HAND OUT KOMPUTASI GEOTEKNIK

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN 1 LANGKAH PEMODELAN ANALISA STABILITAS TIMBUNAN PADA PROGRAM PLAXIS 8.6

LAMPIRAN 1. Langkah Program PLAXIS V.8.2

BAB III LANDASAN TEORI

LANGKAH-LANGKAH PEMODELAN MENGGUNAKAN PLAXIS V8.2. Pada bagian ini dijelaskan tentang cara-cara yang dilakukan untuk memodelkan proyek

BAB III PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Studi literatur. Pemodelan numerik Plaxis 2D. Input data 1. Geometri model 2. Parameter material

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV STUDI KASUS 4.1 UMUM

Adapun langkah-langkah metodologi dalam menyelesaikan tugas akhir ini dapat dilihat pada flow chart sebagai berikut. Mulai.

Bab 3 METODOLOGI. penyelidikan tanah di lapangan dan pengujian tanah di laboratorium. Untuk memperoleh

PENGARUH METODE KONSTRUKSI PONDASI SUMURAN TERHADAP KAPASITAS DUKUNG VERTIKAL (148G)

REKAYASA GEOTEKNIK DALAM DISAIN DAM TIMBUNAN TANAH

TOPIK BAHASAN 8 KEKUATAN GESER TANAH PERTEMUAN 20 21

LAMPIRAN A CONTOH PERHITUNGAN. parameter yang digunakan dalam perhitungan ini adalah:

Laporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PERHITUNGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE

ANALISIS STABILITAS LERENG PADA JALAN REL SEPANCAR - GILAS STA 217 MENGGUNAKAN METODE IRISAN BISHOP DAN PERANGKAT LUNAK PLAXIS ABSTRAK

Analisis Stabilitas dan Penurunan pada Timbunan Mortar Busa Ringan Menggunakan Metode Elemen Hingga

BAB IV PERENCANAAN LERENG GALIAN

ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN ATAU TANPA PERKUATAN GEOTEXTILE DENGAN PERANGKAT LUNAK PLAXIS ABSTRAK

BAB IV KRITERIA DESAIN

TUGAS AKHIR. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun Oleh : Maulana Abidin ( )

LANGKAH PEMODELAN ANALISA KAPASITAS LATERAL KELOMPOK TIANG PADA PROGRAM PLAXIS 3D FOUNDSTION

MEKANIKA TANAH (CIV -205)

DAFTAR ISI ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN BAB I PENDAHULUAN 1 1.

ANALISA KONSOLIDASI DAN KESTABILAN LERENG BENDUNG KOSINGGOLAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL

ANALISIS STABILITAS TIMBUNAN MENGGUNAKAN TURAP BETON PADA TAMBANG SITE TELEN ORBIT PRIMA ABSTRAK

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penambangan batu bara dengan luas tanah sebesar hektar. Penelitian ini

STUDI KELONGSORAN PADA LERENG TERBEBANI SILO DENGAN SSR-FEM PADA LOKASI SINAR MAS AGRO RESOURCE - SUNGAI BUAYA MILL LAMPUNG

Analysis Slope Stability dengan Plaxis 8.x. ANALYSIS SLOPE STABILITY Site ID : Site Name : I. Data Boring LOG. By: dedy trianda Hal.

Bab 1 PENDAHULUAN. tanah yang buruk. Tanah dengan karakteristik tersebut seringkali memiliki permasalahan

MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

KERUNTUHAN AKIBAT GESER

Pemodelan 3D Pada Stabilitas Lereng Dengan Perkuatan Tiang Menggunakan Metode Elemen Hingga

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS ANGKA KEAMANAN DIAFRAGMA WALL MENGGUNAKAN PERMODELAN MOHR COLOUMB DENGAN PARAMETER TOTAL DAN EFEKTIF

STABILITAS DERMAGA AKIBAT KENAIKAN MUKA AIR LAUT (STUDI KASUS: PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PEMANGKAT KALIMANTAN BARAT)

Untuk tanah terkonsolidasi normal, hubungan untuk K o (Jaky, 1944) :

Setyanto1) Ahmad Zakaria2) Giwa Wibawa Permana3)

BAB IX PERENCANAAN TUBUH EMBUNG

Pengaruh Tension Crack (Tegangan Retak) pada Analisis Stabilitas Lereng menggunakan Metode Elemen Hingga

1. Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar 90245

KUAT GESER 5/26/2015 NORMA PUSPITA, ST. MT. 2

BAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL

BAB II STUDI PUSTAKA

PERENCANAAN STRUKTUR TANGGUL KOLAM RETENSI KACANG PEDANG PANGKAL PINANG DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE OASYS GEO 18.1 DAN 18.2

