PENGELOLAAN PEMBANGUNAN DAN ASET HASIL PEMBANGUNAN UNTUK PENCAPAIAN OPINI YANG LEBIH BAIK

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA PROGRAM PUSAT DAN DAERAH DALAM MEMPERTAHANKAN OPINI WTP KEMENTERIAN KESEHATAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dijadikan milik Negara (UU no 17 pasal1 ayat1). Undang undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

AKUNTABILITAS KEGIATAN BANTUAN PEMERINTAH PADA KEMENDESA PDTT DALAM MEWUJUDKAN OPINI WTP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. menjadi isu yang sangat penting di pemerintahan Indonesia. Salah satu kunci

REVIU LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (LKPD) Dra Hj Sastri Yunizarti Bakry, Akt, Msi, CA, QIA

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA HARUS BERKELANJUTAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2016 KEMENRISTEKDIKTI

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan

BAB I PENDAHULUAN. satu dasar penting dalam pengambilan keputusan. Steccolini (2002;24) mengungkapkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas

SELAYANG PANDANG BPK PERWAKILAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

A. Latar Belakang Masalah

AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH

AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Ditetapkannya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 pasal

DEPDIKNAS: MENATA AKSI MENUJU OPINI WTP 1. Oleh: Sapto Amal Damandari 2

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

PERAN APIP DALAM PERCEPATAN PENCAPAIAN WTP

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 105 Tahun 2010, tugas pokok dan fungsi Inspektorat Jenderal adalah melakukan pengawasan,

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan ini merupakan kelanjutan dari Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis atas..., Desi Intan Anggraheni, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan dalam perwujudan good government governance di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance merupakan function of governing. Salah

IMPLEMENTASI SPIP BALITBANG KEMENTERIAN KEHUTANAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum. Kualitas informasi dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas,

BAB. I PENDAHULUAN. Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, bahwa: Pengelolaan Barang Milik Daerah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA

BAB II LANDASAN TEORI

KATA PENGANTAR REVIU LAPORAN KEUANGAN OLEH INSPEKTORAT

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah telah menerbitkan peraturan tentang tingkat pengungkapan

PEMPROV SULTRA KEMBALI RAIH PENILAIAN KEUANGAN WTP

SAMBUTAN BPK PADA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2011

REFORMASI PERUNDANG- UNDANGAN TENTANG KEUANGAN NEGARA UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara U

BAB I PENDAHULUAN. Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan

Sistem Pengendalian Internal dan Pemeriksaan Pengelolaan Tanggungjawab Keuangan Negara. Oleh : Lutfi Harris, M.Ak., Ak. Satuan Pengawasan Internal

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu wujud keberhasilan pemerintah adalah dengan mewujudkan

INSPEKTORAT MENJADI APIP YANG EFEKTIF

REVIU LAPORAN KEUANGAN DAN RKA KL SEBAGAI KEGIATAN ASSURANCE ITJEN KEMHAN DALAM RANGKA PENINGKATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN UO KEMHAN

BAB I PENDAHULUAN. prinsip- prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) melalui

BAB I PENDAHULUAN. Nasution (2007) menyatakan beberapa kelemahan yang ditemukan pada

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. SPIP. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya tuntutan berbagai pihak terhadap wujud peningkatan kinerja,

BAB I PENDAHULUAN. kolusi, nepotisme, inefisiensi dan sumber pemborosan negara. Keluhan birokrat

BAB I PENDAHULUAN. transparansi pada laporan keuangan pemerintah daerah. Munculnya Undangundang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyatakan bahwa Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan sektor publik merupakan posisi keuangan penting

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 MEMBAIK

BAB I PENDAHULUAN. publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Untuk pengertian good governance,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance). Untuk mewujudkan tata. kelola tersebut perlunya sistem pengelolaan keuangan yang lebih

DUKUNGAN PERAN INSPEKTORAT JENDERAL DALAM PENINGKATAN KUALITAS PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. No.787, 2011 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan.

