PEDOMAN PERILAKU Modul Kopi. Versi 1.1

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN PERILAKU Modul Teh. Versi 1.1

PROTOKOL SERTIFIKASI. Versi 4.1 Januari 2016

DOKUMEN PANDUAN UTZ PENGKAJIAN RISIKO. Alat bantu pengkajian risiko.

STANDAR RANTAI PENELUSURAN + LAMPIRAN RANTAI PENGAWASAN KOPI. Versi 1.1 Desember 2015

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

DOKUMEN PANDUAN UTZ. Mengidentifikasi berbagai dampak dan risiko perubahan iklim. Diversifikasi produksi pertanian. Menerapkan upaya hemat air.

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani

Sistem Pengeringan Dorset untuk biomassa dan limbah unggas

TUGAS AKHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS TANAMAN ORGANIK. Disusun oleh : Petrus Wisnu Kurniawan NIM : S1TI2C

Dairi merupakan salah satu daerah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat tumbuh subur di

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20.

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

cair (Djarwati et al., 1993) dan 0,114 ton onggok (Chardialani, 2008). Ciptadi dan

Lampiran 1 TAHAP PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR

PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK/CAIR MENJADI BIOGAS, PUPUK PADAT DAN CAIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Magelang merupakan salah satu daerah di Indonesia yang menghasilkan kopi.

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

II. TINJAUAN PUSTAKA Terminologi Pasca Panen Padi. A. Kualitas Fisik Gabah

Sepuluh Faktor Sukses Pemanfaatan Biogas Kotoran Ternak

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditas sektor perkebunan yang cukup strategis di. Indonesia. Komoditas kopi memberikan kontribusi untuk menopang

DOKUMEN PANDUAN UTZ IMS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

DOKUMEN PANDUAN UTZ. Luas akurat areal produksi bersertifikasi. Luas akurat areal produksi. bersertifikasi

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai

I. PENDAHULUAN. kandungan nilai gizi yang cukup tinggi. Bahan baku pembuatan tahu adalah

PETUNJUK UMUM UNTUK MERAWAT SISTEM SEPTIK TANK

I.PENDAHULUAN. dan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia. diikuti dengan meningkatnya limbah pelepah sawit.mathius et al.,

OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n

Bakteri Untuk Biogas ( Bag.2 ) Proses Biogas

Pertanyaan Umum (FAQ):

RANCANG BANGUN MESIN PENGOLAH PUPUK KOTORAN SAPI. Seno Darmanto 1

TEKNOLOGI JERAMI FERMENTASI SEBAGAI PAKAN TERNAK Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si Widyaiswara Muda

TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI. NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : Kelas : 11.S1.SI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari hingga Agustus 2015 dan bertempat di

Air menjadi kebutuhan utama bagi makhluk hidup, tak terkecuali bagi manusia. Setiap hari kita mengkonsumsi dan memerlukan air

I. PENDAHULUAN. anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk

? PERIKSA BERSIHKAN KIRIM Kontainer Laut yang Bersih dan Bebas Kontaminasi Petunjuk untuk pengepak dan eksportir ke Selandia Baru Selandia Baru adalah

Jember. Jember ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. liternya. Sehingga 95% masyarakat beralih ke gas elpiji. Konsumsi elpiji pada

PAKAN TERNAK HAYLASE JERAMI PADI DARI STARTER ISI RUMEN Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si Widyaiswara Muda I. PENDAHULUAN

Prakarsa Karet Alam Berkesinambungan Sukarela (SNR) Kriteria dan Indikator Kinerja

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

1) Pencarian dan sewa lahan yang digunakan untuk tempat penggemukan sapi. BAB V RENCANA AKSI. 5.1 Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat maupun oleh lembaga pemerintah tetapi seringkali hanya

2. PENGEMBANGAN BATAS-BATAS DAN KONDISI-KONDISI OPERASIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015.

BAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL

X. BIOREMEDIASI TANAH. Kompetensi: Menjelaskan rekayasa bioproses yang digunakan untuk bioremediasi tanah

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

PEDOMAN PERILAKU Untuk sertifikasi individu dan multi-lokasi. Versi 1.1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan protein hewani,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cokelat berasal dari hutan di Amerika Serikat. Jenis tanaman kakao ada berbagai

PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER

STANDAR RANTAI PENELUSURAN + LAMPIRAN RANTAI PENGAWASAN KAKAO. Versi 1.1 Desember 2015

JENIS DAN KOMPONEN SPALD

Biji kakao AMANDEMEN 1

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi sehingga disebut

Pembuatan Pupuk Organik. Samijan BPTP Jawa Tengah

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

Iklim Perubahan iklim

BAB I PENDAHULUAN. dan energi gas memang sudah dilakukan sejak dahulu. Pemanfaatan energi. berjuta-juta tahun untuk proses pembentukannya.

