Empat Misi Bidang Pendidikan



dokumen-dokumen yang mirip
Bulan Oktober ini adalah bulan

SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI pada Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2015

SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Siaran Pers Kemendikbud: Hardiknas 2017, Percepat Pendidikan yang Merata dan Berkualitas Selasa, 02 Mei 2017

Surat untuk Ibu dan Bapak Guru Dari Mendikbud *

PEDOMAN PELAKSANAAN UPACARA BENDERA HARI GURU NASIONAL TAHUN 2014 DAN HUT KE-69 PGRI

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat dikatakan sebagai sebuah kebutuhan bagi setiap orang,

Kemajuan suatu bangsa salah

Sambutan Presiden RI pd Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2013, tgl.23 Juli 2013, di Jakarta Selasa, 23 Juli 2013

PEDOMAN PELAKSANAAN APRESIASI GURU DAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kemampuan dan kualitas. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas Sumber

Sambutan Presiden RI pd Silaturahim dg Paskibraka, di Jakarta, tgl.18 Agt 2014 Senin, 18 Agustus 2014

BUPATI MESUJI PERATURAN BUPATI MESUJI NOMOR TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PADA PERINGATAN HARI GURU NASIONAL 2014 TANGGAL 25 NOVEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pendidikan baik formal, non formal, maupun informal memiliki

Program Pengembangan BOSDA Meningkatkan Keadilan dan Kinerja Melalui Bantuan Operasional Sekolah Daerah

KEBIJAKAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BUPATI BANYUWANGI. Assalaamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua

MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PANDUAN LOMBA KARYA JURNALISTIK SISWA (LKJS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2014

Bagaimana Memotivasi Anak Belajar?

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Sambutan Presiden RI pada Jambore Nasional IX Gerakan Pramuka th 2011, Kab. OKI, 2 Juli 2011 Sabtu, 02 Juli 2011

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Kongres Kepala Desa dan Perangkat Desa Seluruh Indonesia, Senin, 08 Juni 2009

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Panti Sosial Bina Remaja sebagai salah satu Panti Sosial dari Unit Pelaksana

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

PEDOMAN PENERIMA TANDA KEHORMATAN SATYALENCANA PENDIDIKAN BAGI PENGAWAS SEKOLAH TAHUN 2016

Siaran Pers Kemendikbud: Penguatan Pendidikan Karakter, Pintu Masuk Pembenahan Pendidikan Nasional Senin, 17 Juli 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II LANDASAN TEORI

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 3.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga

MEMBENTUK SUMDER DAYA MANUSIA BERKUALITAS MELALUI LEADER CLASS

PEDOMAN PELAKSANAAN HARI GURU NASIONAL TAHUN 2014 DAN HUT KE-69 PGRI

BAB VI PENUTUP Praktek Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMA Negeri 1 Matauli Pandan mampu membangun interaksi komunikasi

PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran penting dalam kemajuan suatu bangsa.

STRATEGI MEWUJUDKAN GENERASI EMAS BANGSA

MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PANDUAN LOMBA KARYA JURNALISTIK SISWA (LKJS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2015

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

Sambutan Presiden RI pd Pembukaan Kongres XXI PGRI dan Guru Indonesia 2013, 3 Juli 2013, di Jakarta Rabu, 03 Juli 2013

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PEDOMAN PENYELENGGARAAN APRESIASI GURU PAI DAN PENGAWAS PAI TAHUN 2013

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

BAB I PENDAHULUAN. adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu

PEDOMAN PENERIMA TANDA KEHORMATAN SATYALENCANA PENDIDIKAN BAGI KEPALA SEKOLAH TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

INFOGRAFIS HARI PERTAMA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan dan usaha untuk

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi

Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti, pikiran, dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita

Arah Kebijakan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

APRESIASI GURU PAI TK, SD, SMP, SMA dan SMK TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

PROGRAM SANGIHE MENGAJAR: Kiat Baru Pemenuhan Guru di Pulau-Pulau dan Desa Terpencil DI KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE, SULAWESI UTARA

BIPA Pendukung Internasionalisasi Bahasa Indonesia

ANALISIS UNDANG-UNDANG SISDIKNAS NOMOR 20 TAHUN Oleh. I Kadek Arta Jaya, S.Ag.,M.Pd.H

BAB I PENDAHULUAN. yang signifikan. Beberapa penerapan pola peningkatan kualitas pendidikan

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

I. PENDAHULUAN. sebagai upaya menunjukkan eksistensi diri. Salah satu bidang yang menunjang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

Transkripsi:

Edisi 12 Th V Desember 2014 Ajakan Mendikbud: Yuk, Turun Tangan Selesaikan Masalah Orang Tua Harus Aktif Dalam Proses Pendidikan Gallery Talk JIPS 2014 Indonesia Masuki Fase Kesatuan Ekonomi Empat Misi Bidang Pendidikan ISSN: 2355-8156

2 Kita Berharap, Semua Guru Bersikap Profesional Membicarakan guru selalu menarik, karena banyak aspek yang dapat dibahas. Pada kesempatan kali ini, kita menguliknya dari aspek profesionalitas guru. Ada pendapat yang mengaitkan profesionalitas guru dengan kesejahteraan dan kompetensi. Kesejahteraan dan kompetensi guru ibarat sebuah mata uang dengan dua sisi yang berbeda tapi menyatu, tidak dapat dipisahkan satu sisi dengan sisi lainnya. Maka, peningkatkan kesejahteraan sebaiknya diikuti dengan peningkatan kompetensi, sedangkan kompetensi akan melahirkan sikap profesional. Hal sanada pernah disampaikan oleh Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla. Sebagaimana diberitakan, pada kesempatan menghadiri peringatan Hari Guru Nasional 2014 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (27/11), Jusuf Kalla menyatakan bahwa meningkatkan kesejahteraan guru harus diikuti dengan peningkatan kualitas guru. Seorang guru tidak boleh berhenti belajar karena ilmu berkembang dengan sangat cepat. Selain harus mengajar dengan cara yang baik dan menyenangkan, guru juga harus menjadi pembelajar yang baik dan belajar terus menerus. Misalnya dengan rajin mengikuti penataran dan banyak membaca dari berbagai sumber. Anjuran Jusuf Kalla demikian itu menunjukkan bahwa guru harus bersikap profesional dengan melakukan kebiasaan yang dapat meningkatkan kompetensinya sebagai guru. Hanya saja, sebagian besar guru beranggapan, kesejahteraan merupakan bagian dari profesionalitasnya. Jadi, profesionalitas bukan hanya diukur dari kompetensi semata. Guru dinilai kurang bersemangat jika peningkatan kompetensi tanpa disertai peningkatan kesejahteraan. Bahkan bisa jadi guru mencari tambahan dengan menjalankan profesi lainnya untuk menutupi kebutuhan hidupnya, seperti menjadi tukang ojek misalnya. Tentu saja, hal ini akan bisa mengganggu konsentrasi guru dalam menjalankan kewajibannya di depan kelas, di hadapan peserta didik. Sebaliknya, meningkatkan kesejahteraan saja tanpa disertai dengan peningkatkan kompetensi guru, tidak akan menjadikan guru lebih kreatif daripada sebelumnya. Padahal kreativitas sangat dibutuhkan dalam sebuah pembelajaran, agar peserta didik istiqomah dalam mengikuti proses belajar dan lebih mudah dalam menangkap materi pembelajaran. Tanpa ada kreativitas, proses pembelajaran akan terasa membosankan bagi peserta didik. Sebenarnya, sejak Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diundangkan, guru di manapun berada adalah seorang profesional. Selain memiliki keahlian khusus di bidangnya, guru selalu dituntut bersikap lebih mengutamakan untuk terlibat secara aktif dalam upaya mencerdaskan bangsa. Artinya, menempatkan hal-hal di luar urusan pembelajaran, misalnya kenaikkan gaji/tunjangan, pada urutan yang kesekian. Bukan pada urutan yang pertama. Begitu pula dengan upaya menambah ilmu untuk meningkatkan kompetensinya, sudah menjadi hal yang seharusnya dilakukan oleh seorang guru profesional. Menambah ilmu adalah bagian dari profesionalitas itu sendiri. Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 itu disebutkan, pendidik merupakan tenaga profesional. Penempatan kedudukan pendidik/guru sebagai tenaga profesional bertujuan meningkatkan martabat guru serta perannya sebagai agen pembelajaran dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional. Pendidikan nasional itu sendiri bertujuan mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Mengaca pada UU tersebut, masyarakat menempatkan guru pada posisi sangat strategis dalam membangun generasi muda penenerus bangsa. Guru berperan dalam setiap upaya peningkatan mutu, serta efektivitas dan efisiensi pendidikan. Maka, peningkatan dan pengembangan aspek kompetensi profesional guru merupakan kebutuhan dasar bagi pendidikan. Telah banyak bukti yang dikemukakan bahwa pendidikan, di dalamnya termasuk pengajaran, mengalami kemajuan berkat kepiawan guru dalam menerapkan kompetensi standar yang dimilikinya, termasuk kompetensi profesional. Tidak berlebihan jika kita berharap, semua guru bersikap profesional dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah maupun di tengah masyarakat. (*) Pendidikan Harus Jadi Kegembiraan Foto hitam putih itu menggambarkan sebuah halaman rumah sederhana. Pintu kayu, tembok tanpa pulasan cat, pagar semen setinggi lutut orang dewasa menghiasi halaman tersebut. Tikar pandan menjadi alas sederhana untuk duduk beberapa orang. Sekitar lima belas anak duduk menghadap seorang guru wanita. Mereka sedang bersiap untuk belajar. Halaman di foto tersebut merupakan bagian dari salah satu Sekolah Taman Siswa di Bandung. Guru perempuan yang ada di foto itu adalah Ibu Soerjoadipoetro, salah seorang penggerak pendidikan Taman Siswa. Foto itu kini masih terarsip di Museum Tropen, Belanda. Gambar dua dimensi tersebut boleh jadi sederhana, tapi pesannya begitu nyaring. Bahwa pendidikan adalah sebuah keseharian yang menyenangkan. Murid-murid yang hadir tak memakai seragam tapi semangat mereka tak bisa disepelekan. Pembelajaran di Taman Siswa, Bandung mengingatkan saya pada konsep belajar tiga dinding yang dikenalkan oleh Ki Hadjar Dewantara. Ki Hadjar menyarankan ruang kelas hanya dibangun dengan tiga sisi dinding, sedangkan satu sisi lainnya lainnya terbuka. Ki Hadjar ingin menyatakan bahwa seharusnya tidak ada jarak antara dunia pendidikan di dalam kelas dengan realitas di luarnya. Sekali lagi ini bukti bahwa pendidikan harus hidup dan tumbuh sebagai sebuah keseharian yang menyenangkan. Kini kita kerap menengok Finlandia saat bicara pendidikan. Apa yang dilakukan oleh Finlandia sebenarnya senada dengan konsep Ki Hadjar. Bahwa proses belajar harus menyenangkan. Saatnya kita mengembalikan konsep pendidikan kita seperti yang diajarkan oleh Bapak Pendidikan kita, Ki Hadjar Dewantara. Bagi beliau, sekolah adalah taman, tempat bermain. Proses belajar itu mencerahkan, Pendidikan itu prosesnya equal, tapi merangsang pertumbuhan. Mari kita buat proses belajar itu adiktif. Layaknya candu, ada keinginan untuk belajar terus. Ke depan, yang kita butuhkan bukan spesialis, melainkan learner, pembelajar. Kita harus mendidik orang menjadi pembelajar. Kalau bisa menjadi pembelajar, di peran apa pun dia akan bisa punya makna. Untuk mewujudkan pendidikan menjadi kegembiraan tentu perlu sebuah perspektif baru. Kita bisa menengok kembali pada Ki Hadjar untuk menghadirkan perspektif ini. Pendidikan lebih didasarkan pada minat dan potensi yang perlu dikembangkan anak didik, bukan pada minat dan kemampuan apa yang dimiliki oleh pendidik. Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu. Soal ekstrakurikuler misalnya, minat dan bakat anak-anak itu bervariasi. Tanyakan pada anak-anak ingin ekstrakurikuler apa? Jangan kita yang menentukan minat dan bakatnya. Selama ini ekstrakurikuler kita selera guru, selera dinas, selera yang sudah jadul. Maka jangan salahkan anak-anak ketika mereka memilih pulang daripada aktif di kegiatan ekskul. Anak-anak kita akan hidup di masa depan dan kita mendidik anak-anak kita di zaman ini, bukan di zaman dulu. Untuk melaksanakan itu kita perlu membuka pikiran kita. Tidak ada terobosan, tidak ada inovasi di sekolah, jika tidak ada guru yang inovatif. Guru tidak akan kreatif inovatif kalau tidak ada percikan rangsangan. Karena itu bagian dari tugas kementerian untuk merangsang itu. Adalah tanggungjawab kita bersama untuk menciptakan pendidikan yang menyenangkan, bukan sebuah beban. Yang di depan memberi teladan, di tengah memberi semangat, dan di belakang memberi dorongan. Konsep dari Ki Hadjar tersebut masih relevan sampai saat ini. Kelak ketika kita lengah pada tanggungjawab ini, lihat kembali foto-foto Taman Siswa. Bahkan di masa ketika kita belum bisa teriak merdeka, para pendiri negeri ini telah mendorong pendidikan sebagai sesuatu yang menyenangkan. Bayangkan ketika pulang sekolah nanti anak-anak kita bisa tersenyum sambil menceritakan beragam pengalaman di sekolah. (*) Edisi 12 Th V Desember 2014 Ajakan Mendikbud: Yuk, Turun Tangan Selesaikan Masalah Orang Tua Harus Aktif Dalam Proses Pendidikan Gallery Talk JIPS 2014 Indonesia Masuki Fase Kesatuan Ekonomi Ajak seluruh masyarakat menurunkan pengeluaran guru. Beri diskon kepada guru, kata Mendikbud. Guru dapat diskon, pengeluaran berkurang. Pengeluaran berkurang, kesejahteraan meningkat. Kesejahteraan meningkat, profesionalitas terangkat. Tul, nggak, Bapak/Ibu guru? Betul, Mas Menteri. Jangan hanya urun angan. Pemda meminta pemerintah pusat lebih memerhatikan daerah 3T. Siap! Murid langsung sampaikan ke Mas Menteri, agar direspons dengan kebijakan dan program yang sesuai. Empat Misi Bidang Pendidikan ISSN: 2355-8156 Mendikbud mengatakan, Yuk, turun tangan selesaikan masalah pendidikan. Desain Perwajahan & Tata letak: vien.adrian Keterangan Foto: Foto sampul adalah foto yang diikutsertakan dalam Lomba Foto Pendidikan 2012 yang diselenggarakan Pusat Informasi dan Humas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dua orang siswa SD menggunakan getek, perahu yang dibuat dari rakitan sejumlah bambu panjang, sebagai alat penyebrangan menuju sekolah mereka. Pelindung: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan; Penasihat: Sekretaris Jenderal, Ainun Na im; Pengarah: Rahman Ma mun; Penanggung Jawab: Ibnu Hamad; Pemimpin Redaksi: Dian Srinursih; Redaktur Pelaksana: Emi Salpiati; Staf Redaksi: Ratih Anbarini, Seno Hartono, Aline Rogeleonick, Desliana Maulipaksi, Harriswara Akeda, Denis Sugianto, Ardi Wilda; Fotografer: Ridwan Maulana, Jilan Rifai; Desain dan Artistik: Susilo Widji P., Yus Pajarudin; Sekretaris Redaksi: Tri Susilawati; Redaktur Eksekutif: Priyoko; Alamat Redaksi: Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat, Kemdikbud, Gedung C Lt.4, Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta, Telp 021-5711144 Pes. 2413, 0215701088. Laman: www.kemdikbud.go.id Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI @Kemdikbud_RI

