Penanggulangan Bencana di Indonesia. Pertemuan ke-6

dokumen-dokumen yang mirip
Bencana dan Pergeseran Paradigma Penanggulangan Bencana

KERENTANAN (VULNERABILITY)

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.1

MANAJEMEN BENCANA PENGERTIAN - PENGERTIAN. Definisi Bencana (disaster) DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG BANTUAN TERHADAP KORBAN BENCANA PADA SAAT TANGGAP DARURAT BENCANA BUPATI MALANG,

MITIGASI BENCANA BENCANA :

Fasilitasi Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I LATAR BELAKANG. negara yang paling rawan bencana alam di dunia (United Nations International Stategy

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN SITUBONDO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

Empowerment in disaster risk reduction

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA

PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA

No.1087, 2014 BNPB. Badan Penanggulangan Bencana. Daerah. Pembentukan. Pedoman KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA,

BAB VI PENUTUP. dilakukan dalam proses pengurangan Risiko bencana di wilayah rawan bencana. Kabuaten Sinjai, dapat disimpulkan temuan sebagai berikut;

BAB I PENDAHULUAN. dialami masyarakat yang terkena banjir namun juga dialami oleh. pemerintah. Mengatasi serta mengurangi kerugian-kerugian banjir

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KONTIJENSI TSUNAMI PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN DARURAT BENCANA

PENGANTAR LOKAKARYA MANAJEMEN KEDARURATAN DAN PERENCANAAN KONTINJENSI. Painan, 29 November 3 Desember 2005 BAKORNAS PBP KABUPATEN PESISIR SELATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Masyarakat. Penanggulangan Bencana. Peran Serta.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Manajemen Bencana. Suatu proses terencana yang dilakukan untuk mengelola bencana dengan baik dan aman.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

- 2 - MEMUTUSKAN : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PERBAIKAN DARURAT PADA SAAT TRANSISI DARURAT BENCANA DI ACEH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam, maupun faktor manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. Peta Ancaman Bencana Gunung Api Di Indonesia (Sumber : BNPB dalam Website, 2011)

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

B U P A T I B A N D U N G

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATIPANDEGLANG,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2016 KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN PADAT PENDUDUK DI KECAMATAN BOJONGLOA KALER

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA

No.1119, 2014 KEMENHAN. Krisis Kesehatan. Penanganan. Penanggulangan Bencana. Pedoman.

Definisi Bencana (2) (ISDR, 2004)

2018, No Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 6 Tahun : 2013

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

I. PENDAHULUAN. dan moril. Salah satu fungsi pemerintah dalam hal ini adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

KESIAPSIAGAAN dan MITIGASI BENCANA dalam UU No. 24 Tahun 2007

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN I-1

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Versi 27 Februari 2017

menyiratkan secara jelas tentang perubahan paradigma penanggulangan bencana dari

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN KENDAL

Bencana terkait dengan cuaca dan iklim [Renas PB ]

MODUL 1: PENGANTAR TENTANG KETANGGUHAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA. USAID Adapt Asia-Pacific

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH

RANCANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

-2- saling melengkapi dan saling mendukung, sedangkan peran KLHS pada perencanaan perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup bersifat menguatkan. K

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana adalah sebuah fenomena akibat dari perubahan ekosistem yang terjadi

PENDANAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI DAERAH

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

KAJIAN MITIGASI BENCANA KEBAKARAN DI PERMUKIMAN PADAT (STUDI KASUS: KELURAHAN TAMAN SARI, KOTA BANDUNG)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA MEDAN

TAR== BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG

PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

PENANGANAN KEDARURATAN BENCANA AKIBAT LIMBAH B3. Oleh : Yus Rizal (BNPB)

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.5

Profil dan Data Base BPBD Sleman

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAMBI

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAN PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 42 TAHUN 2018 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan baik oleh faktor alam dan/ faktor non-alam maupun faktor

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 62 TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGADA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA METRO NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA METRO,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bencana alam menimbulkan resiko atau bahaya terhadap kehidupan

Transkripsi:

Penanggulangan Bencana di Indonesia Pertemuan ke-6

Bahan telur gelas plastik sekali pakai plastik tali plastik @ 1 meter lakban kertas @ 1 meter kertas HVS

Petunjuk Permainan Bagi peserta kedalam beberapa kelompok Bagikan masing-masing 1 item bahan kepada kelompok Setelah masing-masing kelompok dipastikan mendapatkan semua bahan, berikan instruksi: lindungilah telur dengan menggunakan bahanbahan yang telah tersedia agar tidak pecah ketika nanti kita lemparkan dari atas ke bawah. Waktu yang kami sediakan adalah 15 menit di mulai dari sekarang

Setelah selesai, kumpulkan hasil karya setiap kelompok. Lemparkan hasil karya ke atas langit dan biarkan jatuh, kemudian cek apakah telur tersebut pecah/ tidak. Lakukan untuk setiap kelompok Ajak peserta perwakilan dari setiap kelompok untuk memberikan kesimpulan dari permainan ini Berikan kesimpulan akhir dari semua hasil pendapat peserta dan hubungkan dengan prinsip pengurangan risiko bencana

Paradigma Penanggulangan bencana Paradigma relief / tanggap darurat (tahun 60-an) Pada paradigma relief / tanggap darurat ini adalah penanggulangan bencanayang difokuskan pada saat kejadian bencana melalui upaya pemberian bantuan darurat (relief) berupa pangan, tempat penampungan, dan kesehatan. Tujuan utama penanganan adalah untuk meringankan penderitaan korban dan memperbaiki kerusakan akibat kejadian bencana dan segera mempercepat upaya pemulihan (recovery).

