Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (589) :

dokumen-dokumen yang mirip
Respon Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Ubi(Ipomoea batatas L.) jalar Terhadap Pemberian Paclobutrazol

Pengaruh Asal Stek dan Zat Pengatur Tumbuh Atonik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) Lamb.

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Terhadap Pemberian Pupuk Bokashi dan Frekuensi Pembumbunan

PELAKSANAAN PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) SKRIPSI OLEH :

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS UBI JALAR (Ipomoea batatas L. Lam) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS JERAMI PADI SKRIPSI OLEH:

Teknologi Produksi Ubi Jalar

RESPON PERTUMBUHAN BEBERAPA VARIETAS TIMUN (Cucumis sativus L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tiga Varietas Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatasl.)terhadap Pemberian Berbagai Dosis Bokashi Jerami Padi

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK

Gusti Handayani, Jonatan Ginting, Haryati Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, USU, Medan Corresponding author:

Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row

UJI EFEKTIVITAS PEMBERIAN PACLOBUTRAZOL TERHADAP KESEIMBANGAN PERTUMBUHAN TIGA VARIETAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)

Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Pupuk anorganik. : / 0,25 m. : tanaman. : g / tan.

Respons Pertumbuhan dan Produksi Berbagai Varietas Ubi Jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam) Terhadap Pemberian Kompos Jerami Padi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS TUK-TUK TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KCl

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSIUBI JALAR (Ipomoea batatas L.) TERHADAP TINGGI BEDENGAN DAN DOSIS PUPUK KANDANG AYAM SKRIPSI OLEH :

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (578) :

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

PENGARUH POPULASI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADA SISTEM POLA TUMPANG SARI SKRIPSI

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBELAHAN UMBI BIBIT PADA BEBERAPA JARAK TANAM

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara, Medan, dengan ketinggian tempat

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG VARIETAS P-23 TERHADAP BERBAGAI KOMPOSISI VERMIKOMPOS DENGAN PUPUK ANORGANIK

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK PHOSPAT DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BENGKUANG (Pachyrhizus erosus (L.) Urban.

Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI PAKHCOY (Brassica rapa. L) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KASCING SKRIPSI OLEH:

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang,

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP DOSIS PUPUK KALIUM DAN FREKUENSI PEMBUMBUNAN SKRIPSI OLEH :

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

BAHAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoae batatas L) atau ketela rambat atau sweet potato atau dalam bahasa

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Hibrida Terhadap Pemberian Kompos Limbah Jagung dan Pupuk KCl

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG SABRANG (Eleutherine americana Merr) TERHADAP PEMBELAHAN UMBI DAN PERBANDINGAN MEDIA TANAM ABSTRACT

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS TOMAT (Lycopersicum esculentum L.) DATARAN RENDAH TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK SKRIPSI.

Jurnal Online Agroekoteaknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

Respons Pertumbuhan Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Aplikasi Mulsa dan Perbedaan Jarak Tanam

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG HIBRIDA PADA BERBAGAI CAMPURAN PUPUK KANDANG SAPI DAN NPKMg SKRIPSI OLEH YOZIE DHARMAWAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Laboratorium Ilmu

PENGARUH PEMBERIAN GIBERELIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADA BEBERAPA VARIETAS KENTANG (Solanum tuberosum L.) SKRIPSI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA AKSESI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) LOKAL HUMBANG HASUNDUTAN PADA BERBAGAI DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian Tanjung Selamat, Kecamatan Tuntungan, Kabupaten Deli Serdang

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

Pengaruh Lama Penyimpanan dan Diameter Stum Mata Tidur terhadap Pertumbuhan Bibit Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.)