3 Temui Guru Honorer yang Mengabdi Sejak 1974 Pengabdian Maman Dapat Jadi Teladan Sejak kisah singkatnya muncul di media sosial sekitar pertengahan November 2014 lalu, nama Maman Suparman menjadi terkenal. Ia adalah guru honorer berusia 74 tahun yang mendedikasikan dirinya sebagai tenaga pendidikan sejak tahun 1974. Melihat kisahnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, mengajak masyarakat untuk mengubah cara pandang masyarakat terhadap guru. Guru adalah profesi mulia yang tidak ternilai. Sehari setelah menjawab surat dari pemilik akun Sukamto M.Pd tentang Maman Supratman, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, menemui Maman, guru honorer aktif selama 40 tahun di SMP Negeri 17 Bekasi, Jawa Barat, Selasa (2/12). Dalam kesempatan itu Mendikbud memberikan semangat dan apresiasi yang tinggi kepada pria berusia 74 tahun, pengajar mata pelajaran kesenian angklung tersebut. Saya, atas nama pemerintah ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi. Insya Allah guru seperti Pak Maman ini, kami menyebutnya guru mulia, yang bisa jadi contoh buat semua, katanya. Saat tiba di sekolah ini, Mendikbud sempat menunggu beberapa waktu karena Maman sedang mengajar di sekolah lain. Pada kunjungannya, Mendikbud didampingi oleh Direktur Jenderal Pendidikan Dasar, Hamid Muhammad. Mendikbud mengatakan, pengabdian Maman yang tulus ini dapat menjadi teladan. Menurut Mendikbud, apa yang dikerjakan Maman tidak ternilai. Dihargai berapa pun tidak ternilai, karena kemuliaan itu tidak bisa dirupiahkan, katanya. Maman menjadi perbincangan di media sosial facebook setelah pemilik akun Sukamto MPd mengunggah cerita tentang Maman di akun facebook-nya. Dia mengunggah profil Maman disertai foto saat mengenakan seragam PGRI pada 25 November lalu, yang bertepatan dengan peringatan Hari Guru Nasional. Sukamto adalah guru bahasa Indonesia di sekolah yang sama dengan tempat Maman mengajar. Sampai Selasa (2/12) siang, Foto: Ridwan PIH Pengabdian Maman yang tulus ini dapat menjadi teladan. Apa yang dikerjakan Maman tidak ternilai. Guru Maman Supratman mengajar kesenian angklung kepada peserta didik di SMP Negeri 17 Bekasi, Jawa Barat, Selasa (2/12). Maman mengabdi sebagai guru honorer sejak tahun 1974. statusnya mendapatkan 22.684 likes dan dibagikan sebanyak 7.431 kali. Menjawab surat tersebut, Mendikbud mengatakan, kini saatnya mengubah cara pandang masyarakat terhadap guru. Kita harus melihat guru sebagai profesi yang mulia. Terlepas dari berbagai macam persoalan yang meliputi guru, kita harus menjadikan mereka sebagai orang-orang penting. VIP-kan guru-guru kita! tegas Mendikbud dalam acara Silaturahim dengan Kepala Dinas Pendidikan Seluruh Indonesia di Plaza Insan Berprestasi, Kemendikbud, Jakarta, Senin (1/12). Menurut Mendikbud, tugas pemerintah adalah meningkatkan kesejahteraan guru. Sementara tanggung jawab masyarakat adalah menurunkan pengeluaran guru. Jika kedua hal ini sama-sama dilakukan, maka guru akan semakin sejahtera. Ajak seluruh masyarakat menurunkan biaya. Beri diskon kepada guru, tuturnya. Mendikbud memberikan contoh partisipasi masyarakat yang menurunkan biaya pengeluaran guru. Contoh itu datang dari sebuah bengkel kecil di Yogyakarta yang sempat ia kunjungi beberapa hari yang lalu. Bengkel ini memberikan diskon 50 persen untuk jasa dan 15 persen untuk suku cadang khusus untuk guru, katanya. Dalam bahan paparannya di hadapan perwakilan pemerintah daerah yang mengurusi pendidikan dan kebudayaan, Mendikbud mengingatkan agar semua pihak melepaskan guru dari semua kepentingan politik praktis, baik di pusat maupun di daerah. Mantan Rektor Universitas Paramadina ini kembali menegaskan agar tidak memandang masalah pendidikan sebagai tugas pemerintah semata. Pendidikan harus menjadi tanggung jawab semua orang dan jika ini dilakukan, maka efeknya akan sangat luar biasa. Peraturan memang mudah dibuat, namun akan lebih dahsyat jika itu adalah datang dari panggilan hati semua orang yang sudah merasakan manfaat pendidikan di Indonesia, kata Mendikbud. Kisah Maman Kepala SMP Negeri 17 Bekasi, Untung Hartono mengaku termotivasi oleh semangat mendidik Maman. Menurut dia, Maman selalu aktif dalam setiap kegiatan di sekolah. Ke mana pun dia selalu ikut dan mendampingi. Dia tidak mau ketinggalan, katanya. Untung adalah salah satu murid Maman, saat dirinya menempuh pendidikan di Sekolah Pendidikan Guru (SPG). Maman mengatakan, dia menjadi guru awalnya karena tidak sengaja. Saat itu dia bekerja di pabrik kertas dan kemudian berhenti bekerja pada tahun 1970. Setelah itu dia berjualan angklung buatannya sendiri. Tahun 1976 ada sekolah yang pesan alat musik angklung. Saya akhirnya ditawari menjadi guru kesenian, katanya. Kini murid Maman sudah banyak yang sukses. Semua ini karena ketulusan dia mendidik para siswanya. Maman pertama kali mengajar di SMP 1 Pondok Gede, yang sekarang bernama SMP Negeri 6 Bekasi. Kepala sekolahnya juga adalah bekas muridnya dulu. Saat ada pengangkatan pegawai, dirinya juga mengajukan pemberkasan namun terkendala usia. Saya sudah berumur 40, sedangkan batas usia saat itu 37 tahun, katanya. Beberapa tahun kemudian ada pemutihan pengangkatan pengawai. Batas usianya dinaikkan menjadi 39 tahun. Namun lagi-lagi Maman tidak bisa diangkat karena usianya saat itu sudah 42 tahun. Status honorer tidak menjadi halangan baginya untuk menularkan ilmu ke anak didiknya. Saya tidak pikir, pokoknya kerja. Saya sudah tua begini cuma ingin menurunkan ilmu, katanya. Maman mengaku, awalnya ia menolak menjadi tenaga pendidik,. Namun, Maman terus dibujuk. Tidak apa-apa. Ada kurikulumnya kok, katanya menirukan ucapan pejabat kepala sekolah, yang kebetulan adalah adik kelasnya saat di sekolah dulu. Akhirnya Maman menyetujui ajakan untuk menjadi guru. Di sekolahnya dia mengajar mata pelajaran seni musik dan seni rupa. Kini murid Maman sudah banyak yang sukses. Semua ini karena ketulusan dia mendidik para siswanya. Kemarin saya kedatangan bekas murid saya. Pangkatnya sudah Brigjen, dia lulusan tahun 1983, katanya. Wah. (Agung, Ratih)