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

Mekanisme keruntuhan

ANALISIS ANGKA KEAMANAN (SF) LERENG SUNGAI CIGEMBOL KARAWANG DENGAN PERKUATAN PILE DAN SHEET PILE SKRIPSI

MEKANIKA TANAH KRITERIA KERUNTUHAN MOHR - COULOMB. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

STUDI GERAKAN TANAH AKIBAT PEMANCANGAN TIANG FONDASI (SQUARE PILE) STUDI KASUS PADA PEMBANGUNAN TERMINAL PENUMPANG BANDARA SUPADIO PONTIANAK

II. Kuat Geser Tanah

BAB III METODE ANALISIS PLAXIS

ANALISIS LERENG DENGAN PERKUATAN PONDASI TIANG

III. KUAT GESER TANAH

Denny Nugraha NRP : Pembimbing : Ir. Asriwiyanti Desiani, MT. ABSTRAK

D3 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN BAB II DASAR TEORI

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... BERITA ACARA TUGAS AKHIR... MOTO DAN LEMBAR PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

PERMODELAN TIMBUNAN PADA TANAH LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS. Rosmiyati A. Bella *) ABSTRACT

PERENCANAAN STABILITAS LERENG DENGAN SHEET PILE DAN PERKUATAN GEOGRID MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA. Erin Sebayang 1 dan Rudi Iskandar 2

Kuat Geser Tanah. Mengapa mempelajari kekuatan tanah? Shear Strength of Soils. Dr.Eng. Agus Setyo Muntohar, S.T., M.Eng.Sc.

MEKANIKA TANAH 2. TEKANAN TANAH LATERAL At Rest...Rankine and Coulomb

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS. MRT (twin tunnel) dengan shield pada tanah lempung berlanau konsistensi lunak

TEKANAN TANAH LATERAL

BAB VIII PERENCANAAN PONDASI SUMURAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

PENGARUH KEDALAMAN PEMANCANGAN TURAP BAJA PADA BERBAGAI KEPADATAN TANAH NON-KOHESIF TERHADAP FAKTOR KEAMANAN PEMANCANGAN ABSTRAK

Studi Perilaku Tiang Bor Sebagai Pondasi Perumahan di Daerah Rawan Longsor Gunungpati Semarang

ANALISIS STABILITAS TANAH TIMBUNAN DENGAN PERKUATAN SABUT KELAPA


DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA TANAH LEMPUNG BERLAPIS MENGGUNAKAN METODE "MEYERHOF DAN HANNA" DAN METODE ELEMENT HINGGA (PLAXIS)

BAB III METODE KAJIAN

Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional 2

TUGAS AKHIR. Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Sarjana di Program Studi Teknik Sipil. Disusun Oleh NIM NIM

BAB II TI JAUA PUSTAKA

STUDI STABILITAS SISTEM PONDASI BORED PILE PADA JEMBATAN KERETA API CIREBON KROYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pelaksanaan penelitian tersebut. Adapun langkah penelitian adalah:

PENGGUNAAN BORED PILE SEBAGAI DINDING PENAHAN TANAH

BAB III PROSEDUR ANALISIS

DAFTAR ISI PERNYATAAN ABSTRAK. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR NOTASI

TUGAS AKHIR. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun oleh : TITIK ERNAWATI

ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN METODE FELLENIUS (Studi Kasus: Kawasan Citraland)

ANALISIS STABILITAS DAN PERKUATAN LERENG PLTM SABILAMBO KABUPATEN KOLAKA SULAWESI TENGGARA ABSTRAK

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

Beby Hardianty 1 dan Rudi Iskandar 2

ANALISIS TRANSFER BEBAN PADA SOIL NAILING (STUDI KASUS : KAWASAN CITRA LAND)

BAB XI PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar

ANALISIS KAPASITAS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITIS DAN ELEMEN HINGGA

Gambar 2.1 Konstruksi jalan rel

JUDUL HALAMAN PENGESAHAN BERITA ACARA MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI. Adapun yang termasuk dalam tahap persiapan ini meliputi:

D4 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB II DASAR TEORI

STUDI DIFERENTIAL SETTLEMENT AKIBAT ADANYA PENAMBAHAN SIRTU PADA KELOMPOK TIANG DI BAWAH PONDASI TANGKI

Transkripsi:

JURUSAN TEKNIK SIPIL FT UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG HAND OUT KOMPUTASI GEOTEKNIK PENGENALAN SOFTWARE PLAXIS SESI 1-6 REVISI OKTOBER 2011 HANGGORO TRI CAHYO A.

