rahutomo 2, Ridwan Rismanto 3 1, 2, 3 Jurusan Teknologi Informasi, Program Studi Teknik Informatika, Politeknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan metode penelitian sebagai berikut: 1) Pengumpulan Data Tahap ini dilakukan sebagai langkah awal dari suatu penelitian. Mencari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 60 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah tahapan atau gambaran yang akan dilakukan dalam penelitian. Desain penelitian dibuat untuk memudahkan pelaksanaan tahaptahap

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION DALAM MENGENALI SUARA MANUSIA UNTUK KENDALI QUADROTOR

PENGGUNAAN ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION DALAM MENGENALI SUARA MANUSIA UNTUK KENDALI QUADROTOR PENGGUNAAN ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION DALAM MENGENALI SUARA MANUSIA UNTUK KENDALI QUADROTOR Veronica Indrawati 1, Yudianto Gunawan 2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Surabaya

Lebih terperinci

Pengenalan Fonem Vokal Bahasa Jawa Mataraman Menggunakan Metode Liner Predictive Model Dan Hidden Markov Model

Pengenalan Fonem Vokal Bahasa Jawa Mataraman Menggunakan Metode Liner Predictive Model Dan Hidden Markov Model Pengenalan Fonem Vokal Bahasa Jawa Mataraman Menggunakan Metode Liner Predictive Model Dan Hidden Markov Model Ziaul Haq, Teknik Informatika S1,Universitas Dian Nuswantoro Semarang Abstract Pengenalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Prinsip teknologi dikembangkan adalah untuk membuat alat atau sarana yang dapat membantu dan memberi kemudahan bagi manusia untuk melakukan kegiatan dalam hidup. Seiring

Lebih terperinci

CLUSTERING GENDER BERDASARKAN NILAI MAKSIMUM MINIMUN AMPLITUDO SUARA BERBASIS FUZZY C-MEANS (FCM)

CLUSTERING GENDER BERDASARKAN NILAI MAKSIMUM MINIMUN AMPLITUDO SUARA BERBASIS FUZZY C-MEANS (FCM) CLUSTERING GENDER BERDASARKAN NILAI MAKSIMUM MINIMUN AMPLITUDO SUARA BERBASIS FUZZY C-MEANS (FCM) Idni Irsalina 1*, Endang Supriyati 2, Tutik Khotimah 3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 84 BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dibahas mengenai implementasi sistem yaitu spesifikasi sistem dan cara menggunakan aplikasi segmentasi citra dengan menggunakan metode Fuzzy C- Means

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi dari Negara Indonesia. Berdasarkan ketentuan UU Nomor 24 tahun 2009 (Pasal 3) tujuan dari penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa

Lebih terperinci

i. Perangkat Keras Prosesor Intel Pentium(R) Dual-Core CPU 2.20 GHz

i. Perangkat Keras Prosesor Intel Pentium(R) Dual-Core CPU 2.20 GHz Data yang pada awalnya berupa chanel stereo diubah ke dalam chanel mono. Kemudian data tersebut disimpan dengan file berekstensi WAV. Praproses Pada tahap ini dilakukan ekstraksi ciri menggunakan metode

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Riset di bidang sistem pengenalan ucapan otomatis (Automatic Speech Recognition) merupakan salah satu riset yang banyak ditekuni dan terus dikembangkan hingga saat

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 1.1. Analisa Masalah 3.1.1. Analisa Algoritma Midi (Musical Instrument Digital Interface) merupakan sebuah teknologi yang memungkinkan alat musik elektrik, komputer,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Hardware dan Software yang digunakan dalam penelitian

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Hardware dan Software yang digunakan dalam penelitian BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Hardware dan Software yang digunakan dalam penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan satu set komputer dengan prosesor berkecepatan 1,18 GHz,

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN TINGKAT USIA MUDA, DEWASA DAN TUA MENGGUNAKAN METODE MFCC DAN FUZZY LOGIC BERBASISKAN SPEECH RECOGNITION