Empat Misi Bidang Pendidikan Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden RI, Joko Widodo, dan Wakil Presiden, Jusuf Kalla, merumuskan sembilan misi pembangunan yang dinamakan Nawacita Pemerintahan. Di bidang pendidikan, setidaknya ada empat misi yang akan dilaksanakan selama lima tahun pemerintahan ini. Melalui misi ini, diharapkan sektor pendidikan Indonesia ke depan menjadi lebih baik dari apa yang telah dicapai hari ini. Program Indonesia Pintar adalah satu dari sejumlah misi di bidang pendidikan yang dicanangkan pemerintah Presiden RI, Joko Widodo, dan Wakil Presiden, Jusuf Kalla. Program yang diwujudkan dalam bentuk Kartu Indonesia Pintar (KIP) ini diluncurkan pada akhir Oktober 2014 lalu bersamaan dengan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) oleh Presiden Joko Widodo. Program ini menjamin seluruh warga negara Indonesia usia sekolah yang memiliki kesulitan ekonomi untuk tetap dapat mengenyam pendidikan, baik formal maupun informal, tanpa biaya apapun. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, mengatakan, pesan utama pemerintah baru adalah akses pada pendidikan yang merata, yaitu wajib belajar 12 tahun bebas pungutan. Namun, ini adalah proses bertahap, sehingga jangan bayangkan ini langsung dapat terjadi tahun depan atau beberapa bulan ke depan. Ini sebagai proses yang bertahap, tutur Mendikbud dalam acara silaturahim dengan para kepala dinas pendidikan provinsi, dan kabupaten/kota, di kantor Kemendikbud Jakarta, Senin (1/12). Dalam paparannya, Mendikbud memaparkan empat misi pemerintahan baru dalam bidang pendidikan. Pertama, meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Kedua, meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional. Ketiga, melakukan revolusi karakter bangsa, dan keempat, memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Ia menjelaskan, misi tersebut dijabarkan dalam bentuk program praktis, seperti membangun sejumlah science and technopark di kawasan politeknik dan SMK yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana berteknologi terkini. Inilah janji yang akan pemerintah lakukan, ucapnya. Sementara itu, untuk mewujudkan revolusi karakter bangsa, cara yang dilakukan di antaranya adalah dengan membangun pendidikan kewarganegaraan, dan menghilangkan model penyeragaman dalam sistem pendidikan nasional. Justru kita harus memberikan ruang bagi kreativitas, inovasi di daerah, jangan diseragamkan. Ini pesan pemerintah baru. Indonesia punya begitu banyak potensi untuk bisa tumbuh lebih baik, jelas Mendikbud. Ia menambahkan, revoluasi karakter bangsa juga dilakukan dengan memberikan jaminan hidup yang memadai bagi para guru terutama tenaga pendidik yang ditugaskan di daerah terpencil. Ini guru-guru pasti langsung setuju, tambah Mendikbud. Pemerintahan percaya, memperteguh kebhinekaan juga menjadi misi dalam memperkuat sektor pendidikan di Untuk mewujudkan revolusi karakter bangsa, cara yang dilakukan di antaranya adalah dengan membangun pendidikan kewarganegaraan, dan menghilangkan model penyeragaman dalam sistem pendidikan nasional. Indonesia. Untuk itu, pemerintah memperkuat pendidikan kebhinekaan dan menciptakan ruang dialog antar-warga, mengembangkan insentif khusus untuk memperkenalkan dan mengangkat kebudayaan lokal, serta meningkatkan proses pertukaran budaya untuk membangun kemajemukan sebagai kekuatan budaya. Memberikan ruang ekspresi budaya di mana saja untuk tumbuh. Jadi, keberagaman diikat dengan perasaan tunggal ika, katanya. Langkah Ke Depan Dalam kesempatan itu, Mendikbud menampilkan gambaran tentang potret produk domestik bruto (PDB) sejumlah negara di Asia dalam rentang waktu 1980 hingga 2012. Pada tahun-tahun awal, terlihat bahwa PDB negara-negara Asia ini tidak terlampau jauh perbedaannya. Namun, selama tiga dekade, Korea Selatan, Malaysia, dan Thailand, mampu melesat jauh di atas Indonesia. Rupaya mereka melakukan investasi dalam pengembangan kualitas manusia dan ini dilakukan dengan serius, ucapnya. Mendikbud kemudian mengajak seluruh pihak untuk membayangkan posisi Indonesia, layaknya Korea Selatan dan Malaysia di tahun 1980-an. Mari kita bayangkan, agar 20 tahun kemudian, orang-orang akan mengatakan beruntung Indonesia di dekade ini melakukan investasi serius pengembangan kualitas manusia. Dan di situ ada jejak pahala Bapak/Ibu semua, meski yang dikerjakan tidak terlihat, tapi anak-anak yang merasakan dampak itu akan terlihat. Inilah bedanya antara yang mengurus pendidikan dan yang tidak. Diperlukan keikhlasan yang lebih, jelasnya. Ia mengingatkan, mengelola pendidikan tidaklah mudah. Untuk itu jalinan kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah sangat diperlukan. Mendikbud menyadari banyak landasan regulasi yang sebenarnya sudah diletakkan, namun bantuan dari pemerintah pusat bagi daerah untuk mengembangkan kapasitas masih kurang. Pusat belum menjadi fasilitator dan mentor bagi daerah. Kami akan perbaiki kekurangan ini, ujar Mendikbud. Maka, cara yang dapat dilakukan bersama-sama adalah meningkatkan kinerja delapan standar layanan pendidikan di semua sekolah dalam waktu tiga hingga empat tahun, sehingga tidak ada sekolah yang berada di bawah standar pelayanan minimal. Gerakan meningkatkan kemuliaan dan mutu guru, serta pembenahan dan penuntasan status kepegawaian guru. Selain itu, membangun jejaring komunikasi dan kolaborasi yang lebih baik antarpemerintah daerah untuk saling berbagi praktik-rpaktik baik, termasuk yang muncul dari masyarakat. Mendorong keterlibatan aktif masyarakat dan pihak swasta dalam membantu memecahkan masalah dan meningkatkan kinerja pendidikan daerah. (Ratih)

Ajakan Mendikbud: Yuk, Turun Tangan Selesaikan Masalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, bersilaturahim dengan para kepala dinas pendidikan provinsi, kabupaten, dan kota, di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Senin (1/12) lalu. Banyak hal yang dibahas, mulai dari perkembangan pendidikan sejak Indonesia merdeka hingga visi misi pendidikan pemerintahan baru. Asah-asuh mencoba menyajikan pembahasan tersebut pada halaman 4, 5, 6, dan 7 serta dilengkapi wawancara dengan kepala dinas pendidikan. Berikut ini laporannya. Sejak zaman kemerdekaan, pemerintah berusaha memberi layanan pendidikan sebaik-baiknya untuk masyarakat. Tidak terhitung prestasi yang telah diraih, namun tidak sedikit pula masalah yang belum terselesaikan hingga saat ini. Dari waktu ke waktu, dari satu kabinet ke kabinet lain, banyak masalah yang tertinggal. Menumpuk di meja pemerintahan baru. Tentu masalah tersebut harus diupayakan diselesaikan demi pembangunan pendidikan nasional, demi membekali anak-anak bangsa dalam menempuh perjalanan jauh menuju sebuah cita-cita luhur: Indonesia sejahtera dan mulia. Masalah yang tertinggal itu, seperti disampaikan oleh Mendikbud, Anies Baswedan, di antaranya standar layanan pendidikan. Sebanyak 75 persen sekolah di Indonesia tidak memenuhi standar Kita harus berubah. Jangan mulai dari saling menyalahkan. Sikap paling bertanggung jawab adalah melihat masalah, kemudian urun tangan menyelesaikan masalah. Mari kita mulai hari ini. layanan minimal pendidikan. Berdasarkan pemetaan Kemendikbud terhadap 40.000 sekolah pada tahun 2012, diketahui bahwa isi, proses, fasilitas, dan pengelolaan sebagian besar sekolah, masih belum sesuai dengan standar pendidikan yang baik, sebagaimana diamanatkan oleh undang-undang. Selain itu, nilai rata-rata uji kompetensi guru yang diharapkan berstandar 70, juga belum bisa terpenuhi. Nilai rata-rata guru kita, yang kita harapkan 70 namun yang sekarang baru 44,5, ujar Mendikbud, di hadapan kepala dinas pendidikan dari berbagai wilayah Indonesia. Hal itu sangat memprihatinkan, karena guru merupakan bagian terpenting dalam sebuah pembelajaran. Untuk mengejar ketertinggalan, Indonesia harus memiliki lebih banyak lagi guru berkualitas. Apabila kompetensi guru memenuhi standar yang ada, layanan pendidikan yang baik bakal terwujud. Oleh karena itu, pengembangan dan pembinaan guru menjadi fokus utama pemerintah ke depan. Bukan hanya itu, masalah lain ada di hadapan mata adalah kualitas pendidikan. Dari beberapa survei mengenai kualitas pendidikan, pendidikan nasional masih banyak yang perlu dievaluasi dan diperbaiki. Kondisi pendidikan di Indonesia berdasarkan pada pemetaan The Learning Curve-Pearson tentang akses dan mutu pendidikan pada tahun 2013 dan 2014 masuk pada posisi 40 dari 40 negara. Sedangkan pemetaan oleh Universitas 21 pada tahun 2013, Indonesia memperoleh peringkat 49 dari 50 negara. Berdasarkan pemetaan pendidikan dari Trends in International Mathematics and Science Studies (TIMSS) tahun 2011, Indonesia berada pada peringkat 40 dari 42 negara. Begitu juga kajian yang dibuat oleh Programme for International Student Assessment (PISA), pada tahun 2012 Indonesia memeroleh peringkat 64 dari 65 negara. Melihat fakta demikian, Mendikbud meminta keseriusan dan dukungan semua pihak dalam memperbaiki kondisi tersebut. Harus kita renungkan data dan fakta yang memberatkan dan pahit. Kalau kita tidak membuka fakta ini, maka kita akan selalu merasa nyaman dengan situasi yang ada, sambungnya. Jangan Berkecil Hati Pada kesempatan sama, Mendikbud meminta agar pemangku kepentingan pendidikan Indonesia tidak berkecil hati menghadapi masalah yang terjadi di dunia pendidikan. Banyak negara juga pernah memiliki persoalan pendidikan yang sama besarnya dengan Indonesia. Untuk lepas dari masalah pendidikan, negara-negara tersebut melakukan sejumlah reformasi yang prosesnya berlangsung selama puluhan tahun. Efeknya kemudian dirasakan pada tahuntahun belakangan ini. Ia menyebut Tiongkok, Korea Selatan, Amerika Serikat, Polandia, Inggris, dan Finlandia, sebagai contoh negara-negara yang berhasil keluar dari persoalan pendidikan. Mereka kerja serius dan bisa berubah, tuturnya. Dalam paparannya, Mendikbud menyebut reformasi pendidikan yang dilakukan pemerintah Republik Rakyat China. Reformasi tersebut dilakukan Apabila kompetensi guru memenuhi standar yang ada, layanan pendidikan yang baik bakal terwujud. Foto: Ratih PIH Suasana kegiatan belajar mengajar di SD Negeri Kleco 7, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan meminta agar pemangku kepentingan pendidikan Indonesia tidak berkecil hati menghadapi masalah yang terjadi di dunia pendidikan, karena banyak negara juga pernah mengalami persoalan pendidikan. pada Juni 2013 yang mengeluarkan panduan untuk seluruh provinsi dalam mereformasi model penilaian mutu pendidikan. Ada lima area yang menjadi perhatian, yaitu perkembangan moral, perkembangan akademik, kesehatan jiwa dan raga, perkembangan minat dan bakat unik, serta pengurangan beban akademik. Contoh lainnya adalah Korea Selatan, yang juga melakukan reformasi pendidikan. Semula sekolah di Korsel berorientasi pada skor atau tes. Bimbingan belajar dianggap lebih penting daripada sekolah. Lalu, pemerintah di sana kemudian melakukan beberapa reformasi untuk mengurangi ketergantungan pada tes. Mendikbud menjelaskan, negara-negara tersebut berkaca dan menengok masalah yang terjadi di negaranya masing-masing, lalu melakukan perubahan. Sama dengan Indonesia, masalah yang ada harus dilakukan perubahan. Kita harus berubah. Jangan mulai dari saling menyalahkan. Sikap paling bertanggung jawab adalah melihat masalah, kemudian turun tangan menyelesaikan masalah. Mari kita mulai hari ini, kata Mendikbud, mantap. (Seno, Ratih)