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS PADI (Oryza sativa L.) PADA TANAH SALIN

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK YANG BERBEDA DI KABUPATEN REJANG LEBONG PENDAHULUAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

UBI JALAR. Seleksi Gulud Tunggal Klon-klon Ubi jalar. Berkadar Betakarotin Tinggi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Pada Dosis Pupuk Kalium dan Frekwensi Pembumbunan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Respons Dua Varietas Kedelai (Glycine max (L.) Merrill.) pada Pemberian Pupuk Hayati dan NPK Majemuk

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

LAJU PERTUMBUHAN TANAMAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KACANG HIJAU (Phaseolus radiatusl.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK GUANO SKRIPSI OLEH:

E-JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP ISSN: VOL. 3, NO. 1, APRIL 2017

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. Var. TUKTUK) ASAL BIJI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KALIUM DAN JARAK TANAM

UJI KARAKTER BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA (Zea mays L.) DI LAHAN PASANG SURUT PADA PERLAKUAN PUPUK HAYATI SKRIPSI. Oleh:

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

III. MATERI DAN METODE

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

Ubijalar adalah salah satu tanaman pangan yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai industri pangan dan industri. Di beberapa negara (misalnya Cina dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

KERAGAMAN PAKET LAYANAN UBI JALAR SEBAGAI PANGAN ALTERNATIF DALAM MEMBANGUN DIVERSIFIKASI PANGAN DI PROVINSI JAMBI

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BEBERAPA GENOTIPE UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz.) SKRIPSI OLEH : RIA ARTA JUNISTIA AET PEMULIAAN TANAMAN

Lampiran 1. Bagan Lahan Penelitian. Ulangan I. a V1P2 V3P1 V2P3. Ulangan II. Ulangan III. Keterangan: a = jarak antar ulangan 50 cm.

SKRIPSI. Oleh : ERNIKA SEPTYMA BR PARDEDE/ AGROEKOTEKNOLOGI - BPP

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

I. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Muji Mulyo, Desa Muara Putih, Kecamatan

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (560) :

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

BAHAN DAN METODE. = Respon pengamatan µ = Rataan umum α i = Pengaruh perlakuan asal bibit ke-i (i = 1,2) β j δ ij

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

Transkripsi:

Pengaruh Jumlah Ruas dan Sudut tanam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Ubi Jalar ( Ipomoea batatas L.) Lamb The effect of Internode Number and The Grow Angle on the Growth and Yield of Several Sweet Potatoes (Ipomoea batatas L.) Varieties Muhammad Isa, Hot Setiado *, Lollie Agustina P Putri Program Studi Agroekoteknologi Fakultas pertanian USU, Medan, 20155. * Corresponding author: hotstd@gmail.com ABSTRACT The aim of the research was to know the effect of the internode number and the grow angle on the growth and yield of several sweet potatoes varieties. The research was conducted on the public farming, Amplas Village, Medan, North Sumatera, Indonesia with 25 metres altitude, from June 2015 to October 2015. The randomized block design was used with three factors, i.e : variety (Antin-1, Sari), the number of internode (2 and 3 internodes), the grow angle (0 0 and 45 0 ). The parameters observed were: the extention of the plant length, the weight of the tuber per sample, the number of tuber per sample, the length of tuber per sample, the diameter of tuber per sample, the weight of tuber per plot. The results showed that the variety significantly affected the extention the plant length, the weight of tuber per sample, the number of tuber per sample, the length of tuber per sample, the diameter of tuber per sample, the weight of tuber per plot. The interraction between variety and grow angle significantly affected the extention of plant length. The interraction between internode number and grow angle significantly affected the extention of plant length. The interraction between variety, internode and grow angle significantly affected the extention of plant length. Key words : growth, internode number, production, sweet potato, the grow angle. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah ruas dan sudut tanam terhadap pertumbuhan dan produksi beberapa varietas ubijalar. Penelitian ini dilaksanakan dilahan masyarakat amplas, Sumatera Utara, Medan, Indonesia dengan ketinggian tempat + 25 m diatas permukaan laut, yang dilaksanakan pada bulan juni 2015 sampai dengan oktober 2015. Menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga faktor perlakuan yaitu : varietas (Antin-1 dan Sari), jumlah ruas ( jumlah ruas dua dan jumlah ruas tiga) dan sudut tanam (45 0 dan 0 0 ). Parameter yang diamati adalah pertambahan panjang tanaman, bobot umbi per sampel, jumlah umbi per sampel, panjang umbi per sampel, diameter umbi per sampel, bobot umbi per plot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas berpengaruh nyata terhadap pertambahan panjang tanaman, bobot umbi per sampel, jumlah umbi per sampel, panjang umbi per sampel, diameter umbi per sampel, bobot umbi per plot. Interkasi antara varietas dan ruas berpengaruh nyata pada pertambahan panjang tanaman. Interkasi antara varietas dan sudut tanam berpengaruh nyata pada pertambahan panjang tanaman Interkasi antara ruas dan sudut tanam berpengaruh nyata pada pertambahan panjang tanaman. Interkasi antara varietas, ruas dan sudut tanam berpengaruh nyata pada pertambahan panjang tanaman. Kata kunci : jumlah ruas, pertumbuhan, produksi, sudut tanam, ubijalar. PENDAHULUAN Ubijalar atau ketela rambat atau sweet potato diduga berasal dari Benua Amerika. Para ahli botani dan pertanian memperkirakan daerah asal tanaman ubijalar adalah Selandia Baru, Polinesia, dan Amerika 1945

