STUDI PENGARUH ARUS DAN WAKTU PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS TITIK (SPOT WELDING) LOGAM TAK SEJENIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. panas yang dihasilkan dari tahanan arus listrik. Spot welding banyak

Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 02 No.02 Mei 2017 ISSN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. waktu pengelasan dan pengaruh penambahan filler serbuk pada

STUDI KOMPARASI KUALITAS PRODUK PENGELASAN SPOT WELDING DENGAN PENDINGIN DAN NON-PENDINGIN ELEKTRODA

STUDI METALOGRAFI HASIL PENGELASAN SPOT WELDING TIPE KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON

KAJIAN METALOGRAFI HASIL PENGELASAN TITIK (SPOT WELDING) ALUMINIUM PADUAN DENGAN PENAMBAHAN GAS ARGON

DAFTAR ISI Error! Bookmark not defined.

STUDI LITERATUR PENGARUH PARAMETER PENGELASAN TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK PADA LAS TITIK (RESISTANCE SPOT WELDING)

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN X

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

ANALISISS PENGARUH HOLDING TIME DAN ARUS PENGELASANN TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS TITIK PADA STAINLESS STEEL

Pengaruh Variasi Arus dan Tebal Plat pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

BAB IV DATA DAN ANALISA

STUDI KOMPARASI KUALITAS HASIL PENGELASAN PADUAN ALUMINIUM DENGAN SPOT WELDING KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON

ANALISA PENGARUH FILLER SERBUK ZINC TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN BEDA MATERIAL PADA LAS TITIK ANTARA BAJA TAHAN KARAT DAN ALUMINIUM

Volume 13 No.1 Maret 2012 ISSN :

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

BAB I PENDAHULUAN. semakin dibutuhkan. Semakin luas penggunaan las mempengaruhi. mudah penggunaannya juga dapat menekan biaya sehingga lebih

STUDI KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN SPOT WELDING PADA ALUMINIUM DENGAN PENAMBAHAN GAS ARGON

NASKAH PUBLIKASI STUDI METALOGRAFI PENGARUH ARUS DAN HOLDING TIME PADA PENGELASAN SPOT WELDING MATERIAL STAINLESS STEEL

PENGARUH TEBAL PELAT BAJA KARBON RENDAH LAMA PENEKANAN DAN TEGANGAN LISTRIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Studi Pengaruh Penambahan Filler Zn Terhadap Sifat Mekanik Sambungan Logam Tak Sejenis Pada Las Titik Antara Baja Tahan Karat dan Aluminium

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan adalah suatu proses penggabungan antara dua. logam atau lebih yang menggunakan energi panas.

Jurnal Rekayasa Mesin Vol.2, No. 3 Tahun 2011 : ISSN X

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. rotating bending. Dalam penggunaannya pengaruh suhu terhadap material

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

TUGAS PENYAMBUNGAN MATERIAL 5 RACHYANDI NURCAHYADI ( )

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

2.2.9 Definisi Aluminium Klasifikasi Aluminium... 21

BAB I PENDAHULUAN. proses pengelasan. Pada proses pengelasan terdapat berbagai jenis

PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR

PENGARUH VARIASI KECEPATAN PUTAR DAN DIAMETER FLAT TOOL TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK SAMBUNGAN FSSW AA 5083 H321 DAN GALVANIZED STEEL

SIFAT FISIK DAN MEKANIK SAMBUNGAN LAS TITIK (RESISTANCE SPOT WELDING) LOGAM TAK SEJENIS 3 LAPIS SUS 316 L - SS J4

Pengaruh Parameter Post Weld Heat Treatment terhadap Sifat Mekanik Lasan Dissimilar Metal AISI 1045 dan AISI 304

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dimas Hardjo Subowo NRP

PENGARUH HEAT TREATMENT

PENGARUH ARUS LISTRIK DAN HOLDING TIME TERHADAP SIFAT FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN SPOT TIG WELDING MATERIAL TAK SEJENIS ANTARA BAJA DAN PADUAN ALUMINIUM

Dosen Pembimbing: Ir. Subowo, MSc Oleh : M. Fathur Rohman

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

PENGARUH FILLER ZINC TERHADAP PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO PADA PENGELASAN TITIK BEDA MATERIAL

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan efisiensi penggunaan BBM. Penggantian bahan pada. sehingga dapat menurunkan konsumsi penggunaan BBM.

