KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN Oleh Drs. Dedi Koswara, M.Hum.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action

Materi Minggu 3. Pengambilan Keputusan dalam Organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NAMA :ANDI SUBANDRIYO NIM. :Q

PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER- 022 /A/JA/03/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGAWASAN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam suatu organisasi/instansi dipandang sebagi sumber daya.

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan urusan Pemerintahan Daerah di bidang pendidikan berdasarkan asas

2.1.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Hasibuan (2009: ) ada tiga tipe kepemimpinan masing-masing dengan ciri-cirinya, yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan


BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten

B A B I P E N D A H U L U A N

KUESIONER PERSEPSI TENTANG PERILAKU KEPEMIMPINAN ATASAN

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai macam

Rangkaian Kolom Kluster I, 2012

KEPUTUSAN BERSAMA KETUA BADAN PELAKSANA HARIAN (BPH) DAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA No. 011/SKB/BPH-UMS/2007

M E M U T U S K A N :

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

MATERI INISIASI KEEMPAT: BIROKRASI ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kinerja birokrasi pada era reformasi dan otonomi daerah menjadi

2011, No Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal; 4. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Moda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

KEPEMIMPINAN. OLEH: Drs. Yunyun Yudiana, M.Pd

BUPATI SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 6 TAHUN 2011 TENTANG

II. LANDASAN TEORI. oleh Malayu S.P. Hasibuan (2003 : 1), yang mengartikan bahwa:

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG

I. Kesetiaan. Karena kurang pengetahuan pernah. mengeluarkan ucapan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pada umumnya memiliki tujuan yang ingin dicapai.

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

I. PENDAHULUAN. Tugas pokok Kantor Pelayanan Pajak (KPP) adalah memberikan. pelayanan kepada masyarakat secara profesional dan terintegrasi, untuk

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1979 TENTANG PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

tugas sehari-hari (Arwani, 2005).

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KONSUMEN

C A R E E R H O G A N D E V E L O P TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR. Laporan untuk: John Doe ID: HC Tanggal: 29 Juli 2015

TUGAS AKHIR METODE PENGAWASAN BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SUMATERA BARAT CABANG BUKITTINGGI

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab VI Tata Kerja, Sistem Kerja, Hubungan Kerja, dan Kepemimpinan

BAB II KAJIAN TEORI. Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin discipline yang berarti

Pendetakan tradisional

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan prima. Sebagai abdi negara dan abdi masyarakat, pegawai negeri sipil

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

Hubungan Gaya Kepemimpinan, Motivasi Serta Lingkungan Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Di Bagian Produksi Di PT. X

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan bersedia mengerahkan segenap kemampuannya untuk. diluar diri seseorang itu turut mempengaruhinya, pemimpin harus memilih

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan

PENGARUH KOMPENSASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN MEUBEL CV. MUGIHARJO BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123 TAHUN 2000 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN JAWATAN RUMAH SAKIT DR. M. DJAMIL PADANG

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dalam penyelenggaraan pendidikan sangat penting. pengelolaan sumber daya manusia dapat berjalan sesuai dengan apa yang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1) kesimpulan, 2) implikasi dan saran hasil penelitian.

1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan ketelitian dari masing-masing individu dalam mengambil

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pedoman SAI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan investasi dan memegang peranan penting dalam. upaya meningkatkan sumber daya manusia. Melalui peningkatan dan

I. PENDAHULUAN. Tugas pokok Kantor Pelayanan Pajak (KPP) adalah memberikan. pelayanan kepada masyarakat secara profesional dan terintegrasi, untuk

II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja atau keberhasilan organisasi. Pokok kepemimpinan adalah cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan perbaikan manajemen pendidikan. Tidak ada lembaga sekolah yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebelumnya. Apabila secara formal dalam organisasi maka proses

BAB I PENDAHULUAN. sandungan dalam era globalisasi, karena era globalisasi merupakan era

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. atau unjuk kerja atau penampilan kerja. Kinerja dipengaruhi oleh faktor-faktor

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. a. Kinerja pimpinan meliputi integritas kepribadian, proaktif, kemampuan

LAMPIRAN. Bapak Rafil sebagai direktur keuangan dan Bapak Bayu sebagai direktur operasional)

BAB I PENDAHULUAN. Negara dan Abdi Masyarakat yang selalu hidup ditengah masyarakat dan bekerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C A R E E R H O G A N D E V E L O P TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR. Laporan untuk: Sam Poole ID: HC Tanggal: 23 Februari 2017

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 47 TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK APARAT PENGAWAS INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto