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

TATA CARA PENILAIAN KETAATAN DAN PENILAIAN KINERJA LEBIH DARI KETAATAN

INSTRUKSI KERJA PENANGANAN PASCAPANEN MANGGA GEDONG GINCU

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

KARYA TULIS ILMIAH PENGOLAHAN LIMBAH KAKAO MENJADI BAHAN PAKAN TERNAK

DOKUMEN PANDUAN UTZ PERLINDUNGAN ALAM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia di pasaran dunia. Kopi robusta (Coffea robusta) adalah jenis kopi

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

PANEN DAN PENANGANAN BENIH CENGKEH DALAM PRODUKSI BENIH BERMUTU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. arus globalisasi yang terus berjalan. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan harus

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IMPLEMENTASI SANITASI PANGAN PADA PRODUKSI KOPI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, JAMBU-SEMARANG. Roswita Sela 14.I1.0174

MEMBUAT BIOGAS DARI KOTORAN TERNAK

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 14 TAHUN TENTANG SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

Transkripsi:

PEDOAN PERILAKU odul Kopi Versi 1.1

Salinan dan terjemahan dokumen ini tersedia dalam format elektronik di Situs web UTZ: www.utz.org Silakan kirim komentar dan saran Anda ke: coffeecertification@utz.org Atau lewat pos ke: UTZ Standards and Certification Department De Ruyterkade 6 bg 1013 AA Amsterdam The Netherlands UTZ 2015 Tidak ada bagian dari publikasi ini yang boleh direproduksi ulang, disimpan dalam sistem yang dapat diakses kembali, atau dikirimkan dalam bentuk atau cara apapun, baik elektronik, mekanis, fotokopi, rekaman, atau apa saja tanpa menyebutkan sumbernya dengan lengkap. www.utz.org 1

Pendahuluan odul Kopi ini digunakan bersama dengan Pedoman Perilaku oleh seluruh produsen dan kelompok produsen kopi yang ingin mendapatkan sertifikasi Pedoman Perilaku. odul ini berisi persyaratan-persyaratan yang sesuai kegiatan-kegiatan produksi dan pengolahan kopi, hingga produksi kopi hijau. Berdasarkan jenis kegiatan-kegiatan yang dilakukan (misalnya pengolahan basah atau kering), para produsen dan kelompok produsen melakukan penilaian poin-poin kontrol yang mana sesuai mereka. Kolom menunjukkan apakah poin kontrol tersebut berlaku kelompok atau anggota kelompok yang disertifikasi menggunakan Pedoman Perilaku sertifikasi kelompok. Para produsen kopi yang disertifikasi menggunakan Pedoman inti sertifikasi individu harus mematuhi seluruh poin kontrol yang terdapat dalam odul ini. PK # BLOK B - PRAKTIK-PRAKTIK PERTANIAN Pemeliharaan Kebun CF.B.1 Pohon penaung yang cocok dalam jumlah yang memadai per hektarnya ditanam dan/atau dipelihara di petakpetak kopi. Pohon penaung bersifat non-invasif (tidak mengganggu) dan/atau bersifat memperbaiki nitrogen, dan/atau merupakan tanaman yang bernutrisi tinggi, dan memberi tutupan kanopi yang optimal (pada saat dewasa). Jumlah pohon penaung tergantung pada pola iklim, kondisi tanah, dan tergantung rekomendasi-rekomendasi spesifik produk. Pengolahan pascapanen CF.B.2 CF.B.3 CF.B.4 CF.B.5 Untuk mencegah pertumbuhan jamur, terdapat kontak minimal antara kopi dan segala sumber yang mungkin menjadi sumber kontaminasi jamur. Langkah-langkah diambil mencegah biji kopi menjadi basah selama disimpan, dimuat, dan diangkut. Kopi difermentasikan selama waktu yang dibutuhkan dan dengan cara yang tepat. Biji kopi dikeringkan hingga mencapai kandungan kelembapan yang sesuai. + + + Hal ini berlaku ceri/buah kopi yang dipanen dan biji kopi yang dikeringkan (buah/ceri kering, kulit lapisan biji, dan kopi yang masih hijau). Kontak antara kopi yang dipanen dan tanah dihindari. Fermentasi yang memadai diverifikasi dengan mis., analisis secara rutin terhadap sampel-sampel dari tangki-tangki fermentasi. Kopi memenuhi presentase kandungan kelembapan spesifik yang diminta oleh pembeli. Catatan-catatan pengukuran kandungan kelembaban dan permintaan pembeli tersedia. www.utz.org 2