Lakukan Analisis Kondisi Pendidikan di Daerah Lain ladang, lain belakang. Lain daerah, lain pula permasalahannya. Termasuk permasalahan di bidang pendidikan. Kondisi geografis dan adat istiadat menjadi tantangan tersendiri bagi pemangku kepentingan pendidikan di Tanah Air. Pemerintah daerah hendaknya melakukan analisis untuk mencari pola penyelesaian masalah pendidikan di daerahnya. Pemerintah daerah (pemda) diminta menganalisis kondisi pendidikan di daerahnya masingmasing. Analisis tersebut diperlukan untuk memeroleh gambaran bentuk solusi yang bisa dilakukan untuk memajukan pendidikan. Permintaan itu disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, dalam silaturahim dengan para kepala dinas pendidikan provinsi, kabupaten, dan kota, di Kantor Kemendikbud, Senin (1/12). Mendikbud mengatakan, terdapat angka-angka yang menunjukkan bahwa kondisi pendidikan Indonesia saat ini sedang bermasalah. Salah satu contohnya adalah 75 persen sekolah di Indonesia tidak memenuhi standar pelayanan minimal. Jangan biarkan masalah ini dianggap sebagai sebuah kelaziman. Dan, pemda jangan hanya urun angan, tapi juga harus turun tangan, katanya, dalam paparannya. Pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, membuka diri untuk membantu dan berdiskusi dengan pemda. Saat ini hubungan pemerintah pusat dan daerah bukan lagi instruksional, tapi fasilitator dan Mendikbud mengajak Pemda untuk mendorong tumbuhnya gerakan pendidikan. Meskipun sederhana, tapi gerakan tersebut penting. Bentuk gerakan ini bisa dimulai dengan keterlibatan pemda dalam kegiatan-kegiatan pendidikan. mentor. Proyeksi yang dilakukan oleh pemda harus memiliki target penyelesaian. Jangan melihat ini sebagai bagian-bagian, yuk kita kerjakan bersama-sama, katanya. Dalam kesempatan ini pula, Mendikbud mengajak pemda untuk mendorong tumbuhnya gerakan pendidikan. Meskipun sederhana, tapi gerakan tersebut penting. Bentuk gerakan ini bisa dimulai dengan keterlibatan pemda dalam kegiatankegiatan pendidikan. Dinas datang ke sekolah-sekolah, hadiri upacara, datang ke MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), KKG (Kelompok Kerja Guru), tuturnya. Meskipun disadari kondisi geografis Indonesia cukup berat, Mendikbud meminta agar hal tersebut jangan dipandang sebagai masalah. Geografis dan kendala alam ini adalah tantangan untuk maju. Merujuk pada cita-cita 100 tahun kemerdekaan Indonesia pada 2045 nanti, Mendikbud menekankan pemerintah sudah tidak bisa lagi mohon maaf pada anak-anak. Di tahun tersebut, di setiap titik dan setiap tempat, semua harus sudah tercerdaskan. 2045 itu ada upacara bendera yang pasti bersejarah. Semua akan melihat data statistik, semua akan tampak, katanya. Untuk tujuan tersebut, Mendikbud mendorong agar daerah bertukar inovasi dan pengalaman untuk kemajuan pendidikan. Jika zaman dahulu ilmu pengetahuan ditulis dalam ensiklopedia, maka di zaman yang serba Meningkatkan kinerja delapan standar layanan pendidikan di semua sekolah dalam waktu 3-4 tahun sangat penting dilakukan. Hal tersebut sebagai upaya agar tidak ada lagi yang berada di bawah standar layanan minimal. maju sekarang inovasi pun terus berkembang. Salah satu media yang dijadikan rujukan banyak orang adalah Wikipedia. Media ini berisi pengetahuan yang diisi oleh siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Hal yang sama dapat diterapkan di dunia pendidikan, di mana semua orang dapat berkontribusi. Mari kita selesaikan masalah pendidikan gaya Wikipedia, ajak Mendikbud. Pada bagian Foto-foto: Jilan PIH lain, Mendikbud juga mengajak pemda untuk melahirkan inovasi-inovasi dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Mengukur diri di tempat masingmasing, apa yang bisa dibantu pemerintah pusat, dan diskusi samasama apa yang bisa dilakukan, ujar Mendikbud. Meningkatkan kinerja delapan standar layanan pendidikan di semua sekolah dalam waktu 3-4 tahun, kata Mendikbud, sangat penting dilakukan. Hal tersebut sebagai upaya agar tidak ada lagi yang berada di bawah standar layanan minimal. Selain itu, penting dilakukan gerakan meningkatkan kemuliaan dan mutu guru. Dorong keterlibatan aktif masyarakat dan pihak swasta dalam membantu meningkatkan kinerja pendidikan daerah, tutur Mendikbud. Mendikbud juga mendorong gerakan pendidikan, baik yang diinisiasi oleh pemerintah daerah maupun masyarakat, agar merebak di seluruh wilayah sebagi upaya memajukan pendidikan di Indonesia. Begitu banyak inovasi pendidikan lahir dari penjuru Indonesia, ayo kita bertukar praktik terbaik, pungkas Mendikbud. (Seno, Aline)

Orang Tua Harus Aktif Dalam Proses Pendidikan Sekolah pertama dan terbaik bagi anak-anak adalah orang tuanya. Hanya saja, orang tua seperti itu adalah mereka yang selalu siap hadir secara fisik dan emosi di saat anak membutuhkannya. Keterlibatan orang tua pula yang dibutuhkan dalam proses pembentukan karakter anak. Revolusi mental dalam dunia pendidikan harus melibatkan berbagai pihak. Orang tua menjadi salah satu bagian terpenting dalam menyiapkan revolusi mental tersebut, karena yang menyiapkan anak untuk masuk ke dalam lingkungan pendidikan adalah orang tua. Orang tua merupakan pendidik terpenting yang tidak disiapkan, ujar Peran orang tua untuk ikut terlibat dalam pendidikan anak menjadi salah satu penentu dalam membentuk karakter anak. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, ketika memberi sambutan pada acara silaturahim dengan kepala dinas pendidikan seluruh Indonesia, di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Senin (1/12). Mendikbud menjelaskan, peran orang tua untuk ikut terlibat dalam Anak-anak tumbuh berdasarkan kekuatan kodratinya yang unik. Tidak mungkin pendidik dapat mengubah padi menjadi jagung, atau sebaliknya. pendidikan anak menjadi salah satu penentu dalam membentuk karakter anak. Pembentukan karakter tersebut pada akhirnya dapat mengubah perilaku belajar anak menjadi lebih baik. Selain guru, orang tua juga harus terlibat. Tolong kita beri pengertian, orang tua harus aktif, tidak boleh diam, katanya. Dalam kesempatan yang sama, ia mengatakan bahwa untuk mengembangkan pendidikan harus memiliki tujuan besar dan impian tinggi. Apabila tidak memilikinya, semua pihak akan cepat puas terhadap hal kecil yang sudah diraih saat ini. Yang saya takutkan bukan tidak berhasil meraih mimpi, yang saya takutkan adalah berhasil meraih mimpi, namun mimpi tersebut terlalu rendah, ujarnya. Ia menjelaskan, keluarga merupakan salah satu trisentra pendidikan yang pertama dan utama. Kinerja akademik anak di sekolah dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar sekolah, terutama rumah. Menurut Mendikbud, fakta hari ini di lapangan yang sering ditemui justru rumah bukan lagi media pendidikan pertama dan utama bagi anak-anak. Banyak orang tua yang tidak tahu bagaimana menjadi pendidik yang baik bagi anaknya. Terlebih tuntutan kebutuhan ekonomi yang semakin membengkak mengharuskan orang tua berada di luar rumah untuk mencari rezeki. Dan anak-anak mereka lebih dipercayakan kepada sekolah untuk mendidiknya. Ia mengingatkan, dalam mendidik anak-anak, peran orang tua sangat vital. Orang tua secara aktif harus terlibat dalam proses pendidikan di sekolah agar pembelajaran yang diterima anak bisa selaras dan tidak saling menegasikan. Sebagai pendidik pertama, orang tua seharusnya memiliki bekal yang cukup. Tapi yang justru terjadi, pendidikan orang tua sering terlewatkan, katanya. Mengamati kondisi masyarakat hari ini, Mendikbud menganggap perlu menyebarkan program yang mendukung orang tua dalam mendapatkan panduan dan bimbingan dalam mengawal proses pendidikan dan tumbuh kembang anaknya. Program tersebut tidak hanya dari pemerintah pusat, tapi perlu dukungan pemerintah daerah. Ki Hadjar Dewantara Di acara yang sama, Mendikbud mengingatkan kembali pesan Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara, untuk menjadikan sekolah sebagai Taman Belajar yang menyenangkan. Kita wajib membaca buku Ki Hadjar Dewantara, untuk mengembalikan cita-cita pendidikan nasional, khususnya menjadikan sekolah sebagai taman penuh kebahagiaan, ucapnya. Untuk itu, para pemangku kepentingan bidang pendidikan dan kebudayaan harus dapat menciptakan prinsip pendidikan adiktif atau membuat anak-anak menjadi ketagihan dalam belajar. Sudah menjadi tugas pemerintah dan seluruh masyarakat untuk menciptakan dunia pendidikan menjadi dunia yang menyenangkan bagi anak-anak Indonesia. Pesan Ki Hadjar Dewantara lainnya, kata Mendikbud, adalah rakyat perlu diberi hak dan kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas sesuai dengan kepentingan hidup kebudayaan, dan kemasyarakatan. Selain itu, jangan menyeragamkan hal-hal yang tidak perlu atau tidak bisa diseragamkan. Perbedaan bakat dan keadaan hidup anak dan masyarakat yang satu dengan lainnya harus menjadi perhatian dan diakomodasi. Ia mengatakan, anak-anak tumbuh berdasarkan kekuatan kodratinya yang unik. Tidak mungkin pendidik dapat mengubah padi menjadi jagung, atau sebaliknya. Bermain adalah tuntutan jiwa anak untuk menuju ke arah kemajuan hidup jasmani, maupun rohani, kata Mendikbud mengingatkan kembali pesan Ki Hadjar Dewantara. (Harriswara, Aline, Seno)