PENDETEKSIAN TINGKAT USIA MUDA, DEWASA DAN TUA MENGGUNAKAN METODE MFCC DAN FUZZY LOGIC BERBASISKAN SPEECH RECOGNITION PENDETEKSIAN TINGKAT USIA MUDA, DEWASA DAN TUA MENGGUNAKAN METODE MFCC DAN FUZZY LOGIC BERBASISKAN SPEECH RECOGNITION DETECTION OF THE LEVEL OF YOUTH, ADULTS AND ELDERLY BY USING MFCC METHOD AND FUZZY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra digital telah digunakan secara luas pada era modern seperti sekarang ini, citra digital banyak dimanfaatkan untuk merekam informasi, komunikasi dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI K NEAREST NEIGHBOR (KNN) PADA KLASIFIKASI ARTIKEL WIKIPEDIA INDONESIA

IMPLEMENTASI K NEAREST NEIGHBOR (KNN) PADA KLASIFIKASI ARTIKEL WIKIPEDIA INDONESIA IMPLEMENTASI K NEAREST NEIGHBOR (KNN) PADA KLASIFIKASI ARTIKEL WIKIPEDIA INDONESIA Erik Hardiyanto 1, Faisal Rahutomo 2, Dwi Puspitasari 3 Jurusan Teknologi Informasi, Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Nur Indah Pratiwi, Widodo Universitas Negeri Jakarta ABSTRAK

Nur Indah Pratiwi, Widodo Universitas Negeri Jakarta  ABSTRAK Klasifikasi Dokumen Karya Akhir Mahasiswa Menggunakan Naïve Bayes Classifier (NBC) Berdasarkan Abstrak Karya Akhir Di Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta Nur Indah Pratiwi, Widodo Universitas

Lebih terperinci

Pengembangan Model HMM Berbasis Maksimum Lokal Menggunakan Jarad Euclid Untuk Sistem Identifikasi Pembicara -,,

Pengembangan Model HMM Berbasis Maksimum Lokal Menggunakan Jarad Euclid Untuk Sistem Identifikasi Pembicara -,, -- -- roceedings of NATIONAL CONFERENCE ON COMPUTER SCIENCE & INFORMATION TECHNOLOGY 200 anuary 29-30.2007, Faculty of Computer Science, University of Indonesia * Pengembangan Model HMM Berbasis Maksimum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang terdapat dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK RI

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang terdapat dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK RI BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Informasi yang terdapat dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK RI saat ini belum di-manaje dengan baik secara digital. Informasi yang terdapat dalam LHP yang terdapat

Lebih terperinci

Penggolongan Musik Terhadap Suasana Hati Menggunakan Metode K-Means

Penggolongan Musik Terhadap Suasana Hati Menggunakan Metode K-Means Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Penggolongan Musik Terhadap Suasana Hati Menggunakan Metode K-Means I Gede Harsemadi 1), I Made Sudarma 2) Program Studi

Lebih terperinci

PENGELOMPOKKAN PERFORMA AKADEMIK MAHASISWA BERDASARKAN INDEKS PRESTASI MENGGUNAKAN K-MEANS CLUSTERING

PENGELOMPOKKAN PERFORMA AKADEMIK MAHASISWA BERDASARKAN INDEKS PRESTASI MENGGUNAKAN K-MEANS CLUSTERING A-99 PENGELOMPOKKAN PERFORMA AKADEMIK MAHASISWA BERDASARKAN INDEKS PRESTASI MENGGUNAKAN K-MEANS CLUSTERING Rachmad Zaini Alberto 1, Winda Kurnia Sari 2, Samsuryadi 3, Anggina Primanita 4 1,2,3,4 Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan pengetahuan dibidang kecerdasan buatan sedemikian

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan pengetahuan dibidang kecerdasan buatan sedemikian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pengetahuan dibidang kecerdasan buatan sedemikian pesatnya, seperti penelitian segmentasi dokumen. Segmentasi dokumen membuat pengguna menjadi mudah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini teknologi komputer telah berkembang pesat. Teknologi komputer ini pada mulanya hanya berkembang dalam teknologi pengolahan data saja. Namun seiring

