I. PENDAHULUAN. krisis kredit properti (subprime mortgage crisis) di Amerika Serikat (AS) telah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan sarana representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan disuatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Imbas the U.S. subprime mortgage crisis ke perekonomian negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi

I. PENDAHULUAN. karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Amerika Serikat yaitu subprime mortgage yang mengakibatkan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal tidak hanya dimiliki oleh negara-negara industri, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan krisis Subprime Mortgage telah merontokkan Amerika, juga sebagian

I. PENDAHULUAN. fakta-fakta bahwa setiap pasar modal di dunia ini telah tersambung jaringan online

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi

I. PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal dalam hal ini Bursa Efek Indonesi (BEI) memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin terintegrasinya ekonomi domestik dengan ekonomi dunia membuat

BAB I. Pendahuluan. kredit tersebut. Karena Bank Sentral Amerika yang sering di sebut The Fed,

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang

BAB I PENDAHULUAN. semakin bervariasi akan semakin meningkat. Para pemilik atau investor dapat

I. PENDAHULUAN. authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan, 2003). Dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Definisi Indeks LQ Kriteria Indeks LQ45

I. PENDAHULUAN. yang sangat mengesankan. Hal ini terlihat dari kenaikan indeks harga sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. dimana pasar modal dapat menunjang ekonomi negara yang bersangkutan. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. perumahan (subprime mortgage default) di Amerika serikat. Krisis ekonomi AS

BAB 1 PENDAHULUAN Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal modal merupakan tempat di mana saham maupun surat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi dilakukan oleh para pemilik dana, yang bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. proses globalisasi. Begitu pula halnya dengan pasar modal Indonesia, melalui

I. PENDAHULUAN. sangat mengesankan. Hal ini terlihat dari kenaikan indeks harga saham-saham

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membeli Dolar. Situasi tersebut menimbulkan lebih banyak tekanan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ikut berperan serta membantu memutar kembali roda. perusahaan untuk menjalankan dan mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia menunjukkan perkembangan yang luar biasa beberapa tahun

Kosep Dasar: Saham Arum H. Primandari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

I. PENDAHULUAN. Berinvestasi saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian orang yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini membuktikan semakin berkembangnya dunia investasi yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. atau pasar modal yaitu Bursa Efek Jakarta ( Jakarta Stock Exchange ) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor

I. PENDAHULUAN. Kegiatan investasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam. kemajuan perekonomian suatu negara. Krisis moneter pada tahun 1997

DEWI WULAN HANDAYANTI B

I. PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah memasuki era globalisasi yang memberikan pengaruh

I. PENDAHULUAN. Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

I. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara ekonomi terkuat di dunia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini, hampir semua negara menaruh perhatian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara dan sarana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya dipasar

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian modern dan era globalisasi saat ini pasar modal di suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara tetangga, perekonomian Indonesia di tahun 2012 telah tumbuh sebesar

BAB I PENDAHULUAN. senior terbesar ke 4 di Amerika Serikat menjadi awal dari drama krisis

Rikas Dwi Cahyo¹. ¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika), Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Telkom

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh tingkat pengembalian (return) berupa deviden dan capital gain. Investor

I. PENDAHULUAN. tren pertumbuhan yang membaik. Hal ini dilihat dari beberapa indikator ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

BAB I PENDAHULUAN. investor. Hal ini dapat dilihat pada potensi keuntungan investasi di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. ringan pada tahun Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara serta menunjang ekonomi suatu negara ( Parmono, 2001 ).

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Peran manajemen keuangan dalam suatu perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. membuat analisis investasi sebelum menanamkan dananya. Perkembangan instrumen

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal tidak dilakukan dengan cara bertemu langsung antara penjual

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu negara dan sebagai tujuan alternatif investasi yang menguntungkan. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. berdampak kepada Indonesia. Krisis keuangan tersebut disebabkan oleh jatuhnya

BAB I PENDAHULUAN. peringkat investment grade dari lembaga pemeringkat kredit international fitch