BAB 1 PENDAHULUAN. dukungan dari pegawai yang kompeten dan terampil. maka kemungkinan untuk

PO LIT EKNIK IND RAM AYU (PO LIND RA)

BAB I PENDAHULUAN. arti luas yaitu sebagai Aset utama dalam organisasi yang harus dikelola dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Profesionalisme menjadi syarat utama bagi seseorang yang ingin menjadi seorang

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SUKOHARJO

2.4. Hubungan Kejelasan Peran dan Efektifitas Pelaksanaan Tugas. Seseorang hanya mungkin dapat melaksanakan pekerjaannya secara efektif, jika

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sebuah organisasi. Manajemen sumber daya manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pemerintahan, hal ini terlihat dari kenyataan bahwa walaupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang. Sekolah merupakan wadah bagi peserta didik dalam menempuh

PRIJANTO: TANGAN KEDUA YANG SETIA DAN BISA DIANDALKAN. Oleh: Niniek L. Karim, Bagus Takwin, Dicky Pelupessy, Nurlyta Hafiyah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN

BAB I PENDAHULUAN. situasi persaingan khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang sejenis menjadi

BAB II KERANGKA PEMIKIRAN. Amitai Etzioni (1885:12) menyatakan Organisasi dibentuk agar dapat menjadi unitunit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah mahkluk sosial yang dilahirkan dalam suatu pangkuan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal

Transkripsi:

KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN Oleh Drs. Dedi Koswara, M.Hum. A. PENDAHULUAN Setiap orang adalah pemimpin. Setiap pemimpin tentu memiliki pribadi dan kepemimpinan. Inti dari kepemimpinan adalah pengmbilan keputusan. Oleh karena itu, seorang pemimpin yang ragu-ragu di dalam mengambil keputusannya pun akan raguragu pula. Demikian pula dalam organisasi dan management pendidikan, baik di tingkat atas, menengah maupun bawah senantiasa dihadapkan pada masalah pengambilan keputusan yang harus ditetapkan secara profesional dan proporsional. Ada beberapa konsep pengambilan keputusan yang harus diperhatikan oleh seorang pemimpin pendidikan misalnya ketika ia harus mengambil sebuah keputusan yaitu sebagai berikut. 1. Kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi keputusan, mencakup: a. Dinamika individu di dalam organisasi b. Dinamika kelompok di dalam organisasi c. Dinamika lingkungan di dalam organisasi a. Dinamika Individu Hal yang sangat krusial yang perlu dicermati oleh seorang pemimpin pendidikan di dalam mendelegasikan wewenang, tugas, dan tanggung jawab kepada bawahannya (sebagai individu), adalah keberanian mengambil resiko dalam meramalkan sikap dan tindak-tanduk bawahan itu. Resiko itu dapat diperkecil apabila seorang pemimpin dapat mengenali bawahannya dengan baik. Salah satu upaya untuk dapat meramalkan sikap dan tindak-tanduk orang lain dalam keadaan tertentu, ialah dengan mengtahui bagaimana pandangan orang itu terhadap dirinya sendiri. Selain itu, apabila terjadi pertentangan degan

bawahan sebagai individu dalam sebuah organisasi dapat dicegah dengan mengsinkronkan tujuan dan kepentingan individu di dalam organisasi itu. b. Dinamika Kelompok Seorang pemimpin pendidikan harus memiliki tanggung jawab untuk mendewasakan kelompok kerja di dalam organisasi yang dipimpinnya. Kedewasaan kelompok itu mencakup lima hal, yaitu sebagai berikut. (1) Kemampuan membina kerja sama yang intim dan harmois dalam pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawab masing-masing. (2) Kesediaan untuk mengesampingkan (subordinating) kepentingan pribadi dan kelompok kepada kepentingan yang lebih luas, yaitu kepentingan organisasi (pendidikan). (3) Kesediaan untuk menyerahkan sebagian daripada hak-haknya kepada organisasi yang dibarengi oleh kesediaan untuk menerima kewajiban yang lebih besar. (4) Kemampuan untuk memikirkan cara baru demi peningkatan kemampuan kerja yang lebih besar. (5) Kemampuan untuk meneima dan mendatangkan perubahan. c. Diamika Lingkungan Semua kondisi dan situasi yang mengelilingi dan mempengaruhi suatu keputusan termasuk ke dalam kategori lingkungan. Tolak ukur pencapaian tujuan dan rencana, kebijakan dan produk orgaisasi diterima oleh masyarakat sangat tergantung pada kemampuan pemimpin untuk mempengaruhi lingkungannya. Selain itu, pemimpin dituntut untuk memiliki kepiawaian dalam memanipulasikan lingkungan sedemikian rupa sehingga menjadi alat untuk mempercepat tercapainya tujuan organisasi (pendidikan).