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah pesat. Salah satu proses yang terpenting dalam bidang

III. METODOLOGI PENELITIAN. 2. Badan Latihan Kerja (BLK) Bandar Lampung sebagai tempat pengelasan

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia konstruksi, pengelasan sering digunakan untuk perbaikan dan

I. PENDAHULUAN. berperan dalam proses manufaktur komponen yang dilas, yaitu design,

PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMINIUM DENGAN METODE MIG

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

Analisa Hasil Lasan Stud Welding Pada Baja AISI 304 dan Baja XW 42 Terhadap Kekuatan Tarik dan Kekerasan

PENGARUH PERLAKUAN PICKLING PADA PERMUKAAN LEMBARAN BAJA TAHAN KARAT SS 304 YANG MENGALAMI PENGELASAN RESISTANSI TITIK

PENGARUH WAKTU DAN JARAK TITIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP KEKUATAN GESER HASIL SAMBUNGAN LAS

TUGAS AKHIR. PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA

Prosiding SNATIF Ke -4 Tahun 2017 ISBN:

ANALISA SAMBUNGAN LAS PADA PENGELASAN TITIK UNTUK MENENTUKAN JARAK OPTIMAL TITIK LAS PADA BAJA KARBON AISI 1045 DENGAN PENDEKATAN ELEMEN HINGGA

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia industri saat ini tidak lepas dari suatu konsruksi bangunan baja

PENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS TITIK LOGAM DISSIMILAR AL-STEEL

PENGARUH PRE-STRAIN DAN TEGANGAN LISTRIK TERHADAP SIFAT MAMPU LAS DAN KEKUATAN SAMBUNGAN LAS TITIK BEDA MATERIAL ANTARA SS400 DAN JSLAUS(J1) SKRIPSI

Analisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan

ANALISA PENGARUH KONDUKTIVITAS TERMAL BACKING PLATE TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK SAMBUNGAN FRICTION STIR SPOT WELDING AA 5052-H32

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 4.1. Hasil pengelasan gesek.

Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. (Q.S.Al Insyirah : 5-6)

STUDI KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN SPOT WELDING PADA ALUMINIUM DENGAN PENAMBAHAN GAS ARGON

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan kampuh las, proses pengelasan dan pembuatan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seperti diketahui bahwa, di dalam baja karbon terdapat ferrite, pearlite, dan

TUGAS AKHIR STUDI METALOGRAFI HASIL PENGELASAN TITIK (SPOT WELDING) PADA PENGELASAN DI LINGKUNGAN UDARA DAN DI LINGKUNGAN GAS ARGON

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN TERHADAP SAMBUNGAN HASIL LAS TITIK PADA MATERIAL BAJA KARBON RENDAH

BAB II KERANGKA TEORI

PENGARUH ARUS PENGELASAN LAS TIG TERHADAP KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS STAINLESS STEEL TYPE 304 ABSTRAK

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP DAERAH HAZ LAS PADA BAJA KARBON

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

Ir. Hari Subiyanto, MSc

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

PENGARUH VARIASI SUHU POST WELD HEAT TREATMENT ANNEALING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH WAKTU TEKAN DAN HASIL GUMPALAN TERHADAP KEKUATAN GESER PADA LAS TITIK. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyambungan batang-batang terutama pada bahan besi tuang

Kata Kunci: Pengelasan Berbeda, GMAW, Variasi Arus, Struktur Mikro

PENGARUH FILLER PLAT DAN VARIASI TEBAL PLAT PADA SPOT WELDING ANTARA BAJA-ALLUMUNIUM TERHADAP BEBAN GESER.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS PENGELASAN ASTM A790 DAN ASTM A106 Gr. B HASIL PROSES PENGELASAN GTAW YANG DIAPLIKASIKAN PADA PIPA GEOTHERMAL