BAB I PENDAHULUAN. karena pasar modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan investasi di negara tersebut.kondisi perekonomian suatu. negara yangbertumbuh positif, akan meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. meminimalisasi risiko sesuai dengan hasil dari perdagangan yang telah dilakukan,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan yang penting dalam menumbuhkembangkan perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. penambahan modal kerja (Andi Fauzi, 2009). Pasar modal juga dapat mendorong

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pendanaan dan investasi bagi masyarakat. menyebabkan pertumbuhan pasar modal melambat dan penundaan Initial Public

BAB 1 PENDAHULUAN. hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah saja, partisipasi masyarakat sangat diharapkan untuk ikut aktif melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Semua perusahaan membutuhkan aset untuk kelangsungan operasi

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis keuangan global yang terjadi sejak awal tahun 2007, bermula dari krisis kredit properti (subprime mortgage crisis) di Amerika Serikat (AS) telah memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perekonomian dunia. Ketika kondisi perekonomian negara adidaya seperti AS berubah dan mengalami goncangan, dapat dipastikan memberikan dampak yang luas pada kondisi perekonomian dunia. Pemicu terjadinya subprime mortgage ini diakibatkan lembaga keuangan pemberi kredit di AS menyalurkan kredit kepada penduduk yang sebenarnya tidak layak untuk mendapatkan kredit tersebut. Mereka adalah penduduk dengan latar belakang non-income non-job non-asset (NINJA) yang tidak mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan tanggungan kredit yang mereka pinjam. Kondisi tersebut memicu terjadinya kredit macet di sektor properti. Krisis subprime mortgage pada awalnya hanya berimbas pada sektor properti dan pasar modal AS ternyata memberikan dampak yang cukup besar pada lembaga-lembaga keuangan terkemuka, tidak hanya di AS, tetapi juga kawasan Eropa maupun Asia. Krisis tersebut menimbulkan pengeringan likuiditas di pasar keuangan yang mempengaruhi memburuknya kondisi pasar modal global, serta kerugian yang dialami oleh berbagai lembaga keuangan terkemuka seperti Lehman Brothers, Morgan Stanley, Citigroup, dan lain-lain. Lembaga pembiayaan sektor properti pada umumnya meminjam dana hipotek dari pihak lain, termasuk lembaga keuangan. Jaminan yang diberikan oleh

lembaga pembiayaan ini berupa hipotek berbasis surat berharga (Mortgage Back Securuties/MBS), yang dijual di bursa Wall Street kepada lembaga-lembaga investasi dan investor di berbagai negara. Akan tetapi surat utang tersebut disokong oleh jaminan para debitor yang memiliki kemampuan membayar KPRnya relatif rendah. Semakin banyaknya tunggakan kredit properti, lembaga pembiayaan tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada lembaga-lembaga keuangan, sehingga mempengaruhi likuiditas pasar modal maupun perbankan. Pada Tabel 1 terlihat bahwa sejak terjadinya krisis subprime mortgage, berbagai indeks bursa saham global mengalami penurunan hingga Januari 2008. Indeks Bursa Efek New York (Dow Jones Industrial Index) merosot tajam. Awal 2008, indeks Dow Jones berada pada level 13.365,87, maka pada 30 Desember 2008 akibat tidak bergairahnya pasar, indeks tersebut merosot ke level 8.668,39 atau melemah 35,15%. Hal serupa juga terjadi di Cina, indeks Shanghai pada awal tahun 2007 berada di level 5.261,56 merosot ke level 1.832,91 pada 30 Desember 2008 atau melemah 65,16%. Demikian juga di Hongkong, indeks Hangseng turun dari 27.370,60 ke level 14.235,50 atau melemah 47,99%. Kejatuhan bursa saham global juga berpengaruh kepada Bursa Efek Indonesia (BEI). Berbagai harga saham-saham di BEI juga merosot sebagaimana terlihat dari penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG). IHSG pada awal tahun 2008 berada level 2.745,83 merosot ke level 1.355,41 pada 30 Desember 2008 atau melemah 50,64%, akibat kepanikan investor. Pasar modal dunia termasuk Indonesia merasakan gejolak yang sama akibat krisis subprime mortgage, dampaknya mulai terasa sekitar pertengahan tahun 2007. Krisis subprime mortgage di AS langsung berdampak negatif ke 2