bagian tengah. Nikolai Ivanovich Vavilov, seorang ahli botani Soviet, memastikan daerah sentrum primer asal tanaman ubijalar adalah Amerika Tengah. Ubijalar mulai menyebar ke seluruh dunia, terutama negaranegara beriklim tropika pada abad ke-16. Orang-orang Spanyol menyebarkan ubijalar ke kawasan Asia, terutama Filipina, Jepang, dan Indonesia (Jayanto, 2009). Ubijalar (Ipomoea batatas L.) merupakan sumber karbohidrat, vitamin A, C, dan mineral. Ubijalar yang daging umbinya berwarna ungu, banyak mengandung anthocyanin yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, karena berfungsi mencegah penyakit kanker. Ubijalar yang daging umbinya berwarna kuning, banyak mengandung vitamin A (Balitkabi, 2010). Ubijalar yang memiliki daging ungu salah satunya adalah varietas Antin-1 yang merupakan hasil persilangan antara varietas lokal samarinda dari blitar dengan kinta varietas lokal papua. Varietas ini memiliki potensi hasil tinggi dan toleran terhadap kekeringan. Corak warna umbi unggu bercampur putih yang atraktif cocok dibuat menjadi kripik.mengandung zat antosianin sebagai antioksidan untuk menangkal radikal bebas yang menyebabkan penuaan, kanker dan penyakit-penyakit degeneratif lainnya (Balitkabi, 2013). Varietas sari yang dilepas pada tahun 2011 memiliki keunggulan rasa umbi yang enak dan manis, kurang berserat dan warna umbi kuning muda. Varietas sari memiliki umur yang genjah yaitu 3,5 sampai 4 bulan dan tahan hama utama ubijalar yaitu hama boleng (Cylas formicarius). Para pedagang disentra produksi ubijalar di Tumpang menjuluki varietas sari sebagai varietas super tok karena hasil umbinya sangat banyak dan keuntungannya berlimpah walaupun keragaan tanaman kurang menyakinkan (Balitkabi, 2012). Produksi ubijalar pada tahun 2014 sebesar 146.622 ton, naik sebesar 29.951 ton dibanding produksi tahun 2013. Kenaikan produksi disebabkan oleh kenaikan luas panen sebesar 2.029 hektar atau 22,29 persen dan hasil per hektar mengalami kenaikan sebesar 3,54 ku/ha atau 2,76 persen (BPS Provinsi Sumatera Utara, 2015). Pada tahun 2014, luas panen ubijalar di Sumatera utara sekitar 11.130 Ha dengan produktivitas 13,174 ton/ha (BPS provinsi Sumatera Utara, 2015) sedangkan potensi hasil ubijalar dapat mencapai lebih dari 30 ton/ha seperti varietas sari yang memiliki daya hasil 30-35 ton/ha (Balitkabi, 2013) dan varietas Antin-1 memiliki potensi hasil mencapai 33,2 ton/ha (Deptan, 2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya produksi umbi ubijalar antara lain disebabkan: populasi tanaman rendah per satuan luas, teknik budidaya masih jarang dilakukan, pemanfaatan lahan intensitasnya tinggi sehingga terjadi kehilangan unsure hara tanah yang terbawa hasil panen maupun erosi tanah, terjadinya serangan OPT utama yaitu hama boleng apabila musim tanamnya tidak sesuai (Suharno, 2007). Dalam peningkatan produksi ubijalar maka diperlukan teknik budidaya yang tepat yaitu pemilihan bahan stek yang tepat, cara bertanam yang tepat dan pemilihan varietas yang sesuai karena setiap varietas memiliki potensi produksi yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah ruas dan sudut tanam terhadap pertumbuhan dan produksi berbagai varietas ubijalar. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan dilahan masyarakat Bajak V kelurahan Harjosari II kecamatan Medan Amplas, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan laut, mulai bulan juni sampai dengan oktober 2015. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah stek pucuk ubi jalar varietas Antin-1 dan Sari sebagai perlakuan, pupuk urea, KCl dan SP36 sebagai pupuk rekomendasi, pestisida untuk mengendalikan hama dan penyakit, air untuk menyiram tanaman. Sedangkan alat yang digunakan adalah cangkul untuk mengolah tanah, pacak sampel, pacak perlakuan, 1946