2. Keterampilan pribadi dalam pengambilan keputusan Bawahan harus banyak berperan aktif (dilibatkan) dalam pengambilan keputusan, sekalipun palu ada pada pimpinan (kepala). Mengapa demikian? Jawabannya adalah (1) bawahan sebagai sumber informasi dan data, (2) bawahan sebagai persiapan pelaksanaan, dan (3) bawahan sebagai kritikus. Proses pengambilan keputusan dapat dianggap dimulai pada saat seorang pimpinan menyadari adanya suatu masalah yang perlu dipecahkan dan berakhir pada saat ia menggerakkan bawahannya untuk melaksanakan keputusan yang telah diambil. B. PROBLEMATIKA DALAM ORGANISASI Setiap organisasi (pendidikan) apapun tentu memiliki problematika yang harus diselesaikan dengan cepat, tepat, cermat, dan bijaksana. Adapun jenis permasalahan yang dihadapi suatu organisasi dapat digolongkan sebagai berikut. (1) Jenis masalah berdasarkan kriteria tugas (2) Jenis masalah berdasarkan kriteria fungsi (3) Jenis masalah berdasarkan kriteria susunan organisasi (4) Jenis masalah berdasarkan kriteria eselon organisasi Kompleksitas masalah tersebut di atas dapat dikategorikan ke dalam (1) masalah yang sederhana, dan (2) masalah yang rumit. Masalah yang sederhana bercirikan (1) kecil, (2) berdiri sendiri, (3) kurang atau tidak berpautan dengan masalah lain, (4) tidak mengandung konsekuansi yang besar dan (5) pemecahannya tidak memerlukan pemikiran yang luas dan mendalam. Pemecahan masalah sederhana ini biasanya dapat dilakukan secara individual oleh seorang pimpinan. Teknik pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah sederhana ini pada umumnya dilakukan atas dasar (1) intuisi, (2) pengalaman, (3) kebiasaan, (4) wewenang yang melekat pada jabatan. Adapun masalah yang rumit adalah masalah yang bercirikan (1) masalahnya besar, (2) tidak berdiri sendiri, (3) berkaitan dengan masalah lain, (4) mengandung

konsekuensi besar, dan (5) pemecahannya memerlukan pemikiran yang luas dan mendalam. C. PENUTUP Pengambilan keputusan dalam rangka pemecahan masalah yang rumit ini pada umumnya dilakukan secara kelompok dalam arti bahwa pimpinan dibantu oleh sekelompok staf pembantunya. Pemecahan masalah yang rumit ini dapat dilakukan degan mudah melalui pengklasifikasian sebagai berikut. (1) structure problems, dan (2) unstructured problems Structure problems adalah masalah yang jelas factor-faktor penyebabnya, bersifat rutin dan biasanya timbul berulang kali sehinga pemecahannya dapat dilakukan dengan proses pengambilan keputusan yang bercorak rutin, repetitif dan dibakukan. Contoh-contoh yang termasuk structure problems ini misalnya masalah pengusulan kenaikan pangkat pegawai, kenaikan gaji berkala, penerbitan otorisasi biaya, dan pemberian ijin usaha. Untuk menghadapi structure problems terdapat beberapa macam metode tetap, prosedur tetap, program tetap, dan pembakuanpembakuan tetap. Unstructure problems adalah masalah yang timbul sebagai kasus yang menyimpang dari masalah organisasi yang bersifat umum, tidak rutin, faktor penyebab serta konsekuensinya tidak jelas, timbulnya tidak repetitif sehingga pemecahannya pun memerlukan cara dan teknik yang khusus. Inilah yang disebut dengan nonprogrammed decision-making technique. Pemecahan masalah yang bersifat non-structured selalu memerlukan bahan tambahan, di samping informasi yang telah tersedia dalam berbagai bentuk ketentuan dan pembakuan dalam organisasi. Di samping cara-cara pemecahan masalah yang telah dikemukakan di atas, ada teori pemecahan masalah yang dikemukakan oleh Alex Osborn, seorang kebangsaan Amerika dengan tujuh langkah pemecahan masalah, yaitu sebagai berikut.