SESI 1 : Prinsip Tegangan Efektif dan Kuat Geser Hanggoro Tri Cahyo A - Lab. Mekanika Tanah UNNES A. PRINSIP TEGANGAN TOTAL, TEKANAN AIR PORI DAN TEGANGAN EFEKTIF Muka air Piston porous Piston Katup tertutup P Tanah Jenuh S=100% Pembaca tekanan Air Pegas (a) (b) (c) Air P Katup terbuka Air P Air P Air Air Air (d) (e) (f) Gambar Kondisi katup Beban P Beban yang diterima oleh pegas Beban yang diterima oleh air b tertutup 0 0 0 c tertutup 10 kg 0 10 kg d terbuka 10 kg 4 kg 6 kg e terbuka 10 kg 8 kg 2 kg f terbuka 10 kg 10 kg 0 Beban P adalah analog dari Tegangan Total. Beban yang dipikul pegas adalah analog dari Tegangan Efektif. Beban yang dipikul air adalah analog dari Tekanan Air Pori. Gambar 1. Prinsip tegangan efektif dalam mekanika tanah Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 1

Untuk memudahkan pengertian tegangan total, tekanan air pori dan tegangan efektif, berikut akan disajikan definisi serta contoh cara perhitungannya : 1 m γ b = 17,16 kn/m 3 Kondisi tidak jenuh 1 m γ sat = 16,538 kn/m 3 A Kondisi jenuh S=100% Tegangan Total (σ v ) adalah tekanan overburden yang bekerja searah gravitasi untuk suatu kedalaman z akibat berat sendiri tanah termasuk air yang terkandung di dalam masa tanah ditambah dengan beban yang bekerja dipermukaan tanah asli (misalnya air, timbunan yang tak terbatas maupun timbunan yang terbatas sehingga menggunakan teori stress distribution). Tegangan total (σ v ) di titik A dapat dihitung dengan : σ v = γ b x 1 + γ sat x 1 = 17,16 x 1 + 16,538 x 1 = 33,698 kn/m 2 Tekanan Air Pori (u) adalah tekanan air pori (pore pressure) pada kedalaman z yang mengisi rongga antar butiran padat yang bekerja ke segala arah dengan kondisi hidrostatis. Tekanan air pori (u) di titik A dapat dihitung dengan : u = γ w x 1 = 10 x 1 = 10 kn/m 2 Tegangan Efektif (σ v ) Tegangan efektif (σ v ) di titik A dapat dihitung dengan : σ v = σ v u = 33,698 10 = 23,698 kn/m 2 Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 2

CONTOH SOAL : Tentukan tegangan efektif (σ v ) pada titik A untuk 3 kondisi muka air tanah (m.a.t) jika diketahui : jenis tanah lempung kepasiran dengan γ sat = 20 kn/m 3, γ b = 18 kn/m 3. Berat volume air (γ w ) diambil 10 kn/m 3. Diasumsikan tanah homogen dan tidak terjadi aliran air (hidrostatis). 2 m 2 m 2 m 2 m 4 m A 4 m A 4 m A KONDISI KONDISI KONDISI B. PRINSIP KUAT GESER TANAH Dalam Gambar 2. jika beban aksial kolom berlebihan, kegagalan biasanya terjadi dalam bentuk kegagalan geser. Jadi sebenarnya kekuatan struktur tanah yang utama merupakan fungsi kekuatan gesernya. Kuat geser tanah dalam arah yang mana saja merupakan tegangan geser maksimum yang dapat di kerahkan ke struktur tanah dalam arah tersebut. Pada saat nilai tegangan geser mencapai maksimum, tanah dianggap telah mengalami kegagalan, kekuatan geser tanah telah termobilisasi seluruhnya. Beban kolom Kegagalan kapasitas dukung tanah Tahanan geser Tegangan Normal Gambar 2. Kegagalan kapasitas dukung tanah Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 3

Kekuatan geser tanah ini tentunya hanya berasal dari struktur tanah saja, karena air pori (u) tidak memiliki kekuatan geser. Tanah mendapatkan kekuatan gesernya berasal dari friksi antar butiran (internal friction) dan kohesi tanah (cohesion) seperti pada persamaan Coulomb : τ = c + σ tanφ dengan, τ = kekuatan geser (kn/m 2 ). c = kohesi (kn/m 2 ). σ = tegangan normal efektif (kn/m 2 ). φ = sudut geser dalam ( ). tanφ = koefisien friksi. τ Tanah non-kohesif τ = σ tan φ τ = c + σ tan φ c Tanah kohesif τ = c σ Gambar 3. Kekuatan geser tanah. Selain itu, kekuatan geser juga dapat dinyatakan dalam tegangan utama besar (σ 1 ) dan kecil (σ 3 ) pada keadaan runtuh di titik yang ditinjau. Garis yang dihasilkan oleh persamaan Coulomb di atas seperti pada Gambar 3, pada keadaan runtuh merupakan garis singgung terhadap lingkaran Mohr yang menunjukkan keadaan tegangan dengan nilai positif untuk tegangan tekan seperti pada Gambar 4. Koordinat singgungnya adalah : τ f = ½ (σ 1 - σ 3 ) sin 2θ σ f = ½ (σ 1 + σ 3 ) + ½ (σ 1 - σ 3 ) cos 2θ θ = 45 + φ/2 Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 4

