Kriteria Desain Kemudahan dan Kenyamanan Pergerakan Pelaku pada Perancangan Terminal Penumpang

dokumen-dokumen yang mirip
TERMINAL PENUMPANG/TERMINAL BUS

Fasilitas Aksesibilitas Penyandang Disabilitas Tunadaksa di Stasiun KA Kota Baru Malang


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Revitalisasi Terminal Pondok Cabe di Tangerang Selatan dengan Pendekatan Sistem Sirkulasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan, Juknis LLAJ, Fungsi Terminal Angkutan Jalan dapat ditinjau dari 3 unsur:

Waktu Tunggu Angkutan Antar Bis Di Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW PENDAHULUAN BAB 1 1 UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA YOGYAKARTA BAB 1 PENDAHULUAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap Terminal Leuwi Panjang Bandung seperti yang telah diuraikan Time headway dan waktu tunggu rerata (Wtr).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Untuk menjawab tujuan dari penelitian tugas akhir ini. berdasarkan hasil analisis dari data yang diperoleh di lapangan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan, terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk

dimungkinkan terletak diantara pertemuan perencanaan suatu terminal jalur arteri primer Jl. Bekas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terminal dibangun sebagai salah satu prasarana yang. sangat penting dalam sistem transportasi.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 12 (Duabelas)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi pada zaman sekarang ini bukanlah sesuatu hal yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

TERMINAL BUS TIPE B KABUPATEN MAGELANG Oleh : Fathoni Lutfi Marheinis, Abdul Malik, Bharoto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKSESIBILITAS BAGI PENYANDANG DISABILITAS PADA TERMINAL PURABAYA SURABAYA

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

TERMINAL. Mata Kuliah : Topik Khusus Transportasi Pengajar : Ir. Longdong Jefferson, MA / Ir. A. L. E. Rumayar, M.Eng

No Angkutan Jalan nasional, rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan provinsi, dan rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkuta

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Nomor : SK. 75/AJ.601/DRJD/2003. Tentang PENYELENGGARAAN POOL DAN AGEN PERUSAHAAN OTOBUS (PO)

Evaluasi Kinerja Stasiun Kereta Api Berdasarkan Standar Pelayanan Minimum. Risna Rismiana Sari

Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang 1

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Armandha Redo Pratama, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

Pelabuhan Teluk Bayur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawar, A. (2004), angkutan dapat didefinisikan sebagai

BAB III LANDASAN TEORI. diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. pemindahan orang dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan

dilengkapi dengan bangunan-bangunan untuk pelayanan muatan dan penumpang kapal samudera dan antar pulau. Sebagai akibatnya pelabuhan ini mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN ASPEK TEKNIK PEMBANGUNAN SUATU TERMINAL. Oleh : Pingit Broto Atmadi

BAB II TINJAUAN OBJEK

BAB II TINJAUAN UMUM TERMINAL BUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

REDESAIN TERMINAL BUS INDUK MADURESO TIPE B DI KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN PENEKANAN DESAIN EKSPRESI STRUKTUR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang


L E B A K B U L U S BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengidentifikasi beberapa pertanyaan yang terdiri dari segi keamanan,

DAFTAR ISI. 1. Ruang Lingkup Acuan normatif Definisi dan istilah Kendaraan Bermotor Mobil Penumpang...

2015, No Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5468); 4. Peraturan Presiden Nomor 47

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TERMINAL BIS KOTA BEKASI

BAB IV: KONSEP Konsep Bangunan Terhadap Tema.

BAB II STUDI PUSTAKA

Pengembangan Stasiun Kereta Api Pemalang di Kabupaten Pemalang BAB I PENDAHULUAN. commit to user

Dr. Nindyo Cahyo Kresnanto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan Prasarana Transportasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Evaluasi Fungsional pada Stasiun Kereta Api Kotalama Malang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENATAAN TERMINAL OJEK DAN FASILITAS PRASARANA JALAN DI PERSIMPANGAN JALAN PADASUKA DAN JATIHANDAP

Kebutuhan Terhadap Pedoman Pejalan Kaki

Terdapat 3 (tiga) metode dalam memarkir kendaraan, diantaranya adalah:

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Tetapi sebaliknya, bila transportasi tidak ditata dengan baik maka mengakibatkan