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 /M/PER/XII/2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sejak adanya amandemen terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED)

MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN LUAR NEGERI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pun berlaku dengan keluarnya UU No. 25 tahun 1999 yang telah direvisi UU No. 33 Tahun


HASIL PENGAWASAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALKES INSPEKTUR JENDERAL INSPEKTORAT JENDERAL KEMENKES RI

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah (APIP) yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

I. PENDAHULUAN. Perubahan paradigma pengelolaan keuangan baik pemerintah pusat maupun

BAB I PENDAHULUAN. yang baik (good governance government), telah mendorong pemerintah pusat dan

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamba

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan Tanggung Jawab Keuangan Negara, BPK RI diamanatkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manajemen maupun alat informasi bagi publik. Informasi akuntansi

ANALISA TERHADAP OPINI DISCLAIMER BPK-RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (LKPP) TAHUN 2007

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa

INTEGRASI SPIP DAN QMS ISO 9001:2015 SEBAGAI KUNCI KEBERHASILAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI BADAN POM DALAM RANGKA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE

BAB I PENDAHULUAN. pasti membutuhkan pemerintahan yang baik atau yang sering disebut good

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Kebijakan Penyusunan dan Pelaporan BMN

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini membahas tentang kebijakan mengenai Sistem Pengendalian

BAB I PENDAHULUAN. Susilawati & Dwi Seftihani (2014) mengungkapkan bahwa perkembangan

Kata Sambutan Kepala Badan

Transkripsi:

PENGELOLAAN PEMBANGUNAN DAN ASET HASIL PEMBANGUNAN UNTUK PENCAPAIAN OPINI YANG LEBIH BAIK Abdul Rifa'i Sholeh Kepala Auditorat 1.C pada Auditorat Keuangan Negara 1 BPKRI

Tata Kelola Pembangunan Planning Monitoring & Evaluation Budgeting Implementation

Lanjutan... Pengelolaan pembangunan yang baik, antara lain meliputi proses perencanaan, penganggaran, pelaksanaan/implementasi, monitoring dan evaluasi yang baik, senantiasa mendasarkan pada model pemerintahan yang amanah, mengedepankan kejujuran, keterbukaan, akuntabilitas, dan senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat atau model Good Governance (GG).

Karakteristik/Prinsip GG GG Partisipatif Berorientasi pd konsensus Dpt dipertanggungjawabkan (accountable) Transparan Responsif Efektif & Efisien Inklusif Taat hukum

Karakteristik/Prinsip Akuntabilitas GG Kewajiban utk memberikan pertanggungjawaban atau utk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan penyelenggara organisasi kpd pihak yg memiliki hak atau berkewenangan utk meminta keterangan atau pertanggungjawaban. Akuntabilitas Keuangan (LAN dan BPKP: 2001) yaitu pertanggungjawaban mengenai integritas keuangan, pengangkatan dan ketaatan terhadap peraturan perundangan. Sasarannya adalah laporan keuangan yg disajikan dan peraturan perundangan yg berlaku yg mencakup penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang oleh instansi pemerintah.

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Strategi pengelolaan pembangunan & keuangan agar akuntabel a.l dg penerapan SPIP oleh seluruh instansi pemerintah, seperti diamanatkan dlm Pasal 58 UU 1/2004 ttg Perbendaharaan Negara, dan dipertegas dlm PP 60/2008 ttg SPIP. Penerapan SPIP di lingkungan instansi pemerintah akan mendorong terciptanya reformasi birokrasi & tata kelola pemerintah yg baik sesuai dg amanat Perpres 5/2010 ttg Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010 2014.

Lanjutan... SPIP mempunyai 4 tujuan yang ingin dicapai yaitu: (1) Kegiatan yg efektif dan efisien, (2) Laporan keuangan yg dapat diandalkan, (3) Pengamanan aset negara, dan (4) Ketaatan thdp peraturan perundangundangan.

