Uji Antagonisme Tiga Isolat Fungi Endofit Anggrek Bulan Terhadap F. Oxysporum Secara in vitro

dokumen-dokumen yang mirip
DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATRA UTARA M E D A N

Khaterine 1, Rina Sri Kasiamdari 2

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit layu fusarium yang disebabkan oleh jamur patogen Fusarium sp.

Trichoderma spp. ENDOFIT AMPUH SEBAGAI AGENS PENGENDALI HAYATI (APH)

Gambar 1 Tanaman uji hasil meriklon (A) anggrek Phalaenopsis, (B) bunga Phalaenopsis yang berwarna putih

ISSN: AGRINEÇA, VOL. 14 NO. 2 NOVEMBER 2014

Orchid Mycorrhiza, Peran dan Manfaatnya dalam Bidang Perlindungan Tanaman Perkebunan

DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi pertanian, khususnya dalam pengendalian penyakit tanaman di

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25

ANTAGONISME BAKTERI Pseudomonad fluorescens TERHADAP JAMUR PATOGEN Fusarium oxysporum f. sp. melonis DI RIZOSFER PERKECAMBAHAN MELON SKRIPSI

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

UJI HAYATI MIKORIZA Glomus fasciculatum TERHADAP PATOGEN Sclerotium rolfsii PADA TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L. var.

SELEKSI MIKROBA FILOSFER ANTAGONIS DAN MEDIA EKSTRAK KOMPOS: UPAYA PENGENDALIAN JAMUR Alternaria porri PADA TANAMAN BAWANG MERAH

Potensi Bakteri Endofit dari Batang Panili Sehat sebagai Agen Pengendali Hayati Fusarium oxusporum f. sp. vanillae Penyebab Busuk Batang Panili

UJI ANTAGONISME Trichoderma sp. TERHADAP JAMUR PATOGEN Alternaria porri PENYEBAB PENYAKIT BERCAK UNGU PADA BAWANG MERAH SECARA In-VITRO

Fusarium sp. ENDOFIT NON PATOGENIK

Seleksi Bakteri Antagonis Asal Rizosfer Tanaman Cabai (Capsicum sp) untuk Menekan Penyakit Layu Fusarium secara in vitro

BAB I PENDAHULUAN. pangan yang terus meningkat. Segala upaya untuk meningkatkan produksi selalu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UJI ANTAGONIS JAMUR TRICHODERMA, VERTICILLIUM DAN TORULOMYCES TERHADAP Ganoderma boninense Pat. SECARA IN VITRO

PERAN DAUN CENGKEH TERHADAP PENGENDALIAN LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN TOMAT

EKSPLORASI DAN KAJIAN KERAGAMAN JAMUR FILOPLEN PADA TANAMAN BAWANG MERAH : UPAYA PENGENDALIAN HAYATI TERHADAP PENYAKIT BERCAK UNGU (Alternaria porri)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tumbuhan, Bidang

PENGARUH RADIASI ULTRA VIOLET TERHADAP VIRULENSI. Fusarium oxysporum f.sp passiflora DI LABORATORIUM SKRIPSI OLEH : MUKLIS ADI PUTRA HPT

BAB 5 PENEKANAN PENYAKIT IN PLANTA

I. PENDAHULUAN. serius karena peranannya cukup penting dalam perekonomian nasional. Hal ini

Puput Perdana Widiyatmanto Dosen Pembimbing Tutik Nurhidayati S.Si., M.Si. Siti Nurfadilah, S.Si., M.Sc. Tugas Akhir (SB091358)

ISOLASI DAN SELEKSI MIKROBA ENDOFIT PADA TANAMAN MELON (Cucumis melo L.) SEBAGAI ANTIJAMUR. Skripsi

Identifikasi Cendawan Mikoriza Arbuskula Dari Perakaran Tanaman Pertanian

PENGENDALIAN KIMIA DAN KETAHANAN Colletotrichum spp. TERHADAP FUNGISIDA SIMOKSANIL PADA CABAI MERAH

Yuricha Kusumawardani, Liliek Sulistyowati dan Abdul Cholil

BAHAN DAN METODE. Kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat

I. PENDAHULUAN. khususnya cabai merah (Capsicum annuum L.) banyak dipilih petani dikarenakan

UJI ANTAGONIS 5 ISOLAT TRICHODERMA DARI RIZOSFER

BAB I PENDAHULUAN. Colletotrichum capsici dan Fusarium oxysporum merupakan fungi

CARA APLIKASI Trichoderma spp. UNTUK MENEKAN INFEKSI BUSUK PANGKAL BATANG (Athelia rolfsii (Curzi)) PADA BEBERAPA VARIETAS KEDELAI DI RUMAH KASSA

III. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyiapan tanaman uji

PENGGUNAAN JAMUR ANTAGONIS

DAN CABANG PADA ENAM KLON KARET ABSTRACT

UJI PATOGENITAS BIOFUNGISIDA (PROMAX) DENGAN BAHAN AKTIF

METODE PENELITIAN. Kehutanan dan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman Program Studi

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Penelitian Metode Penelitian Isolasi dan Identifikasi Cendawan Patogen

I. PENDAHULUAN. Tanaman lada (Piper nigrum L.) adalah tanaman perkebunan yang bernilai ekonomi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Gaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ANTAGONISME ANTARA KAPANG Trichoderma spp. TERHADAP Fusarium solani SECARA IN VITRO SERTA MEKANISME ANTAGONISMENYA

BAB I PENDAHULUAN. Cabai merah merupakan jenis tanaman hortikultura yang cukup banyak

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2011 sampai Maret 2012 di Rumah Kaca

UJI PATOGENISITAS Fusarium moniliforme SHELDON PADA JAGUNG ABSTRAK

III. BAHAN DAN METODE. Jurusan Agroteknologi, Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan mulai

HASIL DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI PENGUJIAN ISOLAT VIRUS YANG DILEMAHKAN DENGAN PEMANASAN UNTUK MELINDUNGI KACANG PANJANG TERHADAP INFEKSI VIRUS MOSAIK

PENGARUH TEPUNG DAUN CENGKEH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TOMAT ORGANIK

PRAKATA. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan. hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang merupakan

BAHAN DAN METODE. Tabel 1 Kombinasi perlakuan yang dilakukan di lapangan

BAHAN DAN METODE. Bahan

Potensi Agen Hayati dalam Menghambat Pertumbuhan Phytium sp. secara In Vitro

AKTIVITAS PENGHAMBATAN SENYAWA ANTIMIKROB Streptomyces spp. TERHADAP MIKROB PATOGEN TULAR TANAH SECARA IN VITRO DAN IN PLANTA NURMAYA PAPUANGAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun PT NTF (Nusantara Tropical Farm) Way

*Corresponding author : ABSTRACT

POTENSI Bacillus sp. SEBAGAI AGEN BIOKONTROL PENYAKIT LAYU BAKTERI YANG DISEBABKAN OLEH Ralstonia sp. PADA CABAI (Capsicum annuum L.

DAYA ANTAGONISME Trichoderma spp. TERHADAP BEBERAPA SPESIES KAPANG PATOGEN DARI RHIZOSFER TANAH PERTANIAN KEDELAI

POTENSI JAMUR ASAL RIZOSFER TANAMAN CABAI RAWIT

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

BAHAN DAN METODE. Pembiakan P. fluorescens dari Kultur Penyimpanan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bunga anggrek yang unik menjadi alasan bagi para penyuka tanaman ini. Di

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyediaan Isolat Fusarium sp. dan Bakteri Aktivator

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Metode Penelitian Perbanyakan Propagul Agens Antagonis Perbanyakan Massal Bahan Pembawa Biopestisida

AKTIVITAS PENGHAMBATAN SENYAWA ANTIMIKROB Streptomyces spp. TERHADAP MIKROB PATOGEN TULAR TANAH SECARA IN VITRO DAN IN PLANTA NURMAYA PAPUANGAN

PENDAHULUAN. Sebagian besar produk perkebunan utama diekspor ke negara-negara lain. Ekspor. teh dan kakao (Kementerian Pertanian, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki pasar global, persyaratan produk-produk pertanian ramah

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 : Pengamatan mikroskopis S. rolfsii Sumber :

Biosaintifika 7 (2) (2015) Biosaintifika. Journal of Biology & Biology Education.