pasar modal AS mengakibatkan jatuhnya bursa global. Krisis ini menciptakan Minsky Moment, yaitu suatu kondisi dimana investor terpaksa menjual sahamnya dalam rangka menutup kerugian dana pada portfolio investasi lainnya. Kesalahan investasi (bad mortgage) tersebut dampaknya juga dirasakan oleh para investor di luar AS, termasuk Eropa, Asia, dan Australia, sehingga turut mempengaruhi bursa global secara keseluruhan. Hal ini seiring dengan besarnya kepemilikan hipotik perumahan (housing mortgages) oleh banyak institusi keuangan yang ada di berbagai penjuru dunia (RAPBN-P, 2008). Tabel 1. Perkembangan Kinerja Indeks Bursa Saham Global Tahun 2006-2008 Indeks 2006* 2007* % Perubahan 2006-2007 2008* % Perubahan 2007-2008 Shenzhen Composite Index 550,59 1.447,03 162,81 560,43 (61,27) Shanghai Stock Exchange Composite Index 2.675,47 5.261,56 96,66 1.832,91 (65,16) Indonesia Stock Exchange Composite Index 1.805,52 2.745,83 52,08 1.355,41 (50,64) Mumbai Stock Exchange Sensex 30 13.786,91 20.206,95 46,57 9.716,16 (51,92) Hangseng Index Hongkong 19.964,72 27.370,60 37,09 14.235,50 (47,99) Kuala Lumpur Stock Exchange Composite Index 1.096,24 1.447,04 32,00 881,63 (39,07) Bangkok Stock Exchange of Thailand Index 679,84 858,10 26,22 449,96 (47,56) Philippine Stock Exchange Index 2.982,54 3.621,60 21,43 1.872,85* (48,29) Straits Times Index Singapore 2.985,83 3.445,82 15,41 1.770,65 (48,61) Taiwan Stock Exchange Index 7.823,72 8.396,95 7,33 4.589,04 (45,35) Dow Jones Industrial Average 12.463,15 13.365,87 7,24 8.668,39 (35,15) Nikkei-225 Stock Exchange 17.225,83 15.307,78 (11,13) 8.859,56 (42,12) Keterangan :* 1) Indeks penutupan per tanggal 29 Desember 2006 2) Indeks penutupan per tanggal 28 Desember 2007 3) Indeks penutupan per tanggal 30 Desember 2008 4) Indeks penutupan untuk Philippine SE Index per tanggal 24 Desember 2008 Sumber : Bapepam, Yahoo Finance, dan Bloomberg, 2008 BEI mempunyai berbagai indeks yang digunakan sebagai tolak ukur perdagangan. Indeks yang ada di BEI, antara lain indeks harga saham gabungan (IHSG), indeks sektoral, indeks LQ-45, indeks harga saham individual (IHSI), jakarta islamic index (JII), indeks papan utama, indeks papan pengembang, kompas 100. 3

Dengan adanya krisis keuangan global, berpengaruh terhadap kinerja bursa saham lokal. Pada Tabel 2 terlihat bahwa beberapa indeks lokal mengalami penurunan yang cukup signifikan, seperti indeks LQ-45 serta indeks JII. Setiap tahunnya, nilai kapitalisasi pasar indeks LQ-45 lebih besar dari indeks JII. Tabel 2. Perkembangan Indeks IHSG, LQ45 dan JII dan Nilai Kapitalisasi Pasar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003-2008 Tahun Indeks Kapitalisasi Pasar (Rp milyar) IHSG LQ45 JII BEI LQ45 % JII % 2003 691,90 151,90 102,85 460.366,00 302.956,66 65,81 177.781,89 38,62 2004 1.000,23 217,10 164,03 679.949,10 452.679,00 66,58 263.863,34 38,81 2005 1.162,63 254,35 199,75 801.252,70 592.272,50 73,92 395.649,84 49,38 2006 1.805,52 388,29 307,62 1.249.074,50 929.263,81 74,40 620.165,31 49,65 2007 2.745,83 599,82 493,01 1.988.326,20 1.381.086,13 69,46 1.105.897,25 55,62 2008* 1.355,41 270,32 216,19 1.076.490,53 710.394,70 65,99 428.525,74 39,81 Keterangan: *) Periode per tanggal 30 Desember 2008 Sumber : www.bapepam.go.id, 2008 Melihat kondisi pasar saham yang belum stabil, maka pilihan investasi ditujukan kepada indeks LQ-45. Hal ini dikarenakan indeks ini terdiri atas 45 saham unggulan (blue chip) yang memiliki likuiditas tertinggi dan mempunyai kapitalisasi pasar yang cukup signifikan di BEI. Selain itu emiten tersebut memiliki kondisi keuangan yang baik dan memiliki prospek pertumbuhan. Indeks LQ-45 sering dipergunakan sebagai indeks acuan (benchmark) karena merupakan indeks yang paling dikenal dan selama ini menjadi acuan pelaku pasar modal Indonesia. Kondisi inilah yang menjadi pertimbangan utama untuk memilih indeks LQ-45 menjadi objek penelitian penulis. Objek penelitian ini adalah saham-saham emiten yang masuk sebagai faktor penghitung indeks LQ-45 selama 11 periode penilaian, yaitu dari tahun 2003 sampai dengan 2009 di BEI yang terdiri atas 12 emiten saham. 4