Paradigma Penanggulangan bencana Paradigma mitigasi (tahun 80-an) Pada paradigma mitigasi, penanggulangan bencana memfokuskan pada upaya pengenalan bahaya yang mengancam dan pola perilaku individu/masyarakat yang menimbulkan kerentanan terhadap bencana. Mitigasi atau meminimalkan dampak terhadap bencana dilakukan secara fisik/struktural,sedangkan mitigasi terhadap pola perilaku yang rentan melalui non-struktural, seperti penyuluhan, relokasi permukiman, peraturan-peraturan bangunan dan penataan ruang.

Paradigma Penanggulangan bencana Paradigma pembangunan (tahun 90-an) Paradigma pembangunan adalah paradigma dimana manajemen bencana yang memfokuskan pada faktor-faktor penyebab dasar dan proses terjadinya kerentanan masyarakat terhadap bencana. Manajemen bencana dikaitkan dengan sektorsektor pembangunan, seperti masalah kemiskinan, kualitas hidup, pemilikan lahan, akses terhadap modal, pendidikan yang rendah, inovasi teknologi dsb

Paradigma Penanggulangan bencana Paradigma reduksi risiko (tahun 2000-an) Paradigma ini merupakan kombinasi dari sudut pandang teknis dan ilmiah terhadap kondisi sosial, ekonomi, politis dan lingkungan. Penanggulangan bencana diawali dari menganalisis risiko bencana berdasarkan ancaman/bahaya dan kerentanan, untuk meningkatkan kemampuan dalam mengelola dan mengurangi risiko, serta mengurangi dampak bencana yang ditimbulkan. Manajemen bencana dilakukan bersama oleh semua pemangku kepentingan (stakeholder), lintas sektor dan dengan pemberdayaan masyarakat.

Prinsip Pengurangan Risiko Bencana dalam Penanggulangan Bencana Besar atau kecilnya dampak dalam sebuah bencana diukur dari korban jiwa, kerusakan, atau biaya biaya kerugian yang ditimbulkannya. dampak sebuah bencana dapat diprediksi dengan mengidentifikasi beberapa hal di bawah ini:

Ancaman/bahaya (Hazard Apakah beda antara ancaman/bahaya dengan bencana? Ancaman atau bahaya adalah fenomena atau situasi yang memiliki potensi untuk menyebabkan gangguan atau kerusakan terhadap orang, harta benda, fasilitas,maupun lingkungan. Bencana merupakan suatu peristiwa, baik akibat ulah manusia maupun alam, tiba tiba maupun bertahap menyebabkan kerugian yang luas pada manusia,materi, maupun lingkungan.

Kerentanan (Vulnaribility) =V Kerentanan merupakan suatu kondisi yang menurunkan kemampuan seseorang atau komunitas masyarakat untuk menyiapkan diri bertahan diri atau merespon potensi bahaya. Kerentanan masyarakat secara kultur dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kemiskinan, pendidikan, sosial dan budaya. Selanjutnya aspek infrastruktur yang juga berpengaruh terhadap tinggi rendahnya kerentanan

Kapasitas (Capacity) = C Kapasitas adalah kekuatan dan sumber daya yang ada pada tiap individu dan lingkungan yang mampu mencegah, melakukan mitigasi,siap menghadapi dan pulih dari akibat bencana dengan cepat

Risiko bencana (Risk) = R Risiko bencana merupakan interaksi tingkat kerentanan dengan bahaya yang ada. Ancaman bahaya alam bersifat tetap karena bagian dari dinamika proses alami, sedangkan tingkat kerentanan dapat dikurangi sehingga kemampuan dalam menghadapi ancaman bencana semakin meningkat

Prinsip atau konsep yang digunakan dalam penilaian risiko bencana H X V R = ------- C

Mahasiswa melakukan diskusi kelompok: Tahapan/fase Dalam Melakukan Penanggulangan Bencana. Peringatan Dini, kelompok Pertolongan Pertama, kelompok Penyelamatan & Evakuasi, dan kelompok Logistik/Tenda Tungku Lumbung. Format diskusi kelompok: Kelompok :... Yang harus dilakukan :... Sebelum terjadi Bencana Saat Terjadi Bencana Setelah Terjadi Bencana.........

SELAMAT DISKUSI