BAB I PENDAHULUAN. dan varietas berbagai tanaman hortikultura, salah satunya adalah tanaman

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berpotensi sebagai komoditas agribisnis yang dibudidayakan hampir di seluruh

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Tanaman Industri dan Penyegar

EFEKTIFITAS METABOLIT Trichoderma spp. UNTUK MENGENDALIKAN Ganoderma spp. SECARA In Vitro SKRIPSI OLEH : NI MAL HAMDI BM AGROEKOTEKNOLOGI

BAB 1 PENDAHULUAN. Anggrek merupakan salah satu jenis tanaman hias yang populer di

*

SKRIPSI OLEH: NENY YANTI SIREGAR AGROEKOTEKNOLOGI - HPT

Uji Daya Hambat Jamur Endofit Terhadap Phytophthora palmivora (Butler) Butler Penyebab Penyakit Busuk Buah Kakao Secara in Vitro

PENGARUH Trichoderma viride dan Pseudomonas fluorescens TERHADAP PERTUMBUHAN Phytophthora palmivora Butl. PADA BERBAGAI MEDIA TUMBUH.

KEANEKARAGAMAN JAMUR ENDOFIT PADA TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) DAN KEMAMPUAN ANTAGONISNYA TERHADAP Phytophthora infestans ABSTRACT

SKRIPSI OLEH: M. ZAHRIN SARAGIH HPT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

BAB III BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan dari 2 Juni dan 20 Juni 2014, di Balai Laboraturium

MIKORIZA pada Swietenia macrophylla KELOMPOK 5

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan

TAMBAHAN PUSTAKA. Distribution between terestrial and epiphyte orchid.

Skrining Aspergillus Antagonis Terhadap Phythophthora palmivora Butler. Penyebab Penyakit Busuk Buah Kakao di Sulawesi Tengah

LAPORAN AKHIR MATA KULIAH TEKNOLOGI PUPUK DAN PEMUPUKAN PUPUK HAYATI MIKORIZA MIRPROB

KEMAMPUAN Trichoderma spp. DALAM PENGENDALIAN Patogenitas Rhizoctonia solani PADA TANAMAN KEDELAI

BAB I PENDAHULUAN. industri masakan dan industri obat-obatan atau jamu. Pada tahun 2004, produktivitas

UJI ANTAGONIS FUNGI YANG DIISOLASI DARI MARKISA UNGU (Passiflora edulis SIMS.) MENGGUNAKAN BAKTERI KITINOLITIK LOKAL SKRIPSI NOERMA ASNITA

Transkripsi:

ISSN 23021616 Vol 4, No. 1, Juni 2016, hal 4752 Available online http://journal.uinalauddin.ac.id/index.php/biogenesis Uji Antagonisme Tiga Isolat Fungi Endofit Anggrek Bulan Terhadap F. Oxysporum Secara in vitro KHATERINE 1, RINA SRI KASIAMDARI 2 1 Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pelita Harapan Tangerang Building B 6 th floor Jl. M.H.Thamrin Boulevard Lippo Karawaci, Tangerang Banten 158811 email: khaterine.tc@uph.edu 2 Laboratorium Taksonomi Tumbuhan, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada Jl. Teknika Selatan, Sekip Utara, Yogyakarta 55281 email: rkasiamdari@yahoo.com.au ABSTRACT Phalaenopsis amabilis (L.) Blume or Moth Orchid is Indonesia s native orchid. In its cultivation, the crown rot which is caused by F. oxysporum is one of diseases that usually attack P. amabilis. The aim of this research is to assess the potency of endophytic fungi Sistotrema sp., Ceratorhiza sp. and Moniliopsis sp., that were isolated from healthy P. amabilis roots, in inhibiting F. oxysporum growth in vitro. The experiment of antagonist test was arranged in complete randomized design by three replications. The in vitro antagonist test was done on PDA and the parameter was the percentage inhibitation of F. oxysporum growth by endophytic fungi. The collected data were analyzed by one way anova and DMRT. The result showed that the three endophytic fungi isolated from P. amabilis roots had the potency in inhibiting F. oxysporum. In vitro antagonism test result showed that Moniliopsis sp. had the highest inhibition percentage (71,80%) among Ceratorhiza sp. (67,70%) and Sistotrema sp. (54,87%). Keywords: antagonism, endophytic fungi, F. oxysporum, in vitro, P. amabilis INTISARI Phalaenopsis amabilis (L.) Blume atau anggrek bulan merupakan anggrek alam asli Indonesia. Dalam pembudidayaannya, penyakit busuk pucuk yang disebabkan oleh F. oxysporum, merupakan salah satu penyakit yang sering menyerang P. amabilis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi isolat fungi endofit yaitu Sistotrema sp. Ceratorhiza sp. and Moniliopsis sp., yang sebelumnya telah diisolasi dari perakaran P. amabilis sehat dalam menghambat pertumbuhan F. oxysporum secara in vitro. Penelitian uji antagonis ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 3 kali ulangan. Uji antagonis secara in vitro dilakukan pada medium PDA dengan parameter yang diukur adalah persentase penghambatan pertumbuhan F. oxysporum oleh fungi endofit. Data selanjutnya dianalisis dengan one way anova, dilanjutkan dengan DMRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Moniliopsis sp. memiliki persentase penghambatan pertumbuhan F. oxysporum tertinggi (71,80%) dibandingkan Ceratorhiza sp. (67,70%) dan Sistotrema sp. (54,87%). Kata kunci: antagonisme, fungi endofit, F. oxysporum, in vitro, P.amabilis PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan anggrek alam yang sangat besar. Schuiteman (2010) menyebutkan bahwa ada 5000 spesies anggrek alam di di Indonesia dan jumlah ini masih dapat bertambah karena masih ada pulaupulau di Indonesia yang kekayaan anggrek alamnya belum dieksplorasi. Salah satu spesies Phalaenopsis yang terdapat di Indonesia adalah Phalaenopsis amabilis atau anggrek bulan. Anggrek ini telah ditetapkan sebagai bunga nasional Indonesia dengan sebutan puspa pesona, namun kelestarian anggrek ini di habitat alaminya tetap terancam. Semua spesies Phalaenopsis dikategorikan dalam Appendix II (Herlina, 2012).