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Genre Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, genre adalah jenis, tipe, atau kelompok sastra atas dasar bentuknya. Jadi genre musik merupakan pengelompokan musik berdasarkan kemiripan

Lebih terperinci

Implementasi Teori Graf Dalam Masalah Fingerprint Recognition (Pengenalan Sidik Jari)

Implementasi Teori Graf Dalam Masalah Fingerprint Recognition (Pengenalan Sidik Jari) Implementasi Teori Graf Dalam Masalah Fingerprint Recognition (Pengenalan Sidik Jari) Amalfi Yusri Darusman Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung, jalan Ganesha 10 Bandung, email : if17023@students.if.itb.a.c.id

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 21 PERANGKAT LUNAK UNTUK MEMBUKA APLIKASI PADA KOMPUTER DENGAN PERINTAH SUARA MENGGUNAKAN METODE MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENTS Anna Dara Andriana Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi sejalan dengan perkembangan interaksi manusia dan komputer. Demi kenyamanan pengguna, para pengembang perangkat lunak dan peneliti berpikir keras

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya pertumbuhan pasar pada sektor telekomunikasi seluler semakin terlihat dengan banyaknya jumlah pelanggan yang ada pada setiap para penyedia jasa telepon seluler.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Tujuan Latar Belakang Ruang Lingkup Manfaat Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Nada dan Chord Gitar

PENDAHULUAN Tujuan Latar Belakang Ruang Lingkup Manfaat Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Nada dan Chord Gitar PENDAHULUAN Latar Belakang Sistem pendengaran manusia memiliki kemampuan yang luar biasa dalam menangkap dan mengenali sinyal suara. Dalam mengenali sebuah kata ataupun kalimat bukanlah hal yang sulit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti isyarat dan tulisan. Suara yang dihasilkan oleh setiap orang pada dasarnya

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti isyarat dan tulisan. Suara yang dihasilkan oleh setiap orang pada dasarnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suara yang dikeluarkan manusia merupakan salah satu media yang utama untuk berkomunikasi dengan sesama manusia selain media komunikasi yang lain seperti isyarat dan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Mel Frequency Ceptral Coefficient dan Learning Vector Quantization untuk Text-Dependent Speaker Identification

Penerapan Metode Mel Frequency Ceptral Coefficient dan Learning Vector Quantization untuk Text-Dependent Speaker Identification Jurnal Telematika, vol. 11 no. 1, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-2516 Penerapan Metode Mel Frequency Ceptral Coefficient dan Learning Vector Quantization untuk Text-Dependent Speaker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan voice recognition dapat membantu user memilih produk buah

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan voice recognition dapat membantu user memilih produk buah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah Semangka adalah tanaman merambat yang berasal dari daerah gurun di Afrika bagian selatan (Agritekno, tt). Buah semangka masih sekerabat dengan labulabuan. Buah

Lebih terperinci

PENGENALAN GENDER MEMANFAATKAN WAJAH MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI NEAREST NEIGHBOR

PENGENALAN GENDER MEMANFAATKAN WAJAH MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI NEAREST NEIGHBOR PENGENALAN GENDER MEMANFAATKAN WAJAH MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI NEAREST NEIGHBOR Ardilla Ayu Dewanti Ridwan, Ivanna K. Timotius, Iwan Setyawan PENGENALAN GENDER MEMANFAATKAN WAJAH MANUSIA

