BAB III PERENCANAAN STRUKTUR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meskipun istilah aliran lebih tepat untuk menyatakan arus lalu lintas dan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB III METODOLOGI. Bab III Metodologi 3.1. PERSIAPAN

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN LAYANG SUMPIUH - BANYUMAS

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI. 3.2 TAHAPAN PENULISAN TUGAS AKHIR Bagan Alir Penulisan Tugas Akhir START. Persiapan

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain seperti

BAB III METODOLOGI 3.1. PERSIAPAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kemajuan suatu

BAB V ANALISIS PEMILIHAN ALTERNATIF JEMBATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

STANDAR LATIHAN KERJA

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir

BAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi

OLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi

PERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT

BAB VI TINJAUAN KHUSUS PERBANDINGAN SISTEM PLAT LANTAI (SISTEM PLAT DAN BALOK (KONVENSIONAL) DAN SISTEM FLAT SLAB)

ANALISA PERENCANAN JEMBATAN KALI WULAN DESA BUNGO KECAMATAN WEDUNG KABUPATEN DEMAK UNTUK BANGUNAN ATAS

PONDASI RAKIT (RAFT FOUNDATION)

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

KAJIAN PENGGUNAAN PONDASI DANGKAL PADA JEMBATAN (Studi Kasus Proyek Penggantian Jembatan Secang Kecil)

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK

BAB V METODE PELAKSANAAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya.

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Didalam sebuah bangunan pasti terdapat elemen-elemen struktur yang

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG PERLINTASAN KERETA API KALIGAWE DENGAN U GIRDER

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT

PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL 4 LANTAI JALAN INDRAPURA SEMARANG

DESAIN DAN METODE KONSTRUKSI JEMBATAN BENTANG 60 METER MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DENGAN SISTIM PENYOKONG

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT ABSTRAK

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan

PERENCANAAN JEMBATAN SUNGAI LEMPUYANG KABUPATEN DEMAK

BEBAN JEMBATAN AKSI KOMBINASI

PERANCANGAN ALTERNATIF STRUKTUR JEMBATAN KALIBATA DENGAN MENGGUNAKAN RANGKA BAJA

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

METODE PELAKSANAAN LIFTING JACK TIANG PANCANG

3.2. PENGUMPULAN DATA

BAB VII TINJAUAN KHUSUS

BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG

: Rika Arba Febriyani NPM : : Lia Rosmala Schiffer, ST., MT

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

HALAMAN PENGESAHAN. Judul Tugas Akhir : EVALUASI DAN PERENCANAAN JEMBATAN KALI PELUS PURWOKERTO. Disusun oleh : Semarang, Agustus 2006

sedangkan harga upah yang diperhitungkan merupakan upah borongan.

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BANGILTAK DESA KEDUNG RINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN DENGAN BUSUR RANGKA BAJA

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN RANGKA BAJA KALI CIBEREUM KABUPATEN CILACAP JAWA TENGAH

MAKALAH METODE PELAKSANAAN JEMBATAN BETON BERTULANG BALOK T

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki ribuan pulau

Bab 4 KAJIAN TEKNIS FLY OVER

SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH

UCAPAN TERIMA KASIH...

PROPORSI HARGA UPAH, BAHAN DAN ALAT PADA ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI

Struktur dan Konstruksi II

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS. Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Katungau Kalimantan Barat, jembatan merupakan sebuah struktur yang dibangun

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP. proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang harus direncanakan terlebih

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang

TKS 4022 Jembatan PEMBEBANAN. Dr. AZ Department of Civil Engineering Brawijaya University

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

PROGRAM STUDI S-1 LINTAS JALUR JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNOLOGI SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2012

STANDAR JEMBATAN DAN SNI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan

membuat jembatan jika bentangan besar dan melintasi ruas jalan lain yang letaknya lebih

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR

BAB 3 LANDASAN TEORI. perencanaan underpass yang dikerjakan dalam tugas akhir ini. Perencanaan

TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG STRUKTUR JEMBATAN MERR II-C DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN MENERUS (STATIS TAK TENTU)

ANALISA PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN CAST IN SITU DENGAN PRACETAK TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK DIAN REGENCY APARTEMEN

PEMBEBANAN JALAN RAYA

PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : c. Podium 5 lantai, dengan 1 lantai semi basement

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

Nama Pekerjaan : Pembangunan Abutmen Jembatan Air Jernih Gumpang Lempuh Perusahaan : CV. RABO PERKASA Lokasi : Gumpang Lempuh Tahun Anggaran : 2017