VARIASI ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT MEKANIK MIKRO SAMBUNGAN LAS BAJA TAHAN KARAT AISI 304

Transkripsi:

STUDI PENGARUH ARUS DAN WAKTU PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS TITIK (SPOT WELDING) LOGAM TAK SEJENIS Muh Alfatih Hendrawan 1*, Deni Dwi Rusmawan 2 1,2 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Pabelan Kartasura, Surakarta 57162. * Email: alfatih@ums.ac.id Abstrak Dalam dunia manufaktur seringkali dibutuhkan penyambungan antar material melalui proses pengelasan, pada umumnya proses penyambungan dilakukan jika kedua material yang disambung adalah sejenis. Padahal di dunia industri terkadang perlu dilakukan penyambungan material-material tak sejenis untuk menurunkan biaya produksi. Oleh karena itu pada penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh parameter arus dan waktu las titik terhadap kekuatan tarik geser serta terhadap nilai kekerasan pada sambungan las dua material berbeda. Selain itu juga bertujuan untuk mencari parameter las yang memiliki hasil paling otimal dalam pengujian kekuatan tarik geser maupun kekerasan sambungan las. Penelitian ini menggunakan bahan baja karbon rendah dan baja tahan karat austenit tipe 316L dengan tebal masing-masing 0,9 mm. Proses pengelasan menggunakan mesin las titik merk Dayok model 0K-25 dengan variasi parameter arus yaitu 5000 A, 6000 A, dan 7000 A. Sedangkan variasi waktu adalah 0,4 dt; 0,5 dt; dan 0,6 dt. Pengujian yang dilakukan untuk menentukan sifat mekanik sambungan las titik yaitu pengujian tarik-geser (Tensile Shear Load Bearing Capacity) dan pengujian kekerasan Vickers microhardness. Pengujian tarik-geser menggunakan standar pengujian AWS D8.9-97. Sedangkan pengujian kekerasan Vickers microhardness dengan menggunakan standar pengujiannya adalah AWS D8.9-97. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi arus dan waktu berpengaruh signifikan terhadap kekuatan sambungan las. Begitu pula pada hasil penelitian kekerasan bahan dimana terjadi peningkatan kekerasan yang signifikan pada daerah sambungan las dibandingkan dengan daerah logam induk. Untuk variasi parameter pengelasan yang optimal terhadap kekuatan sambungan las ditemukan pada variasi tertinggi yaitu 7000 A dan 0,6 dt dengan nilai sebesar 5,323 kn. Sedangkan pengujian kekerasan bahan ditemukan daerah yang memiliki nilai kekerasan optimal adalah daerah logam las (nugget) dengan variasi arus dan waktu tertinggi yaitu 7000 A dan 0,6 dt. Kata kunci: spot welding, logam tak sejenis, sifat mekanik 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan pasar terhadap produk yang murah dan berkualitas merupakan tantangan tersendiri bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang industri otomotif. Produk yang dihasilkan diharapkan mampu untuk memberikan inovasi atau solusi baru terhadap berbagai masalah yang ada. Selain menggunakan bahan baku yang baik, untuk menghasilkan produk yang berkualitas dikenal juga proses penyambungan logam yang disebut proses pengelasan. Salah satu metode atau proses pengelasan yang populer digunakan dalam industri otomotif terutama mobil adalah las titik (spot welding). A. Aravinthan dan C. Nachimani (2011) mengatakan bahwa mobil saat ini memiliki rata-rata 3000 sampai 4000 sambungan las titik. Las titik (resistance spot welding) menurut Asosiasi Pengelasan Indonesia (API) digunakan pertama kali pada tahun 1920 dengan elektroda lasnya adalah paduan (alloy) tembaga-wolfram. Las titik memiliki kelebihan dapat menyambungkan sebagian besar jenis logam yang digunakan di dunia otomotif. Bukan hanya penyambungan dua material yang sama, las titik juga dapat melakukan penyambungan dua atau lebih material yang berbeda jenis. Biasanya penyambungan dua material atau lebih yang berbeda jenis ini bertujuan untuk meringankan bobot kendaraan sehingga dapat mengefisienkan pemakaian bahan bakar dalam suatu kendaraan. Penelitianpenelitian sebelumnya tidak ada yang fokus meneliti tentang pengaruh parameter las terhadap sambungan las titik dengan tebal kurang dari 1 mm, dimana ketebalan ini banyak digunakan pada dunia manufaktur. M-6

Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam tentang pengaruh variasi parameter pengelasan arus dan waktu terhadap sifat mekanik hasil sambungan las titik logam tak sejenis. 1.2 Tujuan Penelitian a. Mengidentifikasi pengaruh variasi arus dan waktu terhadap kekuatan tarik geser (Tensile Shear Load Bearing Capacity) sambungan las. b. Menentukan variasi arus dan waktu yang paling optimal terhadap daya beban dukung tarik geser sambungan las serta mengetahui jenis kegagalan sambungan las yang terjadi. c. Mengidentifikasi pengaruh variasi arus dan waktu terhadap kekerasan sambungan las d. Membandingkan rata-rata peningkatan kekerasan logam induk dengan logam las (nugget) antara baja karbon rendah dan baja tahan karat. e. Menentukan variasi arus dan waktu yang paling optimal terhadap peningkatan kekerasan sambungan las. 1.3 Kajian Pustaka Melihat banyaknya kegunaan metode pengelasan ini di dunia industri maka banyak penelitian dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut karakteristik sambungan las titik. Penelitian karakteristik sambungan las titik pada material beda jenis pernah dilakukan oleh Hasanbasoglu, A. dkk (2006) yaitu tentang pengaruh variasi arus las terhadap sifat fisik dan mekanik pada sambungan las titik. Material yang digunakan adalah AISI 316L baja tahan karat austenit dan DIN EN 10130-99 (7114 grade) interstitial free steel. Penelitian menggunakan ujung diameter elektroda yang berbeda yaitu 8 mm untuk permukaan baja tahan karat austenit dan 9 mm untuk permukaan interstitial free steel. Hasil penelitian yang ditunjukkan pada gambar 1 memperlihatkan bahwa daya beban dukung tarik geser sambungan las meningkat dengan meningkatnya arus yang diberikan. Penelitian ini hanya fokus menggunakan tebal pelat 2 mm dengan variasi arus 4, 7, 9 ka sedangkan gaya penekanan elektroda dan waktu pengelasan konstan. Gambar 1. Hubungan antara besar arus terhadap daya beban dukung tarik geser (Hasanbasoglu, A. dkk, 2006) Penelitian tentang logam tak sejenis juga pernah dilakukan oleh Marashi, P. dkk (2007) yang meneliti tentang struktur mikro dan sifat kegagalan dari pengelasan resistansi las titik material beda jenis antara baja karbon rendah galvanis dan baja tahan karat austenit. Material yang digunakan adalah baja karbon galvanis tebal 1,1 mm dan baja tahan karat austenit tebal 1,2 mm. Diameter elektroda yang digunakan sebesar 7 mm. Hasil penelitian menunjukkan terdapat dua sifat kegagalan yang terjadi selama pengujian statik uji tarik-geser dilakukan. Dua sifat kegagalan tersebut adalah interfacial fracture dan button pull-out failure mode. Dalam beberapa kasus ditemukan juga sheet tearing (lembaran yang tersobek) setelah logam las tertarik keluar (nugget pullout). Sifat kegagalan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai kekuatan daya beban dukung tarik geser sambungan las dan energi kegagalan pada las titik. Penelitian ini hanya fokus pada pengaruh parameter arus las terhadap sifat kegagalan sambungan las logam tak sejenis. Kolarik, L. dkk (2012) pernah melakukan penelitian mengenai resistansi las titik logam tak sejenis. Material yang digunakan adalah DC 01 baja karbon rendah (LCS) dan AISI 304 baja tahan karat austenit (ASS). Variasi arus yang digunakan adalah 7; 7,5; 8 ka. Pengujian menggunakan metode Vickers microhardness dengan beban 100 g dan waktu penekanan 10 s. M-7