Hubungan antara tegangan utama efektif pada keadaan runtuh dan parameter kuat geser (c, φ) merupakan kriteria keruntuhan Mohr-Coulomb yang dapat dalam pers : σ 1 = σ 3 tan 2 (45 + φ/2) + 2.c.tan (45 + φ/2) σ 1 τ Selubung kegagalan σ 3 σ f τ f θ σ 3 τ f c φ 2θ σ 1 σ 3 σ f σ 1 σ Gambar 4. Kondisi tegangan pada keadaan runtuh. Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 5

C. PENGUJIAN KUAT GESER TANAH Parameter kuat geser dapat ditentukan dari pengujian laboratorium pada benda uji yang diambil dari lapangan (boring). Pengujian geser yang akan dibahas dalam materi ini hanya pengujian di laboratorium dengan uji geser langsung (direct shear test) seperti pada Gambar 5. Prinsipnya, setelah beban aksial diberikan ke sampel tanah, kotak geser segera diisi air dengan muka air kira-kira rata dengan muka atas sampel tanah. Kemudian dilakukan pergeseran dengan cepat, sehingga selama penggeseran berlangsung, air pori (u) tidak sempat mengalir keluar. Kecepatan diambil 1.06 mm/menit. Penggeseran dilakukan selama 6 menit, dan selama penggerseran berlangsung dicatat besarnya pergeseran lateral dan penurunan sampel setiap 0,25 menit. Hasil pengujian kemudian di hitung dan disajikan seperti pada Gambar 6. Gambar 5. Alat uji geser langsung. Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 6

φ = 37.23 c = 0 kg/cm 2 Pengujian Tegangan Normal (Kg/cm 2 ) Tegangan Geser saat runtuh (Kg/cm 2 ) 1 0.25 0.17 2 0.50 0.41 3 1.00 0.75 Gambar 6. Hasil uji geser langsung untuk mendapatkan parameter geser c dan φ. Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 7

D. TEKANAN TANAH DIAM Sebelum memasuki materi tekanan lateral yang bekerja pada dinding penahan tanah, ada baiknya kita mengulang pengertian tekanan air. Apa yang Anda ingat tentang tekanan air? Jika tekanan air itu bekerja permukaan dinding seperti pada Gambar 7, bagaimana menghitung besar dan distribusi tekanan lateral yang diterima oleh dinding? A z Gambar 7. Tekanan air ke segala arah besarnya sama. Sedangkan dalam tanah, perbandingan antara besaranya tekanan tanah lateral (σ h ) dan tekanan overburden-nya (σ v ) dinyatakan dalam persamaan : σ h = k o. σ v dengan k o = koefisien tekanan tanah diam. Menurut Jacky (1944), k o = 1 sin φ untuk jenis tanah granular. τ σ v σ h z σ h σ v Garis selubung kegagalan σ Gambar 8. Besarnya σ v dan σ h jika diplot dalam grafik kriteria kegagalan Mohr dan Couloumb. Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 8

E. TEKANAN LATERAL AKIBAT BERAT SENDIRI TANAH E.1. TEKANAN TANAH AKTIF Gaya horisontal yang menyebabkan keruntuhan ini merupakan tekanan tanah aktif dan nilai banding tekanan arah horisontal dan vertikalnya pada kondisi ini adalah k a (Koefisien tekanan tanah aktif). σ h = k a. σ v Menurut Rankine, k a = tg 2 (45 -φ/2). Asumsi : Muka tanah datar dan permukaan dinding halus. Pergeseran dinding menyentuh selubung kegagalan. σ v z τ σ h σ h kritis σ h σ v σ Penyederhanaan bidang keruntuhan 45 +φ/2 Gambar 9. Jika besarnya σ v tetap dan σ h terus turun, maka lingkaran akan menyentuh selubung kegagalan Mohr dan Couloumb. Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 9

E.2. TEKANAN TANAH PASIF Gaya horisontal yang menyebabkan keruntuhan ini merupakan tekanan tanah pasif dan nilai banding tekanan arah horisontal dan vertikalnya pada kondisi ini adalah k p (Koefisien tekanan tanah pasif). σ h = k p. σ v Menurut Rankine, k p = tg 2 (45 +φ/2). Asumsi : Muka tanah datar dan permukaan dinding halus. Pergeseran dinding σ v z σ h τ menyentuh selubung kegagalan. σ h σ v σ h kritis σ 45 -φ/2 Penyederhanaan bidang keruntuhan Gambar 10. Jika besarnya σ v tetap dan σ h terus naik, maka lingkaran akan menyentuh selubung kegagalan Mohr dan Couloumb. Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 10