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB

PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN BETON PRATEGANG SEI DELI KECAMATAN MEDAN-BELAWAN TUGAS AKHIR GRACE HELGA MONALISA BAKARA NIM:

Transkripsi:

III-1 BAB III PERENCANAAN STRUKTUR 3.1. URAIAN UMUM Perencanaan merupakan suatu tahapan awal dari suatu pekerjaan pembangunan jembatan maupun pekerjaan sipil lainnya. Hasil perencanaan harus merupakan produk yang didukung oleh peraturan atau ketentuan yang sah, yang dapat dipertanggung jawabkan secara teknis maupun secara hukum. Pada umumnya suatu jembatan terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut : 5 6 4 1 2 Abutmen 1 Abutmen 2 Pilar 3 3 Gambar 3.1 Bagian-Bagian Jembatan Keterangan : 1. Bangunan atas 2. Bangunan bawah (abutment) 3. Pondasi 4. Andas/tumpuan 5. Oprit 6. Railling / sandaran

III-2 Di dalam bab ini akan diuraikan perencanaan struktur jembatan yang meliputi perencanaan struktur atas dan perencanaan struktur bawah, dengan mengacu pada standar dan ketentuan sebagai berikut : - Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya - Perencanaan Bangunan Tahan Gempa - Peraturan Beton Bertulang Indonesia 3.2. DASAR-DASAR PERENCANAAN JEMBATAN Dalam merencanakan suatu jembatan, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Pemilihan Lokasi/Alinyemen Pada umumnya jembatan-jembatan direncanakan dengan mengikuti rencana alinyemen dari jalan raya yang telah ditentukan terlebih dahulu, akan tetapi dalam kondisi khusus dimana kemungkinan-kemungkinan untuk membangun jembatan yang telah ditentukan tersebut tidak memungkinkan (karena kondisi tanah atau kondisi aliran sungai) maka dimungkinkan alinyemen jalan sedikit dikorbankan. 2. Penentuan Kondisi Eksternal ( geometri jembatan, panjang, lebar dan tinggi ) Pada pemilihan bentang panjang, posisi abutment, pier dan arah jembatan harus mempertimbangkan unsur-unsur yang paling dominan, yaitu : Topografi daerah setempat Kondisi tanah dasar Kondisi aliran sungai 3. Stabilitas Konstruksi Stabilitas jembatan tentu saja menjadi tujuan utama dari perencanaan jembatan, dengan selalu terikat pada prinsip bahwa konstruksi harus memenuhi kriteria : kuat, kokoh dan stabil. Dalam perencanaan dimungkinkan dilakukan kajian alternatif, sehingga dipilih alternatif yang paling baik. 4. Ekonomis Pertimbangan konstruksi juga harus memperhitungkan faktor ekonomis. Dengan biaya seekonomis mungkin dapat dihasilkan jembatan yang kuat dan aman.

III-3 5. Pertimbangan Pelaksanaan Metode pelaksanaan harus mempertimbangkan kondisi lalu lintas yang ada agar tetap berjalan dengan aman dan lancar. 6. Pertimbangan Pemeliharaan Pertimbangan aspek pemeliharaan dalam perencanaan jembatan akan tetap mendapatkan perhatian perencana dalam memilih bahan konstruksi dan tipe konstruksinya, misalnya faktor pengaruh air, garam zat korosif dan sebagainya. 7. Keamanan dan Kenyamanan Aspek keamanan merupakan faktor utama dalam perencanaan jembatan, misalnya dalam pemasangan railing, trotoar tinggi dan lain-lain. Aspek kenyamanan terletak pada alinyemen di sekitar jembatan ( terutama bila di tikungan ) yang perlu dibuat dengan jari-jari yang cukup besar dan perbedaan kelandaian yang kecil. 8. Estetika Bentuk penampilan yang sesuai dengan lingkungan sekitarnya perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe setiap elemen konstruksi jembatan. 3.3. SURVEY DAN PENELITIAN Pada perencanaan konstruksi jembatan diperlukan data-data yang digunakan sebagai dasar perencanaan. Survey perlu dilaksanakan dengan cermat sehingga akan diperoleh data yang akurat. Adapun data-data yang diperlukan dalam perencanaan konstruksi jembatan antara lain : a. Data tanah setempat dimana jembatan akan dibangun. Hal ini penting untuk menentukan tipe pondasi yang akan digunakan. b. Data banjir sungai, guna mengetahui tinggi muka air banjir yang akan digunakan untuk menentukan peil lantai jembatan. Sedangkan kecepatan aliran sungai dan debit banjir digunakan sebagai dasar untuk merencanakan konstruksi abutment jembatan. c. Data tentang kepadatan lalu lintas serta tekanan gandar yang direncanakan akan melewatinya. d. Data topografi untuk memperoleh karakteristik topografi daerah perencanaan.