KHATERINE, RINA SRI KASIAMDARI Biogenesis 48 Pengambilan anggrek secara langsung dan tidak terkendali di habitat aslinya, illegal logging, kebakaran hutan, konversi hutan menjadi perkebunan dan untuk pemukiman transmigrasi, serta pemanasan global menyebabkan semakin sulitnya mendapatkan anggrek alam di habitat aslinya. Oleh karena itu pelestarian anggrek alam termasuk P. amabilis sangat penting untuk dilakukan. Salah satu upaya pelestarian yang dapat dilakukan adalah dengan cara budidaya, namun upaya pembudidayaan anggrek seringkali terhambat oleh adanya serangan penyakit, salah satunya adalah penyakit busuk pucuk pada P. amabilis. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya (Khaterine, 2014) diketahui bahwa penyakit busuk pucuk disebabkan oleh Fusarium oxysporum. Penyakit ini menyebabkan daun anggrek bulan yang terinfeksi akan menguning dan segera berubah warna menjadi kecokelatan ataupun hitam, daun mudah terlepas dari batang dan dari pucuk anggrek (crown) tidak akan tumbuh daun baru (Frowine, 2008). Pengendalian penyakit busuk pucuk dapat dilakukan dengan memotong dan membuang bagian tanaman yang terinfeksi sebelum penyakit menyebar ke seluruh tanaman, dan dapat pula dengan menyemprotkan fungisida kimiawi ke bagian pucukpucuk anggrek maupun bekasbekas luka pemangkasan pada anggrek (Iswanto, 2005), namun pemberian fungisida dapat menimbulkan efek negatif yaitu mengganggu kesehatan petani anggrek, mencemari lingkungan dan mematikan fungifungi lain non target. Olehnya itu diperlukan upaya yang lebih ramah lingkungan, tidak merusak tanaman dan menguntungkan para petani anggrek, misalnya dengan memanfaatkan fungi endofit yang hidup berasosiasi dengan perakaran tanaman anggrek sehat. Pada anggrek, fungi endofit bermanfaat untuk perkecambahan biji, meningkatkan pertumbuhan anggrek, serta melindungi anggrek dari serangan patogen (Dearnaley, 2007; Mursidawati, 2007). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi isolat Ceratorhiza sp., Sistotrema sp. dan Moniliopsis sp., yang merupakan hasil isolasi dari perakaran P. amabilis dewasa sehat, dalam menghambat pertumbuhan fungi F.oxysporum penyebab penyakit busuk pucuk pada P. amabilis secara in vitro. METODE Uji antagonisme secara in vitro dilakukan dengan menggunakan metode Nuangmek et.al. (2008). Pada tahap persiapan, isolat fungi F. oxysporum, Ceratorhiza sp., Sistotrema sp. dan Moniliopsis sp., masingmasing ditumbuhkan di dalam cawan petri (9 cm) yang berisi 20 ml medium PDA steril selama 7 hari. Pada tahap pelaksanaan uji antagonisme, pada cawan petri lain (9 cm) yang berisi 20 ml medium PDA steril, diinokulasikan koloni fungi patogen dan koloni fungi endofit yang masingmasingnya berdiameter 5 mm, dengan jarak antar koloni 5 cm. Selanjutnya fungi diinkubasi di dalam gelap pada suhu 25 o C. Pada kontrol digunakan water agar berdiameter 5 mm untuk menggantikan fungi endofit. Pada cawan petri (9 cm) berisi 20 ml PDA steril diinokulasikan cetakan 5 mm koloni F. oxysporum berumur 7 hari dan cetakan 5 mm water agar, jarak antara koloni fungi patogen dan water agar sebesar 5 cm. Pengukuran persentase penghambatan (P) dilakukan saat fungi patogen pada kontrol, pertumbuhannya telah mencapai tepi petri. Uji antagonisme secara in vitro dilakukan dengan 3 kali ulangan. Gambar skematis uji antagonisme secara in vitro dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1. Gambar skematis uji antagonisme secara in vitro. Keterangan : a. uji antagonisme F.oxysporum ( ) dengan fungi endofit ( ). b. Kontrol, water agar ( ) R1. Jarak pertumbuhan fungi patogen mendekati fungi endofit, R2. Jarak pertumbuhan fungi patogen mendekati tepi cawan petri

Vol 4, Juni 2016 Biogenesis 49 Persentase penghambatan pertumbuhan fungi patogen oleh fungi endofit dihitung dengan rumus (Nuangmek et.al., 2008): R2 R1 P = x 100% R2 Keterangan: P = Persentase penghambatan R1 = Jarak pertumbuhan koloni fungi patogen mendekati pertumbuhan fungi endofit R2 = Jarak pertumbuhan fungi patogen mendekati tepi cawan petri HASIL Hasil uji antagonisme secara in vitro antara F. oxysporum dengan fungi endofit yang diisolasi dari perakaran tanaman anggrek P. amabilis yaitu Ceratorhiza sp., Sistotrema sp. dan Moniliopsis sp. adalah sebagai berikut:. Tabel 1. Hasil uji statistik persentase penghambatan pertumbuhan F. oxysporum oleh fungi endofit Sistrotema sp., Ceratorhiza sp., Moniliopsis sp. pada hari ke12 setelah inokulasi. Perlakuan R1 (cm) R2 (cm) Persentase penghambatan (%) Kontrol (F. oxysporum) Sistotrema sp. Ceratorhiza sp Moniliopsis sp. 2,9 2,1 1,8 6,5 0 ± 0 a 54,87 ± 1,77 b 67,70 ± 3,07 c 71,80 ± 6,40 c Keterangan: R1 = Jarak pertumbuhan koloni fungi patogen mendekati pertumbuhan fungi endofit; R2 = Jarak pertumbuhan fungi patogen mendekati tepi cawan petri. Angkaangka yang diikuti huruf yang tidak sama berbeda nyata menurut uji jarak Duncan (DMRT) pada taraf 5%. Gambar 2. Hasil uji antagonisme antara F. oxysporum dengan 3 isolat fungi endofit secara in vitro pada hari ke12 setelah inokulasi pada medium PDA. A. Kontrol (F. oxysporum). B. Penghambatan pertumbuhan F. oxysporum oleh Sistrotema sp. C. Penghambatan pertumbuhan F. oxysporum oleh Ceratorhiza sp. D. Penghambatan pertumbuhan F. oxysporum oleh Moniliopsis sp. 1. F. oxysporum. 2. Fungi endofit.