Lanjutan... Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) berperan dlm mengawal penyelenggaraan SPIP & pencapaian target-target pembangunan nasional. APIP, yg meliputi Inspektorat Jenderal/Inspektorat Utama/Inspektorat pd KL & Inspektorat di daerah diharapkan dpt berperan sbg quality assurance atas kegiatan pelaksanaan pembangunan sehingga pimpinan Instansi Pemerintah akan memperoleh keyakinan yg memadai terhadap tercapainya tujuan pembangunan.

Pengelolaan Barang Milik Negara Lanjutan... (BMN) Pengelolaan aset hasil pembangunan yang merupakan BMN telah diatur dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 dan perubahannya yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah beserta aturan-aturan pelaksanaannya, yang dikeluarkan mulai dari Kementerian Keuangan sbg Pengelola hingga Kementerian/Lembaga sbg Pengguna.

PEMERIKSAAN Pemeriksaan BPK UU 15/2004 ttg Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara menyebutkan bahwa jenis pemeriksaan yg dilaksanakan oleh BPK: 1) Pemeriksaan Keuangan output: opini atas LK 2) Pemeriksaan Kinerja output: kesimpulan dan saran 3) Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (selain Pemeriksaan Keuangan & Kinerja) output: kesimpulan

Lanjutan... Pemeriksaan keuangan bertujuan utk memberikan keyakinan yg memadai (reasonable assurance) apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Pemeriksa memberikan opini atas laporan keuangan yang diperiksa.

Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Lanjutan... Opini merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yg disajikan dlm laporan keuangan yg didasarkan pd kriteria: 1) kesesuaian dg SAP (PP 71/2010), 2) kecukupan pengungkapan (adequate disclosures), 3) kepatuhan thdp peraturan perundang-undangan, dan 4) efektivitas SPI.

Lanjutan... Terdapat 4 (empat) jenis opini yg dapat diberikan oleh pemeriksa, yakni: (i) wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), (ii) wajar dengan pengecualian (qualified opinion), (iii) tidak wajar (adversed opinion), dan (iv) pernyataan menolak memberikan opini (disclaimer of opinion)

Opini LK Kementerian Perhubungan TA 2012 adalah Wajar Dengan Pengecualian (WDP), yaitu pengecualian pada beberapa akun, sbb: Nama Akun & Eselon I Terkait 1. Piutang Bukan Pajak - Perhubungan Laut 2. Persediaan - Perhubungan Darat (Pengembangan LLAJ Kalsel) Penjelasan Pencatatan tidak memadai: - tidak ada data catatan (record) penghapusan transaksi/tagihan PNBP setiap kapal; - belum dapat diidentifikasi wajib bayarnya. Pencatatannya tidak dapat diyakini kewajarannya yaitu aset yg diserahkan kpd masyarakat/pemda tidak didukung dg dokumen untuk proses hibah/serah terima kpd pihak Pemda dan/atau proses penghapusan.

Lanjutan... Nama Akun & Eselon I Terkait 3. Aset Tetap Peralatan & Mesin 4. Aset Tetap Jalan, Irigasi, & Jaringan 5. Aset Tetap Konstruksi Dalam Pengerjaan - Perkeretaapian Penjelasan Permasalahan pencatatan dan pelaporan aset tetap sebagai akibat dari pelaksanaan pengadaan barang dan jasa yg tidak sesuai ketentuan, yaitu terdapat indikasi pengaturan pemenang oleh KPA utk paket pekerjaan konstruksi yg mengakibatkan kerugian negara sekurang-kurangnya sebesar Rp51.876.197.461,00 (kekurangan volume, pemahalan harga, pekerjaan tdk selesai & tdk terpasang, dan tdk sesuai spesifikasi)

Lanjutan... Nama Akun & Eselon I Terkait 6. Utang kepada Pihak Ketiga - Perkeretaapian Penjelasan Pencatatannya tidak sesuai dg kondisi yg sebenarnya dan tidak berpedoman pd standar/pedoman yg berlaku. Opini tsb. sama dg TA 2011, dg pengecualian pada beberapa akun yg sama di TA 2012, yaitu: Piutang Bukan Pajak, Aset Tetap Konstruksi Dalam Pengerjaan, dan Utang kepada Pihak Ketiga.