PK # Kopi sewajarnya bebas dari benda asing, bau asing, dan biji rusak. Kopi memenuhi standar mutu nasional atau perjanjian kontraktual lainnya. Biji kopi yang rusak termasuk mis.: - epeng - engkerut - Berwarna coklat kehitaman - Berjamur - Berkutu CF.B.6 Perjanjian-perjanjian kontraktual dapat mensyaratkan, mis.: - Tidak ada bau - Ukuran biji yang homogen - Tingkat kelembapan - Kerusakan biji BLOK D - LINKUNAN HIDUP Kesejahteraan hewan CF.D.7 Tidak ada hewan yang digunakan menghasilkan segala jenis kopi hewan dengan cara dikandangkan di kebun. Hewan-hewan seperti demikian tidak dikurung tujuan pariwisata. + Pengurungan hewan dianggap sebagai segala kondisi pengekangan yang membatasi pergerakan hewan di habitat alami mereka (mis. dengan kandang atau pagar). engolah kopi yang diproduksi dengan bantuan hewan berarti menggunakan campur tangan hewan dalam memodifikasi mutu kopi (mis. dengan memaksa atau mengizinkan hewan memakan biji kopi lalu mengumpulkan biji-biji kopi tersebut dari kotoran hewan). NB: Para anggota yang memiliki sertifikat yang sahih pada saat Pedoman Perilaku versi 1.1 diterbitkan (1 Juli 2015), dapat menerapkan sebuah rencana secara bertahap menghentikan produksi kopi hewan (pengakhiran bertahap/phase-out), maksimal 3 tahun lamanya, memastikan kepatuhan terhadap poin kontrol ini. Rencana pengakhiran bertahap harus disetujui oleh UTZ. Para anggota yang berminat hendaknya menghubungi UTZ meminta informasi rinci dan persyaratan-persyaratan sebelum 1 Januari 2016, di coffeecertification@utz.com Air CF.D.8 Air bersih dan air terkontaminasi dipisahkan. anakala mungkin, air didaur ulang selama pengolahan basah. Langkah-langkah diambil penggunaan air (kembali) yang efisien. www.utz.org 3

PK # Selain mendaur ulang air, beberapa kegiatan dilaksanakan menekan konsumsi air selama pengolahan basah. Beberapa contoh kegiatan tersebut meliputi: - penggunaan mesin pengupas kulit ramah lingkungan menekan penggunaan air - diterapkannya prosedur mengurangi konsumsi air selama pencucian mesin. CF.D.9 + Target konsumsi air di bawah 10 lt/kg kopi hijau (kira-kira 2 liter per kg buah/ceri kopi). CF.D.10 Terdapat sebuah sistem pengolahan air menghilangkan atau menekan pencemaran oleh air limbah pencucian kopi akibat pengolahan basah. + Langkah-langkah mengolah air limbah termasuk mis.: - engendalikan limpahan pada permukaan - Digester tubular dari plastik - Reaktor anaerobik - Kolam penampungan - Saringan aerobik www.utz.org 4

PK # Pada lokasi pengolahan basah (milik kelompok-kelompok) di pusat maupun di perkebunan (kebunkebun yang disertifikasi terhadap Pedoman Perilaku sertifikasi individu dan multi-lokasi), analisis mutu air dan program pemantauan dilaksanakan. Sebuah analisis dilakukan setidaknya sekali per musim kopi dan termasuk analisis sampel air sebelum dan setelah pengolahan. Analisis tersebut mempertimbangkan daerah aliran air di sekitar lokasi kelompok, serta risiko/area yang berpotensi terkena kontaminasi, dan lebih lanjut analisis tersebut menjadi bahan membatu perbaikan atau penyempurnaan sistem pengolahan air yang ada, manakala mungkin. Analisis tersebut menunjukkan setidaknya: - kebutuhan oksigen kimiawi/chemical oxygen demand (COD), - ph, - padatan yang dapat menjadi sedimen, dan - kecepatan aliran. CF.D.11 Pematauan termasuk: - perbandingan hasil-hasil sebelum dan sesudah pengolahan, - perbandingan dengan hasil tahun-tahun sebelumnya, dan - perbandingan dengan peraturan-peraturan nasional dan daerah yang berlaku. Tindakan-tindakan korektif diambil berdasarkan hasil-hasil tersebut. Catatan-Catatan dan program pemantauan tersedia. Pencatatan tersebut termasuk: - tanggal-tanggal analisa, - hasil-hasil dan tindakan-tindakan perbaikan, dan - Penanggungjawab sistem pemantauan. Jumlah total poin wajib per tahun 9 9 10 10 Jumlah total poin kontrol tambahan per tahun 2 2 1 1 Jumlah poin kontrol tambahan yang harus dipatuhi 0 0 0 0 Total poin kontrol yang harus dipatuhi setiap tahun 9 9 10 10 www.utz.org 5