KHATERINE, RINA SRI KASIAMDARI Biogenesis 50 Gambar 3. Struktur mikroskopis fungi. A. Struktur mikroskopis F. oxysporum B. struktur mikroskopis Ceratorhiza sp. C. struktur mikroskopis Sistotrema sp. D. struktur mikroskopis Moniliopsis sp. E. hifa fungi endofit, F. hifa F. oxysporum. G. Interaksi hifa F. oxysporum dengan Sistrotema sp., H. Interaksi hifa F. oxysporum dengan hifa Ceratorhiza sp., I. Interaksi hifa F. oxysporum dengan hifa Moniliopsis sp.. Bar = 25 µm. PEMBAHASAN Secara alami, anggrek hidup berasosiasi dengan fungi endofit. Fungi endofit menginfeksi bagian akar, protokorm dan batang anggrek (Mursidawati, 2007). Asosiasi antara fungi endofit dengan anggrek merupakan salah satu bentuk dari endomikoriza, umumnya melibatkan fungi dari kelas Basidiomycetes (Dearnaley, 2007). Pada penelitian ini digunakan 3 isolat fungi endofit yang diisolasi dari perakaran anggrek P. amabilis sehat. Dua isolat merupakan anomorf Rhizoctonia yaitu Ceratorhiza sp., dan Moniliopsis sp., dan satu isolat lainnya adalah Sistrotema sp.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga fungi endofit tersebut memiliki potensi mampu menghambat pertumbuhan F. oxysporum secara in vitro. Perhitungan persentase penghambatan pertumbuhan F. oxysporum dilakukan pada saat pertumbuhan F. oxysporum pada kontrol, telah mencapai tepi cawan petri atau pada hari ke12 setelah inokulasi. Persentase penghambatan terbesar ditunjukkan oleh Moniliopsis sp. yaitu sebesar 71,80% kemudian diikuti oleh Ceratorhiza sp. sebesar 67,70%, yang pengaruhnya tidak berbeda nyata dengan Moniliopsis sp.. Presentase penghambatan terkecil ditunjukkan oleh Sistrotema sp. yaitu sebesar 54,87% dan kemampuannya berbeda nyata dengan 2 fungi endofit lainnya. Pada gambar 2 ditunjukkan hasil uji antagonisme antara fungi endofit dengan F. oxysporum pada medium lempeng PDA. Pada gambar tersebut, terlihat pertumbuhan F. oxysporum yang terhambat oleh pertumbuhan fungi endofit (Gambar 2B, 2C, 2D), dibandingkan dengan kontrol (Gambar 2A). Penghambatan yang dilakukan oleh Ceratorhiza sp., Moniliopsis sp. dan Sistrotema sp. dapat dilakukan melalui kompetisi kecepatan tumbuh antara koloni fungi endofit dan patogen sehingga fungi yang lebih cepat tumbuh dapat lebih cepat menguasai ruang dan nutrisi yang tersedia. Dandurand dan Knudsen (1993) dalam Adebola dan Amadi (2010) menyebutkan bahwa keefektifan agen biokontrol tergantung pada kemampuannya berproliferasi pada dalam waktu yang singkat pada kondisi lingkungan yang sesuai sebelum menyerang patogen tanaman. Kontak hifa secara langsung antara F. oxysporum dengan fungi endofit pada uji