III-4 e. Data penunjang lainnya untuk mendapatkan informasi lapangan kaitannya dengan aspek pelaksanaan dan analisis lainnya, misalnya tentang tenaga kerja, material, harga satuan dan lain-lain. Setelah data-data teknis lengkap maka diadakan analisis dan selanjutnya akan ditetapkan antara lain : Lebar jembatan Bentang jembatan Konstruksi jembatan, meliputi konstruksi bagian bawah dan konstruksi bagian atas jembatan Material yang dibutuhkan Setelah perumusan-perumusan selesai, maka dibuat gambar rencana yang sesuai dengan kondisi lapangan, bagian-bagian pekerjaan dan detail-detail serta dilengkapi dengan anggaran biaya beserta syarat-syarat teknis dan administrasi. 3.4. ANALISIS STRUKTUR Beban-beban yang diperhitungkan dalam analisis struktur untuk sebuah bangunan jembatan adalah sebagai berikut : 1. Beban Primer, yang terdiri dari : a. Beban mati (berat sendiri) b. Beban hidup (beban yang bekerja di atas jembatan) c. Beban kejut d. Tekanan tanah 2. Beban Sekunder, yang terdiri dari : a. Beban angin b. Perbedaan suhu c. Rangkak susut d. Rem dan traksi e. Gempa bumi f. Gesekan pada tumpuan 3. Beban Khusus, yang terdiri dari : a. Gaya sentrifugal

III-5 b. Gaya aliran dan benda hanyutan c. Gaya dan beban pada saat pelaksanaan 3.5. PERENCANAAN STRUKTUR BAWAH Struktur bawah berfungsi menerima/memikul beban-beban yang diberikan bangunan atas dan kemudian menyalurkannya ke pondasi. Beban-beban tersebut selanjutnya oleh pondasi disalurkan ke tanah. Untuk mengetahui jenis pondasi yang akan digunakan harus diketahui terlebih dahulu mengenai keadaan, susunan dan sifat lapisan tanah serta daya dukungnya. Masalah-masalah teknik yang sering dijumpai oleh ahli-ahli teknik sipil adalah dalam menentukan daya dukung dan kemungkinan penurunan/settlement yang terjadi. 3.5.1. Penyelidikan Tanah Penyelidikan tanah mencakup penyelidikan di lapangan dan penyelidikan di laboratorium. Penyelidikan tanah dilaksanakan untuk mengetahui sifat tanah dan daya dukungnya.dari penyelidikan tanah dapat ditentukan urutan,ketebalan dan jenis lapisan tanah kearah lateral dan bila diperlukan elevasi batuan dasar.penyelidikan tanah biasanya ditentukan dengan melakukan pengeboran maupun trial pit (sumur uji).apabila diinginkan sampel tanah yang mendekati / mewakili kondisi asli maka penyelidikan tanah dilakukan dengan trial pit.penyelidikan tanah yang memadai merupakan suatu pekejaan pendahuluan yang sangat penting pada pekerjaan konstruksi. Informasi yang cukup harus diperoleh agar didapatkan perencanaan yang aman,ekonomis dan mudah dalam pelaksanaannya.mengingat keadaan tanah disekitar lokasi yang akan dibangun sangat baik maka pihak DISKIMPRAS memutuskan untuk tidak melakukan penyelidikan tanah,sehingga biaya anggaran untuk pembangunan jembatan Kali Serang Jepara dapat ditekan seminimal mungkin,namun tetap memperhitungkan kekuatan konstruksi,keamanan dan kelayakan selama umur rencana bangunan.biaya anggaran yang semestinya digunakan untuk penyelidikan tanah bisa dimanfaatkan untuk menambah sarana pelengkap dan pendukung.untuk menghindari adanya penyalahgunaan anggaran maka pengawas lapangan sesuai