gembor, alat ukur seperti meteran dan timbangan, buku data, alat tulis, kamera. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 faktor yaitu Faktor pertama varietas (V) terdiri dari 2 taraf yaitu Varietas Antin 1(V1) dan varietas Sari ( V2 ). Faktor kedua yaitu Jumlah Ruas (R) terdiri dari 2 taraf yaitu Jumlah Ruas 2 (R1) dan Jumlah Ruas 3 (R2) dan fakor ketiga adalah sudut tanam (S) terdiri dari 2 taraf yaitu sudut 0 0 (S1) dan sudut 45 0 (S2). Sehingga diperoleh 8 kombinasi perlakuan terdiri atas 4 ulangan, masing - masing kombinasi perlakuan terdiri atas 6 tanaman, ukuran panjang plot 200 cm, lebar 100 cm dan tinggi 40 cm, jarak antar tanaman 30 cm, jarak antar plot 30cm dan jarak antar blok 50 cm. Pelaksanaan penelitian dimulai dari persiapan lahan dengan membuat bedengan dengan ukuran 200 x 100 cm, jarak antar plot 30 cm, jarak antar blok 50 cm dan parit drainase sedalam 30 cm untuk mengindari genangan. Penanaman stek ubijalar dilakukan dengan 2 sudut kemiringan yaitu 45 0 dan 0 0 satu ruas ditanam ke dalam tanah dengan menyisakan 2 dan 3 ruas dengan jarak tanam 30 cm. Pemupukan dasar dilakukan satu minggu setelah tanam (MST). Pupuk yang diberikan sesuai dengan dosis anjuran kebutuhan pupuk ubijalar yaitu Urea 200 kg/ha (40g/plot) dan SP36 100 kg/ha (20g/plot). Pemupukan lanjutan dilakukan pada 7 MST. Pupuk yang diberikan sesuai dosis anjuran kebutuhan ubijalar yaitu Urea 100 kg/ha (20g/plot), SP36 50 kg/ha (10g/plot) dan KCl 100 kg/ha (20g/plot). Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman dilakukan setiap hari yaitu pagi atau sore hari menggunakan gembor. Penyulaman dilakukan guna mengganti tanaman yang rusak akibat hama, penyakit ataupun tanaman yang mati. Penyiangan gulma dilakukan secara manual dengan cara mencabut gulma untuk menghindari persaingan dalam mendapatkan unsur hara dalam tanah sebelum terbentuk umbi. Penyiangan dilakukan setiap minggu. Pembumbunan dilakukan agar umbi dapat terbentuk secara sempurna.pembumbunan dilakukan bersamaan dengan pemupukan lanjutan dan bersamaan dengan penyiangan. Pengangkatan batang bertujuan untuk mencegah terbentuknya umbi-umbi kecil. Pengangkatan batang dilakukan setiap MST. Pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan dengan cara manual dengan mencabut tanaman yang terkena penyakit dan diganti dengan tanaman transplanting. Panen dilakukan setelah tanaman berumur 16 MST untuk varietas Sari dan 18 MST untuk varietas Antin-1. Parameter yang diamatin meliputi pertambahan panjang tanam. Jumlah umbi per sampel. Bobot umbi per sampel, bobot umbi per plot, Diameter umbi per sampel, panjang umbi diukur dari pangkal umbi sampai ujung umbi menggunakan meteran dan dilakukan setelah panen. Heritabilitas Untuk menganalisis apakah hasil peubah amatan merupakan keragaman fenotip disebabkan lingkungan atau genotip, maka digunakan heritabilitas. Menurut Sutjahjo et al. (2006) heritabilitas dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Sumber Keragaman (SV) Derajat bebas (DF) Kuadrat Tengah (MS) Ulangan (r-1) - Genotipe (g-1) M2 Galat (r-1)(g-1) M1 M2 M1 σ 2 g = r σ 2 g σ 2 g h 2 = = x 100% σ 2 p σ 2 g + σ 2 e/r dimana : h 2 = heritabilitas σ 2 g = ragam genotip σ 2 p = ragam penotip σ 2 e = ragam lingkungan r = ulangan Menurut Stansfield (1991) kriteria heritabilitas adalah sebagai berikut : Heritabilitas tinggi > 0.5 Heritabilitas sedang = 0.2 0.5 Heritabilitas rendah < 0.2 1947