Lebih terperinci

(M.6) FUZZY C-MEANS CLUSTERING DENGAN ANALISIS ROBUST

(M.6) FUZZY C-MEANS CLUSTERING DENGAN ANALISIS ROBUST (M.6) FUZZY C-MEANS CLUSTERING DENGAN ANALISIS ROBUST 1Nor Indah FitriyaNingrum, 2 Suwanda, 3 Anna Chadidjah 1Mahasiswa JurusanStatistika FMIPA UniversitasPadjadjaran 2Jurusan Statistika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelanggan merupakan salah satu posisi penting dalam pengembangan strategi bisnis, pelanggan juga merupakan salah satu sumber keuntungan dalam perusahaan. Untuk itu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisis cluster merupakan salah satu alat yang penting dalam pengolahan data statistik untuk melakukan analisis data. Analisis cluster merupakan seperangkat metodologi

Lebih terperinci

Tidak ada tepat satu teori untuk menyelesaikan problem pengenalan pola Terdapat model standar yang dapat dijadikan teori acuan

Tidak ada tepat satu teori untuk menyelesaikan problem pengenalan pola Terdapat model standar yang dapat dijadikan teori acuan Terdapat banyak jenis pola: Pola visual Pola temporal Pola logikal Tidak ada tepat satu teori untuk menyelesaikan problem pengenalan pola Terdapat model standar yang dapat dijadikan teori acuan Statistik

Lebih terperinci

KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA. Tatap Muka 2

KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA. Tatap Muka 2 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA Tatap Muka 2 1 Pendahuluan Bagaimana manusia mengenali Wajah Kata yang didengar Huruf yang ditulis tangan/mesin Bentuk benda Buah yang sudah masak (masih mentah?) Pengenalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara manual dari suatu kumpulan data. Defenisi lain data mining adalah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. secara manual dari suatu kumpulan data. Defenisi lain data mining adalah sebagai BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Data mining merupakan serangkaian proses untuk menggali nilai tambah dari suatu kumpulan data berupa pengetahuan yang selama ini tidak diketahui secara manual dari

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE HIDDEN MARKOV MODEL DAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENT DALAM PENGENALAN VOICE COMMAND BERBAHASA INDONESIA KOMPETENSI KOMPUTASI

PENERAPAN METODE HIDDEN MARKOV MODEL DAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENT DALAM PENGENALAN VOICE COMMAND BERBAHASA INDONESIA KOMPETENSI KOMPUTASI PENERAPAN METODE HIDDEN MARKOV MODEL DAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENT DALAM PENGENALAN VOICE COMMAND BERBAHASA INDONESIA KOMPETENSI KOMPUTASI SKRIPSI I GEDE ARYA MAHARTA NIM. 1108605025 JURUSAN ILMU

Lebih terperinci

STEGANALISIS UNTUK FILE AUDIO BERFORMAT MP3 DENGAN METODE LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) PADA KLASIFIKASI PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA)

STEGANALISIS UNTUK FILE AUDIO BERFORMAT MP3 DENGAN METODE LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) PADA KLASIFIKASI PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA) STEGANALISIS UNTUK FILE AUDIO BERFORMAT MP3 DENGAN METODE LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) PADA KLASIFIKASI PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA) Vivin Fauziah Ramadhani 1), Bambang Hidayat, 2), Azizah. 3) 1),2),3

Lebih terperinci

PERSYARATAN PRODUK. 1.1 Pendahuluan Latar Belakang Tujuan

PERSYARATAN PRODUK. 1.1 Pendahuluan Latar Belakang Tujuan BAB 1 PERSYARATAN PRODUK Bab ini membahas mengenai hal umum dari produk yang dibuat, meliputi tujuan, ruang lingkup proyek, perspektif produk, fungsi produk dan hal umum yang lainnya. 1.1 Pendahuluan Hal

Lebih terperinci

Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram

Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram Shabrina Mardhi Dalila, Handayani Tjandrasa, dan Nanik

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MEL FREQUENCY CEPSTRAL COEFFICIENT DAN DYNAMIC TIME WARPING UNTUK PENGENALAN NADA PADA ALAT MUSIK BELLYRA