F. TEKANAN TANAH LATERAL PADA KONDISI TANAH JENUH AIR Di dalam air, untuk menghitung tekanan lateral yang bekerja pada sebuah dinding dapat dihitung dengan σ h = σ v. Namun di dalam tanah, besarnya tekanan tanah lateral belum tentu sama dengan tekanan overburden-nya atau σ h σ v. Perbedaan inilah yang membuat perhitungan tekanan lateral (σ h ) yang bekerja pada dinding untuk kondisi tanah yang jenuh air (di bawah m.a.t) dihitung sendiri-sendiri, tekanan tanah lateralnya (σ h ) dan tekanan air (u) yang bekerja. CONTOH SOAL : Pada gambar di bawah ini, hitung besarnya tekanan tanah lateral (σ h ) pada titik A : 1 m Pasir γ b = 17,16 kn/m 3 Kondisi tidak jenuh σ v = γ b x 1 + γ sat x 1 = 17,16 x 1 + 16,538 x 1 = 33,698 kn/m 2 1 m A Pasir γ sat = 16,538 kn/m 3 φ = 19 Kondisi jenuh u = γ w x 1 = 10 x 1 = 10 kn/m 2 σ v = σ v u = 33,698 10 = 23,698 kn/m 2 k o = 1 sin φ σ h = k o.σ v ---------- selesai untuk sesi ini, dilanjutkan perhitungan initial condition pada plaxis -------- Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 11

SESI 2 : Perhitungan Kapasitas Dukung Tanah Pondasi Telapak Menerus Hanggoro Tri Cahyo A - Lab. Mekanika Tanah UNNES (0,4) (6,4.25) (0,0) (6,4) Clay Material tipe : Drained E ref = 5.10 3 kn/m 2 ν = 0,35 c ref = 5 kn/m 2 ϕ = 20 Failure Load (7,4.25) (8,4.25) (8,4) γ unsat = 16 kn/m 3 γ sat = 18 kn/m 3 k x = 0,001 m/day k y = 0,001 m/day Concrete Matrial tipe : Non-porous γ unsat = 24 kn/m 3 E ref = 2.10 7 kn/m 2 ν = 0,15 (14,4) (14,0) Hitunglah kapasitas dukung tanah pondasi telapak menerus dengan menampilkan kurva load-displacement. Langkah 1. Klik menu File New, kemudian isilah menu General setting Project dan Dimensions. Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 12

Langkah 2. Menggambar model geometris dengan toolbar Geometry lines, kemudian dilanjutkan memasukan kondisi batas dengan toolbar Standard fixities. Memasukkan pembebanan dengan mengklik Point forces load system A pada pusat titik berat pondasi telapak menerus. Geometry line Standard fixities Point forces load system A Material sets Generate mesh Initial conditions Langkah 3. Memasukan nilai parameter tanah lempung (clay) dan beton (concrete) dengan mengklik toolbar Material sets. Kemudian dilanjutkan drag data set Clay dari jendela Material sets ke area lapisan tanah yang diikuti oleh perubahan warna pada model geometri. Kemudian dilanjutkan juga untuk material concrete. Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 13

Langkah 4. Sebelum langkah pembuatan mesh (finite element model), pastikan bahwa permodelan yang dibuat telah benar. Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 14

Langkah 5. Langkah selanjutnya adalah pembuatan mesh (finite element model), dengan mengkilik toolbar Generate mesh kemudian klik Update. Untuk mengatur besar kecilnya mesh dapat mengklik menu Mesh-Global coarseness kemudian pilih fine dan ulangi mengkilik toolbar Generate mesh kemudian klik Update. Langkah 6. Sebelum melanjutkan ke perhitungan, intial ground water dan intial effective stress state harus ditentukan besarnya dengan mengklik toolbar Initial conditions. Langkah selanjutnya menginput kedalaman m.a.t dengan Phreatic level dengan menggambar titik-titik ketinggian dengan klik kiri kemudian jika telah selesai klik kanan. Kemudian klik General water pressures (lingkaran hijau), hingga muncul jendela Water pressure generation, pilih Phreatic level kemudian klik OK. Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 15

Kemudian klik toolbar lingkaran hijau tua (initial stresses and geometry configuration), klik toolbar General initial stress sehingga muncul jendela K0-procedure untuk tiap lapisan cluster yang ada. Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 16

Kemudian klik OK dan jika jendela initial soil stresses muncul klik Update. Langkah 7. Langkah perhitungan dapat dimulai dengan klik toolbar Calculate. Dalam perhitungan ini ada 3 tahapan yakni : tahap konstruksi, tahap pembebanan aksial -50 kn dan tahap pembebanan hingga mencapai keruntuhan (misalnya 5 x beban yang terjadi). Tahap 1 : Constr Footing Tahap 2 : Load 1x Tahap 3 : Load 5x Calculation type : Plastic calculation Loading input : Staged construction Klik Define untuk mengaktifikan pondasi Calculation type : Plastic calculation Loading input : Staged construction Klik Define untuk mengaktifikan beban P= -50kN Calculation type : Plastic calculation Loading input : Total multipliers Input values ; total multipliers Σ-MloadA = 5 Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 17