Pemda Minta Pusat Lebih Perhatikan Daerah 3T Komitmen pemerintah untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan mendapat dukungan dari pemerintah daerah. Bahkan ada pula pemerintah daerah secara mandiri melibatkan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan. Hanya saja, daerah meminta pusat lebih memerhatikan daerah yang kurang beruntung secara geografis. Foto: Desliana PIH Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bolango, Gorontalo Marni Nisabu Saya sangat mengapresiasi niat baik pemerintah pusat yang membuka jalur komunikasi dengan daerah. Di Kabupaten Bone Bolango, Gotontalo, meskipun angka partisipasi murni di tiap jenjang pendidikan sudah bagus, masih ada daerah-daerah terpencil yang membutuhkan perhatian khusus. Olek karena itu pemerintah daerah sangat terbantu dengan dana alokasi khusus (DAK) dari pemerintah pusat. Selain itu, program lain seperti bantuan untuk siswa miskin, BOS, dan bantuan fisik seperti alat peraga dan fasilitas untuk laboratorium sekolah juga sangat membantu pendidikan di daerah kami. Program-program dari pemerintah pusat itu juga dijalankan bersamaan dengan program pemda, seperti Prodira (Program Pendidikan untuk Rakyat) dari Pemerintah Provinsi Gorontalo. Melalui Prodira, Pemerintah Provinsi Gorontalo memberi perhatian khusus dalam peningkatan kualitas dan akses masyarakat dalam dunia pendidikan. Bantuan operasional kepada sekolah dan penghargaan kepada guru dan siswa berprestasi, adalah cara-cara mewujudkan visi Gorontalo Cerdas 2019. Namun, ada aturan dalam petunjuk teknis (juknis) DAK yang saya anggap menjadi kesulitan bagi pemerintah daerah. Juknis dalam penggunaan DAK berlaku untuk semua daerah, padahal kondisi daerah berbeda-beda. Bone Bolango, misalnya, memiliki daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau sehingga membutuhkan usaha lebih untuk mencapai daerah tersebut. Kami yang berada di daerah harus Bantuan operasional kepada sekolah dan penghargaan kepada guru dan siswa berprestasi, adalah cara-cara mewujudkan visi Gorontalo Cerdas 2019. menyediakan dana sharing supaya proyek dapat terlaksana di daerah terpencil. Namun, rupanya kondisi geografis seperti itu tidak dipertimbangan oleh pemerintah pusat, sehingga membuat juknis sama untuk semua daerah. Perlu diketahui, kami mempunyai daerahdaerah terpencil yang pembangunannya terdapat indeks kemahalan konstruksi. Jadi, kami di daerah harus menyediakan dana sharing supaya kualitas pembangunannya sama dengan pembangunan yang jadi proyek dalam DAK. Karena itu saya mengusulkan kepada pemerintah pusat agar juknis DAK bisa dibuat berbeda sesuai dengan kondisi daerah, dan DAK boleh digunakan untuk kegiatan penyiapan proyek fisik, sehingga pemda tidak perlu menganggarkan dana sharing dari APBD. (Desliana) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulut Matius Lalombombuida Saya sangat mendukung gagasan memajukan pendidikan sebagai investasi pembangunan ke depan. Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan daerah yang memiliki empat karakteristik, yaitu daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan rawan bencana. Daerah kami yang berbatasan langsung dengan Filipina ini memiliki 17 pulau. Sembilan pulau di antaranya telah didiami, dan delapan pulau lainnya belum didiami masyarakat. Sembilan pulau yang telah didiami tersebut memiliki guru sebanyak 1.286 orang tersebar di masingmasing pulau tersebut. Melihat jumlah guru yang ada, masih belum memadai untuk memberikan layanan pendidikan. Oleh sebab itu peran masyarakat sangat penting dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan. Saya mengajak masyarakat yang telah mengenyam pendidikan minimum Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk turut andil dalam penyelenggaraan pendidikan, khususnya di daerah yang masih kekurangan guru. Pekerjaan seorang guru adalah panggilan hati nurani yang mulia. Ini selalu saya sampaikan kepada para Foto: Seno PIH Saya mengusulkan penambahan jumlah guru dari program SM3T dan berharap pemerintah pusat bisa mengirimkan 100 sarjana ke Kepulauan Talaud. Pengajar dari program SM3T memiliki kualitas dan kompetensi yang bagus. pemuda-pemudi berpendidikan di Talaud. Apa yang Mendikbud sampaikan benar. Persoalan pendidikan bukan hanya pekerjaan pemerintah pusat, tetapi juga pekerjaan seluruh pemerintah daerah, dan juga masyarakat Indonesia. Yang disampaikan Mendikbud akan ditindaklanjuti. Kami berkomitmen bahwa pendidikan itu adalah tanggung jawab semua kalangan. Saya mengucapkan terima kasih atas dukungan pemerintah pusat, khususnya Kemendikbud yang telah memberikan dukungan, seperti memberikan bantuan sosial, Dana Alokasi Khusus (DAK), dan bantuan lainnya sebagai upaya memajukan pendidikan di Kabupaten Kepulauan Talaud. Bantuan dari Kemendikbud sangat membantu kami dalam menyelesaikan persoalan pendidikan di daerah kepulauan lintas laut lepas. Mengenai masalah kekurangan guru, daerah kami sangat terbantu dengan program SM3T (Sarjana Mengajar di daerah Terdepan, Terluar, Tertinggal) walaupun masih dalam jumlah yang terbatas. Sekarang ini permasalahan yang paling mendesak di Kepulauan Talaud, bukan lagi kekurangan guru secara keseluruhan, tetapi guru mata pelajaran tertentu, seperti Bahasa Inggris dan Matematika. Untuk SMP, setelah analisis kebutuhan, SMP kelebihan guru pada mata pelajaran IPA dan IPS. Sementara yang lain kekurangan guru mata pelajaran yang lain. Pada saat ini Kepulauan Talaud memiliki kekurangan guru sekitar 180 orang. Saya mengusulkan penambahan jumlah guru dari program SM3T dan berharap pemerintah pusat bisa mengirimkan 100 sarjana ke Kepulauan Talaud. Pengajar dari program SM3T memiliki kualitas dan kompetensi yang bagus. Tanggapan masyarakat Kepulauan Talaud atas kehadiran guru SM3T sangat baik.(seno, Desliana)

Beda Tingkat Kesulitan Bukan Alasan untuk Menyerah Kualitas pendidikan di Tanah Air masih beragam, antara wilayah satu dengan lainnya memiliki tingkat kesulitan berbeda. Namun, kesulitan itu tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk menyerah pada keadaan dalam upaya mencerdaskan bangsa. Daerah yang memiliki tingkat kesulitan tinggi harus tetap semangat mencari ide menyiasati kondisi yang dihadapinya. Foto: Ratih PIH Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Denpasar, Bali I.G.N. Eddy Mulya Banyak agenda yang harus kita selesaikan dalam pembangunan pendidikan. Namun, seperti yang disampaikan Mendikbud, Anies Baswedan, bahwa pembangunan pendidikan tidak saja menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh pemangku kepentingan. Kebersamaan dalam membangun dunia pendidikan diharapkan dapat mempercepat mewujudkan cita-cita bangsa. Saya juga setuju, sekolah harus kita dorong menjadi taman. Artinya, proses pendidikan harus menyenangkan, karena tujuan pendidikan itu bukan sekadar nilai, tetapi juga proses. Generasi kita perlu menjadi sosok yang kreatif, mandiri, dan berkepribadian. Memang pendidikan seperti itu hasilnya tidak bisa kita lihat hari ini, tetapi ini adalah investasi jangka panjang. Saya sangat sepakat, daerah-daerah perlu mendorong hal ini dengan pola pendidikan karakter yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing. Karakter dibangun dari nilai-nilai kearifan Saya juga setuju, sekolah harus kita dorong menjadi taman. Artinya, proses pendidikan harus menyenangkan, karena tujuan pendidikan itu bukan sekadar nilai, tetapi juga proses. lokal dan setiap daerah punya nilai ini. Maka, tidak heran kebudayaan sangat erat dengan karakter. Contohnya kami di Bali tiada hari tanpa parade budaya yang sangat baik dalam mendorong pembentukan karakter. Daerah kami termasuk yang sangat dekat dengan model pembelajaran semacam ini. Kita perlu juga memahami, Indonesia dengan mutu pendidikan yang beragam, mungkin ada daerah dengan zona pendidikan yang sudah bagus, menengah, dan sedang dalam perbaikan. Saya percaya standar tetap harus ada, tetapi standar ini tentu harus mengacu pada zona yang sama pula. Sementara standar untuk mengatakan seseorang lulus dari satuan pendidikan tetap diperlukan. Alat ukur mereka bisa menyelesaikan sebuah satuan jenjang pendidikan tetap harus ada. Kami di Bali bersyukur karena kebetulan nuansa pembangunan pendidikan kami sudah cukup baik. Kami juga percaya Kurikulum 2013 sangat baik, menempatkan anak-anak kita dengan karakter. Praktik terbaik dari sekolah yang telah menerapkan Kurikulum 2013 sejak awal harus selalu kita jadikan model untuk bisa diikuti oleh teman-teman lainnya, sehingga tercipta taman-taman yang indah itu. Ada baiknya juga bila pertemuan semacam ini diselenggarakan di daerah yang pendidikannya dianggap kurang, sehingga diharapkan dengan menjadi tuan rumah, mereka dapat termotivasi. Kita jangan lupa mendampingi daerah-daerah yang kurang ini. (Ratih) Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Nabire, Papua Piur Wenda Saya menyambut baik apa yang disampaikan Mendikbud, Anies Baswedan. Saya yakin apa yang disampaikan ini tujuannya adalah untuk mencerdaskan bangsa. Program itu perlu diterjemahkan dengan baik, sehingga kami di daerah dapat melaksanakannya dengan baik pula. Bapak Menteri tadi menyampaikan, tingkat kesulitan jangan sampai dijadikan sebagai alasan. Seperti apapun kondisinya, kita harus tetap bekerja demi kemajuan bangsa. Kami di daerah tentu akan melaksanakan apapun petunjuk teknis (juknis) yang dikeluarkan Kemendikbud. Berbicara potret pendidikan di Papua, provinsi kami terbagi atas beberapa kategori wilayah. Ada daerah yang dapat dengan mudah dijangkau melalui jalur darat, laut, dan udara, tetapi ada juga daerah yang sama sekali tidak dapat dijangkau dengan apapun, kecuali jalan kaki. Kemajuan pendidikan di daerah tersebut sangat tergantung pada kesungguhan pimpinan daerahnya membuat kebijakan yang mendukung hal tersebut. Di Kabupaten Nabire sendiri tingkat partisipasi pendidikan sudah cukup baik. Yang masih menjadi pekerjaan rumah kita bersama adalah peningkatan Foto: Seno PIH mutu. Kendala-kendala geografis terkadang masih menjadi tantangan. Perlu adanya kerja sama dengan Kemendikbud yang bertanggung jawab terhadap pembangunan infrastruktur di daerah kami, agar dapat menembus daerahdaerah sulit. Pendidikan Kendalakendala geografis terkadang masih menjadi tantangan. Perlu adanya kerja sama dengan Kemendikbud yang bertanggung jawab terhadap pembangunan infrastruktur di daerah kami, agar dapat menembus daerah-daerah sulit. tidak akan maju jika infrastruktunya tidak ada. Kalau tidak ada jalan, sulit orang keluar dari kemiskinan dan kebodohannya, karena mereka tidak dapat pergi ke sekolah. Guru sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan, perlu didukung dengan berbagai cara. Salah satu yang pemerintah lakukan adalah dengan memberikan insentif dan tunjangan bagi guru di daerah terpencil. Menjadi guru juga berarti harus melaksanakan tugasnya dengan baik. Dengan demikian guru akan menciptakan kader generasi penerus bangsa ke depan yang baik. Apa yang telah diberi negara, manfaatkan untuk mendidik dan membangun bangsa ini lebih baik. Tugas guru sangat mulia. Seperti pesan Bapak Menteri agar ke depan program kesejahteraan bagi guru harus ditingkatkan, supaya memberi dukungan bagi guru untuk bisa mendidik dan bekerja lebih baik lagi. (Seno, Ratih)