III-6 dengan wewenangnya mengontrol dan mengevaluasi setiap pengeluaran diluar rencana awal. 3.5.2. Pondasi Pondasi adalah bagian struktur yang berada dibawah jembatan dan berfungsi meneruskan beban-beban di atasnya ke tanah keras.setelah diadakan analisis pendahuluan dan dengan mempertimbangkan kondisi tanah dasar serta beban yang didukung,maka proyek ini memilih pondasi Tiang Pancang 3.5.3 Abutment Abutment atau kepala jembatan merupakan bangunan yang berfungsi untuk mendukung bangunan atas dan juga sebagai penahan tanah. Pada proyek ini bagian abutmen menggunakan struktur beton bertulang dengan mutu beton K-275.Adapun fungsi abutmen ini antara lain : Sebagai perletakan balok jembatan atau beam. Sebagai perletakan plat injak. Sebagai penerus gaya-gaya yang bekerja pada struktur atas ke pondasi. Sebagai penahan tekanan tanah aktif. a.pembesian Beton. Pada saat besi diambil dari pabrik maka akan disertai sertifikat tes pabrik sehingga dapat diketahui kekuatan tarik besi.apabila tidak ada tes dari pabrik,maka tes dilakukan di laboratorium.penempatan besi di lapangan ditata sedemikian rupa sesuai dengan diameter dan potongan,sehingga memudahkan pengecekan dan pengambilan pada saat akan dipasang.pemotongan besi digunakan bar-cutter dan pembengkokan dilaksanakan dengan bar- bender. b.pembesian Pile Cap. Urutan pelaksanaan pembesian Pile Cap adalah sebagai berikut : Kebutuhan panjang dan diameter besi rencana diukur. Semua besi yang telah diukur diberi tanda Besi dipotong sesuai dengan kebutuhan. Masing-masing jenis pemotongan dikelompokkan, diikat dan diberi tanda.

III-7 Dibuat denah pembantu dengan kayu hingga diperoleh jarak antara besi pada lokasi pekerjaan. Penulangan dimulai dari arah tepi pada jarak yang telah ditentukan. Tulangan pokok diikat dan dibagi dengan kawat pengikat. Beton decking dipasang dengan ketebalan sesuai rencana. c. Pekerjaan Bekisting. Untuk cetakan beton pada abutmen digunakan multipleks diperkuat kayukayu stut,agar memudahkan pembongkaran bekisting dan juga untuk menjaga permukaan beton maka permukaan bekisting dilapisi dengan minyak bekisting. d. Pekerjaan Cor beton Pekerjaan ini dilaksanakan pada abutmen jembatan.mutu beton yang dipakai adalah beton K-225 dengan menggunakan beton Ready Mix dan Site Mix.Pemadatan beton menggunakan concrete vibrator (beton thriller),untuk menjaga kualitas beton pada proses perkerasan / pengeringan beton dilakukan curing dengan disiram air atau penutupan dengan menggunakan karung goni yang dibasahi dengan waktu sesuai instruksi / spesifiaksi.urutan pelaksanaan cor beton antara lain : Pengukuran / check posisi dan marking / tanda As kolom serta dimensinya. Membuat sepatu kolom. Memasang besi struktur kolom. Chek-list pembesian kolom,bersama direksi / pengawas. Memasang panel bekisting dan perkuatan yang diperlukan. Chek list bersama dengan pihak terkait terhadap posisi,dimensi serta kekokohan bekisting. Memasang perancah untuk alat bantu kerja. Menyiapkan beton Ready Mix. Pelaksanaan cor beton. 3.5.4. Oprit Jembatan Oprit jembatan berfungsi untuk melandaikan jalan yang menuju dan meninggalkan jembatan sehingga pada waktu memasuki jembatan tidak terlalu

III-8 menanjak. Perencanaan oprit dibuat seekonomis mungkin sehingga dari segi biaya rendah serta segi estetikanya memenuhi syarat keindahan. 3.6. PERENCANAAN STRUKTUR ATAS Struktur atas merupakan bagian atas suatu jembatan yang berfungsi menampung beban-beban yang ditimbulkan oleh lalu lintas orang dan kendaraan maupun lainnya, yang kemudian menyalurkannya ke bangunan bawah. Pada Proyek Pembangunan Jembatan Kali Serang Jepara ini struktur atas direncanakan menggunakan Rangka Baja dan Beton Bertulang. 3.7. SARANA PELENGKAP DAN PENDUKUNG Sarana pelengkap dan pendukung berguna untuk menunjang bangunan pokok agar dapat berfungsi dengan baik, antara lain : a.sandaran (Railling ) Railling jembatan berfungsi sebagai pagar pengaman bagi para pengguna jasa jalan, selain itu juga berfungsi sebagai nilai estetika. b.saluran Pembuang (Drainase ) Saluran ini berfungsi untuk mengalirkan air dari perkerasan ke luar jembatan. c.lampu Jembatan Gunanya untuk menerangi jalan bagi kendaraan dan orang yang melewatinya.