Kemudian klik Select point for curve untuk mendapatkan kurva load-displacement pada titik yang ditinjau paling kritis (mis. pusat titik berat di dasar pondasi) kemudian klik update. Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 18

kemudian klik Calculate untuk perhitungan, jika pada tahap ke 3 kondisi runtuh tidak mencapai 5 x loading -50 kn maka perlu penurunan dengan melihat nilai Reached value pada tabsheet Multipliers. Langkah 8. Melihat hasil tiap tahap dengan mengklik Output Pada tahap ke-2 pembebanan P = -50kN : Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 19

b q = γ.df Df Pembebanan pondasi dan bentuk bidang geser yang terjadi. Pada tahap ke-3 pembebanan hingga runtuh : Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 20

Langkah 9. Menampilkan kurva load-displacement dengan toolbars Curve, kemudian pilih New chart klik OK. Panggil file yang baru dibuat untuk proyek ini, kemudian pilih X-axis adalah Displacemet dan Y-axis adalah Multiplier pada titik A yang ditinjau pada langkah no.7. Pilih tipe yang ditampilkan adalah sum-mload A, kemudian klik OK. Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 21

Langkah 10. Input beban pada pondasi adalah -50 kn, sehingga besarnya beban yang dapat dipikul pada saat mencapai keruntuhan adalah Σ-MloadA =4,5, P ultimate = 4,5 x -50 kn = -225 kn. Besarnya kapasitas dukung tanah ultimate : q ult = P ultimate / B + γ concrete.t h = 225/2 + 24.0,25 = 118 kn/m 2. Faktor aman (SF) = 3 q all = q ult / SF = 118 / 3 = 39,33 kn/m 2 Kapasitas dukung ultimit di bawah pondasi pelat menerus dapat dinyatakan dengan persamaan Terzaghi (1943), b q = γ.df Df q ult = c N c + q N q + ½ b γ N γ φ, c, γ nilainya diambil di bawah pondasi. dengan, q = γ.d f γ nilanya diambil di atas elevasi pondasi. Untuk ϕ = 20 maka nilai N c =17,69 ; N q =7,44 ; N γ =4,97 karena Df = 0, rumus menjadi : q ult = c N c + ½ b γ N γ = 5 x 17,69 + ½ x 2 x (18-10) 4,97 = 128,21 kn/m 2 Faktor aman (SF) = 3 q all = q ult / SF = 128,21 / 3 = 42,73 kn/m 2 --------------- selesai untuk sesi ini ------------- Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 22

SESI 3 : Perbandingan Kapasitas Dukung Tanah Pondasi Telapak Menerus untuk Kondisi Drain dan Undrain. Hanggoro Tri Cahyo A - Lab. Mekanika Tanah UNNES Studi kasus pada Sesi 2 adalah untuk kondisi material type adalah drained, jika kondisi material type adalah undrained bagaimana pengaruh terhadap kapasitas dukung tanahnya? Langkah 1. Buka file pada Sesi 1, kemudian ubahlah material type menjadi undrained, kemudian langsung menuju ke toolbar Initial condition untuk mempertahankan bentuk mesh yang ada. Kemudian langsung klik Calculate, pada jendela Plaxis Calculation klik Calculate.. Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 23

Langkah 2. Hasil perhitungan Plaxis menunjukkan bahwa dalam analisis undrain, beban hanya didukung sepenuhnya oleh air, meskipun tanah lempung kaku namun tidak memiliki kekuatan geser tanah. Pada analisis drain, beban sepenuhnya didukung oleh tanah. (0,4) (6,4.25) (0,0) (6,4) Clay Material tipe : Undrained E ref = 5.10 3 kn/m 2 ν = 0,35 c ref = 5 kn/m 2 ϕ = 20 Failure Load (7,4.25) (8,4.25) (8,4) γ unsat = 16 kn/m 3 γ sat = 18 kn/m 3 k x = 0,001 m/day k y = 0,001 m/day Concrete Matrial tipe : Non-porous γ unsat = 24 kn/m 3 E ref = 2.10 7 kn/m 2 ν = 0,15 (14,4) (14,0) Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 24

Input beban pada pondasi adalah -50 kn, sehingga besarnya beban yang dapat dipikul pada saat mencapai keruntuhan adalah Σ-MloadA =1,4 (kurva 2), P ultimate = 1,4 x -50 kn = -70 kn. Besarnya kapasitas dukung tanah ultimate : q ult = P ultimate / B + γ concrete.t h = 70/2 + 24.0,25 = 41 kn/m 2. Faktor aman (SF) = 3 q all = q ult / SF = 41/ 3 = 13,66 kn/m 2 --------------- selesai untuk sesi ini ------------- Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 25