Pasar modal merupakan salah satu lembaga penghimpun dana terbesar kedua setelah perbankan, dan memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga keuangan non perbankan yang mampu mengalokasikan dana masyarakat. Pada dasarnya, pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri. Dengan adanya pasar modal ini, dana-dana masyarakat dapat dihimpun selain perbankan. Bagi perusahaan yang memerlukan dana untuk melakukan ekspansi bisnisnya, mereka dapat memperolehnya dengan berbagai cara. Adanya pasar modal perusahaan dapat menerbitkan sekuritas berupa surat tanda hutang (obligasi) atau surat tanda kepemilikan (saham), tetapi tidak semua perusahaan dapat melakukan hal tersebut. Perusahaan yang dapat menerbitkan saham, obligasi atau bentuk sekuritas lain di pasar modal hanya perusahaan yang telah melakukan IPO (Initial Public Offering). Perusahaan harus mampu meningkatkan nilai perusahaan, sehingga dapat meningkatkan nilai penjualan sahamnya di pasar modal. Apabila diasumsikan investor adalah seorang yang rasional, maka investor tersebut akan memperhatikan aspek fundamental untuk menilai atau mengira-ngira expected rate of return yang akan diperoleh. Menurut Penman dalam Ulupui (2009) menjelaskan bahwa laporan keuangan merupakan sebuah informasi yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan investasi. Manfaat laporan keuangan tersebut menjadi optimal bagi investor apabila investor dapat menganalisis lebih lanjut melalui analisis rasio keuangan. 5

Bagi investor, berinvestasi di pasar modal merupakan kesempatan untuk meningkatkan kekayaannya karena berinvestasi di pasar modal menawarkan tingkat pengembalian yang cenderung lebih tinggi dibandingkan deposito perbankan dan memungkinkan investor untuk memilih investasi sesuai dengan preferensi mereka. Dalam berinvestasi di pasar modal, mengukur keuntungan dan risiko investasi merupakan kewajiban yang sangat penting karena keuntungan dan risiko investasi dalam kondisi yang tidak pasti. Hukum dasar investasi adalah high return-high risk. Artinya semakin besar tingkat keuntungan maka semakin besar pula tingkat risiko yang ditanggung. Hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau sering disebut risiko. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukannya. Dalam keadaan seperti ini investor menghadapi risiko dalam investasi yang dilakukannya, yang sering dilakukan para investor adalah melakukan perkiraan berapa keuntungan yang diharapkan dari investasinya, dan seberapa jauh hasilnya akan menyimpang dari hasil yang diharapkan. Satu saran bijak yang dikenal luas para investor adalah jangan meletakkan telur dalam satu keranjang, artinya perlu adanya diversifikasi/portofolio investasi agar tidak berhadapan dengan risiko tunggal. Langkah diversifikasi tidak hanya untuk menghindari risiko investasi tetapi juga untuk membentuk portofolio yang efisien dan optimal agar dapat memberikan keuntungan yang tinggi. Investor sering kali menghadapi kesempatan invetasi yang berisiko, pilihan investasi tidak dapat hanya mengandalkan pada tingkat keuntungan yang 6