HASIL DAN PEMBAHASAN Pertambahan panjang tanaman 10 MST Dari sidik ragam dapat diketahui bahwa perlakuan yang berbeda nyata adalah interaksi antara varietas dan ruas; interaksi antara varietas, ruas dan sudut tanam. Sedangkan perlakuan yang tidak berbeda nyata adalah perlakuan: varietas, ruas, sudut tanam, interaksi antara varietas dan sudut tanam, interaksi antara ruas dan sudut tanam. Rataan pertambahan panjang tanaman pada 10 MST dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Pertambahan panjang tanaman 10MST PERLAKUAN Pertambahan panjang batang umur 10MST V1 22,31 V2 22,98 R1 22,81 R2 22,47 S1 22,63 S2 22,66 V1R1 19,95 b V1R2 24,67 a V2R1 25,67 a V2R2 20,28 ab V1S1 22,64 V1S2 21,98 V2S1 22,62 V2S2 23,33 R1S1 23,77 R1S2 21,85 R2S1 21,49 R2S2 23,46 V1R1S1 16,97 cd V1R1S2 22,92 abc V1R2S1 28,31 ab V1R2S2 21,03 abcd V2R1S1 30,57 a V2R1S2 20,78 bcd V2R2S1 14,67 d V2R2S2 25,89 ab Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5% memiliki batang yang lebih besar di Tabel1 menunjukkan bahwa perlakuan bandingkan varietas Sari maka dengan jumlah V1R2 berbeda nyata dengan V1R1 dan V1R2 ruas yang sama cadangan makanan pada namun tidak berbeda nyata dengan V2R1. kedua stek akan berbeda, stek yang lebih Perlakuan V2R1S1 berbeda nyata dengan besar akan lebih cepat tumbuh dengan V1R1S1, V1R2S2, V2R1S2, dan V2R2S1 mendistribusikan cadangan makanan tersebut namun tidak berbeda nyata dengan V1R1S2, untuk membentuk akar agar dapat mengambil V1R2S1 dan V2R2S2. Hal ini menunjukkan unsur hara dalam tanah, stek yang ditanam bahwa varietas memberikan respon positif vertikal akan membentuk akar secara merata terhadap ruas dan sudut tanam pada dan dapat lebih banyak mengambil unsur hara pertumbuhan panjang tanaman. Hal ini untuk pertumbuhan tunas dan panjang disebabkan karena pada varietas Antin-1 tanaman. Hal ini didukung pendapat 1948