SESI 4 : Penentuan Kedalaman Sheet pile Penahan Tanah pada Galian Lempung Lunak Hanggoro Tri Cahyo A - Lab. Mekanika Tanah UNNES TAHAP 1 : PEMASANGAN SHEET PILE (0,30) (10,30) (40,30) (0,28) (0,26) TAHAP 2 : PENGGALIAN 2 m TAHAP 3 : DEWATERING DAN PENGGALIAN 2 m (10,28) (10,26) Clay - MC Material tipe : Drained E ref = 6,35.10 3 kn/m 2 ν = 0,35 c ref = 25,4 kn/m 2 ϕ = 1 Rinter = 0,5 (0,0) (10,15) γ unsat = 12 kn/m 3 γ sat = 16 kn/m 3 k x = 0,001 m/day k y = 0,001 m/day (40,0) DATA PENAMPANG SHEET PILE Mutu Baja = BJ-37 Tegangan ijin baja (σ) = 1,6.10 5 kn/m 2 Modulus penampang (W) = 2,06.10-3 kn 3 /m Modulus elastisitas (E) = 2,06.10 8 kn/m 2 Momen inersia (I) = 3.10-4 m 4 /m Luas penampang (A) =1,99.10-2 m 2 /m Angka poison (ν) = 0,3 EA = 4,0994.10 6 kn/m EI = 6,1800.10 4 kn.m 2 /m Berat (w) = 1,532 kn/m/m Periksalah apakah kedalaman dan dimensi sheetpile telah mencukupi untuk menahan galian pondasi basement sedalam 4 meter jika kedalaman m.a.t pada elevasi -2.00 m. Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 26

PERHATIAN PADA PELAKSANAAN KONSTRUKSI TAHAP 3 : DEWATERING DAN PENGGALIAN 2 m Langkah dalam proses calculation pada tahap 3 adalah dengan mengatur stage construction dengan mengklik define. Pada proses generate water pressure aturlah ketinggian m.a.t seperti pada gambar untuk memodelkan proses dewatering, dan kemudian pasanglah close flow boundary pada sisi bawah dan kiri pada gambar. close flow boundary Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 27

Kemudian klik generate water pressure, pilihlah groundwater calculation (steady state) untuk menggambarkan arah aliran air di sekitar sheetpile yang diasumsikan impermiable. Flow field Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 28

Untuk menanpilkan gambar groundwater head, klik menu stresses- groundwater head. Groundwater head Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 29

SESI 5 : Analisis Stabilitas Lereng dengan Teknik Reduksi Kekuatan Geser - Metode Elemen Hingga (SSR-FEM) Hanggoro Tri Cahyo A - Lab. Mekanika Tanah UNNES A. METODE LIMIT-EQUILIBRIUM METHODS Metode ORDINARY METHOD OF SLICE (OMS) termasuk cara yang praktis dan fleksibel untuk perhitungan analisa kestabilan lereng (per meter tegak lurus bidang gambar). Lereng dibagi menjadi beberapa irisan (slice) dengan arah vertikal, kemudian tentukan posisi bidang longsornya yang berupa garis lengkung dengan jari-jari r. Pada Gambar 1, untuk tiap-tiap irisannya, gaya yang melongsorkan lereng adalah w.sinα. Sedangkan yang menahan adalah kohesi tanah (c) ditambah dengan gesekan (w.cosα.tgφ) yang terjadi pada bidang longsornya. Faktor aman (FS) = c.l + Σ (w.cosα. tgφ) Σ (w.sinα) dengan, w = berat per irisan (ton) = γ. Luas area irisan φ = sudut geser dalam ( ) c = kohesi tanah (ton/m 2 ) γ = berat volume tanah (ton/m 3 ) r Tanah c-φ w w.cosα w.sinα α Gaya Bidang longsor Gambar 1. Resultan gaya yang bekerja untuk tiap-tiap irisannya Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 30

CONTOH SOAL : Hitunglah faktor aman suatu galian basement sedalam 6 m dengan perbandingan kemiringan lereng 1:1. Hasil penyelidikan tanah lempung E=4000 kn/m 2, υ=0,3, φ = 10, c = 20 kn/m 2, γ b =17,6 kn/m 3, γ sat =18 kn/m 3 dan muka air tanah sedalam 30 meter dari muka tanah asli. Dari berbagai alternatif bidang longsor yang mungkin terjadi, dicari nilai FS-nya. Nilai FS terkecil yang dihasilkan merupakan nilai FS minimumnya. Untuk mendapatkan nilai FS minimumnya dalam waktu yang singkat, praktisi biasanya menggunakan software SOLPE/W dari GEO-SLOPE International Ltd. Jumlah irisan adalah 30 irisan, dengan FS minimum adalah 1,491 seperti pada Gambar 2. Gambar 2. Berbagai alternatif bidang longsor yang mungkin terjadi. Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 31