Piutang Bukan Pajak Dalam LK Tahun 2011, Piutang Bukan Pajak senilai Rp10,19 miliar yg pencatatannya tidak memadai. Dalam tahun 2012 telah ditindaklanjuti sehingga Piutang Bukan Pajak yg tdk memadai pencatatannya menjadi senilai Rp3,08 miliar, yaitu piutang kepada PT Pertamina (Persero) dan PT Pelni (Persero). Rekomendasi: Mendorong penelusuran transaksi dan wajib bayar piutang senilai Rp3,08 miliar.

Aset Tetap tidak wajar karena terdapat kerugian negara dari pelanggaran ketentuan pengadaan Hasil Pemeriksaan atas Pelaksanaan Anggaran Kegiatan TA 2010, 2011, dan 2012 pada Satker Pengembangan Perkeretaapian Jawa Barat Dirjend Perkeretaapian Kemenhub dan Instansi Terkait Lainnya di Provinsi Jawa Barat menyebutkan terdapat indikasi pengaturan pemenang oleh KPA utk paket pekerjaan konstruksi yg mengakibatkan kerugian negara sekurang-kurangnya sebesar Rp51.876.197.461,00. Rekomendasi: Hal tsb. terdapat unsur perbuatan melawan hukum yg berindikasi merugikan keuangan negara dan telah diserahkan kepada Aparat Penegak Hukum.

Utang kepada Pihak Ketiga Hasil Pemeriksaan atas Pelaksanaan Anggaran Kegiatan TA 2010, 2011, dan 2012 pada Satker Pengembangan Perkeretaapian Jawa Barat Dirjend Perkeretaapian Kemenhub dan Instansi Terkait Lainnya di Provinsi Jawa Barat menyebutkan terdapat indikasi pengaturan pemenang oleh KPA utk paket pekerjaan konstruksi yg mengakibatkan kerugian negara sekurang-kurangnya sebesar Rp51.876.197.461,00, dan hal tsb. menimbulkan Utang kepada Pihak Ketiga senilai Rp76.884.009.850,00. Rekomendasi: 1. Memantau penyelesaian verifikasi BPKP atas akun Utang kepada Pihak Ketiga; 2. Segera melakukan koreksi pencatatan akun Utang kepada Pihak Ketiga jika hasil verifikasi telah diperoleh.

Persediaan Terdapat aset persediaan yang diserahkan kepada masyarakat/pemda senilai Rp538,65 juta yang tidak didukung dengan dokumen untuk proses hibah/serah terima kepada pihak Pemda dan/atau proses penghapusan, sehingga pencatatannya tidak dapat diyakini kewajarannya. Rekomendasi: 1. Menyusun petunjuk teknis dan pelaksanaan proses serah terima aset kpd Pemda termasuk proses hibahnya serta masing-masing KPA agar melakukan identifikasi atas aset-aset yg diserahkan kpd Pemda/masyarakat utk dilakukan proses penetapan status hibah dan/atau penghapusan kpd Menkeu; 2. KPA Satker Pengembangan LLAJ Kalsel menelusuri dokumen terkait aset utk proses serah terima kpd pihak Pemda dan/atau proses penghapusan.

STRATEGI Strategi yang diperlukan untuk memperoleh opini WTP dapat berbeda antara satu entitas dg entitas yang lain tergantung kondisi dan masalah yg ada. Menetapkan dan melaksanakan langkah-langkah konrit untuk menyelesaikan rekomendasirekomendasi dalam LHP tahun sekarang dan tahun-tahun sebelumnya dengan tetap mempertahankan dan memperbaiki kondisi akun lainnya yg tidak dikecualikan.

KUNCI KOMITMEN KONSISTEN AKSI YANG JELAS MONEV BERKELANJUTAN