Hartmann et al. (1997) yang menyatakan bahwa panjang stek berpengaruh terhadap pertumbuhan akar dan tunas. Semakin panjang stek maka persediaan cadangan makanan bagi stek semakin besar sehingga akar yang dihasilkan nantinya akan semakin banyak. Tongglum et al. (2001) menyatakan penanaman stek dengan posisi vertikal juga dapat memacu pertumbuhan akar dan menyebar merata di lapisan olah. Stek yang ditanam dengan posisi miring atau horizontal (mendatar), akarnya tidak terdistribusi secara merata seperti stek yang ditanam vertikal Tabel 2. Parameter Produksi Umbi menurut Varietas pada kedalaman 15 cm dan kepadatannya rendah. Faktor Produksi Faktor produksi meliputi bobot umbi per sampel, bobot umbi per plot, jumlah umbi per sampel, panjang umbi per sampel, diameter umbi per sampel yang dapat disajikan pada tabel 2 sebagai berikut: Perlakuan Bobot Umbi Jumlah Umbi Panjang Umbi Diameter Umbi per sampel per plot per sampel V1 23,75 b 95,00 b 0,63 b 4,70 b 9,97 b V2 255,63 a 1188,75 a 2,02 a 8,38 a 58,58 a Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%. Gambar 2. Umbi Varietas Antin-1 menurut jumlah ruas dan sudut tanam Gambar 3. Umbi Varietas Sari menurut jumlah ruas dan sudut tanam. Tabel 2 menunjukkan perlakuan varietas berbeda nyata dengan parameter bobot umbi per sampel, jumlah umbi per sampel, panjang umbi per sampel, diameter umbi per sampel, dan bobot umbi per plot. Pada bobot umbi per sampel nilai tertinggi pada V2 (255.63 gram) dan terendah pada V1 (23.75 gram), pada jumlah umbi per sampel nilai tertinggi pada V2 (2.02 umbi) dan terendah pada V1 (0.63 umbi), pada panjang umbi per sampel nilai tertinggi pada V2 (8.38cm) dan terendah pada V1 (4.70cm), pada diameter umbi per sampel nilai tertinggi pada V2 (58.58mm) dan terendah pada V1 (9.97mm), pada bobot umbi 1949

per plot nilai tertinggi pada V2 (1188.75 gram) dan terendah pada V1 (95.00 gram). Nilai yang di peroleh memiliki perbedaaan yang jauh antara V1 (Antin-1) dengan V2 (Sari) hal ini disebabkan pada varietas Antin- 1 sebagian besar tanaman tidak menghasilkan umbi hal ini diduga karena pertumbuhan vegetatif yang sangat tinggi dan tidak dilakukan pemangkasan sehingga menghambat proses pembentukan umbi. Hal ini didukung pendapat Harjadi (2000) yang menyatakan bahwa rendahnya produksi terjadi disebabkan karena faktor tanaman itu sendiri yaitu, fase pertumbuhan ubijalar didominasi oleh fase pertumbuhan vegetatif yang mengakibatkan pertumbuhan bagian atas yaitu daun dan batang yang berlebihan, bersamaan dengan kurangnya pembentukan umbi. Akibatnya sedikit sekali karbohidrat yang tersisa untuk perkembangan umbi. Jika fase vegetatif dan reproduktif seimbang, penggunaan dan penumpukan seimbang juga, secara praktis karbohidrat yang dipakai dan disimpan sama banyaknya. Tanamannya yang mempunyai pertumbuhan vegetatif yang sedang maka akan berumbi banyak. Nilai Heritabilitas Nilai heritabilitas (h 2 ) untuk masingmasing parameter yang diamati dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3. Nilai heritabilitas pada msing-masing parameter Parameter Nilai Heritabilitas Kriteria pertambahan panjang tanaman 3 MST (cm) 0,87 Tinggi pertambahan panjang tanaman 4 MST (cm) 0,97 Tinggi pertambahan panjang tanaman 5 MST (cm) 0,98 Tinggi pertambahan panjang tanaman 6 MST (cm) 0,98 Tinggi pertambahan panjang tanaman 7 MST (cm) 0,98 Tinggi pertambahan panjang tanaman 8 MST (cm) 0,90 Tinggi pertambahan panjang tanaman 9 MST (cm) 0,67 Tinggi pertambahan panjang tanaman 10 MST (cm) 0 rendah Bobot umbi per sampel (gram) 0,99 Tinggi Jumlah umbi per sampel (umbi) 0,98 Tinggi Panjang Umbi per sampel (cm) 0,93 Tinggi Diameter umbi per sampel (mm) 0,99 Tinggi Bobot umbi per plot (gram) 0,99 Tinggi 1950