Gambar 2. Hasil pengujian kekerasan Vickers microhardness (Kolarik, L. dkk, 2012) Hasil penelitian yang ditunjukkan pada gambar 2 memperlihatkan bahwa pada baja karbon rendah nilai kekerasan dari 131 HV0.1 di logam induk menjadi 367.9 HV0.1 di daerah las. Hal yang sama juga terjadi pada baja tahan karat. Terjadi peningkatan nilai kekerasan dari 186.9 HV0.1 di logam induk menjadi 359.9 HV0.1 di daerah las. Penelitian ini hanya fokus pada pengaruh arus pengelasan terhadap karakteristik sambungan las dengan menggunakan tebal pelat yang sama yaitu 2 mm. 2. METODOLOGI 2.1 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah baja karbon rendah dengan ketebalan 0,9 mm dan baja tahan karat austenit tipe 316L dengan ketebalan 0,9 mm. Bahan tersebut dibentuk sesuai dengan standar AWS D8.9-97. Adapun peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mesin las titik merk Dayok 0K-25 2. Alat uji tarik-geser (Universal Testing Machine) 3. Alat uji kekerasan bahan 2.2 Langkah Penelitian Penelitian dilakukan dengan metode pengelasan las titik (spot welding). Tipe pengelasan menggunakan las tumpang (lap joint). Parameter yang digunakan adalah arus dan waktu. Pembuatan spesimen uji menggunakan standar AWS D8.9-97. Gambar 3. Ukuran sampel batang uji tarik M-8

2.3 Diagram alir penelitian Gambar 4. Diagram alir penelitian 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1Pengujian Tarik-Geser (Tensile Shear Load Bearing Capacity) Pengujian tarik-geser dilakukan untuk mengetahui kekuatan sambungan las titik dalam menahan beban yang diberikan. Beban yang diberikan merupakan beban statik. Standar pengujian yang digunakan adalah AWS D8.9-97. Gambar 5. Pengaruh arus listrik terhadap daya beban dukung tarik geser sambungan las Pada gambar 5. memperlihatkan bahwa pada arus 5000 A dengan waktu 0,4; 0,5; 0,6 detik memiliki kemampuan daya beban dukung sebesar 4,857 kn; 4,860 kn; 5,160 kn. Arus 6000 A M-9

dengan waktu 0,4; 0,5; 0,6 detik memiliki kemampuan daya beban dukung sebesar 4,940 kn; 4,977 kn; 5,313 kn, sedangkan arus 7000 A sebesar 5,267 kn; 5,277 kn; 5,323 kn. Gambar 6. Pengaruh waktu pengelasan terhadap daya beban dukung tarik geser sambungan las Variasi arus listrik maupun waktu pengelasan menunjukkan pengaruh yang hampir sama besar terhadap nilai daya beban dukung tarik geser sambungan las, hal ini dapat dilihat dalam gambar 5 dan 6. Setelah proses pengujian tarik-geser dilakukan, ditemukan satu jenis kegagalan sambungan las pada semua variasi parameter spesimen uji yaitu button pull-out failure mode. Mode kegagalan sambungan las tersebut dapat dilihat pada gambar 7. Button pull-out failure mode adalah salah satu jenis kegagalan hasil sambungan las titik yang menunjukkan terdapat nilai daya beban dukung tarik geser tinggi dalam sambungan las tersebut (Haikal, 2014). Gambar 7. Mode patahan sambungan las jenis button pull-out failure mode 3.2 Pengujian Kekerasan Vickers Microhardness. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa variasi yang paling optimal terhadap nilai kekerasan yang terjadi di daerah logam las (nugget) adalah arus 7000 A dan waktu 0,6 dt. Gambar 8. Profil kekerasan pada arus 7000 A M-10