B. ANALISIS STABILITAS LERENG METODE SSR-FEM Metode Analisis stabilitas lereng yang digunakan pada pelatihan ini adalah teknik reduksi kekuatan geser metode elemen hingga (SSR-FEM). Kelebihan menggunakan metode ini menurut Griffiths et al (1999) adalah : 1. Asumsi dalam penentuan posisi bidang longsor tidak dibutuhkan, bidang ini akan terbentuk secara alamiah pada zona dimana kekuatan geser tanah tidak mampu menahan tegangan geser yang terjadi. 2. Metode ini mampu memantau perkembangan progressive failure termasuk overall shear failure. Berdasarkan persamaan tegangan geser tanah (τ) Mohr-Coulomb (1776), kekuatan geser tanah yang tersedia atau yang dapat dikerahkan oleh tanah adalah : τ = c + (σ - u).tanϕ Dalam metode ini, parameter kekuatan geser tanah yang tersedia berturut-turut direduksi secara otomatis hingga kelongsoran terjadi. Sehingga faktor aman (SF) stabilitas lereng menjadi : ΣM sf = tan ϕ input / tan ϕ reduksi = c input /c reduksi SF = Kekuatan geser yang tersedia Kekuatan geser saat runtuh = Nilai ΣM sf pada saat kelongsoran. dengan, c input = kohesi tanah ϕ input = sudut geser dalam tanah c reduksi = kohesi tanah tereduksi ϕ reduksi = sudut geser dalam tereduksi Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 32

Langkah 1. Buatlah permodelan seperti pada Gambar 3 dengan data tanah seperti pada contoh soal. Kemudian teruskan langkah hingga menu calculation. Gambar 3. Permodelan lereng galian basement Langkah 2. Pada menu calculation, isian menu calculation type adalah teknik reduksi kekuatan geser metode elemen hingga (SSR-FEM) seperti pada Gambar 4. Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 33

Gambar 4. Isian menu pada Calculations. Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 34

Langkah 3. Untuk mengetahui nilai SF gunakan menu Curves dengan hasil nilai SF=1,440.seperti pada Gambar 5 Gambar 5. Nilai SF stabilitas lereng Langkah 4. Untuk mengetahui bidang longsor dapat dilihat pada Total Incremental Displacement dan Shear Strain Incremental seperti pada Gambar 6. Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 35

Gambar 6. Letak bidang longsor lereng DAFTAR PUSTAKA Griffiths D.V, Lane P.A, 1999, Slope Stability Analysis by Finite Elements, Geotechnique, Vol 49 No.3. Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 36

SESI 6 : Proses Penimbunan dan Faktor Aman Stabilitas Timbunan Tanah di atas Lempung Lunak Hanggoro Tri Cahyo A - Lab. Mekanika Tanah UNNES Embankment setinggi 3,00 meter yang berdiri di atas tanah lunak tanpa upaya perkuatan akan dievaluasi dengan FEM menggunakan software plaxis. Permodelan embankment disajikan pada gambar di bawah ini dengan asumsi aliran air ekses pore pressure hanya melalui 1 arah (vertikal ke atas). Penimbunan dilakukan dalam 3 tahap dimana tiap tahap hanya dilakukan penimbunam setinggi 1,00 meter selama kurang lebih 5 hari. Jeda waktu yang diberikan sebelum ke proses penimbunan selanjutnya adalah 200 hari. Parameter Clay : Model soil MC Undrained K x =k y = 4.10-4 m/day γ unsat = 14 kn/m 3 γ sat = 16 kn/m 3 c = 10 kn/m 2 φ = 5 E=1000 kn/m 2 υ = 0,3 (24,33) (0,30) m.a.t (19,30) timbunan (37,33) Parameter Timbunan : Model soil MC Drained K x =k y = 10-3 m/day γ unsat = 16 kn/m 3 γ sat = 18 kn/m 3 c = 39 kn/m 2 φ = 25 E=14000 kn/m 2 υ = 0,3 (42,30) (60,30) Tanah Lempung lunak (0,0) (60,0) Tanah Keras Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 37

Pada Kondisi Initial Condition Pada generate water pressure, langkah untuk memodelkan arah aliran ekses pore pressure maka diperlukan closed consolidation boundary pada lapisan tanah keras yang dianggap kedap dan aliran arah horisontal. Sedangkan pada generate initial stress, tanah timbunan dihilangkan untuk mendapatkan kondisi initial (awal) stress sebelum dibangun embankment. Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 38

Pada Langkah Calculation Stage construction dari kasus ini disajikan pada gambar di bawah ini dengan tipe kalkulasi yang digunakan adalah Consolidation dan Phi/c Reduction. Besarnya faktor aman pada stabilitas embankment di evaluasi pasca tiap tahapan penimbunan yang dilakukan selama 5 hari. Sedangkan pada phase ke-6 proses konsolidasi dilakukan hingga besarnya ekses pore pressure minimum (tidak mencapai nol) guna mengetahui laju penurunan ekses pore pressure terhadap waktu. Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 39

Proses penimbunan dan ekses pore pressure yang ditimbulkan Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 40

Faktor Aman Stabilitas Embankment Tiap Tahapan Penimbunan Penurunan Tanah Timbunan Tanpa Perkuatan pada Phase ke-6 : 0,85 meter. Komputasi Geoteknik - Lab. Mekanika Tanah UNNES 41