Diakui atau tidak, sebagian masyarakat kita belum menyadari bahwa Indonesia adalah negara maritim. Padahal dengan kekayaan lautnya, Indonesia memiliki potensi yang sangat luar biasa. Untuk menyadarkan hal itu, diperlukan usaha lintas sektor, termasuk dari sisi kebudayaan dengan berbagai macam ekspresi kreatifnya. Hal itu diungkapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, sebelum membuka pameran fotografi The Jakarta International Photo Summit (JIPS) 2014 di Galeri Nasional Indonesia, Jumat (5/12) malam. JIPS merupakan ajang pameran tiga tahunan yang pada 2014 ini menjadi penyelenggaraan ketiga kalinya dengan mengetengahkan tema City of Waves. Sebelumnya Galeri Nasional Indonesia juga pernah menyelenggarakan JIPS 2007: City of Hope dan JIPS Pameran Foto JIPS 2014 Gugah Kesadaran Masyarakat Atas Negara Maritim Foto: Ratih PIH Picture Speaks a Thousand Words. Perumpamaan itu tepat menggambarkan betapa foto mampu mengungkap fakta lebih kaya ketimbang kata-kata. Melalui budaya visual karya para fotografer, gambaran itu berusaha diceritakan. Pameran foto yang diselenggarakan Galeri Nasional Indonesia tahun ini mengambil tema City of Waves. 2010: City of Interaction. Ekspresi kreatif yang dimaksud Mendikbud, salah satunya diwujudkan dalam bentuk pameran foto yang mengungkap betapa kaya dan beragamnya Indonesia dilihat dari segi maritim. Seperti yang tersaji pada pameran yang berlangsung hingga 28 Desember 2014 tersebut. Kita tahu foto mengungkapkan lebih kaya, picture speaks a thousand words. Nah, kesadaran kalau kita hidup di negara maritim, saya pikir harus kita dorong lagi. Dan ikhtiar ini saya rasa Insya Allah akan bisa mendorong ini menjadi lebih cepat, kata Mendikbud. Dalam pameran ini ditampilkan lebih dari 300 karya fotografi Ekspedisi Cincin Api Kompas, Ekspedisi Pulau Terluar Indonesia, Muaro Jambi, 10 Tahun Tsunami dari Perspektif Fotografer Aceh, partisipasi Vision International Image Festival, komunitas Fotografi Papua, dan The Harbor. Seluruh karya fotografi tersebut merupakan hasil jepretan 89 fotografer dari 12 negara, yaitu Indonesia, Selandia Baru, Austalia, Spanyol, Inggris, Italia, Amerika Serikat, Rusia, Peru, Chili, Belanda, dan Swiss. Dalam kesempatan tersebut, Mendikbud juga menyatakan kebanggaannya bahwa pameran ini tidak hanya menghadirkan fotografer domestik, tetapi juga melibatkan fotografer dari negara lain. Sudah saatnya Galeri Nasional menjadi galeri ekspresi untuk dunia, bukan hanya untuk Indonesia, tuturnya. Kepala Galeri Nasional Indonesia, Tubagus Andre Sukmana mengatakan, pameran ini diharapkan bukan sekadar sebagai sebuah dokumentasi atau dokumenter, tetapi juga menjadi karya seni fotografi yang memiliki pencapaian-pencapaian artistik tersendiri. Sekaligus juga memiliki aspek ketertarikan atau kepedulian terhadap kebaharian. Pameran ini juga diharapkan menjadi inspirasi kita semua untuk bisa meyakini jati diri kita sebagai sebuah bangsa dengan daratan dan lautan yang tidak terpisahkan, ujarnya. Andre juga mengatakan, potensi kekayaan bangsa tersebut perlu sama-sama diberdayakan, kemudian dipelihara untuk kejayaan dan kemakmuran bangsa, serta kesejahteraan masyarakat. Ini adalah karya yang tentu memberi inspirasi bagi kita semua, tambahnya. (Ratih) City of Waves Melihat Keragaman Budaya Bahari Setiap kali penyelenggaraan The Jakarta International Photo Summit (JIPS), Galeri Nasional Indonesia selalu menyajikan tema-tema khusus yang dianggap paling aktual. Tahun ini, tema yang diambil berjudul City of Waves. Para kurator pameran ini yaitu Oscar Motuloh, Rizki A. Zaelani, dan Asikin Hasan, berupaya memposisikan tema Maritim dan Maritim Global sebagai cara untuk melihat keragaman budaya bahari dalam masyarakat, serta untuk melihat tradisi maritim universal seperti rumah betang -rumah damai, tempat pertemuan ide dan komitmen yang beragam untuk masa depan yang lebih baik dan bijaksana. Selain itu, tema tersebut juga memberi keyakinan diri sebagai masyarakat bahari (kepulauan) yang sesungguhnya tidak pernah terlepas dari kebaharian dalam menjalani kehidupan keseharian. Bahari itu sendiri telah memengaruhi kehidupan dalam banyak hal, baik yang mendatangkan keindahan ataupun malapetaka. Karena itu pula dalam pameran ini akan disajikan karya-karya fotografi yang menguak keindahan bahari dan juga bencana yang ditimbulkan dari murka bahari tersebut. Oscar menyebut, melalui pameran ini pengunjung diajak melihat bahwa laut juga menjadi rumah bagi sebagian masyarakat. Di samping itu, pameran ini juga menyajikan gambaran dari Ekspedisi Cincin Api yang ingin menunjukkan bahwa saat berbicara tentang samudera, maka akan ada tuah dan musibah. Ada hal yang menguntungkan, yaitu potensi yang kita miliki sebagai kepulauan besar di dunia, tetapi juga juga berada di atas cincin api. Jadi, seluruh muara di pameran ini akan mengantarkan kita pada sebuah peringatan untuk baik-baiklah dengan budaya kita. Dalam fotografi kita memandang lautan, jelas Oscar. Sementara itu, Asikin menjelaskan, foto-foto Muoro Jambi menjadi pembuka pameran kali ini. Situs bersejarah yang ditemukan pada abad ke-7 ini berada di pinggir sungai Batanghari dan hingga hari ini masih banyak perdebatan yang menyertainya. Melalui foto-foto yang dipamerkan, kita bisa lihat bersama, bagaimana sungai Batanghari menjadi alat komunikasi antara kawasan Nusantara dengan negara-negara lain pada waktu itu, yaitu China dan India. Ditampilkan pula foto beberapa artefak dan candi yang ada di dalam lingkungan Muoro Jambi, ungkapnya. Dengan penyelenggaraan pameran ini, diharapkan para insan fotografer dan pencapaian artistiknya mampu membuat dokumentasi sekaligus menunjukkan kepedulian yang kuat untuk menguak sejarah, khususnya perihal kebaharian melalui budaya visual karya-karya fotografi. Pada sisi lain bagi para pecinta fotografi dan masyarakat umum sebagai generasi baru akan dapat menyadari jati dirinya untuk bersamasama mendayagunakan dan memelihara semesta, khususnya bahari secara lebih bijak di masa depan bagi kejayaan bangsa dan kemakmuran masyarakat Indonesia. (Ratih)

Gallery Talk JIPS 2014 Indonesia Masuki Fase Kesatuan Ekonomi Pada 2014 ini, bangsa Indonesia sedang memasuki gerbang sebuah era yang disebut fase kesatuan ekonomi. Pada era itu, semua rakyat Indonesia, termasuk yang berada di daerah terluar/terdepan, memiliki kesamaan nilai dalam hal berkegiatan ekonomi. Sebuah era yang akan menjadi sejarah baru bagi negara maritim. Indonesia dibangun dengan imajinasi oleh Bung Karno dan kawan-kawan. Waktu itu bangsa-bangsa yang ada diberi istilah suku bangsa. Sebenarnya Bung Karno memberi istilah suku untuk kaki, yaitu kaki bangsa, bukan suku yang dipahami sebagai etnik seperti sekarang ini. Refleksi itu disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, dalam acara Gallery Talk Jakarta International Photo Summit (JIPS) 2014, di Galeri Nasional Indonesia (GNI), Jakarta, Sabtu (13/12). Mendikbud menjelaskan, kaki yang dimaksud para pendiri bangsa itu adalah suku bangsa seperti Jawa, Sunda, Batak, dan Bugis. Kaki itu sebagai penopang sebuah bangsa yang disebut Indonesia. Itulah imajinasi pendirian bangsa Indonesia. Imajinasi itu sendiri dibangun lewat keterdidikan. Tanpa keterdidikan, barangkali tidak Negara Indonesia memiliki batas wilayah kedaulatan yang jelas setelah Deklarasi Djuanda, 13 Desember 1957. Walau demikian, wilayah kedaulatan itu baru diakui dunia pada 1982. terpikirkan soal Indonesia yang digambarkan sebagai sebuah kepualauan Nusantara, ujar Mendikbud. Yang menarik, tambah Mendikbud, itu semua dilakukan sebelum ada negara. Tidak banyak bangsa yang bisa menemukan konsep seperti itu sebelum ada negara. Bangsa Indonesia memerlukan 17 tahun untuk mendirikan negara, dari deklarasi Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 sampai proklamasi Indonesia Merdeka pada 17 Agustus 1945. Dan, yang menarik, para pendiri bangsa kala itu berani menyepakati satu bahasa, yaitu bahasa Indonesia, di tengah lebih dari 600 bahasa yang ada di Nusantara. Hal itu merupakan satu terobosan yang berani. Saya bayangkan, kalau kita jadi wakil dari pemuda sebuah suku bangsa, lalu pulang dari kongres itu, mereka ditanya sama lingkungannya, kenapa tidak diterima bahasa kita, kau ke manakan bahasa ibumu? Hari ini, kalau kita melihat kembali, itu sebuah keputusan visioner, berani, dan jenius, ujarnya. Setelah itu, munculah ide mendirikan Negara Indonesia, meskipun masih berupa kumpulan titik-titik pulau yang tersebar berdekatan dengan wilayah kedaulatan negara tetangga. Negara Indonesia memiliki batas wilayah kedaulatan yang jelas setelah Deklarasi Djuanda, 13 Desember 1957. Walau demikian, wilayah kedaulatan itu baru diakui dunia pada 1982, setelah melalui perjuangan diplomatik yang berliku. Kalau kita menengok sejarah dari tahun 1957 sampai dengan tahun 1982, mungkin 10 menit selesai. Namun, bagi mereka yang memperjuangkan ini, 25 tahun hidupnya didedikasikan untuk mendapatkan pengakuan dunia atas keutuhan teritorial Indonesia. Dan di situ keluarga Kusumaatmadja menghibahkan waktu seorang Mochtar, karena selama 25 tahun melakukan segala macam negosiasi sampai diakui dunia. Ini luar biasa. Pak Mochtar cerita, beliau berusia 14 tahun hadir di Jenewa ketika proses negosiasi itu berlangsung, cerita Mendikbud, mengenai Mochtar Kusumaatmadja, Menteri Luar Negeri pada 1978-1988. Mendikbud mengatakan, coba bayangkan 25 tahun dari umur itu dihabiskan untuk sebuah negosiasi demi keutuhan bangsa. Secara pribadi, tidak ada komersial profitnya, kecuali 100 persen untuk negeri ini. Lagi-lagi kita ketemu contoh orang-orang yang mencintai Indonesia secara tanpa syarat. Ini yang menurut saya luar biasa dari perjalanan Djuanda. Sekarang Indonesia utuh, satu kesatuan. Kita mensyukuri itu, ujarnya. Negeri ini beruntung melahirkan orang-orang yang mau memikirkan negerinya, melebihi waktu yang dihabiskan untuk memikirkan dirinya, tambahnya. Fase Keempat Tantangan ke depan, menurut Mendikbud, adalah menjaga keutuhan sebagai bangsa, tapi bukan dalam jarak geografis lagi. Keutuhan ke depan yang harus dijaga adalah jarak ekonomis. Potret Indonesia dengan jarak ekonomis tidak mencerminkan sebuah unit kesatuan yang menggambarkan integrasi. Di sini tantangan kita ke depannya, tegasnya. Mendikbud menjelaskan, bila peta ini yang digunakan sekarang adalah jarak ekonomis dengan menggunakan satuan biaya pengiriman barang, maka mendadak wajah Indonesia berubah karena petanya ekonomisnya langsung berubah. Mengirimkan barang dari Jakarta ke Singapura bisa jadi lebih murah dibandingkan dari Jakarta ke Garut, misalnya. Mendadak potret pulau Jawa wajahnya berubah, karena jarak ekonomisnya juga berbeda. Bila saudara-saudara kita yang berada di Sangihe, kalau digambarkan, mendadak mereka berada luar biasa jauh dari kita. Potret Indonesia dengan jarak ekonomis tidak mencerminkan sebuah unit kesatuan yang menggambarkan integrasi. Tanggung jawab kita ke depan adalah membuat potret Indonesia dalam skala jarak ekonomis sebagai sebuah kesatuan, ujarnya. Oleh sebab itu, ketika ada deklarasi bahwa Indonesia akan menggarisbawahi secara ulang Pada suatu saat nanti, generasi muda mengenali bahwa fase keempat dari lompatan Indonesia terjadi pada 2014. Foto: Ratih PIH Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan saat menjadi pembicara kunci dalam Gallery Talk bertajuk Deklarasi Djuanda: Mengukuhkan Indonesia sebagai Tanah Air Kita, Sabtu (13/12) di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. sebagai negara maritim, konsekuensinya adalah membangun infrastruktur yang memungkinkan jarak ekonomi itu bisa adil. Begitu jarak ekonomis baik, maka ketertinggalan karena faktor keterhubungan dapat diturunkan. Rasanya bangsa Indonesia bisa menjaga keutuhan, ketika orang Indonesia di manapun juga menyatakan bahwa berinteraksi sesama Indonesia jauh lebih ekonomis, dibandingkan berinteraksi dengan orang asing. Namun jika berinteraksi dengan orang asing dianggap lebih ekonomis daripada berinteraksi dengan sesama orang Indonesia, kemungkinan ada sesuatu yang tidak benar di sana. Pada 2014 ini, pemerintah menggarisbawahi sebagai era di mana Indonesia sebagai negara maritim. Kesadaran demikian mulai dibangun, begitu juga infrastrukturnya. Walau demikian, hendaknya jangan menuntut hasil secepatnya, karena semua dilakukan secara bertahap. Jangan melihatnya dengan perspektif jangka pendek. Boleh jadi apa yang mulai dilakukan oleh seluruh bangsa Indonesia pada 2014 ini merupakan tonggak sejarah baru bagi generasi mendatang. Pada suatu saat nanti, generasi muda mengenali bahwa fase keempat dari lompatan Indonesia terjadi pada 2014. Fase pertama adalah imaginasi sebuah negara, kemudian kemerdeaan, lalu kesatuan teritori, dan kesatuan ekonomi. Komplet fondasinya. Mudah-mudahan itu menjadi ikhtiar kita bersama dan izinkan kita menjadi bagian dari ikhtiar mulia ini, kata Mendikbud. Semoga. (Ratih)