IMPLEMENTASI MEL FREQUENCY CEPSTRAL COEFFICIENT DAN DYNAMIC TIME WARPING UNTUK PENGENALAN NADA PADA ALAT MUSIK BELLYRA IMPLEMENTASI MEL FREQUENCY CEPSTRAL COEFFICIENT DAN DYNAMIC TIME WARPING UNTUK PENGENALAN NADA PADA ALAT MUSIK BELLYRA Yusup Miftahuddin 1) Mira Musrini B 2) Muhammad Rifqi Hakim 3) 1) 2) 3) Teknik Informatika

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pengenalan Suara Untuk Pengamanan Dan Pemantauan Fasilitas PLTA

Perancangan Sistem Pengenalan Suara Untuk Pengamanan Dan Pemantauan Fasilitas PLTA Perancangan Sistem Pengenalan Suara Untuk Pengamanan Dan Pemantauan Fasilitas PLTA Yufliha Dian Ayunisa, Ir. Achmad Affandi, DEA, Ir. Wirawan, DEA Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Abstrak - Sistem pengawasan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) A-534

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) A-534 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-534 Rancang Bangun Sistem Navigasi Indoor Berbasis Integrasi Symbolik Location Model dan Wifi Based Positioning System Untuk

Lebih terperinci

Pengenalan Chord pada Alat Musik Gitar Menggunakan CodeBook dengan Teknik Ekstraksi Ciri MFCC

Pengenalan Chord pada Alat Musik Gitar Menggunakan CodeBook dengan Teknik Ekstraksi Ciri MFCC Pengenalan Chord pada Alat Musik Gitar Menggunakan CodeBook dengan Teknik Ekstraksi Ciri MFCC Elghar Wisnudisastra, Agus Buono Departemen Ilmu Komputer, Institut Pertanian Bogor, Jl. Meranti Wing 20 Lv.V,

Lebih terperinci

PENGENALAN SUARA BURUNG MENGGUNAKAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENT DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA SISTEM PENGUSIR HAMA BURUNG

PENGENALAN SUARA BURUNG MENGGUNAKAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENT DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA SISTEM PENGUSIR HAMA BURUNG PENGENALAN SUARA BURUNG MENGGUNAKAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENT DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA SISTEM PENGUSIR HAMA BURUNG TUGAS AKHIR MUHAMMAD AGUNG NURSYEHA 2211100164 Pembimbing: Dr. Muhammad

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang revelan dengan penelitian yang akan. antara metode Kohonen Neural Network dengan metode Learning ng Vector

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang revelan dengan penelitian yang akan. antara metode Kohonen Neural Network dengan metode Learning ng Vector BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada Bab ini akan menjelaskan tentang teori-teori o i serta hasil penelitian yang revelan dengan penelitian yang akan an dilakukan. an. A. Tinjauan an Pustaka Prabowo, o, Sarwoko

Lebih terperinci

SPEECH RECOGNITION (Pengenalan Ucapan)

SPEECH RECOGNITION (Pengenalan Ucapan) MODUL 1 SPEECH RECOGNITION (Pengenalan Ucapan) Komunikasi Bahasa Lisan Human Computer Input Speech Recognition Text Output Speech Synthesis Text Generation Meaning Understanding 1 Speech recognition memiliki

Lebih terperinci

DETEKSI DAN SEGMENTASI OTOMATIS DERET PADA CITRA METERAN AIR

DETEKSI DAN SEGMENTASI OTOMATIS DERET PADA CITRA METERAN AIR DETEKSI DAN SEGMENTASI OTOMATIS DERET PADA CITRA METERAN AIR Naser Jawas STIKOM Bali Jl. Raya Puputan, No.86, Renon, Denpasar, Bali Email: naser.jawas@gmail.com ABSTRAK Meter air adalah sebuah alat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mencapai tujuan pembangunan ekonomi diperlukan peran serta lembaga keuangan untuk membiayai pembangunan tersebut. Lembaga keuangan memegang peranan penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup sempurna karena telur mengandung zat zat gizi yang sangat baik dan. mempercepat proses kesembuhannya (Sudaryani,2003).