Tabel 3 menunjukkan heritabilitas tinggi terdapat pada parameter pertambahan panjang tanaman 3 MST, 4 MST, 5 MST, 6 MST, 7 MST, 8 MST dan 9 MST, bobot umbi per sampel, jumlah umbi per sampel, panjang umbi per sampel, diameter umbi per sampel dan bobot umbi per plot. Nilai heritabilitas rendah pada 10 MST. Nilai heritabilitas tertinggi pada parameter, bobot umbi per sampel, diameter umbi per sampel dan bobot umbi per plot dengan nilai 0,99 dan nilai terendah pada parameter pertambahan panjang tanaman 10 MST dengan nilai 0. Hal ini disebabkan adanya pengaruh varian genetik lebih besar sedangkan varian lingkungannya lebih kecil menyebabkan heritabilitas tinggi. Nilai heritabilitas rendah menunjukkan bahwa faktor lingkungan lebih berperan dibandingkan faktor genetik sedangkan jika, heritabilitas sedang faktor lingkungan dan genetik sama besar pengaruh nya. Hal ini didukung pendapat Machfud dan Sulistyowati (2009) yang menyatakan bahwa heritabilitas atau daya waris suatu sifat dari tanaman merupakan proporsi besaran ragam genetik ditambah ragam lingkungannya, artinya nilai heritabilitas akan memberi gambaran suatu karakter dipengaruhi oleh faktor genetik atau lingkungannya, yang dapat digunakan untuk mengetahui hubungan genetik antara tetua dengan keturunannya. SIMPULAN Varietas menunjukkan respon yang nyata pada bobot umbi per sampel, jumlah umbi per sampel, panjang umbi per sampel, diameter per sampel dan bobot umbi per plot. Interkasi antara varietas dan ruas menunjukkan pengaruh nyata pada pertambahan panjang tanaman 10 MST. Interkasi antara varietas, ruas dan sudut tanam menunjukkan pengaruh nyata pada pertambahan panjang tanaman 10 MST. SARAN Disarankan petani lebih menggunakan varietas sari karena produksi nya lebih tinggi dan umur panen yang genjah DAFTAR PUSTAKA Balitkabi.2010. Teknologi kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, danubijalar. Balai Penelitian Kacangkacangan dan Umbi-umbian. Malang..2012. Sari Varietas Ubijalar, Diminati Industri. Balai Penelitian Kacangkacangan dan Umbi-umbian. Malang..2013. Deskripsi Varietas Unggul Ubijalar. Balai Penelitian Kacangkacangan dan Umbi-umbian. Malang. BPS Sumatera Utara. 2015.Produksi Padi dan Palawija Sumatera Utara (Angka Sementara Tahun 2014). Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. Medan. Sumatera Utara. Deptan. 2012. Ubijalar Varietas Antin-1 (Antin-1 Sweet Potato Variety) Badan Litbang Pertanian.Kementrian Pertanian - Republik Indonesia. Harjadi S.S. (2000). Pengantar agronomi. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hartmann, H.T., D.E. Kester,. F.T. Davies dan R.L. Geneve. 1997. Plant Propagation. Principles and Practices (8 th edition).prentice hall. New York. USA. 928p. Jayanto, A.D., 2009.Ubijalar / Ketela Rambat ( Ipomoea batatas ). Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Machfud, M dan Sulistyowati. 2009. Pendugaan Aksi Gen dan Daya Waris Ketahanan Kapas terhadap Amrasca biguttula. Jurnal Littri Vol. 15 (3) : 131 138. Stansfield, W. D., 1991. Genetika. Alih Bahasa M.Affandi danl. T. Hardy. Erlangga. Jakarta. Suharno. 2007. Pengaruh Jenis Pupuk Organik Terhadap Produksi (BeratUmbi) Ubijalar (Ipomea Batatas L) Clon Madu. Jurnal ilmu-ilmu pertanian Vol.3 no,1 : 72-77. Sutjahjo, S., S. Sujiprihati. Dan M.S. Syukur. 2006. Pengantar Pemuliaan tanaman. Departemen Agrononi dan Hortikultura. Fakultas Pertanian. Institut pertanian Bogor. Bogor. Jawa Barat. 1951

Tongglum, A., P. Suriyanapan, and R.H. Howeler. 2001. Cassava agronomy research and adoption of improved practices in Thailand major achievement during the past 35 years. Cassava s potential in Asia in the 21st century: Present situation and future research and development needs. Proc. Of the Sixth Regional Workshop, held in Ho Chi Minch City, Vietnam;p.228-258. 1952