diharapkan. Bagi investor yang menyukai risiko(risk seeking), saham-saham yang mereka pilih adalah saham-saham yang memiliki risiko yang tinggi agar mereka mendapatkan return yang tinggi pula. Sebaliknya, bagi investor yang tidak menyukai risiko (risk averse), saham-saham yang mereka pilih adalah sahamsaham yang memiliki risiko yang rendah agar mereka mendapatkan return yang rendah. Apabila investor tersebut bersifat risk averse, maka tentunya mereka akan lebih menyukai investasi yang bebas risiko. Bagi mereka, return yang pasti akan lebih disukai dibandingkan dengan return yang diharapkan, apabila keduanya sama nilainya. Mereka akan berusaha menghilangkan risiko dengan cara apapun, sebaliknya risiko tidak dapat dihilangkan sepenuhnya, melainkan hanya dapat dikurangi dengan cara mengkombinasikan atau mendiversifikasikan investasinya pada lebih dari satu jenis saham dengan expected rate of return dan risiko sebagai pertimbangan, maka terbentuklah portofolio yang optimal dan efisien. 1.2 Perumusan Masalah Dampak dari krisis subprime mortgage di AS pertengahan tahun 2007 sangat besar. Beberapa lembaga keuangan dunia mengalami kebangkrutan, membuat para investor global panik dan menarik dana investasinya di pasar keuangan global serta simpanan mereka dari perbankan, akibatnya terjadi pengeringan likuiditas di berbagai pasar keuangan dunia. Ditandai jatuhnya indeks bursa saham global, mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hal serupa terjadi di BEI, berbagai indeks saham mengalami penurunan yang cukup signifikan. Ditandai dengan melemahnya berbagai indeks saham, 7

akibat dampak dari krisis kuangan global. Akibat gejolak krisis ekonomi global tersebut, turut mempengaruhi berbagai kinerja investasi. Para investor dihadapkan pada berbagai jenis investasi yang dapat menarik perhatiannya. Pada umumnya semua jenis investasi mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Investor tidak dapat mengetahui secara pasti return yang akan diperoleh dari investasi tersebut. Dengan tetap adanya risiko melemahnya indeks bursa saham global, dalam kurun waktu yang tidak dapat ditentukan, investor harus memilih emiten-emiten yang lebih likuid. Para investor harus tetap mempunyai portofolio yang terdiversifikasi, dengan alokasi aset yang sesuai untuk masing-masing individu aset agar mamenuhi tujuan invesatasi. Investor yang realistik akan menanamkan investasi tidak hanya pada satu jenis investasi, akan tetapi mereka akan melakukan diversifikasi pada berbagai investasi atau dalam bentuk portofolio dengan mengharapkan tingkat return tertentu dan tingkat risiko seminimum mungkin. Diversifikasi dilakukan dengan portofolio optimal, return diperoleh dengan melakukan diversifikasi pada berbagai investasi, dengan sekuritas tertentu yang memiliki return yang tinggi. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pembentukan portofolio optimal saham-saham yang terpilih dari kelompok LQ-45? 2. Bagaimanakah kinerja dari portofolio saham tersebut bila diukur dengan menggunakan metode indeks Sharpe, indeks Treynor serta indeks Jensen? 8

3. Bagaimana kinerja keuangan diantara perusahaan yang terpilih dari kelompok LQ-45 yang digambarkan dalam rasio rentabilitas dan rasio leverage untuk periode tahun 2006-2008? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis pembentukan portofolio optimal saham-saham yang terpilih dari kelompok LQ-45. 2. Menganalisis kinerja dari portofolio saham tersebut bila diukur dengan menggunakan metode indeks Sharpe, indeks Treynor serta indeks Jensen. 3. Menganalisis kinerja keuangan perusahaan terpilih dari kelompok LQ-45 yang digambarkan dalam rasio rentabilitas dan rasio leverage untuk periode tahun 2006-2008. 4. Merumuskan saran bagi para investor di pasar modal Indonesia. 9

UNTUK SELENGKAPNYA TERSEDIA DI PERPUSTAKAAN MB IPB 10