a. Orientation, yaitu proses penemuan, pembatasan, dan penentuan masalah yang hendak dipecahkan secara seksama berikut pendekatannya. b. Preparation, yaitu proses pengumpulan data/fakta keterangan yang berhubungan dengan pemecahan masalah yang telah dirumuskan dalam tahap orientasi. c. Analysis, yaitu proses penganalisisan dan pembahasan terhadap semua data yang telah dikumpulkan dalam tahap preparation. d. Ideation, yaitu pencatatan kemungkinan cara bertindak yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah. e. Incubation, yaitu proses pematangan terhadap data dan kemungkinan cara bertindak yang telah ditemukan dalam tahap ideation. Dalam tahap ini penilaian terhadap data yang telah diproses pada tahap analisis dan tahap ideation. f. Syntesis, yaitu proses peninjauan terhadap kemungkinan cara bertindak yang telah ditetapkan pada langkah sebelumnya atas dasar masalah yang harus dipecahkan dan data yang telah terkumpul. g. Verification, yaitu proses tahap akhir yang teridiri atas kegiatan pengolahan, penganalisisan, dan peninjauan kembali terhadap fakta dan data mengenai kemungkinan cara bertindak. Dalam hubungannya dengan teknik pengambilan keputusan oleh seorang kepala sekolah, ada dua kategori pengambilan keputusan yang dapat dilakukannya, yaitu (1) keterampilan analisis dan (2) keterampilan operasional. Ada sepuluh macam keterampilan analisis yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah, yaitu sebagai berikut. (1) Kemampuan untuk menemukan suatu frame of reference Suatu frame of reference memang tidak terbentuk begitu saja, tetapiu melalui suatu proses yang lama yang diperoleh dari observasi, informasi dan pengalaman yang langsung mempengaruhi cara berpikir dan cara bertindak seseorang dalam menghadapi suatu masalah.

(2) Kemampuan mengasosiasikan Kemampuan untuk melihat keserupaan, saling hubungan, dan interpedensi antara sesuatu hal dengan hal yang lain yang disebut kemampuan mengasosiasikan. (3) Persepsi urutan Kemampuan untuk melakukan persepsi urutan sebenarnya berkenaan dengan dimensi waktu. Dimensi waktu yang dimaksud adalah kemampuan untuk menghubungkan masa lalu yang dimanifestasikan oleh pengalaman dengan masa sekarang dan dapat diantisipasikan untuk masa mendatang. (4) Elaborasi Kemampuan untuk mengisi suatu kerangka secara sistematis adalah kemampuan untuk mengelaborasi sesuatu. (5) Generalisasi Kemampuan untuk dapat menggali dari sesuatu yang banyak merupakan tuntutan kepala sekolah dalam meningkatkan keterampilan pengambilan keputusan. Generalisasi merupakan upaya untuk merumuskan kebijaksanaan. (6) Mengorganisasi Artinya memiliki keterampilan untuk membagi-bagi keseluruhan sehingga keseluruhan itu mempunyai hubungan yang logis. (7) Kemampuan melihat hal-hal yang strategis Ini merupakan kemampuan seseorang untuk dapat mengantisipasi sehingga pemngambilan keputusannya tepat. (8) 0rientasi kepada tujuan Apa yang dilakukan kepala sekolah dalam tindakannya selalu dihubungkan dengan tujuan. Oleh sebab itu pemahaman terhadap tujuan organisasi sangat penting bagi pengambilan keputusan. (9) Objektivitas dan skeptimisme Kemampuan seseorang untuk menerima pendapat orang lain dan menelitinya sebelum ia menerima adalah hubungan untuk terciptanya keputusan yang tepat

Keterampilan Operasional meliputi hal-hal sebagai berikut. (1) Penugasan para bawahan secara jelas (2) pendelegasian wewenang (3) Penentuan sumber-sumber informasi supaya mudah dalam pemecahannya (4) menyediakan media komunikasi yang cukup (5) Mengendalikan disiplin (6) Penciptaan iklim kerja yang baik (7) Menyediakan kegiatan-kegiatan penunjang yang mempercepat kepentingan keputusan (8) Memelihara ketertiban operasional sehinga terdapat suasana saling menghargai dan menghormati antara unsure-unsur pelaksana di dalam organisasi (9) Kesadaran tentang pentingnya pelaksanaan kegiatan, termasuk pengambilan keputusan secara institusional (10) Kemampuan mengorganisasi diri sendiri (11) Kemampuan untuk mengetahui alat apa yang diperlukan untuk suatu kegiatan (12) Keterampilan dalam berkomunikasi, baik tertulisa maupun lisan, karena melalui media komuniskasilah ide, perintah, dan keputusan disampaikan oleh orang lain. (13) Membina kepribadian yang action-oriented dan kurang kepada legal orientation. (14) Kemampuan bersifat tenang dalam hal menghadapi kesulitan operasional (15) Kemampuan mendisiplinkan diri sendiri. Demikianlah selayang pandang tentang Kepemimpinan dalam Pendidikan Berdasarkan Tinjauan Deskriptif Supervisi Klinis. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