S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6

BAB V PEMBAHASAN. Kota Surakarta

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

EVALUASI PURNA HUNI SIRKULASI DAN FASILITAS TERMINAL KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. maka kebutuhan angkutan semakin diperlukan. Oleh karena itu transportasi

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

Kriteria Green Infrastructure dalam Penentuan Luas Stasiun Kereta Api

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. Provinsi Kalimantan Barat yang memiliki wilayah yang cukup luas dan

Capacity Building Workshop on Supporting Employability of Persons with Disability

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TERMINAL TERPADU AMPLAS BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Re-Desain Stasiun Besar Lempuyangan Dengan Penekanan Konsep pada Sirkulasi, Tata ruang dan Pengaturan Fasilitas Komersial,

UNIVERSITAS GUNADARMA KRITIK ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. sangat kompleks terhadap kehidupan masyarakat termasuk diantaranya

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri tentang Pedoman Perencanaan, Pen

REDESAIN TERMINAL TERPADU KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir Lolita Maharani ( ) Redesain Terminal Terboyo 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peraturan Perundangan di Bidang LLAJ. Pasal 3 yang berisi menyataan transportasi jalan diselenggarakan

ARAHAN PENINGKATAN PELAYANAN BUS TRANSJAKARTA BERDASARKAN PREFERENSI PENGGUNA (KORIDOR I BLOK M-KOTA) HASRINA PUSPITASARI

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan rasa aman kepada pengguna jasa angkutan umum di dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TERMINAL BUS PURWOKERTO (Pendekatan Konsep Post Modern)

Transkripsi:

Kriteria Desain Kemudahan dan Kenyamanan Pergerakan Pelaku pada Perancangan Terminal Penumpang Mohammad Firdaus, Chairil Budiarto Amiuza, & Triandriani Mustikawati Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya firdaus271@gmail.com ABSTRAK Peningkatan aksesibilitas menjadi poin penting bagi kelayakan sebuah terminal.kajian ini bertujuan untuk menghasilkan kriteria desain bagi rancangan terminal penumpang yang memberikan kemudahan dan kenyamanan pergerakan penumpang dan kendaraan umum terhadap area terminal. Kriteria desain didapat dari studi literatur yang dilakukan. Literatur terbagi menjadi dua jenis, yaitu literatur yang memuat regulasi umum dan literatur yang memuat hal teknis dan khusus mengenai perancangan dan komponen terminal penumpang.salah satu hal kriteria kenyamanan dan kemudahan bagi kendaraan dan penumpang adalah tidak terjadinya sirkulasi silang antar kedua pelaku. Kata kunci: terminal penumpang, pergerakan, kenyamanan, kemudahan. ABSTRACT Increasing accessibility becomes an important thing which the passengers station can be considered feasible. This study aims to obtain the design criteria of passenger station which provides the easiness and comfort subject movements on the area of the station. Design criteria is conducted from literature study. Literatures divided into two types, literature which contain the general regulation and literature which contain something specific about the design and component of passengers station. One of the criteria of easiness and comfort movement for each subjects is how to make zero cross circulation between two subjects or intermodal transport. Keywords: passengers station, movement, comfort, easiness. 1. Pendahuluan Kelayakan sebuah terminal yang terangkum dalam key succsess factors (Surface Transportation dalam Menteri Pekerjaan Umum, 2010) disebutkan bahwa meningkatkan aksesibilitas dan mendukung pencapaian/ konektivitas (accessability and connectivity) area merupakan hal penting dari keberadaan sebuah terminal. Sedangkan definisi aksesibilitas merupakan suatu ukuran kemudahan dan kenyamanan mengenai suatu lokasi berinteraksi satu sama lain (Black 1981 dalam Miro, 2012). Dengan kata lain, untuk meningkatkan aksesibilitas di dalam terminal penumpang adalah dengan mengukur pergerakan pelaku untuk mencapai suatu lokasi dengan aspek kemudahan dan kenyamanan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kriteria desain terminal penumpang yang mampu memberikan kemudahan dan kenyamanan pergerakan bagi pelaku terhadap area di dalam terminal sebagai bentuk upaya peningkatan aksesibilitas terminal penumpang. Pelaku yang dimaksud adalah penumpang dan kendaraan umum.