Pada arus 7000 A waktu 0,4 s; 0,5 s; 0,6 s di material baja karbon rendah terjadi peningkatan rata-rata nilai kekerasan sebesar 3,47 kali, yang lebih besar dibanding peningkatan rata-rata nilai kekerasan yang terjadi pada baja tahan karat yaitu hanya sebesar 2,06 kali. Gambar 9. Profil kekerasan pada waktu 0,6 dt Pada variasi waktu 0,6 dt dengan variasi arus 5000 A, 6000 A, dan 7000 A peningkatan nilai kekerasan daerah logam las baja karbon rendah sebesar 3,36 kali, yang lebih tinggi dibandingkan nilai kekerasan daerah logam las baja tahan karat yang hanya sebesar 2,15 kali. 3.3 Pembahasan Pengujian Tarik-Geser (Tensile Shear Load Bearing Capacity) Kekuatan dan keuletan dari sambungan las dapat diukur dengan menggunakan pengujian tarik-geser. Pada beberapa kasus pengujian, sambungan las titik menerima pembebanan dalam bentuk gaya tarik dimana arah pembebanan tersebut adalah normal menuju bidang dari sambungan las, atau dapat juga sambungan las titik ini menerima kombinasi dari gaya tarik maupun geser yang disebut daya beban dukung tarik geser (tensile shear load bearing capacity) (Hasanbasoglu, A. dkk, 2007). Berdasarkan gambar 5 dan gambar 6 dapat diketahui bahwa daya beban dukung tarik geser sambungan las meningkat seiring dengan peningkatan arus listrik dan waktu pengelasan yang diberikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa peningkatan arus listrik dan waktu pengelasan berpengaruh terhadap kenaikan daya beban dukung tarik geser sambungan las. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan persamaan dasar masukan panas (heat input) pada las titik yaitu Q = I 2.R.t dimana apabila terjadi peningkatan arus dan waktu maka panas yang dihasilkan juga akan meningkat. Dengan meningkatnya panas pada sambungan las maka penetrasi las juga akan meningkat. Penetrasi las adalah ukuran dari luas logam las (nugget) yang berada di dalam daerah yang bersentuhan dengan elektroda (Hasanbasoglu, A. dkk, 2007). Apabila penetrasi las meningkat maka dapat dikatakan bahwa terjadi pula peningkatan lebar diameter logam lasan (nugget). Menurut Agustriyana, L. dkk (2011) dengan meningkatnya ukuran diameter logam las (nugget) kemungkinan merupakan penyebab meningkatnya kekuatan daya beban dukung tarik geser sambungan las tersebut. Pernyataan ini juga sama dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Shamsul, J.B. dkk (2007) mengenai penelitian tentang las titik pada baja tahan karat austenit tipe 304. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa semakin besar arus yang diberikan maka semakin besar pula logam las (nugget) yang terbentuk. Hasil penelitian tersebut juga dikuatkan oleh peneliti yang lain seperti Hasanbasoglu, A. dkk, Marashi, P. dkk, dan Hayat F. yang juga melaporkan lebar daerah las (nugget) meningkat dengan meningkatnya arus dan waktu pengelasan yang diberikan. M-11