Bahari Simpan Begitu Banyak Cerita Kehidupan lautan ternyata menyimpan begitu banyak cerita, seperti yang mampu ditangkap melalui lensa kamera dari sudut pandang fotografer profesional. Pameran foto tiga tahunan yang diselenggarakan Galeri Nasional Indonesia bekerja sama dengan Galeri Foto Jurnalistik ANTARA ini sengaja mengambil tema City of Waves. Para kurator berupaya memosisikan tema maritim sebagai cara untuk melihat keragaman budaya bahari dalam masyarakat. Selain itu, tema ini juga memberi keyakinan diri sebagai masyarakat bahari (kepulauan) yang sesungguhnya tidak pernah lepas dari kebaharian dalam menjalani kehidupan keseharian. Pameran ini menghadirkan lebih dari 300 karya hasil jepretan 89 fotografer dari 12 negara. (Ratih) Foto-foto: Dok. PIH

2015, Delapan Museum Tematik Dibuka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan terus berinovasi untuk memberikan layanan museum terbaik kepada masyarakat. Salah satu contoh konkret yang berada Foto: Istimewa di depan mata adalah dibangunnya delapan museum tematik di beberapa wilayah. Direktur Jenderal Kebudayaan, Kacung Maridjan, mengatakan, delapan museum tematik tersebut saat ini dalam tahap pembangunan. Rencananya, di 2015 mendatang museum-museum ini dibuka untuk masyarakat. Fisik bangunan sudah jadi, sekarang sedang dilakukan tata pamer dan ruang sajinya, kata Kacung saat menyampaikan capaian kebudayaan tahun 2014 pada jumpa pers di Kantor Kemendikbud, Jumat (12/12). Delapan museum tematik ini adalah: Museum Keris Sriwedari di Solo; Museum dan Monumen PDRI di Kabupaten 50 Koto Sumatera Barat; Museum Maritim di Belitung; Museum Kerinci di Jambi; Museum Islam Nusantara di Jombang; Museum Coelacanth Ark di Manado; Museum Subak di Gianyar Bali; dan Museum Sonyige Malige di Tidore. Selain delapan museum tersebut, Kacung menyebutkan ada 26 museum yang diberi bantuan revitalisasi dan pengembangan dari pemerintah pusat. Jenis museum ini biasanya sudah memiliki fisik bangunan, hanya saja masih perlu dibantu dalam tata letak dan ruang pamer. Revitalisasi dan pembangunan museum termasuk dalam enam program prioritas nasional tahun 2014. Ada 30 museum yang menjadi target revitalisasi tahun ini dan tujuh di antaranya telah selesai direvitalisasi. Ada pula dua museum lagi yang telah dibangun pada tahun ini, yaitu Museum Kepresidenan dan Museum Morotai. Museum-museum ini dibangun karena memiliki nilainilai yang berharga. Museum Kepresidenan dibangun agar masyarakat mengenal sosok-sosok pemimpin bangsa. Sementara Museum Morotai dibangun agar masyarakat mengenal benda-benda peninggalan dari Perang Dunia II. (Aline) Kejuaraan Catur Pelajar Dunia Pembinaan Atlet Dilakukan Sejak Dini Kabar gembira datang dari pelajar atlet catur Indonesia. Usai mengikuti kompetisi catur pelajar dunia di Juiz de Fora, Brasil, 26 November 4 Desember yang lalu, Indonesia berhasil membawa pulang gelar juara umum. Tim catur pelajar Indonesia itu terdiri atas 12 orang itu menyabet empat medali emas, tiga medali perak, dan satu medali perunggu. Medali emas itu masing-masing diraih oleh Novendra Priasmoro di kelompok putra open U-15, Medina Warda Aulia kelompok putri U-17, Afifa Ayyun Faruq di kelompok putri U-15 dan Paulina Theodora Walukow di kelompok putri U-11. Sebagian besar peserta dalam tim catur pelajar Indonesia tersebut terdiri para juara dan hasil seleksi dalam Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) 2014. Pembinaan terhadap mereka dilakukan sejak dini, yaitu sejak ajang O2SN 2014, kemudian dilakukan pembinaan secara intensif setelah penyelenggaraan O2SN 2014. Kepala Subdirektorat Kelembagaan dan Peserta Didik, Direktorat Pembinaan SMP, Kemdikbud, Supriano Foto: Istimewa mengatakan, pembinaan terhadap atlet-atlet muda yang masih duduk di bangku sekolah, termasuk atlet catur harus terus dilakukan. Salah satunya dengan ajang O2SN, yang dilaksanakan secara rutin oleh Kemendikbud. Ini tahun ketujuh Indonesia mengirimkan tim, dan hasilnya sangat memuaskan, ujar Supriano. Kejuaraan Catur Pelajar Dunia ke-10 ini diikuti 27 negara. Tahun ini adalah tahun ke-7 Indonesia mengirimkan timnya. Kejuaraan dunia antarpelajar ini dilakukan sebagai kerja sama antara Dirjen Pendidikan Dasar Kemendikbud bersama Pengurus Besar Persatuan Catur Indonesia (Percasi). Tim catur pelajar Indonesia telah kembali ke tanah air pada Sabtu sore, (6/12). (Desliana)

Unit Pengendalian Gratifikasi Terbaik Wujud Integritas Bangsa Lewat Pendidikan dan Kebudayaan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan patut berbangga. Selasa (9/12) lalu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kembali meraih prestasi terkait pencegahan korupsi. Untuk kedua kalinya, kementerian yang mengurusi bidang pendidikan dan kebduayaan ini meraih penghargaan sebagai kementerian dengan Unit Pengendali Gratifikasi (UPG) terbaik. Penghargaan tersebut diberikan pada puncak Hari Anti Korupsi se-dunia di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, yang langsung diterima oleh Mendikbud. Tahun 2013, Kemendikbud menerima penghargaan untuk kategori yang sama. Alhamdullilah kementerian mendapatkan penghargaan sebagai penolak gratifikasi terbaik, ucap Mendikbud kepada Asah Asuh usai menerima penghargaan. Mendikbud mengingatkan kembali bahwa membangun integritas bangsa terlebih dahulu dimulai dari dunia pendidikan dan kebudayaan. Bila Kemendikbud sebagai hulu pendidikan dan kebudayaan bersih dari praktik-praktik gratifikasi, maka hilirnya seperti pendidikan di rumah, sekolah, dan masyarakat pun akan bersih. Mendikbud optimis Kemendikbud dapat meningkatkan prestasi sebagai penolak gratifikasi. Jika hari ini, lanjut Mendikbud, kementeriannya meraih penghargaan UPG terbaik, maka ke depan, diharapkan dapat menjadi kementerian paling bersih dalam hal gratifikasi. Kemendikbud harus bersih dari gratifikasi dalam tata kelola pendidikan dan kebudayaan, tutur Mendikbud. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 072/P/2012 tanggal 10 April 2012, Kemendikbud membentuk Satuan Tugas Pengendalian Foto: Andi Pustekkom Gratifikasi. Di samping menyosialisasikan gratifikasi sebagai embrio perilaku korupsi yang harus dihindari oleh pejabat di lingkungan Kemendikbud, unit ini juga menerima laporan gratifikasi. Pelaporan bisa dilakukan secara elektronik maupun tertulis. (Seno) Pergelaran Orkestra Nasional Semangati Generasi Muda untuk Berkarya Indonesia memiliki khasanah kesenian dan musik yang sangat beragam. Kekayaan ini harus terus dirawat dan dilestarikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman menggelar Pergelaran Orkestra Nasional. Pergelaran diadakan di ruang konser Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Senin (8/12). Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan, berkesempatan hadir pada acara ini musikal ini, didampingi Direktur Jenderal Kebudayaan, Kacung Marijan. Orkestra ini dapat menjadi inspirasi lebih banyak lagi musisi Indonesia dalam mengekspresikan musik tradisional, ucap Mendikbud. Acara yang terbuka untuk umum dan tidak dikenakan biaya ini menampilkan Franki Raden dan Purwacaraka. Pergelaran yang berlangsung selama 60 menit ini dimaksudkan sebagai Persiapan Pembentukan Orkestra Negara yang nantinya akan bersaing dengan orkestra negara lain di dunia internasional. Franki Raden dengan tim Indonesian National Orchestra (INO) menampilkan musik etnik tradisional Indonesia dengan komposisi yang didominasi oleh alat musik perkusi, senar, dan instrumen angin yang terbuat dari kayu,bambu, dan bahan alami lainnya. Instrumen tersebut terolah menjadi satu harmoni yang megah, dan unik dengan melibatkan kurang lebih 40 orang seniman dari berbagai daerah di Indonesia lainnya. Sementara Purwacaraka sebagai konduktor tim SMK Negeri 2 Yogyakarta menyuguhkan penampilan orkestra, dan paduan suara 160 siswa dari sekolah yang sama. Foto: Jilan PIH Mendikbud berharap, Pergelaran Orkestra Nasional ini dapat membangkitkan semangat generasi muda untuk terus berkarya. Dengan begitu orkes dapat tetap dicintai oleh seluruh lapisan masyarakat. Selain itu juga, melalui pergelaran ini diharapkan dapat meningkatkan rasa cinta dan bakti generasi muda kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. (Seno)