2. Bahan dan Metode Langkah pertama dalam menentukan kriteria desain adalah mengumpulkan data yang diperoleh dari literatur yang meliputi teori-teori yang berkaitan dengan penjelasan dan solusi permasalahan berupa perancangan terminal. Setelah literatur terkumpul, langkah selanjutnya adalah menelusuri literatur yang sudah didapat untuk dikembangkan menjadi sebuah kriteria desain pergerakan pelaku pada terminal penumpang. Literatur yang digunakan meliputi teori yang menunjukkan tentang fungsi dan syarat terminal penumpang berupa Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 Tahun 1995 tentang Transportasi Jalan untuk mendapatkan jenis pelaku yang ada di dalam terminal penumpang. Setelah didapatkan jenis pelaku yang ada di terminal penumpang, maka langkah selanjutnya adalah mendefinisikan kemudahan dan kenyamanan untuk dijadikan acuandalam menentukan kriteria desain. Kriteria dikutip dari beberapa kajian regulasi terbitan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat dan Kementrian Pekerjaan Umum. Sedangkan indikator diambil dari beberapa kajian literatur yang sifatnya teknis dan khusus seperti Architect s Data dan Persyaratan Teknis pada Bangunan Umum dan Lingkungan. Aksesibilitas suatu ukuran kemudahan dan kenyamanan mengenai suatu lokasi berinteraksi satu sama lain Black, 1981 (dalam Miro, 2012) Kemudahan Setiap pelaku dapat mencapai atau dengan mudah mendekati semua tempat dalam bangunan publik pada suatu lingkungan. Menteri PU, 1998 Kenyamanan Suatu keadaan lingkungan yang memberi rasa yang sesuai dengan panca indera dan proporsi dan dimensi pelaku disertai fasilitas yang sesuai dengan kegiatannya. Weisman, 1981 Regulasi Kriteria perencanaan terminal penumpang Dirjen Perhubungan Darat 1994 Architect s Data Teknis Neufert. 1984 Pedoman perencanaan, penyediaan, dan pemanfaatan prasarana dan sarana pejalan kaki di kawasan perkotaan Menteri PU, 2014 Persyaratan teknis pada bangunan umum dan lingkungan Menteri PU, 1998 Persyaratan teknis pada bangunan umum dan lingkungan Menteri PU, 1998 Literatur regulasi untuk menentukan kriteria Literatur teknis untuk menunjang pembahasaan teknis suatu kriteria Kriteria Desain Kemudahan dan Kenyamanan Pergerakan Pelaku Gambar1. Skema Penentuan Kriteria Desain Pergerakan Pelaku (Sumber: Hasil analisis, 2015)

Studi literatur sangat menentukan kriteria desain pergerakan pelaku yang didapat untuk perancangan terminal penumpang. Secara umum literatur regulasi digunakan untuk menentukan kriteria kenyamanan dan kemudahan pergerakan pelaku. Sedangkan standar teknis digunakan dalam membantu menjabarkan kriteria dalam koridor dimensional maupun visual. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Kriteria Desain Pergerakan Penumpang Penumpang memiliki peran penting di dalam fungsi terminal. Menurut Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 tentang Terminal Transportasi Jalan disebutkan bahwa penumpang menjadi pelaku utama untuk terjadinya perpindahan moda transportasi di dalam terminal. Terdapat dua jenis penumpang, yaitu penumpang datang dan penumpang yang berangkat. Maka dari itu, diperlukan aspek kemudahan dan kenyamanan pergerakan bagi penumpang untuk dapat meningkatkan aksesibilitas terminal. Berikut merupakan hasil kriteria desain yang didapat dari studi literatur yang sudah dilakukan. Tabel1. Kriteria Desain Pergerakan Penumpang Aspek Kriteria Indikator Kemudahan Jalur penumpang harus menerus dari titik satu Terhubung oleh jalur sirkulasi ke titik lainnya Peraturan Menteri PU No.3 (2014 : 6) Penumpang dapat menemukan informasi dengan mudah Rambu-rambu dan papan informasi, yang sekurangkurangnya memuat petunjuk jurusan, tarif dan jadwal perjalanan Kenyamanan Semua jalur penumpang di dalam terminal tidak mengakibatkan penumpang berdesakdesakan Jalur pejalan kaki memiliki lebar minimal 2 meter (Sumber: Hasil analisis, 2015) Semua jalur penumpang di dalam terminal mempertimbangkan aksesibilitas difabel Keputusan Menteri Perhubungan No.31 (1995: pasal 6) Penumpang dapat memasuki terminal bus tanpa beralan jauh Jalur penumpang terpisah dengan jalur kendaraan Terbagi sesuai dengan motif penumpang (berangkat dan datang) Terdapat fasilitas sbb : 1) ramp 2) jalur difabel 3) pemandu atau tanda-tanda bagi pejalan kaki Jarak maksimal 400 meter (jarak kemampuan manusia berjalan kaki) Tedapat 3 jenis pemisahan jalur, yaitu sidewalk, elevated bridge, dan underground bridge Untuk Jenis sidewalk, perbedaan tinggi jalur pejalan kaki-bermotor minimal 20 cm Apabila terdapat pagar keamanan tinggi maksimal 0,9 meter