Pengujian Kekerasan Vickers Microhardness Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai kekerasan di daerah logam las (nugget) dibandingkan dengan nilai kekerasan di daerah logam induk. Peningkatan kekerasan ini disebabkan oleh masukan panas dan pendinginan cepat yang terjadi selama proses pengelasan berlangsung. Daerah logam las merupakan daerah yang paling besar menerima masukan panas kemudian disusul daerah HAZ dan kemudian daerah logam induk yang tidak terkena panas sama sekali. Daerah yang terkena masukan panas tinggi dan pendinginan cepat akan mengalami perubahan fasa dan struktur mikro. Pada penelitian ini ditemukan bahwa semakin besar arus dan waktu yang diberikan maka semakin besar pula nilai kekerasan yang terjadi pada daerah logam las (nugget). Akan tetapi, terjadi perbedaan peningkatan rata-rata nilai kekerasan pada kedua material tersebut. Baja karbon rendah memiliki nilai rata-rata peningkatan lebih signifikan dibandingkan dengan baja tahan karat. 4. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Variasi arus (I) dan waktu (dt) berpengaruh signifikan terhadap kekuatan sambungan las (Tensile Shear Load Bearing Capacity). 2. Variasi arus 7000 A dan waktu 0.6 detik memiliki hasil kekuatan sambungan las yang paling optimal yaitu sebesar 5,323 kn dengan jenis kerusakan sambungan las adalah button pullout failure mode. 3. Variasi arus (I) dan waktu (dt) berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kekerasan di daerah sambungan las. 4. Rata-rata peningkatan kekerasan logam induk baja karbon rendah lebih tinggi daripada rata-rata peningkatan kekerasan logam induk baja tahan karat di daerah logam las. 5. Kekerasan yang paling optimal terdapat pada daerah logam las (nugget) yaitu sebesar ± 354,2 HV0.2 pada variasi arus 7000 A dan waktu 0,6 dt. DAFTAR PUSTAKA Agustriyana, L., Irawan, Y.S., Sugiarto, 2011, Pengaruh Kuat Arus dan Waktu Pengelasan Pada Proses Las Titik (Spot Welding) Terhadap Kekuatan Tarik dan Mikrostruktur Hasil Las Dari Baja Fasa Ganda (Ferrite-Martensite), Jurnal Rekayasa Mesin, Vol.2, p. 175-181. ANSI/AWS/SAE/D8.9 An American National Standard, 1997, Recommended Practices for Test Methods for Evaluating the Resistance Spot Welding Behavior of Automotive Sheet Steel Materials, American Welding Society, Miami, p. 33-37. Aravinthan, A., and Nachimani, C., 2011, Analysis of Spot Weld Growth On Mild and Stainless Steel, Supplement To The Welding Journal, vol.90, (August 2011), p.143-147. Asosiasi Pengelasan Indonesia, Informasi Teknologi Pengelasan, Asosiasi Pengelasan Indonesia, http://www.api-iws.org/informasi-teknologi-pengelasan.html (diakses 11 Agustus 2013). Haikal, 2014, Pengaruh Tegangan Listrik dan Waktu Pengelasan Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Sambungan Las Titik (Resistance Spot Welding) Logam Tak Sejenis 3 Lapis 316L, SS400, J1, Tugas Akhir S-1, Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta. Hasanbasoglu, A., Kacar, R., 2006, Resistance Spot Weldability of Dissimilar Materials (AISI 316L-DIN EN 10130-99 Steels), Journal of Materials and Design, Vol. 28, p. 1794-1800. Hayat, F., 2010, Resistance Spot Weldability of Dissimilar Materials: BH180-AISI304L Steels and BH180-IF7123 Steels, J. Mater. Sci. Technol., Vol. 27, p. 1047-1058. M-12

Kolarik, L., Sahul, M., Kolarikova, M., Sahul, M., Turna, M., and Felix, M., 2012, Resistance Spot Welding of Dissimilar Steels, Acta Polytechnica, Vol. 52, p. 43-47. Marashi, P., Pouranvari, M., Amirabdollahian, S., Abedi, A., and Goodarzi, M., 2007, Microstructure and Failure Behavior of Dissimilar Resistance Spot Welds Between Low Carbon Galvanized and Auestenitic Stainless Steels, Journal of Materials Science and Engineering, Vol. 480, p. 175-180. Shamsul, J.B., and Hisyam, M.M., 2007, Study of Spot Welding of Auestenitic Stainlees Steel Type 304, Journal of Applied Sciences Research, Vol. 3, p. 1494-1499. M-13