Apresiasi Bunda PAUD Berprestasi 2014 Sumut Terus Gandeng Mitra Kerja Tingkatkan Mutu PAUD Foto: WJ PIH Anak-anak PAUD menikmati waktu bermain. Apresiasi Bunda PAUD Berprestasi diberikan agar Bunda PAUD mulai tingkat desa hingga provinsi termotivasi mendidik anak-anak dini di daerahnya masing-masing. Sumatera Utara (Sumut) berhasil menjadi pemenang pertama pada Apresiasi Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Berprestasi Tahun 2014 Tingkat Nasional untuk kategori kerja sama dan kemitraan. Penghargaan diserahkan oleh Direktur Pembinaan PAUD Kemendikbud, Erman Syamsudin, kepada Bunda PAUD Provinsi Sumatera Utara, Sutias Handayani Gatot Pujo Nugrogho di Yogyakarta, Sabtu (6/12). Bunda PAUD Sumut, Sutias Handayani Gatot Pujo Nugroho dinilai berhasil merangkul dan bekerja sama dengan para mitra kerja dalam meningkatkan mutu pendidikan anak didik khususnya pendidikan anak usia dini di Sumut. Kemitraan itu dilakukan untuk menyosialisasikan program PAUD, dan mengajak organisasi mitra mengintegrasikan kegiatan PAUD dengan bidang-bidang lainnya, seperti kesehatan dan gizi. Sumut misalnya, melibatkan Dinas Kesehatan dan BKKBN dalam program pengembangan mutu PAUD, serta kemitraan dengan berbagai pihak swasta dalam program lainnya. Selain memperlombakan kategori kerja sama dan kemitraan, Kemendikbud menyelenggarakan kategori lain, yaitu Kategori Pencapaian Satu Desa Satu PAUD, Angka Partisipasi Kasar, dan Bunda PAUD Terfavorit. Lomba Kategori Satu Desa Satu PAUD dimenangkan oleh Provinsi Bengkulu, sedangkan Kategori Angka Partisipasi Kasar diraih Provinsi Sulawesi Tenggara dan Kategori Bunda PAUD Favorit diraih Provinsi Lampung. Apresiasi Bunda PAUD Berprestasi 2014 Tingkat Nasional digelar Kemendikbud di Yogyakarta pada tanggal 4-6 Desember 2014. Apresiasi ini diberikan agar Bunda PAUD mulai dari tingkat desa hingga provinsi termotivasi mendidik anak-anak usia dini di daerahnya masing-masing. (Desliana) Pameran Internasional Pendidikan untuk ABK Kelemahan Tidak Boleh Jadi Beban Bagi seseorang yang berkebutuhan khusus, akses terhadap pendidikan yang lebih tinggi masih dirasakan sulit. Padahal cukup banyak sekolah yang menawarkan program pendidikan bagi mereka yang memiliki keterbatasan fisik untuk mengenyam pendidikan tinggi. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus berupaya menggencarkan informasi tentang layanan pendidikan khusus bagi anak berkebutuhan khusus (ABK). Di antaranya melalui pameran. Foto: Jilan PIH Masyarakat yang tinggal di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya dapat memeroleh informasi pada kegiatan Pameran Internasional Pendidikan Layanan Khusus. Pameran ini secara resmi dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, Selasa (9/12). Pameran pendidikan tersebut diselenggarakan selama dua hari hingga Rabu (10/12) di Taman Pintar, Yogyakarta. Anak berkebutuhan khusus sering kali kesulitan mencari akses sekolah, oleh sebab itu kita harus bantu anak yang dicintai ini untuk bisa mendapatkan akses pendidikan, demikian disampaikan Mendikbud pada acara pembukaan pameran. Secara konstitusional, Mendikbud mengatakan, pemerintah telah mengatur bahwa pendidikan adalah hak asasi bagi setiap warga negara. Hal ini memiliki arti bahwa dalam kondisi apapun, setiap anak berhak mendapatkan pendidikan, tanpa diskriminasi. Di tataran konsep kita sudah cukup landasan, tetapi (di tataran) implementasi, kita memerlukan kemauan bersama dalam membantu pemberian akses pendidikan layanan khusus, kata Mendikbud. Mendikbud mengajak kepada seluruh kalangan masyarakat untuk bersama-sama menggalakkan pemberian akses pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Kesadaran seperti ini, kata Mendikbud, perlu ditanamkan. Ciptakan terobosan nyata, dan bantu anak-anak kita untuk bisa melampaui mimpi, ujarnya. Mendikbud meyakinkan bahwa untuk melampaui mimpi, tidak ada hal yang tidak mungkin. Ia pun mencontohkan seseorang dengan keterbatasan dalam penglihatannya yang mampu meraih gelar doktor. Dia adalah Akhmad Soleh yang telah menyelesaikan pendidikannya hingga jenjang strata 3. Meski dengan keterbatasannya itu, Akhmad mampu mengolah segala sesuatu yang ada di pikirkannya menjadi naskah akademik. Mendikbud mengajak untuk menjadikan Akhmad Soleh sebagai contoh bagi anak-anak muda berkebutuhan khusus. Akhmad bisa, Anda pun juga bisa. Tidak ada yang tidak mungkin. Kelemahan jangan menjadi beban, tetapi jadikan suatu kesempatan untuk melampaui mimpi, pungkas Mendikbud. (Seno)

Usianya masih belia, 15 tahun. Tetapi Novendra Priasmoro, siswa SMP YPIA Pengarengan, ini sudah menunjukkan taringnya di mata dunia. Ia berhasil meraih medali emas dalam World Schools Chess Championships 2014 di Juiz de Fora, Brasil, yang berlangsung pada 26 November - 4 Desember 2014 lalu. Ini adalah kali kedua ia mengikuti kejuaraan catur tingkat internasional. Ia mengaku mengenal olahraga ini sejak usia lima tahun. Saat itu ia sering melihat sang ayah memainkan bidak-bidak berwarna hitam-putih itu. Dari sekadar melihat-lihat inilah, ia kemudian mulai ikut-ikutan tanpa tahu bagaimana memainkannya dengan benar. Sang ayah kemudian mengajarinya. Saya menyukai olahraga ini karena melihat ayah saya sangat senang dengan catur. Jadi, saya ikut-ikutan, eh malah jadi suka, katanya, kepada Asah Asuh, Selasa (9/12). Putra pasangan Djoko Istanto dan Musringatun ini mengikuti kompetisi dunia pertamanya dalam Grand Europe Cup 2014 yang berlangsung di Albena, Bulgaria, Juni lalu. Saat itu ia tampil cukup fenomenal. Menghadapi empat grandmaster (GM) dan empat master internasional (MI) serta seorang pemain non-gelar, ia mampu merebut 5,5 poin dari hasil empat kali menang, tiga kali remis dan dua kali kalah. Satu kemenangannya dicetak saat melawan GM Nenad Ristic dari Serbia. Dukungan terbesar yang selama ini peroleh Novendra datang dari kedua orangtuanya. Ia mengaku selalu mendapat restu dan doa saat dirinya harus bertanding. Bahkan pihak sekolah juga sering memberikan dispensasi kepadanya, jika jadwal pertandingan ada di waktu-waktu sekolah. Lelaki kelahiran Jakarta, 24 November 1999 ini mengakui, keberhasilannya dalam meraih medali emas pada ajang internasional yang lalu adalah buah dari persiapan yang ia lakukan sebelum keberangkatan. Yang paling penting itu kondisi fisik dan mental yang harus dijaga, serta latihan-latihan untuk menghadapi lawan, tutur Novendra. Ia berpesan kepada pecatur muda lainnya yang selama ini belum meraih juara untuk tidak mudah menyerah dan terus berlatih. Menurutnya, keberhasilan tidak mungkin diperoleh dengan cara yang mudah dan instan. Jangan patah semangat, terus berlatih dan berlatih, katanya. Selamat dan sukses. (Ratih) Foto: Istimewa Novendra Priasmoro Medali Catur Yadi Mulyadi Pemain Terbaik Foto: Aline PIH Yadi Mulyadi patut bangga. Di usianya yang masih sangat muda, ia bersama rekan-rekannya berhasil mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. Ya, bocah berusia 12 tahun ini pada pertengahan November 2014 lalu mewakili Indonesia dalam ajang internasional Final Dunia Danone Nations Cup (DNC) ke-12. Meski akhirnya langkah Indonesia terhenti di babak delapan besar, ia dan rekan satu timnya membuat kagum penikmat sepak bola di Indonesia. Yadi dan 11 temannya tergabung dalam tim ASAD 313 Purwakarta. Sekolah sepak bola ini mengikuti kompetisi DNC dan sukses meraih kemenangan, sehingga mendapat kesempatan melawan tim dari negara lain di Sao Paulo, Brasil. Penyuka klub Persib Bandung dan Real Madrid ini didaulat sebagai pemain terbaik AQUADNC sekaligus gelandang tim ASAD 313 Purwakarta. Ia juga dipercaya menjadi kapten tim garuda muda. Dilihat sepintas, perawakannya mirip penduduk Asia Tengah, India. Hidung mancung, mata besar, kulit sawo matang, menambah kharisma siswa kelas 1 SMP Negeri 6 Purwakarta ini. Putra kedua pasangan Sunarya dan Liah ini bercita-cita ingin jadi pemain timnas profesional nantinya. Habis dari Brazil ini nanti mau jadi anggota timnas, kata Yadi, sebelum berjumpa dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, di Kantor Kemendikbud Jakarta, Rabu (5/11) sore. Menjadi wakil Indonesia di ajang internasional, bagi Yadi tidak datang begitu saja. Disiplin dan kerja keras dilakoninya untuk menggapai cita-citanya sebagai pemain bola profesional. Latihan disiplin dimulai dari bangun pagi, sholat subuh, dan latihan rutin, tuturnya. Kecintaannya pada dunia sepak bola dimulai saat usianya tujuh tahun. Sebelum bergabung dengan tim Asli Sepak Bola Anak Desa (ASAD), hampir setiap hari ia selalu menyempatkan diri bermain bola dengan teman-teman di kampungnya, Desa Linggar Sari. Desa ini berlokasi di Pleret yang berjarak satu jam perjalanan dari Purwakarta, Jawa Barat. Untuk menuju kesana, dari Purwakarta bisa menggunakan angkutan umum dan disambung naik ojek selama 20 menit. Disiplin juga dilakukan Yadi dalam mengolah tubuhnya. Lari pagi dan sore dilakukannya untuk menjaga stamina. Rute yang digunakannya tak tanggung-tanggung, dari rumah ia jogging hingga ke Cirata, yang berbatasan dengan Bandung Barat. Bertanding di Brazil menjadi pengalaman tak terlupakan selama hidupnya. Brazil juga menjadi tempat bersejarah buat Yadi karena merupakan kampung halaman pemain sepak bola idolanya, Ronaldo. Bahkan, nomor punggung yang ia gunakan juga sama dengan nomor punggung sang idola, tujuh. Buat saya, Ronaldo sangat menginspirasi. Skill-nya bagus, pribadinya baik, dan penguasaan bolanya juga bagus, kesan bocah kelahiran Purwakarta, 11 Februari 2002 ini. (Aline)