Untuk memudahkan penumpang melakukan perjalanan sesuai motif, maka terminal penumpang harus menghubungkan semua ruang di terminal dengan jalur sirkulasi khusus penumpang dan meletakkan informasi berupa petunjuk jalan, dan informasi mengenai keberangkatan-kedatangan kendaraan umum. Untuk memenuhi kenyamanan pergerakan penumpang, terdapat dua faktor yang harus dipenuhi yaitufaktor kenyamanan dimensional dan kelengkapan fasilitas bagi aktivitas penumpang. Faktor kenyamanan dimensional yang harus dilengkapi terminal adalah membuat jalur sesuai dengan motif penumpang., yaitu penumpang berangkat dan penumpang datang. Hal ini disebabkan kedua jenis penumpang memungkinkan untuk memiliki intensitas kedatangan yang sama tinggi sehingga membutuhkan ruang dan dimensi yang berbeda. Selain itu, jalur penumpang yang tersedia memiliki panjang jalur untuk sampai di titik akhir perjalanan motif penumpang kurang dari 400 meter agar penumpang mampu menempuh perjalanan di dalam terminal tanpa beristirahat. Kelengkapan fasilitas yang harus dilengkapi terminal adalah menyediakan jalur bagi penumpang berkebutuhan khusus dengan menyediakan fasilitas berupa ramp, ataupun jalur pemandu pejalan kaki. Untuk menghindari terjadinya sirkulasi silang dengan kendaraan, maka terminal penumpang harus menyediakan jalur penumpang berupa sidewalk, elevated bridge, atau underground bridge. 3.2 Kriteria Desain Pergerakan Kendaraan Terminal penumpang memiliki fungsi melakukan perpindahan moda transportasi, kendaraan umum merupakan pelaku utama yang menjalankan fungsi tersebut. Kendaraan umum terbagi menjadi dua jenis yaitu bus dan angkutan. Bus memiliki fungsi mengantarkan penumpang melakukan perjalananan antar kota sedangkan angkutan memiliki fungsi melakukan perjalanan dalam kota. Bus dan angkutan memiliki dimensi yang berbeda dan besar, maka dari itu diperlukan kemudahan dan kenyamanan dalam melakukan pergerakan di dalam terminal. Berikut merupakan hasil kriteria desain yang didapat dari studi literatur yang sudah dilakukan. Tabel2. Kriteria Desain Pergerakan Kendaraan Umum Aspek Kriteria Indikator Kemudahan Semua kendaraan umum dapat memasukikeluar Tidak ada halangan saat memasuki terminal area terminal dengan mudah Kenyamanan Parkir platform dan teluk ditata sedemikian rupa sehingga memberi rasa mudah dicapai, lancar dan tertib Area kedatangan dan keberangkatan kendaraan umum terpisah Keputusan Menteri Perhubungan No.31 (1994: pasal 4) Jalan masuk dan jalan keluar kendaraan umum harus lancar Tata cara parkir kendaraan umum tidak mengganggu kelancaran sirkulasi kendaraan umum dan keamanan penumpang Terbagi atas berbagai trayek Jenis platform berupa parallel, tengah, atau keliling Untuk lajur bus yang terletak di daerah unloading platform, lebar lajur bis dibuat untuk cukup menampung dua bus Masing-masing jalur kendaraan umum terdapat fasilitas peron keberangkatan dan peron kedatangan Disesuaikan dengan dimensi manuver kendaraan. Mobil dan angkutan 6 meter, dan bus 11.2 meter (Neufert, 1984) Jenis parkir berupa parkir 90⁰, 45⁰/65⁰, atau parallel (Neufert, 1984)