LATIHAN Di bawah ini ada beberapa pernyataan yang diwujudkan dalam situasi alternatif pemecahan masalah, anda diminta untuk membuat keputusan yang didasarkan atas fakta yang ada. NO. SITUASI KEMUNGKINAN PEMECAHANNYA 1 Akhir-akhir ini guru tidak memberikan respons terhadap percakapan anda yang bersahabat dan jelas-jelas berkenan dengan kesejahteraannya. Kegiatan mereka kacau tak menentu. 2 Kegiatan kerja yang tampak pada kelompok kerja mengalami kemajuan. Anda telah meyakinkan diri bahwasemua guru mnyadari peranan masing-masing dan ketentuan-ketentuan yang berlaku. 3 Anggota-anggota kelompok kerja guru tidak dapat memecahkan masalahnya sendiri. Biasanya Anda membiarkan mereka untuk bekerja sendiri. Kegiatan kerja kelompok dan relasi antara anggota kelompok baik. 4 Anda sedang memikirkan suatu perubahan besar A. Menekankan penggunaan tata kerja yang seragam dan pentingnya penyelesaian tugas yang diberikan. B. Menyediakan diri untuk berdiskusi tetapi tidak memaksakan. C. Mengadakan pembicaraan dengan bawahan anda, kemudian merumuskan tujuan-tujuan yang hendak dicapai. D. Tidak turut campur secara intensional. A. Berinteraksi secara bersahabat tetapi terus meyakinkan diri bahwa semua anggota menyadari peranan masingmasing dan ketentuan-ketentuan yang berlaku. B. Tidak melakukan tindakan yang menentu. C. Mengerjakan apa-apa yang dapat Anda lakukan guna mementingkan kelompok Anda. D. Menekankan pentingnya batas waktu penyelesaian tugas itu sendiri. A. Melibatkan diri dalam kegiatan kelompok dan bersama-sama mereka berusaha memecahkan masalah yang dihadapinya. B. Membiarkan kelompok guru memecahkan masalahnya sendiri. C. Bertindak cepat dan tegas untuk mengoreksi dan mengarahkan kembali. D. Mendorong kelompok guru untuk menyelesaikan masalahnya dan tetap menyediakan diri Anda untuk berdiskusi bersamanya. A. Memperbolehkan kelompok guru untuk turut serta dalam mengembangkan

bawahan Anda mencatat hasil kerja yang baik. Mereka menghargai kebutuhan dan perubahan itu. 5 Pada beberapa bulan terakhir ini kegiatan kerja kelompok guru menurun.setiap anggota kelompok tak lagi menghiraukan pencapaian tujuan kelompok. Dalam masa yang lalu perumusan kembali peranan dan tanggung jawab setiap anggota dapat membantu memulihkan kegiatan kerja kelompok guru dan relasi antaranggota adalah baik. Anda merasa tidak yakin akan kekurangan Anda dalam memimpin kelompok guru itu. 6 Anda memasuki suatu situasi yang sedang berjalan dengan efisien.kepala sekolah terdahulu bertindak begitu tegas. Anda ingin mempertahankan situasi yang produktif, tetapi ingin mulai memperlakukan lingkungan kerja secara humanistis. perubahan tersebut, tetapi tak memaksanya. B. Mengumumkan perubahan itu kemudian melaksanakannya dengan supervisi yang ketat. C. Memperbolekan kelompok untuk merumuskan arah mereka sendiri. D. Memadukan saran-saran dari kelompok, tetapi Anda yang memimpin perubahan itu. A. Membiarkan kelompok bekerja sendiri. B. Mendiskusikan situasi tersebut dengan kelompok kerja dan kemudian membuat perubahan yang diperlukan. C. Mengambil langkah-langkah untuk mengarahkan bawahan Anda ke arah kerja dengan cara-cara yang telah ditentukan. D. Berhati-hati untuk tidak menimbulkan pertalian atasan-bawahan dengan tindakan yang terlalu mengarah sifatnya. A. Mengerjakan apa-apa yang dapat Anda lakukan untuk membuat kelompok guru merasa penting dan merasa turut terlibat di dalamnya. B. Menekankan pentingnya batas waktu penyelesaian tugas dan tugas itu sendiri. C. Tidak turut campur secara intensional. D. Melibatkan kelompok di dalam membuat ketentuan, tetapi dengan memperhatikan bahwa tujuan-tujuan dapat dicapai.