BAB I PENDAHULUAN. cukup sempurna karena telur mengandung zat zat gizi yang sangat baik dan. mempercepat proses kesembuhannya (Sudaryani,2003). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telur merupakan produk peternakan yang memberikan sumbangan terbesar bagi tercapainya kecukupan gizi masyarakat. Dari sebutir telur didapatkan gizi yang cukup sempurna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam penelitian ini, alat yang di gunakan adalah sebagai berikut: 1. Perangkat Keras (Hardware) a) Personal Computer (PC)/Laptop 32/64 bit architecture

Lebih terperinci

ANALISA HASIL PERBANDINGAN IDENTIFIKASI CORE POINT PADA SIDIK JARI MENGGUNAKAN METODE DIRECTION OF CURVATURE DAN POINCARE INDEX

ANALISA HASIL PERBANDINGAN IDENTIFIKASI CORE POINT PADA SIDIK JARI MENGGUNAKAN METODE DIRECTION OF CURVATURE DAN POINCARE INDEX ANALISA HASIL PERBANDINGAN IDENTIFIKASI CORE POINT PADA SIDIK JARI MENGGUNAKAN METODE DIRECTION OF CURVATURE DAN POINCARE INDEX Mohammad imron (1), Yuliana Melita (2), Megister Teknologi Informasi Institusi

Lebih terperinci

Deteksi Kualitas Pemasangan Ubin Berbasis Ekstraksi Ciri Bunyi Dengan Klasifikasi K-Nearest Neighbor

Deteksi Kualitas Pemasangan Ubin Berbasis Ekstraksi Ciri Bunyi Dengan Klasifikasi K-Nearest Neighbor Deteksi Kualitas Pemasangan Ubin Berbasis Ekstraksi Ciri Bunyi Dengan Klasifikasi K-Nearest Neighbor Regha Julian Pradhana 1,*, Bambang Hidayat 1, Ratri Dwi Atmaja 1 1 Fakultas Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

KLASIFIKASI MUSIK MENGGUNAKAN POLYNOMIAL NEURAL NETWORK

KLASIFIKASI MUSIK MENGGUNAKAN POLYNOMIAL NEURAL NETWORK KLASIFIKASI MUSIK MENGGUNAKAN POLYNOMIAL NEURAL NETWORK Rocky Yefrenes Dillak Abstrak : Penelitian ini bertujuan mengembangkan suatu metode yang dapat digunakan untuk melakukan klasifikasi terhadap jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era teknologi informasi saat ini tidak dapat dipisahkan dari multimedia. Data atau informasi yang terdapat pada multimedia tidak hanya disajikan dalam bentuk teks,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI PENGENAL PENUTUR MENGGUNAKAN METODE HIDDEN MARKOV MODEL (HMM)

RANCANG BANGUN APLIKASI PENGENAL PENUTUR MENGGUNAKAN METODE HIDDEN MARKOV MODEL (HMM) RANCANG BANGUN APLIKASI PENGENAL PENUTUR MENGGUNAKAN METODE HIDDEN MARKOV MODEL (HMM) Maryati Gultom 1), Mukhlisa 2), Derry Alamsyah 3) 1 gultommaryati@gmail.com, 2 immobulus92@gmail.com, 3 derryfseiei@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mengaji atau membaca Al-Quran adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim karena merupakan pedoman hidup di dunia dan akhirat. Membaca Al-Quran atau biasa kita

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peminatan siswa SMA Negeri 8 Bandung dilakukan di kelas X SMA setelah tahap daftar ulang. Hal tersebut berdasarkan aturan kurikulum 2013 [11]. Peminatan merupakan hal

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN PENGHAPUSAN TEKSTUR DAN K-MEANS DENGAN BATASAN RUANG

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN PENGHAPUSAN TEKSTUR DAN K-MEANS DENGAN BATASAN RUANG SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN PENGHAPUSAN TEKSTUR DAN K-MEANS DENGAN BATASAN RUANG Gama Wisnu Fajarianto 1, Handayani Tjandrasa 2 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi

Lebih terperinci