(Sumber: Hasil analisis, 2015) Jalur masuk kendaraan umum terbedakan dengan jalur masuk penumpang. Tedapat 3 jenis pemisahan jalur bagi penumpang, yaitu sidewalk, elevated bridge, dan underground bridge Untuk Jenis sidewalk, perbedaan tinggi jalur pejalan kaki-bermotor minimal 20 cm Tidak terdapatnya halangan berupa kemacetan ataupun penumpukan kendaraan menjadi salah satu faktor kemudahan pergerakan kendaraan umum. Selain itu, penataan parkir platform-punmenentukan kemudahan pergerakan kendaraan umum dikarenakan fasilitas ini bersatu dengan peron penumpang sehingga resiko sirkulasi silang dapat menjadi halangan kendaraan umum untuk masuk ke area platform. Sama halnya dengan kenyamanan pergerakan penumpang, untuk memenuhi kenyamanan pergerakan kendaraan umum, terdapat dua faktor yang harus dipenuhi yaitu faktor kenyamanan dimensional dan kelengkapan fasilitas bagi aktivitas kendaraan umum. Komponen kenyamanan dimensional yang harus terpenuhi adalah setiap jalur kendaraan umum baik keluar ataupun masuk harus disesuaikan dengan standar dimensi masingmasing kendaraan umum. Standar dimensi terbagi menjadi dua yaitu lebar dan panjang kendaraan dan juga manuver kendaraan, Selain itu tata cara parkir juga merupakan komponen kenyamanan dimensional, dikarenakan untuk masing-masing jenis parkir yang ada memiliki standar dimensi sirkulasi yang menentukan kenyamanan pergerakan manuver kendaraan. Untuk komponen kelengkapan fasilitas bagi keyamanan pergerakan adalah terbaginya zona landasan keberangkatan dan kedatangan kendaraan umum. 4. Kesimpulan Faktor yang menentukan kemudahan pergerakan bagi penumpang dan kendaraan umum adalah faktor tertib dan mudah dalam jangkauan fisik maupun visual pelaku dalam melakukan aktivitas masing-masing. Sedangkan faktor yang menentukan kenyamanan pergerakan bagi penumpang dan kendaraan umum adalah faktor kenyamanan dimensional dan kelengkapan fasilitas bagi aktivitas pelaku. Kriteria desain kemudahan dan kenyamanan pergerakan bagi penumpang berbeda dengan kendaraan umum. Hal ini disebabkan masing-masing pelaku memiliki fungsi tersendiri di dalam terminal penumpang. Meskipun begitu, terdapat terdapat satu kriteria desain yang sama yaitu jalur masing-masing pelaku terbedakan satu sama lain. Hal ini untuk menghindari sirkulasi silang yang mungkin terjadi pada terminal penumpang. Kriteria desain yang dihasilkan pada kajian ini dapat dijadikan acuan untuk perancangan terminal penumpang yang menunjang kemudahan dan kenyamanan pergerakan pelaku. Daftar Pustaka Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1994. Rancangan Pedoman Teknis Pembangunan dan Penyelenggaraan Terminal Angkutan Penumpang dan Barang. Jakarta: Departemen Perhubungan Menteri Pekerjaan Umum. 1998. Keputusan Menteri Pekerjan Umum Republik Indonesia Nomor: 468/ KPTS/ 1998 Persyaratan Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum.

-----------. 2010. Pedoman Pengelolaan Terminal di Kabupaten/Kota Peserta USDRP. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum. -----------. 2014. Pedoman Perencanaan, Penyediaan, dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum. Menteri Perhubungan. 1995. Keputusan Menteri Perhuungan Nomor 31 Tahun 1995 tentang Terminal Transportasi Jalan. Jakarta: Kementrian Perhubungan. -----------. 2003. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 35 Tahun 2003 tentang Terminal Transportasi Jalan. Jakarta: Kementrian Perhubungan. Miro, Fidel. 2012. Pengantar Sistem Transportasi. Jakarta: Penerbit Erlangga. Neufert, Ernst. 1984. Architect's Data. London: Blackwell Science.