Vol 4, Juni 2016 Biogenesis 51 antagonisme ini dapat dilihat pada gambar 3. Pengamatan interaksi antar hifa fungi ini dilakukan dengan menggunakan mikroskop cahaya. Dalam pengamatan ini F. oxysporum memiliki ukuran hifa yang lebih kecil dibandingkan hifa fungi endofit. Hasil pengamatan menunjukkan adanya hifa F. oxysporum yang melakukan kontak langsung dengan hifa fungi endofit. Interaksi yang tampak dapat berupa hifa F. oxysporum dan hifa Sistrotema sp. yang tumbuh saling melilit (Gambar 3G dan 3I) atau hifa F.oxysporum tumbuh di sepanjang hifa fungi endofit (Gambar 3H). Identifikasi dan seleksi organisme antagonist merupakan langkah penting di dalam upaya mengembangkan agenagen pengendali biologis. Nega (2014) menyebutkan bahwa pengendalian biologis dapat menjadi strategi yang potensial untuk mengurangi penggunaan bahan kimia sebagai pengendali patogen, mencegah akumulasi residu kimia berbahaya yang merusak lingkungan. Potensi kemampuan fungi endofit dalam menghambat pertumbuhan fungi patogen untuk menunjang budidaya tanaman anggrek harus terus dikembangkan, karena hal ini tidak saja aman bagi lingkungan namun akan menguntungkan petani, karena keberadaan fungi endofit juga dapat memacu pertumbuhan anggrek, dengan cara meningkatkan absorbsi nitrogen dan berbagai mineral seperti P,K dan Ca serta menginduksi pembentukan akar baru (Duncan et.al. 2006). Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh penggunaan ketiga fungi endofit terhadap ketahanan anggrek pada penyakit dan pertumbuhannya. KESIMPULAN Ketiga isolat fungi endofit yang diisolasi dari perakaran tanaman anggrek P. amabilis diketahui mampu menghambat pertumbuhan F. oxysporum, penyebab penyakit busuk pucuk. Pada hasil uji antagonis secara in vitro, menunjukkan bahwa Moniliopsis sp. memiliki persentase penghambatan pertumbuhan F. oxysporum tertinggi (71,80%) dibandingkan Ceratorhiza sp. (67,70%) dan Sistotrema sp. (54,87%). DAFTAR PUSTAKA Adebola MO and Amadi JE. 2010. Screening three Aspergillus species for antagonistic activities against the cocoa black pod organism (Phytophthora palmivora). Agriculture And Biology Journal Of North America. vol 1(3):362365. Dearnaley J. 2007. Further advances in orchid mycorrhizal research. Mycorrhiza. vol 17(6): 475486. Duncan DC, Jonathan RL, David JR. 2006. Mutualistic mycorrhiza in orchids: evidence from plant fungus carbon and nitrogen transfers in the greenleaved terrestrial orchid Goodyera repens. New Phytologist. vol 171(2) :405 416. Frowine SA. 2008. Moth Orchid: The Complete Guide to Phalaenopsis. Portland: Timber Press. Herlina D. 2012. Perbanyakan Anggrek Phalaenopsis dan Paraphalaenopsis Spesies dengan semai biji secara In Vitro untuk Tujuan Koleksi dan Konservasi. Prosiding Seminar Nasional Anggrek. 21 Juni 2012. Cianjur: Balai Penelitian Tanaman Hias. Iswanto H. 2005. Merawat dan Membungakan Anggrek Phalaenopsis (ed revisi). Jakarta: Agromedia Pustaka. Khaterine dan Kasiamdari RS. 2015. Identifikasi dan Uji Patogenitas Fusarium sp. Penyebab Penyakit Busuk Pucuk pada Tanaman Anggrek Bulan (Phalaenopsis sp.). Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi. 21 Maret 2015. Malang: Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Muhammadiyah Malang. Mursidawati S. 2007. Asosiasi Mikoriza Dalam Konservasi Anggrek Alam. Bulentin Kebun Raya Indonesia. vol 10(1): 2430. Nega A. 2014. Review on Concepts in Biological Control of Plant Pathogens. Journal of Biology, Agriculture and Healthcare. vol 4(27): 3354. Nuangmek W, Mc. Kenzie EHC and Lumyong S. 2008. Endophytic Fungi

KHATERINE, RINA SRI KASIAMDARI Biogenesis 52 From Wild Banana (Musa acuminata Colla) Works Against Anthracnose Disease Caused by Colletotrichum musae. Research Journal of Microbiology. vol 3(5):368374. Schuiteman A. 2010. Orchid in Indonesia and Their Conservation. Prosiding The 2010 International Seminar On Orchid Conservation and Agribusiness. 27 Oktober 2010. Yogyakarta.